• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Green Marketing Kebijakan Kantong Plastik Berbayar terhadap Green Behaviour Masyarakat Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Green Marketing Kebijakan Kantong Plastik Berbayar terhadap Green Behaviour Masyarakat Kota Bogor"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.2, No.1, Febr uar i 2017 : 81 - 94 ISSN 2527 - 7502

________ ____________ ____________ ____________ _____ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ___________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _____ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____ ____________ ____________ ____________ ___________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ _

PENGARUH

GREEN MARKETING

KEBIJAKAN KANTONG PLASTI K

BERBAYAR TERHADAP

GREEN BEHAVI OUR

MASYARAKAT KOTA

BOGOR

Ayi Indah Novianti1*, Lindawati Kar tika2

1-2Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pert anian Bogor , Bogor , Indonesia

* E-mail korespondensi : ayi.indah@gmail.com Infor masi Ar tikel ABSTRACT Dr aft awal: 6 Januar i 2017

Revisi : 15 Febr uar i 2017 Dit er ima: 16 Febr uar i 2017

Paid plasti c bags pol icy issued by The Mini str y of Envir onmental and Forest r y to reduce plastic w aste pr obl em and pr omote gr een behavi our lifestyle. In or der to change consumer behaviour w hen using plastic bags, gover nment need to l ook over the mar keting of paid plastic bags policy. The object ive of t hi s study are to i dentify customer respons about usi ng their ow n bags, customer perceptions of green mar keting and green behavi our , analyze gr een mar keti ng of paid plast ic bags policy infl uence tow ar ds gr een behavi or . Pri mar y data ar e obtained by questi onnair e method and the secondar y dat a are obtained fr om Depar tment of I ndustr y and Tr ade. The data have been analyzed usi ng str uctural equation model and descr ipti ve analysis. The result of t hi s study show s after the poli cy applied, mor e customer s are willing to carr y their ow n shoppi ng bag and reduce using pl astic bags. The price of plast ic bags ar e still considered too cheap and should be increased. Gr een mar keti ng pr ocess that has si gnificance influence t ow ar ads gr een behavi our ar e know your customer , empowering customer and r eassure the buyer .

Kebijakan kantong plasti k ber bayar adalah kebijakan yang dibuat oleh Kem entr ian Li ngkungan Hi dup dan Kehutanan untuk mengurangi sampah plastik dan mendor ong gaya hidup ramah l ingkungan. Pemasar an kebijakan ter sebut dapat dil akukan dengan pr oses gr een mar ket ing. Tujuan dari peneli tian ini adalah mengidentifikasi respon masyarakat mengenai penggunaan kantong bel anja sendir i, mengi dentifi kasi per sepsi konsumen mengenai kebij akan kantong plasti k ber bayar dan mengidentifikasi pengar uh gr een mar keting kebijakan kant ong plastik berbayar ter hadap gr een behaviour di Kota Bogor . Data pr imer didapatkan melalui kuesioner dan data sekunder di per oleh dar i ar si p Dinas Per industr ian dan Per dagangan Kota Bogor . Data dianal isi s dengan menggunakan analisi s dekriptifdan st r uct ur al equation model. Hasil penelitian menunjukan setelah kebijakan diter apkan, l ebih banyak konsumen yang ber sedia mengurangi penggunaan kantong belanja sendiri dan membawa kant ong belanja sendiri . Har ga Rp. 200 masi h dianggap terlal u mur ah oleh konsumen. Pr oses gr een mar keti ng yang ber pengar uh ter hadap gr een behavi our secar a si gni fikan adalah know your cust omer , empower i ng cust omer dan

r eassur e t he buyer. Kata Kunci:

green behaviour , green m ar keting, paid plasti c bags poli cy

Tipe Ar tikel : Resear ch Paper

Diter bitkan oleh Fakultas Ekonomi Univer sitas Isl am Att ahi riyah

1.

Pendahuluan

Ber dasar kan hasi l penel itian NOAA (National Oceanic and At mospher ic Administr ation) , pada bulan Juni tahun 2015 temper atur per mukaan tanah meningkat menj adi 1,26 der ajat Celcius, melebi hi suhu yang t er catat di tahun 2012, yakni 0,06 der ajat Celcius (Kur niawan, 2015).

(2)

Peningkatan suhu bumi menjadi topi k utama dalam Confer ence of Par t ies 21 (COP 21) yang di lkasanakan pada bulan Desember 2015. COP21 di Par is mengadopsi Kesepakatan Par is (Par is Agr eement) yang ber tujuan unt uk menjaga kenaikan suhu r ata-r ata t idak mencapai 2oC di at as suhu

sebelum masa Revolusi Industr i dan mengupayakan lebih lanjut hi ngga peni ngkatan suhu tidak lebih dar i 1,5oC (Witoelar , 2015). Konfer ensi ter sebut melibat kan 195 negar a dar i sel ur uh duni a

ter masuk Indonesi a unt uk ber sama-sama menjaga suhu bumi agar tidak mel ebihi 2oC. Pembuatan

kesepakat an par is mer upakan implement asi untuk mencapai Sust ai nable Devel opment Goals (SDGs) yang t elah disetujui negar a-negar a anggota PBB pada Febr uar i 2015. SDGs ter sebut memil iki tujuh bel as tujuan, salah satunya adalah climat e action yang mer upakan t ujuan ke-13 dal am SDGs anggot a.

Ker usakan li ngkungan dan ekosistem dapat disebabkan ol eh ber bagai hal, sal ah satunya adalah penumpukan sampah sisa pembuangan atau li mbah yang ber asal dar i industr i maupun r umah tangga. Kondisi alam ber ubah secar a signi fikan selama 30 hingga 40 t ahun t er akhir sejak di kenal kannya mat er i si nteti s seper ti pl asti k (Azar ia et al, 2014). Menur ut Jambeck et al (2015), Indonesia mer upakan negar a ter besar kedua penghasil sampah ke laut setelah Ci na. Tabel 1 menunjukkan negar a-negar a t er besar penghasil sampah kelaut.

Kementr i an Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuat kebijakan kantong plastik ber bayar Untuk mengat asi masal ah sampah plasti k tersebut . Pembuat an kebijakan ini juga mer upakan salah satu bent uk dukungan I ndonesia untuk mencapai Sust ainabl e Development Goals, yang ber t ujuan untuk melindungi ekosistem lingkungan. Langkah aw al kebijakan ter sebut dituangkan dalam Sur at Edar an Dir jen PSLB3 SE-06/ PSLB3-PS/ 2015 tanggal 17 Desember 2015 t entang Langkah Antisipasi Pener apan Kebijakan Kantong Plastik Ber bayar Pada Usaha Ritel Moder n kepada Guber nur , Wal ikota, Bupati dan Duni a usaha. Mekani sme kebijakan yang ter cantum pada SE-06/ PSLB3-PS/ 2015 adal ah sebagai ber i kut :

1. Pihak r itel t idak l agi menyedi akan kant ong plastik secar a cuma-cuma, apabil a konsumen masih membutuhkan maka konsumen di waji bkan membeli dar i ger ai r itel. Mekanisme yang terjadi adalah mekani sme bisni s biasa di mana kant ong plastik menjadi bar ang yang diper jual beli kan. 2. Ter kait har ga kantong plastik, Pemer int ah, BPKN, YLKI dan APRINDO menyepakati har ga jual

kant ong pl asti k sel ama uji coba pener apan kantong plastik ber bayar sebesar minimal Rp 200 per kant ong

3. Har ga kantong plastik akan dieval uasi kembali ol eh Pemer int ah dan Pemer i ntah Daer ah ber sama APRINDO setel ah uji coba ber jalan sekur ang kur angnya tiga bulan

4. Ter kait jenis kantong plastik yang disediakan oleh pengusaha r itel, Pemer i ntah, BPKN, YLKI dan APRINDO menyepakat i spesifikasi kantong pl ast ik ter sebut di pi lih yang memili ki dampak l ingkungan ppaling minimaldan har us memenuhi standar nasional.

5. APRINDO menyepakati untuk ber komi t men mendukung kegi atan pember ian i nsentif kepada konsumen, pengel ol aan sampah dan pengelolaan l ingkungan mel al ui pr ogr am t anggung jawab sosial perusahaan (cor por at e social r esponsibilit y, CSR) dengan mekani sme yang di atur oleh masing-masi ng pengusaha r i tel.

Uji coba kebi jakan pl asti k ber bayar mulai diter apkan pada tanggal 21 Febr uar i 2016 sampai dengan bul an Juni 2016. Uji coba dilaksanankan di 22 kot a dan Pr ovi nsi DKI Jakar t a. Sal ah satu Kota yang ber par tisi pasi dal am pelaksanaan Kebi jakan Kant ong Plastik ber bayar adalah Kota Bogor . Volume sampah di Kota Bogor mengal ami peni ngkatan hingga 2 per sen per t ahun. Pada tahun 2014 vol ume sampah 1.901 m3 per har i meningkat menjadi 1.940 m3 per har i di tahun 2015 (Hall obogor , 2016). Sur at edar an kebijakan kantong pl ast i k ber bayar yang per tama, ber laku selama tiga bulan dan ber akhir pada 31 Mei 2016.

Sur at edar an kedua SE-08/ PSLB3/ PS/ PLB.0/ 5/ 2016 diter bit kan pada 8 juni 2016. Pada sur at edar an SE-08/ PSLB3/ PS/ PLB.0/ 5/ 2016 disebut kan bahwa uji coba akan di lanjutkan selama tahun

(3)

2016 ber jalan sampai dengan t er bitnya r egulasi yang mengatur pembatasan pengggunaan kantong pl ast ik sekal i pakai . Teknis oper asional pener apan uji coba kebi jakan menjadi kewenangan pemer intah daer ah dengan tet ap memegang pr insi p bahwa hasi l penjualan kant ong plastik menjadi mili k pengusaha r it el atau toko. Setiap akhir bul an, masi ng-masing r itel melapor kan penggunaan dana penjual an kantong plastik dan kegiatan yang dilaksanakan. Lapor an disampaikan kepada Kement ri an Lingkungan Hi dup dan Kehutanan dan tembusan kepada Guber nur ser ta Bupati / Wali kota setempat .

Usaha pemer int ah dalam pr omosi dan pember ian infor masi kepada konsumen mengenai kebijakan pl ast ik ber bayar mer upakan salah satu akt ivitas dar i gr een marketing. Menur ut Ottman (2008), ter dapat 5 (li ma) atur an yang dapat dilakukan unt uk mener apkan gr een mar keting yai tu know your cost umer , empower ing cust omer, be t ranspar ent , r eassur e t he buyer dan consi der your pr i cing. Seir ing semakin gencar nya pr omosi yang di lakukan pemer intah dalam pener apan kebijakan plasti k ber bayar , maka per l u dil akukan peneliti an yang dapat mendukung pener apan kebijakan t er sebut . Menur ut Lenher et al (2011), suatu kebijakan memi liki per an penti ng dalam mendukung dan mendorong ter wujudnya gr een behaviour.

Per il aku dar i sejumlah individu maupun rumah t angga pada akt ifitas sehar i-har i memiliki dampak yang cukup besar t er hadap kondisi lingkungan (Koll muss dan Agyeman, 2002). Misalnya, menghemat penggunaan ener gi (listr i k, air ) dan mengur angi li mbah (Roisin, 2012). Hal l ai n yang mempengar uhi gr een behaviour diant ar anya adalah envir onment al at tit ude dan envir onment al knowledge (Hassan et al, 2015). Envir onment al knowledge, didefini sikan sebagai penget ahuan umum dan konsep dan hubungan yang ber hubungan dengan li ngkungan. Envir onment al knowledge mer upakan sal ah satu faktor penti ng yang dapat mendor ong seseor ang untuk melakukan gr een behavior . Keingi nan untuk melakukan gr een behaviour akan lebih tinggi ketika konsumen memiliki kepr ihatinan t er hadap li ngkungan (Hassan et al . 2015). Ber dasar kan pemapar an sebelumnya maka dapat dikatakan bahw a pener apan gr een behaviour dapat di lihat dar i kebiasaan sehar i -har i indi vi du, envir onment al knowl edge dan envir onment al at tit ude.

Tujuan penel itian ini diantar anya yai tu mengidentifikasi r espon konsumen di Kota Bogor ter hadap penggunaan kantong belanja sendir i ber dasar kan kar akter isti k sosio-demogr afis, mengidenti fikasi per sepsi konsumen di Kota Bogor mengenai gr een market ing kebijakan kant ong pl ast ik ber bayar gr een behaviour dan Menganalisis pengar uh gr een mar ket ing t er hadap gr een behaviour

2.

Kajian Pustaka

2.1 Gr een Marketing

Menur ut Polonsky (2011), Gr een Mar ket ing dapat di defi ni sikan sebagai usaha per usahaan untu k mendesai n pr omosi, har ga dan distr i busi dengan memper ti mbangkan per lindungan li ngkungan. Sedangkan menur ut shei kh et al ( 2014), gr een mar keting adalah pemasar an pr oduk yang di asumsikan aman bagi lingkungan. Gr een mar keti ng dapat di lakukan mel al ui 5 (lima) pr oses yai tu know your cost umer , empower ing cust omer, be t ranspar ent , r eassur e t he buyer dan consi der your pr i cing (Ott man 2008). Know your cost umer, jika ingin memasar kan gr een pr oduct kepada konsumen, tahap per t ama yang har us di lakukan adal ah memasti kan bahw a konsumen t er sebut menyadar i dan memper hati kan per masal ahan yang menjadi tujuan adanya pr oduk yang di pasar kan ( Ott man 2008). Gr een pr oduct yang di maksud dalam penel itian ini adal ah kebijakan pl ast ik ber bayar yang di buat oleh Kementr i an Lingkungan Hidup dan Kehut anan. Empow er consumer , past ikan bahwa konsumen mer asakan bahw a dengan menggunakan pr oduk ter sebut akan menci pt akan per ubahan (Ot tman 2008). Dalam hal i ni pemer intah har us memast ikan dengan adanya kebi jakan plastik ber bayar konsumen dapat mer asakan dampak per ubahan yang ber manfaat bagi li ngkungan. Be t ranspar ent , konsumen har us per caya dengan legitimasi pr oduk yang dikel uar kan dan klai m spesifi k manfaat yang ada dalam pr oduk (Ott man 2008). Pemer intah

(4)

har us membuat konsumen per caya dan memahami bahwa per atur an dalam kebijakan pl ast ik ber bayar memang sangat ber manfaat bagi lingkungan. Reassur e t he buyer , konsumen per l u yaki n bahw a pr oduk ter sebut akan beker ja sesuai dengan fungsi yang dimil ikinya (Ott man 2008). Pemer intah har us meyakinkan kepada konsumen bahwa kebijakan plasti k ber bayar akan ber jalan sesuai dengan ket entuan yang telah ditet apkan. Consider your pr ici ng, penetapan har ga har us di lakukan dengan memper timbangkan tar get dan spesifikasi pr oduk yang di buat ( Ottman 2008). Har ga yang ditetapkan dalam kebi jakan har us memper timbangkan tujuan utama pener apan kebijakan ter sebut. Kebi jakan pl ast ik ber bayar dil akukan untuk meminimalisi r juml ah sampah yang dipr oduksi . Oleh kar ena i tu, pemer int ah per lu memper t i mbangkan pada har ga ber apa konsumen ti dak akan membel i plastik at au mengur angi penggunaan plastik.

2.2 Gr een Behaviour

Apabi la konsumen memili ki pemahaman yang bai k menganai gr een pr oduct dan pemasar an gr een pr oduct di lakukan dengan baik konsumen akan ter dor ong untuk melakukan gr een behaviour dan or ang yang telah sadar akan lingkungan menjadi lebih r amah l ingkungan (Ozaki dan Baker , 2008). Menur ut Steg dan Vl ek (2009), Gr een behaviour adalah kebiasaan konsumen yang sebisa mungkin memi ni mal isasi ker usakan ter hadap l ingkungan. Gr een behavi our juga mer upakan per ilaku yang secar a umum diper timbangkan dalam masyar akat sebagai car a untuk melindungi l ingkungan dan di dedikasi kan unt uk l ingkungan yang sehat (Kr ajhanzl, 2010). Menur ut Schul tz dan Zeleny ( 2000), sikap ter hadap l ingkungan dan per sepsi yang menunjukan bahwa seseor ang mer upakan bagian dar i li ngkungan yang ter tanam pada konsep dir i individu ter sebut. Jika diper hati kan secar a keselur uhan, per i laku individu dan r umah tangga memi liki dampak yang cukup besar ter hadap lingkungan (Kollmus dan Agyeman, 2002). Per an pemer i ntah, sw ast a, maupun par a akti vi s lingkungan sangat di butuhkan untuk sosial isasi dan mengkampanyekan isu pel est ar i an l ingkungan ini, sehingga dapat meni ngkat kan penget ahuan masyar akat secar a l ebi h kompr ehensif dan mer at a di semua kalangan (Waskito dan Har sono 2012)

3.

Metode Penelitian

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang di pi lih untuk mel akukan peneliti an ini adal ah 5 br and Mi ni mar ket yang ter letak di kecamatan Tanah sar eal, Kota Bogor dan ter daftar pada Dinas Per i ndust r ian dan Per dagangan Kota Bogor . Minimar ket t er sebut t er dir i dar i Indomar et, Alfamar t, SB Mar t, Sandy’s Mar t dan YOMART Penul is memili h minimar ket sebagai lokasi peneliti an dikar enakan mi nimar ket lebih dekat dengan pemuki man masyar akat dan mudah dijangkau. Sel ai n it u dikar enakan dekat pemukiman masyar akat, tr ansaksi di mi nimar ket l ebih ser ing di lakukan sehingga memper mudah saat pengambil an sampel .

3.2 Jeni s dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelit ian ini ter dir i dar i data pr imer dan dat a sekunder . Data pr i mer di dapat kan melalui kuesioner yang diber i kan kepada r esponden peneliti an. Kuesioner yang di gunakan ter di ri dar i per tanyaan t er buka dan per tanyaan t er tutup. Pertanyaan tertutup dijawab dengan memilih jawaban dari skala yang telah disediakan. Skala yang digunakan adalah skala likert dengan lima pilihan jawaban. Data sekunder pada peneliti an i ni diper oleh dar i ar sip Dina Per industr i an dan Per dagangan Kot a Bogor , jur nal, tesis dan studi lit er atur l ainnya.

3.3 Met ode Penarikan Sampel

Responden yang menjadi sample dalam peneliti an ini adalah konsumen yang di temui set elah melakukan pr oses pembelanj aan di minimarket. Jumlah sampel yang di ambil sebanyak 150 r esponden. Jumlah ter sebut mer upakan lima kali li pat jumlah var iabel manifest.. Menur ut Ding et al

(5)

dalam Ghozali (2005), ukur an sampel antar a 100 – 150 mer upakan ukur an sampel minimum ketika menggunakan model str uktur kovar itas. Lokasi peneli tian dalam penel itian ini ter bagi menjadi empat l okasi yaitu Indomar et , Alfamar t, SB Mar t dan Sandy’s Mar t. Oleh kar ena itu pada masing-masi ng mi ni mar ket dilakukan pengambilan sampel dengan metode non pr obabilit y sampling yai tu quot a sampl ing.Maka jumlah 150 r esponden dibagi unt uk empat lokasi peneliti an dan didapatkan angka 37,5 kemudian dibulat kan menjadi 38 r esponden untuk setiap minimar ket, sehingga t ot al akhir sampel yang di gunakan sebanyak 152 r esponden.

3.4 Met ode Pengolahan dan Anali si s data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan ter dir i dar i tabulasi si lang, anal isis deskr i pti f, dan st r uct ur al equation model (SEM). Pada penelit ian ini tabulasi silang di gunakan untuk mel ihat per sepsi konsumen mengenai penggunaan kantong belanja sendir i ber dasar kan kar akter ist i k Analisis dekr iptif dil ihat dar i nilai modus atau angka yang ser ing muncul dar i jawaban r esponden dan per sentase skor jawaban per tanyaan. Tabulasi sil ang dan analisi s deskr iptif dilakukan dengan menggunakan soft war e SPSS 22 for Windows. St r uct ur al equat ion model (SEM) digunakan untuk menguji pengar uh gr een mar ket ing kebijakan kantong plastik ber bayar ter hadap gr een behavi our. Pengujian dengan SEM dilakukan mennggunakan soft ware LISREL.

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Respon Konsumen Mengenai Penggunaan Kantong Bel anja Sendir i

Respon konsumen mengenai penggunaan kantong belanja sendiri disajikan pada Tabel 1

Data pada Tabel 1 menunjukkan konsumen yang ber sedi a membawa kantong bel anja sendir i sebagian besar ber jeni s kelamin per empuan. Hasi l penelitian juga menunjukkan sebanyak 50 or ang konsumen yang sudah meni kah ber sedia membaw a kant ong belanja sendi r i. Konsumen yang sudah meni kah biasanya lebih peduli ter hadap lingkungan. Kar ena mer eka menghar apkan kondisi lingkungan yang l ebi h bai k unt uk keturunannya di masa yang akan dat ang. Oleh kar ena itu banyak konsumen yang ber st at us sudah meni kah dan ber keluar ga memili h untuk membaw a kantong

Tabel 1 Respon konsumen mengenai penggunaan kant ong belanja sendir i

Karakter istik

Persepsi

( Membawa Kantong Belanja

Sendiri) Total Ya Tidak Jenis Kelamin Per empuan 58 56 114 Laki-Laki 23 15 38 Total 81 71 152 Status Pernikahan Meni kah 50 40 90

Belum Meni kah 31 31 62

Total 81 71 152 Pendidikan SMP 0 2 2 SMA 20 21 41 D1 1 3 4 D2 2 1 3 D3 20 20 40 S1 25 34 59 S2 3 0 3 Total 81 71 152 Sumber : Data di ol ah (2016)

(6)

bel anja sendir i . Menur ut pendapat Engel (1994) konsumen yang ber tindak sebagai uni t kel uar ga bi asanya membel i lebih banyak pr oduk. Oleh kar ena i tu akan lebi h nyaman jika menggunakan kantong belanja sendir i sehi ngga kapasitasnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Set elah di ter apkan kebijakan kantong plastik ber bayar , mini mar ket t idak l agi menyedi akan kantong pl asti k yang ber ukur an besar , sehingga konsumen yang tidak membawa kant ong bel anja per lu membeli lebih banyak plasti k jika ber belanja dengan jumlah yang banyak.

Tabel 1 menunjukkan ter dapat 25 or ang konsumen yang ber pendi dikan S1 ber sedia membaw a kantong belanja sendir i . Tingkat pendidi kan seseor ang akan mempengar uhi nil ai -nilai yang

di anutnya, car a ber pikir , car a pandang dan per sepsi ter hadap suatu masalah. Konsumen yang memi liki pendidikan lebi h baik akan sangat r esponsif ter hadap i nfor masi (Sumar wan, 2004). Secar a umum semakin tinggi nya tingkat pendidikan seseor ang semakin banyak infor masi yang di dapat dan semaki n baik kemampuan untuk memper ti mbangkan secar a logis untuk menentukan pi lihan kebutuhan dalam mengkonsumsi suatu pr oduk (Syahbandi, 2012)

4.2 Per sepsi Konsumen Terhadap Gr een Mar keti ng

Per sepsi konsumen mengenai pr oses gr een nar keti ng dapat di lihat pada Tabel 2 Tabel 2 Per sepsi konsumen ter hadap gr een mar ket ing

Indikator Kode Per nyataan Modus Total

Per sentase

Know your customer (KYC)

KYC 1 Sebelum adanya kebijakan pl asti k ber bayar saya

sudah mengur angi penggunaan kantong plastik 4 60,5% KYC 2 Sejak adanya kebi jakan plastik ber bayar saya

mengur angi penggunaan kantong plastik 4 62,5%

Empower ing customer (EC)

EC 1

Saya mer asa sangat ter edukasi mengenai per masal ahan sampah dengan adanya kebi jakan kantong plastik ber bayar

4 60,5%

EC 2 Saya selalu mengajak or ang-or ang disekitar saya

untuk membaw a kant ong belanja sendi r i 4 52,6%

Be Tr anspar ent (BT)

BT 1

Saya sangat menget ahui bahwa uji coba Kebijakan Plasti k Ber bayar dilakukan sesuai sur at edar an SE-06/ PSLB3-PS/ 2015 yang r esmi dikeluar kan oleh Kementr i an Lingkungan Hi dup dan Kehutanan

4 50%

BT 2

Saya mengetahui dengan baik bahwa al ir an dana yang ter kumpul dar i pembelian kant ong plastik dil akukan untuk kegiatan CSR

3 32,9%

Reassur e the buyer (RB)

RB 1

Ketika saya ber belanja pegawai mi ni mar ket selalu menginfor masikan kembali ada biaya yang dikenakan dal am pembel ian kant ong pl asti k

4 43,4%

RB 2

Pada saat ber belanja di minimar ket, tr ansaksi pembel ian pl asti knya selalu ter cantum pada bukti pembel ian (str uk)

4 37,5%

Consider your pr icing (CP)

CP 1 Saya tetap ber sedia membayar apabil a har ga

kantong plastik di minimar ket lebih dar i Rp. 200 4 41,4% CP 2 Menur ut saya har ga kantong plasti k yang ber l aku

saat ini per lu dinai kan 4 34,2%

CP 3 Menur ut saya har ga Rp. 200 yang dikenakan pada

kantong belanja plastik ter lalu mahal 3 32,9% CP 4 Menur ut saya l ebih baik kant ong bel anja pl ast ik tidak lagi disedi akan di Mi nimar ket 4 32,2% Sumber : Data diolah (2016)

(7)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan l ima pr oses gr een marketi ng yang ter di ri dari know your cust omer, empoweri ng cust omer, r eassure t he buyer, be transpar ent dan consider your prici ng. Li ma pr oses gr een marketing digunakan sebagai indikator untuk mengidentifi kasi persepsi konsumen ter hadap green mar keti ng. Setiap i ndikator t er diri dari beber apa per nyataan yang dinilai oleh r esponden dan dinyatakan dengan skor yang sesuai denngan persepsinya.

Tabel 2 menunjukkan sebagi an besar r esponden setuju dengan per nyataan dar i i ndikat or know your cust omer. Pada per nyataan pert ama (KYC1) menunjukkan bahwa 60,5% r esponden sudah mul ai mengur angi penggunaan kantong plastik dan pada per nyataan kedua (KYC 2) menunjukkan 62,5% r esponden mengur angi penggunaan pl ast ik setelah adanya kebijakan pl ast i k

ber bayar . Hasil ter sebut menunjukkan ter dapat per ubahan per i laku pada konsumen setelah di ter apkannya kebi jakan kantong plastik ber bayar . Hasil peni laian r esponden pada indi kator be t r anspar ent pernyataan kedua (BT2) menunjukkan 32,9% r esponden ti dak menget ahui bahw a dana hasil penjualan kantong pl asti k digunakan untuk kegiatan Corpor at e Social Responsibilit y (CSR). Hal ter sebut akan menimbulkan ker aguan konsumen mengenai pelaksanaan kebijakan kantong plasti k ber bayar

4.3 Per sepsi Konsumen Terhadap Green Behaviour

Hasil penelitian mengenai Persepsi Konsumen Terhadap Gr een Behaviour disajikan pada Tabel 3 Ber dasar kan Tabel 3, per nyataan per t ama (GB1) dan per nyataan kedua (GB2) menunjukkan ter jadi nya peni ngkat an kesadar an konsumen unt uk membawa kantong belanja sendir i saat ber belanj a. Sebelumnya dit er apkan kebi jakan kant ong pl asti k ber bayar dar i 152 r esponden, hanya ter dapat 34.9% responden yang membaw a kantong belanja sendir i saat ber belanja. Namun setelah di ter apkan kebijakan kant ong plastik ber bayar , konsumen yang membaw a kantong belanja sendir i meningkat sebanyak 17,1% menjadi 52,0%.

Tabel 3 Per sepsi konsumen t er hadap gr een behavi our

Indi kator Kode Per nyataan Modus Total

Per sent ase

Gr een Behaviour

GB 1 Sebel um adanya kebi jakan plastik ber bayar saya selalu

membawa kantong belanj a sendir i saat ber belanja 4 34,9% GB 2 Sejak adanya kebijakan pl ast ik ber bayar saya selal u

membawa kantong belanj a sendir i saat ber belanja 4 52,0%

GB 3

Saat ini saya selal u ber usaha unt uk t idak membel i makanan atau minuman dengan kemasan plastik sekali pakai

4 48,0%

GB 4 Saya sel alu memisahkan antar a sampah

or ganik/ anor gani k keti ka membuang sampah di r umah 4 42,8% GB 5 Saya sel alu membuang sampah pada tempatnya 4 35,5% GB 6 Saya sel alu mengumpulkan kantong plastik bekas

belanja untuk digunakan kembali 5 46,7%

GB 7

Saya sangat menget ahui car a mengolah sampah pl ast ik yang saya mil iki menjadi bar ang yang lebi h memi liki manfaat

4 38,2%

GB 8 Saya ber sedi a untuk ber pastisipasi mel indungi

li ngkungan dar i pencemar an 4 52,6%

(8)

4.4 Hasil Analisi s Pengar uh Gr een Mar keti ng Kebijakan Plasti k Ber bayar Ter hadap Gr eenBehaviour Menggunakan Str uctural Equation Model

Hasil pengujian dengan st r uct ur al equat ion model menunjukkan pr oses gr een mar keting yang ber pengar uh si gnifi kan ter hadap gr een behaviour adalah know your cust omer, empowering cust omer dan r eassur e t he buyer. Tabel 4 menunjukkan hasil nilai t-value yang menunjukkan signi fikansi pengar uh gr een marketing ter hadap gr een behavi our.

4.5 Int er pr etasi Pengaruh Green Mar keti ng Kebijakan Pl astik Ber bayar, Envir onmental Attitude dan Envir onmental Knowledge Ter hadap Gr een Behaviour

Menur ut Kusnendi (2008), St andar ized solution atau st andar ized loading fact or digunakan sebagai basi s untuk membuat int er pr etasi ter hadap hasil esti masi par amet er model. Gambar 1 menunjukkan hasil st andarized loadi ng fact or model st r uktur al

Ber dasar kan hasi l pengujian yang ditunjukan pada Tabel 3 dan Gambar 1 dapat di simpulkan bahw a faktor gr een mar ket ing yang memil iki pengar uh pal ing besar adalah know your cust omer dengan nilai sebesar 0,46. Know your cust omer ar t inya dal am pembuatan kebijakan pemer intah har us benar -benar mengetahui sampai di mana t ingkat kepedul ian masyar akat ter hadap l ingkungan Hasil ter sebut menunjukan bahw a semaki n ti nggi penget ahuan pemer intah meengenai kondisi

Tabel 4 Hasil pengujian t-values model strukturan pengaruh green marketing

terhadap green behaviour

No Var iabel |t-hit| > 1.96 Kesimpulan

1 Know your customer Gr een Behavior 8,07 Signifi kan 2 Empower ing customer  Gr een Behavior 5,12 Signifi kan 3 Reassur e the buyer  Gr een Behavior 5,04 Signifi kan 4 Be tr anspar ent  Gr een Behavi or 1,63 Ti dak Signifikan 5 Consi der your pr i cing  Gr een Behavior -1,85 Ti dak Signifikan Sumber : Data diolah (2016)

Ket: = Var iabel yang ber pengar uh ter hadap gr een behaviour

Gambar 1 Di agr am jal ur penguji an st andar i zed l oading factor pengar uh gr een mar keting ter hadap gr een behaviour

1

2

(9)

konsumen maka kebi jakan yang diter apkan dapat mempengar uhi per ubahan per il aku masyar akat dalam hal penggunaan kantong bel anja pl asti k akan semakin meni ngkat kan gr een behavi our .

Pr oses gr een mar keting lain yang ber pengar uh langsung dan si gnifikan ter hadap gr een behaviour yai tu empow eri ng cust omer dan r eassur e t he buyer. Pemer intah har us memiki r kan bagaimana agar kebijakan kantong plasti k ber bayar di teri ma dengan baik dan ter tanam dengan kuat dibenak konsumen. Sebagai r egul ator yang membuat kebijakan kantong plastik ber bayar, usaha pemer intah sudah cukup baik dalam mengi for masi kan dan meyaki nkan konsumen mengenai pener apan kebijakan. Untuk meyakinkan konsumen pemer intah di bantu oleh pihak r itel (minimar ket) sebagai pelaksana kebijakan. Pada saat melakukan pembayar an konsumen di infor masikan kembali mengenai biaya yang di kenakan untuk set iap kantong plastik yang di gunakan. Konsumen memil iki hak untuk memutuskan i ngin menggunakan plasti k atau tidak. Apabi la konsumen memil ih menggunakan kant ong plasti k dar i mi ni mar ket maka jumlah biaya yang di kenakan dicantumkan pada bukti pembel ian (str uk).

Pr oses gr een mar ket ing yang tidak ber pengar uh terhadap gr een behavi our adalah be t r anspar ent dan consi der your pr icing. Pemer i nt ah har us mener apkan kebijakan secar a t ranspar an dan jelas. Dasar hukum pener apan kebijakan har us kuat dan alir an dana yang dihasi lkan dar i penjualan kantong pl ast ik ber bayar har us jelas penggunaannya. Ber dasar kan hasil peneli tian sebanyak 50% r esponden tidak menget ahui pener apan kebijakan kantong pl ast ik ber bayar di lakukan ber dasar kan sur at edar an SE-06/ PSLB3-PS/ 2015 yang r esmi dikel uar kan oleh Kement ri an Li ngkungan Hidup dan Kehutanan. Hasil peneliti an juga menunjukkan sebanyak 32,9% konsumen tidak mengetahui bahw a ali ran dana hasil penjualan kantong pl ast ik di gunakan untuk kegiatan CSR (cor por at e social r esponsibilit y) per usahaan. Penjelasan yang l ebih ter per i nci mengenai mekanisme pener apan kebijakan pent ig dil akukan agar masyar akat yaki n kebijakan ter sebut ber jalan sesuai dengan fungsinya. Sehingga masyar akat mau ber part isipasi dalam pener apan kebijakan dan tujuan kebijakan ter capai sesuai dengan yang dihar apkan.

Dalam pener apan kebijakan kantong plastik ber bayar hal lain yang per lu diper hatikan adalah har ga kantong pl ast ik yang diter apkan. Har ga kantong plasti k yang di ber l akukan har us benar-benar di per timbangkan agar tepat sasar an sehi ngga per il aku msyar akt dapat ber ubah dan tidak membeli kantong belanja plasti k lagi. Dar i segi har ga 32,9% r esponden menyatakan bahw a har ga kantong plasti k yang ditetapkan yai tu sebesar Rp. 200 masih ter lal u mur ah, sehingga masih banyak konsumen yang l ebih memil ih untuk membel i kantong belanja pl ast ik.

4.5.Str ategi Peningkat an Efektifitas Kebijakan Kantong Plasti k Ber bayar Melalui Model Quadr upl e Helix

Hasil pengujian menggunakan st r uct ur al equat ion model menunjukkan bahwa pr oses gr een mar ket ing yang ber pengar uh signifi kan ter hadap gr een behvi our secar a ber tur ut-tur ut adalah know your cust omer , empower ing cust omer dan r eassur e t he buyer. Ber dasar kan hasil peneli tian yang di dapat kan penel iti mengajukan konsep quadr upl e helix yang dapat digunakan sebagai str ategi untuk meningkat kan efektifi tas kebijakan kant ong plastik ber bayar . Quadr uple helix mer upakan pengembangan dar i t r iple helix dengan mengintegr asi kan civil societ y atau communit y (Afonso, 2012). Model quadr upl e helix ter di r i dar i empat aktor yait u academic, busi ness, gover nment dan communit y.

Hasil per tanyaan ter tutup pada var iabel know your customer menunjukkan 80,9% r esponden mulai mengur angi penggunaan kant ong belanja sendir i sejak diter apkannya kebijakan kantong pl ast ik ber bayar . Namun, pada per tanyaan t er buka konsumen menyat akan kebijakan kantong pl ast ik ber bayar belum ber j al an dengan maksimal. Menur ut konsumen hal t er sebut di kar enakan har ga kantong pl ast ik sebesar Rp 200 masih ter jangkau oleh masyar akat , sehi ngga banyak konsumen yang masi h memil ih menggunakan kantong pl ast ik. Oleh kar ena itu pemer intah per lu memper ti mbangkan kembal i har ga kantong plast ik yang dianjur kan kepada per itel. Har ga

(10)

yang di sar ankan ol eh konsumen untuk menur unkan penggunaan kantong plastik yai tu ber kisar antar a Rp.500 – Rp.1000. Pemer int ah juga ber per an dalam member ikan pemahaman mengenai kebijakan kant ong pl ast ik ber bayar untuk memper kuat keinginan konsumen dal am mengur angi penggunaan kantong pl ast ik.

Ber dasar kan hasil per tanyaan t er buka sebagian besar konsumen mendapat kan infor masi mengenai kebijakan kantong pl asti k ber bayar melalui media elekt r onik dan inter net. Pemer intah dan YLKI dapat melakukan sosiali sasi mengenai kebijakan dengan membuat i klan layanan masyar akat di t el evisi , ser ta member i kan i nfor masi lain melalui social media dan inter net. Hasil peneliti an menunjukkan, dengan adanya kebijakan kantong pl ast ik ber bayar konsumen cukup ter edukasi mengenai per masal ahan sampah pl asti k. Namun konsumen mer asa masih memer lukan infor masi yang lebih jelas mengenai dampak penggunaan kantong plastik yang ber lebi han. Dal am hal ini pihak akademi k seper ti penelit i dan mahasi sw a memilik dapat melakukan peneli tian mengenai bahaya penggunaan kantong plastik ber bayar dan penti ngnya menj aga kelestar ian lingkungan untuk kemudian member i kan sosialisasi dalam r angka peningkatan penget ahuan bagi masyar akat. Pengetahuan ter sebut akan mer ubah pol a piki r masyar akat dan meyakinkan masyar akat agar tur ut ber par t isipasi dal am mengur angi penggunaan kantong belanja plasti k dan lebih memper hati kan ser ta l ebih peduli ter hadap lingkungan.

Penggunaan dana dar i hasil penjualan kantong plastik di mi ni mar ket har us t ranspar an edar an kedua SE-08/ PSLB3/ PS/ PLB.0/ 5/ 2016. Pi hak r itel har us melapor kan penggunaan dana hasil penjualan kant ong pl asti k ser ta kegi atan yang diselenggar akan dengan menggunakan dana ter sebut kepada pemer i ntah. Namun, sebanyak 32,9% konsumen tidak menget ahui bahw a dana hasil penjualan di gunakan untuk kegiat an CSR. Oleh kar ena itu, per i tel per lu menunjukkan kepada masyar akat bahw a dana t er sebut benar -benar di gunakan untuk kegi at an CSR. Pembukti an ter sebut dapat dil akukan pelaku bi snis (minimar ket) dengan mengadakan kegiatan yang mendukung kel estar i an lingkungan di daer ah seki tar mi ni mar ket. Penyelenggar aan kegiatan ter sebut dapat di lakukan dengan beker ja sama dengan komuni tas-komunit as peduli li ngkungan seper ti ear t h hour s. Konsep quadr uple helix yang diajukan oleh penel iti ditunjukkan secar a lebih r ingkas pada Gambar 3.

4.6 Implikasi Manajerial

Kegiatan pemasar an tidak hanya di lakukan untuk pr oduk ber upa bar ang atau jasa saja. Kebijakan pemer intah pun memer lukan pemasar an yang baik agar tujuan pener apan kebijakan dapat ter laksana sesuai dengan har apan pemer int ah. Kebi jakan plastik ber bayar mer upakan kebijakan yang dikel uar kan oleh Kementr ian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KEMENLHK) dengan t ujuan per li ndungan lingkungan.

Ber dasar kan hasil peneli tian yang diper ol eh, penul is mer umuskan sebuah konsep sebagai implikasi manaj er i al yang dapat di gunakan untuk meningkat kan efektivit as pener apan kebijakan kantong plastik ber bayar . Konsep yang dir umuskan oleh penuli s menggunakan model for ced fi el d analysis (FFA). Menur ut Welss (2006), for ced fi eld analysis mer upakan model yang dikembangkan ol eh Kur t Lewin’s untuk mengevaluasi dampak dar i per angkat suat u kebijakan yang mempengar uhi per ubahan. Per angkat ter sebut dapat di bagi menjadi dua kel ompok, dr iving for ces dan r est r aining for ces. Drivi ng for ces mer upakan per angkat yang mendukung per ubahan, sedangkan r est r aining for ces mer upakan per angkat yang menghambat ter jadinya per ubahan. Konsep yang diajukan ol eh penel iti dapat dil ihat pada Gambar 4

(11)

Str at egi Pener apan Kebijakan Kantong Pl ast ik Ber bayar Respon konsumen mengenai Penggunaan kantong belanja sendir i Pendapat r esponden mengenai kebijakan kantong plasti k ber bayar Gr een Mar ket ing :

Know Your Cust omer Empow er i ng Cust omet Envir onment al Att it ude

Reassur e t he buyer Consider your pr icing

Kar akter ist ik Konsumen

Gambar 3 Model for ce fi el d analysis pener apan kebijakan kantong pl ast ik ber bayar

Academic Bussiness Gover nance Communit y

Know Your Customer

( 0,46)

- - -

Mel akukan sur vey per il aku konsumen dalam penggunaan kantong plasti k set el ah uji coba kebijakan kantong plasti k ber bayar (YLKI)

Empower ing Customer

( 0,34)

-

Menyediakan kant ong belanja non pl asti k dengan har ga t er jangkau

Pemer i ntah dan YLKI dapat member i kan sosialisasi mengenai pener apan kebijakan kantong plastik ber bayar melalui iklan di televisi, social medi a dan i nter net

Reassur e The Buyer ( 0,30) Melakukan peneli tian mengenai bahaya penggunaan plastik yang ber lebihan - - - Be Tr anspar ent ( 0,06) - Mengadakan kegiatan yang mendukung kelestar ian l ingkungan menggunakan dana hasil penjualan kant ong plastik

- -

Consider your pr icing

(-0,15)

- -

Menai kan har ga kantong plastik ber ki sar antar a Rp.500-Rp. 1000

Mendor ong pemer intah untuk

memper tinbangkan kembali har ga kantong pl asti k yang ditetapkan. Ket: (-) = Per an yang dapat di ber i kan kur ang signi fikan

(12)

Kebijakan kant ong pl ast ik ber bayar dapat diter apkan secar a lebih efekt if dengan memper hati kan pr oses pemasar an gr een mar ket i ng ter utama know your cust omer , empowering cust omer dan r eassur e t he buyer. Hal lain yang per lu diper hatikan yaitu kar akter isti k konsumen yang menjadi sasar an kebijakan, r espon konsumen mengenai penggunaan kant ong bel anja sendi r i dan pendapat konsumen mengenai pener apan kebijakan kantong pl ast ik ber bayar .

Ber dasar kan hasil penel itian per sepsi konsumen mengenai gr een mar ket ing pada i ndikator know your cust omer di ketahui bahwa jumlah r esponden yang mulai mengur angi penggunaan pl ast ik meningkat sebanyak 17,1%. Per ubahan t er sebut menunjukkan keber hasi lan kebijakan kantong plastik ber bayar dalam mer ubah per ilaku konsumen. Oleh kar ena itu i ndikator know your cust omer dapat digol ongkan sebagai dr i vi ng force yang dapat mendukung ter jadinya per ubahan.

Namun pada indi kator be t r anspar ent di ketahui bahw a masih banyak konsumen yang belum menget ahui bahwa dana yang didapatkan dar i hasi penjual an kantong plastik digunakan untuk kegiatan CSR (cor por at e soscial r esponsibili t y). Disamping itu har ga kant ong plastik sebesar Rp 200 di anggap masi h ter lalu mur ah, sehingga masi h banyak konsumen yang lebih memili h untuk membeli kantong belanja pl asti k keti ka ber belanja. Oleh kar ena itu, pener apan kebijakan kant ong pl ast ik ber bayar dianggap bel um maksimal. Kedua hal t er sebut mer upakan r est r aining for ces yang dapat menghambat pener apan kebijakan kantong plastik ber bayar .

Solusi untuk mengatasi kur angnya pengetahuan masyar akat mengenai mengenai mekanisme kebijakan adalah dengan member i kan sosi al isasi kepada masyar akat. Infor masi yang lebi h jel as akan meningkatkan keyakinan masyar akat sehi ngga masyar akat tidak r agu lagi untuk ber par tisipasi dalam pener apan kebijakan ter sebut. Pemer i nt ah dapat member i kan sosiali sasi dengan pember ian infor masi dapat dil akukan melalui ikl an layanan masyar akat di televi si, social medi a dan inter net. Televisi, social media dan i nter net mer upakan sumber infor masi yang mudah di jangkau dan lebih dekat dengan masyar akat sehingga l ebih dimi nati.

Pener apan kebijakan kant ong plastik ber bayar dihar apkan dapat member ikan pengetahuan dan meni ngkat kan kesadar an masyar akat tent ang penti ngnya per l indungan lingkungan. Sehingga, per il aku masyar akat akan ter dor ong mej adi lebih r amah lingkungan dan lebi h bijak dalam menggunakan kantong plastik. Dapat di per bai ki dengan car a melakukan sosialisasi mengenai bahaya sampah plastik dan dampaknya ter hadap l ingkungan. Dar i pi hak Pemer intah Daer ah juga dapat mengadakan akti vi tas unt uk masyar akat yang dapat mendukung pr ogr am pengur angan sampah plasti k. Misalnya dengan mengadakan plastic free day seti ap satu bulan sekali at au satu minggu sekal i.

Masyar akat menyar ankan beber apa alt er natif yang dapat dilakukan unt uk mengur angi penggunaan kantong belanja plasti k. Sar an yang diber ikan oleh masyar akat selaku konsumen di antar anya adalah har ga kantong plasti k di naikan, disedi akan kantong belanja non-plastik dengan har ga yang l ebih ter jangkau dan pembat asan pr oduksi kant ong plastik. Pemer int ah pusat (KEMENLHK) per lu menaikan har ga kantong bel anja plastik seper ti yang di sar ankan oleh masyar akat yai tu ber kisar antar a Rp.500 – Rp. 1000. Pihak minimar ket dapat menyediakan kantong bel anja non-plastik yang dapat di gunakan ber ulang dengan har ga yang lebih ter jangkau. Ter sedi anya kant ong belanj a plasti k dengan har ga ter jangkau akan mendor ong konsumen untu k menggunakan kantong bel anja non-pl asti k.

Konsumen yang ber belanja di mini mar ket sebagian besar ber jenis kelamin per empuan dan sudah menikah. Meli hat kar akter i stik ter sebut pi hak r itel dapat menyediakan kant ong bel anja non-pl ast ik dengan desain yang menar i k dan ber ukur an besar agar . Kantong belanja yang ber ukur an besar diper lukan unt uk konsumen yang sudah ber keluar ga, kar ena pada umumnya or ang yang sudah ber kel uar ga ber belanja dal am juml ah banyak. Selai n dengan penyedi an kantong plastik, konsumen juga menyar ankan agar pr oduksi kant ong plastik per lu dibatasi.

(13)

5.

Keter batasan dan Agenda Penelitian Mendatang

Pada peneliti an l okasi peneli tian hanya t er bat as pada pasar moder n skal a minimar ket . Peneli tian selanjutnya, dapat dilakukan peneli tian dengan r uang lingkup yang l ebih luas. Lokasi peneli tian dapat dilakukan di super mar ket dengan sampel yang l ebih besar dalam r angka memper oleh hasil anali si s yang lebi h dalam.

6.

Kesimpulan

Ber dasar kan tujuan penelit ian maka dapat hasi l peneliti an dapat di simpulkan sebagai ber i kut : Konsumen yang ber sedi a menggunakan kantong belanja sendir i ketika ber belanja sebagian besar adalah konsumen per empuan, sudah meni kah dan ber latar belakang pendi di kan S1. Sebagian besar r esponden setuju dengan per nyat aan mengenai faktor fakt or gr een mar keting dan gr een behaviour. Setelah pener apan kebijakan lebi h banyak konsumen yang mengur angi penggunaan kantong plastik. Namun masih ter dapat konsumen yang belum mengetahui dana hasi l penjualan kantong plastik digunakan untuk kegiatan CSR. Har ga yang ditetapkan sebesar Rp.200 masih di anggap t er lalu mur ah. Pr oses dar i gr een mar keting yang ber pengar uh posi tif dan signifikan ter hadap gr een behaviour yai tu know your cust omer , empower ing cust omer dan r eassur e t he buyer.

Daftar Pustaka

Afonso O, Montei r o S, Thompson M. 2010. A Gr owt h Model for t he Quadr uple Helix Innovation Theor y

Azar ia DP, Sucipto, Her u P. 2014. Per lindungan Lingkungan Laut Samudr a Pasifik dar i Gugusan Sampah Pl asti k Ber dasar kan Hukum Lingkungan Inter nasional

Engel JF, Bl ackwell RD, Mi niar d PW. 1994. Peril aku Konsumen Ed ke-8. Budianto FX, edi tor . Jakar t a (ID): Binar upa Aksar a

Ghozali, I. 2005. St r uct ur al Equation Modeli ng Teori, Konsep dan Aplikasi dengan LISREL 8.54. Semar ang: Badan Pener bit Univer sitas Di ponegor o

Hallobogor . 2016. Vol ume Sampah di Kota Bogor Ter us Meningkat

Hassan MH, Hosseinpour M, Nezakati H, Jofr eh M. 2015. Hi glighti ng Infl uential Fact or t o Inculcat e Gr een Behaviour, 15 (3).

Jambeck JR, Geyer R, Wil coc C, Siegler TR, Per r yman M, Andr ady A, narayan R, Law KL. 2013. Plast ic Wast e Input s Fr om Land I nt o The Ocean

Kollmuss A, Agyeman J. (2002). Mind t he Gap: Why do people act envir onment ally and what ar e t he bar r ier s t o pr o- envi r onment al behavior.Envir onment al Educat ion Resear ch, 8 (3), 239-260. Kr ajhanzl J. 2010. Envir onment al and Pr oenvir onment al Behaviour

Kur ni ast uti N. 2012. 2012. Bahaya Pl ast ik Ter hadap Kesehat an dan Lingkungan, 3 (1). Kur ni aw an A. 2015. Di 2015, Suhu Bumi Meningkat 1,26 Der ajat

Kusnendi . 2008. Model-Model Per samaan St r ukt ur al. Sat u dan Multi gr oup Sample dengan Li sr el. Bandung (ID) : Alfabeta

Lehner M, Popw er K. Mont O. (2011). Public per cept ions and values and per ceptions of import ance for Sust ai nable Consumption policy? I n: Sust ai nable Consumption Confer ence 2011 ‘Sust ainabl e Consumpt i on – Towar ds Act ion and Impact

Ottman JA. 2008. The Fi ve Simple Rules of Gr een Mar ket i ng

Ozaki, Pi cket-Baker MJ. 2008. Pr o-Envir onment al Pr oduct s: Mar ket ing Infl uence On Consumer Pur chase Decision. Jour nal of Consumer Mar ket i ng, 25 (5)

Polonsky MJ. 2011. Tr ansformative gr een mar keting: Impedi ment s and oppor t unities. Jour nal of Business Resear ch, 64 (2011) 1311–

Roisin, BC. 2012. Gr een behavi our (homo ecologicus) Schultz PW, Zelezny LC. 2000. Pr omot ing Evi r onment alism

(14)

Sheikh ZF, Mir za AA, Aftab A, Ashgar B. 2014. Consumer Gr een Behaviour Toward Gr een Pr oduct and Gr een Pur chase Decisi on, 5 (9).

Steg L, Vlek C. 2008. Encour aging Pr o-Envi r onment al Behaviour : An Int egr ative Review And Resear ch Agenda. Jour nal of Envir onment al Psychology, 29 (2009) 309–317. Sumar w an U. 2004, Per ilaku Konsumen. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Syahbandi . 2012. Implement asi Gr een Marketing Melalui Pendekatan Mar ket ing Mix, Demogr afi dan Penget ahuan Ter hadap Pil ihan Konsumen. JEBIK, 3 (1).

Waskito J, Har sono M. 2012. Gr een Consumer: Deskr ipsi Tingkat Kesadar an dan Kepedulian Masyar akat Jogl osemar Ter hadap Kelestar i an Li ngkungan 3:29-39.

Wel ls S. 2006. For ced Fi eld Analysis

Gambar

Tabel 1  Respon konsumen mengenai  penggunaan kant ong belanja sendir i
Tabel  1  menunjukkan  ter dapat   25  or ang  konsumen  yang  ber pendi dikan  S1  ber sedia  membaw a  kantong  belanja  sendir i
Tabel 2  menunjukkan  sebagi an  besar   r esponden  setuju  dengan  per nyataan  dar i  i ndikat or
Gambar 1 Di agr am jal ur  penguji an st andar i zed l oading factor  pengar uh gr een mar keting ter hadap  gr een behaviour
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seterusnya, analisis faktor menunjukkan terdapat empat set pembolehubah yang mempengaruhi persepsi pelajar terhadap ciri-ciri pengajaran pensyarah Ekonomi yang

Hasil menunjukkan bahwa waktu penutupan luka pada pemberian serbuk biji kopi robusta, Povidone Iodine 10% dibandingkan kelompok kontrol adalah berbeda sangat bermakna, dengan

kulawarga keturunan ningrat. Sri Danarti minangka Kenya keturunan ningrat, nanging dheweke ora mesti dadi wanita tradhisional. Gegambaran iki cetha nalika Sri Danarti

Hak bela diri sendiri diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB yaitu: “Tidak ada suatu ketentuan di dalam Piagam yang boleh menghalangi hak

Perhatian yang lebih besar terhadap plasma nutfah yang ada, perlu ditingkatkan terutama varietas-varietas lokal melalui upaya pengelolaan plasma nutfah secara optimal dalam

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan hasil belajar

tomis sąlygomis L. pažeidi- mas negalėjo sukelti nei autoįvykio, nei kūno sužaloji- mo R. Įvykio vietos apžiūros protokole ir įvykio vie- tos schemoje pažymėta, kad

Substansi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah sudah sangat jelas bahwa di dalam Pasal 40 ayat (2) memberikan kewajiban kepada PPAT