PEMBELAJARAN GUZHENG DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA BAKTI 2 PROGRAM MATIUS BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Musik
Oleh
ERMA PURWA RAHAYU 0907443
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PEMBELAJARAN GUZHENG DI
SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA
BAKTI 2 PROGRAM MATIUS
BANDUNG
Oleh
Erma Purwa Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Erma Purwa Rahayu 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBELAJARAN GUZHENG DI SEKOLAH DASAR KRISTEN BINA BAKTI 2 PROGRAM MATIUS BANDUNG
ERMA PURWA RAHAYU 0907443
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
H. Nanang Supriatna, S.Sen.,M.Pd NIP. 196106011986011001
Pembimbing II
Sandie Gunara, M.Pd NIP. 198105042005021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil peneltian mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program
“Matius Bandung. Responden yang terlibat dalam penelitian ini, terdiri dari
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Sekolah dasar merupakan tempat dimana siswa dibentuk untuk memiliki
kepribadian, dan diarahkan kedalam dunia pendidikan untuk melanjutkan ke
jenjang sekolah menengah pertama.
Salah satu penunjang untuk membentuk kepribadian anak dan
mengembangkan kreatifitasnya adalah pendidikan musik. Pembelajaran musik
bagi anak usia sekolah dasar penting dilakukan, karena mampu memberikan
suasana belajar yang menyenangkan, membentuk kepribadian dan kreatifitas anak
yang lebih baik. Sebagaimana diungkapkan oleh Addie M.S (2003) yang dikutif
oleh Musbikin (2009:98) bahwa ”...ternyata musik bukan semata-mata untuk
kesenangan kita saja, melainkan juga berguna untuk perkembangan anak”.
UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 45 tentang sarana
prasarana pendidikan, menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan formal
maupun non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik,
kecerdasan intelektual sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Artinya,
sarana dan prasarana maupun fasilitas juga sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Tersedianya sarana dan prasarana ini antara lain berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Sekolah yang mencoba untuk mengembangkan
kreatifitas, dengan memfasilitasi pembelajaran musik secara bertahap dan
berkesinambungan adalah Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program Mandiri, Aktif,
Taat, Inovatif, Ulet dan Sopan (MATIUS) Bandung. Sekolah ini mengembangkan
berbagai aspek yang ada di sekolah, baik kurikulum maupun fasilitas yang
memadai, seperti: ruang praktek belajar instrumen yang dilengkapi dengan
alat-alat musiknya, ruang orkestra, Big band, ruang multimedia, serta ruangan lain
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Bina Bakti mempunyai program pendidikan musik untuk
siswa-siswanya dari mulai SD, SMP sampai SMA. Semuanya terprogram dengan baik,
berkesinambungan dan terarah. Pembelajaran musik di SDK Bina Bakti
Program”Matius” Bandung dilakukan berdasarkan spesialisasi alat, pengajarnya disesuaikan dengan jenis alat musik yang dibuka dan ditawarkan. Dengan sistem
pengelompokan spesialisasi alat yang ditangani langsung oleh satu guru, anak
menjadi lebih fokus untuk belajar satu instrumen yang dipilih dan berdampak
pada hasil yang memuaskan. Salah satu alat musik yang dipelajari oleh siswa
SDK Bina Bakti 2, yaitu alat musik guzheng.
Guzheng atau disebut kecapi Cina, merupakan alat musik tradisional Cina
yang dimainkan dengan cara di petik. Bentuknya persegi panjang, cembung dan
memiliki ruang. Guzheng biasanya dimainkan oleh orang dewasa dan profesional
dalam acara hari-hari besar bangsa Cina, seperti peringatan tahun baru Imlek,
hiburan pada acara pertemuan, dan perayaan-perayaan lainnya. Tetapi pada saat
ini Guzheng ditampilkan dan dipelajari secara akademis di SDK Bina Bakti 2
Program “Matius” Bandung. Pembelajaran Guzheng mulai di buka untuk anak-anak kelas 5 SD sampai jenjang SMA, didukung dengan adanya pengajar guzheng
yang profesional.
Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung, merupakan
satu-satunya sekolah dasar di Bandung yang memasukkan alat musik guzheng
kedalam pembelajaran seni musik, sebagai kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran
guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung merupakan suatu hal
yang istimewa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain bahwa
berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum observasi, lulusan
siswa yang mengikuti pembelajaran guzheng di sekolah ini termasuk kategori
cukup baik. Meskipun mereka di usia sekolah dasar, tetapi sudah mampu
memainkan karya-karya dan lagu sederhana, padahal guzheng termasuk alat
musik yang cukup sulit dipelajari, apalagi oleh anak usia sekolah dasar. Hal ini
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
relatif singkat. Dalam mempelajari alat musik guzheng, setidaknya memerlukan
rentang waktu yang cukup lama, agar siswa dapat menguasainya. Beberapa siswa
yang mengikuti pembelajaran guzheng salah satunya diaplikasikan pada beberapa
pertunjukan, baik konser ataupun menjadi pengisi acara. Keistimewaan lainnya,
yaitu Guzheng belum terlalu popular dimasyarakat umum, bentuk penyajiannya
berbeda dan masih terbilang baru. Oleh karena itu, pembelajaran guzheng langka
dijumpai dan digunakan dalam program pembelajaran di Sekolah Dasar pada
umumnya, bahkan dipelajari dalam kegiatan intrakulikuler seperti di SDK Bina
Bakti2 Program “Matius” Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, khususnya mengenai keberhasilan proses
pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung, peneliti
sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang berbagai upaya yang
dilakukan guru dan pihak sekolah dalam melaksanakan pembelajarannya.
Ketertarikan peneliti ini akan diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian
dengan mengambil judul Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen
Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung.
B. IDENTIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang disampaikan pada latar belakang masalah diatas,
terdapat sejumlah masalah yang ingin dipaecahkan melalui kegiatan penelitian ini.
Masalah-masalah yang ingin dipecahkan tersebut, dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana tahapan pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program
”Matius” Bandung?
2. Materi ajar seperti apa yang digunakan dalam pembelajaran Guzheng di SDK
Bina Bakti 2 Program ”matius” Bandung?
3. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran Guzheng di SDK
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian mengenai ”Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Program ”Matius” Bandung” ini, memiliki beberapa tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:
Tujuan umum :
Untuk mengetahui, dan mendeskripsikan tentang proses pembelajaran Guzheng di
SDK Bina Bakti 2 program “Matius” Bandung.
Tujuan khusus :
1. Untuk mendeskripsikan tahapan pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2
Program ”Matius” Bandung?
2. Untuk mengetahui materi ajar yang disampaikan dalam pembelajaran
Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius” Bandung
3. Untuk mendeskripsikan tentang metode yang digunakan dalam pembelajaran
Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program ”Matius’ Bandung?
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait, adapun manfaatnya dapat dilihat dari beberapa aspek berikut, yaitu:
1. Manfaat dari segi teori, memberikan kontribusi seputar pengembangan
metode dan materi yang diberikan dalam mengasah dan meningkatkan
perkembangan sosial dan komunikasi, bahkan mungkin menyalurkan bakat
anak sehingga musikalitas anak dapat berkembang dalam melaksanakan
pembelajaran Guzheng untuk guru dansiswa pada tingkat sekolah dasar.
2. Manfaat dari segi kebijakan, memberikan arahan kebijakan untuk
pengembangan pendidikan bagi anak SD dalam pembelajaran music yang
baik dan efektif untuk diterapkan dan diajarkan, berkaitan dengan materi dan
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Manfaat dari segi praktik
a. Mendapatkan dekripsi, gambaran dan refrensi tentang perbandingan proses
pembelajaran alat musik petik tradisional cina dengan alat musik petik Sunda;
b. Dapat dijadikan model pembelajaran sebagai refrensi bagi peneliti sebagai
pendidik; dan
c. Memberikan pengalaman nyata dari proses penelitian, menambah ilmu dan
wawasan bagi peneliti mengenai proses pembelajaran Guzheng di SD dan
menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengolah suatu penelitian mulai
dari awal sampai pada kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.
4. Manfaat dari segi isu serta aksi social, memberikan informasi kepada semua
pihak mengenai pembelajaran Guzheng pada anak SD, sehingga dapat
menjadi bahan masukan untuk lembaga-lembaga formal maupun non formal
mengenalkan dan mempelajari music tradisional.
E. STRUKTUR ORGANISASI SRKIPSI
BAB I PENDAHULUAN; bagian yang berisi uraian tentang pendahuluan
atau bagian awal dari skripsi, yang didalamnya berisi sub bab, seperti berikut:
1. Latar Belakang; sub bab yang memaparkan mengenai penjelasan alas an
peneliti tertarik mengangkat mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah
Dasar Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah; sub bab yang berisi rumusan
masalah beserta identifikasi atau pemaparan mengenai variabel-variable
penelitian yang memfokuskan mengenai bagaimana pembelajaran guzheng di
Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.
3. Tujuan Penelitian; sub bab yang mengungkapkan hasil-hasil apa yang ingin
dicapai setelah penelitian mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar
Bina Bakti 2 program “matius” Bandung selesai dilakukan.
4. Manfaat Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan manfaat penelitian
mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 program
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari segi kebijakan, manfaat dari segi praktik bagi peneliti dan manfaat dari
teoritik dari masalah yang sedang dikaji yaitu mengenai pembelajaran guzheng
dan kedudukan masalah tersebut dalam bidang ilmu yang diteliti. Dalam
penelitian ini, peneliti memaparkan konsep-konsep atau teori-teori mengenai
sejarah, organology dan pembelajaran guzheng.
BAB III METODE PENELITIAN; berisi penjabaran yang rinci mengenai
metode penelitian, yang terdiri dari komponen- komponen berikut:
1. Lokasi dan Subjek Penelitian; sub bab yang berisikan pemilihan lokasi serta
penggunaan sample dalam penelitian ini.
2. Desain Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan mengenai prosedur
penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam penelitian.
3. Metode Penelitian; sub bab yang berisikan penjabaran mengenai metode
yang dilakukan dalam penelitan mengenai pembelajaran guzheng di Sekolah
Dasar Kristen Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.
4. Definisi Operasional; sub bab yang memaparkan mengenai rumusan
variable-variabel di lapangan dari focus penelitian, yaitu mengenai
pembelajaran guzheng.
5. Instrumen Penelitian; sub bab yang memaparkan mengenai instrument atau
perangkat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian pembelajaran guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Teknik Pengumpulan Data; memaparkan mengenai teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
7. Analisis Data; sub bab yang berisi paparan tahapan- tahapan analisi data dari
data yang telah didapat dilapangan untuk menarik kesimpulan hasil
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; terdiri dari
pengolahan data hasil penelitian di lapangan dan analisis dari deskripsi hasil
penelitian dilapangan. Pembahasan hasil penelitian pun dianalisis kaitannya
dengan teori yang digunakan dalam Bab Kajian Pustaka. Bab 4 berisi tentang
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian, sehingga bab ini membahas
tentang (lihat pertanyaan penelitian).
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI; bagian yang menyajikan
hasil kesimpulan dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.Pada
bagian ini pun menyajikan saran atau rekomendasi yang ditulis setelah hasil
penelitian, yang ditujukan kepada semua pihak, atau pun peneliti berikutnya yang
[Type text]
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi tempat dilakukan penelitian yaitu Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2
Program “Matius” Bandung yang terletak di Jalan Bima no. 9 (Industri dalam no.
12) Bandung. Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “Matius” merupakan satu
-satunya sekolah dasar yang mempelajari alat musik tradisional Cina (Guzheng)
dan menjadikan alat musik Guzheng sebagai mata pelajaran intrakurikuler, maka
dari itu peneliti memilih SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung sebagai
lokasi penelitian.
Subjek dalam penelitian ini yaitu anak-anak kelas lima SD dan 1 orang guru
yang dapat dijadikan sumber data akurat dan aktual dalam penelitian. Berdasarkan
apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian bahwa pembelajaran alat musik
Guzheng dijadikan mata pelajaran formal bagi siswa kelas 5 dan 6 di SD Bina
Bakti. Untuk itu, peneliti memilih siswa SD tersebut sebagai subjek penelitian
dengan jumlah 3 orang siswa dalam satu kelas.
B. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian menunjukan adanya format penulisan yang disusun secara
sistematis dan operasional meliputi langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang
dijalani oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat suatu
desain penelitian yang tersusun berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1
Model Desain Penelitian
(Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto 2006)
1. Observasi Awal
Tahap persiapan atau observasi awal, pada tanggal 26 Juli 2013 peneliti
melaksanakan observasi awal ke lokasi penelitiandengan tujuan untuk mengetahui
gambaran lokasi penelitian, mengetahui sejarah singkat SDK Bina Bakti 2
Program “Matius” Bandung, dan mengetahui sekilas tentang pembelajaran Guzheng di lokasi tersebut. Kemudian peneliti mulai menyusun rancangan
MERUMUSKAN ASUMSI
PELAKSANAAN PENEITIAN
ANALISIS DATA
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN MERUMUSKAN MASALAH
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang dibuat sebelum melakukan penelitian selanjutnya.Orientasi ini
merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan menempuh
langkah-langkah berikut:
a. Melakukan pendekatan, yaitu mengadakan konsultasi kepada Ibu Fanny
sebagai pengajar guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius”
Bandung”untuk mendapatkan kesediaan dilakukannya penelitian; b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian; dan
c. Membina hubungan baik dengan responden sebelum pelaksanaan penelitian
berlangsung.
2. Merumuskan Masalah
Setelah kegiatan observasi, peneliti mulai melakukan perumusan masalah
mengenai topik penelitian agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat terpusat atau
fokus pada permasalahan yang akan diteliti. Dalam kegiatan ini peneliti membuat
dan menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah pada kegiatan
pelaksanaan penelitian berlangsung, yaitu dengan mempersiapkan pedoman
observasi, observasi dan pendokumentasian yang diperlukan mengenai
pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius” Bandung.
3. Merumuskan Asumsi
Setelah merumuskan masalah kemudian menemukan masalah yang terdapat
pada subjek penelitian, kemudian membuat asumsi atau anggapan sementara
disesuaikan dengan hasil penelitian.
4. Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan persiapan, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan
acuan pada perencanaan. Peneliti mengumpulkan data-data yang dilaksanakan dan
diperoleh secara langsung di lapangan atau ditempat penelitian dengan melakukan
observasi, wawancara mendokumentasikan terkait dengan permasalahan yang
ditelitiyaitu apa motivasi diadakannya pembelajaran guzheng, materi seperti apa
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bakti 2 program ”matius” Bandung. Kemudian peneliti mengolah, menganalisis dan memilih data, disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian tersebut
untuk dijadikan laporan pada akhir penelitian.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan
menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data atau display data, kemudian
melakukan analisis data sebelum akhrinya mengambil kesimpulan dan verifikasi
data.
6. Penyusunan laporan Penelitian
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan
penelitian berupa hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh dari lapangan
seperti catatan-catatan, hasil wawancara, dokumentasi dan rekaman yang
kemudian digambarkan atau dideskripsikan secara sistematis ke dalam tulisan
sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian.Gambaran umum
mengenai penyusunan hasil penelitian, peneliti melaporkan dengan sistematika
penulisan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku.
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan
dan menginterpretasikan secara sistematis fakta dan karakteristik masalah yang
diteliti.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan
yang mengandung makna dan pasti atau data yang sebenarnya terjadi
sebagaimana adanya. Penelitian ini dilakukan dengan situasinyang bertumpu pada
apa yang nyata dan sesuai dengan fakta yang dialami oleh subjek penelitian.
Artinya peneliti menggambarkan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan dan
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan dengan jelas tentang
tahapan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina
Bakti 2 program “matius” bandung.
Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti mengumpulkan data-data
dari proses pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius”
Bandung, lebih jauh penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran guzheng yang dilakukan, keterkaitannya dengan tahapan
pembelajaran guzheng, materi yang diajarkan, dan metode yang digunakan.
Dengan menggunakan metode ini, data-data yang telah terkumpul tersebut
kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data-data ini diperkuat oleh studi
literature dan hasil wawancara dengan guru yang menguasai tentang
pembelajaran guzheng. Kemudian dinterpretasikan dan dideskripsikan dengan
jelas dalam bentuk tulisan oleh peneliti.
Gejala sosial dan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dari subjek
penelitian dapat dikaji dengan pendekatan kualitatif, karena subjek penelitian
berupa pembelajaran adalah sebuah proses dari kegiatan yang tidak bisa diukur
dengan angka-angka, namun dengan pendalaman obsevasi. Hal inilah yang
menjadi alasan utama mengapa peneliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif di dalam penelitian ini.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Adapun istilah-istilah yang terkandung dalam penelitian ini yaitu:
1. Pembelajaran
Terdapat beberapa definisi tentang pembelajaran, namun peneliti mengacu
definisi pembelajaran yangterdapat pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Guzheng
Guzheng atau alat musik tradisional Cina adalah instrument yang dimainkan
dengan cara dipetik yang mempunyai bentuk persegi panjang yang cembung,
memiliki ruang dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21
senar, mempunyai 5 nada yaitu do (1), re (2), mi (3), sol (5), la (6).
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian akan lebih lengkap dan sistematis bila komponen yang lainnya juga
dapat mendukung dalam proses penelitian, termasuk instrumen yang digunakan
peneliti pada saat penelitian.Karena penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, maka instrument utama yang digunakan untuk pengambilan data di
lapangan adalah peneliti sendiri.Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai
human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis
data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Dapat
diartikan bahwa peneliti terjun ke lapangan untuk memasuki objek penelitian baik
secara akademik maupun logistiknya. Untuk menunjang masalah yang diteliti,
digunakan instrumen penelitian dengan berpedoman pada:
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi di sini adalah dengan melihat, mengamati dan
menganalisis data-data penelitian yang dijadikan sumber bagi peneliti
padapembelajaran guzheng untuk penyusunan karya ilmiah ini.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara pada instrumen penelitian ini merupakan pedoman
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapat informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan guzheng
dan pembelajarannya, terutama dalam aspek yang diteliti yaitu terkait tahapan,
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program “matius” Bandung.Adapun pedoman wawancara yang dibuat oleh
peneliti (terlampir).
3. Pedoman Dokumentasi
Untuk mendapatkan data-data yang bersangkutan dengan kegiatan penelitian
ini dibutuhkan alat bantu seperti kamera foto, perekam video, serta alat tulis yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan suatu dokumen serta dokumentasi secara
nyata.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang
berkaitan dengan pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti 2 program “matius”
Bandung. Proses pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Observasi
Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dari responden adalah observasi. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan (pasif). Artinya, di
dalam penelitian ini, peneliti tidak terlibat langsung di dalam kegiatan
pembelajaran, melainkan hanya mengamati proses pembelajaran yang
berlangsung di lokasi penelitian.
Observasi dilakukan peneliti adalah dengan cara mengamati langsung proses
pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius”
Bandung. Observasi dilakukan dari tanggal 2, 23, 30 Agustus 2013, 6, 13, 27
September 2013, 4, 11, dan 18 Oktober 2013 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang proses pembelajaran siswa kelas lima mengenai tahapan, materi dan
metode dalam pembelajaran Guzheng.
Pada tanggal 13 September 2013 di SDK Bina Bakti 2 Program “matius”
Bandung lantai 2, mengobservasi tentang sejarah adanya program “matius”
sekaligus adanya proram pendidikan seni musik dan adanya pembelajaran
guzhengdi Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi secara langsung dengan informan.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan dan pencatatan data,
informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab,
baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
Dengan menggunakan teknik ini, peneliti telah menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran guzheng di SDK Bina Bakti yang
telah disusun untuk kemudian di rumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam
proses pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara pertama kali dengan
gurunya, dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan
cepat dan efektif. Peneliti melakukan wawancara dengan bertemu langsung, lalu
hasil wawancara didokumentasikan dengan video Recording yang terdapat pada
sebuahperangkat telepon genggam. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Wawancara dengan ibu Fanny (Guru guzheng) (dokumentasi Erma Purwa Rahayu)
Peneliti mewawancarai sumber data sejumlah informan yang memiliki
keterlibatan langsung dalam pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Bina Bakti
yaitu ibu Fanny Rusli, S.T., M.Pd, selaku guru Guzheng di sekolah tersebut.
Wawancara awal dilakukan pada tanggal 2, 23, 30 Agustus 2013, 6, 13, 27
September 2013, 4, 11, dan 18 Oktober 2013 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2
Program “matius” Bandung lantai 1 ruang 104 (kelas guzheng), mengobservasi
tentang proses pembelajaran siswa kelas lima mengenai tahapan, materi dan
metode dalam pembelajaran Guzheng.
Pada tanggal 13 September 2013 di SDK Bina Bakti 2 Program “matius”
Bandung lantai 2, mewawancarai bapak Stephanus Iskandar Jonatan tentang
adanya pembelajaran guzhengdi Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Program “matius”
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Studi Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk mencari sumber informasi dan
dapat digunakan untuk mempelajari data-data yang terkumpul dan segala hal yang
berhubungan dengan penelitian berupa foto, rekaman audio visual danvideo
Recording yang terdapat pada sebuah perangkat telepon genggam. Dokumentasi
tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang penting dalam
pengkajian serta sangat bermanfaat dalam melengkapi data yang diperlukan dalam
penelitian. Pendokumentasian dilaksanakan pada setiap peneliti melakukan
observasi dan wawancara di SDK Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung.
d. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan peneliti untuk mendukung atau memperkuat
konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian yang
berhubungan dengan masalah yang ada dilapangan. Adapun berbagai sumber
yang peneliti ambil, diantaranya dari buku-buku, karya ilmiah dan tulisan-tulisan
dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
G. ANALISIS DATA
Data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Analisis data merupakan
kegiatan penting sejak penelitian dimulai hingga penelitian berakhir.Analisis data
dilakukan dengan kegiatan mengatur, mengurutkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikan data-data sesuai kelompoknya. Setelah semua data terkumpul
secara detail, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian
menganalisis data dengan langkah-langkah berikut:
a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi
literatur dan dokumentasi. Serta mengadakan pemilihan data yang
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menganalisis data dengan menyesuaikan dan membandingkan antara data
hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain serta dokumen yang
menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan kemudian di
pilah-pilah untuk disesuaikan dengan topik kajian utama yang diteliti dan
menghasilkan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
c. Memaparkan laporan/ penyusunan laporan kegiatan yang merupakan kegiatan
akhir dari penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data pada penelitian
ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles and Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2011; 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui
tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data, yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian
ditentukan data yang sesuai dengan penelitian dengan pengklasifikasian yang
ada.Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk membantu
dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah
diperoleh dilapangan berupa ringkasan, catatan atau bentuk lainnya yang
merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi.
Reduksi data dikumpulkan sesuai dengan masalah penelitian yaitu
Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “Matius”
Bandung dan mengelompokannya ke dalam aspek-aspek yang diteliti.
2. Display atau penyajian data
Display data atau penyajian data, berarti menyajikan data yang telah direduksi.
Dalam penyajian data, data telah disusun sehingga mudah dipahami sesuaiapa
yang terjadi pada Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2
Program “Matius” Bandung. Selanjutnya peneliti melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran, menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan yang dilakukan. Display data memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi untuk merencanakan kerja selanjutnya.
3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data
Kegiatan menganalisis data untuk menarik kesimpulan adalah untuk
menggambarkan secara pasti mengenai masalah yang diteliti.Setelah menarik
kesimpulan kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu upaya
mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan
meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap
penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitas yang tinggi.
Proses kegiatan di atas sangat penting dilakukan pada penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang disimpulkan dan diverifikasi
adalah data mengenai Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Pembelajaran Guzheng di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “matius” Bandung, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Motivasi di adakannya pembelajaran guzheng di SDK 2 Bina Bakti Program “Matius” Bandung karena, pada umumnya sekolah bina bakti ini adalah siswa keturunan Tiongkok,dan dilihat dari sejarahnya bahwa sekolah Bina Bakti ini
didirikan untuk memfasilitasi orang-orang keturunan china untuk belajar bahasa,
budaya dan music tradisi Cina diantaranya guzheng, serta dilandasi pula dengan
cita-cita Stephanus Iskandar Jonatan sebagai koordinator Sekolah Musik Bina
Bakti yang ingin menerapkan dan mengembangkan music tradisional,Indonesia,
Tradisional China, dan music barat kepada siswa-siswanya yang mulai diterapkan
dari sejak SD.
Dalam pembelajaran Guzheng di SDK 2 Bina Bakti program “Matius”
Bandung, terdapat tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang disusun mulai dari
materi dan cara penyampaiannya. Agar pembelajaran terarah dan tercapai tujuan
pembelajaran.
Materi yang di berikan oleh guru terhadap siswanya yaitu dari mulai cara
menggunakan kuku untuk memetik senarnya, posisi duduk yang benar karena
untuk anak SD posisi duduk harus di atur agar tidak duduk sembarangan,
pengenalan organology, notasi dan symbol-simbol dalam partitur guzheng, serta
teknik dasar memetik dan memainkan guzeng dalam bentuk lagu-lagu yang
sederhana, seperti edelweiss, dan karya sederhana lainnya,
Adapun metode yang digunakan oleh ibu Fanny sebagai pengajar guzheng
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diantaranya, metode resitasi, metode ceramah, metode demonstrasi, metode
imitasi, metode latihan, dam metode tanya jawab. Metode yang digunakan
dianggap metode yang paling tepat dan sesuai digunakan dalam pembelajaran
guzheng di SDK Bina Bakti program “Matius” bandung.
Dengan tahapan, materi dan metode yang di gunakan dalam pembelajaran
guzheng, ternyata dapat mencetak bibit-bibit pemain Guzheng profesional dan
berkualitas, menambah kecerdasan terhadap siswanya, serta mengenal alat musik
tradisional (Tiongkok). Karena dengan belajar guzheng, anak-anak SDK Bina
Bakti 2 lebih dilatih untuk disiplin, konsentrasi dan bekerjasama sehingga dapat
dikatakan proses pembelajaran Guzheng di SDK Bina Bakti 2 Program “MATIUS” Bandung berhasil.
B. Saran
Sebagai satu-satunya Sekolah Dasar yang memasukan instrumen guzheng ke
dalam pelajaran intrakulikuler, Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program “Matius” Bandung tentunya memiliki harapan untuk lebih baik ke depannya dengan memiliki kelebihan yang dimiliki yang harus tetap dipertahankan.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi pengajar, terus dapat memberikan motivasi kepada siswa-siswanya.
Dalam pembelajaran, guru harus dapat lebih kreatif lagi dalam penyampaian
materi agar siswa tidak merasa bosan ketika pelajaran berlangsung. Selain itu,
diharapkan agar pengajar dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya
dalam musik khususnya guzheng, sehingga siswa dapat menambah wawasan
lebih luas.
2. Peneliti selanjutnya, mengembangkan penelitian ini untuk meningkatkan mutu
pendidikan bagi siswa dalam mempelajari alat music tradisional manca
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Bu Tong-Seng. (2001). Kurikulum Pengajaran Kecapi Cina. Beijing: China
People’s Music Publishing House.
Dirgualam, Oki. (2006). Teknik Slur Dalam Buku Arban’s Complete Conservatory Method For Trumpet, Tidak Di Terbitkan.
Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.
Ling Ling. (1999). China Conservatory of Music. Beijing: China People’s Music Publishing House.
Miles, B.B, A.M. HUBERMAN. (1992). Analisa Data Kualitatif. UI Press Data
Mudjono, Dimyati, M. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Musbikin, Imam. (2009). Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Jogjakarta: POWER BOOKS.
Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sha, Yuan. (2007). Easy Learning of Guzheng Basics. Beijing: Beijing Tian-tian Culture.
Soehardjo, A. J. (2011). Pendidikan Seni. Malang: Bayumedia Publishing.
Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutikno, M. Sobry. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: prospect.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Erma Purwa Rahayu, 2014
Pembelajaran Guzheng Di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan