HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE
DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
NASKAH PUBLIKASI
Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah SI Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh : ENNY RUSILAWATI
J410101009
Pembimbing I : Sri Sugiarsi, SKM, M.Kes
Pembimbing II : Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes(Epid)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK
Enny Rusilawati J410101009
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
xv+47+51
Dinas Kesehatan Kota Salatiga sebagai bagian dari instansi pemerintah di Kota Salatiga bertugas menyelenggarakan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, serta upaya kesehatan lingkungan pada masyarakat dalam rangka mewujudkan Salatiga Sehat. Salah satu indikator pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Salatiga dapat dikatakan baik ditunjukkan oleh kualitas hasil kerja pegawai pada bagian surveilans yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans diare di Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Subjek penelitian ini adalah Petugas Surveilans Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 orang yang diperoleh
melalui rumus Slovin dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling. Alat
analisis data dilakukan dengan uji korelasi spearman-rank. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans (0.001 < 0.05), dan ada hubungan signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans (0,000 <0,05). Kata Kunci : Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Petugas Surveilans
Kepustakaan : 2001-2011
Surakarta, Oktober 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Sri Sugiarsi, SKM, M.Kes NIK. 0160819750420042
Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) NIK. 74070899110102062
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid)
PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
Disusun Oleh : Enny Rusilawati
NIM : J410101009
Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 22 Oktober 2012 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji.
Surakarta, Oktober 2012
Ketua Penguji : Sri Sugiarsi, SKM, M.Kes (………)
Anggota Penguji I : Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) (……….)
Anggota Penguji II : Dwi Astuti, S.Pd. M.Kes (……….)
Mengesahkan, Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
LATAR BELAKANG MASALAH
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Untuk mencapai tujuan program P2 Diare, yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian diare, maka ditetapkan jumlah penemuan penderita diare atau target yang ditetapkan sebelumnya dalam bentuk kuantitatif (Din Kes, 2008). Keberhasilan pelaksanaan program P2 Diare tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran petugas-petugas pelaksana di lapangan untuk memberikan laporan data jumlah penemuan penderita diare secara akurat.
Agar peran dari petugas pelaksana di lapangan dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan petugas-petugas yang berkualitas sehingga mampu menampilkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik akan terwujud apabila dalam proses manajemen dipimpin oleh seorang yang kompeten. Selain faktor kepemimpinan, faktor lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan penegakan disiplin kerja.
Berbagai peraturan yang ditetapkan oleh suatu organisasi atau lembaga memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para pegawai dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Salah satu indikator pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Salatiga dapat dikatakan baik ditunjukkan oleh kualitas hasil kerja pegawai pada bagian surveilans yang memuaskan. Namun kenyataannya dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, data diare yang dikumpulkan menunjukkan tingkat akurasi yang rendah, hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan yang cukup signifikan antara data laporan mingguan dengan data laporan bulanan. Kondisi tersebut tentu menunjukkan jika kinerja pegawai pada bagian surveilans adalah rendah. Kemungkinan lain hal tersebut dikarenakan beban kerja petugas surveilans juga tinggi, terkadang 1 (satu) orang petugas dapat merangkap
2 (dua) atau 3 (tiga) program, misal : Program Diare dan ISPA atau Program Diare, ISPA, dan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans diare di Dinas Kesehatan Kota Salatiga.
TINJAUAN PUSTAKA
Dari beberapa definisi kinerja, maka secara ringkas dapat dikatakan bahwa kinerja petugas surveilans adalah kesediaan seseorang petugas surveilans untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan oleh instansi Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Sedang berdasarkan pada PP No. 10 Pasal 4 tahun 1979 disebutkan faktor-faktor yang menjadikan kinerja pegawai berbeda adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan (Sitohang, 2007).
Kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi pegawai-pegawai lain di bawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar.
