• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengorganisasian masyarakat dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak melalui penerapan konsep produksi bersih di Dusun Krajan Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengorganisasian masyarakat dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak melalui penerapan konsep produksi bersih di Dusun Krajan Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN TERNAK MELALUI PENERAPAN KONSEP PRODUKSI BERSIH

DI DUSUN KRAJAN DESA SIWALAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh:

Harvina (NIM. B92216075) DosenrPembimbing:

Drs. H. Abd Mujib A, M. Ag (NIP. 195902071989031001)

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ix

ABSTRAK

Harvina. NIM, B92216075. 2020. Pengorganisasian Masyarakat Dalam Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih Di Dusun Krajan Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk. Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.

Desa Siwalan adalah desa yang terletak di kaki Gunung Wilis. Karena tanahnya yang subur, masyarakat bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Dari sisi peternakan, masyarakat memelihara sapi dan kambing. Hal ini di dukung karena melimpahnya limbah hasil pertanian, yang dapat di gunakan sebagai pakan ternak. Namun banyaknya kotoran hasil peternakan tidak semua mampu di kondisikan, sehingga memunculkan dampak bagi lingkungan, yaitu berupa pencemaran air di sungai hingga dan pencemaran udara akibat tumpukan kotoran ternak. Hal yang harus dilakukan ialah dengan penyadaran masyarakat tentang limpahan aset yang dimiliki danbelum termanfaatkan secara optimal. Aset tersebut berupa aset kotoran ternak, aset hewan ternak dan aset kelompok tani.

Metode penelitian dalam penggalian data menggunakan metode ABCD (Aset Base Community Developmant). Pendampingan berbasis ABCD ini dilakukan dengan menggunakan tahap 5-D yaitu discovery, define, dream, design

dan destiny.

Pendampingan selama 4 bulan bersama masyararakat Dusun Krajan Desa Siwalan menghasilkan: (1) Masyarakat memiliki pola pemikiran bahwa masyarakat memiliki banyak aset yang dapat di kembangkan(2) Adanya tekat dan kemauan yang kuat menuju perubahan yang lebih baik (3) kembali

(7)

x

aktifnya kelompok tani dengan adanya kegiatan pembuatan pupuk organik (4) Limbah terolah menjadi pupuk (5) Penekanan biaya pupuk kimia yang terminimalisir oleh pupuk organik (6)

skill yang di miliki masyarakat dapat berkembang.

(8)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Strategi Pencapaian Tujuan ... 5

1. Analisis Pengembangan Aset ... 6

2. Analisis Strategi Program ... 6

3. Ringkasan Narasi Program... 7

4. Analisis Evaluasi Program ... 10

D. Sistematika Pembahasan ... 11

(9)

xii

A. Kerangka Teoritik ... 14

1. Pengorganisasian Masyarakat ... 14

2. Tujuan Pengorganisasian ... 16

3. Prinsip Pengorganisasian Masyarakat ... 17

4. Produksi Bersih ... 18

5. Kebersihan Perspektif Islam ... 19

B. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 27

1. Pendekatan Penelitian ABCD ... 27

B. Prosedur Penelitian ... 29

1. Tahap-Tahap Penelitian ... 29

C. Subyek Penelitian ... 32

1. Petani ... 33

2. Kelompok Tani ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Wawancara Semi Terstruktur ... 33

2. Pemetaan ... 34

3. Focus Group Discussion ... 34

4. Kalender Musiman ... 34

E. Teknik Validasi Data ... 34

1. Triangulasi Komposisi Tim ... 35

2. Triangulasi Ala Dan Teknik ... 35

3. Triangulasi Keragaman Sumber Informasi 35 F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Jadwal Pendampingan ... 36

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa ... 38

B. Kondisi Geografis ... 39

C. Kondisi Demografis ... 41

D. Ekonomi ... 43

(10)

xiii 1. Nyadran ... 44 2. Baritan ... 45 3. Tilek bayi ... 46 4. Slameta pati ... 46 5. Maulidan ... 46 6. Pendidikan ... 47

BAB V TEMUAN ASET A. Mengungkap Aset ... 53 1. Aset Alam ... 54 2. Aset Manusia... 60 3. Aset Finansial ... 64 4. Aset Fisik ... 71 5. Aset Sosial... 73

BAB VI DINAMIKA PROSES PENGORGANISASIAN MASYARAKAT PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK A. Inkulturasi Didusun Krajan ... 80

1. Perizinan kepada bapak RW01/RT0381 2. Perkenalan berssama ibu-ibu jama’ah pengajian85 3. Perkenalan bersama pemuda dusun krajan86 B. Penyadaran Masyarakat ... 88

C. Melakukan Appreciative Inquiry ... 89

1. Discovery ... 90

2. Dream ... 90

3. Design ... 94

4. Define ... 97

5. Destiny ... 98

BAB VII AKSI PERUBAHAN A. Analisis Pengembangan Aset Melalui Low Hangis Friut... 107

B. Narasi Program Aksi ... 108

(11)

xiv

BAB VIII RELEKSI

A. Refleksi Proses Selama Pendampingan ... 117

B. Refleksi Metodologi ... 118 C. Rerleksi Tema ... 119 D. Refleksi Teoritis ... 121 BAB IX PENUTUP A. Kesimpulan ... 123 B. Saran ... 125 DAFTAR PUSTAKA… ... 138

(12)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Stategi Program pemanfataan limbah kotoran

ternak ... 6

Tabel 1.2 : Narasi Progarm Pemanfatan Kotoran ternak ... 7

Tabel 1.3 : Perbandinga perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dikaji saat ini ... 10

Tabel 1.4 : Jadwal pelaksanaan kegiatan ... 23

Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk Desa Siwalan ... 28

Tabel 4.2 : Daftar Sumber Daya Sosial Budaya Desa Siwalan ... 31

Tabel 4.3 : Kegiatan keagamaan Dusun Krajan ... 37

Tabel 5.1 : Jenis tanaman ... 41

Tabel 5.1 : Kepemilikan Sumur ... 46

Tabel 5.2 : Usaha sampingan masyarakat Dusun Krajan ... 53

Tabel 6.1 : Kepemilikan ternak ... 80

Tabel 6.2 : Strategi Program Aksi ... 83

Tabel 6.3 : Bahan-bahan Pembuatan Pupuk ... 87

Tabel 6.4 : Pembuatan Pupuk Organik ... 91

Tabel 7.1 : Program Aksi ... 95

Tabel 7.2 : Evaluasi dan monitoring kegiatan ... 100

Tabel 7.3 : Kondisi perubahan sosial masyarakat pasca pendampingan ... 103

(13)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Diagram persentase jumlah penduduk laki-laki dan perempuan ... 29 Grafik 4.2 : Jumlah KK Desa Siwalan ... 29 Grafik 4.3 : Pekerjaan penduduk Dusun Krajan ... 30 Grafik 4.4 : Presentase grafik rerata pendidikan anak Dusun

(14)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Peta Dusun Krajan Desa Siwalan ... 27

Gambar 4.1 : PAUD dan Taman Kanak-kanak ... 35

Gambar 4.2 : Sekolah Dasar Desa Siwalan ... 36

Gambar 4.4 : Pengajian ibu-ibu Dusun Krajan ... 38

Gambar 4.5 : Kegiatan Muslimat Fatayat Dusun Krajan 39 Gambar 5.1 : Persawahan Dusun Krajan ... 43

Gambar 5.2 : Lahan tegalan Dusun Krajan ... 44

Gambar 5.3 : Pos Kampling ... 45

Gambar 5.4 : Kandang Kambing ... 45

Gambar 5.5 : Embung ... 47

Gambar 5.6 : Persawahan Dusun Krajan ... 48

Gambar 5.7 : Hasil pengomposan kotoran tenak ... 48

Gambar 5.8 : Kandang Ayam Petelur ... 49

Gambar 5.9 : Kotoran ternak milik warga Dusun Krajan 50 Gambar 5.10 : Usaha Mebel di Dusun Krajan ... 51

Gambar 5.11 : Peternakan Sapi ... 54

Gambar 5.12 : Kandang Sapi ... 55

Gambar 5.13 : Peternakan Kambing Dusun Krajan ... 56

Gambar 5.14 : Usaha Mebel ... 56

Gambar 5.15 : Warung Wifi ... 57

Gambar 5.16 : Warung makan ... 58

Gambar 5.17 : Jalan Dusun Krajan ... 59

Gambar 5.18 : Puskesmas Dusun Krajan ... 59

Gambar 5.19 : Bak tandon air ... 60

Gambar 5.20 : Membangun Saptik tank ... 61

Gambar 6.1 : Berinteraksi dengan masyarakat ... 67

Gambar 6.2 : Acara makan bersama Kelompok Tani setelah FGD ... 71

Gambar 6.3 : Mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu Dusun Krajan ... 72

(15)

xviii

Gambar 6.5 : Kelompok tani ... 79

Gambar 6.6 : FGD masyarakat ... 82

Gambar 6.7 : FGD bersama masyarakat ... 86

Gambar 6.8 : Pembakaran Sekam Padi ... 89

Gambar 6.9 : Pemisahan kotoran ternak kasar ... 89

Gambar 6.10 : Penimbangan Kotoran Ternak ... 90

Gambar 6.11 : Pertumbuhan Jamur pada pupuk ... 92

Gambar 6.12 : Pengaplikasian pupuk di Ladang ... 93

Gambar 7.2 : Kelompok Tani ... 98

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peternakan merupakan subsektor pertanian yang sangat perlu di kembangakan secara optimal, guna meningkatkan kesejahteraan (mengurangi tingkat kemiskinan rakyat). Ternak merupakan sumber bahan pangan menghasilkan produk seperti telur, susu dan daging yang amat sangat penting bagi kebutuhan konsumsi manusia. Salah satu komoditi ternak yang potensial dikembangkan secara besar-besaran adalah ternak sapi, kambing dan ayam. Desa Siwalan, termasuk dalam wilayah Kabupaten Nganjuk, yang berjarak sekitar 12 km dari pusat Kabupaten Nganjuk. Peternak sapi, kampung ayam di Dusun Krajan kurang lebih ada 200 KK, sehingga sebagian besar warga memiliki ternak. Kawasan peternakan di Desa Siwalan terletak di samping rumah pribadi milik masyarakat.

Salah satu kelompok tani ternak di Desa Siwalan adalah “Kelompok Mandiri Jaya”. Kelompok ini berada di wilayah RT 03 RW 01. Kelompok tani ternak ini telah didirikan sejak tahun 2017, sekarang kelompok ini diketuai oleh Bapak Ahmad. Berdasarkan hasil beberapa analisis mengenai usaha ternak oleh petani rakyat secara ekonomis belum menguntungkan.

Sebagian besar petani lebih banyak menganggap dengan berternak sebagai Rajakaya (status sosial dimasyaarakat), usaha sampiingan bila ada kebutuhan mendesak, sebagai tabungan dan laiin lain. Sehingga sub sektor peternakan belum mampu dikembangkan dengan optimal dan mampu berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Hal ini dikarenakan peternak belum memperhitungkan kebutuhan pakan, curahan tenaga serta perhatian ke ternak sangat sedikit dan belum memanfaatkan secara masimal limbah kotoran ternak yang tiap hari ada. Limbah feses yang dihasilkan sapi hanya di timbun di belakang kandang, dibuang saja ke

(17)

2

sungai, tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu. Sebagian masyarakat juga mengaplikasikan kotoran ternak tersebut sebagai pupuk alami, namun sebagian mereka enggan menggunakannya, karena bau yang menyengat karena kotoran ternak tersebut tidak di fermentasi terlebih dahulu. Kotoran ternak yang di gunakan sebgai pupuk tanpa adanya fermentasi terlebih dahulu, tentu menimbulkan bau tidak sedap.

Sebagian masyarakat juga lebih menyukai sesuatu yang serba instan, misalnya membeli pupuk kimia yang lebih praktis dan tidak bau, namun di sisi lain mereka melupakan aset yang melimpah dan sebenarnya mampu mereka manfaatkan sebagai pupuk tanaman. Dimana tanaman tersebut kelak juga menjadi pakan ternak mereka sendiri, sehingga akan terjalinnya siklus antara hewan ternak dan tanaman. Hal tersebut juga menjadi pengacu salah satu pengurangan biaya pupuk dalam pertanian. Pupuk organik merupakan alternative yang dapat ditempuh oleh petani untuk mengatasi dampak dari penggunaan pupuk kimiawi. Dibandingkan deengan pupuk kimiawi, pupuk organik lebih ramah lingkungan sebab tidak merusak struktur akar maupun tanah. Limbah kotoran ternak memiliki potensi untuk dikelola menjadi pupuk organik seperti kompos padat dan cair yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, meningkatkan produksi tanaman, sampingan pendapatan petani dan mengurangi dampakpencemaran terhadap lingkunga.

Setiap yang di ciptaakan Alloh pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Pasti dalam penciptaannya selalu memiliki tujuan dan maksud tertentu. Dengan asumsi satu ekor sapi menghasilkan kotoran sebanyak 20 Kg per hari. Berarti dalam seharii kotoran yang dihasilkan adalah 2000 Kg atau mencapai 2 Ton. Usaha peternakan sapi perah, dengan skala lebih besar dari 20 ekor. Populasi sapi perah di Indonesia terus meningkat dari 334.371 ekor pada tahun 1997 menjadi 368.490 ekor pada tahun 2001 dan limbah yang dihasilkan pun akan

(18)

3

semakin banyak (BPS, 2001). Satu ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari.

Mengingat jumlah sapi kambing dan ayam cukup banyak dan limbah kotoran sapi yang dihasilkan sangat tinggi (besarnya timbulan rata-rata kotoran sapi per ekor ialah sebesar 20 kg, apabila dijumlahkan dengan jumlah ternak sapi di Dusun Krajan Desa Siwalan pada tahun 2020 sebanyak 53 ekor, maka timbulan kotoran sapi diperkirakan bisa mencapai 1.060 kg/hari. Kotoran kambing sebanyak 67 ekor dengan volume kotoran per hari sebanyak 5 kg. Maka timbulan kotoran kambing diperkirakan bisa mencapai 335kg/hari. Maka tingkatan timbulan kotoran sapi dan kambing pada tahun 2020 adalah 1.395 kg/hari) dalam satu dusun di Desa Siwalan. Banyaknya timbunan limbah tersebut, sangatlah menguntungkan jika masyarakat mampu mengelolanya dengan mengubah menjadi produk yang bermanfaat, tentunya juga akan mempengaruhi tingkat kebersihan lingkungan dengan adanya pengolahan limbah tersebut.

Maka perlukan Gerakan pemanfaatan aset yang telah tersedia dan juga mampu mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan, berpola pikir bahwa limbah juga salah satu aset yang dapat menguntungkan terhadap masyarakat, khususnyaa kepada peternak itu sendiri. Sehingga tindakan yang harus di lakukan yaitu dengan mengajak masyarakat mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik, sehingga masyarakat mampu menyelamatkan lingkungan dari pencemaran serta terwujudnya peternak yang berdaya dalam memanfaatakan aset yangada.

Islam juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan badan dan lingkungan. Islam merupakan agama yang sangat peduli dengan aspek kebersihan lingkungan. Dimana dalam hal ini dapat di wujudkan suatu lingkungan yang bersih dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak yang ada di Dusun Krajan

(19)

4

sendiri. Tidak hanya kandang bersih, lingkungan juga akan merasakan dampak positifnya. Di lain sisi limbah di harapkan menjadi sesuatu yang berkah untuk masyarakat sendiri.

Peran fasilitator sangat di butuhkan untuk menjembatani serta mampu mengubah pola pikir masyarakat, sehingga masyarakat melek terhadap aset yang ada di lingkungan.

B. Fokus Riset

Pendampingan berfokus pada peternak, seperti sapi, ayam dan kambing. Selain itu pendampingan ini merupakan upaya meningkatkan kepedulian lingkungan serta mampu memanfatkan potensi limbah yang telah mereka miliiki. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran aset-potensi limbah kotoran ternak di Dusun Krajan?

2. Bagaimana strategi pendampingan pengembangan aset-potensi kotoran ternak di Dusun Krajan?

3. Bagaimana hasil perubahan pasca pendampingan melalui konsep produksi bersih di Dusun Krajan?

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gaambaran aset potensi kotoran ternak di Dusun Krajan

2. Untuk mengetahui strategi pendampingan pengembangan aset-potensi kotoran ternak di Dusun Krajan

3. Untuk mengetahui perubahan yang dihasilkan pasca pendampingan melalui konsep produksi bersih di Dusun Krajan

(20)

5

C. Strategi Pencapaian Tujuan a) Analisis pengembangan aset

Dalam usaha memanfaatkan limbah kotoran ternak yang semakin hari semakin menumpuk sehingga menjadi peluang besar untuk mengolahnya menjadi pupuk yang dapat menguntungkan bagi peternak tersebut. Pupuk olahan kotoran ternak kemudian digunakan sebagai pupuk tanaman dimana limbah tanaman tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pakan ternak kembali, sehingga terciptanya siklus yang saling menguntungkan. Pentingnya pengolahan limbah ternak juga berdampak pada terjaganya lingkungan dari bau yang di hasilkan tumpukan kotoran.

Pupuk organik juga berperan penting dalam pengembalian kesuburan tanah yang mulai tercemar oleh pupuk-pupuk kimia. Maka perlunya pengolahan limbah kotoran ternak yang dimiliki untuk kepentingan pertanian, guna menghemat biaya pengeluaran pupuk dan menghasilkan tanaman yang aman untuk di konsumsi. Partisipasi masyarakat berperan paling penting dalam pengolahan limbah kotoran ternak yang diharapkan mampu menghasilkan perubahann yang baik.

Setelah masyarakaat mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki dengan melalui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran wilayah, pemetaan kelompok/institusi dan mereka sudah membangun mimpi, maka langkah yang dilakukan adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua mimipi-mimpi diatas. Karena keterbatasanruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan dilakukan untuk menentukan manakah salah satu mimpi mereka yang bissa direalisasikan dengan menggunakkan potensi masyarakat itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.

Masyarkat yang berdaya harus mampu mngetahui aset yang dimiliki serta memiliki kekuatan dan keterampilan untuk

(21)

6

mengolahnya menjadi emas yang akan membawa keberuntngan untukdirinya dan masyarakat setempat.

b) Analisis strategi program

Beberapa strategi program untk memanfaatkan aset yang ada di Desa Siwalan sehinggai munculah harapan dari asetyang dimiliki yang bisa di olah menjadi sesuatu bernilai jual.

Tabel 1.1

Stategi Program pemanfataan limbah kotoran ternak No

. Problem Tujuan/Harapan Strategi Program

1. Belum Adanya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah kotoran ternak Adanya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah kotoran ternak Kampanye tentang pengolahan limbah kotoran ternak Sekolah lapang produk bersih 1) 2. Kurang efektifnya kelompok tani , peternak untuk membina masyarakat dalam pemanfaatan kotoran ternak Efektifnya kelompok tani, dan petrenak, dalam membina masyarakat untuk pemanfaatan kotoran ternak Menggerakkan/mem fasilitasi kelompok tani membina masyarakat dalam pemanfaatan kotoran ternak Pelatihan keorganisasian pada kelompok tani dan peternak 2) 3. Belum adanya kebijakan mengolah dan memanfaatkan limbah kotoran ternak Adanya kebijakan dari perdes untuk mengolah dan memanfaatkan Melakukan advokasi untuk mewujudkan program

(22)

7

limbah kotoran ternak

c) Ringkasan narasi program

Ringkasan narasi program adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk hasil yang diingankan tercapai sehingga program tersebut tercapai dalam tujuan akhir program ini. Berdasarkan strategi program diatas maka dapat dibuat ringkasan naratif program sebagai berikut.

Tabel 1.2

Narasi Progarm Pemanfatan Kotoran ternak Tujuan

Akhir Termanfaatnya Limbah Kotoran Ternak

Tujuan Produksi pupuk organic

Hasil (Result/o ut put) Hasil 1 Adanya kesadaran masyarakat tentang pengolahan limbah kotoran ternak Hasil 2 Efektifnya kelompok tani,dan perhutani membina masyarakat dalam limbah kotoran ternak Hasil 3 Ada yang mengadvokas i munculnya peraturan tentang desa limbah kotoran ternak Kegiatan 1 Keg. 1.1 Kampanye tentang pentingnya mengolah limbah kotoran ternak Keg. 2.1. Menggerakkan/m emfasilitasi kelompok tani ternak untuk membina masyarakat Keg. 3.1. Melakukan advokasi

(23)

8 dalam mengolah limbah kotoran ternak  Keg 1.1.1 Persiapan kampanye tentang pentingnya mengolah limbah kotoran ternak, Keg. 2.1.1 FGD dan persiapan kelompok tani ternak pengembangan pupuk organic  Keg 3.1.1 Penyusunan draf kebijakan Keg 1.1.2 Pelaksanaan kampanye mengolah limbah kotoran ternak Keg. 2.1.2 Kordinasi dengan steake holder dan local leader Keg. 3.1.2 Mengajukan draf usulan kebijakan Keg. 1.1.3 FGD,evaluasi danrefleksi hasil program Keg. 2.1.3 Menyusun struktur Lembaga Keg. 3.1.3 Melobby untuk mempengaru hi program Keg. 2.1.4 Penyusunan AD ART Keg.3.1.4 Melakukan advokasi kebijakan mengolah limbah kotoran ternak

(24)

9 Keg. 2.1.5 Menyusun perencanaan program Keg. 3.1.5 Mengevaluas i kebijakan advokasi Keg. 2.1.6 FGD, evaluasi dan refleksi hasil penyusunan program Kegiatan 2 Keg 1.2 Sekolah lapang pupuk organic Keg 2.2 Pelatihan keorganisasian pada kelompok tani ternak Keg 1.2.1 Persiapan sekolah lapang Keg2.2.1 FGD dengan Kelompok Keg 1.2.2 FGD dan menyusun kurikulum sekolah lapang Keg 2.2.2 Menyusun kegiatan keorganisasiande ngan kelompok tani ternak Keg 1.2.3 Kordinasi dengan narasumber Keg 2.2.3 Pendataan kelompok Keg.1.2.4 Perekrutan peserta Keg 2.2.4 Pemenuhan pelaksanaan kegiatan keorganisasian

(25)

10 Keg.1.2.5 Pemenuhan pelaksanaan sekolah lapang Keg 2.2.5 Pelaksanaan kegiatan Keg. 1.2.6 FGD, evaluasi dan refleksi hasil program Keg. 2.2.6 FGD, evaluasi dan refleksi hasil program

d) Analisis Evaluasi Program

Tahap evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk memantau serta mengkaji kemajuan perkembangan dan tingkat capaian setiap kinerja sesuai dengan indiktor yang ada. Evaluasijuga menjadi tolak ukur untuk mengetahui tingkat capaian program, permasalahan yang dihadapi, dan manfaat sumberdana yang telahtersedia. Evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari kelmpok sasaran yaitu masyaraktsampai dengan jenjang atau tingkat selanjutnya dengan melibatkan berbagai jenis pihak terkait. Dengan demikian akan diketahui dampak program yang telah dilaksanakan, seehingga dapat dijadikan rencana tindak lanjut.1

Perubahan dan kecenderungan pada analisis evaluasi program yaitu agar mengtahui perubahan sebelum dilakukan pengorgaanisasian di masyarakat Dusun Krajan. Teknik tersebut bertuujuan untuk :

1. Mengetahui kejadian masa laludalam rangka memprediksi kejadian pada masa yang akan datang.

1 Agus Afandi, Modul Participatory Action Research (PAR), (Surabaya:

lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPM) IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2016, hal 298

(26)

11

2. Mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui faktor yang palling mempengruhi suatu fenomena.

3. Dengan bagan perubahan masyarakat dapat memperkirkan arah kecenderugan umum dalam jangka panjang serta mampuu mengantispasi kecenderungan tersebut.2

D. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan di tulis dengan tujuan mampu menghasilakan penelitian yang dapat di uraikan secara tepat dan terarah. Oleh karena itu, penyusun membagi setiap pembahasan dalam beberapa bagian bab untuk mempermudah pemahaman pembaca.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab awal ini, peneliti menguraikan terkait alasan serta latar belakang di pilihnya tema yang di angkat dalam penelitian ini. Dimana dalam latar belakang dijelaskan potensi-potensi dan aset yang dimiliki Dusun Krajan Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk. Pada bab awal penulis mencoba memberikan gambaran pembaca secara mudah untuk memahami pembahasan tersebut secara ringkas terkait isi dari skripsi ini.

BAB II : KAJIAN TEORITIK

Pada bab ini menjelaskan terkait konsep dan teori yang di gunakan sebagai acuan pendampingan. Peneliti memaparkam tentang teori yang sesuai dengan tema yang di ambil dalam pendampinganmasyarakat yaitu teori pengorganisasisian masyarakat. Dalam bab ini peneliti juga mengaitkan tema skripsi dengan dalil serta hadist yang sesuai menurut perspektif islam.

BAB III: METODOLOGI PENDAMPINGAN

Bab ini mengandungisi tentang metode yang di gunakan dalam pendampingan di masyarakat. Dalam penelitian ini

2 Agus Afandi, Metodologi Penelitian Sosial Kritis, (Surabaya :UIN Sunan

(27)

12

peneliti mengangkat metode ABCD (Asset Based Community Development) sebagai pembahasan tentang pendekatan serta teknik-teknik yang digunakan di dalamnya. Tahap-tahap penelitain ABCD meliputi, subyek dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validasi data (triangulasi) dan teknik analisis data.

BAB IV: PROFIL DESA SIWALAN

Bab ini mendeskrirpsikan lokasi penelitian yang di ambil. Dalam pemjelasan pada bab ini menjelaskan bagaimana gambaran desa mulai dari profil secara geografis dan demografis, gambaran aset yang dimiliki Desa Siwalan. Sehingga bab ini menjadi pendukung tema yang telah di angkat sesuai denga keadaan yang ada di masyarakat sesuai dengan data yang ada.

BABV: DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT

Pada bab 5 ini peneliti memaparkan tentang tahapan proses pendampingan masyarakat dengan menggunakan 5D, yaitu mengungkap masa lalu (discovery), memimpikan aset (dream), merencanakan (design), perancanaan aksi Perubahan(define), dan yang terakhir yaitu tahap monitoring dan evaluasi (destiny).

BAB V : TEMUAN ASET

Pada bab 5 ini peneliti memaparkan tentang temuan aset melalui, pentagonal aset (alam, fisik, finansial, manusia, sosial), aset yang dimiliki komunitas, kemudian bagaimana cara mengorganisir kelompok tersebut agar mampu mengolah aset yang di miliki menjadi sesuatu yang dapat di manfaatkan dan dapat menguntungkan masyarakat itu sendiri. Kemudian mengajak masyarakat untuk Success story (kisah sukses masa lalu dalam komunitas yang didampingi).

BAB VI : DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN MASYARAKAT

(28)

13

Pada bab ini peneliti memaparkan tentang tahapan proses pendampingan masyarakat dengan menggunakan 5D, yaitu mengungkap masa lalu (discovery), memimpikan aset (dream), merencanakan (design), perancanaan aksi Perubahan (define), dan tahap terakhir yakni monitoring dan evaluasi (destiny).

BAB VII: PROSES PENDAMPINGAN (AKSI)

Pada bab ini peneliti membahas secara gamblang strategi aksi yang dilakukan oleh peneliti dan bagaimana mengimplelmentasikan aksi peneliti denggan melibatkan partisipasi masyarakat Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk secara aktif. Hal ini merupakan salah satu strategi penguatan peternak dalam mengolahh aset yang dimiliki.

BAB VIII: ANALISIS DAN REFLEKSI

Bab ini peneliti memaparkan analisis secara menyeluruh dari data-data yang telah di peroleh, sehingga bisa mendapatkan jawaban dari fokus riset secara luas dan mendalam. Selain itu refleksi penulis juga di jelaskan terkait dengann pelaksanaan program dan perubahan yang terjadi pasca pelaksanaan aksi bersama kelompok masyarakat.

BAB IX: PENUTUP

Bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran, rekomendasi terhadap pihak terkait mengenai hasil pendampingan di lapangan karena keterbatasan peneliti.

(29)

14 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kerangka Teoritik 1. Konsep Dakwah

Dakwah yang di kemukakan oleh Syekh Al-Ghazali menyatakan bahwa dakwah adalah suatu program yang berisi tentang pengetahuan yang mencangkup berbagai bidang yang menjadi kebutuhan manusia, sehingga manusia memahami tujuan hidup sehingga manusia mendapatkan suatu petunjuk.3

Dakwah pada dasarnya berasal dari kata da’a yadu’u

da’watan di artikan memanggil, mengajak dan menyeru.

Sedangkan pengertian dakwah secara luas yaitu di jelaskan dalam kitab Hidayatul Mursyidin yang di kemukakan oleh Syekh Ali Makhfud mendefinisikan bahwasannya dakwah merupakan suatu dorongan kepada manusia agar melakukan kebajikan dengan mengikuti petunjuk, mengajak manusia untuk berbuat kebaikan serta mencegah diri mereka untuk berbuat kemungkaran, sehingga umat manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.4

Definisi dakwah yang di kemukakan Syekh Ali Makhfud dalam kitab Hidayatul Mursyidin yang berbunyi:

3Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah(Jakarta:Kencana 2009), 12

4 Mansyur Amin, Dakwah Islam dan pesan Moral Yogyakarta, Al-Amin 1997) Hal 10

(30)

15

ِة ٙدا ٙع ٙسِب ا ْو ُز ْوُفٙيِل ِر ٙكْنُمْلا ِن ٙع ُيْهّٙنلا ٙو ِف ْو ُرْع ٙمْلاِب ُرْمٙ ْﻻا ٙو ىٙدُهْلا ٙو ِرْي ٙخْلا ىٙل ٙع ِساّٙنلا ﱡث ٙح

5 ِل ِجٰ ْﻻا ٙو ِل ِجاٙعْلا

Artinya:

“Mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan dan menurut

petunjuk, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang mereka pada perbuatan munkar agar mereka mendapat

kebahagiaan”.

Dari hadis ini dapat di simpulkan bahwa dakwah yaitu segala aktifitas yang bertujuan untuk menyampaikan kebajikan kepada semua orang yang berupa ajakan menuju ajaran islam yang benar. Adapun cara penyampaian dakwah yaitu dengan cara yang lembut dan bijaksana agar pesan yang disampaiakan mampu di terima dan di amalkan oleh mad’u dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.6

Dakwah juga di definisikan dengan:7

1. Suatu proses penyampaian seseorang dengan sadar serta di sengaja untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain 2. Penyebaran ajaran Islam berupa ajakan unuk berbuat

kebaikan (ma’ruf) dan menjauhi kemungkaran

3. Adapaun tujuan penyampaian dakwah yaitu untuk meraih kebahagian dunia dan akhirat

Pada dasarnya dakwah merupakan suatu ajakan, seruan kepada orang lain untuk melakukan kebaikan dan menjauhi

5 Ali Makhfud, Hidayatul Mursyidin, (Libanon: Darul Ma’rifat, tt), 17 6Syekh Ali Mahfud, Hidayatul Mursyidin.Hal 17

7 Hasan Bisri, WD, Ilmu Dakwah,(Surabaya: PT Revka Petra Media,2014) hal 2-3

(31)

16

perbuatan-perbuatan mungkar. Tujuan utama dakwah yaitu untuk agar tercapainya kesejahteraan serta kebahagiaan dunia akhirat, seperti pada firman Alloh dalam (Q.S Ali Imran [3]: 110) ِ ّ اِب َنوُنِم ْؤُت َو ِرَكنُمْلا ِنَع َن ْوَهْنَت َو ِفو ُرْعَمْلاِب َنو ُرُمْأَت ِساﱠنلِل ْتَج ِرْخُأ ٍةﱠمُأ َرْيَخ ْمُتنُك

ْؤُمْلا ُمُهْنِّم مُهﱠل ًارْيَخ َناَكَل ِباَتِكْلا ُلْهَأ َنَمآ ْوَل َو َنوُقِساَفْلا ُمُه ُرَثْكَأ َو َنوُنِم

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,

tentulah itu lebih baik bagi mereka, di a

ntara mereka ada yang

orang yang -beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang

fasik

”,8

Firman Alloh dalam Q.S (Qashash [28]: 87-Al

َن ِم ﱠنَنوُكَت َﻻ َو َكِّب َر ىَلِإ ُعْدا َو َكْيَلِإ ْتَل ِزنُأ ْذِإ َدْعَب ِ ﱠ ِتاَيآ ْنَع َكﱠنﱡدُصَي َﻻ َو ِرْشُمْلا

َنيِك

“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Alloh, sesungguhnya ayat-ayat itu di turunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada jalanTuhanmu, dan jangalah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang

mempersekutukan Alloh”9

Ayat di atas di perkuat dengan dalil sebagai berikut:

ِلِطاَبْلاِب َكْتَلَغَتْشا ﱠﻻِإ َو ِّقَحْلاِب اَهَتْلَغْشَأ ْنِإ َكُسْفَن َو ، َكَعَطَق ُهْعَطْقَت ْمَل ْنِإَف ٌفْيَس ُتْق َوْلا

8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.Intermasa,1992).93

(32)

17

maka

Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya

ialah yang akan menebasmu. Dan

jiwamu jika tidak kau

sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu

dalam kebatilan

”10

Penyampaian dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode, seperti metode yang di terangkan dalam Q.S An Nahl ayat 125 yang berbunyi :

َوُه َكﱠب َر ﱠنِإ ُنَسْحَأ َيِه يِتﱠلاِب مُهْلِداَج َو ِةَنَسَحْلا ِةَظِع ْوَمْلا َو ِةَمْك ِحْلاِب َكِّب َر ِليِبَس ىِلِإ ُعْدا ُمَلْعَأ

َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوُه َو ِهِليِبَس نَع ﱠلَض نَمِب

Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhan

-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan

-Nya dan

orang yang mendapat -Dialah yang lebih mengetahui orang

petunjuk

“11

Islam mengajarkan untuk menyeru kebaikan, mengajak memeluk islam untuk melaksanakan tugas berdakwah. Tugas penyebar luasan islam adalah bagian internal jiwa dan kehidupan seorang muslim.12 Seperti yang dalam surat An Nahl

di atas, dapat di simpulkan bahwa berdakwah terdapat beberapa metode, yang meliputi:

10Dikutip dalam Rohmat Kurnia, Menjadi Dirimu yang Terbaik, (Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama, 2011), hal. 2.

11 Ibid 232

12Ahmad Zaini, Peranan Dakwah dalam pengembangan Masyarakat Islam (Community Development), Volume 1, Nomer 1, Juli 2020. hlm. 138

(33)

18

1. Bil Hikmah

Hikmah di artikan sebagai bijaksana dan berakal budi mulia. Berdakwah dengan hikmah yaitu mengajak umat manusia menuju agama islam melalui cara atau metode yang bijaksana sesuai dengan firman Alloh. Pendakwah harus benar-benar pandai membaca keadaan sasaran dakwah, agar dakwah mampu di terima dengan lapang dada serta mampu menarik pendengar terhadap ajaran agama Alloh.

2.Mauidhah Hasanah

Mauidhah Hasanah di artikan sebagai nasihat yang baik

dengan penuh peringatan dan motivasi. Sebagaimana Islam mengajarkan untuk memberi pelajaran yang penuh manfaat dan bertutur kata yang baik serta lembut. Perlunya menyampaikan dengan lembut dengan penuh kasih sayang Membangun etos dan komitmen organizer.

bertujuan agar dakwah yang di dengar mampu sampai pada hatinya.

3.Mujaddalah

Mujaddalah mengandung makna berdebat atau

berbantah-bantahan dengan cara yang amat baik, yaitu dengan lembut dan halus tanpa menyinggung perasaan sesamanya. Seperti hadis yang di riwayatkan oleh Muslim : Macam-macam dakwah dapat dilakukan dengan :

1. Dakwah Bil Lisan

Dakwah Bil Lisan adalah cara dakwah yang dilakukan

dengan menggunakan seruan. Seruan berupa ceramah, pidato, khutbah dan memberi motivasi dan nasihat kepada

(34)

19

masyarat. Dakwah ini merupakan cara dakwah yang pertama kali digunakan sebelum mengenal baca tulis.

2. Dakwah Bil Hal

Dakwah Bil Hal yaitu dakwah yang menekankan pada

sesuatu perbuatan pendakwah yang mampu memberikan contoh nyata kepada sasaran dakwah. Hal ini merupakan cara yang bertujuan agar sasaran dakwah mampu mengikuti jejak da’i.

3. Dakwah Bil Qalam

Dakwah Bil Qalam ialah model dakwah berupa tulisan.

Tulisan bisa tulisan yang di muat dalam koran, buku, kitab tersebut mampu mengajak dan menyeru umat manusia kepada jalan Alloh SWT.

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam menggunakan model dakwah bil hal yaiu cara dakwah dengan mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan perubahan melalui kegiatan aksi. Perubahan tidak serta merta terjadi jika tidak ada daya upaya manusia untuk mengusahakan perubahan tersebut, seperti yang di jelaskan dalam Q.S Ar-Ra’d:11 yang berbunyi:

ْمِهِسُفْنَأِب اَم او ُرِّيَغُي ىﱠتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِّيَغُي َﻻ َ ﱠ ﱠنِإ

Artinya :“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada

diri mereka”.13

13 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.Intermasa,1992).Ar-Ra’d:11

(35)

20

Ayat di atas diperkuat dengan hadis yang berbunyi:

ْنَع َناَدْعَم ِنْب ِدِلاَخ ْنَع ٍر ْوَث ْنَع َسُنوُي ُنْب ىَسيِع اَن َرَبْخَأ ىَسوُم ُنْب ُميِها َرْبِإ اَنَثﱠدَح َم َلاَق َمﱠلَس َو ِهْيَلَع ُ ﱠ ىﱠلَص ِ ﱠ ِلوُس َر ْنَع ُهْنَع ُ ﱠ َي ِض َر ِماَدْقِمْلا ﱡطَق اًماَعَط ٌدَحَأ َلَكَأ ا

َي ِلَمَع ْنِم ُلُكْأَي َناَك م َﻼﱠسلا ِهْيَلَع َد ُواَد ِ ﱠ ﱠيِبَن ﱠنِإ َو ِهِدَي ِلَمَع ْنِم َلُكْأَي ْنَأ ْنِم ا ًرْيَخ ِهِد

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami 'Isa bin Yunus dari Tsaur dari Khalid bin Ma'dan dari Al Miqdam radliallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud

AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri".14

ُلوُس َر َلاَق َلاَق ٍكِلاَم َنْب َسَنَأ ُتْعِمَس َلاَق ٍدْي َز ُنْب ُماَشِه اَنَثﱠدَح ٌداﱠمَح اَنَثﱠدَح ٌزْهَب اَنَثﱠدَح ِدَيِب َو ُةَعاﱠسلا ْتَماَق ْنِإ َمﱠلَس َو ِهْيَلَع ُ ﱠ ىﱠلَص ِ ﱠ َموُقَي َﻻ ْنَأ َعاَطَتْسا ْنِإَف ٌةَليِسَف ْمُكِدَحَأ

ْلَعْفَيْلَف اَهَس ِرْغَي ىﱠتَح

Telah bercerita kepada kami Bahz telah bercerita kepada kami Hammad telah bercerita kepada kami Hisyam bin Zaid berkata, saya mendengar Anas bin Malik lah berkata, Rasulul Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :

"

Jika terjadi hari kiamat

sedang salah seorang dari kalian mempunyai bibit kurma, jika

mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia menanamnya

”15

14Muḫ ammad bin isma‟īl bin al-Mughīrah al-Bukhārī, Shahīh al-Bukhārī, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 2002), Cet.1, hlm.499

15 Abu Abdillāh Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2008), Cet. 1, Jilid 5, hlm. 549.

(36)

21

ُقَي ِهْيَدَي اًطِساَب َمﱠلَس َو ِهْيَلَع ُ ﱠ ىﱠلَص ِ ﱠ َلوُس َر اَيْنﱡدلا يِف اًماَعَط ْمُكْنِم ٌدَحَأ َلَكَأ اَم ُلو

ِهْيَدَي ِلَمَع ْنِم َلُكْأَي ْنَأ ْنِم ُهَل ا ًرْيَخ

Telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Nafi’ berkata:telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ayyasy dari Bahir bin Sa'ad dan'dari Khalid bin Ma dari Al Miqdam bin Ma'di Karib sesungguhnya dia melihat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membentangkan kedua tangannya seraya bersabda :

"

Salah seorang dari kalian tidak bisa

menyantap makanan di dunia yang lebih baik baginya daripada

g dihasilkan dari usaha kedua tangannyasantapan yan

”16

Ayat dan hadis ini dapat di simpulkan betapa pentingnya berusaha melakukan perubahan dalam mencapai apa yang di inginkan. Setiap manusia di berika kemampuan seperti yang di bahsan pada metode ABCD bahwa nobody has nothing. Dengan berusaha dengan bersungguh-sungguh, maka Alloh akan mengubah nasib seseorang tersebut.

B. Pengorganisasian Masyarakat

a) Pengertian pengorganisasian masyarakat

Pengorganisasian masyarakat memiliki arti yang luas. Pengorganisasian masyarakat yaitu mendirikan organisasi yang bertujuan sebagai wadah terlaksananya bebrabagai proses di dalamnya. Pengoranisasian masyarakat yang di kemukakan oleh Murray G. Ross yang di kutip oleh Huraeroh menyatakan bahwa dimana masyarakat melakukan usaha guna menyusun dan membangun

16Syamsu al-Dīn Abī „Abdillah al-Dzahabī , Tadzhīb Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl,Juz.I, hlm 275

(37)

22

kepercayaan untuk memenuhinya melalui hasrat, memilah sumber yang berasal dari dalam masyarakat maupun dari luar masyarakat, pemenuhan kebutuhan memerlukan suatu pengambilan tindakan seperlunya sesuai kebutuhan, melaksanakan serata mampu mengembangkan guna memperluas praktik kooperatif dan kolaboratif dalam suatu masyarakat.17

Pengorganisasian masyarakat ialah suatu proses refleksi melalui kesadaran yang di munculkan dari pengalaman nyata bersama masyarakat setempat. Jadi, dari pendapat yang di uraikan di atas dapat di pahami bahwa dengan pengorganisasian masyarakat dapat di perolah melalui tahapan yang panjang dan tidak bisa di peroleh secara instan. Perlu adanya proses yang tidak serta merta bergerak beraksi dan langsung jadi, melainkan dimulai pembacaan kondisi masyarakat untuk mengenali kebutuhan tujuan sesuai keadaan suatu masyarakat.18

Proses selanjutnya yaitu memilah dari berbagai kebutuhan yang ada, untuk menentnukan kebutuhan yang perlu mendapat prioritas utama. Setelah pemenuhan kebutuhan dan tujuan yang di peroleh dari sumber yang ada dalam atau luar masyarakat, meliputit budaya, agama, alam, teknik, orang dan segala yang di butuhkan, maka penyusunan strategi yang matang merupakan proses

17 Abu Huraeroh, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat; Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan (Bandung: Anggota IKAPI, 2008) 129.

18 Agus Afandi, dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 167

(38)

23

selanjutnya, yaitu dengan memamfaatkan segala yang tersedia di masyarakat.

Tahapan selanjutnya yaitu aksi gerakan perububahan masyrakat dimana masyarakat di harapkan mampu memahami, sehinga masyarakt mampu mengembangkan aset yang dimililki serta mampu bekerjasama untuk mencapei tujuann yang di inginikan secara maksimal.

Dengan demikian uaraian di atas menggambarkan bahwa suatu pengorganisasian masyarakat ialah upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam suatu kegiatan yang telah terencana secara sistematis guna mencapai tujuan yang di tetapkan. Berbekal pada aset potensi yang tergali kemudian mampu di olah secara optimal dan mampu berkembang, akan menjadi pendorong dalam proses penyadaran masyarakat sehingga memunculkan motivasi dalam diri masyarakat untuk melakukan perubahan.

b) Tahapan Pengorganisasian Masyarakat

Tahap-tahap yang terkandung dalam pengorganisasian masyarakat yaitu meliputi:19

1. Membaur, pendekatan atau yang biasa di sebut dengan inkulturasi. Pada tahap inkulturasi ini, merupakan tahapan awal yang dilakukan guna mengetahui tentang apa saja yang ada di lokasi penelitian, nbaik dari aspek sosial, lingkungan, adat budaya, pendidikan, profesi dan lain sebagainya. Tahap ini juga salah satu langkah

(39)

24

membangun kepercayaan peneliti bersama dengan masyarakat. Selama proses pendekatan, perlu seorang peneliti untuk mengikuti aktifitas yang di lakukan oleh masyarakat.

2. Riset partisipatoris

Proses di tahap ini adalah kegiatan menggali akar masalah dalam masyarakat atau membaca aset-aset secara terstuktur dengan menggunakan metode partisipatoris. Penggalian permasalahan atau aset suatu masyarakat melalui wawancara, FGD. Dimana kegiatan ini akan temuan masalah atau aset yang di baca bersama secara partisipatif, kemudian menentukan langkah penanganan permasalahan yang sangat mendesak untuk di selesaikan maupun menentukan aset yang dimiliki kemudian memungkinkan untuk di kembangakan secara meluas.

3. Pendampingan selama proses

Pendamping atau fasilitator berperan membantu, memandu selama proses kegiatan berlangsung dalam masyarakat. Fasilotator ibarat jembatan penghubung impian dan capaian, fasilitator hanya akan mengarahkan dan mempermudah kegiatan sesuai dengan keputusan yang telah di sepakati bersama. Untuk sampai pada apa yang di harapkan fasilitator tidak berhak mendekte dan memaksa kehendak masyarakat.

4. Menentukan strategi

Adanya perumusan strategi disini bertujuan sebagai menentukan langkah dalam suatu kegiatan yang tertata

(40)

25

secara rapi, agar mempermudah berlangsungnya proses pengorganisasian masyarakat.

5. Persiapan Aksi perubahan

Aksi perubahan dapat di laksanakan ketika strategi telah tersusun dengan matang. Aski perubahan dalam tahap ini telah malalui penimbangan kekuatan dan tingkat partisipasi masyarakat sendiri sebagai upaya menyelesaikan masalahnya sendiri. Pentingnya peran aktif masyarakat menjadi penentu besarnya goal yang akan di raih.

6. Pembentukan Organisasi

Perlu adanya pembentukan organisasi di dasari agar pengembangan yang di lakukan selama kegiatan memiliki wadah untuk terus bergerak, setelah terlaksananya suatu aksi. Dilain sisi organisasi juga menuntut masyarakat untuk berperan sebagai pemeran utama semua kegiatan organisasi.

7. Pengoptimalan system pendukung

Pengoptimalan system pendukung dalam pengorganisasian masyarakat meliputi:

a. Bahan dan media sebagai penopang terlaksananya pelatihan, kampanye dan aksi lainnya

b. Mengasah lebih tajam kemampuan berorganisasi seperti belajar merancang aksi, menentukan strategi dan mengadakan pelatihan.

c. Sarana informasi aktual yang di peroleh dari penelitian dan juga kajian dalam organisasi

(41)

26

Hasil akhir yang di harapkan dalam suatu pengorganisiran masyarakat yaitu tumbuhnya saling memiliki, rasa tanggung jawab, memiliki power serta mampu membangun suatu aksi kegiatan sesuai dengan yang di impikan dan yang telah terencana. Tujuan pengorganisiran masyarakat yaitu :

a. Masyarakat yang berdaya.

b. Mampu mengatasi masalah secara mandiri dengan mencari solusi jalan keluar.

c. Terbangunnya struktur organisasi yang kuat d. Peningkatan Kualitas Hidup.

e. Pengorgansasian masyarakat mampu menjadi jalan untuk menjamin peningkatan kualitas hidup rakyat baik jangka panjang ataupun jangka pendek.20

d) Prinsip Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisiran masyarakat, tidak sembarangan melaju tanpa mengethui prinsip-prisipnya. Adapun prinsip yang harus dimiliki dan dibangun dalam diri pengorganisr masyrakat adalah meliputi: 21

1) Membangun etos dan komitmen organizer.

2) Berbaur dan terlibt (live in) dalam kehiupan masyarakat 3) Belajar, merencanakan, membangun bersama apa yang

masyaraka punya

4) Kemandirian. Seorang community organizer akan dianggap selesai dan berhasil melakukan pekerjaaannya jika masyarakat yang diorganisirnya telah mampu

5) Mengorgaisir diri mereka sediri (local leader) sehingga tidak lagi memerlukan organizer luar yang memfasiliasi mereka.

20 Afandi Agus, Metodologi Penelitian Sosial Kritis (Surabaya: UIN SA Press, 2014) 129-130.

21Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 154-155

(42)

27

6) Berkelanjutan atau terus-menerus dilakukan.

7) Keterbukaan, setiap anggota komunitas harus mengetahui masalah-maalah yang sedag dihadapi komunitas.

8) Partisipasi, setiap anggota memiliki peluang yang sama terhadap informasi mapun terhadap poses pengambilan keputusan yang dibuat komuitas.

Prinsip mendahlukan rakyat dan pedekatan yang partisipatif pertama-tama dimaksud yaitu untuk membongkar budaya bisu, perasaa tidak berdaya, dan apatisme akan perubaan yang telah seklian lama mencengkeram rakyat yang dimiskikan. Intinya, kepercayan diri rakyat sebagai subjek mesti dipulihkan.22

C. Kebersihan Lingkungan melalui Produksi Bersih

Kebersihan di artikan dalam kamus Bahasa Indonesia yaitu dengan bebas dari kotoran.23 Kebersihan ialah terciptanya

keadaan lingkungan yang higienes. Higienes mencangkup kebersihan dalam diri sendiri, lingkup keluarga sampai pada kondisi kebersihan lingkungan sekitar. Sehingga terhindar dari penyakit muntaber, demam berdarah dan lain-lain.24

Pewujudan kebersihan lingkungan pada lingkungan yang bnayak terdapat kotoran ternak, dapat di lakukan dengan upaya aksi perubahan pengolahan limbah menjadi kompos padat dan cair yang nantinya akan bermanfaat di lahan persawahan dan ladang. Dengan begitu limbah memiliki nilai ekologis dan ekonomis serta tejadinya sinergis antara limbah ternak dan limbah pertanian. Limbah hasil peternakan yang di olah mampu

22 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 154-156)

23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:142

24 Feni Heriyatni, kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Hidup, Jurnal Ilmiyah, 2013, 1

(43)

28

menjadi teknologi alternatif melalui produksi bersih dalam menyuburan tanah pada lahan pertanian.

Produksi bersih merupakan arti dari Cleaner Production (Produksi lebih bersih). Secara Bahasa produksi bersih yang di kemukakan oleh UNEP (United Nations Environmental

Programs) yaitu peningkatan efisiensi keseluruhan serta

meminimalisir resiko dampak terhadap lingkungan dan manusia dengan cara strategi terpadu secara berkelanjutan pada proses dan produksi.25

Kementrian Lingkungan Hidup mengartikan bahwa produksi bersih yang di kenalkan ke Indonesia pada tahun 1993 ini adalah suatu upaya untuk meminimalisir terbentuknya limbah sehingga semakin berkurangnya kerusakan lingkungan, pencemaran dan suatu bentuk penyelamatan terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya. Upaya produksi bersih di lakukan dengan starategi pengolahan limbah secara preventif, terpadu, keberlanjutan segala hal yang berkaitan dengan produksi.26

Proses produksi bersih sangat perlu di kembangan karena akan memberi banyak manfaat kepada banyak aspek, yaitu:27

1. Penekanan minialisir limbah yang di produksi 2. Penekanan resiko terhadap lingkungan dan manusia 3. Penggunaan SDA di nilai lebih efisien dan efektif 4. Mengurangi pencemaran lingkungan

5. Berkurangnya kerusakan lingkungan

6. Pencegahan penularan pencemaran dari media sat uke media lainnya

7. Terciptanya lingkungan yang bersih 8. Terkelolanya limbah menjadi berkah

9. Memberi keuntungan secara ekonomis dan ekologis

25Purwanto, Penerapan teknologi Produksi Bersih Untuk Meningkatkan

Efisiensi dan Pencegahan Pencemaran Industri,(Semarang:2009), hlm. 8 26 Ibid 9

(44)

29

Proses daur ulang juga dapat di gunakan untuk mengolah limbah-limbah baik padat ataupun cair. Limbah yang telah menjadi pupuk organik kemudian di aplikasikan di lahan persawahan atau di ladang. Kemudian limbah hasil pertanian dimanfaatkan untuk pakan ternak, sehingga tidak ada lagi limbah yang akan menumpuk. Lingkungan bersih dan limbah termanfaatkan secara optimal.

d. Kebersihan dalam perspektif Islam

Dilihat dalam perspektif Islam kebersihan merupakan bagian paling penting di dalam kehidupan manusia. Begitu halnya Rosululloh yang sangat memperhatikan segala hal aspek dalam kehidupan, terutama pada aspek kebersihan.28

Islam sangat memperhatikan aspek kebersihan dan kesucian. Ketika akan beribadah di wajibkan untuk bersuci atau

thaharoh, karena kebersihan juga menjadi tolak ukur sah atau

tidaknya ibadah serta menjadi syarat sah sholat.29

Hal tersebut menunjukkan bahwa bersuci sangat pentingnya menurut ajaran agama Islam. Selain kebersihan badan, islam juga menganjurkan untuk menjaga kebersihan lingungan. Kebersihan lingkungan rumah salah satu contoh cerminan sosok jati diri penghuninya. Kebersihan juga salah satu tolak ukur kesempurnaan keimanan seseorang.

َمﱠلَس َو ِهْيَلَع ُ ﱠ ىﱠلَص ِ ﱠ ُلوُس َر َلاَق َلاَق ِّي ِرَعْشَ ْﻷا ٍكِلاَم يِبَأ ْنَع

ُدْمَحْلا َو ِ ﱠ َناَحْبُس َو َنا َزيِمْلا ُ َﻸْمَت ِ ﱠ ِ ُدْمَحْلا َو ِناَميِ ْﻹا ُرْطَش ُروُهﱡطلا

َأ ِنَ َﻶْمَت ِ ﱠ ِ

ُةَقَدﱠصلا َو ٌروُن ُة َﻼﱠصلا َو ِض ْرَ ْﻷا َو ِتا َواَمﱠسلا َنْيَب اَم ُ َﻸْمَت ْو

28 Muhammad Ismail Al-Jawisy, Nabi Muhammad Sehari-Hari Melihat

Lebih Dekat Akhlaq Rosululloh Dalam Pergaulan Dan Kehidupan Sehari-Hari (Jakarta: Zaituna Ufuk Abadi, 2014), Hal, 32

29 Muhammad Amin Suma, Tafsir Ahkam Ayat-ayat Ibadah (Tangerang:Lentera Hati, 2016), hlm. 7

(45)

30

وُدْغَي ِساﱠنلا ﱡلُك َكْيَلَع ْوَأ َكَل ٌةﱠجُح ُنآ ْرُقْلا َو ٌءاَي ِض ُرْبﱠصلا َو ٌناَه ْرُب

اَهُقِبوُم ْوَأ اَهُقِتْعُمَف ُهَسْفَن ٌعِياَبَف

30

[Muslim: 328]

Artinya: “Dari Abu Malik berkata, Rosululloh SAW bersabda, “bersuci itu sebgaian dari iman, membaca alhamdulillah merupakan timbangan dari amal, membaca subhanalloh wal hamdulillah adalah memenuhi seisi langit dan bumi, shalat sunah adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, Al-quran adalah hujjah dalam pembicaraanmu. Setiap manusia pada waktu pagi hari, hakikatnya harus memperjual belikan dirinya. Adakalanya dial aba (selat dari maksiat) dan adakalanya rugi (terseret maksiat)”.

Islam menganjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian. Kebersihan merupakan salah satu aspek kehidupan yang mendapat perhatian khusus. Dimana seperti di sebutkan dalam hadis di atas bahwasannya bersuci adalah sebagain dari iman sesorang.

Islam juga telah mengajarkan untuk senantiasa mengetahui bagaimana pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Di ungapkan dalam hadis riwayat Tirmidzi yang berbunyi:

َساَيْلِإ ُنْب ُدِلاَخ اَنَثﱠدَح ﱡيِدَقَعْلا ٍرِماَع وُبَأ اَنَثﱠدَح ٍراﱠشَب ُنْب ُدﱠمَحُم اَنَثﱠدَح

َع

ْن

ﱡب ِحُي ٌبِّيَط َ ﱠ ﱠنِإ ُلوُقَي ِبﱠيَسُمْلا َنْب َديِعَس ُتْعِمَس لاَق َناﱠسَح يِبَأ ِنْب ِحِلاَص

اوُف ِّظَنَف َدوُجْلا ﱡب ِحُي ٌدا َوَج َم َرَكْلا ﱡب ِحُي ٌمي ِرَك َةَفاَظﱠنلا ﱡب ِحُي ٌفيِظَن َبِّيﱠطلا

ﱠبَشَت َﻻ َو ْمُكَتَيِنْفَأ َلاَق ُها َرُأ

ِدوُهَيْلاِب اوُه

31

[2723]

30 Abu Muhammad ‘Abdillah bin ‘Abd Rohman bin Fadl bin Bahram al-Darimi, Sunan al-Damiri,(Riyadh:Dar al-Mughni,2000), hlm.185

31 Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah al- Tirmizi, al- Jami’ al-Tirmidi (Riyadh: Bait al-Afkar al-Maulidiyyah,1998),hlm. 337

(46)

31 Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Basyartelah menceritakan kepada Abu Amir Al Aqadi telah menceritakan kepada kami Khalid bin Ilyas darai Shahih Bin Abu Hassan ia berkata: aku mendengr Sa’id bin Al Mussyab berkata “Sesungguhnya Alloh maha baik dan menyukai kebaikan, Maha bersih menyukai pada yang bersih, Maha Pemurah dan menyukai kemurahan dan Maha Mulia menyukai kemulyaan, karena itu bersihkan diri kalian,”aku mengira dia berkata, “halaman kalian dan janganlah menyerupai orang-orang

Yahudi”

Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam hadis di atas, membahas bagaimana Alloh sangat menyukai kebersihan sehingga menjadi anjuran untuk seluruh umat muslim untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kebersihan juga akan membawa dampak yang baik pula, sedangkan membiarkan lingkungan kotor akan membawa akibat yang buruk pula terhadap lingkungan. Membiarkan lingkungan kotor sama halnya dengan membiarkan banjir, polusi udara, pencemaran air terjadi pada lingkungan.

Di sisi lain Alloh tidak menciptakan sesuatu tanpa tujuan, seperti limbah kotoran ternak tentunya juga memiliki segi positif yang seharusnya manusia mampu mengolahnya menjadi pupuk yang tentunya akan memiliki manfaat terhadap lingkungan. Hal inilah yang di maksud untuk tidak mubadzir terhadap limbah kotoran ternak. Alloh berfirman dalam Q.S Al Isra’ ayat 27:

32ا ًروُفَك ۦِهِّب َرِل ُن َٰطْيﱠشلٱ َناَك َو ۖ ِنيِطَٰيﱠشلٱ َن َٰوْخِإ ۟ا ٓوُناَك َني ِرِّذَبُمْلٱ ﱠنِإ

32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.Intermasa,1992), 284

(47)

32

Artinya:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhan-Nya.”

َك ِرْقَف َلْبَق َكاَنِغ َو ، َكِمَقَس َلْبَق َكَتﱠح ِص َو ، َكِم َرَه َلْبَق َكَباَبَش : ٍسْمَخ َلْبَق اًسْمَخ ْمِنَتْغا َكَغا َرَف َو ،

َكِت ْوَم َلْبَق َكِتاَيَح َو ، َكِلْغُش َلْبَق

Artinya: “Gunakan 5 perkara sebelum 5, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum

kematianmu.”33

Setiap sesuatu yang terbuang dalam kehidupan pasti ada yang menemukanya, dan setiap barang bekas disuatu hari maka mempunyia pasar sendiri. Alloh juga menjelaskan bahwa suatu barang bekas suatu saat akan menemukan pasarnya.34Sehingga selain terciptanya lingkungan yang bersih juga akan membawa kemanfaatan secara optimal dengan terolahnya limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik. Dilain sisi manusia juga di anjurkan untuk senantiasa memanfaatkan waktunya selama di dunia dengan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat. Menggunakan waktu dengan berkreasi sehingga usaha tersebut akan membawa pada keberuntungan yang di hasikam dari keringatnya sendiri.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait terdahulu sangat penting untuk menemukan letak perbedaan, namun dapat juga digunakan sebagai referensi inovasi dalampengetahuan maupun tindakan.

33Al-Imam Al-Hafidz Abi Bakr Ahmad bin Al Husain Al-Baihaqi, Al-Jamiu Li Syuab Al-Iman, (Ar-Riyad Tharid Al-Hijaz: Maktabah Ar-Rusyd Nasyirun, 2003), Juz 12, hal. 476.

34 Syayid Abi Bakar Muhammad satho Aldhimyathi. I’anatul Tholibin (Jus3), Dar Ihyail Khutub Al Arabiyah. Hal 259

(48)

33

Beberapa penelitian atau literatur terdahulu yang relevan dengan pendampingan masyarakat melalui pengolahan limbah kotoran ternak ini antara lain:

1) Jurnal: “Pengelolaan Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih” 2) Jurnal: “Strategi Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi

Sebagai Solusi Peningkatan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Maros”.

Tabel 1.3

Perbandingan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dikaji saat ini

Aspek Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dikaji saat ini

1 2 Judul Pengelolaan Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih Strategi Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Sebagai Solusi Peningkatan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Maros Pengorganisasian Masyarakat Dalam Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih di Dusun Krajan, Desa Siwalan Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk Fokus Usahatani Sapi Perah di CV. LHM, Solo-Jawa Tengah, sebagai upaya membentuk Ternak sapi potong dan dinas pertanian Pendampingan peternak Melalui konsep produk bersih Bersama kelompok tani ternak Jaya

(49)

34 suatu usaha peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan Tujuan Pengelolaan limbah mulai dari awal produksi, proses produksi dan akhir produksi dapat memberikan nilai tambah bagi limbah pertanian, sehingga limbah tersebut dapat dimanfaaatka n oleh masing-masing usahatani yang ada dan mampu membentuk suatu usaha peternakan yang berkelanjutan Peserta pelatihan mampu mengolah limbah kotoran sapi yang ada menjadi kompos demi tercapainya pertanian terpadu Meningkatkan perekonomian dan pengelolaan lingkungan bersih melalui pengolahan limbah kotoran ternak agar bernilai jual tinggi serta mampu menciptakan lingkungan bersih

(50)

35 dan ramah lingkungan Metode Metode pelatihan menggunaka n Pendidikan Orang Dewasa Metode pelatihan menggunakan Pendidikan Orang Dewasa ABCD Temuan/ Hasil Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, maka dapat ditinjau bahwa Usahatani Sapi Perah di CV. LHM, mengalami perubahan yang positif dengan meningkatka n pengetahuan akan pengolahan limbah untuk mendapatkan nilai-nilai ekonomis dari pengelolaann ya. Dengan diselenggarakan - nya kegiatan pelatihan Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi, telah memberi pengaruh positif bagi warga masyarakat setempat. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pre-test dan post-pre-test dalam pelaksanaan pelatihan yang menyatakan bahwa peserta pelatihan telah mengalami perubahan pengetahuan dan Peningkatan pendapatan peternak dalam pemanfaatan limbah yang ada, serta terciptanya keseimbangan lingkungan yang tercipta dari hasil produksi bersih, dimana produksi bersih adalah strategi korelasi pemanfaatan limbah, hewan dan tumbuhan seperti siklus yang bersinambungan.

(51)

36 wawasan terkait pengolahan limbah dan pemasaran. Hal ini dinilai tepat karena dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan bagi masyarakat. Penerbit Insitut Pertanian Bogor Sosilogi Peternakan Fak. Peternakan Unhas

UIN Sunan Ampel Surabaya

(52)

37

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a) Pendekatan penelitian abcd

Dalam melihat realitas yang ada di masyarakat, ada dua sudut pandang besar yaitu melihat dari sudut pandangmasalah dan melihat dari sudut pandag aset. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalh Asset Based Community Development (ABCD). Pendektan ABCD adalah salah satu pendekatan dalam rangka pembedayaan dan pengembangan masyarakat. Pendekatan ABCD merupakan salah satu pendekatan pengembagan masyarakat yangberbasis Aset.

Aset adalah bebagai potensi yang bisa digunakan untukk pengaturan dan kesejahteraan msyarakat desa. aset desayaitu segala hal yang ada di desa, tidak hanya yang dibeli oleh pemerintah desa dengan anggarannya. Aset desa memliliki arti yang lebih luas dari sekedar kekayaan desa.35 Pendekatan ini

telah memiliki konsep dan prinsip serta langkah-lagkahnya yang trtata secara rapi. Prinsip tersebut antara lain36:

1) Setengah Terisi Lebih Berarti (Half Full Half Empty), Zokus kepada kelebihan bukan kekurangan, yang di ibaratkan seperti gelas yang teriisi setengah. Kita melihat pada isinya bukanpada kekosongan gelas tersebut.

2) Semua Punya Potensi (Nobody Has Nothing), Setiap manusia terlahir dengan kelebihan masing-masig. Dalam Q.S Ali ‘Imron ayat 191 disebutkan: (١٩١... اَذ َٰه َت ۡقَلَخ اَم اَنﱠب َر ٗﻼ ِطَٰب...), yang artinya: “...Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia...”. Oleh karena itu,

35 Nasrun Annahar, dkk. “Sejahtera dari Desa: Refleksi Pemberdayaan Berbasis Potensi Pertanian”, (Malang: Averroes Press, 2017) 44.

36 Salahuddin Nadhir, dkk. “Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya Asset Based Community-driven Development (ABCD)”, (Surabaya: LP2M UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015) 21.

(53)

38

makhluk Allah SWT ini tidak ada yang diciptakan sia-sia, dan pasti memliliki kelebihan yang diberikan Tuhan. 3) Pastisipasi (Participation), Partisipasi merupakan

pengambilan bagian atau pengikutsertan. Masyarkat memiliki andil dalam suatu kegiatan pembangunan bersama.

4) Kemitraan (Partnership), Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama dimana melibatkan berbaggai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama berdasakan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-maing dengan saling menguntungkan.

5) Penyimpangan Positif (Positive Deviance), Secara terminologi, penyimpangn positif adalah sebuah pendekatan terhadap perubahan perilaku individu yang mempaktekkan strategi atau perilaku sukses yang tidak umum, yang memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atas masallah yang dihadapi.

6) Berawal Dari Masyarakat (Endogeneus), Prinsip endogen ini bertujnuan untuk menguatkan masyarakat dalam mengambill alih kendali atas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

7) Menuju Sumber Energi (Heliotropic), Menuju Sumber Energi di ibaratkan seperti bunga matahari yang selalu menghadap pada sumber energi yaitu matahari. Dari penjabaran tersebut menjelaskan bahwa dalam sebuah komunitas perlu adanya seorang pemimpin yang mampu menggerakkan anggota dan mampu menjadi sumber panutan.

Perlunya pemetaan aset komunitas, dimaksudkan untuk membangkikan kesadaran komunitas akan kemandirian dan kapasittas menjadi mitra. Kemandirian adalalh kesadaran bahwa komunitas tidak sepenuhnya tergantung pada pihak lain untuk

(54)

39

mencapai keinginannya, tetapi memiliki kemampuan sendiri. Menemukann, memetakan dan menyeleksi aset menuntun pada: a) Komunitas menyadari bakat terpendnam dan orang-orang

yang punyai kapasitas tetapi belum punya kesempatan. b) Komunitas menyadarinilai kehidupan yang asosiatif,

bagaimana hal tersebut bisa berguna bagi tujuan kusus suatu komunitas.

c) Orang-orang menyadari bahwa hidup mereka dibangun atas sumber daya dan aset sekarang, tetapi juga bisa digunakan dengan lebih baik.

d) Orang-orang blajar untuk membangun hubungan yang lebih setara dengan orang lain melalui kemauuan untuk berkontribusi dan berbagi aset.37

B. Prosedur Penelitian

1. Tahap-tahap penelitain ABCD

Setelah mengetahui uraian terkait prinsip dan metode/alat untuk pengembangan masyarakat berbasis aset, maka tahapan dalam proses pengembangan masyarakat berbasis aset adalah sebagai berikut:

a) Discovery

Discovery dapat diartikan mengungkap masa lampau.

Kebanyakan pendekatan bebasis aset dimulai dengan beberapa cara untuk mengungkap (discovering) hal–hal yag memungkinkan sukses dan kelentingan di komunitas sampai pada kondsi sekarang ini. Kenyataann bahwa suatu komunitas masih berfungsi sampai saat ini membutikan bahwa ada sesuatu dalam komunitas yang harus dirayakan. Tahap ini terdiri dari:

- Mengungkap (discovery) sukses – apa sumber hidup dalam komunitas. Apa yang memberi kemampuan untuk

37 Duereuau Christopher, Pembaruan Lokal Untuk Pembangunan. Australia Community Development and Cvivil Society Strengthering Scheme. (ACCES) Tahap II. 2013 Hal. 15.

Gambar

Grafik 4.1   : Diagram persentase jumlah penduduk laki-laki  dan perempuan .....................................
Tabel 5.1  Jenis tanaman
Tabel di atas menjelaskan beberapa pembagian tata guna  lahan  yang  ada  di  Dusun  Krajan  beserta  sumber  daya  alam  berupa  tumbuhan  yang  mampu  hidup  subur
Gambar 5.3  Pos Kampling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat masalah tersebut, maka perlu diadakan suatu analisa perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Nias Selatan dan ketersediaan fasilitas pelayananan

Hasil penelitian memperlihatkan performa per- tumbuhan benih ikan lele (pertumbuhan rata-rata panjang dan bobot, laju pertumbuhan spesifik dan laju pertumbuhan

Berdasarkan uraian tersebut dapat terlihat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan realisasi subsidi BBM di Indonesia selalu melebihi jumlah yang dianggarkan

Hasil penelitian merekomendasikan bahwa variasi campuran yang paling baik untuk menghasilkan adukan campuran papercrete berkinerja terbaik jika dilihat dari

Berdasarkan studi komparasi yang dilakukan terhadap dua objek yang sama-sama menggunakan material bambu sebagai material utamanya maka objek Papendangan juga akan menggunakan

“This page intentionally left blank”.. However, unlike the HSD which is can be used directly, HFO must have a system of preparation before it flowed into the ship's

Penyusunan Kerangka 5 5 Terampil dalam menerapkan konvensi naskah karya tulis ilmiah dan mampu menghindari keplagiatan  Ketepatan menjelaskan pentingnya Bahasa Indonesia

Gamit ang kanyang taglay na yaman at pagiging malapit sa Gobernador Heneral ng kanyang taglay na yaman at pagiging malapit sa Gobernador Heneral ng