• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

GUNA MENURUNKAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU Kukuh1 Zulfah2, Saufik3,

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal

2

Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal

3

Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal

Ulfah_sz@yahoo.com, @saufik83@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian perencanaan bahan baku perlu operasi produksi juga berjalan lancar dan efisien, masalah yang disebabkan oleh kurangnya terencananya pengadaan bahan baku atau persediaan bahan baku belum terkontrol dengan baik, menyebabkan kekurangan / kelebihan satu jenis material lain. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi pustaka. Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja pada apa yang ia dilakukan tanpa mengubah implementasi sistem. Hasilnya dapat dilihat bahwa dengan menggunakan bahan persyaratan perencanaan: Jumlah material yang harus disediakan Benang 60/2 R: 20 bola, benang 40/2 R: 20 bola, hitam sliper 16 kg, 16 kg Baze merah, kuning indetren 16 kg, 25,5 kg indetren hijau, coklat naptol 19, 2 kg, 16 kg Baze biru. Jumlah optimum bahan memerintahkan untuk dibeli adalah total Rp 527,776.05. Penghematan biaya sebesar USD 2,210,774.83 atau sebesar 73,67%.

Keywords: requirements, materials, planning

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia terdapat 46.257 unit usaha industri pertenunan sutera yang mempekerjakan 148.022 tenaga kerja dengan nilai produktifitas sebesar 309 milyar. Sentra utama pertenunan terdapat di Sulawesi selatan sebanyak 17.232 unit usaha atau 38 % dari potensial nasional sedangkan yang lainnya terdapat di Jawa Barat (Tasik, Garut, Majalaya), Jawa Tengah (Jepara, Pemalang, Pekalongan), DIY (Sleman), Bali

(Tabanan dan Badung). Prestasi di bidang industri dan

perdagangan yang telah diraih oleh Kabupaten Pemalang adalah berkembangnya berbagai industri kecil dan besar di bidang tekstil, konveksi/garmen dan sarung palekat. Kontribusi sektor industri dan perdagangan terhadap PDRB

Kabupaten Pemalang saat ini mencapai 11,2 % atau rangking kedua setelah pertanian. Kabupaten Pemalang sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil sarung tenun atau sarung palekat dan goyor. Usaha ini telah banyak dikembangkan oleh masyarakat dari skala kecil sampai menengah. Total produksi sarung tersebut pada tahun 2002 mencapai 910.000 lembar, produk tersebut dipasarkan untuk Prestasi Negara tujuan ekspor produksi ini adalah Saudi Arabia dan Somalia. Industri sarung tenun ini, sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi industri dengan skala lebih besar, mengingat tersedianya dukungan tenaga kerja terampil cukup besar.

Perusahaan manufaktur harus selalu merencanakan kebutuhan bahan baku dengan baik agar kegiatan operasi produksi dapat berjalan dengan lancar dan efisien, perlu diperhatikan dalam hal ini adalah agar bahan baku yang dibutuhkan seharusnya cukup tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Akan tetapi jumlah persediaan itu jangan terlalu besar karena biaya-biaya yang ditimbulkan dengan adanya

(2)

persediaan tersebut juga terlalu besar. CV. ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Pohon Korma Pemalang, pada dasarnya mempunyai akifitas produksi. Dengan menghasilkan berbagai jenis produk kain sarung, maka memerlukan sistem perencanaan kebutuhan dengan baik. Saat ini pemenuhan pemesanan sering tidak tepat waktu, juga jumlah produksinya berlebihan karena belum adanya perencanaan produksi dengan baik. 2. Batasan Masalah

Agar pembatasan masalah disini tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai dan agar perencanaan kebutuhan bahan baku lebih terarah maka dibuat batasan sebagai berikut :

a. Pembatasan hanya untuk persediaan dan pengadaan bahan baku atau material.

b. Perencanaan dan penjadwalan bahan baku dilakukan berdasarkan target produksi dengan metode MRP.

c. perencanaan yang dilakukan adalah selama 6 bulan periode mendatang.

d. Teknik ukuran lot yang digunakan adalah metode EOQ dalam menyusun strategi pemesanan. e. Jenis atau ukuran produk yang

akan dibahas adalah produk kain byur sarung.

3. Perumusan Masalah

a. Berapa jumlah kebutuhan material yang harus disediakan agar target produksi dapat terpenuhi?

b. Berapa jumlah optimum pemesanan material?

c. Berapa penghematan biaya persediaan dalam kondisi dengan MRP ?

