• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 19 September 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 19 September 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

        

 

               

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Kendati dari lagging indikator mengkonfirmasikan IHSG dalam trend konsolidasi, Namun sisi lainya, sinyal up reversal bagi indeks bursa domestik ini potensial bisa terjadi, seperti tercermin dari stochastic yang menunjukan IHSG berada dalam area jenuh jual, indikasinya potensi pelemahan mulai terbatas dan terbuka peluang untuk upside..

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5208.142 +19.958 6040 6284.384

LQ-45 886.764 +8.104 1903 3770.545

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG ditutup naik dengan kenaikan sebesar 19,96 poin (0,39%) dari 5.188,18 menjadi 5.208,14, dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Dari dalam negeri, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2014 tercatat sebesar US$290,6 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2014 sebesar US$284,9 miliar. Dari AS, dalam pertemuan bulanan FOMC yang diadakan 16-17 September, Gubernur the Fed, Yellen menegaskan suku bunga belum akan dinaikkan dalam waktu dekat sehubungan dengan pemulihan kondisi ekonomi AS paska krisis. The Fed kembali memastikan bahwa suku bunga AS akan tetap berada di dekat level 0% dalam jangka waktu yang belum ditentukan setelah program stimulus pembelian obligasi berakhir pada Oktober tahun ini. Namun the Fed memprediksi suku bunga akan naik menjadi 1,375% pada akhir 2015 dan naik menjadi 3,75% pada akhir 2017. Terkait kapan akan suku bunga akan dinaikkan, akan bergantung pada kondisi ekonomi AS. Sementara itu, the Fed masih melanjutkan program pembelian obligasi bulanan menjadi US$15 miliar. Selain itu, the Fed memproyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun depan berada di kisaran 2,6-3,0%, lebih lambat dari 3,0-3,2% yang diproyeksikan tiga bulan lalu. The Fed juga berpendapat tingkat pengangguran akan membaik dari posisi saat ini 6,1% menjadi 5,4-5,6% pada akhir tahun 2015. Dari regional, ekspor Jepang tercatat turun 1,3% YoY di Agustus, lebih rendah dari estimasi yang memperkirakan penurunan 2,6%. Sementara impor Jepang turun 1,5% YoY sehingga defisit perdagangan Jepang tercatat mencapai 948,5 miliar yen atau US$8,7 miliar. Dari China, harga rumah baru China turun di hampir semua kota pada bulan Agustus karena pengetatan kredit yang berkelanjutan sehingga mengakibatkan harga turun dan pembelian melambat. Penjualan rumah dilaporkan turun 11% dalam delapan bulan pertama tahun ini ditengah melambatnya pemulihan ekonomi, setelah perbankan melakukan pengetatan kredit properti untuk menekan risiko kredit macet. Indeks Nikkei 225 ditutup naik sebesar 178,90 poin dari 15,888.67 menjadi 16,067.57. Indeks Shanghai Composite juga ditutup naik sebesar 8,04 poin (0,35%) dari 2.307,89 menjadi 2.315,93. Sebaliknya, indeks Hang Seng ditutup turun sebesar 207,69 poin (0,85%) dari 24.376,41 menjadi 24.168,72. Adapun mayoritas bursa Eropa tentatif bergerak naik merespon pernyataan the Fed.

Sentimen global masih dominan, baik dalam hal politik, keamanan mau pun ekonomi. The Fed dalam FOMC lalu memutuskan untuk mempertahankan Fed Fund Rate di level 0%-0,25%, seperti perkiraan. The Fed juga melanjutkan pengurangan (tapering off) stimulus hingga Oktober atau November 2014. Meski demikian kemungkinan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga rendah selama beberapa waktu, karena masih ada data ekonomi AS yang lemah. Data housing starts AS bulan Agustus 2014 jatuh 14,4% MoM, meski data lain yaitu jobless claims mingguan AS turun menjadi 280.000. Keputusan The Fed itu direspon positif oleh pasar global, sehingga mengapresiasi US dolar. Nilai rupiah melemah menembus Rp 12.000/USD. Depresiasi rupiah itu selain terimbas apresiasi US dolar, juga karena pembayaran cicilan utang luar negeri di akhir triwulan III 2014. Meski demikian pasar global dan domestik diprediksi bergerak volatil menanti hasil referendum Skotlandia. Polling referendum Skotlandia telah ditutup dan memulai penghitungan suara referendum kemerdekaan. Saat ini muncul kekhawatiran efek domino di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Referendum Skotlandia dikhawatirkan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk melakukan gerakan pemisahan diri menuju kemerdekaan. Sentimen lain adalah rencana AS untuk melakukan serangan ke ISIS di Irak, dimana Perancis dan Australia menyatakan siap bergabung membantu AS. AS juga mengesahkan rencana mempersenjatai pemberontak Suriah. Sementara itu militer Ukraina meminta bantuan AS sehubungan konflik dengan Rusia. Hal tersebut dikhawatirkan memicu kenaikan harga minyak. Selain itu rerata harga rumah baru di Cina turun yang menjadi sinyal perlambatan ekonomi di Cina. Katalis dari domestik adalah pernyataan sikap Partai Demokrat yang mendukung Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) secara langsung. Artinya, PD menolak RUU Pilkada yang diusung oleh koalisi Merah Putih. Hal itu sejalan dengan sikap koalisi PDIP-P. Meski belum bisa disebut sebagai rekonsiliasi dengan koalisi PDI-P, tetapi setidaknya itu menjadi bentuk dukungan di DPR. Jika hal itu berlanjut ke rekonsiliasi, maka konstelasi politik di DPR berubah. Kekuatan suara koalisi PDI-P di DPR menjadi 51,08% dibandingkan suara koalisi Merah Putih 48,92%. Hal itu akan mendukung pemerintahan Jokowi-JK nantinya dalam kaitannya dengan anggaran atau regulasi. Bursa domestik diprediksi bergerak fluktuatif di 2 arah dengan kecenderungan menguat.

DAILY REPORT

19 September 2014

•Pendapatan TLKM 1H14 naik 8.4% YoY

•TLKM bersama Telstra Australian bangun kabel laut SEA-US •DSSA tingkatkan modal di PT Bumi Kencana Eka Sejahtera •ANTM naikkan capex menjadi USD 220 juta

•ADRO telah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemerintah •MEDC turunkan rasio utang, kurangi beban operasional sebesar 15% •PTPP akan kembangkan bisnis propertinya hingga ke Australia •PTPP akan dapatkan 15% saham tol Medan-Tebing Tinggi •WIKA garap proyek USD 1 miliar

•ADHI revisi target kontrak baru

•META bukukan laba bersih 1H14 Rp49,68 miliar •SGRO akan turunkan penjualan ekspor •KKR beli lagi 10% saham AISA •AISA akan spin off bisnis perkebunan •SMGR revisi turun target penjualan

•PT Krakatau Posco mulai produksi 2000-3000 ton plat baja •SMCB finalisasi pinjaman Rp 2 triliun

•Anak usaha DART akan terbitkan notes USD 200 juta •JPFA turunkan capex menjadi Rp 1,4 triliun •J-Trust tawar BCIC RP 4,3-5,7 triliun •Pendapatan CANI 1H14 turun 13,95% YoY •ASSA anggarkan capex 2015 sekitar Rp800 miliar •Obligasi valas MPMX oversubscribed 7x •Red Planet tambah kepemilikan saham di PSKT •Salah satu direksi KPIG jual sebagian sahamnya •BJBR siapkan obligasi dan rights issue

Support Level 5191/5174/5162 Resistance Level 5221/5234/5250

Major Trend Up

(2)

         

               

 

 

19 September 2014

19 September 2014

Pendapatan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) selama semester I 2014 tercatat sebesar Rp43,54 triliun atau naik 8,4% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp40,16 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini sesuai dengan proyeksi manajemen Telkom. Pertumbuhan pendapatan pada semester I 2014 ini didominasi oleh pertumbuhan pendapatan dari sektor data, internet, dan pelayanan TI yang mencatat pertumbuhan sebesar 16,0% dari Rp15,04 triliun menjadi Rp17,44 triliun. Sementara itu, pendapatan dari seluler (Voice) mencapai Rp 15,40 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp16.38 triliun atau tumbuh sebesar 6,4%. Selain itu, anak usaha TLKM, Telkomsel mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10% menjadi Rp 31,33 triliun.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) bersama Telstra Australian serta 7 operator telekomunikasi lintas negara lainnya akan membentuk konsorsium untuk membangun kabel laut SEA-US senilai USD250 juta. Rencananya pembangunan kabel laut itu meliputi pembangunan serat optik sepanjang 15000 km yang akan menghubungkan Manado-Los Angeles. Dikatakan bahwa dalam proyek ini TLKM akan berkontribusi 28.5% atau sekitar USD74.5 juta.

Anak usaha Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Telkomsel, telah membangun 9.696 menara pemancar BTS baru selama semester I 2014. Adapun sekitar 75% diantaranya adalah BTS 3G untuk mendukung bisnis digital. Hingga akhir Juni 2014, total BTS on air mencapai 79.560 atau tumbuh 27,9% dari tahun lalu.

Pembangunan Perumahan (PTPP) tahun 2015 berencana akan mangembangkan bisnis propertinya hingga ke Australia. Perseroan akan mempersiapkan dana investasi sekitar Rp1,6 hingga Rp1,7 triliun rupiah untuk membangun kawasan residensial dan juga komersial di Perth, Australia. PTPP akan menggandeng mitra lokal dengan membentuk perusahaan patungan atau joint venture, dengan porsi kepemilikan 85-90% dimiliki oleh PTPP dan sisanya 10%-15% dimiliki oleh mitra lokal.

Pembangunan Perumahan (PTPP) akan mendapatkan porsi saham sekitar 15% dari proyek pengerjaan ruas tol Medan-Tebing Tinggi. Proyek Medan – Tebing Tinggi merupakan proyek yang akan dikerjakan oleh konsorsium BUMN konstruksi dengan total nilai proyek mencapai Rp4 triliun. Perseroan akan mengandalkan fasilitas pinjaman dari perbankan guna mencukupi kebutuhan dana dalam proyek tersebut. Per Juni 2014, PTPP masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 1,02 triliun. Dengan posisi kas sebesar itu, perseroan masih memiliki leverage yang cukup untuk mendapatkan pendanaan lain

Adhi Karya (ADHI) merevisi target kontrak baru tahun ini menjadi sebesar Rp 15,2 triliun dari semula Rp 21,1 triliun. Hingga Agustus 2014, perseroan memperoleh kontrak senilai Rp 4,5 triliun. Revisi target kontrak baru terjadi karena mundurnya beberapa proyek yang semula ditargetkan perseroan. Beberapa kontrak yang mundur antara lain proyek infrastruktur pemerintah menyusul revisi APBN 2014. Adhi Karya (ADHI) melalui anak usahanya yaitu PT. Adhi Persada Properti (APP) akan membangun apartemen dengan lokasi yang berdekatan dengan universitas terkemuka di Indonesia. Pada semester I 2014, ADHI membukukan laba bersih Rp 59,9 miliar. Sedangkan APP mencatatkan laba bersih Rp 34,5 miliar. Dengan porsi kepemilikan saham ADHI atas APP sebesar 97,93%, maka laba yang dikontribusikan ke induk usahanya tersebut adalah Rp 33,8 miliar. Selain apartemen yang menyasar mahasiswa, APP juga sedang mengembangkan mixed-used complex Grand Dhika City Bekasi di lahan seluas 10 ha, tepat di depan pintu tol bekasi timur. APP juga sedang membangun apartemen kelas menengah ke atas yaitu Grand Dhika Mansion Pejaten.

Adhi Karya (ADHI) tengah mengajukan proposal kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, guna melanjutkan proyek

monorel. Perseroan telah menemui Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta untuk membuat anak usaha antara Adhi Karya dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) guna menggarap proyek tersebut. Total pembangunan jalur monorel tersebut mencapai 65 km dibangun dalam 2 tahap yaitu Bekasi- Cawang dan Cibubur-Cawang, kemudian tahap II adalah Pal Merah-Pluit. Rute monorel tersebut akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti commuter line. Proyek tersebut juga akan memanfaatkan tiang monorel yang sudah ada. Paparan ADHI menyebutkan untuk mengatasi kemacetan sudah luar biasa maka tidak bisa membangun moda transportasi di pusat kota saja, tetapi harus dari sub urban menuju urban. Hasil kajian mendapatkan indikasi traffic asal besar Bekasi Bogor Cibubur. Sekitar 70% proyek tersebut akan dibiayai dari utang dan 30% sisanya dari dana urunan antara Adhikarya dan BUMD.

Wijaya Karya (WIKA) akan menggarap sejumlah proyek di 5 negara di Asia dan Timur Tengah. Total nilai kontrak sebesar USD 500 juta hingga USD 1 miliar. Perseroan akan menggarap proyek jalan tol di Aljazair dan Timor Leste. WIKA juga membangun menara dan gedung tinggi di Myanmar dan Arab Saudi, serta pembangunan mal di Kuching, Malaysia. Perseroan akan menggalang dana sekitar Rp 1 triliun dari pasar modal pada akhir tahun ini atau awal 2015.

Nusantara Infrastructure (META) membukukan laba bersih sebesar Rp49,68 miliar pada semester I/2014, meningkat 167% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp18,62 miliar. Perseroan meraih pendapatan Rp249,62 miliar atau naik 73% dari posisi semester I/2013 sekitar Rp144,63 miliar. Pertumbuhan kinerja pada semester pertama tahun ini memperkuat posisi perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis, sekaligus mengembangkan anak usaha dan berinvestasi lebih lanjut di sektor infrastruktur.

Adaro Energy (ADRO) telah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemerintah. Dikatakan bahwa dalam kontrak tersebut terdapat 6 poin renegosiasi, salah satunya kewajiban divestasi dan penciutan lahan dari 34,940 ha menjadi 15,000 ha. Dengan demikian ADRO telah Aneka Tambang (ANTM) menaikkan target belanja modal tahun depan menjadi USD 210-220 juta dari rencana awal USD 140-150 juta. Penambahan capex menyusul adanya penundaan pembayaran tarif kontraktor senilai USD 70 juta. Saat ini, perseroan menjajaki pinjaman senilai USD 100 juta untuk membiayai capex 2015.

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) telah melakukan peningkatan modal di anak usahanya PT Bumi Kencana Eka Sejahtera dari Rp189.54 miliar menjadi Rp392.54 miliar. Setelah penambahan modal, perseroan menguasai 99.999% saham PT Bumi Kencana Eka Sejahtera dan porsi kepemilikan PT Sinar Mas Cakrawala sahanya sebesar 0,001%. Medco Energi Internasional (MEDC) berupaya keras menurunkan rasio utang guna memberikan ruang untuk berekspansi. Pada tahun depan, utang jatuh tempo perseroan mencapai US$343 juta di mana pada tahun ini perseroan berencana untuk melunasi hingga separuhnya yaitu US$170 juta. MEDC berhasil mengurangi beban biaya operasional sebesar 15% dari AS$ 49 juta pada triwulan kedua tahun 2013 menjadi AS$ 41 juta di triwulan II 2014. Selain itu, biaya produksi migas juga dapat hingga 18% dari AS$ 255 juta pada triwulan II 2013 menjadi AS$ 208 juta untuk periode yang sama pada tahun ini. Perseroan berhasil menambah pendapatan dari penjualan gas menjadi AS$ 159 juta di triwulan II tahun ini dibanding AS$ 144 juta pada triwulan II tahun 2013. Dengan keberhasilan renegosiasi kenaikan harga jual gas rata-rata menjadi AS$ 6,55 per MMBTU atau sebesar 27% lebih tinggi dari harga jual gas rata-rata sebesar AS$ 5,16 per MMBTU pada triwulan II 2013. Untuk triwulan II 2014, total penjualan dan pendapatan dari semua unit usaha perseroan sebesar AS$ 360 juta. Adapun pendapatan dan penjualan ini belum termasuk kontribusi produksi dari aset Tunissia yang baru saja diakuisisi perseroan.

(3)

         

               

 

 

19 September 2014

19 September 2014

Medco Energi Internasional (MEDC) mulai tahun 2014 hingga 2016 menganggarkan belanja modal (capex) mencapai USD 1,4 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek perseroan baik di dalam negeri dan luar negeri. Porsi domestik sekitar USD 1,1 miliar, di luar domestik USD 300 juta. Sekitar USD 300 juta dana belanja modal untuk proyek luar negeri dan rencananya akan dialihkan untuk pengembangan blok Libya dan Yaman. Sedangkan Blok Tunisia di luar dana tersebut. Tetapi kebutuhannya sampai tahun 2018 Medco membangun proyek sendiri. Belanja modal sebesar USD 1,4 juta, sedangkan untuk tahun ke depan itu sekitar USD 570 juta. Beberapa pencapaian Medco Energi International (MEDC) hingga Agustus 2014 diantaranya adalah perseroan telah menandatangani jual beli gas dengan Panca Amara Utama (PAU) untuk memasok gas sejumlah 55 juta kaki kubik dari Blok Senoro Toili ke pabrik amonia milik PAU dengan total volume gas sebesar 248.200 juta kaki kubik selama masa kontrak. Proyek Senoro sudah mencapai target penyelesaian 86% pada bulan Agustus 2014. Fasilitas gas akan siap beroperasi pada triwulan I 2015. Pembangunan kilang Donggi Senoro telah menyelesaikan Project Financing sebesar USD 1,2 miliar pada tanggal 23 Mei 2014. Kemajuan pekerjaan infrastruktur di lokasi telah mencapai 61% dan rig pengeboran siap tajak di bulan September 2014. Persetujuan komersialisasi kedua untuk wilayah operasi Area 47 telah diperoleh dari Pemerintah Libya di bulan September 2014. Persetujuan ini akan menambah cadangan 2P (Terbukti dan Terduga) perseroan dan juga meningkatkan produksi migas secara signifikan nantinya. Perseroan juga telah menyelesaikan pembelian 100% saham Storm Ventures International (Barbados) Ltd. dengan Chinook Energy Inc. untuk kepemilikan hak partisipasi di 8 wilayah kerja E&P Migas di Tunisia.

