• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Secara umum, pasar modal merupakan suatu sistem keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Secara umum, pasar modal merupakan suatu sistem keuangan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu indikator pengukuran pertumbuhan perekonomian negara tersebut. Secara umum, pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi dan didalamnya diperdagangkan keseluruhan surat-surat berharga perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal tersebut (Sunariyah, 2000:4). Penjualan saham menjadikan kepemilikan perusahaan tidak dapat dibatasi, karena siapapun dapat memiliki saham suatu perusahaan yang beredar di pasar modal.

Calon investor yang ingin menanamkan dananya memerlukan berbagai pertimbangan salah satunya pertimbangan yang berbasis informasi yang bersumber dari dalam perusahaan (internal) maupun yang berasal dari luar perusahaan (eksternal). Dari dalam perusahaan berupa laporan keuangan yang merupakan laporan pertanggungjawaban perusahaan berdasarkan prinsip akuntansi yang berterima umum, kebijakan perusahaan dan juga strategi bisnis yang diterapkan. Sedangkan informasi yang berasal dari eksternal perusahaan yaitu peraturan pemerintah, situasi ekonomi negara maupun kondisi politik. Informasi ini yang dijadikan dasar oleh para calon investor untuk mengambil keputusan melalui model dan menginterpretasikan nilai perusahaan sekarang maupun di masa depan.

(2)

2

Saham baru dapat ditawarkan dengan berbagai macam cara diantaranya yaitu dijual langsung kepada pemegang saham yang sudah ada, dijual kepada karyawan perusahaan dalam arti luas melalui ESOP, penambahan saham melalui dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan), dijual langsung kepada pembeli tunggal, secara privat (private placement), serta ditawarkan kepada publik (Jogiyanto, 2000). Employee Stock Option Plan (ESOP) merupakan suatu program kepemilikan saham oleh karyawan perusahaan melalui penerbitan opsi, dan karyawan pemegang opsi dapat membeli saham perusahaan dengan harga yang sudah disepakati pada saat opsi jatuh tempo. Dalam ESOP terdapat bentuk kopensasi. Kompensasi dipahami sebagai imbalan atau timbal balik yang diberikan kepada karyawan dan manajer oleh pemilik perusahaan. Bagi karyawan besarnya kompensasi yang diperoleh sebesar perbedaan nilai antara nilai pasar saham saat eksekusi dengan nilai referensi yaitu eksekusi yang ditentukan saat pengumuman. Adanya pemberian kompensasi dari pemilik perusahaan bertujuan untuk mengurangi konflik kepentingan pribadi manajemen. Kompensasi inilah yang mendorong karyawan untuk berkinerja agar nilai perusahaan meningkat di mata investor. Kinerja akan tercermin dalam informasi laba yang sering disebut dengan laba akuntansi. Mehran, (1995). Menyatakan bahwa kinerja yang dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas

Tujuan pengadopsian ESOP oleh perusahaan sangat berkaitan dengan motivasi dalam peningkatan komitmen dan produktvitas karyawan. ESOP memberikan suatu insentif berupa saham kepada karyawan. Insentif tersebut

(3)

3

diharapkan memberikan dampak positif berupa motivasi dan peningkatan komitmen karyawan, yang pada akhirnya memberikan peningkatan produktivitas dan profitabilitas pada perusahaan. Selain itu, implementasi ESOP memiliki beberapa manfaat strategis. ESOP mampu mempertahankan karyawan yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan perusahaan, meningkatkan cash flow, meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, meminimalisir konflik kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent), mengantisipasi kemungkinan perpindahan kepemilikan, dan juga meningkatkan nilai perusahaan lewat pengembalian saham (Anwar dan Baridwan, 2006).

ESOP bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan. Hubungan ESOP dengan kinerja perusahaan dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Teori keagenan menyebutkan adanya agency cost yang merupakan biaya yang terjadi karena pemegang saham mempercayakan perusahaan kepada manajer untuk mengatur jalannya perusahaan sehingga dapat memaksimumkan pengembalian (Pugh, 2000). Salah satu alternatif untuk mengurangi agency cost adalah dengan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen. Dengan begitu manajer akan dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil. Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976).