4. Tujuan Penelitian

Tujuan dan manfaat penulisan ini adalah :

a. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang harus disediakan agar target produksi dapat terpenuhi

b. Untuk mengetahui jumlah optimum pemesanan material akan di beli

c. Untuk mengetahui penghematan biaya persediaan dalam kondisi dengan MRP

B. LANDASAN TEORI 1. Inventory (Persedian)

Inventory perusahaan industri adalah barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini tergantung dari jenis dan proses usaha utama perusahaan.

Perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaan yaitu:  Bahan Baku (Direct Material)

 Barang dalam Proses ( Work in Process)  Barang Jadi (Finished Goods

2. Metode Peramalan

Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen. Seperti : ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.

Menentukan model peramalan yang relevan yang minimum digunakan dua model. Di model peramalan ini akan dibandingkan satu sama lainya. Alasan digunakan model moving average dan exponential smoothing adalah :

- Horison perencanaaan yang akan dibahas nantinya termasuk dalam klasifikasi jangka pendek ( 1 tahun ).

- Data historis mempunyai kecenderungan berpola trend.

3. Model moving average

Single Moving Average (SMA)

Moving average pada suatu periode merupakan peramalan untuk satu periode ke depan dari periode rata-rata tersebut. Persoalan yang timbul dalam penggunaan metode ini adalah dalam menentukan nilai t (periode rata-rata). Semakin besar nilai t maka peramalan yang dihasilkan akan semakin menjauhi pola data.

Secara sistematis, rumus fungsi peramalan metode ini adalah:

(3)

dimana :

N

X

X

...

X

F

t1

tN1

t1

t X1 = data pengamatan periode i N = jumlah deret

waktu yang digunakan

Ft+1 = nilai peramalan

t+1

4. Single Exponential Smoothing Pengertian dasar dari metode ini adalah : nilai ramalan pada periode t+1 merupakan nilai aktual pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.

Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :

t t 1 t

a

.

X

(

1

a

).

F

F

dimana :

Xt = data permintaan pada

periode t

a = faktor/ konstanta pemulusan Ft+1 = peramalan untuk periode t

5. Metode Material Requirement Planning

Sistem MRP disusun dengan maksud untuk menjawab pertanyaan kapan, berapa banyak dan apa suatu material yang dibutuhkan secara tepat tanpa mengeluarkan biaya besar.

Adapun tujuan utama dari MRP adalah :

a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.

b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat sistem penjadwalan. c. Menentukan pelaksanaan rencana

pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan pemesanan atau

pembatalan suatu pesanan harus dilakukan. d. Menentukan penjadwalan ulang atau

pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pesanan harus dilakukan.

6. Input Material Requirement Planning

Ada tiga input yang dibutuhkan dalam MRP, yaitu Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), Catatan Status Persediaan (Inventory Status File), dan Struktur Produk (Bill of Material).

 Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)

Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya

 Struktur Produk (Product Structure Record & Bill of Material)

Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :

- Jenis komponen

- Jumlah yang dibutuhkan - Tingkat penyusunannya

Selain ini ada juga masukan tambahan seperti :

- Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan

- Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.

 Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)

Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan :

- Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (On Hand Inventory ) - Jumlah barang dipesan dan kapan akan

(4)

- Waktu Ancang-ancang ( Lead Time ) dari setiap bahan. Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan.

(Wibisono, 2010)

7. Proses Perhitungan MRP

Pada proses ini dilakukan perhitungan untuk setiap komponen pada setiap periode waktu perencanaan.

a. Gross Requirement ( Kebutuhan Kotor )

Gross Requirement (Kebutuhan Kotor ) adalah jumlah kebutuhan kotor pada masing-masing periode waktu. Untuk produk akhir jumlah gross requirement diperoleh dari master production schedule. Sedangkan untuk komponen-komponen penyusun jumlah gross requirement ditentukan dari planet order release item induk atau item yang memiliki diatasnya dikalikan dengan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

b. On Hand Inventory ( Persediaan Di Tangan )

Menyatakan jumlah inventory yang tersedia pada waktu periode tertentu. Nilai on hand pada waktu periode diinputkan sesuai dengan jumlah persediaan saat ini. Nilai on hand pada periode berikutnya ditetapkan dengan rumus sebagai berikut :

OH1 = OHt-1+PORt – GRt-1 Dimana :

OHt = Persediaan awal pada

periode t

OHt-1= Persediaan awal pada periode t-1

PORt= Rencana penerimaan pada periode t-1

GRt-1= Kebutuhan kotor pada periode t-1 Untuk hasil perhitungan yang negatif pada

OHt, maka OHt = 0

c. Net Requirement ( Kebutuhan Bersih )

Net Requirement (Kebutuhan Bersih ) merupakan jumlah kebutuhan sebenarnya yang dibutuhkan pada masuing-masing periode waktu untuk memenuhi kebutuhan item.

