• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP PEMOTRETAN Planning & Timetable Bulan Februari Februari 2010 Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP PEMOTRETAN Planning & Timetable Bulan Februari Februari 2010 Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Petra 48

3. KONSEP PEMOTRETAN

3.1. Planning & Timetable 3.1.1 Bulan Februari

Februari 2010

Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

Tabel 3.1.1 Tabel Bulan Februari Keterangan :

- 20 Februari – 24 Februari 2010 : Pencarian data verbal dan visual serta literatur

- 26 Februari 2010 : Pengajuan proposal kerja sama pada Rever Make Up and Hair Academy.

- 27 – 28 Februari 2010 : Pembuatan sketsa konsep Make Up dan Hair do untuk tata rias model.

(2)

Universitas Kristen Petra 49

3.1.2 Bulan Maret

Maret 2010

Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 31

Tabel 3.1.2. Tabel Bulan Maret Keterangan :

- 1 Maret 2010 : Pengajuan konsep rancangan Make Up dan Hair do bunga Melati dan Kamboja pada Rever.

- 5 Maret – 8 Maret 2010 : Persiapan Pra Produksi

- 10 Maret 2010 : Pengajuan sisa Konsep rancangan Make Up dan Hair do pada Rever.

Make Up dan pemotretan bunga Melati dan bunga Kamboja Make Up Rever (09.30 – 13.30)

Pemotretan sesi I (14.00 - 18.00) - 12 Maret – 17 Maret 2010 : Persiapan Pra Produksi

- 18 Maret 2010 : Make Up dan pemotretan bunga Anggrek bulan, Rafflesia, dan Teratai

Make Up Rever (09.30 – 13.30) Pemotretan sesi II (14.00 - 20.00)

- 19 Maret 2010 : Make Up dan pemotretan bunga Kana, Krisan, dan Mawar Make Up Rever (09.30 – 13.30)

(3)

Universitas Kristen Petra 50

- 23 Maret 2010 : Make Up dan pemotretan bunga Soka dan Sedap Malam Make Up Rever (09.30 – 13.30)

Pemotretan sesi IV (14.00 - 18.00)

- 26 Maret 2010 : Asistensi hasil Pemotretan sesi I – sesi IV dan pemilihan foto yang akan digunakan dari pemotretan sesi I – sesi IV

- 29 Maret 2010 : Make Up dan pemotretan bunga Gladiol Make Up Jeje Lynn (09.30 – 13.30) Pemotretan sesi V (14.00 – 16.00)

3.1.3 Bulan April April 2010

Sen Sel Rab Kam Jum Sab Ming

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

Tabel 3.1.3. Tabel Bulan April

Keterangan :

- 5 April 2010 : Asistensi Foto dan Pemilihan foto Final - 6 April – 12 April 2010 : Asistensi editing foto

- 14 April 2010 : Asistensi foto Final siap cetak

3.2. Konsep Pemotretan

Dalam “ Indonesian Flowers ” konsep visualisasi yang ingin ditonjolkan adalah keindahan, keunikan, dan nuansa dari masing – masing bunga Indonesia yang hendak diangkat. Keindahan dan keunikan bunga ini disajikan

(4)

Universitas Kristen Petra 51

melalui kecantikan tata rias make up, hair do, pose, dan karakter dari setiap bunga. Di mana masing – masing bunga tersebut disajikan sebagai aksentuasi dan aksesoris dari setiap pemotretan.

Pemotretan dilakukan dengan pengambilan gambar medium shot dan close up sesuai dengan pemotretan Beauty Shot yang hendak menampilkan keindahan make up dan hair do dengan bunga sebagai aksentuasi dari setiap visualisasi tersebut.

3.2.1. Konsep “The Pure White Jasmine “

Bunga Melati atau Jasmine, berwarna putih bersih dan memiliki arti yang suci hingga ditetapkan oleh Presiden Soeharto sebagai lambang bangsa Indonesia dan menjadi Puspa Bangsa dan memiliki keterikatan yang erat dengan kebudayaan masyarakat Indonesia dan hal ini tampak dari pengaplikasian bunga Melati sebagai hiasan atau ornamen dalam pernikahan tradisionil. Selain dalam pernikahan bunga Melati juga sering digunakan dalam upacara adat, penyedap teh, dan aroma terapi. Karena itu, diangkatlah konsep The Pure White Jasmine yang ingin menonjolkan sisi bersih dan suci dari bunga Melati.

3.2.1.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Pure White Jasmine”

Gambar 3.1 konsep tata rambut Gambar 3.2. Konsep tata rias

(5)

Universitas Kristen Petra 52

Konsep pemotretan Beauty shot “The Pure White Jasmine”, ingin menampilkan sisi pure yang ada dalam makna bunga Melati atau bunga Jasmine. Karena itu dalam pemotretan pencahayaan yang digunakan menggunakan sistem High Key. Pencahayaan digunakan 4 lampu soft box yang menyinari model dari sisi kanan dan kiri serta menyinari background di sisi kanan kiri sehingga dapat dihasilkan foto dengan background yang benar – benar putih dan tidak ada bayangan yang mengganggu pada wajah model.

Peralatan :

4 buah lampu dengan softbox

(6)

Universitas Kristen Petra 53

3.2.1.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Pure White Jasmine”

Gambar 3.4. Hasil Pemotretan “The Pure White Jasmine”

3.2.1.4. Analisis pemotretan Beauty Shot “The Pure White Jasmine”

Model : Priska S

Make Up : Ellen Sagita jaya @ Rêver Hair do : Ade Lady @ Rêver

Meliyanti @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /18

Hasil pemotretan ini tidak memiliki kendala teknis yang berarti. Untuk aksesoris pada rambut dan tatanan rambut pada foto yang dihasilkan juga sudah dirasa sangat baik dan menarik. Sedangkan kain putih yang digunakan untuk aksesoris juga sesuai dan mendukung konsep yang “pure” yang ingin ditonjolkan. Pengaturan Lighting yang dilakukan tidak membawa kendala yang berarti karena

(7)

Universitas Kristen Petra 54

model bebas bergerak dengan pencahayaan yang tidak terlalu berubah atau berbeda pada hasil akhirnya.

3.2.2. Konsep “The Mystic Andenium”

Bunga Kamboja atau Adenium yang berwarna putih dan kekuningan adalah varietas kamboja asli Indonesia. Dan varietas ini sering ditemui tumbuh di kuburan, sehingga membangkitkan kesan seram dan angker bagi masyarakat Jawa. Selain itu bunga Kamboja ini juga digunakan dalam ritual-ritual kepercayaan atau sesajen yang diberikan pada dewa. Karena itu dibuatlah konsep ”The Mystic Andenium” yang berusaha menonjolkan sisi misterius, seram, dan gelap. Sesuai dengan keterkaitannya dalam kepercayaan mistis masyarakat Indonesia.

3.2.2.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Mystic Andenium”

(8)

Universitas Kristen Petra 55

3.2.2.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

2 Lampu dengan Barndoor 1 Lampu dengan Softbox 2 Filter warna merah dan kuning menempel pada Barn door

Gambar 3.7 konsep Pencahayaan The Mystic Andenium

Konsep pemotretan Beauty shot “The Mystic Andeniu”m ingin menampilkan sisi mistis, misterius, dan menakutkan dari bunga kamboja, yang menurut masyarakat Jawa dikenal sebagai bunga yang sering tumbuh di pemakaman. Untuk menampilkan sisi berbeda dan terkesan mistis digunakan sistem Low Key dan background berwarna gelap sedangkan pencahayaan digunakan 2 filter berwarna merah dan kuning di arahkan pada model di sisi kanan kiri, dan digunakan lampu soft box yang menyinari dari atas model.

(9)

Universitas Kristen Petra 56

3.2.2.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Mystic Andenium”

Gambar 3.8. Hasil Pemotretan “The Mystic Andenium”

3.2.2.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Mystic Andenium” Model : Fiona Sari

Make Up : Melly Gunawan @ Rêver Hair do : Michelle Mulyono @ Rêver

Ida Novita @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini mengalami Kendala yang cukup sulit diatasi. Karena penggunaan lighting Main light dan Fill-in kedua lampunya menggunakan filter warna dan diatur untuk jatuh di kedua sisi tubuh dan wajah model. Karena pengaturan itu, terjadi keterbatasan gerak dan pose dari model. Jika model berubah gerak dan posisi secara ekstrim, lampu akan jatuh di posisi

(10)

Universitas Kristen Petra 57

yang salah dan kurang cocok bagi pencahayaan model. Karena konsep Adenium atau bunga Kamboja yang hendak diangkat adalah bunga yang memiliki kesan angker dan cenderung mistis karena banyak tumbuh di makam orang Jawa, maka dipilihlah lighting dan background yang terkesan Low Key.

3.2.3. Konsep The Moon “Charming“ Orchid

Anggrek Bulan adalah salah satu varietas dari bunga Anggrek yang tersebar meluas di Indonesia dan memiliki warna dan bentuk yang indah hingga memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Karena keindahannya yang membawa kesan anggun dan menaawan banyak orang, bunga ini ditetapkan oleh Presiden Soeharto sebagai Puspa Pesona, salah satu dari tiga puspa di Indonesia yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Karena itu konsep yang diangkat untuk bunga ini adalah “The Moon “Charming” Orchid ” dan berusaha menonjolkan kecantikan dan keunikan bunga yang elegan ini.

3.2.3.1. Konsep tata rias dan tata rambut The Moon “Charming“ Orchid

(11)

Universitas Kristen Petra 58

3.2.3.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

2 Lampu dengan Barndoor 1 Lampu dengan Softbox 1 filter warna biru menempel di Barndoor yang menerangi Background

Gambar 3.11 konsep pencahayaan The Moon “Charming ” Orchid

Konsep pencahayaan The Moon “Charming ” Orchid ingin menonjolkan kecantikan dan keindahan Anggrek Bulan yang menjadi puspa pesona bangsa Indonesia. Karena itu digunakan lampu soft box di sisi kiri depan model dan lampu barn door di sisi kiri model sehingga dapat menampilkan bunga anggrek bulan yang menjadi aksentuasi di sisi model. Sedangkan untuk background digunakan lampu barn door dengan filter berwarna biru untuk memberikan kesan suasana yang lebih sesuai dan membuat background tidak terkesan flat atau datar dan polos.

(12)

Universitas Kristen Petra 59

3.2.3.3. Hasil pemotretan Beauty Shot The Moon “Charming“ Orchid

Gambar 3.12. Hasil Pemotretan The Moon “Charming“ Orchid

3.2.3.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot The Moon “Charming“ Orchid

Model : Sianly

Make Up : Sylvia @ Rêver Hair do : Eva @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Hasil pemotretan ini kurang memiliki kendala teknis yang berarti. Dalam proses pemotretan foto ini pengaturan Main Light berada di sisi kiri model sehingga dalam pose dan pemotretan model diatur sehingga menghadap ke sisi kiri

(13)

Universitas Kristen Petra 60

sehingga cahaya yang jatuh pada model terasa lebih terang. Sedangkan lampu backround yang menggunakan filter biru diatur agar pencahayaan yang ada menjadi lebih menarik dan tidak terkesan kosong. Sedangkan angle pemotretan dilakukan lebih hati-hati agar lampu background tidak ikut terpotret.

3.2.4. Konsep “The Enduring Rafflesia Arnoldi”

Bunga Rafflesia Arnoldi memiliki ukuran bunga terbesar di dunia dan hanya ada di Bengkulu, Sulawesi Utara. Karena itu bunga ini ditetapkan sebagai Puspa Padma, salah satu dari tiga Puspa yang ditetapkan oleh presiden Soeharto. Dipilih Padma, karena bunga ini memiliki ukuran yang sangat besar. Keunikan yang lain dari bunga ini adalah bunga ini tidak memiliki akar, batang, dan daun. Bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap untuk mengundang serangga yang akan menjadi mangsanya. Karena itu konsep yang diangkat adalah “The Enduring Rafflesia Arnoldi” yang memiliki kesan kuat, unik, dan gelap, berbeda dengan bunga pada umumnya yang lebih lemah dan terkesan lembut dan rapuh.

3.2.4.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Enduring Rafflesia Arnoldi”

Gambar 3.13 konsep tata rias dan rambut Gambar 3.14. Konsep tata ria 3.2.4.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

(14)

Universitas Kristen Petra 61

Peralatan :

3 Lampu dengan Barndoor 1 Lampu dengan Softbox 1 Filter warna merah menempel pada Barn door yang menerangi Background

Gambar 3.15. Konsep Pencahayaan The Enduring Rafflesia Arnoldi

Konsep pencahayaan Beauty shot “The Enduring Rafflesia Arnoldi” terkesan lebih keras dan sedikit dramatis sehingga digunakan lampu dengan barn door di sisi kanan dan kiri model sedangkan dari sisi atas digunakan lampu soft box untuk menerangi kepala model, karena aksentuasi bunga Rafflesia di sisi atas kiri model dan warna rambut model yang memang menggunakan warna coklat dan merah agar sesuai dengan konsep bunga Rafflesia. Sedangkan untuk background digunakan background berwarna hitam dengan diterangi lampu dengan barn door yang menggunakan filter merah sehingga menampilkan suasana yang lebih misterius dan berani agar sesuai dengan kesan bunga Rafflesia yang berbeda dengan bunga lainnya.

(15)

Universitas Kristen Petra 62

3.2.4.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Enduring Rafflesia Arnoldi”

Gambar 3.16. Hasil Pemotretan The Enduring Rafflesia Arnoldi

3.2.4.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Enduring Rafflesia Arnoldi”

Model : Jessica SS Make Up : Erby @ Rêver Hair do : Meliyanti @ Rêver

Julinar @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /16

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini tidak memiliki kendala teknis yang terlalu berarti, karena peletakan soft box di sisi atas model sehingga model sebisanya tidak menghadap ke bawah. Sedangkan kendala yang lain adalah aksesoris bunga Rafflesia yang berada di sisi kiri atas model. Sehingga pengambilan angle yang terlalu bawah atau ketika model menghadap terlalu ke atas, bunga yang menjadi aksentuasi utama akan kurang terlihat. Sehingga pemotretan diatur sedemikian

(16)

Universitas Kristen Petra 63

rupa sehingga tidak menghalangi bentuk dari bunga dan pencahayaan dapat jatuh dengan baik di wajah dan rambut model.

3.2.5. Konsep Bunga “The Persistant Lotus”

Bunga teratai atau juga disebut bunga Lotus, memiliki warna yang cerah dan menarik dengan bentuknya yang khas yaitu daunnya yang membulat dan bunganya yang mekar membulat. Bunga ini menjadi simbolis penting dari ajaran agama Budha, salah satu agama yang diakui dan dianut masyarakat. Bahkan pokok pelajaran agama Budha menghendaki agar manusia dapat seperti bunga Teratai, walaupun berada di atas lumpur namun dapat tetap bersih dan indah. Dan hendaknya manusia dapat mengatasi segala percobaan yang dialaminya dan dapat menghindarkan diri dari godaan duniawi yang sesat. Karena itu konsep yang hendak diangkat adalah “The Persistant Lotus” sesuai dengan gambaran bunga Teratai yang indah dan ceria serta memunculkan sisi yang polos dan murni terlepas dari sisi gelap duniawi.

3.2.5.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Persistant Lotus”

(17)

Universitas Kristen Petra 64

3.2.5.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

3 Lampu dengan Barn door 1 Lampu dengan SoftBox

1 Filter warna kuning menempel di barn door yang menerangi background

. Gambar 3.19 konsep Pencahayaan The PErsistant Lotus

Konsep pencahayaan Beauty shot “The Persistant Lotus” menggunakan High Key. Background yang digunakan berwarna merah muda dengan diterangi lampu barn door dengan filter berwarna kuning agar dapat lebih menonjolkan warna yang lebih menarik dan colorfull yang sesuai dengan warna bunga Teratai. Sedangkan untuk model digunakan soft box di sisi kanan depan dan barn door di sisi kiri dan kanan belakang.

(18)

Universitas Kristen Petra 65

Gambar 3.20. Hasil Pemotretan The Persistant Lotus

3.2.5.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Persistant Lotus”

Model : Helga

Make Up : Lidya @ Rêver Hair do : Ade Lady @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini mengalami Kendala yang cukup sulit diatasi. Karena hair do dari model yang ditata ke atas membentuk kelopak tertai yang membuka lebar mudah turun. Sehingga cukup mengganggu pemotretan yang dilakukan untuk membenarkan posisi rambut. Sedangkan untuk proses pemotretan dari segi Lighting tidak membawa kendala yang menyulitkan. Hanya pengaturan angle yang dilakukan lebih berhati-hati sehingga lampu background tidak ikut terpotret dalam foto yang dihasilkan.

(19)

Universitas Kristen Petra 66

3.2.6. Konsep “The Oriental Chrysanthemum”

Bunga Krisan berasal dari China dan dikembangkan di Jepang, namun bunga ini ternyata sesuai dengan iklim di Indonesia dan dapat tumbuh dengan mudah. Selain bentuknya yang indah, bunga ini juga memiliki manfaat sebagai tanaman hias dan teh bunga Krisan yang mampu menyembuhkan panas dalam dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan dibuat the dalam kemasan kaleng untuk memudahkan masayarakat mengkonsumsinya. Bunga ini memiliki kesan yang sarat oriental dan terkesan Cina. Sehingga konsep yang diangkat adalah “The Oriental Chrysanthemum” yakni menonjolkan sisi oriental dari bunga yang memang berasal dari Cina ini.

3.2.6.1. Konsep tata rias dan tata rambut bunga “The Oriental Chrysanthemum”

Gambar 3.21. konsep tata rambut Gambar 3.22. Konsep tata rias

(20)

Universitas Kristen Petra 67

Peralatan :

1 Lampu dengan Beauty Dish 3 Lampu dengan Barn Door

Gambar 3.23. konsep Pencahayaan The Oriental Chrysanthemum

Konsep pencahayaan Beauty “The Oriental Chrysanthemum” menggunakan High Key. Background yang digunakan berwarna merah dengan diterangi lampu barn door sehingga selain dapat memisahkan antara model dan background juga dapat menimbulkan kesan background tidak flat dan terlalu polos.

(21)

Universitas Kristen Petra 68

3.2.6.3. Hasil pemotretan Beauty Shot bunga Krisan

Gambar 3.24. Hasil Pemotretan The Oriental Chrysantheum

3.2.6.4. Analisis Pemotretan “The Oriental Chrysanthemum” Model : Azalia

Make Up : Lidya @ Rêver Hair do : Ade Lady @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini mengalami Kendala yang cukup sulit, karena kebanyakan hasil foto terasa kurang memuaskan. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan lampu beauty dish yang terkesan terlalu keras sehingga jatuhnya cahaya terlalu terang dan kurang lembut merata.

3.2.7. Konsep “The Mystery Of Rose”

Bunga mawar yang kokoh dalam statusnya sebagai “Queen Of The Rose ” sering digunakan dalam berbagai upacara (pemakaman, pernikahan, dsb ) dan

(22)

Universitas Kristen Petra 69

kebiasaan ( mandi kembang ) masyarakat Indonesia, karena bentuknya yang indah dan wanginya yang harum. Karena itu dibuatlah konsep “The Mystery Of Rose” yang sesuai dengan penggunaan bunga Mawar dalam masyarakat Indonesia yang sering digunakan dalam berbagai upacara, kebiasaan, dan menarik banyak minat dari kaum hawa hingga dapat mempertahankan statusnya sebagai Queen of the Rose

3.2.7.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Mystery Of Rose”

Gambar 3.25 konsep tata rambut Gambar 3.26. Konsep tata rias

3.2.7.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

2 Lampu dengan Barn Door 1 Lampu dengan Beauty Dish

1 Filter warna merah yang menempel di Barn Door yang menerangi background

(23)

Universitas Kristen Petra 70

Gambar 3.27. konsep Pencahayaan The Mystery of Rose

Konsep pencahayaan Beauty shot “The Mystery Of Rose” ingin menonjolkan suasana yang lebih misterius namun juga membawa kesan anggun dan menawan. Sesuai dengan Bunga Mawar yang memang indah namun memiliki duri. Karena itu dalam konsep pencahayaan digunakan sistem Low Key yang dapat menimbulkan kesan misterius, untuk itu warna hitam dipilih sebagai warna background dan diterangi oleh lampu dengan menggunakan barn door dan filter berwarna merah. Sedangkan untuk menerangi model dipilih bauty dish yang menerangi dari atas model sehingga Mawar yang menjadi aksentuasi dari model tidak gelap dan kurang terlihat, selain itu juga digunakan barn door yang dapat menerangi wajah model dengan lebih dramatis. Pemilihan lampu memang sengaja tidak menggunakan soft box karena jatuhnya cahaya terlalu lembut dan kurang menimbulkan kesan dramatis.

3.2.7.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Mystery Of Rose”

(24)

Universitas Kristen Petra 71

3.2.7.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Mystery Of Rose”

Model : Megawati S Make Up : Renny @ Rêver Hair do : Marissa @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaannya, pemotretan ini mengalami kendala yang sedikit menyulitkan. Karena penyinaran lampu beauty dish yang dari atas untuk menonjolkan kesan yang lebih dramatis dan misterius. Karena itu pengambilan posisi model yang paling baik adalah ketika model menghadap ke atas. Sedangkan ketika pose model yang menghadap ke bawah atau miring ke bawah seringkali kurang memunculkan nuansa dramatis yang ada. Sehingga posisi dan gaya model sedikit terbatas.

3.2.8. Konsep “The Soothing Fragrance “

Bunga Sedap Malam memiliki keunikan mekar dan mengeluarkan wangi yang menenangkan di malam hari, dan dapat bertahan selama 10 hari. Karena itu bunga ini sering terlihat menemani dan ikut mengharumkan vihara – vihara. Selain itu bunga ini juga sering digunakan ketika dilakukan sembahyang pada leluhur oleh etnis Tionghoa ketika tanggal-tanggal tertentu. Karena itu konsep yang diangkat untuk bunga ini adalah “The Soothing Fragrance “ yang menonjolkan sisi keunikan dari bunga Sedap Malam serta keharumannya yang menenangkan hingga menempati altar atau ruangan di vihara.

(25)

Universitas Kristen Petra 72

3.2.8.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Soothing Fragrance “

Gambar 3.29 konsep tata rambut Gambar 3.30. Konsep tata rias

3.2.8.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

2 Lampu dengan Soft box 1 Lampu dengan Beauty Dish 1 Lampu dengan Barn door 2 Filter warna biru dan kuning menempel di Barn door yang menerangi background

(26)

Universitas Kristen Petra 73

Konsep pencahayaan Beauty “The Soothing Fragrance “ingin menonjolkan nuansa bunga sedap malam yang berbeda berwarna putih dengan kuncup yang kehijauan. Karena itu sengaja dipilih pencahayaan High Key dan background berwarna putih yang diterangi oleh lampu dengan barn door dan filter berwarna biru dan kuning sehingga menghasilkan warna hijau. Sedangkan untuk menerangi model digunakan soft box dari sisi kanan dan kiri depan model, sehingga cahaya yang dihasilkan dapat jatuh secara halus dan merata di wajah model. Dan untuk merangi bagian atas model digunakan beauty dish dengan intensitas yang tidak terlalu besar. Sehingga dapat menampilkan tekstur rambut dan tata rias rambut yang menggunakan bunga sedap malam sebagai aksentuasi dari tata rambut model.

3.2.8.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Soothing Fragrance “

Gambar 3.32. Hasil Pemotretan The Soothing Fragrance

3.2.8.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Soothing Fragrance “

Model : Rindy

(27)

Universitas Kristen Petra 74

Hair do : Ade @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /16

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini tidak memiliki kendala teknis yang terlalu berarti, karena peletakan soft box di sisi atas model sehingga model sebisanya tidak menghadap ke bawah. Sedangkan kendala yang lain adalah aksesoris bunga Rafflesia yang berada di sisi kiri atas model. Sehingga pengambilan angle yang terlalu bawah atau ketika model menghadap terlalu ke atas, bunga yang menjadi aksentuasi utama akan kurang terlihat. Sehingga pemotretan diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi bentuk dari bunga dan pencahayaan dapat jatuh dengan baik di wajah dan rambut model.

3.2.9. Konsep “The Illuminating Ixora”

Bunga Asoka memiliki keunikan banyak bunga mengumpul di ujung batang hingga membentuk lingkaran bundar. Bunga ini juga sering digunakan dalam ritual agama Hindhu. Nama bunga ini berasal dari bahasa sansekerta (a yang berarti tidak soka yang berarti kesedihan ) sehingga bunga ini memiliki arti bebas kesedihan. Bunga ini sering digunakan umat agama Hindhu ketika melakukan upacara untuk dewa yang disembahnya.

3.2.9.1. Konsep tata rias dan tata rambut “The Illuminating Ixora”

(28)

Universitas Kristen Petra 75

3.2.9.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan :

2 Lampu dengan Barndoor 2 Lampu dengan Softbox

Gambar 3.35 konsep Pencahayaan IThe lluminating Ixora

Konsep pencahayaan Beauty shot “The Illuminating Ixora” menggunakan background berwarna putih dan diterangi oleh lampu barn door dengan intensitas kecil, sehingga dapat menghasilkan background yang terkesan abu – abu dan gradasi putih di bagian tengah model. Sedangkan untuk pencahayaan model digunakan soft box di sisi kanan dan kiri depan model agar cahaya dapat jatuh secara lebih halus dan merata di wajah model. Sedangkan di sisi model ditambahkan lampu barn door sehingga dapat lebih mempertegas bentuk model dan siluet kain di sisi kiri dengan warna yang lebih putih terang.

(29)

Universitas Kristen Petra 76

3.2.9.3. Hasil pemotretan Beauty

Gambar 3.36. Hasil Pemotretan The Illuminating Ixora

3.2.9.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot “The Illuminating Ixora”

Model : Dilla

Make Up : Cenny @ Rêver Hair do : Ade Lady @ Rêver Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini tidak mengalami kendala yang terlalu berarti, karena pengaturan lampu yang luas dan soft di sisi kanan depan dan kiri depan model memudahkan penyinaran dan gerak dari model. Bagaimana model bergerak dan berpose masih dalam pencahayaan lampu. Karena itu pemotretan berjalan lebih mudah. Sedangkan untuk membuat teknik freezing kain membutuhkan bantuan dari orang lain dan membutuhkan proses pengulangan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan indah.

(30)

Universitas Kristen Petra 77

3.2.10. Konsep “The Ever Elegant Gladiol”

Bunga Gladiol memiliki semburat warna yang berbeda dan memberikan kecantikan anggun yang elegan dan khas. Sehingga walaupun tidak setenar bunga Mawar, Melati, dan Kamboja, bunga ini cukup sering digunakan dalam upacara pernikahan dan tanaman hias indoor. Karena itu konsep yang diangkat adalah “The Ever Elegant Gladiol” yang menonjolkan sisi anggun dan mempesona yang unik dari Gladiol ditambahkan kesan rangkaian bunga dari permainan tatanan bunga dan daun dari bunga Gladiol.

