• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2018"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

pISSN 2087-4944 eISSN 2655-1829

49 Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. IX, No.01, Agustus 2018

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU TAHUN 2018

Etika Khoiriyah, Lisnawati Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

Email : etika1811@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0 – 6 bulan hanya 27%. Angka cakupan tersebut masih sangat rendah (SDKI, 2012). Rendahnya angka balita yang disusui dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu usia ibu, tingkat pengetahuan, kondisi kesehatan, persepsi ibu, dan dukungan dari orang terdekat dilingkungan tempat tinggal ibu (Hilala, 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru tahun 2018.

Metode :Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 44 responden.Pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling.Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan Chi Square.

Hasil : Responden yang memiliki persepsi baik tentang menyusui ada 38 responden (86,4%) dan yang memiliki persepsi tidak baik tentang ASI eksklusif ada 6 responden (13,6%), sedangkan responden yang memberikan ASI eksklusif ada 14 responden (31,8%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif ada 30 responden (68,2%). Hasil uji Chi Square menunjukkan hasil ρ = 0,072 (ρ > 0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018.

Kesimpulan : Tidak ada hubungan persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 dikarenakan sebagian besar responden memiliki persepsi baik tentang menyusui dan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif.

(2)

50 ISSN: 2087-4944

PENDAHULUAN

Organisasi kesehatan dunia – WHO (World Health Organization) mengatakan Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk perumbuhan dan perkembangan seorang bayi. ASI merupakan makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah untuk dicerna. Disamping itu, ASI juga mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan, dan infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksem.Selain itu, ASI juga dapat meningkatkan IQ dan EQ anak (Prasetyono, 2012).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Maryunani, 2015).

UNICEF (United Nations International Childrens Emergency Fund) dan WHO dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, merekomendasikan sebaiknya anak

disusui hanya Air Susu Ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan.Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun (SDKI, 2012).

Pemberian cairan dan makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan akan meningkatkan resiko terkena penyakit, karena pemberian cairan dan makanan tambahan dapat menjadi sarana masuknya bakteri pathogen ke tubuh bayi. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama di lingkungan yang kurang higienis dan sanitasi buruk (Yuliarti, 2010).

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, dipengaruhi banyak hal. Di antaranya, rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, tata laksana rumah sakit ataupun tempat bersalin lain yang seringkali tidak memberlakukan bed-in (ibu dan bayi berada dalam satu kasur) ataupun rooming-in (ibu dan bayi dirawat gabung), tidak jarang juga fasilitas kesehatan justru memberikan susu formula kepada bayi baru lahir (Riksani, 2012).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0 –

(3)

51 ISSN: 2087-4944

6 bulan hanya 27%.Angka cakupan tersebut masih sangat rendah (SDKI, 2012).

Rendahnya angka balita yang disusui dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu usia ibu , tingkat pengetahuan, kondisi kesehatan, persepsi ibu, dan dukungan dari orang terdekat dilingkungan tempat tinggal ibu (Hilala, 2013).

Berbagai upaya meningkatkan ASI eksklusif telah diprogramkan oleh pemerintah, misalnya melalui program Rumah Sakit Sayang Bayi dengan sepuluh langkah keberhasilan menyusui.Pemerintah juga telah mengeluarkan kode etik yang mengatur dan mengawasi pemasaran Pengganti ASI (PASI) dengan tujuan untuk melestarikan pemakaian ASI, mengingat semakin gencarnya promosi yang tidak terkendali dari PASI (Maemunah, 2013).

Persepsi adalah proses pemberian makna terhadap stimulus yang diterima individu melalui alat indera, sehingga stimulus tersebut menjadi sesuatu yang berarti dan disadari individu. Proses persepsi merupakan penentuan dan interpretasi kenyataan yang ditentukan oleh pengertian dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga pandangan tentang dunia ditentukan oleh gabungan dari hal – hal yang diketahui oleh individu dan yang dirasakan oleh individu. Proses persepsi merupakan penentuan dan interpretasi kenyataan yang ditentukan oleh pengertian dan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya, sehingga pandangan ditentukan oleh gabungan dari hal – hal yang diketahui dan yang dirasakan oleh seseorang (Maemunah, 2013).

Persepsi ibu tentang menyusui dapat dikatakan sebagai suatu proses aktif dari individu untuk menginterpretasikan arti dari kecukupan ASI, ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dini, sehingga faktor dari dalam individu maupun faktor lingkungan dari luar diri individu sangat mempengaruhi persepsi individu. Bagi individu yang memberikan persepsi baik terhadap kecukupan ASI, maka ibu akan menyusui secara eksklusif dengan tidak memberikan MP-ASI dini. Sebaliknya persepsi yang tidak baik terhadap kecukupan ASI, maka individu mungkin berpendapat bahwa ASI yang diberikan itu kurang, sehingga tidak memberikan ASI secara eksklusif (Maemunahi, 2013).

Persepsi ibu yang meliputi kecukupan ASI, ASI eksklusif dan MP – ASI dini dipengaruhi oleh faktor stimulus dan faktor personal.Faktor stimulus berasal dari objek atau lingkungan yang dikenal sebagai faktor eksternal.Sedangkan faktor personal adalah faktor yang berasal dari diri individu seperti umur. Ibu – ibu berpendapat bahwa bayi yang menangis terus – menerus berarti lapar karena air susu ibunya kurang. Pandangan ibu tersebut mempunyai latarbelakang yang jauh dan berakar dari tradisi masyarakat terdahulu yang

(4)

52 ISSN: 2087-4944

terus – menerus membudaya di masyarakat (Maemunah, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang tahun 2016, persentase balita yang tidak diberikan ASI eksklusif tertinggi terdapat di Puskesmas Mekar Baru sebanyak 91,7%.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan metode analitik dan pendekatan secara cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Univariat untuk melihat distribusi dari presentasi tiap variabel dan Anaisis Bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisis Bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji statistik chi square untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen dengan α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut :

Persepsi Ibu tentang Menyusui

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu tentang Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 Persepsi Ibu tentang Menyusui Frekuensi (n) Persentase % Tidak baik 6 13,6 Baik 38 86,4 Total 44 100,0

(Sumber : Data Primer)

Berdasarkan tabel 1 didapatkan sebagian besar responden mempunyai persepsi baik tentang menyusui sebanyak 38 responden (86,4%).

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 Pemberian ASI Eksklusif (0 – 6 Bulan) Frekuensi (n) Persentase % Tidak 30 68,2 Ya 14 31,8 Total 44 100,0

(Sumber : Data Primer)

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

(5)

53 ISSN: 2087-4944

memberikan ASI eksklusif sebanyak 30 responden (68,2%).

Analisis Bivariat

Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3 : Hubungan Persepsi Ibu tentang Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 Menyusui N % N % N % Tidak Baik 6 100 0 0,0 6 100 Baik 24 63,2 14 36,8 38 100 Jumlah 30 68,2 14 31,8 44 100 X2 = 3,242 ρ = 0,084

Berdasarkan tabel 3, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden persepsinya baik tentang menyusui yaitu sebanyak 38 responden dengan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan sebanyak 24 responden (63,2%) dan sebagian kecil responden memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan sebanyak 14 responden (36,8%).

Sedangkan responden yang mempunyai persepsi tidak baik tentang menyusui yaitu sebanyak 6 responden dengan semua responden tidak memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan perhitungan uji statistik Chi Square (X2) dengan df = 1 dan taraf

signifikan 5% (0,05) didapatkan hasil X2

hitung lebih kecil dari X2 tabel (3,242 <

3,841), serta diperoleh nilai ρ sebesar 0,084 artinya > 0,05 yang berarti Ha

ditolak yaitu tidak ada hubungan antara persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 dengan Odds Rasio (OR) = 0,000, artinya bahwa ibu yang persepsinya tidak baik kemungkinan 0,000 kali tidak memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh persepsi yang baik tentang menyusui dan pemberian ASI eksklusif tidak hanya di perlukan pengetahuan saja, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh sikap seserorang dalam melakukan tindakan pemberian ASI eksklusif. Hal ini juga disebabkan oleh adanya faktor lain pada penelitian ini yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu faktor emosional dan sikap responden. Sedangkan analisis masing – masing karakteristik responden didapatkan tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018.

Tabel 4 : Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018

Umur N Tidak % N Ya % N Total%

Dewasa awal 21 72,4 8 27,6 29 100 Dewasa menengah 9 60,0 6 40,0 15 100 Jumlah 30 68,2 14 31,8 44 100 X2 = 0,702 ρ = 0, 307

(6)

54 ISSN: 2087-4944

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki umur pada kategori dewasa muda (18-30) tahun sebanyak 29 responden dengan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 21 responden (72,4%) dan sebagian kecil memberikan ASI eksklusif sebanyak 8 responden (27,6%).

Tabel 5 : Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018

Pendidikan Pemberian ASI Eksklusif (0 – 6 Bulan) Tidak Ya Total N % N % N % Rendah (SD-SMP) 13 65,0 7 35,0 20 100 Tinggi (SMA-PT) 17 70,8 7 29,2 24 100 Jumlah 30 68,2 14 31,8 44 100 X2 = 0,171 ρ = 0, 463

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan pada kategori tinggi (SMA – PT) sebanyak 24 responden dengan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 17 responden (70,8%) dan sebagian kecil memberikan ASI eksklusif sebanyak 7 responden (29,2%).

Tabel 6 : Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018

Pekerjaan Pemberian ASI Eksklusif (0 – 6 Bulan) Tidak Ya Total N % N % N % Bekerja 10 90,9 1 9,1 11 100 Tidak Bekerja 20 60,6 13 39,4 33 100 Jumlah 30 68,2 14 31,8 44 100 X2 = 3,492 ρ = 0,062

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan pada kategori tidak bekerja sebanyak 33 responden dengan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 20 responden (60,6%) dan sebagian kecil memberikan ASI eksklusif sebanyak 13 responden (39,4%).

Tabel 7 : Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018

Paritas Pemberian ASI Eksklusif (0 – 6 Bulan) Tidak Ya Total N % N % N % Primipara (1 anak) 14 70,0 6 30,0 20 100 Multipara (>1 anak) 16 66,7 8 33,3 24 100 Jumlah 30 68,2 14 31,8 44 100 X2 = 0,056 ρ = 0,537

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki paritas pada kategori multipara (>1 anak) sebanyak 24 responden dengan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 16 responden (66,7%) dan sebagian kecil memberikan ASI eksklusif sebanyak 8 responden(33,3%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang berjudul hubungan persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 dengan jumlah responden 44 orang didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar responden memiliki

(7)

55 ISSN: 2087-4944

persepsi baik tentang menyusui sebanyak 38 responden (86,4%) dan sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 30 responden (68,2%).

Berdasarkan perhitungan uji statistik Chi Square (X2) dengan df = 1 dan taraf

signifikan 5% (0,05) didapatkan hasil X2

hitung lebih kecil dari X2 tabel (3,242 <

3,841), serta diperoleh nilai ρ sebesar 0,084 artinya > 0,05 yang berarti Ha ditolak yaitu tidak ada hubungan antara persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Tahun 2018 dengan Odds Rasio (OR) = 0,000, artinya bahwa ibu yang persepsinya tidak baik kemungkinan 0,000 kali tidak memberikan ASI eksklusif.

Disarankan kepada orangtua bayi bahwa pengetahuan tentang ASI eksklusif perlu ditingkatkan sehingga dapat menimbulkan kesadaran dalam pemberian ASI secara penuh dan lebih lama.Kesadaran keluarga terutama suami juga perlu ditingkatkan agar memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, (2011).Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Damayanti, Sri, dkk. (2015). Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota

Kendari. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, vol 1, no.3

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika

Hilala, Agnes. (2013). Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Pemberian

ASI Eksklusif. Jurnal SI

Keperawatan UNG

Maemunah, Ade Siti. (2013). Determinan persepsi ibu menyusui.Yogsyakarta : Cv trans medika

Maryunani, Ani. (2015). Keajaiban ASI ekslusif.Jakarta : Salemba medika Notoatmodjo, (2012).Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Novita, N & Yunetra.(2011). Promosi

kesehatan dalam pelayanan

kebidanan.Yogyakarta : Huta media Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku pintar

ASI Ekslusif.Jogjakarta : Diva press Widiyanto, Subur, Dian Aviyanti & Merry

Tyas.( 2012). Hubungan Pendidikan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif. Jurnal Kedokteran

Muhammadiyah Vol 1. No.1

Rahmat, Drs. Jalaluddin. (2015). Psikologi umum.Jakarta : Pustaka Setia Riksani, A. Md.Bid. (2012). Keajaiban ASI.

Jakarta : salemba medika

SDKI.(2012). Pemberian Makanan Pada Anak. Chnrl.org. On Line : 20 April 2017. Jam : 18.41 WIB

Sobur,M.Si, Dr.Alex. (2013). Psikologi umum.Jakarta : Pustaka Setia Sujarweni, V.Wiratna. (2014). Metodologi

Penelitian.Bandung : Refika

Aditama

Walgito, Prof.Dr.Bimo. (2010). Psikologi umum.Yogyakarta : Andi

Wowo, Mariane, dkk. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu

(8)

56 ISSN: 2087-4944

Menyusui. Jurnal Keperawatan, Vol 1, no 1

Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI.Yogyakarta : Rineka cipta

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Daerah Tertinggal membutuhkan pendekatan perwilayahan (regional development approach) yang bersinergi antar lintas pelaku (sektor), karena itu diperlukan program

Flapper [14] gave an introduction to feature cluster on closed loop supply chains in European Journal of Operational Research volume 191, where three important issues were

Tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi terjadi karena patahan lempeng di dasar laut bergerak ke atas atau turun ke bawah (vertikal) secara tiba- tiba. Akibatnya, air di

Secara berkelompok dan dengan bimbingan fasilitator berdiskusi terkait konsep dan prinsip komunikasi efektif dalam pembelajaran serta kegunaan pengetahuannya

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kematangan buah mentimun berbasis citra digital menggunakan algoritma jaringan syaraf tiruan backpropagation berdasarkan tekstur

( civic/ citizenship education ) di Indonesia bahkan di negara lain bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara

Hasil uji Friedman pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan yang sangat nyata terhadap nilai tekstur tahu interaksi antara lama simpan dan jenis konsentrasi

menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk dalam kategori (0,800-1,000), maka instrument dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian dapat