Terjadi perdebatan argumentasi mengenai hubungan kepemilikan saham oleh karyawan dan kinerja perusahaan. Di satu sisi, kepemilikan dapat membuat kinerja perusahaan menurun, misal, Blasi et.al., (1996) dalam Mchugh (2005) menyatakan bahwa karyawan secara individu akan melalaikan kompensasi yang

(4)

4

dirancang ini karena pemberian kompensasi ini menggunakan sistem kelompok. Jensen dan Meckling (1976) juga menambahkan bahwa kepemilikan saham oleh karyawan akan memutarbalikan fungsi perusahaan, dan mengurangi motivasi kerja karena penangguhan kompensasi. Namun Pugh (2000) menyebutkan bahwa aspek keuangan yang lebih baik dari karyawan/pemilik karena ESOP mungkin dapat menguatkan insentif manajer untuk membuat keputusan yang terbaik demi kepentingan karyawan/pemiliknya. Kemungkinan pekerja juga dapat secara langsung meningkatkan profitabilitas melalui produktifitas tenaga kerja. Secara tidak langsung ESOP juga akan meningkatkan efisiensi manejemen. Hal ini didukung dengan penelitian Iqbal (2001) yang menyatakan bahwa kepemilikan karyawan mendorong peningkatan kinerja perusahaan apabila terdapat peningkatan signifikan terhadap harga sahamnya.

Sebagai suatu bentuk inovasi bisnis dan diaplikasi sebagai suatu kebijakan dalam rangka menciptakan nilai perusahaan (firm values) program opsi saham memberikan harapan. Alasannya adalah, baik opsi saham maupun saham perusahaan yang dimiliki oleh para eksekutif, memberikan insentif kepada mereka untuk menjalankan fungsi internal monitoring (Chen dan Steiner, 2000). Tapi dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan go public mendorong prilaku opportunistic manajemen melalui manajemen laba karena disadarinya hubungan antara informasi laba dengan prediksi harga saham.

Asyik (2005) menemukan bahwa para eksekutif perusahaan yang mengadopsi ESOP melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan jumlah laba (income decreasing) yang dilaporkan menjelang hibah opsi saham dan

(5)

5

melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan jumlah laba (income increasing) yang dilaporkan setelah hibah opsi dilakukan. Tindakan eksekutif tersebut mengarah pada potensi keuntungan (selisih harga) atau expected return yang disebut dengan nilai intrinsik opsi saham. Dengan menerima hibah opsi saham para eksekutif sudah merasa ikut memiliki perusahaan dan berusaha meningkatkan potensi kepemilikannya dengan mempengaruhi harga pasar saham perusahaan setelah hibah dilakukan melalui informasi laba akuntansi. Tindakan eksekutif tersebut sekaligus menunjukkan bahwa opsi saham mulai memiliki nilai setelah opsi saham dihibahkan. Fenomena yang sama juga terjadi pada peristiwa pengumuman ESOP. Terdapat beberapa tanda yang mendukung perilaku eksekutif untuk melakukan manajemen laba sebelum dan sesudah pengumuman ESOP, yaitu jumlah opsi saham yang akan dihibahkan sudah diputuskan dan para eksekutif perusahaan juga sudah mendapatkan kontrak harga saham, dan terdapat fenomena bahwa eksekutif perusahaan termotivasi untuk meningkatkan potensi keuntungan yang melekat pada harga saham yang sudah disepakati.

Kesempatan manajer untuk memanipulasi laporan keuangan dapat diminimalisir dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang berkaitan dengan arus kas dan nilai perusahaan. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajer untuk melakukan modifikasi laba atau yang dikenal dengan manajemen laba. Tindakan manajemen laba (earnings management) saat ini menjadi isu sentral dan merupakan fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melaporkan mengenai maraknya pelanggaran yang terjadi di pasar modal dari tahun 2002 hingga bulan Maret

(6)

6

2013. Penerapan manajemen laba ini dapat diminimalisir dengan penerapan konsep good corporate governance.

Konsep good corporate governance muncul karena terdapat skandal yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Inggris pada tahun1950-an. Konsep GCG mengindikasikan adanya keterbatasan dari teori keagenan dan menjadi lanjutan dari teori keagenan (Darmawati dalam Setyaningrum, 2013). Isu mengenai GCG di Indonesia mulai mengemuka saat Indonesia menderita krisis berkepanjangan sejak tahun 1998. Maka sejak saat itu, pemerintah dan investor mulai memberikan perhatian pada penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Salah satu fungsi ESOP menurut Graskamp (Media Akuntansi edisi Mei 2000: 48) adalah menunjang terjadinya GCG. Hal ini dikarenakan karena terdapat salah satu mekanisme dalam GCG yaitu kepemilikan manajerial, dan ESOP adalah salah satu bentuk dari kepemilikan manajerial. Adanya kepemilikan manajerial ini menjadikan karyawan memiliki dua peran yaitu sebagai pekerja serta pemilik perusahaan. Ini akan berdampak pada karyawan tidak melihat lagi pada laba yang diperoleh perusahaan namun juga bagaimana citra perusahaan di mata publik.

Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat diminimalisir melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan pemilik/pemegang saham dengan kepentingan manajer dengan cara memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Moh’d et al. dalam Pratana dan Mas’ud

(7)

7

(2003) menyatakan bahwa investor institusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi manajer untuk mengatur laba menjadi berkurang.

Dechow et al. (1996) dan Beasly (1996) menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan pelaporan keuangan. Mereka menemukan bahwa ukuran dan independensi dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan keuangan. Selain peran monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris independen, diperlukan komite audit. Komite audit mempunyai tanggung jawab mengawasi laporan keuangan hasil audit dan memonitor sistem pengendalian internal (SPI) untuk meminimalisir sifat oportunis pihak manajemen yang melakukan praktik manajemen laba (Budi S., 2009).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh manajemen laba pada harga eksekusi ESOP?

2) Bagaimana bentuk moderasi good corporate governance terhadap pengaruh manajemen laba pada harga eksekusi ESOP?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(8)

8

1) Mendapatkan bukti empiris pengaruh manajemen laba pada harga eksekusi ESOP.

2) Mendapatkan bukti empiris moderasi good corporate governance terhadap pengaruh manajemen laba pada harga eksekusi ESOP.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat atau kegunaan teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberi dukungan pada teori keagenan dengan manjemen laba, serta dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya khususnya mengenai praktik manajemen laba terhadap harga eksekusi ESOP dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. 2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan oleh beberapa pihak, antara lain:

a. Manajemen

Dapat dijadikan pertimbangan dalam pengungkapan informasi yang berkaitan dengan harga eksekusi program opsi saham.

b. Investor

Dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di suatu perusahaan yang berhubungan dengan harga

(9)

9

pasar saham yang dipengaruhi manajemen laba karena adanya pelaksanaan ESOP.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Secara garis besar, isi dai masing-masing bab tersebut digambarkan sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penelitian

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, yang meliputi Teori Agen, Manajemen Laba, Gambaran Umum Employee Stock Option Plan, dan Good Corporate Governance. Dalam bab ini juga diuraikan pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini, serta rumusan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi lokasi dan objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional

(10)

10

variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis yang digunakan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan demikian, pada embrio bersel delapan yang dipandang dari kutub animal (bagian atas) tersebut, keempat blastomer yang dekat dengan kutub animal lebih

Taman Pendidikan Al-Qur’an Madinatu Taqwa merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan agama Islam, lembaga ini adalah sebagai salah satu sarana

datang untuk meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode Markov Chain untuk memprediksi penggunaan situs belanja online.. Rantai Markov

Jarak genetik digunakan untuk melihat kedekatan hubungan genetik antar individu badak Sumatera dan spesies badak lain melalui penggunaan analisis perhitungan Pairwie Distance

Dari model sistem yang dilinierisasi tersebut diperoleh persamaan keadaan untuk sistem tenaga listrik IEEE 14 Bus 5 mesin, dan dapat digunakan metoda dengan pendekatan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hubungan jangka pendek variabel investasi transportasi dan infrastruktur angkutan jalan raya yang signifikan

- Batas bawah : terletak pada tepi atas kartilago tiroidea, batas ini berubah bila didapatkan pembesaran kelenjar leher, yaitu 1 cm lebih rendah dari kelenjar yang teraba. Lapangan