3.2.10.1. Konse tata rias dan tata rambut “The Ever Elegant Gladiol”

Gambar 3.37. konsep tata rambut Gambar 3.38. Konsep tata rias

3.2.10.2. Konsep pencahayaan dan penggunaan lampu studio

Peralatan : 1 buah lampu dengan Soft Box 2 buah lampu dengan barndoor 1 buah lampu beauty dish

(31)

Universitas Kristen Petra 78

Gambar 3.39. Konsep Pencahayaan the Ever Elegant Gladiol

Konsep pencahayaan Beauty shot “The Ever Elegant Gladiol” ingin menonjolkan kesan anggun dan indah. Sehingga dipilih background berwarna merah muda dengan diterangi lampu barn door sehingga dapat menghasilkan warna yang lebih merah muda yang gradasi dan lebih mewah. Sedangkan untuk menerangi model digunakan lampu soft box di sisi kanan depan sehingga dapat dihasilkan cahaya yang lebih lembut dan merata sedangkan untuk sisi kanan yang tidak terkena cahaya dari soft box digunakan barn door sehingga cahaya yang dihasilkan dapat lebih jatuh secara kuat dan menegaskan struktur wajah. Sedangkan untuk mendapatkan tekstur rambut dan tata rias rambut model dapat terlihat lebih indah digunakan lampu beauty dish.

(32)

Universitas Kristen Petra 79

3.2.10.3. Hasil pemotretan Beauty Shot “The Ever Elegant Gladiol”

Gambar 3.40. Hasil Pemotretan The Ever Elegant Gladiol

3.2.10.4. Analisis Pemotretan Beauty Shot b“The Ever Elegant Gladiol”

Model : Mega

Make Up : Jeje Lynn Hair do : Jeje Lynn Speseifikasi Kamera : 1/125 – f /14

Dalam Pelaksanaanya pemotretan ini tidak mengalami kendala teknis yang terlalu berarti. Penggunaan background putih yang disinari lampu dengan barn door sehingga sedikit membatasi angle dan posisi yang tepat sehingga barn door tidak ikut terpotret. Yang menjadi kendala adalah bagaimana memunculkan ekspresi dan kesan yang berbeda dari model yang sama. Dalam pemotretan Mystery of Rose lebih terkesan misterius, anggun, dan menawan. Sedangkan

(33)

Universitas Kristen Petra 80

dalam “The Ever Elegant Gladiol” yang ingin ditonjolkan adalah kesan anggun dan elegan yang lembut dan mempesona.

3.3. Editing

Proses editing yang dilakukan dalam pembuatan karya fotografi ini dimulai dari proses developing file foto dari kamera ke komputer. Dan proses minor editing dimana hanya melakukan pembenahan warna, pembenahan proporsi dan proses tusir, serta proses cropping dengan menggunakan program olah foto Adobe Photoshop CS 3. Berikut ini adalah beberapa file yang telah terpilih dan telah melalui proses editing.

(34)

Universitas Kristen Petra 81

Gambar 3.42. After The Persistant Lotus

Proses editing yang dilakukan dalam Foto “The Persistant Lotus” dimulai dari proses koreksi bentuk tata rias dan tata rambut yang kurang sempurna. Setelah proses koreksi bentuk selesai dan dirasa sudah sesuai kemudian dilanjutkan dengan proses koreksi noda – noda pada wajah dan background yang dirasa mengganggu atau mengurangi keindahan hasil foto. Seperti pada umumnya hasil foto beauty shot, warna dalam foto terkadang kurang terliha untuk itu dilakukan proses editing warna selain untuk menonjolkan warna juga berguna untuk memberikan kesan yang lebih sesuai dengan konsep yang ada. Dalam foto ini permainan editing warna tidak terlalu mengubah dan hanya mengeluarkan serta mencerahkan.

(35)

Universitas Kristen Petra 82

Gambar 3.43. Before Illuminating Ixora Gambar 3.44. After Illuminating Ixora

Sedangkan dalam proses editing yang dilakukan dalam foto Illuminating Ixora dimulai dari proses koreksi bentuk tata rias dan tata rambut yang kurang sempurna. Setelah proses koreksi bentuk selesai dan dirasa sudah sesuai kemudian dilanjutkan dengan proses koreksi noda – noda pada wajah dan background yang dirasa mengganggu serta celana jins yang dipakai model dan runtuhan dari serbuk-serbuk bunga yang membuat rambut model terkesan kotor. Kemudian dilanjutkan dengan editing warna yang selain memunculkan juga mengubah warna hingga mendapat kesan dari suasana yang ingin ditampilkan. Pada umumnya Proses Editing dalam” Perancangan Fotografi Beauty Shot Indonesian Flowers “ melalui proses editing seperti dua contoh di atas. Atau hanya menggunakan salah satunya saja, bergantung pada konsep yang hendak diangkat, dan apakah hasil foto yang ada sudah sesuai de

(36)

Universitas Kristen Petra 83

3.4. Analisis Hasil Editing 

Editing yang dilakukan menggunakan program olah foto Adobe Photoshop CS 3, dilakukan dengan batasan editing tidak boleh menambahkan objek pada foto. Dengan terpaku pada aturan yang telah disepakati bersama dalam pembuatan Tugas Akhir karya fotografi ini, maka proses editing yang dilakukan hanya bersifat merapikan dan mengatur kembali komposisi warna sehingga tampak lebih cerah. Selain itu juga dilakukan penusiran terhadap kulit sehingga kulit model tampak lebih halus dan menghilangkan bercak-bercak pada kulit model di foto. Hal lain yang juga diperhatikan dalam proses editing ini adalah untuk memunculkan warna dari tata rias wajah dan rambut sehingga menjadi lebih menarik. Hal ini dikarenakan tanpa adanya proses pembenahan warna, maka warna yang muncul dalam foto akan menjadi lebih pucat jika dibandingkan dengan warna asli pada tata rias, dan justru hal inilah yang menjadi point penting dalam Beauty Shot

3.5. Konsep dan Perancangan Materi Pendukung 

Materi pendukung yang digunakan dalam perancangan tugas akhir karya fotografi ini merpupakan media promosi sederhana yang ditujukan kepada target audiece sehingga dapat lebih mengenalkan hasil akhir karya ini, materi pendukung yang dipilih adalah sebagai berikut:

a. Poster

Poster dipilih karena merupakan media pengenalan karya yang efektif dalam sebuah karya perancangan. Di sini poster digunakan untuk menampilkan hasil karya final, sekaligus sebagai ajang untuk mengenalkan pembuat karya kepada publik. Poster didesain dengan menggunakan foto “The Mystery of Rose”, yang dipilih karena selain untuk memperkenalkan karya foto kepada masyarakat juga memiliki nuansa yang dramatis dan menarik sehingga mampu menarik minat audience. Dalam pembuatan poster hanya digunakan satu foto ini, karena konsep penyajian foto yang ingin diangkat adalah minimalis dan elegan sehingga jika terdiri dari banyak foto rasa elegan yang ada akan luntur karena banyaknya foto yang ada dalam satu desain. Berikut ini adalah desain poster yang akan disajikan.

(37)

Universitas Kristen Petra 84

Gambar 3.43. Desain poster karya b. Buku katalog karya

Buku katalog karya merupakan media pengenalan karya lebih lanjut dan lebih spesifik jika dibandingkan dengan poster. Dalam buku ini, karya fotografi yang ada disusun dengan penjelasan-penjelasan singkat akan konsepnya. Hal ini bertujuan supaya publik dapat lebih memahami apa yang ingin disampaikan oleh sang fotografer itu sendiri. Berikut ini adalah tampilan buku katalog karya yang telah dibuat.

(38)

Universitas Kristen Petra 85

Gambar 3.44. Desain katalog bagian depan

Gambar

Tabel 3.1.2. Tabel Bulan Maret  Keterangan :
Gambar 3.4. Hasil Pemotretan “The Pure White Jasmine”
Gambar 3.5 konsep tata rambut   Gambar 3.6. Konsep tata rias
Gambar 3.9 konsep tata rambut  Gambar 3.10. Konsep tata rias
+7

Referensi

Dokumen terkait

post operasi section seasarea indikasi ketuban pecah dini adalah masa pulihnya alat-alat reproduksi setelah kelahiran janin setelah insisi abdomen dan uterus di sebabkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam pengembangan karakter disiplin dilakukan dengan menumbuhkan

pole and line di Bitung memiliki ukuran panjang kapal lebih dari 24 meter. Seharusnya standar kualifikasi sertifikasi keahlian dan keterampilan mengacu kepada peraturan SCTW-F

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Ukuran Butiran

Melihat kenyataan bahwa demikian eratnya alat musik biola dalam kehidupan kebudayaan etnik Melayu Pesisir Timur Sumatera, penelitian ini difokuskan kepada beberapa hal yang

Dengan menggantikan lampu dengan hambatan, secara kuantitatif, bagaimana arus berubah terhadap waktu untuk rangkaian (b),(c) dan (d)?bagaimana beda potensial

Karakteristik kayu lapis yang direkat dengan perekat epoxy extreme demp-x pada perlakuan kadar air 40% dan berat labur perekat 225 g/m 2 memiliki sifat fisis dan mekanis yang

Kebersyukuran atau gratitude adalah faktor yang dapat memunculkan kesejahteraan atau ketentraman pada psikologis dikarenakan dia mampu mengatasi kerentanan pada emosi