Ada beberapa jenis kepemimpinan menurut Terry (2000) :
a. Kepemimpinan menurut situasinya
b. Kepemimpinan menurut perilaku-pribadi
c. Kepemimpinan tugas-sentris atau pekerja-sentris
d. Kepemimpinan pribadi
e. Kepemimpinan demokratis
f. Kepemimpinan otoriter
h. Kepemimpinan alami
Hasil reset yang dilakukan oleh Terry (2000) menyatakan bahwa pemimpin yang sukses harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sebagai berikut :
a. Objektivitas terhadap hubungan dan perilaku manusia.
b. Mampu berkomunikasi
c. Wibawa
d. Kesadaran diri
e. Mengajar
Dari berbagai jenis kepemimpinan tersebut dapat diketahui bahwa kepemimpinan memiliki hubungan yang multi dimensional dan kompleks. Didalamnya tercakup pemimpin, pengikut-pengikutnya dan situasi yang tercipta oleh tugas-tugas organisasi, nilai-nilai sosial, kondisi ekonomi, fasilitas tehnologi dan
pertimbangan-pertimbangan politis.
Disiplin kerja adalah suatu sikap yang mencerminkan ketaatan dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang ada pada instansi/organisasi bersangkutan. Berdasarkan pendapat Anoraga dan Sri (2001) tersebut di atas, maka disiplin kerja karyawan/pegawai dikatakan yang baik jika memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut, yaitu :
a. Kepatuhan pada jam-jam kerja.
b. Kepatuhan karyawan pada perintah dari atasan, serta taat pada tata tertip yang
berlaku.
c. Penggunaan dan pemeliharaan bahan-bahan atau alat-alat perlengkapan kantor
d. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan oleh instansi.
e. Kegairahan kerja. Kegairahan kerja diperlihatkan oleh pegawai dalam melakukan
pekerjaan atau kesenangan yang mendalam dalam melaksanakan pekerjaan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik. Sedang rancangan yang digunakan adalah belah lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 petugas dari seluruh puskesmas induk, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling di wilayah Kota Salatiga, dengan
jumlah sample 39 petugas dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan
data melalui pembagian kuesioner dan analisa data dengan uji Spearman-Rank.
dilakukan mulai pada bulan Agustus 2012.
Variabel bebas kepemimpinan dan disiplin kerja sedangkan variable terikat kinerja. Pengukuran data dilakukan berdasarkan jumlah total skor yang diperoleh masing-masing responden per kelompok variabel penelitian. Untuk keperluan analisis deskripsi, maka total skor jawaban responden dikategorikan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi (SD), sebagai berikut (Riwidikdo, 2009) :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (X)> mean+1SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD
Berdasarkan uji Spearman Rank, maka dapat diputuskan sebagai berikut:
1) Ho diterima jika nilai p-value > 0,05; jadi :
Tidak ada hubungan antara kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans
2) Ho ditolak jika nilai p-value < 0,05; jadi :
Ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans diare di Dinas Kesehatan Kota Salatiga
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan kepemimpinan dengan kinerja petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Hasil uji statistik hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja petugas
surveilans menunjukkan nilai p-value sebesar 0.001 (< 0.05), berarti “Ada hubungan
antara kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans diare di Dinas Kesehatan Kota Salatiga”. Selain itu dari hasil uji statistik juga ditunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar (+) 0,530, artinya bahwa kekuatan hubungan antara variabel kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans dalam kategori sedang (0,40 – 0,599).
Hubungan disiplin kerja dengan kinerja petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Hasil analisis statistik hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja
petugas surveilans diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05), berarti “Ada hubungan
antara disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans diare di Dinas Kesehatan Kota Salatiga”,. Selain itu dari hasil uji statistik juga ditunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar (+) 0,542, artinya bahwa kekuatan hubungan antara variabel disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans dalam kategori sedang (0,40 – 0,599).
Hasil penelitian tersebut di atas mendukung apa yang dikemukakan dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) pada PP No. 10 Pasal 4 tahun 1979, bahwa salah satu faktor yang menjadikan kinerja pegawai berbeda salah satunya adalah faktor kepemimpinan (Sitohang, 2007). Dengan demikian kinerja pegawai akan semakin baik apabila kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan dinilai baik oleh bawahan. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan Tampubolon (2007) yang menyimpulkan bahwa faktor gaya kepemimpinan memberikan kontribusi yang relatif besar dan sangat signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Su’un (2010) juga menunjukkan bahwa secara parsial fungsi kepemimpinan terutama pada kegairahan kerja bawahan terikat pada kemampuan pimpinan memotivasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari uraian tersebut secara jelas digambarkan adanya hubungan signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans.
Terbuktinya hubungan disiplin kerja dengan kinerja petugas mendukung teori yang dikemukakan dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) pada PP No. 10 Pasal 4 tahun 1979, salah satu faktor yang menjadikan kinerja pegawai berbeda salah satunya adalah faktor disiplin kerja (Sitohang, 2007). Dengan demikian pegawai dinilai memiliki kinerja baik, apabila pegawai memiliki tingkat disiplin yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2005) juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara disiplin kerja guru dengan kinerjanya di SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Harlie (2010) menyimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh nyata terhadap kinerja pegawai Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Demikian halnya
penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin (2004) juga menyatakan hal yang sama bahwa ada hubungan positif antara disiplin kerja karyawan dengan kinerja karyawan operator shawing computer bagian produksi pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk Bandung. Dari penjelasan tersebut jelas terbukti apabila disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang berhubungan erat dengan kinerja petugas surveilans itu sendiri.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebanyak 69,30% petugas surveilans memberikan penilaian bahwa kepemimpinan
yang dijalan oleh Kepala Puskesmas dalam kategori cukup.
2. Mayoritas petugas surveilans dinilai memiliki tingkat disiplin kerja dalam kategori
cukup (89,70%).
3. Sebanyak 56,40% petugas surveilans dinilai memiliki kinerja dalam kategori baik.
4. Ada hubungan signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja petugas surveilans
(0.001 < 0.05).
5. Ada hubungan signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja petugas surveilans
B. Saran
Berdasarkan simpulan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan kepemimpinan
Untuk memperbaiki kondisi kepemimpinan saat ini hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang lebih akrab dengan petugas-petugas surveilans, dan lebih mengembangkan diskusi dalam kerja dengan para petugas.
2. Berkaitan dengan disiplin kerja
Untuk memperbaiki disiplin pegawai yang dinilai kurang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi kerja petugas dalam kurun waktu tertentu, memberikan punishment, memberikan reward baik berupa tambahan uang prestasi kerja atau promosi jabatan tertentu pada petugas yang dinilai berprestasi, dan memberikan bimbingan teknis kepada petugas melalui diklat-diklat secara berkala.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlunya dilakukan penelitian tentang kinerja dengan menggunakan faktor-faktor lain yang secara teoritis mempengaruhi kinerja, misal : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga P dan Sri S. 2001. Psikolog Industri dan Sosial. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Aritonang T. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK
PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/Th.IV/Juli 2005.
As’ad M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Gomes F.C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Handoko T.H. 2001. Manajemen Personalia dan SDM. Yogyakarta: BPFE.
Harlie M. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 11 No. 2 Oktober 2010.
Hasibuan M.S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2004. Hubungan antara Disiplin Kerja Karyawan dengan Kinerja Karyawan Operator
Shawing Computer Bagian Produksi pada PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk
Bandung. Jurnal PSYCHE Vol. 1 No. 1, Desember 2004
Prawirosentono S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Kebijakan Kinerja Pegawai.
Yogyakarta: BPFE.
Riwidikdo, H. 2009. Statistika Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Pres. Siagian P.S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sitohang A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Pradya Paramita.
Su’un M. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Perusahaan Industri Kayu Lapis di Makassar. Jurnal Economic Resources, ISSN.
0852-1158, Vol.11 No.30, Februari 2010.
Tampubolon B.S. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja Kinerja
terhadap Pegawai pada Organisasi yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal
Standardisasi Vol. 9 No. 3 Tahun 2007: 106 – 115.
Terry G. R. 2000. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Umar H. 2003. Riset Sumber Daya manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka