RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp.0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan
.
Tujuan Agar pasien hiperemesis gravidarum mendapat penanganan yang optimal Kebijakan Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus Hiperemesis Gravidarum dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait
Prosedur 1. Kriteria diagnosis
o Hamil muda
o Muntah-muntah hebat setiap yang dimakan dan minum segera dimuntahkan kembali
o Keadaan umum lemah, dengan tanda-tanda dehidrasi seperti suara yang serak, turgor kulit yang menurun, mata cekung.
o Pemeriksaan obstetri menunjukkan tanda-tanda hamil muda
2. Diagnosis banding
a. Hepatitis dalam kehamilan 3. Pemeriksaan penunjang 3.1. Urin 3.2. Fungsi hati 3.3. Ultrasonografi 4. Konsultasi 4.1. Penyakit dalam 4.2. Penyakit 5. Terapi 5.1 Pengobatan medikal
Pemberian cairan perinfus, larutan ringer dextrose, ditambah obat anti emetik atau diberikan 6-8 jam perbotol selama masih muntah pasien dipuaskan kemudian realimentasi bertahap dimulai dengan minum, makan cair, lunak sampai makan biasa
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp.0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No. DokumenNo. Revisi Halaman
2/2 Prosedur 6. Perawatan Rumah Sakit :
6.1. Pasien perlu dirawat agar dapat diberi pengobatan dengan infus dan agar dapat beristirahat baik fisik maupun psikis.
7. Penyulit : 4.2. Dehidrasi.
4.3. Gangguan fungsi heper 4.4. Febris
8. Informed consents : Perlu
9. Lama perawatan : tergantung penyulit yang ada, antara 2 sampai 10 hari
10. Masa pemulihan
Sampai usia kehamilan mencapai 4 bulan 11. Out Put
12. Pada umumnya baik.
13. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik 3. UGD
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berinplantasi dan tumbuh diluar endometrium cavum uteri, seperti dirongga abdomen tiba fallopin, ovarium, komu, cervix.
Tujuan Agar pasien kehamilan ektopik terganggu mendapat penanganan yang optimal
Kebijakan Penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus kehamilan ektopik terganggu dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria diagnosis : 1.1. Terlambat haid
1.2. Sakit hebat tiba-tiba, kadang-kadang sampai pingsan (sinkop) 1.3. Sakit perut bisa di daerah tertentu saja bisa menyeluruh 1.4. Sakit pada waktu flatus
1.5. Perdarahan bercak pervagina yang tidak biasa
1.6. Pucat, sesuai dengan banyaknya perdarahan intra abdomial. 1.7. Tekanan darah bisa normal bisa turun bahkan sampai syok 1.8. Abdomen tegang, nyeri tekan, nyeri lepas dan nyeri ketok 1.9. Pemeriksaan ginekologi :
1.9.1. Porsio biru (livide), lunak, nyeri goyang korpus
1.9.2. Uterus normal atau sedikit membesar kadang-kadang sulit diketahui karena nyeri perut yang hebat.
2. Diagnosis banding :
2.1. Methroragia akibat kelainan ginekologi ataupun hormonal. 2.2. .Penyakit radang panggul
2.3. Tumor ovarium (putaran tangkal, pecah atau terinfeksi) dengan atau tanpa kehamilan muda
2.4. Appendicitis 2.5. Abortus imminens 3. Pemeriksaan penunjang :
3.1. Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit 3.2. Pemeriksaan USG :
3.2.1. Cairan di cavum douglasi
3.2.2. Tidak terdapat kantong gestasi didalam rahim 3.2.3. Ditemukan kantong gestasi diluar rahim
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2 4.1. Pemeriksaan Kuldosentesis :
4.1.1. Untuk membuktikan adanya darah di cavum douglasi. 4.2. Pemeriksaan laproskopi
4.2.1. Dapat melihat dengan jelas genitalia apakah ada infeksi tumor atau KET.
4. Terapi
4.1. Perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan infus dan transfusi
4.2 Laparotomi segera setelah diagnosa dipastikan.
4.3 Dilakukan salpingektomi, overektomi atau reparasi korna tergantung lokasi kehamilan
4.4 Pada kehamilan abnormal apabila plasenta sulit diangkat, ditinggal saja dirongga abdomen dan dipasang drain pada dinding perut.
5. Perawatan Rumah Sakit : Pasien perlu segera dirawat 6. Konsultasi : Dokter ahli kebidanan
7. Penyulit : syok yang irreversible
8. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan operasi
9. Lama perawatan : Bila tidak ada penyakit lain, pasien dipulangkan sesudah hari keempat pasca operasi
10. Masa pemulihan : masa pemulihan optimal 6 minggu
11. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik 3. SMF Bedah 4. UGD
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/4
SPO
Tanggal terbit Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian 1. Pre-eklampsi adalah timbulnya hipertensi, protenuria dan edem akibat kehamilan, setelah kehamilan > 20 minggu atau segerasetelahpersalinan.
2. Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma. Sebelum wanita hamil tadi menunjukkan tanda-tanda preklampsi.
Tujuan Agar pasien Pre-eklampsi/ eklampsi mendapat penanganan yang optimal Kebijakan Penatalaksanaan Pre-eklampsi/Eklampsi berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus kehamilan ektopik terganggu dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria diagnosis
1.1. Hamil lima bulan atau lebih 1.2. Kaki terasa bengkak
1.3. Tekanan darah diatas normal
1.4. Pemeriksaan obstetri : besar rahim sesuai dengan usia kehamilan, atau lebih kecil apabila ada PJT (pertumbuhan janin terlambat) 1.5. Edem, proteimuria dan hipertensi.
1.6. Pada eklampsi ditambah dengan kejang dan atau koma.
1.7. Pre-eklampsi ringan : didasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edem setelah kehamilan 20 minggu.
1.8. Pre-eklampsi berat : apabila ditemukan satu atau beberapa gejala dibawah ini :
1.8.1 Tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih atau sana dengan 110 mmHg. 1.9. Pre-eklampsi ringan : didasarkan atas timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan atau edem setelah kehamilan 20 minggu
1.10. Oliguria, yaitu produk urine kurang dari 500 ml/ 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin plasma
1.11. Gangguan visus atau cerebral
1.12. Nyeri pada epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
1.13 Pertumbuhan janin intra uterine terlambat
1.14. Ada sindrom HELLP (H : hemolysia, EL : Elevated) liver enzyne, LP : Low platelet count)
1.15. Eklampsi : Kejang dan atau koma tanpa kelainan neurologik,
pada wanita dalam kehamilan, persalinan atau nifas dengan
tanda-tanda preklampsi berat lainnya.
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4 2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium : Protein urin, Hb, Ht Trombosit, asam urat, fungsi ginjal dan fungsi hati.
3. Diagnosa banding :
3.1. Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi. 4. Terapi :
4.1. Pre-eklampsi ringan 4.1.1. Rawat jalan
4.1.1.1 Banyak istirahat dengan tidur miring
4.1.1.2 Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak dan garam
4.1.1.3 Sedativa ringan seperti luminal 3 X 30 mg atau valium 3 X 2 mg Kunjungan ulang setiap minggu 4.1.2. Rawat Inap
4.2.1.1 Pada kehamilan pre-term (37 minggu) Bila tekanan darah normal selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm
4.2.1.2 Bila tekanan darah turun tidak sampai normal, kehamilan diterminasi pada usia kehamilan 37 minggu
4.2.1.3 Pada kehamilan aterm (37 minggu) persalinan ditunggu spontan atau dipersalinan pada tanggal taksiran persalinan. Persalinan dapat dilakukan
spontan atau kalau perlu memperpendek partus kala II dengan ektraksi vakum.
4.2. Pre-eklampsi berat
3.1 Segera dirawat dan ditentukan jenis perawatan tindakan yang akan diambil, aktif atau konservatif.
3.2 Tindakan aktif : kehamilan diakhiri bersama dengan pengobatan medisina.
3.3 Tindakan konservatif : kehamilan tetap dipertahankan bersama dengan pengobatan medika mentosa.
5. Perawatan :
5.1. Perawatan aktif
Indikasi : bila didapatkan satu atau lebih keadaan dibawah ini. 5.1.1. Pada ibu :
5.1.1.1. Kehamilan lebih dari 37 minggu
5.1.1.2. Adanya tanda-tanda/ gejala impending eklampsi 5.1.1.3. Kegagalan perawatan konservatif
5.1.1.3.1. Dalam waktu 6 jam setelah pengobatan tekanan darah naik
5.1.1.3.2. Setelah 24 jam pengobatan tidak ada perbaikan
5.1.2. Pada janin :
5.1.2.1. Adanya tanda-tanda gawat janin
5.1.2.2.
Adanya tanda-tanda PJT (pertumbuhan janin terlambat).6. Laboratorium :
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4 7. Terapi
7.1. Terapi medikamentosa :
7.1.1.Infus dekstrose 5 %, tiap 500 ml ditambah valium 40 mg 20 tetes/ menit.
7.1.2 Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah diastolik > 110 mmHg, berupa tablet nifedipin 10 mg digerus dibawah lidah. 7.3.1 Anti hipertensi diberikan hanya bila tekanan darah diastolik > 110 mmHg, berupa tablet nifedipin 10 mg digerus dibawah lidah. 7.3.2 Diuretika hanya diberikan bila ditemukan :
7.3.2.1 Edem paru-paru
7.3.2.2 Payah jantung kongesti 7.3.2.3 Edem anasarka
7.3.3 Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam 7.2. Terapi Obstetrik : terminasi kehamilan dengan cara yang sesuai 7.2.1. Bila belum infartu :
7.2.1.1. Induksi persalinan, 7.2.1.2. Kateter foley 7.2.1.3. Infus oksitosin 7.2.1.4. Amniotomi.
7.2.2 Seksio Caesarea bila induksi persalinan gagal yaitu 12 jam sejak dimulai infus oksitosin belum masuk fase aktif
7.2.3. Bila sudah inpartu :
7.2.3.1 Kala 1 : fase laten : Seksio Caesarea
7.2.3.2 Fase aktif : Amniotomi, bila kemudian pembukaan belum lengkap, seksio caesarea.
7.2.3.3 Kala II : Persalinan pervaginam, dibantu ekstrak vakum. 7.3 Perawatan konservatif :
7.3.1 Indikasi : kehamilan preterm (< 37 minggu) tanpadisertai tanda-tanda impending eklampsi dengan keadaan janin baik
7.3.2 Pengobatan medikamentosa : sama dengan pengobatan pada perawatan aktif
7.4 Pengobatan obstetri :
7.4.1 Selama perawatan konservatif dilakukan observasi dan evaluasi sama dengan perawatan aktif, hanya disini tidak dilakukan terminasi
7.4.2 Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan dianggap pengobatan gagal dan dilakukan terminasi
7.5 Perawatan Eklampsi :
Pengobatan medikamentosa :
7.5.1. Obat anti kejang infus dextrose 5 % ditambah dengan 40 mg Valium 20 tetes/ mnt, bila kejang diberikan injeksi valium secara bolus.
1. Obat-obat lain seperti anti hipertensi, anti piratik, anti biotika, kardiotonik, diberikan apabila ada indikasi.
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN PRE-EKLAMPSI/
EKLAMPSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/4 7.5.2 Dirawat diruang observasi
7.5.3 Dipasang ropharingeal airway (Guedel) kedalam mulut penderita
7.4.3 Kepala direndahkan dan daerah orofaring dibersihkan dengan pengisap lendir
7.4.3.1 Fiksasi badan penderita pada tempat tidur jangan terlalu kuat untuk menghindari terjadinya fraktur. 7.4.3.2 Perawatan penderita dengan koma
7.4.3.3 Disamping yang diatas dilakukan meonitoring dan evaluasi dalamnya koma.
7.4.3.4 Pencegahan dekubitus dan pemberian makan dengan melalui pipa lambung.
7.6. Pengobatan obstetrik :
7.6.1 Pada dasarnya semua kehamilan dengan eklampsi harus diakhiri tanpa memandang umum kehamilan dan keadaan janin.
7.6.2 Kehamilan diakhiri apabila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam setelah (salah satu atau lebih)
7.6.2.1 Pengobatan anti kejang terakhir 7.6.2.2 Setelah kejang terakhir
7.6.2.3 Setelah pemberian obat anti hipertensi terakhir 7.6.2.4 Penderita mulai sadar
7.6.2.5 Cara terminasi kehamilan sama seperti pre-eklampsi berat
8. Konsultasi. Apabila diperlukan konsultasi dengan spesialis penyakit dalam, syaraf dan mata
9. Perawatan Rumah Sakit
Pasien Pre-eklampsi ringan dirawat apabila setelah 2 minggu rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan pasien pre-eklampsi berat harus dirawat.
10. Penyulit
Gagal ginjal, gagal jantung edem paru, kelainan pembekuan darah, perdarahan otak, kematian janin.
11 Informed Consent
Perlu dijelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan rencana perawatan.
4. Tenaga perawatan.Dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan terlatih
5. Lama perawatan. Pasien dirawat sampai 5 hari pasca persalinan 12. Masa pemulihan : 6 minggu
13. Out Put : Sembuh total bila tanpa komplikasi Bisa terjadi kematian janin dan atau ibu
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik 3. SMF Bedah 4. UGD
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN DISTOSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
SPO
Tanggal Terbit Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Dictosia adalah persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu.
Tujuan Agar pasien distosia mendapat pelayanan yang optimal .
Kebijakan Penatalaksanaan Distosia berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus Distosia dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria Diagnosis
1.1. Persalinan sudah berlangsung selama beberapa waktu, bayi baru lahir.
1.2. Kontraksi rahim bisa dirasakan kuat dan sering bisa juga tidak
1.3 Pemeriksaan obstetri, meliputi tinggi fundus uteri, letak dan presentasi janin, denyut jantung janin, kualitas his/ kontraksi rahim dan taksiran berat janin.
1.4 Periksa dalam vagina : keadaan serviks besarnya pembukaan keadaan selaput ketuban, turunnya bagian terbasah janin, posisi denominator.
2. Pemeriksaan Penunjang 2.1 Ultrasonografi
2.2 Kardiotokografi 3. Diagnosis banding
3.1. Kelainan tenaga yaitu kurang kuatnya his.
3.2. Kelainan janin : besar, bentuk, jumlah, letak, presentasi.
3.3. Kelainan jalan lahir : kelainan tulang panggul atau jaringan lunak panggul
4. Terapi
4.1 Disesuaikan dengan penyeban distosia, dengan memperhatikan indikasi, kontra indikasi dan komplikasi misalnya dengan melakukan :
4.3. Akselerasi persalinan dengan memperbaiki his dengan oksitosin 4.4. Mempercepat kala dua dengan ekstraksi pakum atau forsep 4.5. Seksio Caesarea
5. Konsultasi : tidak ada
6. Perawatan rumah sakit ; diperlukan untuk pemulihan setelah dilakukan persalinan
7. Penyulit
7.1 Partus lama 7.2 Infeksi Intra partun 7.3 Ruptura uteri
7.4 Perlukaan jalan lahir
8. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-36136PENANGANAN PERDARAHAN ANTE PARTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Definisi :
Adalah terjadinya pengeluaran darah pervagina pada kehamilan lebih dari 20 minggu.
Tujuan Agar penderita perdarahan Ante Partum mendapat pelayan yang optimal. Kebijakan Penatalaksanaan Perdarahan ante partum berdasarkan standar
pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus kehamilan ektopik terganggu dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria diagnosis :
a. Hamil 20 minggu atau lebih
b. Perdarahan pervagina secara spontan disertai nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi rahim
c. Faktor-faktor predisposisi seperti : i. Riwayat solusi plasenta ii. Perokok
iii. Hipertensi iv. Multi paritas 1.4. Pemeriksaan obstretrik :
Periksa luar, tinggi fundus uteri, letak dan presentasi janin, masuknya bagian terbawah janin ke pintu atas panggul, konstraksi rahim, denyut jantung janin.
Inspeculo : darah keluar dari osteum. 2. Pemeriksaan penunjang :
2.1 Ultrasonografi : terutama untuk melihat letak, implementasi plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.
a. Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit, waktu pembekuan darah b. Kardiotokografi : untuk menilai staus (kesejahteraan) janin 3. Diagnosa banding :
3.1. Solutio plasenta : terlepasnya plasenta yang letaknya normal sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir.
3.2 Plasenta previa : plasenta yang letaknya tidak tidak normal sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir
3.3 Vasa previa : tali pusat berisensi pada selaput ketuban dimana pembuluh darahnya berjalan diantara lapisan amnio dan korion melalui pembukaan cervix
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-36136PENANGANAN PERDARAHAN ANTE PARTUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Prosedur 4. Terapi :
4.1. Tidak terdapat renjatan (syok) usia gestasi < 30 minggu atau taksiran berat janin < 250 gram
4.1.1. Solutio plasenta Ringan :
Ekspesktatif bila ada perbaikan (perdarahan
berhenti, kontraksi uterus tidak ada dan janin hidup) : tirah baring, pemeriksaan USG dan KTG. Tunggu persalinan spontan.
Aktif bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, konstraksi uterus berlangsung terus dan dapat mengancam ibu dan janin) dicoba partus pervagina dengan infus oksitosin dan amaiosintesis Bila perdarahan banyak dan skor pelvik <5 atau persalinan masih lama > 6 jam dilakukan seksiocaesare.
Sedang berat :
Resustasi cairan dan transfusi darah.
Partus pervagina bila diperkirakan dapat berlangsung dalam 6 jam dengan amniotomi dan infus oksitosin. Partus perabdominan dipertimbangkan bila partus pervagina tak dapat berlangsung dalam 6 jam.
i.
Plasenta previa1. Perdarahan sedikit, dirawat sampai 36 minggu, mobilisasi bertahap. Bila ada kontaksi dilakukan tokolisis.
2. Perdarahan banyak
Resusitasi cairan dan atasi anemia (tranfusi darah) Seksio Caesarea
ii. Vasa previa :
Janin mati : partus pervaginam
Janin hidup : dipertimbangkan partus per abdominan 5. Perawatan Rumah Sakit : Pasien perlu segera dirawat
6 Konsultasi : dokter ahli bedah 7. Penyulit : Syok yang irreversible
8. Informed Consent : diperlukan untuk tindakan operasi
9. Lama perawatan : Bila tidak ada penyulit pasien dipulangkan sesudah hari ke-empat pasca operasi.
10. Masa pemulihan : masa pemulihan optimal 6 minggu 11. Out put : Komplikasi diharapkan minimal
Kesembuhan diharapkan sempurna
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik 2. Komite Medik
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Ketuban pecah dini adalah keadaan dimana selaput ketuban pecah sebelum waktunya.
Tujuan Agar Pasien dengan ketuban pecah dini mendapat penaganan yang optimal.
Kebijakan Penatalaksanaan Ketuban pecah dini berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus ketuban pecah dini dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait. Prosedur 1. Kriteria diagnosis :
1.1. Umur kehamilan lebih dari 20 minggu 1.2. Keluar air ketuban dari rahim
a. Kontraksi mungkin ada mungkin tidak d. Pemeriksaan obstetri :
1. Tinggi fundus uteri, letak dan presentasi janin, turunnya bagian terbawah janin, kontraksi rahim denyut jantung janin.
2. Inspekulo (tampak cairan keluar dari ostium uteri eksternum). 2 Pemeriksaan penunjang
2.1. Laboratorium : lekosit > 15.000/cu.mm menunjukkan infeksi a. USG : membantu menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak dan gradasi plasenta dan jumlah air ketuban.
b. CTG : untuk mendeteksi adanya gawat janin. 3. Terapi
3..1. Konservatif
3.1.1. Rawat di Rumah Sakit
i. Antibiotika kalau ketuban pecah > 6 jam
i. Bila umum kehamilan < 32 minggu, dirawat selama air ketuban tidak keluar lagi. Diberikan steroid selama 7 hari untuk mematangkan pertumbuhan janin. ii. Bila pada usia kehamilan 34 minggu masih keluar air
ketuban maka pada usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2 3.2. Aktif
i. Kehamilan > 36 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio caesarea.
ii. Bila ada indikasi seperti CPD atau letak lintang, seksio caesarea
i. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan kehamilan/ persalinan diakhiri :
1. Bila skor pelvik < 3 diakhiri dengan seksio caesarea 2. Bila skor pervik > 5 induksi dan partus pervaginam 3. Bila infeksi berat seksio caesarea.
4. Konsultasi : tidak ada 5. Perawatan Rumah Sakit :
Harus dirawat di Rumah Sakit sampai setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan selesai
6. Penyulit : infeksi sampai sepsis
7. Informed Consent : Perlu bila akan diadakan tindakan operatif 8. Lama perawatan :
a. Konservatif : sangat tergantung dari usia kehamilan, lamanya air tuban keluar dan keadaan umum penderita
b. Aktif : partus pervaginam 3-4 hari, seksio caesarea 4-5 hari 9. Out Put : Sembuh total
10. Patologi antomi : tidak ada
11. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik 3. SMF Bedah 4. UGD
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN RETENSIO PLASENTAE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir.
Tujuan Agar penderita Retensio Plasenta mendapat pelayanan yang optimal. Kebijakan Penatalaksanaan Retensio placenta berdasarkan standar pelayanan
medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
Kasus retensio placenta dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait. Prosedur 1. Kriteria diagnosis
1.1. Plasenta belum lahir
1.2. Biasanya disertai perdarahan a. Obstetri :
1. Fundus uteri masih tinggi
2. Inspekulo (tanpak tali pusat, darah keluar dari ostium uteri eksternum)
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium : Hemoglobin, masa perdarahan dan masa Pembekuan
3. Diagnosis banding a. Atonia uteri b. Luka jalan lahir 4. Terapi :
4.1. Beri oksitosin drip 20 u
4.2. Setelah kontraksi rahim baik lakukan pelepasan plasenta secara manual
4.3. Setelah plasenta lepas seluruhnya, plasenta dilahirkan 4.4. Berikan Ergometri 0,2 mg im atau iv
4.5. Obat-obatan : Antibiotika, uterotonika, analgetik dan roburansia 5. Informed Consent : Perlu bila akan diadakan tindakan plasenta
manual
6. Konsultasi : -
7. Perawatan Rumah Sakit harus segera dirawat 8. Penyulit : Syok hipovolemik
9. Informed Consent : perlu untuk operasi 10. Lama perawatan 5 – 7 hari
11. Out Put : baik
12. Patologi anatomi :
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN ABORTUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Definisi :Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum minggu ke 20 atau bila berat fetus : 500 gr
Jenis-jenis abortus : 2.1. Abortus imminens - Abortus Incipiens - Abortus inkomplit - Abortus komplit - Miss abortion - Abortus habitualis
Tujuan Agar penderita dengan abortus mendapat penanganan yang optimal Kebijakan 1. Penatalaksanaan Abortus berdasarkan standar pelayanan medis
yang disusun oleh SMF RSUD EF.
2. Kasus Abortus dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria Diagnosa :
1.1 Riwayat terlambat haid 1.2 Perdarahan pervaginam
1.3 Nyeri supra public dan “uterine cramping”
1.4 Hasil konsep dapat masih bertahan atau sudah keluar 1.5 Hilangnya tanda-tanda kehamilan
1.6 Abortus immenens
1.6.1 Besarnya rahim sesuai dengan umur kehamilan 1.6.2 Ostium uteri tertutup
1.7. Abortus incipiens
1.7.1. Besarnya uterus sesuai dengan umur kehamilan 1.7.2 Ostium uteri terbuka, teraba selaput ketuban 1.8. Abortus inkomplit
1.8.1. Rahim sedikit lebih kecil dari usia kehamilan 1.8.2. Ostium uteri terbuka dan teraba jaringan konspsi 1.9. Abortus komplit
1.9.1. Besarnya uterus lebih kecil dari usia kehamilan 1.9.2. Ostium uteri tertutup
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN ABORTUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2 Prosedur 2. Pemeriksaan penunjang :
2.1. Laboratorium
Urine : test kehamilan Darah : Hb, Lekosit, BT, CT 2.2. Ultrasonografi
3. Diagnosa banding : KET 4. Penatalaksanaan :
4.1. Pada abertus incipiens dan atau abortus inkomplit Pasang infus
Berikan Ab Kuretase
4.2. Pada abortus imminens Istirahat tempat tidur Medikamentosa
4.3. Pada abortus komplit, cukup dengan simptomatis saja. 5. Konsultasi :
-6. Perawatan rumah sakit
Untuk abostus imminens pasien perlu dirawat
Abortus incipies dan inkomplit pasien dirawat untuk pemulihan post kuretage
Abortus komplit pasien tidak perlu dirawat 7. Penyulit : Anemia, Infeksi dan pertorasi
8. Informed consent : Perlu bila akan dilakukan kuretase
9. Lama perawatan : tergantung jenis abortus dan keadaan pasien 10. Out put : Pada umumnya baik
11. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Bedah
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN MOLAHIDATIDOSA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam Drg.Fadilla R.D Mallarangan, M.Kes
Pembina Utama Muda NIP : 19580912 198703 2 006
Pengertian Molahidatidosa adalah keadaan patologi dari khorion dengan sifat degenerasi, kistik, tidak ada pembuluh darah janin dan proliferasi trofoblas Tujuan Agar penderita molahisatidosa mendapat penaganan yang optimal.
Kebijakan 1. Penatalaksanaan Molahidatidosa berdasarkan standar pelayanan medis yang disusun oleh SMF RSUD EF.
2. Kasus molahidatidosa dapat di tangani oleh Dokter Kandungan bila diperlukan konsultasi dengan dokter spesialis lain yang terkait.
Prosedur 1. Kriteria diagnosis :
o Perdarahan pervaginam/ gelembung mola o Gejala toksemia pada trimester I-II
o Hyperemesis gravidarum
o Mungkin juga ditemukan gejala tirotoksis
o Umumnya uterus lebih besar dari usia kehamilan o Kista lutein
o Balotemen negatif
o Denyut jantung janin negatif 2. Pemeriksaan penunjang
2.1. Laboratorium : urine untuk test kehamilan darah : Hb, Lekosit, BT, CT 2.2. USG
2.3. T3 dan T4 bila ada gejala Tirotoksikosis 3. Diagnosa banding
3.1 Abortus
3.2. Kehamilan normal 3.3. Kehamilan ganda
3.4. Kehamilan dengan Myoma 4. Penatalaksanaan
4.1. Koreksi dehidrasi, anemia 4.2. Evakuasi dengan kuretase
4.3. Kuretase kedua dilakukan apabila kehamilan > 20 minggu sesudah hari ke 7
4.4. Pemberian Uterotonika
RSUD
EMBUNG FATIMAH
Sekretariat Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Batu Aji 29432 Telp. 0778-364446 Fax.0778-361363PENANGANAN MOLAHIDATIDOSA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2 Prosedur 5. Konsultasi : penyakit dalam
6. Perawatan Rumah Sakit
Pasien perlu dirawat agar dapat diperbaiki keadaan umum dan evakuasi segera dapat dilakukan bila semua persiapan sudah selesai.
7. Penyulit :
7.1 Karena penyakit :
Perdarahan hebat, krisis tiroid, infeksi, perforasi, uterus, keganasan
7.2. Karena tindakan : Perforasi usus 8. Inforned consent : Perlu
9. Lama perawatan : 3-5 hari post evakuasi
10. Masa pemulihan : 4-6 minggu dan pengawasan lanjut sampai minimal 2 tahun
11. Out put : Pada umumnya baik
12. Bila dalam penatalaksanaan tidak ada perbaikan DPJP dapat melakukan pengobatan sesuai dengan pengalamannya.
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Komite Medik
3. SMF Bedah