URNALKebijakanPembangunan
Volume 13 Nomor 1 Juni 2018 : 73 - 84 ISSN 2085-6091 Terakreditasi
No : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015
KAJIAN PEGUNUNGAN MERATUS SEBAGAI
GEOPARK NASIONAL
THE
MERATUS
MOUNTAIN
STUDY
AS
A
NATIONAL
GEOPARK
M.AriefAnwar,GustiSyahranyNoor,Wajidi,AhmadZakyMaulana,YudhiPutryanda,DewiSiska 1)
BadanPenelitiandanPengembanganDaerahProvinsiKalsel
Jl.DharmaPrajaI,KawasanPerkantoranPemerintahProvinsiKalsel,Banjarbaru,Kalsel,Indonesia
e-mail:arief_bjm2005@yahoo.co.id
Diserahkan:24/03/2018,Diperbaiki:20/04/2018,Disetujui:15/05/2018
Abstrak
Salah satu prioritas pembangunan Kalimantan Selatan adalah mewujudkan Kalsel sebagai salah satu
destinasi wisata nasional, dan dalam upaya memuliakan warisan bumi untuk kesejahteraan masyarakat,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berencana menjadikan pegunungan meratus sebagai geopark
nasional.OlehkarenaitudipandangperlumelakukansuatukajianterkaitrencanapengembanganGeopark
tersebut. Sebagai langkah awal untuk merealisasikan hal tersebut maka penting dilakukan studi awal
pengembangan pegunungan meratus sebagai geopark nasional. Tujuan dari kajian ini adalah (1)
Mengidentifikasi kawasan (Geosite) pegunungan meratus yang memiliki potensi untuk dikembangkan
geoparknasional,(2)Menganalisis kondisilokasikawasan(Geosite)dimaksuddalamkaitannyauntuk
dikembangkansebagaigeoparknasionaldan(3)Menetapkanrekomendasi/strategikebijakanyangperlu
diambil dalam pengembangan geopark nasional kawasan Pegunungan Meratus. Metode analisis yang
digunakanadalah (1)analisiskualitatifdeskriptifuntukmenggambarkankawasanpegununganmeratus
yangakandijadikangeopark(2)analisisspasialuntukmenentukantitik-titiklokasikawasanpegunungan
meratusyangakandijadikankawasangeopark.Hasilkajianmenunjukansecaraumumterdapat57titik
geositeyangberpotensidikembangkansebagaibagiandarigeoparkpegununganmeratus.Penelitianini
menyimpulkanbahwakonseptematikyangdiangkatadalahgeoparkMeratussebagaiPegununganofiolit,
mengingatpadapegununganMeratustersusunolehbatuantertuayangmenjadidasarpengendapandari
semuabatuanyangadadiwilayahKalimantanSelatandanjugamenjadisalahsatubatuantertuayangadadi
Indonesia.
KataKunci:Geopark,Meratus,Geosite
Abstract
One of South Kalimantan's development priorities is South Kalimantan to one of the national tourism destinations,andinanefforttoglorifytheearth'sheritageforthewelfareofthepeople,theProvincial
GovernmentofSouthKalimantanplanstomakethemeratusmountainsbecomenationalgeopark.Therefore
itisdeemednecessarytoconductastudyrelatedtotheGeoparkdevelopmentplan.Asafirststeptorealize
this,aninitialstudyofthedevelopmentofmountainsmeratusasanationalgeoparkwascarriedout.The
objectivesofthisstudyare(1)Identifyingthemountainousarea(Geosite)whichhasthepotentialtobe
developedbynationalgeopark,(2)Analyzingthelocationconditionsofthearea(Geosite)referredtoin
relationtobedevelopedasanationalgeoparkand(3)Establishingpolicyrecommendations/strategieswhat
needstobetakeninthedevelopmentofthenationalgeoparkoftheMeratusmountainregion.Theanalytical
methodusedis(1)descriptivequalitativeanalysistodescribethemountainousMeratusareathatwillbeused
asageopark(2)aspatialanalysistomapwhichmeratusmountainareawillbeusedasageoparkarea.The
resultsshowthatingeneralthereare57geositepointsthathavethepotentialtobedevelopedaspartofthe
Meratusmountaingeopark.Thethemethatcanberaisedinthisgeoparkmeratusisthemeratusgeoparkas
theofioliteMountains,consideringthatintheMeratusmountainrangeitiscomposedoftheoldestrocks
whichformthedepositionalbaseofallrocksintheSouthKalimantanregionandalsooneoftheoldestrocks
exposedinIndonesia.
PENDAHULUAN
Meratusmerupakankawasanpegununganyang
beradadiTenggaraPulauKalimantansertamembelah
Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua. Kawasan
ini membentang sepanjang ± 600 km² dari arah
tenggara dan membelok ke arah utara hingga
perbatasanKalimantanTengahdanKalimantanTimur.
Secarageografisterletakdiantara115°38'00"hingga
115°52'00"BujurTimurdan2°28'00"hingga20°54'
00"LintangSelatan.Pegununganinimenjadibagian
dari 8 (delapan) kabupaten di Provinsi Kalimantan
URNALKebijakanPembangunan
Volume 13 Nomor 1 Juni 2018 : 73 - 84
KabupatenBalangan,KabupatenHuluSungaiSelatan
(HSS), Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru,
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan
KabupatenTapin.(Syahruji2013).
Pegunungan Meratus sangat kaya dengan
Potensi sumber daya alam, baik dari segi ekologi
maupun sumberdaya mineral. Secara ekologi
PegununganMeratusmerupakankawasanhutanyang
bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan
rendah.Kawasaninimemilikikeanekaragamanhayati
yangtinggidenganbeberapavegetasidominanseperti
Meranti Putih (Shorea spp), Meranti Merah (Shorea
spp), Agathis (Agathis spp), Kanari (Canarium dan
Diculatum BI), Nyatoh (Palaquium spp), Medang
(Litsea sp), Durian (Durio sp), Gerunggang
(Crotoxylon arborescen BI), Kempas (Koompassia
sp),Belatung(Quercussp).Disepanjangpegunungan
terdapat banyak perkebunan karet. Secara budaya di
PegununganMeratusmerupakantempattinggalbagi
suku asli yaitu suku Dayak Meratus. Didalam
pegunungan Meratus banyak terdapat objek-objek
menarik seperti pemandangan alam dan hutan yang
eksotis,floradanfaunayangmasihalami. Sedangkan
potensi mineral, seperti emas dan batu bara cukup
melimpah sehingga menarik investor dalam maupun
luar negeri untuk melakukan usaha penambangan.
KondisihutandiPegununganMeratusdipastikanakan
bertambahrusakjika kegiatanpenambangandihutan
lindung diberikan ijin oleh pemerintah. (Syahruji
2013).
Secara geologi Pegunungan Meratus merupa-
kan sebuah pegunungan ofiolityang sejak Paleogen
telah terletak di sebuah wilayah yang jauh dari tepi-
tepi konvergensi lempeng. Pegunungan Meratus
tersusunolehKelompokBatuanUltramafik,malihan,
melange dan terobosan yang diperkirakan berumur
Yura (150 - 200 juta tahun yang lalu) sampai Kapur
Awal/Bawah(100-150jutatahunyanglalu),dimana
batuan ini sebagai batuan tertua yang menjadi dasar
pengendapandarisemuabatuanyangadadiwilayah
KalimantanSelatandanjugamenjadisalahsatubatuan
tertuayangtersingkapdiIndonesia(UPNJogjakarta),
inilah yang menjadi keunikan geologi pegunungan
meratus, sehingga Pegunungan Meratus ini layak
untukdijadikangeopark.
Sejalan dengan visi Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun2016–2021, dimanasalahsatumisinyaadalah
mengembangkan daya saing ekonomi daerah yang
berbasis sumberdaya lokal, dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan, Pemerintah Provinsi
KalimantanSelatanberencanamenjadikanPegunung-
anMeratussebagaigeoparknasional.Pengembangan
Pegunungan Meratus sebagai geopark nasional
dengan semboyan memuliakan warisan bumi untuk
kesejahteraanmasyarakatjugasejalan dengansalah
74
satuprioritaspembangunanKalselsebagaisalahsatu
destinasiwisatanasional.
Geopark merupakan sebuah solusi sebagai
upaya untuk menjaga keragaman dan kelestarian
denganmenjadikanlokasisebagaikawasancagaralam
yangmemilikinilaiwarisangeologi,dikeloladengan
sistemzonasidandapatdimanfaatkanuntukkegiatan
pendidikan, penelitian, pengembangan budidaya,
rekreasi, dan pariwisata yang menguntungkan
masyarakatsekitarnya(Prasetyo2013).
Dalam upaya mewujudkan Pegunungan
Meratus sebagai geopark nasional maka diperlukan
berbagai
kajian terkait rencana pengembangan
geopark.Sebagailangkahawaluntukmerealisasikan
hal tersebut maka dilakukanlah studi awal pengem-
bangan pegunungan meratus sebagai geopark
nasional. Adapun tujuan dari kajian ini adalah : 1.
Mengidentifikasi kawasan (Geosite) pegunungan
meratus yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai geopark nasional; 2.Menganalisiskondisi
lokasi kawasan (Geosite) dimaksud dalam kaitannya
untuk dikembangkan sebagai geopark nasional;
3.Menetapkan rekomendasi/strategi kebijakan yang
perludiambildalampengembangangeoparknasional
kawasanPegununganMeratus.
Kajianinidiharapkanmampumemberikandata
daninformasiterkaitpotensipengembangangeopark
nasional di pegunungan meratus, serta rekomendasi
strategikebijakandalamrangkapengembangannya.
METODEPENELITIAN
Penelitianinibertujuanuntukmenginventarisir
titik-titik/ objek yang memiliki keunikan yang dapat
dikembangkan menjadi geosite Geopark. Lokasi
Penelitian ini adalah di Provinsi Kalimantan Selatan
dengan unit analisis wilayah Pegunungan Meratus
serta wilayah sekitarnya. Penentuan lokasi
pengambilan geosite dilakukan secara purposive
sampling dengan menggunakan beberapa
pertimbanganantaralain;1)keberadaanobjek yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
kawasan geopark nasional; 2) akses yang mudah
dicapaimengingatobjekakandijadikansebagaiobjek
wisata; 3) telah terdapat Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis). Dalam menetapkan lokasi geosite
tersebut juga mempertimbangkan masukkan dari
SKPDDinasPariwisataKabupaten/Kotayangterkait.
Data primer diperoleh dari pengamatan,
observasi, wawancara, dialog, dengan masyarakat
baik secara perorangan / kelompok masyarakat
maupundenganSKPDterkait.Datasekunderadalah
datayangdiperolehdariinstansi/SKPDterkaityang
mampu mendukung penelitian ini. Panduan yang
digunakan dalam penyelidikan kawasan cagar alam
geologi adalah berdasarkan Pasal 5 Permen ESDM
Kajian Peguungan Meratus Sebagai Geopark Nasional (M. Arief Anwar, Gusti Syahrany Noor, Wajidi, Ahmad Zaky Maulana, Yudhi Putryanda, Dewi Siska)
Pengolahandatadilakukandenganpendekatan
kualitatif deskriptif dengan memaparkan dan
menginterpretasikan semua data dan informasi yang
diperoleh di lapangan sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian; interpretasi foto udara (remote
sensing), dan digitasi on screen untuk mengetahui,
menentukandanmenetapkantitik-titikkoordinatdan
deliniasikawasangeositepadaGeoparkPegunungan
Meratus.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga)
bulan,yaitudimulaibulanOktoberhinggaDesember
2017 dari mulai survey dan pengumpulan data,
pengkajianreferensipendukunghinggaprosesanalisis
danpembahasan.
HASILDANPEMBAHASAN
PotensiGeoheritagediKalimantanSelatan
Dari sisi Geologi, Pegunungan Meratus
merupakanpegununganofiolityangmerupakansalah
satu kelompok batuan tertua yang ada di Indonesia,
merupakan kekhasan tersendiri bagi pengembangan
Geopark Pegunungan Meratus (UPN Jogjakarta).
Kekhasantersebutdiperkayadengankeanekaragaman
sumberdayaalamdanbudayayangadadiPegunungan
Meratus, menjadikan pegunungan Meratus layak
untuk dijadikan sebagai geopark nasional. Di
pegunungan meratus banyak sekali ditemukan
berbagai keindahan alam dan budaya masyarakat
dayakKalimantan.
Berdasarkanhasilanalisisdansurveilapangan,
kawasan Pegunungan Meratus dan sekitarnya
memiliki potensi geoheritage yang cukup besar,
setidaknya terdapat 57 lokasi usulan geosite yang
tersebar di 8 Kabupaten ditambah Kota Banjarbaru
yangterkenaldenganpendulanganintannya.Tabel1
berikutakanmenjelaskanpotensi-potensitersebut.
Mengingat keterbatasan yang ada, dari
57
Tabel1.PotensiGeoheritagePegununganMeratusdiKalimantanSelatan
No. LokasiUsulanGeosite
No.
LokasiUsulanGeosite
1. Goa Berangin 30. Batu Benawa
2. Goa Air Kukup 31. Bukit Kayangan
3. Air Terjun (Rampah) Haratai 32. Gunung Kentawan 4. Air Terjun (Rampah) Kilat Api 33. Gunung Batu Laki
5. Goa Baramban 34. Air Terjun (Rampah) Riam Menanti
6. Goa Batu Hapu 35. Air Terj un (Rampah) Sumarga / Air Terjun Sumaranggi
7. Air Terjun (Rampah) Belawan 36. Goa Mandala
8. Goa Liang Bangkal 37. Air Terjun (Rampah) Barajang 9. Goa Perjuangan Hasan Basri 38. Air Terjun (Rampah) Lasang
10. Goa Temu Luang 39. Air Terjun (Rampah) Muy lh
11. Lembah Lahung 40. Air Terjun (Rampah) Baganding
12. Matang Keladan 41. Air Terjun (Rampah) Bainah
13. Air Panas Hantakan 42. Air Terjun (Rampah) Hampang Datu 14. Air Panas Tanuhi 43. Air Terjun (Rampah) Itihan
15. Air Terjun (Rampah) Bajuin 44. Air Terjun (Rampah) Malangit 16. Air Terjun (Rampah) Tumaung 45. Air Terjun (Rampah) Mandin
Ba’angin
17. Bendungan Batu Tangga 46. Air Terjun (Rampah) Mandin Tangkaramin
18. Martapura (Cempaka Gemstone Field)
19. Waduk Riam Kanan dan Pulau Pinus
47.
Air Terjun (Rampah) Riam Menangis
48.
Air Terjun Uring / Air Terjun Tiring
II
20. Wisata Alam Lok Laga 49. Banyu Landas
21. Air Terjun (Rampah) Jalatang 50. Bukit Kucing 22. Air Terjun (Rampah) Lambin 51. Gunung Batu Bini 23. Air Terjun (Rampah) Malaris 52. Gunung Hampang Datu
24. Air Terjun (Rampah) Menjangan 53. Sumber Air Panas Batu Bini / Telaga Maulak
URNALKebijakanPembangunan
Volume 13 Nomor 1 Juni 2018 : 73 - 84
25. Air Terjun (Rampah) Minik Palajau 54. Sumber Air Panas Lokbahan 26. Air Terjun (Rampah) Panayar 55. Air Terjun (Rampah) Bangkui 27. Air Terjun (Rampah) Pemandian 56.
Air Terjun (Rampah) Minitis
Anggang
28. Air Terjun (Rampah) Riam Hanal 57. Air Terjun (Rampah) Riam Liang Nyaru / Air Terjun (Rampah) Lubang Petri
29. Air Terjun (Rampah) Tinggiran Hayam
Sumber:HasilPengolahanData
geosite yang teridentifikasi, dilakukanlah survei
mendalam terhadap 12 lokasi geosite yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan, dimana sisanya
akan dilaksanakan secara bertahap pada kajian
selanjutnya. Adapunlokasidankondisigeologike12
76
geosite yang telah disurvei tersebut adalah
sebagaimanadisajikanpadatabel2berikut,sedangkan
akses kesampaian wilayah, kepemilikan lahan,
perlindungan yang telah ada dan Deliniasi Geosite
T a b el2 .L o k a sida n K o n d isi 1 2 (Du a Bel a s)P o ten si Ge o sit e p a d a P eg u n u n g a n M er a tu sy a n g tel a h d isu rv ey N o . Fi si o gr a fi C ek u n g an B ar it o C ek u n g an B ar it o P eg u n u n g an M er at u s P eg u n u n g an M er at u s C ek u n g an B ar it o C ek u n g an B ar it o P eg u n u n g an M er at u s C ek u n g an A se m A se m C ek u n g an A se m A se m C ek u n g an A se m A se m P eg u n u n g an M er at u s P eg u n u n g an M er at u s K el o m p o k H ar u y an K el o m p o k G ra n it B el aw an F o rm as iB er ai F o rm as iB er ai K el o m p k G u n u n g ap i H ar u y an F o rm as iB er ai F o rm as iB er ai F o rm as iT an ju n g F o rm as iB er ai F o rm as iB er ai N at eh N at eh H ar at ai H u lu B an y u B ar am b an B at u H ap u B al aw ai an D u k u h R ej o Bungkuka n B an g k al an D ay ak B el an g ia n T iw in g L am a A ra n io A ra n io M an te w e P ia ni H at u n g u n P ia ni L o k sa d o L o k sa d o G eo si te D es a L o k a si Desa K o n di si G eo lo gi F o rm as i 1 G o aB er an g in N at eh 2 G o aA ir K u k u p N at eh K ec a m at a n B at an g A la i T im u r B at an g A la i T im u r U m u r O li g o se n -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl . O li g o se n -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl . K ap u rA k h ir( 9 5 -6 4 .5 )j tl K ap u rA w al (9 5 -1 3 5 )j tl . 3 H ar at ai 4 A ir T er ju n (R am p ah ) H ar at ai A ir T er ju n (R am p ah ) K il at A p i H u lu B an y u 5 G o aB ar am b an B ar am b an 6 G o aB at u H ap u B at u H ap u O li g o se n -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl O li g o se n A w al -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl . K ap u rA k h ir( 9 5 -6 4 .5 )j tl 7 A ir T er ju n (R am p ah ) B el aw ai n B al aw ai an 8 G o aL ia n g B an g k ai D u k u h R ej o 9 G o aP er ju an g an H as an B as ri Bungkuka n O li g o se n -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl O li g o se n -M io se n A w al (3 6 .5 -1 6 .2 )j tl . E o se n (3 9 -3 6 .5 )j tl Ju ra A k h ir (1 5 2 -1 3 5 )j tl Ju ra A k h ir (1 5 2 -1 3 5 )j tl 10 G o aT em u L u an g B an g k al an D ay ak K el u m p an g H u lu K el u m p an g H u lu 11 L em b ah K ah u n g B el an g ia n 12 M at an g K el ad an T iw in g L am a K el o m p o k U lt ra m af ik K el o m p o k U lt ra m af ik Su m b er :Su rv ey L ap an g an d an Pen g o lah an d ata
Kajian Peguungan Meratus Sebagai Geopark Nasional (M. Arief Anwar, Gusti Syahrany Noor, Wajidi, Ahmad Zaky Maulana, Yudhi Putryanda, Dewi Siska)
D el ini asi (W G S U T M8 4) K esa m pa ia nD ae ra h G eosi te /S it u X Ja la nba ik, be ra spa lhi ngga 3384 14. 43 3384 44. 99 – T abe l3.A ks es ke sa m pa ianwi laya h ,K epe m il ikan laha n,pe rl indung anya n gt el ah ada d an D el in ias i G eo si te ya ngt el ahd isur vey Loka si P enduku ng Lua s (H a) X 3383 40. 00 3384 95. 00 0. 12 3384 94. 00 3383 41. 00 3383 40. 00 3391 1 8. 00 3394 28. 00 3394 34. 00 0. 65 3392 99. 38 3392 41. 17 3382 96. 48 3384 76. 40 3385 31. 96 3385 34. 61 3384 04. 96 3383 01. 77 3382 96. 48 9693 278. 0 2 9693 203. 9 4 9693 055. 7 7 3. 99 9693 103. 4 0 9693 180. 1 3 9693 304. 4 8 3381 30. 00 9693 505. 5 7 9693 304. 4 8 9721 918. 2 7 9721 857. 9 5 3391 1 3. 00 3391 1 8. 00 3381 30. 00 3387 46. 00 3387 46. 00 3381 25. 00 9721 785. 7 6 9722 080. 9 8 9693 505. 5 7 9693 505. 5 7 9692 844. 11 9692 844. 11 40. 95 W ar ga D esa S eki ta r K aw asa nH ut an Lind ung Me ra tus 9722 080. 9 8 9722 071. 7 3 9721 792. 3 3 9. 07 W ar ga S eki ta r 9720 727. 9 6 9720 585 .8 8 9720 586. 6 8 2. 2 9720 730. 3 5 W ar ga S eki ta r 9720 727. 9 6 Y Lua s (H a) K abupa te n Y 9720 680. 4 6 9720 658. 6 3 9720 632. 8 3 9720 671. 3 3 9720 680. 4 6 9721 918. 2 7 9721 974. 3 6 9721 922. 5 1 K epe m il ika n La ha n P er li ndu nga n Y angAda G eosi te D esa K ec am at an B iray a ng( Bjb – Biray a ng+ 4 jam )m as uk dae rahW a wai , B at uTa ng ga ko ndis ijal an as pal ag ak ru sa k( B ara bai 1 N at ih+1 ,5ja m ),per tigaa n G oa B er angi n 3384 25. 94 3383 91. 81 an gsa ngat mas ukN at ih jalan as pal ru s ak ,ber lu ba ngd an be rb at u (dik ar ena ka nt ru kp en ga ngk ut N at eh B at angAla i T im ur H ul u S unga i T enga h bat u gunun gy m ob ilitas nya cuk upt in ggi) . 3384 14. 43 3392 41. 17 3392 90. 91 3393 52. 30 2 G oa A ir K ukup N at eh B at angAla i T im ur H ul u S unga i T enga h Ja la nB ai kB er aspa lh ing ga B ir aya ng, m asukd ae ra h w aw ai ,ba tut an gga ko ndi si ja la na spa la ga kr usa k, pe rt iga anm asuk na ti hj al an aspa lr usa k, be rl uba ng da n be rba tu( di ka re na ka nt ruk pe nga ng kut ba tug unu ngya n g cukupt ing gi ). K aw asa nH ut an Lind ung Me ra tus (K ec am at an B at angAla i T im ur )de nga n lua s43. 7 82Ha se sua iS K Me nhu tN om or 2828T ah un 2002. K aw asa nH ut an Lind ung Me ra tus (K ec am at an B at angAla i T im ur )de nga n lua s43. 7 82Ha se sua iS K Me nhu tN om or 2828T ah un 2002. 3 A ir T er jun (R am pa h) H ar at ai H ar at ai Loksa d o H ul u S unga i S el at an T er le ta kdi D esa H ar at ai ,2 0 km da ri K ec am at anLoksa d o. Ja la nB er aspa lko ndi si ba ik da ri K anda nga nhi ngga pe rt iga an Ma la ri sL oksa do, m asukk eH ar at ai ja la nha nya bi sa d il al u ike n da ra anr oda dua at aube rj al an ka ki hi n gga ke ai rt er jun.
3 2 8 0 0 1 .5 1 3 2 8 0 7 1 .8 9 3 2 8 0 7 4 .5 4 3 2 8 0 0 1 .5 1 3 2 8 0 0 1 .5 1 9 6 9 1 9 8 2 .18 9 6 7 3 5 4 3 .6 6 9 6 7 3 5 3 4 .4 0 9 6 7 3 4 7 2 .8 9 9 6 7 3 5 1 2 .5 7 9 6 7 3 5 4 3 .6 6 9 6 5 4 2 4 2 .9 9 9 6 5 4 2 2 7 .1 1 9 6 5 4 1 6 4 .1 4 9 6 5 4 1 8 4 .2 5 9 6 5 4 2 4 2 .9 9 9 6 7 4 0 8 4 .4 0 9 6 7 4 0 7 9 .6 4 9 6 7 4 0 1 3 .4 9 9 6 7 4 0 1 3 .4 9 9 6 7 4 0 8 4 .4 0 9 6 4 6 5 6 9 .6 6 9 6 4 6 5 0 6 .1 6 3 6 6 4 1 2 .6 4 3 6 6 0 5 0 .1 6 3 6 5 9 9 1 .9 5 3 6 6 1 4 8 .0 5 3 6 6 4 4 1 .7 4 3 6 6 4 8 4 .0 8 9 6 4 5 7 7 0 .6 2 9 6 4 5 6 7 0 .0 8 9 6 4 5 8 6 5 .8 7 9 6 4 6 1 8 0 .7 3 9 6 4 6 3 2 0 .9 6 9 6 4 6 5 6 9 .6 6 2 8 .2 5 0 .3 9 2 9 7 1 1 9 .0 0 2 9 7 1 9 3 .0 0 3 2 7 0 2 4 .0 0 3 2 7 1 9 6 .0 0 3 2 7 1 7 4 .0 0 3 2 6 9 9 3 .0 0 3 2 7 0 2 4 .0 0 3 6 6 1 8 5 .0 0 3 6 6 8 7 3 .0 0 3 6 6 4 6 0 .0 0 3 6 5 7 4 6 .0 0 3 6 6 1 8 5 .0 0 0 .2 4 2 9 7 2 8 5 .0 0 2 9 7 3 4 0 .0 0 2 9 7 1 9 3 .0 0 9 6 5 4 2 8 9 .0 3 9 6 5 4 2 2 3 .9 4 9 6 5 4 0 5 8 .3 1 9 6 5 4 1 3 9 .2 7 9 6 5 4 2 8 9 .0 3 9 6 7 4 1 3 4 .5 9 9 6 7 4 1 1 1 .5 7 9 6 7 3 9 4 3 .2 9 9 6 7 3 9 7 0 .2 8 9 6 7 4 1 3 4 .5 9 9 6 4 6 7 2 0 .4 8 9 6 4 6 5 1 1 .4 6 9 6 4 5 4 8 7 .5 2 9 6 4 5 7 4 4 .1 6 9 6 4 6 7 2 0 .4 8 8 0 .4 0 3 .0 0 -Be lu m A d a 2 .9 4 3 0 7 4 4 4 .0 0 9 6 7 3 6 0 5 .8 4 30 7 3 8 9 .0 0 9 6 7 3 4 7 8 .8 4 0 .5 7 3 0 7 5 9 2 .0 0 9 6 7 3 3 9 0 .2 0 3 .8 0 3 0 7 6 6 9 .0 0 9 6 7 3 5 8 4 .6 7 3 0 7 4 4 4 .0 0 9 6 7 3 6 0 5 .8 4 3 2 7 9 1 8 .0 0 9 6 9 2 0 5 8 .6 8 9 6 9 1 9 1 3 .3 8 3 2 7 9 1 0 .0 0 9 6 9 1 8 2 0 .5 6 9 6 9 1 9 1 4 .4 4 0 .4 9 3 2 8 2 6 3 .0 0 9 6 9 1 8 2 4 .5 3 8 .0 7 W arg a D e sa Se k it ar K a w as a n H u ta n L in d u n g Mera tu s 9 6 9 1 9 8 2 .8 8 3 2 8 2 5 0 .0 0 9 6 9 2 0 5 7 .3 6 9 6 9 1 9 8 2 .1 8 3 2 7 9 1 8 .0 0 9 6 9 2 0 5 8 .6 8 4 A irT er ju n (Ra mp a h ) K il at A p i H u lu Ba n y u L o k sa d o H u lu Su n g a i Sel at a n Ja la n B era sp a lk o n d is ib ai k d ar iK a n d a n g a n h in g g a p er ti g aa n T a n u h iL o k sa d o , ma su k k eT a n u h ij al an b er sp a la g a k se m p it h in g g a o b je k . A d a d u a je m b a ta n y a n g cu k u p k ec il h a n y a b is a d il a lu i o le h sa tu m o b il . Ja la n A sp a ld ar ii b u k o ta K a b u p a te n h in g g a k e G o a Bara m b a n + 3 0 me n it . 3 0 7 4 7 0 .7 7 3 0 7 5 8 4 .5 4 3 0 7 5 7 2 .6 4 3 0 7 4 5 5 .5 6 3 0 7 4 7 0 .7 7 Ja la n a sp a ld ar iBi n u a n g h in g g a k e G o a + 3 0 me n it 2 9 7 2 2 6 .9 6 2 9 7 2 5 5 .5 3 T a p in 2 9 7 1 9 2 .5 6 2 9 7 2 2 6 .9 6 3 2 7 0 6 1 .4 0 3 2 7 1 1 4 .8 5 3 2 7 1 0 7 .4 4 3 2 7 0 4 7 .1 2 3 2 7 0 6 1 .4 0 3 6 6 4 8 4 .0 8 3 6 6 6 8 7 .8 1 Ja la n A sp a lD ar iK o ta K a b u p a te n h in g g a ja la n d e p a n g a n g K a n to rD e sa k o n d is ib a g u s(1 1 K m). Ja la n G a n g ma su k k e G o a mer u p a k a n ja la n p er k e ra sa n . T a n a h b u m b u Ja la n A sp a lK o n d is iBa ik ji k a d il al u im el al u iK a b .H SS. Ja la n A sp a lR u sa k ji k ad il a lu i me la lu iPi an iK a b .T a p in T a p in 2 9 7 2 2 2 .1 9 T a p in T a n a h Ma sy ara k at d ih ib a h k a n k e D e sa 5 G o a Bara m b a n Bara m b a n Pi a n i :K a w a sa n H u ta n d e n g a n T u ju a n K h u su s (K H D T K H u ta n Pe n e li ti a n – Ba la iPe n e li ti a n K e h u ta n a n ). 6 G o a Ba tu H a p u Ba tu H a p u H a tu n g u n T a n a h Ma sy ara k at d ih ib a h k a n k e D in a s Par iw is a ta Me n ja d iL o k a si W is a ta U n g g u la n 7 A irT er ju n (Ra mp a h ) Be la w a in Ba la w a ia n Pi a n i 8 G o a L ia n g Ba n g k ai D u k u h Re jo Ma n te w e A se td e sa d a n su d a h d ih ib a h k a n k e Pem d a (D in a s Par iw is a ta ) Ca g ar B u d a y a (D in a s Par iw is a ta )U U N o 1 1 T a h u n 2 0 1 0 te n ta n g cag ar b u d a y a.
Kajian Peguungan Meratus Sebagai Geopark Nasional (M. Arief Anwar, Gusti Syahrany Noor, Wajidi, Ahmad Zaky Maulana, Yudhi Putryanda, Dewi Siska)
3965 78. 19 3966 46. 99 3966 42. 22 3965 59. 67 3965 78. 19 A spa lh ing ga de pa nga ng m asukk egua ,G ang hi n gga uj un g m asukg ua aspa lsa nga t rusa k( 1, 5j am da ri B at u li ci n) 3802 94. 25 3805 01. 68 3804 93. 22 3802 85. 78 3802 94. 25 2778 23. 20 2778 67. 65 2778 70. 82 2778 20. 82 2778 23. 20 2789 13. 43 2789 46. 23 2789 40. 94 2789 08. 13 2789 13. 43 9592 693. 3 6 9592 735. 4 3 9609 973. 4 1 9609 97 0. 2 3 0. 14 9609 926. 8 4 9609 931. 0 8 9609 973. 4 1 2789 72. 00 2788 82. 00 2788 92. 00 9609 894. 0 3 9609 898. 2 7 9610 005. 1 6 9592 694. 9 5 0. 19 9592 735. 4 3 9592 735. 4 3 9698 963. 9 9 3800 76. 00 2777 91. 00 2779 15. 00 2779 09. 00 2777 84. 00 2777 91. 00 2788 92. 00 2789 77. 0 0 9698 722. 6 9 3800 39. 00 9698 718. 4 6 5. 05 3806 08. 00 9698 548. 0 6 9698 562. 8 7 9699 078. 1 7 9592 763. 2 1 9592 759. 2 4 9592 645. 7 4 9592 655. 2 6 9592 763. 2 1 9610 005. 1 6 9610 001. 9 8 0. 94 D esa se ki ta r 1. 38 -Loka si W isa ta U nggu la n 9698 963. 9 9 3806 21. 00 9699 0 64. 0 0 28. 78 9698 963. 9 9 3800 76. 00 9699 078. 1 7 K ot aba ru 9689 702. 4 9 3965 25. 00 9689 788. 5 4 9689 61 1. 48 3964 72. 00 9689 536. 6 5 9689 633. 1 7 0. 69 3967 26. 00 9689 543. 0 0 5. 80 D esa , di se ra hka n ke D ina s P ar iw isa ta 9689 732. 6 6 3967 35. 00 9689 792. 7 7 K ot ab ar u Ja la nA spa lda ri Ib uko ta K ec am at anhi ngga ke de sa 1, 5j am da ri B at ul ic in, Ja la n m asukk ede sa aspa lm ul ai rusa kkur an gl ebi h5m eni t 9689 702. 4 9 3965 25. 00 9689 788. 5 4 Loka si W isa ta U nggu la n D esa be lum di se ra hka n ke di na s pa ri w isa ta D il indu ngi ol eh w ar ga se ki ta r B anj ar Ja la nB er aspa lko ndi si ba ik da ri B anj ar ba ruhi ngga D esa A ra ni o, m el ew at ij al ur ai r (be ndun ga nr ia m ka na n) hi ng ga de sa B el ang ia n. D il anj ut ka nde nga nbe rj al an ka ki B anj ar Ja la nB er aspa lko ndi si ba ik da ri B anj ar ba ruhi ngga D esa T iw in ga nLa m a, N ai kke A ta s B uki tMa ta ng K el ada n, kond isi ja la nse m en, se ba g ia n ta na h Loka si W isa ta U nggu la n 9 G oa P er jua nga n H asa n B asr i B ungku ka n K el um pa ng H ul u 10 G oa T em u Lua ng B angka la n D aya k K el um pa ng H ul u 11 Le m ba h K ahung B el angi an A ra ni o 12 Ma ta ng K el ada n T iw in g La m a A ra ni o S u mb er :Ha si lP en g o la h an Da ta
Kajian Peguungan Meratus Sebagai Geopark Nasional (M. Arief Anwar, Gusti Syahrany Noor, Wajidi, Ahmad Zaky Maulana, Yudhi Putryanda, Dewi Siska)
Gambar1.SalahSatuGeosite(GoaHasanBasri)
Sumber:DataPrimer,2017
PengembanganGeoparkPegununganMeratus
Untuk mewujudkan geopark Pegunungan
Meratus, Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan
Selatandapatmencontohdarigeoparkyangsudahada
diPulauJawa,antaralainGeoparkCiletuh,Geopark
Gunung Sewu dalam hal pengembangannya.
Berdasarkananalisa,beberapahalyangperludipenuhi
dalam pengusulangeopark,adalahantaralainadalah
harusmempunyaibatas-batastitikgeositeyangjelas
dan dibawah tanggung-jawab pengelola. Batas-batas
tersebut dituangkan dalam bentuk deleniasi/luasan
geosite(luasan&bataskawasan),sehinggadiperlukan
adanyadeliniasigeosite.
Dalam pengelolaan geopark, sebuah geopark
harus mempunyai struktur manajemen yang jelas,
sepertiKomitePengarah,KomiteKoordinasi,Komisi
Teknis mencakup aspek ilmiah, konservasi,
pengembangan, promosi dan kesekretariatan. Untuk
itu sangat diperlukan adanya susunan pengelola
geoparkyangdituangkandalambentuksebuahSurat
Keputusan (SK) Gubernur terkait struktur pengelola
geopark.
Sebuah geopark harus mempunyai Geosite
yangdidalamnyamemilikiunsurgeologi,biologi,dan
budaya,yangperludisertaikajian,analisadanevaluasi
secara terintegrasi. Untuk itulah diperlukan suatu
kajianyangmendalamterkaitmasing-masinggeosite
yangadadalamsebuahgeopark.
Semua geosite harus terlindungi secara nyata
baikberupaperaturanlokal,nasional,maupunglobal,
dimana perlu adanya peraturan hukum yang dibuat
untuk melindungi kawasan geopark. Hal ini
diperlukanagaradakepastianhukumterhadapgeosite
yangdikembangkan.
panelinterpretasidenganbahasasederhanayangdapat
dipahami oleh masyarakat luas. Selain itu Geosite
perlumempunyaimediauntukmemberikaninformasi
secaraterintegrasi-informatif-menarikdenganbahasa
yangsederhanasertagambaransederhanatermasukdi
dalamnyakajianilmiahdanceritamasyarakat.Dalam
hal ini sangat diperlukan media untuk memberikan
informasi pengembangan serta dapat mengukur
tingkatketertarikanmasyarakat;
Dalam pengembangan geopark dipelukan
adanya masterplan pengelolaan yang di dalamnya
memuat tahapan pembangunan dan alokasi
pendanaan, serta program jangka pendek, menengah
dan panjang, sehingga arah pengembangannya
menjadijelasdanterarah.Dimanadidalamnyajuga
mengatur peran dan kerjasama antara SKPD,
pemangkukepentingansertamasyarakatdalambentuk
KelompokSadarWisata(Pokdarwis).
Dalam sebuah geopark
perlu mempunyai
ketersediaan media publikasi sebagai bahan promosi
baik itu berupa booklet, leaflet, panduan perjalanan,
buku-buku ilmiah populer, rute perjalanan,
aksesibilitas, perkiraan waktu menuju lokasi, peta,
termasuk pusat informasi, kios informasi, museum,
serta fasilitas umum yang ada di rute perjalanan dan
yang berada dilokasi. Hal ini dimaksudkan agar
menarik minat dan mempermudah calon wisatawan
dalammelakukanperjalanan.
Adapun tahapan pengembangan geopark
sebagaimana dimaksud dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tahap, yaitu tahap pemaknaan kekayaan kawasan,
tahap pengelolaan, dan tahap implementasi. Secara
detail masing masing tahapan dimaksud dijelaskan
padagambarberikut.
Setiap geosite perlu dilengkapi dengan panel-
URNALKebijakanPembangunan
Volume 13 Nomor 1 Juni 2018 : 73 - 84
Tahapan Pengembangan Geopark
Gambar2.TahapanPengembanganGeopark
Sumber:HasilFGDdenganTimUPNVeteranYogyakarta,2017
Dalamhalmempersiapkangeopark,diperlukan
kerjasama antar semua pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan dimaksud adalah meliputi
pemerintah, akademisi, dunia usaha (bisnis),
(Pokdarwis),danmediamassa.
Rancangan tahapan pengembangan geopark
meratus sebagaimana dimaksud dijelaskan sebagai-
managambardibawahini.
komunitasmasyarakatberupaKelompokSadarWisata
Menuju Ofiolit Meratus Geopark
Gambar3.RancanganTahapanPengembanganGeoparkMeratus
Kajian Peguungan Meratus Sebagai Geopark Nasional (M. Arief Anwar, Gusti Syahrany Noor, Wajidi, Ahmad Zaky Maulana, Yudhi Putryanda, Dewi Siska)
KESIMPULANDANREKOMENDASI
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
memiliki kekayaan alam berlimpah, termasuk
kekayaan keragaman geologi yang merupakan
warisangeologiyangpentinguntukriset,pendidikan
dan wisata. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia
dapatdijadikansebagaiGeopark.Adapuntujuandari
Geopark adalah untuk melindungi warisan geologi.
Geoparkmengandungsejumlahsitusgeologi(geosite)
yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan,
kelangkaan, keindahan (estetika), dan pendidikan.
KegiatandidalamGeoparktidakterbataspadaaspek
geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti ekologi,
sejarah,danbudaya.
Kalimantan Selatan, khususnya Pegunungan
Meratus layak dijadikan sebagai Geopark Nasional,
mengingat keragamaan geoheritage yang ada. Di
mana secara umum terdapat 57 titik geosite yang
berpotensidikembangkansebagaibagiandarigeopark
Pegunungan Meratus dan dari seluruh titik tersebut
telah diidentifikasi 12 titik di antaranya pada studi
awalini.
Tema yang dapat diangkat pada geopark
meratus ini adalah geopark meratus sebagai
Pegunungan Ofiolit, mengingat pada pegunungan
Meratus tersusun oleh batuan tertua yang menjadi
dasar pengendapan dari semua batuan yang ada di
wilayah Kalimantan Selatan dan juga menjadi salah
satubatuantertuayangadadiIndonesia.
Rekomendasi
Geopark merupakan sebuah kawasan yang
berisianekajenisunsurgeologiyangmemilikimakna
danfungsisebagaiwarisanalam.Dikawasaninidapat
diimplementasikan berbagai strategi pengembangan
wilayahsecaraberkelanjutan,yangpromosinyaharus
didukungolehprogrampemerintah.Sebagaikawasan,
Geoparkharusmemilikibatasyangtegasdannyata.
Luas permukaan Geopark pun harus cukup, dalam
artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana
aksipengembangannya.
Dalam pengembangan pegunungan meratus
sebagai geopark nasional perlu disusun roadmap /
grand desain pengembangan geopark agar
pengelolaannyalebihterarah(programjangkapendek,
menengahdanpanjang)sehinggapembangunandapat
dilakukan secara bertahap sesuai alokasi pendanaan.
Dalampelaksanaanpengembangangeoparknasional
ini diperlukan sinergi pihak-pihak terkait dalam hal
pengusulan geoheritage menjadi geopark nasional
maupundalampengelolaanGeoparknantinya.
Pemerintah daerah perlu mempersiapkan tim
terkait pengusulan geopark nasional ini, untuk
mengajukan proses pengusulannya ke Kementerian
ESDM. Disamping studi lanjutan diperlukan untuk
pemetaancakupangeositeyanglebihbanyak.
Dalam rencana pengembangan geopark
meratusiniperluadanyapenegasandeleniasigeosite,
luasan&bataskawasan yangjelassehingganantinya
mempermudah tanggung-jawab pengelola. Serta
penegasan isi geosite (geologi, biologi, dan budaya)
melaluikajian,analisadanevaluasisecaraterintegrasi.
Perlu adanya struktur manajemen, seperti
KomitePengarah,KomiteKoordinasi,KomisiTeknis
mencakup aspek Ilmiah, konservasi, pengembangan,
promosidankesekretariatan.Danperluadanyaaturan
hukumyangdibuatuntukmelindungi,mengeloladan
mengembangkangeositeyangada.
Ke depannya setiap geosite perlu dilengkapi
dengan panel-panel interpretasi dengan bahasa
sederhanayangdapatdipahamiolehmasyarakatluas.
Setiap geosite juga perlu mempunyai media untuk
memberikaninformasisecaraterintegrasi-informatif-
menarik dengan bahasa yang sederhana serta
gambaran sederhana termasuk didalamnya kajian
ilmiah dan cerita masyarakat, perlunya media untuk
memberikan informasi pengembangan serta dapat
mengukurtingkatketertarikanmasyarakat.
Perlu adanya ketersediaan publikasi sebagai
bahan promosi (booklet, leaflet, panduan perjalanan,
buku-buku ilmiah populer, Rute perjalanan,
aksesibilitas, perkiraan waktu menuju lokasi, peta,
termasuk pusat informasi, Kios Informasi, museum,
serta fasilitas umum yang ada di rute perjalanan dan
yangberadadilokasi.
DAFTARPUSTAKA
Syahruji,Andy.2013.PengelolaanHutanMasyarakat
AdatDayakKiyubagiandariBukuHutanuntuk
Masa Depan, Pengelolaan Hutan Adat di
Tengah Arus Perubahan Dunia. Aliansi
MasyarakatAdatNusantara
Bondan, Amir Hasan Kiai. 1953. Suluh Sedjarah
Kalimantan.Banjarmasin:Fadjar.
ColemanRobertG.1977.Ophiolites,AncientOceanic
Litosphere?, Springer-Verlag Berlin
Heidelberg,NewYork.
Daud, Alfani. 1997. Islam dan Masyarakat Banjar:
Diskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar.
Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada.
Ideham, M. Suriansyah, dkk (editor). 2007. Urang
Banjar dan Kebudayaannya. Banjarmasin:
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
ProvinsiKalimantanSelatan.
Radam, Noerid Haloei. 2001. Religi Orang Bukit.
Yogyakarta:Semesta.
Saleh, M. Idwar. 1981/1982.
Banjarmasin.
Banjarbaru: Museum Negeri Lambung
MangkuratProvinsiKalimantanSelatan.
URNALKebijakanPembangunan
Volume 13 Nomor 1 Juni 2018 : 73 - 84
Soehada, Moh. 2005. “Pemaknaan Pangan dalam
Mitologi Kejadian dan Pemeliharaan Padi
(Rangan)MenurutSistemReligiOrangDayak
Meratus (Suatu Pendekatan Strukturalisme
Levi-Straus).DalamKandil,Edisi8,TahunIII,
Februari–April 2005. Banjarmasin: Lembaga
KajianKeIslamandanKemasyarakatan(LK-3).
Sulaksono, Dwi Putro. 2008. Determinisme dan
Perubahan Kebudayaan, Studi Antropologi
Dayak Desa Hutan Kalimantan. Banjarbaru:
ScriptaCendekia.
Wajidi. 2011. Akulturasi Budaya Banjar di Banua
Halat.PustakaBookPublisher:Yogyakarta.
http://landspatial.bappenas.go.id/km/files/201411131 61357_geopark_dan_tata_ruang.pdf https://media.iyaa.com/article/2016/04/UNESCO- terdapat-6-aspek-penilaian-geopark- 3439114.html