Rumus yang digunakan adalah :

NRt = ( GRt – OHt )

Dimana :

NRt = Net Requirement pada periode t

GRt= Gross Requirement pada periode t

OH = On Hand pada periode t

Jika perhitungan negatif, maka NRt =0

d. Planned Order Receipts ( Rencana Penerimaan )

Planned Order Receipts ( Rencana Penerimaan ) merupakan jumlah dari pemesanan yang yang direncanakan yang telah ditetapkan. Planned Order Receipts ( Rencana Penerimaan ) pada suatu periode akan ada dengan sendirinya. Jika terdapat

Planned Order Receipts (Rencana

Penerimaan) suatu komponen pada periode tersebut (NRt, tidak bernilai nol).

e. Planned Order Release ( Rencana Pemesanan )

Planned Order Release ( Rencana Pemesanan ) menunjukkan kapan sejumlah order tertentu harus dilakukan sehigga dapat memenuhi kebutuhan komponen induknya disesuaikan dengan lead time masing-masing. Planned Order Release ( Rencana Pemesanan ) sama dengan Planned Order Receipt ditambah Lead Time.

Teknik Lot Sizing Teknik yang dipakai multi level produk adalah metode Mc Larren. Ada satu faktor yang menentukan keberhasilan Material Requirement Planning adalah perhitungan lot sizing. Teknik penentuan ukuran lot yang paling baik bagi suatu perusahaan tergantung pada hal-hal berikut ini:

 Variasi dari kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun periodenya.

 Lamanya horison perencanaan.

 Ukuran periodenya (mingguan, bulanan dan sebagainya)

(5)

a. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik EOQ ini di dasarkan pada asumsi bahwa kebutuhan bersifat kontinue trhadap pola permintaan yang stabil,ukuran kwantitas pemesanan’nya (lot sze) di tentukan dengan rumus:

EOQ = Q = C I AD 2 t dimana :

Q = kuantitas pemesanan yang ekonomis

AD = jumlah biaya pembelian (permintaan)

It = biaya penyimpanan

C = biaya simpan tahunan rupiah/unit (Ginting, 2007) C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanannya.

Operation Research menunjuk pada kegiatan yang sedang berlangsung, yakni bahwa penelitian yang dilakukan bukan menciptakan yang baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Action Research

menunjuk pada action, artinya tindakan. Dalam penelitian tindakan ini, peneliti melakukan sesuatu tindakan, yang secara khusus diamati terus menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.

2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai tanggal 05 Januari 2011 sampai dengan tanggal 05 Desember 2011. CV ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Pohon Korma di Desa Mlaki, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.

3. Metode Analisis Data

Dari hasil penelitian, kemudian dianalisa perhitungan dengan rumus :

a. Peramalan (Forecasting)

Dengan menggunakan rumus

Model moving Avarage

N

X

X

...

X

F

t1

tN1

t1

t dimana :

X1 = data pengamatan periode i

N = jumlah deret waktu yang digunakan

Ft+1 = nilai peramalan t+1

b. Membuat Jadwal Produksi untuk periode mendatang

c. Perhitungan Penghematan dengan penerapan MRP

d. Menentukan Kebutuhan Kotor e. Menentukan Kebutuhan Bersih

f. Menentukan Jumlah Pesanan (Ukuran Lot) Dengan menggunakan metode EOQ g. Perhtungan Penghematan Dengan Penerapan

MRP

3. Diagram Alur Penelitian

Study Pendahuluan

Pengambilan Data (data penerimaan) (data persedian bahan baku)

Observasi Lapangan Pengolahan Data (Moving average) (Exponential smoothing) Analisis Data

(Material Requirement Planning) Mulai

(6)

D. HASIL PENELITIAN

1. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Tanpa Metode MRP

No Nama Material Keb. / Meter Ongkos Simpan (Rp) Ongkos Pesan (Rp) Total Ongkos (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 Benang 60/2 R Benang 40/2 R Hitam slipper Merah baze Kuning indentren Hijau indentren Coklat naptol Biru baze 20 Ball 20 Ball 15 Kg 10 Kg 16 Kg 24 Kg 20 Kg 7 Kg 44000 36000 117 280 156,8 288 520 116,2 150.000 150.000 25.000 30.000 30.000 20.000 22.500 20.000 154.189 153.427 25.083 31.066 30.002 20.031 20.025 20.947 Total 81.478 447.500 454.770

Sumber data: CV Pohon Korma Pemalang Jadi total biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan metode lama adalah:

