• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Penerimaan Teknologi E-Commerce UMKM Kain Tenun Songket Kota Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Penerimaan Teknologi E-Commerce UMKM Kain Tenun Songket Kota Palembang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Model Penerimaan Teknologi E-Commerce

UMKM Kain Tenun Songket Kota Palembang

Irma Salamah

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan E-mail : irma.salamah@yahoo.com

Lindawati

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan

lindawati_9911@yahoo.com

Aryanti

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan

aryanti@polsri.ac.id

Asriyadi

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan

asriyadi@polsri.ac.id

Abstrak E-commerce merupakan kesatuan teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Meskipun manfaat E-commerce bagi UKM sangat besar, saat ini hanya sedikit UKM yang telah mengadopsi Ecommerce. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana penerimaan teknologi e-commerce pada UMKM kain tenun songket Kota Palembang dengan menggunakan model TAM dan menambahkan variabel social influence. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada 25 UMKM kain tenun songket yang telah menerapkan e-commerce pada proses bisnisnya. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan regresi linier berganda (multiple linier regression) dan diperoleh hasil perceived usefulness, perceived ease of use, dan social influence berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology.

Keywords TAM; UMKM; e-commerce I. PENDAHULUAN

Industri kreatif saat ini menjadi salah satu sumber peningkatan pendapatan suatu daerah, dimana potensi industri kreatif menjadikan salah satu ciri khas daerah yang akan memberikan nilai budaya dan Hak Kekayaan Intelektual yang bernilai tinggi sebagai wujud dari produk suatu daerah. Seperti di kota lain, kota Palembang memiliki banyak jenis industri kreatif seperti industri kerajinan ukiran Palembang, kain sutera, kain tajung, dan kain songket. Industri kain songket Palembang merupakan salah satu industri kreatif yang sudah lama diunggulkan dan menjadi ciri khas kota Palembang [1]. E-commerce merupakan salah satu bentuk Sistem Informasi Teknologi yang menawarkan beragai keuntungan bagi para pelaku UMKM apabila diadopsi atau diterapkan. Salah satu keuntungan yang ditawarkan oleh ecommerce bagi UMKM adalah memperluas saluran pemasaran produk atau pangsa pasar sehingga dapat menjangkau ke berbagai belahan dunia.

Menurut data Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi Kota Palembang saat ini tercatat ada 150 pemilik usaha kerajinan songket di Palembang. Berdasarkan hasil survey dan wawancara di 5 lokasi Seberang Ulu II, pengrajin songket sekaligus pemilik usaha songket masih mengalami kesulitan baik dalam pengembangan kreatifitasnya dari aspek knowledge seperti pengembangan produk, aspek pemasaran, aspek peminjaman modal dan aspek pengelolaan keuangan. Seperti kita ketahui penggunaan teknologi dalam proses produksi semakin penting mengingat 60% proses produksi UMKM masih dilakukan secara sederhana [2] artinya penguasaan IPTEKS dan keahlian yang lain pemilik UMKM masih sangat terbatas.

Pemerintah di banyak negara memberikan perhatian yang cukup besar untuk adopsi e-commerce oleh UMKM melalui mengeluarkan kebijakan dan peraturan untuk membantu mereka dalam mengadopsi teknologi informasi; misalnya, di Australia, beberapa program dan kebijakan ICT, seperti Program Inkubator The Building on IT Strengths (BITS); program Teknologi Nasional online ( the National Technology Online program / ITOL); Bisnis Entry Point; dan Fasilitas Sumber Daya Bisnis online (the online Business Resources Facility, telah dilakukan untuk memperluas penggunaan e-commerce pada UKM [3]. Meskipun pemerintah memberikan perhatian besar terhadap UMKM tetapi adopsi e-commerce oleh UMKM masih jauh tertinggal dari adopsi e-commerce oleh perusahaan besar [4], [5], [6], [7], [8]. [9] melakukan penelitian mengenai pemanfaatan internet oleh pelaku UKM Sumatera Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sampling pada tiga lokasi yaitu Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, dan Kota Prabumulih dengan sasaran pada UKM yang menghasilkan komoditi unggulan daerah masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku UKM wilayah Sumatera Selatan, masih belum memanfaatkan internet sebagai

(2)

media yang dapat meningkatkan kinerja dan pengembangan usaha.

Penggunaan e-commerce di dalam transaksi bisnis menimbulkan reaksi pada diri pengguna atau pemakainya, yaitu berupa penerimaan maupun penolakan. Kesuksesan penerapan e-commerce sangat tergantung pada penerimaan oleh user sebagai pengguna e-commerce. Suatu model penerimaan teknologi yang dikenal dengan nama TAM (Technology Acceptance Model) dapat menjelaskan dan memprediksi penerimaan teknologi oleh user. Model TAM dapat menjelaskan penerimaan teknologi informasi dengan dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi oleh pengguna. Model TAM digunakan untuk mengetahui faktor sikap, niat dan perilaku pengguna dengan menggunakan dua variabel masukan utama yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan (easy of use). Penelitian ini mengkaji bagaimana penerimaan teknologi e-commerece pada UMKM kain tenun songket Kota Palembang dengan menggunakan model TAM dengan menambahkan variabel pengaruh sosial (social influence).

II. TINJAUANPUSTAKA A. Technology Acceptance Model (TAM)

Tujuan utama TAM seperti yang dinyatakan oleh [10] adalah untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan teknologi informasi dengan jangkauan luas dari teknologi infor-masi dan populasi dari pengguna. Dalam TAM peng-gunaan sistem aktual ditentukan oleh perilaku niat dalam menggunakan, yang pada gilirannya ditentu-kan bersama dengan sikap terhadap penggunaan dan kegunaan yang dirasakan.

Technology Acceptance Model (TAM) menggunakan lima buah konstruk utama [11], yaitu: 1. Persepsi kegunaan (perceived usefulness), yaitu

level sejauh mana seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

2. Persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use), yaitu kemudahan penggunaan ini merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seorang merasa percaya bahwa system informasi mudah digunakan, maka dia akan menggunakannya, sebaliknya jika seorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan, maka dia tidak akan menggunakannya.

3. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards using technology).

4. Minat perilaku (behavioral intention), yaitu suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan

suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya.

B. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) [10] mendefinisikan PU (Perceived usefulness) atau persepsi kegunaan sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan sebuah sistem tertentu akan memberikan kemanfaatan bagi kinerjanya. Dari definisi tersebut diketahui jika seseorang merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa system informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Dengan demikian PU akan berpengaruh pada sikap pengguna. Selain itu sikap pengguna terhadap suatu sistem juga dapat berpengaruh terhadap niat berperilaku. Maka hipotesis yang dapat dibangun adalah:

H1 : perceived usefulness berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology C. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived

Ease of Use)

[10] mendefinisikan PEOU (Perceived Ease of Use) sebagai tingkat keyakinan seseorang bahwa dalam menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha yang keras. Meskipun usaha menurut setiap orang bebeda-beda tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari pengguna system atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap memberatkan. Kemudahan penggunaan persepsian merupakan salah satu faktor dalam model TAM yang telah diuji dalam penelitian [10]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor ini terbukti dapat menjelaskan alasan seseorang dalam menggunakan sistem informasi dan menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang dikembangkan diterima oleh pengguna. Ketika PEOU pengguna terhadap suatu produk tinggi, maka pengguna akan memiliki sikap positif terhadap produk tersebut. Maka hipotesis yang dapat dibangun adalah:

H2 : perceived ease of use berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology D. Pengaruh Sosial (Social Influence)

Pengaruh sosial didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu mempersepsikan kepentingan yang dipercaya orang lain yang mempengaruhinya menggunakan sistem baru [12]. Pengaruh sosial yang datang dari lingkungan bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu : pengaruh rekan bisnis, konsumen, dan supplier. [13] mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan sosial merupakan faktor penting untuk menggunakan

(3)

e-commerce bagi pelaku bisnis. Maka hipotesis yang dapat dibangun adalah :

H3 : social influence berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology

III. METODE PENELITIAN

Populasi pada penelitian ini adalah UMKM kain tenun songket kota Palembang. Berdasarkan data dari dinas perindustrian di Palembang terdapat sebanyak ±150 usaha kain tenun songket. Tetapi tidak semua UMKM tersebut menggunakan e-commerce dalam memasarkan produknya. Sampel yang diambil pada penelitian ini hanya 25 UMKM kain tenun songket, dimana berdasarkan data jumlah karyawan dari masing-masing UMKM berjumlah 7 orang, yang berarti jumlah total responden 175 responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin, sehingga sampel responden yang diambil adalah 122 responden, tetapi kuesioner yang dapat diolah hanya 120 kuesioner.

Model penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Model Penelitian A. Teknik pengumpulan data

1. Studi Lapangan (Field Research) : penulis langsung ke lapangan guna mengetahui permasalahan yang terjadi sekaligus untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan yaitu dengan memberikan angket kuesioner kepada pengguna layanan mobile internet.

2. Studi Kepustakaan (Library Research) : mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa buku-buku teknologi informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

B. Pengujian Kualitas Data

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar hipotesis yang diajukan dapat diuji dan pertanyaan penelitian dapat dijawab. Dua kriteria utama untuk menguji seberapa baik instrument pengukuran yang digunakan yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah Corrected Item-Total Correlation. Pengujian validitas juga dilakukan untuk setiap butir pertanyaan yang digunakan dalam

variabel. Suatu instrument dikatakan valid jika nilai corrected item total correlation> r tabel [14] . Sedangkan uji reliabilitas hanya dapat dillakukan setelah suatu instrument dipastikan validitasnya. Uji Reliabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Pada program SPSS, uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien Alpha atau Alpha Cronbach dengan ketentuan nilai Alpha Cronbach minimal 0,6. Nilai suatu instrument dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha >0,6 [15]. C. Regresi Berganda

Regresi dalam pengertian moderen menurut [16] ialah sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau yang disebut sebagai variabel variabel eksplanatori dengan tujuan untuk membuat estimasi dan / atau memprediksi rata rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya dengan nilai nilai yang sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya. .Pada perkembangan berikutnya, para ahli statistik menambahkan isitilah regresi berganda (multiple regression) untuk menggambarkan proses dimana beberapa variabel digunakan untuk memprediksi satu variabel lainnya. Sebelum dianalisis data tersebut harus diuji apakah melanggar asumsi dasar yang telah ditentukan. Sebelum melakukan regresi harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas, dan uji heterokedastisitas. Uji normalitas untuk melihat apakah data terdistribusi normal (dengan grafik normal distribution), uji multikolinieritas untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variable independen dalam model regresi (dengan nilai VIF < 10), dan uji heterokedastisitas untuk melihat apakah data menyebar secara acak atau tidak (dengan grafik scatter plot).

D. Pengujian Hipotesis

Pada dasarnya analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis korelasi, yang dibangun dari diagram jalur yang dihipotesiskan oleh peneliti dalam menjelaskan mekanisme hubungan kausal antar variabel dengan cara menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung. Analisis jalur dapat dikatakan sebagai analisis regresi linier dengan variabel-variabel yang dibakukan. Oleh karena itu, koefisien jalur pada dasarnya merupakan koefisien beta atau regresi baku.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengujian validitas X1, X2, X3, dan Y

(4)

CIC T X1 CIC T X2 CICT X3 CIC T Y X1. 1 0,48 2 X2. 1 0,49 0 X3. 1 0,712 Y1 .1 0,64 1 X1. 2 0,52 3 X2. 2 0,58 2 X3. 2 0,733 Y1 .2 0,64 9 X1. 3 0,67 9 X2. 3 0,54 7 X3. 3 0,688 Y1 .3 0,63 0 X1. 4 0,50 0 X3. 4 0,565

Tabel 2. Hasil pengujian reliabilitas X1, X2, X3, dan Y

Variable Cronbach Alpha X1 0,745 X2 0,718 X3 0,840 Y 0,791 r tabel = 0,179

Dari tabel terlihat hasil uji validitas untuk X1, X2, X3, dan Y diperoleh r hasil (corrected item-total correlation) > r tabel. Dengan demikian maka variabel perceived usefulness, perceived ease of usey, social influence, dan intention to use dinyatakan valid dan layak digunakan untuk penelitian. Hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha X1, X2, X3, dan Y lebih besar dari r tabel (cronbach alpha>r tabel). Dengan demikian maka perceived usefulness, perceived ease of use, social influence, dan intention to use dinyatakan reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.

Gambar 2. Hasil uji normalitas dan heterokedastisitas Dari gambar 2 terlihat bahwa data terdistribusi mendekati garis normal dan menyebar secara acak. Sedangkan pada table 3 terlihat bahwa nilai VIF untuk persamaan adalah lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.

Tabel 3. Model Summary

R Square

Beta Sig VIF

X1 0,171 0,022 1,345

X2 0,371 0,357 0,000 1,435

X3 0,167 0,008 1,391

Dari tabel 3 nilai R square 0,371 yang berarti perceived usefulness, perceived quality, dan perceived enjoyment mempengaruhi intention to use mobile internet sebesar 37,1%. Sedangkan sisanya sebesar 62,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

Berdasarkan output regresi pada bagian tabel 3, terlihat nilai signifikansi perceived usefulness, perceived ease of use, dan social influence lebih kecil dari 0,05 (Sig<0,05), hal ini berarti perceived usefulness, perceived ease of use, dan social influence berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology. Dengan demikian H1, H2, dan H3 diterima.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh maka disimpulkan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, dan social influence berpengaruh terhadap intention to use e-commerce technology. Adanya pengaruh pada variabel penelitian, berdasarkan hasil dari survei kuesioner. Karyawan/ti UMKM kain tenun songket merasa bahwa teknologi e-commerce yang telah diterapkan sangat berguna, sangat membantu menyelesaikan banyak hal dengan cepat, lebih efisien waktu dalam mengerjakan tugas, sehingga menambah keefektifan kinerja. Teknologi e-commerce yang dipakai pun

(5)

jelas, mudah dipelajari, mudah dimengerti, dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Selain itu adanya pengaruh dari teman, lingkungan sekitar, dan konsumen merupakan salah satu faktor UMKM kain tenun songket menggunakan teknologi e-commerce. Dengan demikian UMKM kain tenun songket akan terus menggunakan teknologi e-commerce dimasa yang akan datang dan akan merekomendasikan pada UMKM lain untuk menggunakan teknologi e-commerce dalam mendukung usaha mereka.

VI. REFERENSI [1]

Ekonomi Kreatif ( Studi Kasus Industri Kerajinan Tenun

J. Manajemen, Jur. Ekon. Univ. Bina Darma Palembang, 2012.

[2] I. D. K. . Ardiana, I. . Brahmayanti, and Subaedi,

J. Manaj. dan Kewirausahaan, vol. 12, no. 1, p. pp.42-55, 2010.

[3] -commerce

Adoption by SMEs in Developing Country: Evidence from

Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 195, pp. 142 150, 2015.

[4]

Adoption of E-Commerce in the Eastern Cape Province of

Int. J. Bus. Manag., vol. 6, no. 10, pp. 28 36, 2011.

[5]

Implementation: A Cross-Country Study of Small and Medium- J. Enterp. Inf. Manag., vol. 21, no. 5, pp. 468 492, 2008.

[6]

Study of Factors Affecting Electronic Commerce Adoption

J. Bus. Econ. Manag., vol. 12, no. 2, pp. 375 399, 2011.

[7] E. E. Grandón, S. A. N

theories to explain e- J. Bus. Res., vol. 64, no. 3, pp. 292 298, 2011.

[8] -commerce adoption in

Australas. J. Inf. Syst., vol. 14, no. 1, pp. 69 80, 2006.

[9]

Acceptance Model ( TAM ) Untuk Mengidentifikasi Pemanfaatan Internet Usaha Kecil dan Menengah Sumatera

Semin. Nas. Teknol. Inf. Komun. Terap. 2014 (SEMANTIK 2014), vol. 2014, no. November, pp. 20 25, 2014.

[10]

MIS Q., vol. 13, no. 3, pp. 319 339, 1989.

[11]

acceptance of computer technology: a comparison of two

Management Science, vol. 35, no. 8. pp. 982 1003, 1989.

[12] P. D. Prof. Jogiyanto HM, Akt., MBA., Sistem Informasi Keperilakuan, 1st ed. Yogyakarta: Andi, 2007.

[13] Y. A. Kim and J. Srivastava,

E- Proc. ninth Int. Conf.

Electron. Commer. - , p. 293, 2007.

[14] D. Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta: MediaKom, 2013.

[15] S. Uma, Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis, 4th ed. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

[16] D. N. Gujarati and D. C. Porter, Basic Econometrics. McGraw-Hill Irwin, 2009.

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian
Gambar 2. Hasil uji normalitas dan heterokedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti: apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait

BPR Sinar Terang pada tahun 2016, telah dicapai peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.. Peningkatan yang dicapai

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan metode survei yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti hubungan

Diperoleh lima alternatif strategi untuk memperbaiki kinerja perusahaan pasca akuisisi, yaitu: (1) rebranding nama apartemen dan kondotel; (2) meningkatkan

Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari hakim tidak melaksanakan ketentuan dimaksud, penetapan sementara Pengadilan Niaga tersebut tidak mempunyai kekuatan

Akhirnya dengan perasaan serba salah, Nasib membuka kata, “Maaf, Pak!” (hlm. Kutipan di atas mengambarkan bagaimana pertemuan Pak Giok yang terjadi di tepi

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal laporan Tugas Akhir ini,

Selanjutnya jumlahkan lagi nilai kritis BNT0 * ;,&lt;&lt; dengan nilai ratarata perlakuan terkecil kedua, yaitu !1,22 = ;,&lt;&lt; * !5,&lt;&lt; dan beri huru&#34; &gt;b? dari