• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREVALENSI DAN JENIS-JENIS ENDOPARASIT IKAN YANG DITANGKAP DI SUNGAI PEMATANG IBUL KABUPATEN ROKAN HILIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREVALENSI DAN JENIS-JENIS ENDOPARASIT IKAN YANG DITANGKAP DI SUNGAI PEMATANG IBUL KABUPATEN ROKAN HILIR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Repository FMIPA

PREVALENSI DAN JENIS-JENIS ENDOPARASIT IKAN YANG DITANGKAP DI SUNGAI PEMATANG IBUL KABUPATEN ROKAN HILIR

Mardila Andayani1, Radith Mahatma 2, Titrawani2 1

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2

Dosen Zoologi Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Mhar_dhilla@yahoo.com

ABSTRACT

Rokan Hilir Regency is one of regency in Riau Province which has high various types of fish. The type of endoparasites in Rokan Hilir has never been reported investigated nor identified. This study aimed to identify fish species in Pematang Ibul river, Rokan Hilir. The study was conducted from December to February 2015, using survey method. A total of 47 fish samples from eight fish species was observed using a light microscope. The results identified two families of endoparasites in the gastrointestinal tract i.e.Strongyloididae (4.2%) and Anoplocephalidae (6.2%). The total prevalence of endoparasites was 10.63% and categorized to Often. The intensity value of each parasites family were 1 for both Strongyloidide and Anoplocephalidae. The Prevalence of Cork fish and Bujuk fish were (50%) and (100%), respectively. The prevalence Value of infected fish organ was 60% in gastric and 40% in intestine, while the intensity of the infected fish organs in the stomach was 0.6 and the intestinal organs was 0.4.

Keywords : Endoparasite, Freshwater Fish, Pematang Ibul, Riau Province,Rokan Hilir.

ABSTRAK

Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki keanekaragaman jenis-jenis ikan yang tinggi. Jenis-jenis endoparasit di Kabupaten Rokan Hilir ini belum pernah dilaporkan dan diteliti serta belum diidentifikasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi endoparasit ikan di Sungai Pematang Ibul, Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai Februari 2015, menggunakan metode Survey. 47 sampel ikan dari 8 jenis ikan diamati mengunakan mikroskop cahaya dan kemudian diidentifikasi menggunakan buku Bowman. Hasil penelitian terdapat 2 Famili endoparasit dalam saluran pencernaan yaitu Strongyloididae (4,2%), Anoplocephalidae (6,2%). Total keseluruhan prevalensi endoparasit sebesar 10,63% termasuk kedalam golongan often. Nilai intensitas masing-masing famili parasit yaitu Strongyloididae 1,Anoplocephalidae 1.

(2)

2 Repository FMIPA

Prevalensi ikan gabus sebesar (50%) dan ikan Bujuk (100%). Nilai prevalensiorgan ikan yang terinfeksi parasit, pada lambung sebesar (60%) dan pada usus sebesar (40%) untuk keseluruhannya, sedangkan untuk intensitas organ ikan yang terinfeksi parasit pada organ lambung (0,6) dan pada organ usus (0,4).

Kata kunci : Endoparasit, Ikan Air Tawar, Pematang Ibul, Provinsi Riau, Rokan Hilir.

PENDAHULUAN

Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inang, seperti saluran pencernaan, hati dan organ lainnya yang dapat merugikan organisme yang ditumpanginya. Setiap jenis parasit mempunyai habitat yang berbeda pada inang sebagai tempat hidupnya. Parasit yang menginfeksi bagian luar tubuh inang contohnya adalah Protozoa, Monogenea,Copepod, sedangkan parasit yang menyerang bagian dalam tubuh inang contohnya adalah Protozoa, Digenea, Acanthocephala, Nematode dan Crustacea. Parasit tidak akan membahayakan inangnyadalam jumlah kecil, namun jika kondisi lingkungan memungkinkan maka parasit akan bereproduksi dengan cepat, sehingga akan memberikan dampak yang sangat serius bagi inangnya (Yuliarti 2011).

Adanya interaksi yang tidak serasi antara inang dan lingkungan dapat menyebabkan stres pada inang, sehingga pertahanannya lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit.Endoparasit yang masuk ke tubuh inang dapat melalui inang perantara contohnya siput.Infeksi parasit akan memberikan perubahan–perubahan, baik pada jaringan organ tubuh maupun sifat-sifat inang secara umum (Fernando et al.1972).

Sachlan (1972) menyebutkan bahwa parasit dapat merugikan inangnya dengan banyak cara, yaitu dengan

menimbulkan luka-luka, dengan memakan dan menyerap jaringan tubuh inang. Penyebaran setiap parasit diantara inangnya ditentukan oleh umur, musim dan lokasi geografisnya. Inang merupakan habitat dan pemberi makanan bagi parasit. Secara umum bentuk parasit lebih kecil dari inang dan memiliki siklus hidup tertentu (Anonim 2010).

Semua organisme dalam air memiliki potensi sebagai inang bagi parasit, termasuk juga jenis ikan.

Peningkatan kemampuan

perkembangbiakan parasit akan meningkatkan prevalensi parasit pada tubuh hospes. Hal ini dapat memacu peningkatan perkembangbiakan parasit yang dapat merugikan inang (Siagian 2009). Tingkat serangan penyakit tergantung pada jenis dan jumlah mikroorganisme yang menyerang ikan, kondisi lingkungan dan daya tahan tubuh ikan juga turutmemacu cepat tidaknya penyakit itu menyerang ikan (Noga 2000).

Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yangmempunyai peran penting dalam daur hidrologi sertasebagai daerah tangkapan (catchment area) bagi daerahsekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangatdipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki olehlingkungan sekitarnya. Sungai merupakan sumber air permukaan yang rentanterhadap pencemaran. Sungai mempunyai daya tampung beban pencemaran oleh limbah

(3)

3 Repository FMIPA

( Noga 2000 ). Daya tampung pencemaranadalah kemampuan air pada suatu sumber air, untukmenerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkanair tersebut menjadi tercemar. Masuknya limbah kedalam air sungai akan menyebabkan konsentrasi oksigenberkurang. Tingkat serangan penyakit tergantung padajenis dan jumlah mikroorganisme yang menyerang ikan,kondisi lingkungan dan daya tahan tubuh ikan juga turutmemacu cepat tidaknya penyakit itu menyerang ikan.

Perairan Pematang Ibul banyak terdapat bermacam-macam jenis ikan, diantaranya terdapat jenis ikan Baung, Selais, Sepat Siam, dan jenis-jenis ikan sungai lainnya. Jumlah ikan yang banyak dijadikan masyarakat setempat sebagai salah satu mata pencarian. Banyaknya jumlah ikan yang terdapat di perairan ini menjadikan daerah pinggiran sungai sebagai daerah pemungkiman bagi sebagian nelayan, hal ini tidak menjamin semua organisme-organisme yang terdapat di perairan ini tidak tersentuh oleh kontaminasi-kontaminasi aktivitas manusia yang ada disekitar perairan ini, salah satunya adalah kualitas dan mutu ikan-ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stres pada ikan dan untuk itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor stres, meningkatnya suhu air dan salinitas yang dapat menyebabkan meningkatnya metabolisme ikan. Stres dapat menyebabkan ikan menjadi shok, tidak mau makan dan meningkatnyakepekaan terhadap penyakit (Kordi.2004) .

Kondisi stress pada ikan merupakan kondisi yang sesuai dalam peningkatan perkembangbiakan parasit.Peningkatan kemampuan

perkembangbiakan parasit akan meningkatkan prevalensi parasit pada tubuh hospes. Hal ini dapat memacu peningkatan perkembangbiakan parasit yang dapat merugikan inang. Sementara itu informasi mengenai Endoparasit pada ikan di Indonesia hingga saat ini masih sangat sedikit, sementara itu peningkatan jumlah ikan yang terkena serangan endoparasit terus terjadi baik di air tawar maupun air laut ( Lukistyowati 1996 ). METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember-Februari 2015, di laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Riau. Lokasi pengambilan sampel di bagian Hilir Sungai Pematang yang terletak di Kabupaten Rokan Hilir.

Alat dan bahan dalam penelitian ini adalah, seperangkat alat bedah, cawan petri, gelas objek, kaca penutup, alkohol 70%, NaCl, tissu, microskop cahaya, botol film, kertal label, kamera digital, seperangkat alat tulis. Untuk bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis ikan sungai yang didapat nelayan. Hal ini bertujuan untuk melihat jenis-jenis ikan sungai apa saja yang rentan terjangkit parasit yang terdapat di perairan sungai tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pengambilan sampel di lapangan kemudian dilanjutkan menganalisis sampel di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi.Pengambilan sampel sebanyak 47 ekor ikandi lapangan dilakukan secara berkala di Sungai Pematang Ibul yang diperoleh dari nelayan, jenis-jenis ikan sungai yang didapat diambil dan dibedakannya berdasarkan jenis

(4)

4 Repository FMIPA

ikannya,sampel ikan yang diambil. Selanjutnya dibedah langsung ditempat penangkapan ikan.

Pada pemeriksaan endoparasit secara makroskopis dilakukan dengan membedah bagian perut ikan dan dilihat parasit yang bersifat makroskopis. Seperti pada saluran pecernaan dan bagian hati ikan.Organ hati ikan yang diperiksa diamati secara makroskopis, kemudian ambilpotongan kecil hati dan diletakkan pada kaca obyek diamati dibawah mikroskop.Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan membedah tubuh ikan,organ lambung dan usus diambil dan dimasukan kedalam botol film yang berisi Alkohol 70% selanjutnya digunakan untuk pengamatan di laboratorium. Organ

lambung dan usus dikeluarakan dari botolsampel yang berisi larutan Alcohol 70%. Isi usus dikeluarkan dari usus. Isi usus diambil sedikit dan diletakkan di atas gelas objek glass, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl fisiologis, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop sama perlakuan dan cara kerjanya untuk pengamatan organ lambung.

Data yang diamati dalam penelitian ini adalah frekuensi kejadian parasit atau organ pada sampel yang ditemui terdapat parasit. Menurut Effendi ( 1979 ) frekuensi kejadian ikan yang terinfeksi parasit di hitung dengan menggunakan rumus :

1. Prevalensi = Jumlah ikan yang terserang parasit

x 100% Jumlah ikan yang diperiksa

Intensitas parasit dihitung dengan menggunakan Rumus : 2. Intensitas = Jumlah parasit yang di temukan perspesies

Jumlah ikan yang terinfeksi perspesies

Dari hasil perhitungan maka dapat dikelompokkan berdasarkan kategori berikut ini:

(5)

5 Repository FMIPA

Tabel.1. Kategori prevalensi(Williams dan Buckley- Williams 1996).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis Endoparasit yang di temukan pada Saluran Pencernaan dan Hati Ikan-Ikan yang di tangkapdi Sungai Pematang Ibul.

Hasil pemeriksaan terhadap 47 sampel ikan menunjukkan adanya jenis Endoparasit dalam saluran pencernaan ikan yaitu: Anoplocephalidae dan Strongyloididae (Tabel 1).

Tabel 1. Endoparasit yang di temukan pada saluran pencernaan ikan-ikan yang ditangkap di sungai Pematang Ibul.

Kelas Ordo Family

Cestoda Anoplocep halidea

Anoplocephalidae

Nematoda Rhabditida Strongyloididae

Endoparasit yang ditemukan termasuk adalah kelas Cestoda Anoplocephalidae dan Strongyloididae dari kelas Nematoda. Noga (1996) yang menyatakan bahwa ikan laut maupun ikan perairan sungai biasanya terinfeksi oleh Nematoda yang berasal dari golongan Ascaridoidoiea dan Spiruroidea.

Noga (1996) menyatakan bahwa ikan merupakan induk semang antara sekaligus induk semang definitif bagi perkembangan cacing nematoda. Secara umum di dalam tubuh ikan, cacing nematoda memiliki lima stadia dalam siklus hidupnya yang dipisahkan oleh empat kali pergantian kulit dimana yang dimaksud disini adalah Nematoda selalu mengalami 4 kali pergantian kulit (moulting): 4 stadia larva dan stadia dewasa (adult). Pada nematoda endoparasit, larva stadia kedua bersifat infektif. Hidup didalam tanah, sedangkan larva stadia 3 dan 4 serta dewasa berada di dalam jaringan inang.

No Kategori infeksi Frekuensi

1 Always ( selalu) 100-99%

2 Almost always ( hampir selalu) 98-90%

3 Usually ( biasanya) 89-70%

4 Frequently (sering kali) 69-50%

5 Commonly (biasa) 49-30%

6 Often (sering) 29-10%

7 Occasionally (kadang-kadang) 9-1%

8 Rarely (jarang) <1-0,1%

9 Very rarely (sangat jarang) <0,1-0,01%

(6)

6 Repository FMIPA

Stadia sebelum dewasa disebut juvenile atau larva.

2. Frekuensi kehadiran parasit pada

saluran pencernaan dan Hati ikan yang di tangkap di Sungai Pematang Ibul

Dari hasil pemeriksaan untuk mengetahui persentase ikan-ikan yang terinfeksi endoparasit dilakukan perhitungan frekuensi kehadiran parasit.

Sebanyak 47 ikan yang di periksa, ditemukan 5 ekor ikan yang terinfeksi dengan frekuensi kehadiran 10,63%. Berdasarkan tabel kategori prevalensi dari Williams dan Buckley- Williams (1996) menyatakan bahwa apabila persentasi infeksi parasit terjadi hingga 29-10% maka dapat dikatakan bahwa infeksi parasit dalam kategori Often (sering)

Tabel 2. Frekuensi Kehadiran dan intensitas masing-masing parasit

No Endoparasit Jumlah ikan terinfeksi stadium parasit FK (%) I Telur Larva Dewasa

1 Anoplocephalidae 3 - - 3 6,2 1

2 Strongyloididae 2 - - 2 4,2 1

Keterangan : FK= Frekuensi kehadiran parasit, I= Intensitas.n= Jumlah ikan yang di periksa(47)

Frekuensi kehadiran

parasit(Tabel 4.2) Anoplocephalidae yaitu 6,2%dan Strongyloididae 4,2% yang masuk ke dalam kategori prevalensi Occasionally (kadang-kadang).Hal ini menunjukan bahwa ikan-ikan yang diperiksa merupakan mikrohabitat dari jenis-jenis parasit tersebut sehingga pada umumnya parasit ini ditemukan pada saluran pencernaan ikan yang termasuk kedalam genus Channa. Saat pengamatan secara makroskopis cacing tersebut ditemukan dalam keadaan hidup di saluran pencernaan ikan khususnya lambung dan usus, menempel pada dinding organ dan termasuk dalam fase dewasa. Rendahnya kehadiran kehadiran dari parasit dijelaskan Kennedy(1975) sebagai akibat dari kecilnya kemungkinan parasit untuk

menemui inangnya karena inang berdistribusi luas atau jarang terdapat pada habitat dimana parasit berada. Selain itu juga disebabkan organisme yang berperan sebagai inang antara bagi parasit tersebut pada habitat ikan.

Menurut Noble et al.(1989), ikan yang menghabiskan seluruh siklus hidupnya hanya di satu tipe perairan akan memiliki parasit lebih sedikit daripada ikan yang berpindah-pindah. Ikan-ikan yang dipelihara terutama dalam akuarium, intensitas dan prevalensi parasitnya cenderung berfluktuasi sesuai dengan manaje-men kesehatan yang diterapkan dalam kegiatan budidaya.

Dogiel et al.(1970) menyatakan, bahwa meningkatnya keberadaan beberapa parasit tidak ditentukan oleh

(7)

7 Repository FMIPA

umur ikan. Sementara Nobel et al. (1989), menyatakan bahwa beberapa spesies ikan, semakin meningkat umur ikan, maka ada kecendrungan intensitas parasitnya semakin berkurang. Beberapa parasit memiliki inang spesifik tertentu. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya beberapa jenis ikan yang hanya terinfeksi oleh satu jenis parasit saja (species spesifik), atau hanya satu organ

Hal ini dapat dilihat dari hasil yang didapat pada saat pengamatan parasit yang ditemukan berada pada saluran pencernaan seperti lambung dan usus. Hasil pengamatan (Tabel 4.4) dari 8 jenis ikan yang diperiksa 2 jenis diantaranya ditemukan terinfeksi parasit. Berdasarkan prevalensi dan intensitas organ yang terinfeksi, organ lambung dan usus untuk masing-masing jenis ikan

Tabel 3. Prevalensi endoparasit pada ikan yang ditangkap di Sungai Pematang Ibul

No Jenis ikan Jlh ikan Jlh ikan yang terinfeksi Prevalensi (%)

1 Gabus(Channa Striata) 4 2 50%

2 Bujuk(Channa lucius) 3 3 100%

3 Lele(Clarias sp) 3 0 0%

4 Bulan-bulan(Megalops cryprinoides( Broussonet,

1782) 8 0 0%

5 Puyu/Betok(Anabas testudineus) 8 0 0%

6 Sepat siam(Trichogaster pectoralis ) 6 0 0%

7 Sepat ladang/rawa(Trichogaster trichopteru) 10 0 0%

8 Baung(Hemibagrus nemurus) 2 0 0%

Total 47 5 10,63%

saja yang terinfeksi oleh parasit tersebut (organ spesifik) (Grabda 1981). Hubungan spesifik antara inang dengan parasit tersebut ditentukan oleh keberhasilan parasit dalam menginfeksi, menempati dan berkembangbiak pada habitat tertentu pada bagian tubuh inang (Olsen 1974).

gabus dan bujuk keseluruhan nilai prevalensinya parasit lebih dominan ditemukan diorgan lambung yaitu dengan nilai prevalensi (60%) dan untuk organ usus nilai keseluruhan dari kedua jenis ikan yang diperiksa prevalensinya adalah (40%). Sedangkan untuk intensitas keseluruhan organ lambung dari 2 jenis ikan tersebut didapat (0,6) dan untuk organ usus (0,4%).

(8)

8 Repository FMIPA

Tabel 4. Prevalensi dan Intensitas parasit pada masing-masing organ ikan.

N Organ Jlh

parasit Famili Parasit

Prevalensi Intensitas Lambung Usus Lambung Usus 4 Lambung 1 Strongyloididae 20% 20% 0,2 0,2 Usus 1 3 Lambung 2 Anoplocephalidae 40% 20% 0,4 0,2 Usus 1 7 5 60% 40% 0,6 0,4

n=Jlh ikan yang diperiksa

Derajat infeksi lebih tinggi pada organ usus dan lambung menunjukkan bahwa usus dan lambung merupakan lokasi prevarensi bagiNematoda. Faktor prevalensi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor kemudahan untuk mendapatkan nutrisi. Usus menyediakan sumber nutrisi bagi nematoda antara lain darah, sel jaringan, cairan tubuh dan sari-sari makanan yang terkandung dalam lumen usus.

Saluran pencernaan ikan merupakan organ yang paling banyak diserang oleh parasit. Habitat dan penyebaran parasit pada usus dapat dipengaruhi oleh struktur dan fisiologis usus sehingga mempengaruhi keberadaan dan jumlah parasit. Hal ini menyebabkan tingginya infeksi diusus dan lambung karena di perkirakan usus dan lambung merupakan tempat memproses makanan dan absorbsi nutrisi, Oleh karena parasit lebih banyak di temukan di daerah intestinum untuk memanfaatkan sisa – sisa bahan organik dalam tubuh ikan.

Mikrohabitat parasit merupakan lingkungan atau tempat yang mendukung kehidupan parasit(Brown 1979). Lingkungan atau tempat tinggal

tersebut harus tersedia makanan, oksigen dan faktor lainnya termasuk di dalamnya kompetisi antar spesies. Rendahnya kehadiran dan intensitas dari tiap spesies parasit yang ditemukan merupakan sebagian dari akibat kecilnya kemungkinan parasit untuk menemui inangnya karena inang terdistribusi luas atau jarang terdapat pada habitat parasit tersebut tersebar (Keneedy 1974).

Sachlan (1972) menyebutkan bahwa parasit dapat merugikan inangnya dengan banyak cara, yaitu dengan menimbulkan luka-luka, dengan memakan dan menyerap jaringan tubuh inang.Hubungan antara inang dengan parasit merupakan hal yang kompleks karenabanyaknya faktor yang berpengaruh. Penyebaran setiap parasit diantara inangnya antara lain ditentukan oleh umur, musim dan lokasi geografisnya. Inang merupakan habitat dan pemberi makananan bagi parasit. Secara umum bentuk parasit lebih kecil dari inang dan memiliki siklus hidup tertentu.

(9)

9 Repository FMIPA

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Endoparasit yang ditemukan yaituFamili Anoplocephalidae dan Famili Strongyloididae dengan Frekuensi Kehadiran parasit pada masing-masing Famili yaitu Famili Strongyloididae 4,2% dan Anoplocephalidae 6,2%. Hasil prevalensi ikan gabus sebesar (50%) dan ikan Bujuk (100%). Nilai Prevalensi Organ Ikan yang terinfeksi parasit,pada lambung prevalensinya sebesar (60%) dan pada usus prevalensinya sebesar(40%) untuk keseluruhannya, sedang kan untuk intensitas organ ikan yang terinfeksi parasit pada organ lambung(0,6) dan pada organ usus (0,4).

DAFTAR PUSTAKA

Buchmann K & Bresciani J. 2001. An Introduction to Parasitic Diseases of Frehwater Trout. Denmark: DSR Publisher. Brown HW. 1979. Dasar-Dasar

Parasitologi Klinis. Penerjemah Rukmono. editor. Jakarta. Dogiel, V. A., G. K. Petrushevski & Yu.

I. Polyanski (Eds). 1970. Parasitology of Fishes. T.F.H Publ., Inc. Ltd., Hongkong. 384 p.

Fernando, C.H., J.I. Furtado, A.V. Gussev & S.A. Kakonge. 1972. Methods for the study of freshwater fish parasites. University of Waterloo,

Canada. Biology Series, 2: 1-44 p.

Grabda, J. 1981. Marine Fish Parasitology. VHC and PWN-Polish Scientific Publishers. New York. 266 hal

Kennedy, C.R. 1975. Ecological Animal Parasitology. Blackwell Scientific Publications. Oxford. Kordi, M.G. 2004.Penanggulangan

Hama dan Penyakit Ikan. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Lukistiowati I. 1996. Identifikasi Zooparasit Pada Ikan Gabus (Channa striata) yang Hidup di

Perairan Kampar,

Riau.Perikanan dan Kelautan 11(3):61-72.

Noble, E.R. G.A. Noble. 1989. Parasitologi: Biologi Parasit Hewan. Edisi Kelima. Wardiarto, penerjemah, Soeripto N, editor. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Terjemahan dari: Parasitology : The Biology of Animal Parasites. Fifth Edition. Noga EJ. 1996. Fish Disease: Diagnosis

and treatment. Mosby yesr Book. Inc st louis, Mo PP 163-170.

Noga E.J. 2000. Fish Disease:Diagnosis and Treatment. Iowa State University Press.

(10)

10 Repository FMIPA

Olsen, O.W. 1974. Aniamal Parasites, Their Life Cycles and Ecology. Univ. Park Press, Baltimore, London, Tokyo.

Sachlan, M. 1972. Penyakit Ikan. Correspondence Course Centre.

Yanong, Roy P. E. and VMD. 2008. Viral Nervous Necrosis (Betanodavirus) Infections in Fish. University of Florida.

Yuliarti E. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit Pada Ikan Patin (Pangasius Djambal) Pada Beberapa Pembudidaya Ikan Di Kota Makasar.Makasar: FAPERIKA Universitas Hasanudin.

Gambar

Tabel 2. Frekuensi Kehadiran dan intensitas masing-masing parasit
Tabel 3. Prevalensi endoparasit pada ikan yang ditangkap di Sungai Pematang Ibul
Tabel 4. Prevalensi dan Intensitas parasit pada masing-masing organ ikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji Dissolved Oxygen (DO) dan uji Biological Oxygen Demand (BOD) perlakuan awal yang dilakukan ialah memasukkan sampel ke dalam botol winkler yang bertutup dengan cara

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 45 responden hanya (35 77,8%) responden yang memiliki pengawasan cukup dan 10 (22,2) responden diantaranya masih memiliki

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Dari hasil perhitungan rata – rata nilai TCR resistor dapat disimpulkan bahwa semakin besar semakin besar Rs (Resistivity Sheet) semakin kecil nilai TCR dan

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Sedangkan subjek dengan perilaku baik terbanyak pada rentang usia Disarankan bagi pasien yang menggunakan gigi tiruan lepasan agar lebih memperhatikan kebersihan gigi.. tiruannya

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh salinitas yang berbeda dalam media ekstrak daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan kandungan karotenoid Dunaliella