= Biaya kekurangan produksi + biaya simpan + biaya pemesanan

= Rp 2.471.616 + Rp 81.478 + Rp 447.500 = Rp 3.000.594

2. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Setelah MRP No Nama Material Banyaknya Pemesanan (kali) Ongkos Simpan (Rp) Ongkos Pesan (Rp) Total Ongkos (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 Benang 60/2 R Benang 40/2 R Hitam slipper Merah baze Kuning indentren Hijau indentren Coklat naptol Biru baze 1 1 1 1 1 1 1 1 43336,19 35456,88 174,9 270,3 156,48 278,6 495 107,7 150.000 150.000 25.000 30.000 30.000 20.000 22.500 20.000 193.336,19 185.456,88 25.174,9 30.270,3 30.156,48 20.278,6 22.995 20.107,7 Total 80.276,05 447.500 527.776,05

Sumber data: Hasil olahan data

3. Total Biaya Komponen Kain Byur

No Level Nama Komponen Jumlah

(Rp) Total (Rp) 1 2 3 A B K Lusi R1 : Benang 60/2 R HI : Hitam sliper MB: Merah baze KI : Kuning indentren HI: Hijau indentren CN: Coklat naptol BB: Biru baze R2: Benang 40/2 R Kain byur A : Lusi B : Pakan 193.336,19 25.174,9 30.270,3 30.156,48 20.278,6 22.995 20.107,7 185.456,88 342.319,17 185.456,88 Total 342.319,17 185.456,88 527.776,05

Sumber: Hasil olahan data

 Total Biaya Yang Dikeluarkan dengan Metode MRP = Biaya kekurangan dan kelebihan produk + biaya pesan + biaya simpan

= Rp 0,- + Rp 342.319,17 + 447.500 = Rp 789.819,17

 Penghematan Biaya

Jadi apabila perusahaan melakukan pembenahan di dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku, permintaan konsumen akan terpenuhi.

Penghematan biaya yang diperoleh sebesar: = 100% x MRP Tanpa Biaya Total MRP Dengan Biaya Total -MRP Tanpa Biaya Total = x 100% 3.000.594 789.819,17 -3.000.594 = 73,67% E. KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah kebutuhan material yang hares di sediakan adalah

Benang 60/2 R 20 ball Benang 40/2 R 20 ball Hitam sli p per 1 6 k g Merah baze 1 6 kg Kuning indentren 16 kg Hijau indentren 25,6 kg Coklat naptol 19,2kg Biru baze 16 kg

2. Jumlah optimum pemesanan material yang akan di beli adalah total Rp 527.776,05 di liat dari sate kali banyak'nya pemesanan dan penambahan antara ongkos simpan dan ogkos pesan dari nama kebutuhan material tersebut dalam tabel 4.19 3. Total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

sebelum dilakukan penelitian adalah sebesar Rp 3.000.594 dan setelah di lakukan penelitian biaya yang terjadi adalah Rp 789.819,17 penghematan yang terjadi sebesar Rp 2.210.774,83 efisiensi yang terjadi adalah sebesar = 73,67%

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis: Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan: Edisi Satu. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Dodogusmao. 2010. Material Requirement Planning. Dodogusmao’s blog.

Djunidi. 2005. EOQ, Multi Item All Unit Discount, Jarak Pemesanan. Surakarta: UMS.

http://pojokinfo.inventorypersediaan.2008.wordpress.com. waktu unggah//31 maret 2010. http://www.diskoperindagkap.pemalang.2007.com. waktu unggah//5 juni 2010.

http:// www.sobri-sukarie.2009.blogspot.com. waktu unggah//8 juni 2010.

Mudrichah. 2005. Sistem Akuntansi, Persediaan Bahan Baku. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Nurlaila W. 2007. Forecasting, Wagner-Within Algoritma MRP. Surabaya: ITS.

Rosnani, Ginting. 2007. Sistem Produksi: Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wibisono. 2009. Industrial and System Engineer. Surabaya: Wordpress. Waktu unggah//23 May 2010, Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Tanggung Jawab Hukum Para Pihak Dalam Tahap Prakontratual Pada

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed serta menganalisis sifat kimia limbah cair

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Rita Rahim (2013) dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit

(2)Kalau kewajiban yang dimaksudkan pada ayat pertama dipenuhi dengan seksama, maka kepada mereka yang berkewajiban pajak karena menerima upah, tidak dikenakan

Penelitian ini mendapatkan persentase anak yang memiliki perkembangan yang normal lebih tinggi pada anak dengan status gizi normal (82,2%) daripada anak

Yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau dua

Hubungan antara self-efficacy, konsep diri, dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek: Penelitian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN