• Tidak ada hasil yang ditemukan

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) III MODEL. , θ Ω. 1 Pendugaan parameter dengan metode maximum lkelihood estimation dapat diperoleh dari:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "( ) ( ) ( ) ( ) ( ) III MODEL. , θ Ω. 1 Pendugaan parameter dengan metode maximum lkelihood estimation dapat diperoleh dari:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2.5 Maximum Likelihood Estimation Definisi 10 Fungsi Likelihood

Misalkan X X1, 2,...,Xn  adalah peubah acak i.i.d dengan fungsi massa peluang

( )

;

p xθ , dengan θ diasumsikan skalar dan tidak diketahui, maka prosedur fungsi likelihood dapat dituliskan sebagai berikut :

( )

(

)

1 ; ; n i i L θ x p x θ = =

, θ ∈ Ω,  dengan 

(

1, 2,..., n

)

X= X X X .  (Hogg et al. 2005) Definisi 11 Pendugaan Parameter

Misalkan fungsi likelihood adalah

( )

(

)

1 ; ; n i i L θ x p x θ =

=

, maka fungsi log dari

( )

L θ , dapat dinotasikan dengan :

( )

( )

(

)

1 log log ; n i i l θ L θ p x θ = = =

, θ ∈ Ω. 

Pendugaan parameter dengan metode

maximum lkelihood estimation dapat diperoleh dari:

( )

0 l θ θ ∂ = ∂ .  (Hogg et al. 2005) 2.6 Metode Newton-Raphson

Definisi 12 (Metode Newton-Raphson)

Metode Newton-Raphson merupakan salah satu metode numerik yang paling populer untuk menghitung hampiran akar-akar persamaan non-linear. Misalkan f x

( )

suatu fungsi diferensiabel pada

[ ]

a b, maka f x

( )

mempunyai kemiringan tertentu dan garis singgung tunggal pada setiap titik di dalam

( )

a b, . Garis singgung di titik

(

x f x0,

( )

0

)

merupakan pendekatan grafik f x( ) di dekat titik

(

x f x0,

( )

0

)

.

Misalkan x0 adalah absis titik awal yang diberikan, gradien garis singgung kurva

( )

y= f x di titik

(

x f x0,

( )

0

)

adalah f x′( )0 , sehingga persamaan garis singgungnya adalah

( )

0 ( )(0 1 0)

yf x = f x x x′ − ⋅

Jika y=0 maka persamaannya menjadi :

( )

( )0 1 0 0 f x x x f x − = − ′

( )

( ) 0 1 0 0 f x x x f x ⋅ = − ′

Dengan cara yang sama akhirnya diperoleh persamaan umum sebagai berikut :

( )

( ) 1 n n n n f x x x f x + = − n=0,1, 2,...

Persamaan di atas disebut juga dengan iterasi Newton-Raphson.

(Sahid 2005)

III MODEL

3.1 Model Linear Umum

Model linear umum (Generalized Linear

Model) merupakan perluasan dari model linear klasik. Misalkan Y adalah peubah acak dengan nilai rata-rata μ, pada model linear klasik peubah acak Y menggunakan asumsi kenormalan,  sedangkan pada model linear umum peubah acak Y harus berasal dari family eksponen. Selanjutnya akan dipaparkan tentang family eksponen.

3.1.1 Family Eksponen

Misalkan fungsi kepekatan peluang dari peubah acak Y adalah f yY

(

; ,θ φ

)

yang mempunyai parameter φ dan θ maka

(

; ,

)

Y

f yθ φ dapat dianggap sebagai family eksponen jika dapat dibentuk sebagai berikut:

(

)

( )

( )

(

)

; , exp , Y y b f y c y a θ θ θ φ φ φ ⎧ ⎫ ⎪ − ⎪ ⎪ ⎪ = ⎨ + ⎬ ⎪ ⎪ ⎩ ⎭.

3.1.2 Nilai Harapan dan Ragam Family Eksponen

Diketahui bahwa fungsi kepekatan peluang dari family eksponen adalah

(

; ,

)

exp

{

( ) ( )

(

,

)

}

Y

f y θ φ = ⎡b θa φ +c yφ

maka persamaan log likelihood dapat dibentuk sebagai berikut:

( )

( )

(

,

)

y b c y a θ θ φ φ − ⎡ ⎤ ⎣ ⎦ = + A sehingga

( )

( )

y b a θ θ φ ′ − ⎡ ⎤ ∂ =⎣ ⎦ ∂A dan

( )

( )

( )

2 2 b a θ φ θ ′′ − ∂ = ∂ A .

(2)

Nilai harapan dan ragam family eksponen dapat didefinisikan sebagai berikut :

( )

( )

E Y =bθ       (1)        dan

( )

( ) ( )

ar V Y =b′′ θ a φ .       (2) Bukti persamaan 1 :

Akan dibuktikan bahwa : E Y

( )

=b

( )

θ . Diketahui :

( ) ( )

Y b θ a φ θ = ⋅ ∂ A

Dengan menggunakan persamaan berikut: 0 E θ∂ ⎟⎞ ⎜ = ⎜⎝ ⎠∂ A sehingga

( ) ( )

(

)

0 E Ybθ a φ =

( )

(

( )

)

1 0 E Y b a φ ⎡⎢⎣ − ′ θ ⎤⎥⎦= ⋅

Karena a

( )

φ ≠0 maka diperoleh :

( )

( )

0

E Ybθ =   E Y

( )

=b

( )

θ .

Dengan demikian, terbukti bahwa

( )

( )

E Y =bθ . Bukti persamaan 2 :

Akan dibuktikan bahwa

( )

( ) ( )

ar

V Y =b′′ θ a φ .

Dengan menggunakan persamaan identitas Bartlett (McCullagh 1989) berikut ini:

( )

2 2 2 0 E E θ θ + = ⎜ ⎟⎟ ⎝∂ ⎠ ⎜ ∂ ⎝ ⎠ A A , maka :

( )

( )

( )

( )

2 0 y b b E E a a θ θ φ φ ⎛ ⎞ ⎛⎡⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ′ − ′′ − + =

( )

( )

(

( )

)

(

( )

)

2 1 0 2 b E y b a a θ θ φ φ ′′ ′ − +

=

( )

( )

(

( )

)

(

( )

)

2 1 0 2 b E y E Y a a θ φ φ ′′ − + − =

( )

( )

(

( )

( )

)

0 2 b Var Y a a θ φ φ ′′ − + =

( )

( )

(

)

( )

( )

2 Var Y b a a θ φ φ ′′ =

( ) ( )

( ) ( )

(

)

2 Var Y a φ =b′′ θ a φ

( )

b

( ) ( )

(

( )

a

)

2 Var Y a θ φ φ ′′ =

( )

( ) ( )

Var Y =b′′ θ a φ .

Maka terbukti bahwa Var Y

( )

=b′′

( ) ( )

θ a φ . Teorema 2

Sebaran normal termasuk ke dalam family eksponen.

Bukti:

Misalkan Y peubah acak yang menyebar normal, maka fungsi kepekatan peluangnya dapat dituliskan sebagai berikut:

(

)

2

(

2

)

2 1 ; , exp 2 2 Y y f yθ φ μ σ πσ ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦.

Fungsi kepekatan peluang tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

(

)

(

)

2

(

)

1 2 2 2 ; , exp ln 2 2 Y y f yθ φ μ πσ σ ⎧ ⎫ ⎪ ⎪ = ⎨− − ⎬ ⎪ ⎪ ⎩ ⎭

(

2 2

)

2

(

)

2 2 2 1 exp ln 2 2 2 y μy μ πσ σ ⎧ ⎫ ⎪ ⎪ = − − ⎪ ⎪ ⎩ ⎭

(

)

2 2 2 2 2 2 1 exp ln 2 2 yμ μ y πσ σ σ ⎧ − ⎡ ⎤⎫ ⎪ ⎪ = ⎨ − ⎢ − ⎥⎬ ⎣ ⎦ ⎩ ⎭. Dengan θ=μ,

( )

2 2 b θ =μ , a

( )

φ =σ2, dan

(

)

2

(

2

)

2 1 , ln 2 2 y c yφ πσ σ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ = − ⎣ ⎦.

Dengan demikian terbukti bahwa sebaran normal termasuk ke dalam family eksponen, sehingga dapat ditunjukkan bahwa menurut persamaan (1) dan (2) didapatkan nilai harapan dan ragam sebaran normal sebagai berikut:

( )

( )

E Y =b′ θ =μ dan

( )

( ) ( )

2 2 1 Var Y =b′′ θ ⋅a φ = ⋅σ =σ . Teorema 3

Sebaran Poisson termasuk ke dalam family eksponen.

Bukti:

Misalkan Y peubah acak yang menyebar Poisson, maka fungsi massa peluangnya dapat dituliskan sebagai berikut:

(

; ,

)

exp

[ ]

! y P y y μ θ φ = −μ ,

maka fungsi massa peluang tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

(

; ,

)

exp

[

ln ln !

]

P yθ φ = − +μ y μy .

(3)

Dengan θ=lnμ, b

( )

θ =μ,

( )

1

a φ = ,c y

(

,φ

)

=ln !y .

Dengan demikian terbukti bahwa sebaran Poisson termasuk ke dalam family eksponen, sehingga dapat ditunjukkan bahwa menurut persamaan (1) dan (2) didapatkan nilai harapan dan ragam sebaran Poisson sebagai berikut:

( )

( )

exp

( )

E Y =b′ θ = θ =μ dan

( )

( ) ( )

1 Var Y =b′′θ ⋅a φ = ⋅ =μ μ. 3.1.3 Link Function

Link function merupakan fungsi yang menghubungkan antara η dengan nilai harapan μ. Pada family eksponen persamaan

link function, dapat dituliskan sebagai θ=η, dengan η dapat dituliskan sebagai berikut η=g

( )

μ dan selanjutnya g

( )

μ dapat disebut dengan link function.

Untuk sebaran normal dapat dilihat dari Teorema 2 bahwa θ μ= , sehingga link

function untuk sebaran normal adalah η μ= . Sedangkan untuk sebaran Poisson yang dapat dilihat dari Teorema 3 bahwa θ =lnμ, sehingga link function untuk sebaran Poisson adalah η=lnμ.

3.1.4 Model Regresi Linear Klasik

Misalkan pada suatu pengamatan peubah acak Y yang menyebar normal dengan rata-rata μ, maka dalam model linear klasik terdapat tiga bentuk komponen yang berhubungan dengan nilai μ yaitu sebagai berikut :

1. Komponen acak : Y menyebar normal dengan ragam konstan σ2

dan E Y

( )

=μ. 2. Komponen sistematis : misalkan terdapat

covariat x x1, 2,...,xp yang menghasilkan prediktor linear η yang diberikan dengan persamaan : 1 p j j j x η β = =

.

3. Hubungan (link) antara komponen acak dan komponen sistematis : μ=η.

Sehingga nilai μdapat dituliskan sebagai berikut : 1 p j j j x μ β = =

dengan β merupakan parameter yang nilainya tidak diketahui. Jika i indeks

pengamatan maka model dapat dituliskan sebagai berikut :

( )

1 p i i j ij j E Y μ β x = = =

i=1,...,N dengan xij adalah nilai pengamatan ke-i untuk peubah ke-j. Dalam matriks model μ dapat dituliskan sebagai berikut :

X

μ= β

dengan μ matriks berukuran n×1, X matriks berukuran n p× dan β matriks yang berukuran p×1.

3.1.5 Model Regresi Linear Umum

Pada model linear umum terdapat dua perluasan dari model regresi linear klasik tentang nilai μ yaitu:

1. Komponen acak : Y harus berasal dari

family eksponen.

2. Komponen sistematis : misalkan terdapat

covariat x x1, 2,...,xp yang menghasilkan

prediktor linear η yang diberikan dengan persamaan: 1 p j j j x η β = =

.

3. Hubungan (link) antara komponen acak dan komponen sistematis : μ= f

( )

η , dengan

( )

f η merupakan fungsi dari η yang monoton dan terturunkan.

3.1.6 Pendugaan Parameter

Secara umum pendugaan parameter dilakukan dengan metode kemungkinan maksimum (Maximum Likelihood

Estimation/MLE).

Misalkan bentuk fungsi kepekatan peluang

family eksponen dituliskan sebagai berikut:

(

; ,

)

exp

{

( ) ( )

(

,

)

}

Y

f yθ φ = ⎡b θa φ +c yφ ⋅ Maka bentuk dari log likelihood dapat ditulis dengan:

( )

( )

(

,

)

y b c y a θ θ φ φ ⎡ − ⎤ ⎣ ⎦ = + A . Dari persamaan (1), diketahui E Y( )= =μ b

( )

θ , maka

( )

( )

[

]

( )

y b y a a θ μ θ φ φ ⎡ − ′ ⎤ − ∂ = = ∂ A , sehingga θ μ θ μ ∂ ∂ ∂ = ⋅ ∂ ∂ ∂ A A

(4)

[

]

( )

( )

1 y a b μ φ θ − = ⋅ ′′ . Karena

( )

( )

1 b b μ θ θ θ μ θ′′ ∂ = ⇒ = ′′ ∂ ∂ .

Menurut persamaan (2) maka :

( )

( ) ( )

( )

( )

V Var Y V b a b a θ φ θ φ ′′ ′′ = = ⇒ = . Sehingga d d μ θ θ μ ∂ =∂ ∂ ∂ A A          

( )

( )

y b a μ θ φ − ′′ =          

( )

( )

y V a a μ φ φ − =            

( )

a

( )

y a V φ μ φ − = ⋅

[

y

]

V μ − = .  Karena 1 n xi i i η= ∑ β = maka i xi η β ∂ = ∂ sehingga

[

y

]

V μ μ μ η μ η η − ∂ ∂ ∂ ∂ = ⋅ = ⋅ ∂ ∂ ∂ ∂ A A       

[

]

i i y xi V μ η μ β η β η − ∂ == ∂ ∂ ∂ ∂ A A .       Maka fungsi kemungkinan maksimum untuk

i

β diberikan dalam persamaan berikut :

[

]

[

]

0 1 1 n y n xi w y xi V i i μ μ η μ η μ − ∂ ∂ ⋅ ⋅ = − = ∑ ∑ ∂ ∂ = = . Karena 2 2 1 1 w V V w η η μ μ=⎛⎜∂ ⎞⎟ =⎛⎜∂ ⎞⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜∂ ⎜∂ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ 2 1 w V η μ∂ ⎟⎞ ⎜ ⇒ = ⎜⎜∂ ⎝ ⎠ ,

jika dinyatakan dalam bentuk matriks, maka persamaan di atas menjadi:

[

]

[

]

1 n w y xi X W y i η η μ μ μ μ ∂ − = − ∑ ∂ ∂ = .       (3)

Akan ditentukan nilai harapan untuk fungsi A yang diturunkan terhadap parameter βi dan

j

β yaitu sebagai berikut :

[ ] 2 1 i i j j E E y μV μx β β β η ⎤⎞ ⎜ ⎟= ⎜ − ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎢ ⎥⎟ ⎜∂ ⎟ ⎜∂ ∂ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎣

⎦⎠ A

(

)

1 i j E y μ V μx β η ⎤⎞ ⎜ = ∑ − + ⎟ ∂ ∂ ⎝ ⎣ ⎦⎠

[

]

1 i j E y μV μx β η ⎜ − ⎜∑ − ⎟ ⎜ ⎜ ∂ ∂ ⎟ ⎝ ⎠ 1 i j E μV μx β η ⎛ ⎡ ⎤⎞ ⎜ ⎢ − ⎥⎟ ⎜ = ⎜⎜⎝−∑⎢ ⎥⎟⎟ ⎠ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ 1 i j E μ η V μx η β η ⎛ ⎡ ⎤⎞ ⎜ ⎢ − ⎥⎟ ⎜ = −∑⎜ ⎢⎥⎟⎟ ∂ ∂ ∂ ⎟ ⎜⎝ ⎢⎣ ⎥⎦⎠ 1 j i x V x μ μ η η ∂ − ∂ = −∑ ∂ ∂ 2 1 i j V μ x x η ⎞ − ⎜ ⎟ = −∑ ⎜ ⎜ ∂ ⎝ ⎠ = −∑wx xi j dengan 2 1 w V μ η ∂ ⎛ ⎞ − = ∂ ⎝ ⎠ merupakan bobot untuk metode kuadrat terkecil, sehingga dalam bentuk matriks dapat dituliskan sebagai berikut : 2 ' i j E X WX β β ⎜ ⎟= − ⎜ ⎜∂ ⎟ ⎝ ⎠ A .

Dengan menggunakan iterasi Newton-Raphson, persamaan pendugaan parameter dengan menggunakan metode IWLS regresi dapat dituliskan sebagai berikut :

( )r ( )r-1 I( ) ( )-1r-1 r-1

β =β + z

      

(4) dengan β( )r dan β( )r -1 adalah vektor untuk

β, I( )r-1 merupakan informasi negatif dari nilai harapan turunan kedua log likelihood dan

( )r-1

Z yaitu vektor yang mengandung turunan pertama log likelihood.

Persamaan (3) merupakan turunan pertama dari log likelihood, sehingga dalam bentuk matriks dapat dituliskan sebagai berikut :

X W′ =

z k

dengan

k= −⎡y μ μ⎤η.

Negatif dari nilai harapan pada turunan kedua log likelihood yaitu sebagai berikut :

  2 i j i j E wx x β β ⎞ − ⎜= ∑ ∂ ⎝ ⎠ A .       (5)      

Selanjutnya informasi matriks I yang mengandung negatif dari nilai harapan turunan kedua log likelihood pada persamaan (5) dapat dituliskan sebagai berikut :

(5)

I=X WX′ ⋅

Pada akhirnya persamaan iterasi pada persamaan (4) dapat dituliskan sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 1 1 1 1 1 X Wr X X Wr r r r − ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⋅ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ′ ⎠ ⎝ ′ ⎠ = + − − − β β k

Dengan demikian persamaan di atas mirip dengan metode kuadrat terkecil terboboti.

3.2. Model Regresi Poisson

Misalkan Y peubah acak yang menyebar Poisson maka tiga komponen yang berhubungan dengan nilai μ adalah sebagai berikut:

1. Komponen acak : Y harus berasal dari

family eksponen.

2. Komponen sistematis : misalkan terdapat

covariat x x1, 2,...,xp yang menghasilkan prediktor linear η yang diberikan dengan persamaan: 1 p j j j x η β = =

.

3. Hubungan (link) antara komponen acak dan komponen sistematis : η=lnμ.

Jika diasumsikan nilai ( | ) exp

(

T

)

i i i i i

E Y x =μ =e x β , dengan ei adalah suatu konstanta exposure yang tidak berpengaruh terhadap model μi, xi adalah vektor yang berukuran p×1 yang menjelaskan peubah penjelas dan β adalah vektor yang berukuran p×1 yang merupakan parameter regresi, maka fungsi massa peluang regresi Poisson adalah sebagai berikut:

(

, ,

)

(

exp

(

)

)

exp exp

(

)

! y T i i T i i e p y e y θ φ = x βx β⋅ Akan dibuktikan bahwa p y

(

, ,θ φ

)

termasuk ke dalam family eksponen. Fungsi massa peluang tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

(

, ,

)

exp[ iexp

(

iT

)

ln iexp

(

Ti

)

ln !]

p yθ φ = −e x β +y e x βy dengan θ=lneiexp

(

xTi β

)

,

( )

iexp

(

Ti

)

b θ =e x β , a

( )

φ =1,

(

,

)

ln ! c yφ = y . (6) Dengan demikian terbukti bahwa fungsi massa peluang yang menyebar menurut sebaran regresi Poisson termasuk ke dalam

family eksponen.

Selanjutnya akan dibuktikan

( )

exp

( )

i iexp

(

iT

)

E Y = θ =μ =e x β dan

( )

i iexp

(

Ti

)

Var Y =μ =e x βBukti :

Dari persamaan (6), maka dapat ditunjukkan bahwa :

( )

( )

exp

( )

i iexp

(

Ti

)

E Y =bθ = θ =μ =e x β

( )

( ) ( )

i 1 i iexp

(

iT

)

Var Y =b′′ θ a φ = ⋅ =μ μ =e x β ⋅ Untuk persamaan likelihood dari fungsi massa peluang regresi Poisson dapat dituliskan sebagai berikut:

(

)

( ) iln i i ln i! i y μ μ y =

− − A β

  

(7) (bukti lihat Lampiran 1)

 

dengan

(

i i

)

ij 0 i j y x β μ ∂ = − = ∂

A ; j=1, 2,...,p

   

(8)

(bukti lihat Lampiran 2) dan

( )

2 i ij is i j s x x β β μ ∂ = − ∂ ∂

A β ; ,j s=1, 2,...,p

     

(9)

       

(bukti lihat Lampiran 3).

Dengan cara yang sama pada pendugaan parameter family eksponen di sub bab 3.1.6, maka pendugaan parameter untuk regresi Poisson menggunakan iterasi Newton-Raphson. Persamaan iterasi untuk pendugaan parameter dengan menggunakan IWLS regresi dapat dituliskan sebagai berikut:

( )

r

( )

r 1 I

( ) ( )

r11 r 1

− − −

= +

β β z

      

(10)

dengan β( )r dan β( )r -1 adalah vektor untuk

β,

( )

1

r

I mengandung informasi negatif dari nilai harapan turunan kedua log likelihood dan z( )r-1 merupakan vektor yang mengandung turunan pertama log likelihood .

Turunan pertama dari log likelihood dapat ditunjukkan oleh persamaan (8) sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

X W′ = z k dengan wii dan i i ii y k = μ−μ ⋅

Sedangkan negatif dari nilai harapan turunan kedua pada persamaan (9) dapat dituliskan dengan persamaan berikut :

(6)

2( ) i ij is i j s E∂ ⎞ μx x ⎜∂ ∂ ⎟ ⎝ ⎠ − A =

β β β ; j s, =1, 2,...,p.  Selanjutnya informasi matriks I yang mengandung negatif dari nilai harapan turunan kedua tersebut dapat dituliskan dalam matriks sebagai berikut:

I=X WX.

Pada akhirnya persamaan iterasi pada persamaan (10) dapat dituliskan:

(

( 1)

) (

( 1) ( 1)

)

1

( )r = (r1)+ X WrXX Wrr− ⋅

β β k

Dengan demikian persamaan di atas mirip dengan metode kuadrat terkecil terboboti. 3.3. Overdispersion

Overdispersion adalah situasi dimana ragam lebih besar daripada rata-rata. Pada sub bab ini dipaparkan bahwa dalam model Poisson dapat terjadi permasalahan

overdispersion. Misalkan dalam pengamatan

Y pada proses Poisson yang memiliki panjang interval sebagai berikut :

1 2 ... N

Y=Z +Z + +Z , dengan Z adalah peubah acak i.i.d dan N menyebar Poisson, maka nilai harapan dan ragam dapat dituliskan sebagai berikut :

( )

( ) ( )

E Y =E N E Z

dan

( ) ( ) ( ) ( )

{

( )

}

2

Var Y =E N Var Z +Var N E Z

( )

( )

2 E N E Z ⋅ = Bukti: 1. Akan dibuktikan E Y( )=E N E Z( ) ( ) . Diketahui Y=Z1+Z2+ +... ZN dengan Z menyebar i.i.d dan N menyebar Poisson, maka :

( )

(

(

|

)

)

E Y =E E Y N

(

)

1 | N i i E E Z N = ⎡ ⎤ = ⎣ ⎦

(

)

(

)

0 1 | N i n E i Z N n P N n ∞ = = =∑ ∑ = =

( )

(

)

0 1 n i n E i Z P N n ∞ = = =∑ ∑ =

( )

(

)

(

)

0 1 n i n i E Z P N n ∞ = = =∑ ∑ =

( ) (

)

0 n nE Z P N n ∞ = =∑ =

( )

(

)

0 n E ZnP N n = = ∑ =

( ) ( )

E N E Z ⋅ = 2. Akan dibuktikan

( )

( )

( )

( ) ( )

{

}

2

Var Y =E N Var Z +Var N E Z

( )

( )

2 E N E Z = . Bukti :

( )

( )

2

(

( )

)

2 Var Y =E YE Y

( )

2

(

(

2

)

)

| E Y =E E Y N

( )

(

)

2

(

)

0 1 | n i n i E E Z N n P N n ∞ = = ⎛ ⎞ =∑ ⎜ ∑ = ⎟ = ⎝ ⎠

( )

2 ( )

( )

( ) 0 1 1 n n n i i j n i E Z i i jE Z E Z P N n ∞ = = = ≠ ⎛ ⎞ =∑ ∑⎜ +∑ ∑ ⎟ =

( ) (

)

(

( )

)

(

2 2 2

)

(

)

0 i i n nE Z n n E Z P N n ∞ = =∑ + − =

( )

2

(

)

0 n E ZnP N n = = ∑ =

( )

(

)

2

(

2

)

(

)

0 n E Zn n P N n = + ∑ − =

( )

2

( )

(

( )

)

2

{

( )

2

( )

}

E Z E N E Z E N E N = + −

( )

( )

2

(

( )

)

2 Var Y =E YE Y

( )

2

( )

(

( )

)

2

{

( )

2

( )

}

E Z E N E Z E N E N = + − −

{

E Z E N

( ) ( )

}

2

( )

2

( )

(

( )

)

2

{

( )

2

( )

}

E Z E N E Z E N E N = + − −

(

E Z

( )

)

2

(

E N

( )

)

2

( )

2

( )

(

( )

)

2 E Z E N E Z = +

{

E N

( )

2−E N

( )

(

E N

( )

)

2

}

( )

2

( )

(

( )

)

2 E Z E N E Z = +

{

E N

( )

2−

(

E N

( )

)

2−E N

( )

}

( )

2

( )

(

( )

)

2

{

( )

( )

}

E Z E N E Z Var N E N = + −

( )

2 ( ) ( ( ))2 ( ) ( ( ))2 ( ) E Z E N E Z Var N E Z E N = + −

( )

{

( )

2

(

( )

)

2

}

(

( )

)

2

( )

E N E Z E Z E Z Var N = − +

( )

( )

( ) ( )

(

)

2 E N Var Z Var N E Z ⋅ = +

Karena N menyebar Poisson maka ( ) ( )

Var N =E N sehingga persamaan di atas menjadi :

( )

(

)

{

2 2

}

(

( )

)

2 ( ) ( ) ( ) E N E Z E Z E N E Z = − +

( )

(

)

2

(

( )

)

2 2 ( ) ( ) ( ) ( ) E N E Z E N E Z E N E Z = − + 2 ( ) ( ) E N E Z = ⋅

Jadi persamaan di atas dapat menunjukkan

( )

( )

Var Y >E Y jika E Z

( )

2 >E Z

( )

, yaitu persamaan yang mengindikasikan bahwa dalam model Poisson dapat terjadi permasalahan overdispersion, sehingga pada bab selanjutnya dibahas tentang model

generalized Poisson untuk menangani perrnasalahan overdispersion.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdullillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penerbitan publikasi “Kecamatan Botolinggo dalam Angka Tahun 2015” yang merupakan hasil

Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam tahap Measure , yaitu: Memilih atau menemukan karakteristik masalah (CTQ) yang berhubungan langsung dengan

In this part of the IELTS test you listen to a dialogue about property development and then answer 10 questions. Read the questions carefirlly before you listen.

chlorhexidine, serta menganalisis perbedaan jumlah koloni kuman bakteri trakhea sistem closed suction dan open suction yang mendapat oral hygiene dengan

Justeru, kajian yang bertujuan untuk mengenal pasti tahap kefahaman dan penggunaan konsep asid-bes dalam kehidupan harian di kalangan pelajar sangat perlu dijalankan supaya

Alasan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini karena pH awal jahe pada konsentrasi 15% yaitu 6,56 dimana nilai pH tersebut mendekati netral, sehingga ketika

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh getah pepaya terhadap kualitas lada putih, konsentrasi getah pepaya yang paling baik dalam perendaman lada, waktu

Selain itu, aplikasi ini juga dapat membantu mereka untuk mendapatkan bahan renungan yang diberikan dalam bentuk website rohani tanpa perlu menghafalkan alamat