EFEKTIVITAS PEMBERIAN DOLOMIT TERHADAP KUALITAS AIR,
RESPON FISIOLOGI DAN KINERJA PERTUMBUHAN
UDANG VANAME (
Litopenaeus vannamei
)
FAISAL ALIMATURAHIM C151190201
KOMISI PEMBIMBING : Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc Dr. Yuni Puji Hastuti, S.Pi, M.Si
Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc
Program Studi Ilmu Akuakultur | Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor |
SLIDE
2
Organisme akuakultur
ekonomis tinggi
(Cheng et al. 2006) Meksiko PeruIndonesia
Asia Tenggara
Latar Belakang
SLIDE
3
Pengembangan kawasan udang nasional (KKP 2019) (FAO 2019) Kebijakan Peningkatan Nilai Ekspor 2.5 x LipatIndonesia pengespor Udang vaname terbesar
ke- 2 di USA setelah India
Ekspor udang 240 ribu ton 2018
SLIDE
4
Anderson et al. 2017
SLIDE
5
Mortalitas
Mineral
(Djunaedi et al. 2016)
Menurunnya kualitas air Seperti alkalinitas
menurunnya pertumbuhan
(Wickins 1984)
Berkurangnya mineral pada perairan meskipun memiliki
alkalinitas yang tinggi juga dapat menyebabkan pengoroposan
pada
cangkangudang vaname
SLIDE
6
Penanganan kondisi lingkungan optimalalkalinitas dan mineral
Kualitas air, fisiologi dan pertumbuhan
(Leungprasert & Chanakul 2010; Bhatnagar & Devi 2013 ).
Penambahan mineral karbonat
Kualitas air optimal
Pertumbuhan optimal
DOLOMIT
CaMg(CO
3)
2+ 2 CO
2+ 2 H
2O
Ca
2++ Mg
2++ 4 HCO
3-Total alkalinitas
Buffer pH
Proses molting optimal Sumber pengerasan cangkang
Kofaktor enzim Pertumbuhan optimal
Produksi meningkat
(Furriel et al. 2000) (Greenway 1974) (Boyd 2015) (Erlando et al. 2015) KesadahanBahan Penelitian Hasil Peneliti Kalsium hidroksida, karbonat
dan natrium bikarbonat pada udang vaname sistem bioflok
kalsium hidroksida dan natrium bikarbonat efisien untuk
meningkatkan alkalinitas, sedangkan natrium karbonat tidak efektif dalam meningkatkan alkalinitas.
Furtado et al. 2011
Kalsium dan magnesium pada larva udang galah
240 ppm kalsium dan 300 ppm konsentrasi magnesium dengan rasio Mg / Ca sekitar 1,25 hampir optimal untuk kultur larva udang galah
Tavabe et al. 2013
Kalsium oksida (CaO) pada udang vaname
penambahan CaO sebanyak 75 mg/L (P3) merupakan perlakuan terbaik
Erlando et al. 2015
Kalsium, kalium pada udang vaname
Ca dan Kalium masing-masing sebanyak 45 ppm dan 7 ppm menunjukkan hasil terbaik
Wildan et al. 2017
Kalsium hidrosida Ca(OH)2 pada udang vaname
kalsium hidrosida Ca(OH)2 dengan dosis 60 mg/L air yang terbaik
Yulihartini et al. 2016
Kalsium dan magnesium pada kepiting bakau
Ca 30 mg L-1 dan Mg 30 mg L-1 dengan frekuensi pemberian setiap 15 hari sekali
Nursalam et al.2016
Sejauh ini hanya pada ikan belum ada penelitian mengenai menambahan dolomit ke dalam media pemeliharaan udang vaname
SLIDE
9
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek dari penambahan dolomit dengan dosis berbeda melalui air pemeliharaan terhadap alkalinitas, respon fisiologi, dan kinerja pertumbuhan pada udang
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan dapat diterapkan pada kegiatan budidaya udang vaname skala massal oleh pembudidaya udang vaname, serta menjadi bahan acuan untuk penelitian mengenai udang vaname selanjutnya.
METODE PENELITIAN
SLIDE
10
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2020
Bertempat di Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Kesehatan Ikan, dan
Laboratorium Nutrisi Ikan pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, serta di Laboratorium Nutrisi Ternak
Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
IPB.
Rancangan Percobaan
SLIDE
11
CM 0
Kontrol ( tanpa
dolomit
)
CM 15
D
olomit
dosis 15 mg L
–1CM 30
D
olomit
dosis 30 mg L
–1CM 45
D
olomit
dosis 45 mg L
–1Rancangan acak lengkap (RAL)
Ulangan
Pemeliharaan Hewan Uji
SLIDE
12
Di sterilisasi dengan kaporit dosis 30 mg L–1
Isi air laut volume 30 L/a kuarium dilengkapi filter dan aerasi
Dolomit diaplikasikan ke akuarium sesuai dosis Persiapan akuarium 60 x
30 x 30 cm sebanyak 12 buah
SLIDE
13
Udang vaname ± 3.15 gr/ekor
Diaklimatisasi 15 ekor/akuarium Plastik hitam
SLIDE
14
Pakan pelet komersil
at satiation
07.00 WIB
11.00 WIB
15.00 WIB
19.00 WIB
1 4 3 2Pengelolaan Kualitas Air dan Sampling
SLIDE
15
Sipon feses setiap sore hari
Sampling setiap 10 hari menimbang biomassa udangUdang yang mati dihitung, kemudian ditimbang
1
2
3
Parameter Uji
SLIDE
16
Fisika Kimia
Respon Fisiologi
Kinerja
Pertumbuhan
❖ Kadar Ca Air
❖ Kadar Ca Udang dan Pakan
❖ Kadar Mg Air
❖ Kadar Mg Udang dan Pakan
❖ Fisika-kimia Air
❖ Kadar Glukosa Hemolim
❖ Total hemosit
❖ Rasio Konversi Pakan
❖ Laju Pertumbuhan Spesifik
❖ Tingkat Kelangsungan Hidup
SLIDE
17
Fisika-kimia Air
Parameter
Satuan
Metode/Alat
Waktu Pengukuran
pH
-
pH-meter
Setiap hari
DO
mg L
-1DO-meter
Setiap hari
Suhu
oC
Termometer
Setiap hari
Salinitas
(
‰
)
Salinometer
Setiap hari
Amonia
mg L
-1Spektrofotometer
Setiap sepuluh hari
Nitrit
mg L
-1Spektrofotometer
Setiap sepuluh hari
TSS
mg L
-1Gravimetri
Setiap sepuluh hari
Analisis Data
SLIDE
18
Microsoft Excel 2016
Uji Duncan
Data yang diperoleh ditabulasi
Hasil dan Pembahasan
SLIDE
19
Parameter
Perlakuan
CM0
CM15
CM30
CM45
Suhu (°C)
29
–
31
29
–
31
29
–
31
29
–
31
DO (mg L
–1)
6.2
–
6.4
6.2
–
6.5
6.2
–
6.4
6.1
–
6.5
Salinitas (g L
–1)
30
–
31
30
–
31
30
–
31
30
–
31
TAN (mg L
–1)
NH
3(mg L
–1)
0.23
–
1.52
0.006
–
0.035
0.22
–
1.98
0.004
–
0.017
0.23
–
1.66
0.008
–
0.058
0.19
–
1.85
0.012
–
0.051
NO
2(mg L
–1)
0.043
–
0.131
0.046
–
0.144
0.046
–
0.110
0.047
–
0.146
TSS (mg L
–1)
5.75
–
242.50
7.25
–
184.17
4.67
–
173.17
6.75
–
168.33
Alkalinitas
(mg CaCO
3L
–1)
40
–
92
60
–
170
144
–
220
64
–
180
pH
6.0
–
7.7
6.4
–
7.9
7.0
–
7.9
7.2
–
7.9
Parameter kualitas air
Kisaran Optimal
28 – 32oC Van Wyk & Scarpa (1999)
> 5 mg L–1 Van Wyk & Scarpa (1999)
10-34 g L–1 Chakravarty et al. 2016
< 0.06 mg L–1 Van Wyk & Scarpa (1999) < 1 mg L–1 Van Wyk & Scarpa (1999)
500–600 mg L–1 Schveitzer et al. 2013
> 100 mg CaCO3 L–1 Furtado et al.
2013
SLIDE
20
Parameter
Hari ke-
Perlakuan
CM0
CM15
CM30
CM45
Ca
Air
-2
1186.06±10.19 1186.06±10.19 1186.06±10.19 1186.06±10.190
1183.64±11.79a 1286.54±2.39b 1318.65±7.56c 1410.55±2.54d30
1203.52±4.70a 1367.97±6.29b 1434.71±2.87c 1545.41±1.82dUdang
0
4908.70±17.12 4908.70±17.12 4908.70±17.12 4908.70±17.1230
4689.67±71.91a 5859.42±16.41b 6709.92±16.41c 7998.43±56.76dPakan
32058.90±71.94 32058.90±71.94 32058.90±71.94 32058.90±71.94Mg
Air
-2
597.55±2.14 597.55±2.14 597.55±2.14 597.55±2.140
597.00±2.53a 658.62±2.71b 697.54±3.66c 800.79±0.91d30
618.86±2.40a 705.66±1.16b 784.07±1.07c 809.12±2.73dUdang
0
1666.30±6.29 1666.30±6.29 1666.30±6.29 1666.30±6.2930
1586.52±6.60a 1741.19±2.90b 1871.16±6.55c 1920.43±1.85dPakan
2555.76±23.58 2555.76±23.58 2555.76±23.58 2555.76±23.58 Pemberian dolomit pada air dapat memberikan nilai yang signifikan (P<0.05) pada kadar Ca dan Mg di air maupun udang dibandingkan dengan kontrolSLIDE
21
Respon Fisiologi
1.61 1.61 1.61 1.61
3.27a
3.93a 3.87a 3.93a
0 1 2 3 4 5 CM0 CM15 CM30 CM45 Tot al hemo sit c ou nt (x 1 06 sel mL -1) Perlakuan H0 H30 4.375.61a 4.37 4.37 4.37 9.45b 5.17a 10.52b 0 2 4 6 8 10 12 14 CM0 CM15 CM30 CM45 Gluk osa (mg dL -1) Perlakuan H0 H30
Respon stres pada krustase dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya faktor lingkungan
(Supriyono
et al
. 2017).
SLIDE
22
Parameter
Perlakuan
CM0
CM15
CM30
CM45
W0 (g)
47.15±0.26a
47.39±0.25a
47.25±0.48a
47.20±0.34a
W30 (g)
99.77±4.85a
119.18±3.61b
139.37±7.55c
113.59±8.01b
∆
W (g)
54.62±3.78a
74.45±1.60b
95.11±3.60c
73.40±0.4b
KP (g)
97.96±1.83a
107.32±0.07b
111.98±3.28c
117.01±2.23d
SGR (%)
2.99±0.44a
3.48±0.40ab
3.87±0.38b
3.27±0.35ab
FCR
1.80±0.12a
1.44±0.03b
1.18±0.01d
1.56±0.04c
JM
22.67±0.64a
40.33±0.76c
47.00±0.87d
34.33±0.74b
SR (%)
97.78±3.85a
97.78±3.85a
97.78±3.85a
93.33±6.67a
Bobot biomassa awal (W0), bobot biomassa akhir (W30), pertambahan bobot (∆W), konsumsi pakan (KP),
specific growth rate (SGR), feed conversion ratio (FCR), jumlah molting (JM), dan survival rate (SR)
Kinerja Pertumbuhan
Greenway (1974) bahwa kebutuhan kalsium dapat dicukupi dari makanan dan dari lingkungan, namun peran kalsium lingkungan sangat dominan dalam proses pengerasan kulit udang