Sampoerna Agro (SGRO) akan menurunkan penjualan ekspor minyak sawit mentah menjadi sekitar 5% dari tahun-tahun sebelumnya 10%-15%. Selain untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang sudah melampaui produksi, hal tersebut juga dilakukan untuk menyiasati penurunan harga minyak sawit mentah (CPO). Sepanjang semester I/2014, SGRO telah menyerap belanja modal Rp380 miliar dari total yang dianggarkan Rp1 triliun. Anggaran capex akan didominasi penggunaannya untuk pengembangan kelapa sawit sebagai komoditi utama perseroan, yakni sbesar 80% dan sisanya sebesar 20% untuk pengembangan tanaman sagu dan karet.

Unilever Indonesia (UNVR) kembali menaikkan harga produknya sebesar 5% demi melepas tekanan terhadap profitabilitas perseroan. Selama ini perseroan telah melakukan efisiensi dan inovasi namun tekanan tetap terjadi. Dalam menaikkan harga tersebut, perseroan juga sudah mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat dan persaingan dengan kompetitor. Kenaikan harga yang diberlakukan sejak 15 September tersebut antara laint terkait dengan berlanjutnya depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS. Sebelumnya, pada akhir Maret, perseroan telah menaikkan harga sekitar 4%-5%. Unilever Indonesia (UNVR) menargetkan pembangunan pabrik Oleochemical melalui sister company perseroan yang tidak dikonsolidasikan, PT Unilever Oleochemical dapat beroperasi pada kuartal I-2015. Perseroan menargetkan operasi pertama ini dapat langsung memproduksi secara optimal yakni sekitar 200 ribu ton, dimana sekitar 15-20% untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya 80% diekspor ke sister company lain di Asia, Eropa, Amerika.

Perusahaan investasi global asal AS, Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR) akan membeli lagi 10% saham Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food (AISA). Dengan demikian, KKR akan menguasai 26% saham AISA. KKR siap menyerap sebanyak 292 juta saham baru AISA yang diterbitkan melalui mekanisme penambahan modal tanpa HMETD. Harga pelaksanaan tersebut sebesar Rp 2.250 per saham. AISA berencana mengakuisisi pabrik susu yang telah beroperasi dengan kapasitas produksi 7.800 per bulan. AISA akan menggunakan dana hasil non-HMETD untuk membangun pabrik beras ke-5 dan 6 di Jawa

Timur. Pabrik berkapasitas 120 ribu tpa itu akan dibangun pada kuartal IV-2014.

Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food (AISA) berniat melakukan pemisahan (spin off) bisnis perkebunan karena perseroan akan fokus pada bisnis makanan dan minuman. Spin off dilakukan melalui IPO Saham Bumiraya Investindo. Dana yang diincar mencapai Rp 400 miliar. KKR dan Bunge Agribusiness Singapore Ptd Ltd akan bertindak sebagai pembeli siaga saham Bumiraya. Dengan demikian, saham AISA d Bumiraya akan terdilusi di bawah 50%.

Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) merevisi turun target belanja modal tahun ini menjadi Rp 1,4 triliun dari rencana awal Rp 1,9 triliun. Penurunan tersebut menyusul penundaan beberapa kegiatan ekspansi tahun ini. Rencana penggunaan belanja modal ditujukan untuk membiayai penambahan kapasitas pakan ternak dan count dryer senilai Rp 300 miliar, ekspansi breeding farm senilai Rp 600 miliar dan lanjutan proyek spill over yang sudah berjalan sejak tahun lalu. JPFA juga berniat menggunakan sebagian belanja modal tersebut untuk membiayai perluasan pabrik pakan ikan dan udang di Purwakarta dan Medan. Perseroan juga menggunakan sebagian belanja modal untuk membiayai pengolahan ikan air tawar guna diekspor ke Amerika Serikat.

PT. Varia Usaha, anak perusahaan Semen Indonesia (SMGR), memperkuat armada transportasinya dengan meluncurkan 65 unit truk baru dengan investasi sekitar Rp 65 miliar untuk memperlancar distribusi semen ke sejumlah daerah. Armada transportasi baru tersebut terdiri atas 50 unit truk bulk tronton dan 15 unit truk bulk. Saat ini Varia Usaha memiliki armada truk sebanyak 1.080 unit. Varia Usaha adalah anak usaha Semen Indonesia yang bergerak di bidang transportasi, perdagangan semen dan bahan bangunan, perdagangan barang industri, serta perdagangan barang tambang. SMGR membutuhkan alat transportasi yang memadai seiring dengan perkembangan Semen Indonesia yang menargetkan penjualan 31,8 Juta ton semen tahun 2014. Dengan kekuatan 1.080 unit truk dan armada transportasi lain, saat ini SMGR menguasai sekitar 29% pasar angkutan produk Semen Indonesia. Khusus 15 unit bulk truck yang diluncurkan tersebut, merupakan produk sendiri dari pabrikan mesin PT Varia Usaha, sehingga lebih efisien dalam biaya dan kecepatan produksinya.

Semen Indonesia (SMGR) memperkirakan pertumbuhan penjualan semen domestik perseroan sepanjang 2014 akan melambat yakni hanya 4,5% atau sekitar 27 juta ton. Padalah target awal yang dipatok perseroan adalah tumbuh 6%. Penjualan semen sepanjang tahun lalu mencapai 25,44 juta ton. Adapun hingga Agustus 2014, penjualan semen perseroan hanya tumbuh 3,7% mencapai 16,48 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama 2013.

Holcim Indonesia (SMCB) sedang memfinalisasi fasilitas pinjaman baru senilai Rp 2 triliun. Perseroan menginginkan pinjaman bertenor 3-4 tahun. Pinjaman tersebut diharapkan dapat diperoleh pada November 2014. Perseroan akan menggunakan pinjaman sebesar Rp 1,2 triliun untuk melunasi utang bank, sisanya Rp 800 miliar untuk penambahan belanja modal tahun depan. Saat ini, SMCB fokus menyelesaikan pembangunan pabrik Tuban 2. Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada 2015, dengan kapasitas produksi sebanyak 1,7 juta ton.

Krakatau Steel (KRAS) melalui PT Krakatau Posco mulai memasok 2000-3000 ton plat baja setiap bulannya ke sektor perkapalan. Sebelumnya perseroan mengalami permasalahan pada fasilitas produksi sehingga tak dapat memasok baja dan saat ini telah berhasil diperbaiki. Perseroan optimis dapat memenuhi target produksi 1.9 juta ton pada tahun 2014 ini.

Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) mendapatkan permintaann hingga US$1,4 miliar untuk penerbitan obligasi berdenominasi valas atau

(4)

         

               

 

 

19 September 2014

19 September 2014

oversubscribed hingga tujuh kali. Perseroan pada akhirnya hanya menyerap US$200 juta dari keseluruhan permintaan yang masuk tersebut. Surta utang senior itu memiliki tenor 5 tahun dengan imbal hasil final ditetapkan pada level 6,75%. Obligasi tersebut telah mendapatkan rating BB- dengan outlook stabil dari Fitch Ratings serta B+ dari Standard & Poor.

Pendapatan Capitol Nusantara Indonesia (CANI) mengalami penurunan pendapatan sebesar 13,95% hingga periode Juni 2014 menjadi US$17.82 juta dibandingkan pendapatan pada periode tahun sebelumnya yang US$20,70 juta. Beban pokok turun jadi US$14,63 juta dari tahun sebelumnya senilai US$16,96 juta dan laba bruto turun jadi US$3,19 juta dari tahun sebelumnya senilai US$3,74 juta. Sementara laba usaha turun jadi US$1,72 juta dari tahun sebelumnya senilai US$42,62 juta. Laba sebelum pajak turun menjadi US$703,59 ribu dari tahun sebelumnya senilai US$1,25 juta. Sementara laba neto tercatat US$467,63 ribu turun dari tahun sebelumnya senilai US$501,53 ribu.

Adi Sarana Armada (ASSA) menganggarkan belanja modal sekitar Rp800 miliar untuk tahun 2015 mendatang. Capex ini akan digunakan untuk pembelian armada baru perseroan sebanyak4200 unit, terdiri dari 2000 unit untuk replacement mobil yang usia 4 tahun dan 2200 unit untuk dijual. Nilai investasi Rp800 miliar untuk armada baru tersebut. Perseroan juga mengalokasikan sekitar Rp60 miliar sampai Rp90 miliar untuk pembangunan kantor cabang. Sumber pendanaan capex akan berasal dari pinjaman perbankan. Manajemen ASSA menyatakan tak khawatir atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), karena mahalnya harga BBM ditanggung oleh para konsumen. Kenaikan harga BBM tersebut nantinya akan membuat konsumen melakukan efisiensi, tapi tidak akan mengurangi jumlah sewa mobil karena konsumen hanya akan melakukan pergantian mobil. Kenaikan harga BBM akan memberi keuntungan tersendiri bagi perseroan. Kenaikan BBM berdampak pada inflasi yang kemudian mendorong harga jual mobil bekas.

Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2014 yag diselenggarakan Garuda Indonesia (GIAA) berhasil membukukan transaksi Rp 223,065 miliar dan mendatangkan pengunjung 113.251 orang pada dua pameran pariwisata yang dilaksanakan di JCC, Jakarta, 11-13 April 2014 dan 12-14 September 2014. Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) kedua yang dilaksanakan 12-14 September 2014 membukukan transaksi mencapai Rp 152,265 miliar dan jumlah pengunjung mencapai 68.527 orang, meningkat 115% dibanding GATF pertama pada 11-13 April 2013 yang membukukan transaksi sebesar Rp 70,8 miliar dan jumlah pengunjung 44 ribu pengunjung Bumi Serpong Damai (BSDE) menargetkan dapat memberi tambahan marketing sales (pra-penjualan) sebesar Rp 3 triliun hingga akhir tahun. Untuk mendukung target tersebut perseroan menggandeng mitra strategis yakni Hongkong Land, perusahaan pengembang properti asal Hongkong, yang telah dilakukan sejak Agustus2014. Kerja sama itu untuk memperkenalkan dan memasarkan residensial premium, condominium, commercial mixed use dengan konsep front-resort yang akan dibangun di kawasan premium seluas 68 ha. Di semester II 2014 juga menargetkan perolehan dari penjualan proyek-proyek properti di BSD City, Grand Wisata dan Grandcity Balikpapan. Dengan adanya target tambahan marketing sales dari proyek-proyek tersebut, BSDE optimis target marketing sales sebesar Rp 6 triliun dapat tercapai.

Pemegang saham utama Pusako Tarinka (PSKT), Red Planet Holdings Indonesia Limited, menambah kepemilikan saham di perseroan sebesar 60.000 saham di pasar dengan harga Rp700/saham atau total transaksi mencapai Rp42.000.000. Adapun transaksi dilakukan pada 15 September 2014. Dengan demikian maka total kepemilikan Red Planet Holdings menjadi 876.062.470 lembar atau 64,75%.

Salah satu anggota direksi MNC Land (KPIG) yakni Michael S

Dharmajaya, melakukan penjualan sebagian kepemilikan sahamnya dalam perseroan sebanyak 40.000 lembar saham pada harga Rp1340-1350/saham. Adapun nilai nominal transaksi mencapai Rp53.800.000. Pelepasan saham ini bertujuan transaksi untuk menutupi kebutuhan keluarga. Dengan demikian sisa kepemilikan Michael S. Dharmajaya menjadi 2.457.100 saham atau 0,04% dari total saham KPIG.

Entitas anak yang dimiliki seluruhnya oleh Duta Anggada Realty (DART) dan didirikan berdasarkan hukum negara Singapura akan menerbitkan efek bersifat utang. Perseroan akan menerbitkan notes dengan jumlah sebanyak-banyaknya USD 200 juta, dengan tingkat suku bunga paling tinggi sebesar 13% dan jangka waktu selama-lamanya 5 tahun. Dana hasil penerbitan notes akan dipinjamkan kepada DART dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman, ekspansi usaha, pembelian tanah maupun akuisisi perusahaan realty. J Trust Co Ltd dikabarkan mengajukan penawaran akuisisi 99,99% saham LPS di Bank Mutiara (BCIC) sebesar 3-4x dari rasio harga saham terhadap nilai buku (PBV) atau berkisar Rp 4,31-5,74 triliun. Meskipun sejumlah bank telah menaikkan tarif transaksi ATM, namun hingga saat ini Bank Central Asia (BBCA) belum berencana menaikkan biaya tersebut karena perseroan masih memiliki margin yang cukup. Namun jika memang kenaikan tarif ATM merupakan suatu keharusan, maka perseroan akan mengambil langkah serupa seperti bank lainnya menaikan tarif tersebut. Adapun kenaikan biaya transaksi ATM telah disetujui BI. Kenaikan biaya transaksi terhitung pada 1 November 2014 dari Rp 5000 menjadi Rp 7500 per transaksi.

Bank Central Asia (BBCA) menyatakan siap untuk menjadi Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN). Sebelumnya sudah ada beberapa bank yang menjadi Bank Administrator seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Permata (BNLI). Namun BCA akan memilih internet banking ketimbang ATM dalam mengintegrasikan sistemnya dengan self regulatory organization (SRO) tersebut. Perseroan tidak ingin menganggu fungsi dari ATM yang dimiliki saat ini, karena transaksi yang sudah cukup tinggi di ATM BCA.

Bank Central Asia (BBCA) menganggarkan belanja modal (capex) khusus IT sebesar Rp 1,8 triliun – Rp 1,9 triliun, setara 55%-60% dari total capex yang dianggarkan tahun 2014 sebesar Rp 2,5 triliun - Rp 2,7 triliun.

Bank Jabar Banten (BJBR) menanggapi positif wacana presiden Indonesia terpilih, Joko Widodo bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan holding company terhadap bank-bank daerah. Melalu konsep holding company tersebut, diharapkan akan membawa dampak bagi permodalan perbankan menjadi lebih baik lagi. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) berniat mencari dana tambahan melalui penerbitan obligasi dan rights issue untuk ekspansi kredit, penambahan modal anak perusahaan serta mengakuisisi bank pembangunan daerah lainnya. Adapun rencananya penerbitan obligasi akan dilakukan secara bertahap pada semester II/2014 dan 2016 sedangkan rights issue pada 2016.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memastikan strategi pertumbuhan anorganik tidak akan dilakukan tahun ini. Hal ini berarti bahwh perseroan akan mengakuisisi perusahaan lain pada 2015.

Bank Danamon Indonesia (BDMN) tengah mengkaji bisnis model baru untuk mencapai target perseroan memiliki pangsa pasar usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 5%. Adapun bisnis model baru tersebut juga tengah dikaji mengingat persaingan di segmen UKM kian ketat. Persaingan tersebut dipacu regulasi yang menetapkan porsi kredit UMKM mencapai 20% untuk tiap entitas bank pada 2018 serta tingginya margin segmen ini.

(5)

      

 

 

 

 

 

19 September 2014

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 93,13 0,06 TLKM (US) 48 14.232 9

Natural Gas (US$)/mmBtu 3,90 -0,01 ANTM (GR) 0,06 1.099 -93

Gold (US$)/Ounce 1224,13 -1,06

Nickel (US$)/MT 17905,00 -175,00

Tin (US$)/MT 21250,00 100,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 65,80 --

Coal (RB) (US$)/MT* 67,91 --

CPO (ROTH) (US$)/MT 755,00 -15,00

CPO (MYR)/MT 2127,00 11,50

Rubber (MYR/Kg) 609,50 -2,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 725,11 -0,46 *weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17265,99 0,64 4,16 15,28 14,12 2,87 2,65 4.962,3

USA NASDAQ COMPOSITE 4593,43 0,68 9,98 22,36 18,56 3,50 3,17 7.218,2

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6819,29 0,57 1,04 14,15 13,06 1,86 1,77 1.438,4

CHINA SHANGHAI SE A SH 2424,44 0,35 9,48 9,11 8,07 1,26 1,12 2.737,7

CHINA SHENZHEN SE A SH 1336,21 0,64 21,05 22,62 17,87 2,65 2,34 1.739,0

HONG KONG HANG SENG INDEX 24168,72 -0,85 3,70 11,11 10,23 1,33 1,23 1.910,9 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5208,14 0,38 21,85 16,88 14,38 2,97 2,61 406,1

JAPAN NIKKEI 225 16067,57 1,13 -1,37 18,00 16,04 1,56 1,46 2.798,3

MALAYSIA KLCI 1845,32 0,08 -1,16 16,80 15,33 2,13 1,99 323,0

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3297,29 0,02 4,10 14,56 13,41 1,33 1,26 428,4

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 11.982,50 12,50 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0001

EUR/IDR 15.479,11 30,42 EUR / USD 1,29 -0,0005

JPY/IDR 110,11 -0,29 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.451,49 -6,71 SGD / USD 0,79 -0,0006

AUD/IDR 10.759,81 8,99 AUD / USD 0,90 -0,0010

GBP/IDR 19.676,82 129,28 GBP / USD 1,64 0,0025

CNY/IDR 1.951,10 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000

MYR/IDR 3.692,60 -19,45 MYR / USD 0,31 -0,0016

KRW/IDR 11,48 -0,01 100 KRW / USD 0,10 0,0000

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.45

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15

(6)

      

 

 

 

 

 

19 September 2014

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description Aug'14 Jul'14 Description Rate (%)

Inflation YTD % 3.42 2.94 SBI (9M) 6,9726

Inflation YOY % 3.99 4.53 SBIS (9M) 6,9726

Inflation MOM % 0.47 0.93

Foreign Reserve (US$) 111.22 110.54

GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

19 Sep US Leading Index Turun menjadi 0.4% dari 0.9%

22 Sep US Existing Home Sales Naik menjadi 5.19 juta dari 5.15 juta 22 Sep US Existing Home Sales MoM Turun menjadi 0.8% dari 2.4% 24 Sep US New Home Sales Naik menjadi 430 ribu dari 412 ribu 24 Sep US New Home Sales MoM Naik menjadi 4.4% dari -2.4%

25 Sep US Initial Jobless Claims --

25 Sep US Continuing Claims --

25 Sep US Durable Goods Orders Turun menjadi -17.1% dari 22.6% 26 Sep US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 4.5% dari 4.2%

26 Sep US GDP Price Index Tetap 2.1%

26 Sep US Personal Consumption --

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

BBCA IJ 12550 2.45 7.89 EMTK IJ 6750 -7.53 -3.34 ASII IJ 7375 1.37 4.36 CPIN IJ 4180 -1.53 -1.15 BBNI IJ 5825 3.56 3.98 ADRO IJ 1290 -2.27 -1.03 BMRI IJ 10425 1.46 3.73 INVS IJ 815 -8.94 -0.86 TLKM IJ 2875 0.88 2.71 JPFA IJ 1325 -5.02 -0.80 BBRI IJ 10500 0.96 2.63 ITMG IJ 26775 -2.01 -0.67 PGAS IJ 6025 1.26 1.96 SMAR IJ 6650 -2.92 -0.62 LPPF IJ 16700 3.73 1.89 SIAP IJ 230 -8.00 -0.52 MNCN IJ 3090 3.17 1.45 SCMA IJ 3900 -0.76 -0.47 AALI IJ 23850 3.36 1.31 SILO IJ 15225 -2.40 -0.47

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Karisma Aksara Mediatama

Books Store

Trade & Service 175-240 535.82 30 Sep-03 Oct’14 08 Oct 2014

BCA Sekuritas Maybank Kim Eng

(7)

      

 

 

 

 

 

 

19 September 2014

19 September 2014

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

PSAB Ratio 1:6 Stock Bonus 18 Sep-14 19 Sep-14 23 Sep-14 26 Sep-14

TOBA TBA Cash Dividend 22-Sep-14 23 Sep-14 25 Sep-14 09 Oct-14

RICY 4.00 Cash Dividend

 

22 Sep-14 23 Sep-14 25 Sep-14 09 Oct-14

HEXA $0.0091 Cash Dividend

 

23 Sep-14 24 Sep-14 26 Sep-14 10 Oct-14

SMSM 40.00 Cash Dividend

 

23 Sep-14 24 Sep-14 26 Sep-14 10 Oct-14

CSAP 5.00 Cash Dividend

 

01 Oct-14 02 Oct-14 06 Oct-14 16 Oct-14

INAI 8.00 Cash Dividend

 

02 Oct-14 03 Oct-14 07 Oct-14 21 Oct-14

ALMI 20.00 Cash Dividend

 

02 Oct-14 03 Oct-14 07 Oct-14 21 Oct-14

ASII 64.00 Cash Dividend

 

14 Oct-14 15 Oct-14 17 Oct-14 31 Oct-14

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BEKS Rights Issue 1000:186 100.00 02-Oct-14 03-Oct-14 09 Oct – 20 Oct’14

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 17-Oct-14 20-Oct-14 24 Oct – 30 Oct’14

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

MLBI RUPSLB 19-Sep-14

INCO RUPSLB 25-Sep-14

RIGS RUPST 25-Sep-14

BEKS RUPSLB 25-Sep-14

BACA RUPSLB 26-Sep-14

FISH RUPSLB 29-Sep-14

BMTR RUPSLB 30-Sep-14

MNCN RUPSLB 30-Sep-14

ZBRA RUPST/LB 30-Sep-14

SDMU RUPSLB 01-Oct-14

KLBV RUPSLB 08-Oct-14

CNKO RUPSLB 08-Oct-14

AKKU RUPSLB 10-Oct-14

BRNA RUPSLB 10-Oct-14

PKPK RUPSLB 15-Oct-14

DART RUPSLB 21-Oct-14

TRUB RUPST/LB 24-Oct-14

(8)

      

 

 

 

 

 

19 September 2014

19 September 2014

BBNI

TRADING BUY

S1 5700 R1 5950 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 5450 R2 6200

Closing

Price 5825

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi posittif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area oversold

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp5700-Rp5950

•Entry Rp5825, take Profit Rp5950

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 48.30 Positif

MACD 22.7 Positif

True Strength Index (TSI) 9.8 Positif

Bollinger Band (Mid) 5566 Positif

MA5 5665 Positif 4,000 4,400 4,800 5,200 5,600 6,000

March April May Jun Jul August September

BBNI Upward Sloping Channel

DojiDoji Doji Doji Doji Doji Hammer Doji HammerDoji BearishEngulf Hammer Doji Doji Doji DojiDojiHammerDoji

Doji Doji HammerDoji HammerDoji Doji 5,700 5,693.75 5,600 5,555 5,542.92 5,542.92 5,176.58 5,825 5,825 5,825 5,825 5,850 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 25.24, Stochastic %K = 36.55, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

25.2399 25.2399 20 36.553 36.553 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 BBNI - MACD (5,3) = -22.08, Signal() = -8.67

-22.0797 -8.66804 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBNI - TSI(3,5,3) = 9.80 9.06361 0.00000 9.80165 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBNI - William's % R(14) = -24.00 -24

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

BMRI

TRADING BUY

S1 10350 R1 10550 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 10200 R2 10700

Closing

Price 10425

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

•Candle chart indikasi sinyal positif

•RSI berada dalam area oversold

• Harga berada dalam area lower band

Prediksi •Trading range Rp10350-Rp10550

•Entry Rp10425, take Profit Rp10550

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 19.77 Positif

MACD -19.5 Positif

True Strength Index (TSI) -26.83 Positif

Bollinger Band (Mid) 10438 Negatif

MA5 10255 Positif 7,800 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800

March April May Jun Jul August September

BMRI Wedge ammer HammerHammer Doji Doji Doji DojiDojiDoji

BearishEngulfHammer DojiHammerDoji

DojiDojiDojiDoji DojiDoji

Doji Doji Doji

Doji

Doji HammerDojiHammerDoji Hammer

Hammer Doji 10,425 10,425 10,425 10,425 10,359.4 10,280 10,050 10,451.3 10,583.8 10,583.8 10,583.8 10,650 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 24.44, Stochastic %K = 44.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

24.436 24.436 20 44.1667 44.1667 80 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = 0.61, Signal() = 24.45

0.605744 24.4506 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BMRI - TSI(3,5,3) = -26.83 -26.8334 -41.2797 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BMRI - William's % R(14) = -37.50 -37.5

(9)

      

 

 

 

 

 

19 September 2014

19 September 2014

AALI

TRADING BUY

S1 23350 R1 24200 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 22500 R2 25050

Closing

Price 23850

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi posittif

• Candle chart terdapat pola Reversal/Breakaway

• RSI berada dalam area oversold

•Harga berada dalam area lower band

Prediksi •Trading range Rp23350-Rp24200

•Entry Rp23850, take Profit Rp24200

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 7.54 Positif

MACD -266.8 Positif

True Strength Index (TSI) -10.65 Positif

Bollinger Band (Mid) 24963 Negatif

MA5 23315 Positif 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000 27,000 28,000 29,000 30,000

March April May Jun Jul August September

AALI Downward Sloping Channel

Doji HammerDojiHammer

Hammer DojiBearishEngulf Doji Doji Doji Doji Doji Hammer HammerDoji Doji

Doji Hammer 24,989.3 24,068.8 23,850 23,850 23,850 23,850 23,410 24,989.3 25,117.5 25,200 26,050 27,003.1 28,570.6 28,570.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AALI - Stochastic %D(6,3,3) = 53.78, Stochastic %K = 60.06, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

18.1308 11.2602 11.2602 18.1308 20 80 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 AALI - MACD (5,3) = 0.24, Signal() = 21.57

125.095 232.045 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AALI - TSI(3,5,3) = -10.65 -56.536 -68.221 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 AALI - William's % R(14) = -56.36 -69.8413 Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

KRAS

TRADING BUY

S1 470 R1 485 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 455 R2 500

Closing

Price 475

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi posittif • Candle chart terdapat pola Ladder Bottom (-1d)

• RSI berada dalam area oversold •Harga berada dalam area lower band

Prediksi •Trading range Rp470-Rp500 •Entry Rp470, take Profit Rp485

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 9.12 Positif

MACD -2.0 Positif

True Strength Index (TSI) -71.12 Positif

Bollinger Band (Mid) 488 Negatif

MA5 469 Positif 440.0 480.0 520.0 560.0 600.0

March April May Jun Jul August September

KRAS Broadening Wedge

DojiDojiDoji DojiHammer

Doji Doji

DojiDoji DojiDojiDoji

Doji Doji Doji Hammer DojiDojiHammer DojiDoji DojiDojiDojiDoji BullishEngulfBearishEngulf Hammer Doji Hammer HammerDoji Doji 475 470.25 469 463 462.827 423.917 423.917 475 475 475 487.7 535 623.667 623.667 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 KRAS - Stochastic %D(6,3,3) = 27.40, Stochastic %K = 39.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

27.4011 27.4011 20 39.6385 39.6385 80 -10.0 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 0.0 KRAS - MACD (5,3) = -0.50, Signal() = 0.59

-0.497324 0.590839 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 KRAS - TSI(3,5,3) = -18.73 -18.7299 -45.792 0.00000 -100.0 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 KRAS - William's % R(14) = -71.43 -71.4286 Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

(10)

      

 

 

 

 

 

19 September 2014

19 September 2014

TLKM

TRADING BUY

S1 2850 R1 2900 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 2795 R2 2955

Closing

Price 2875

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart masih indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp2850-Rp2900 •Entry Rp2875, take Profit Rp2900

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 69.06 Positif

MACD 15.0 Positif

True Strength Index (TSI) 48.17 Positif

Bollinger Band (Mid) 2757 Positif

MA5 2817 Positif 2,200 2,300 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900

Jun Jul August September

TLKM Upward Sloping Channel

Doji Doji DojiDoji Doji Doji Doji BearishEngulf Doji Hammer HammerDoji Doji Doji Doji BearishEngulf Hammer 2,817 2,813.75 2,768.95 2,768.95 2,756.75 2,730 2,643.97 2,855 2,875 2,875 2,875 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 66.17, Stochastic %K = 82.84, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

66.168 66.168 20 80 82.8433 82.8433 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -16.40, Signal() = -11.55 -16.399 -11.5524 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 48.17 37.0389 0.00000 48.1748 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TLKM - William's % R(14) = -6.98 -6.97674

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

BMTR

TRADING BUY

S1 1950 R1 2075 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 1825 R2 2200

Closing

Price 2025

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp1990-Rp2075

•Entry Rp2025, take Profit Rp2075

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 43.78 Positif

MACD 8.7 Positif

True Strength Index (TSI) -10.11 Positif

Bollinger Band (Mid) 1958 Positif

MA5 1966 Positif 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2,500

March April May Jun Jul August September

BMTR Downward Sloping Channel Bullish Breakout Hammer Doji Hammer Doji Doji Hammer Doji Doji DojiHammer Doji Doji HammerDoji Doji 1,966 1,958.25 1,947.5 1,885 1,876.67 1,876.67 1,755.17 1,988.75 1,988.75 2,020 2,025 2,025 2,025 2,025 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BMTR - Stochastic %D(6,3,3) = 65.53, Stochastic %K = 78.71, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

65.5271 65.5271 20 78.7106 78.7106 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 BMTR - MACD (5,3) = -15.69, Signal() = -10.34 -15.6878 -10.3428 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BMTR - TSI(3,5,3) = 30.05 19.0354 0.00000 30.0506 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BMTR - William's % R(14) = -3.45 -3.44828

(11)

      

 

 

 

 

 

 

19 September 2014

19 September 2014

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

18/09/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 23850 23850 24200 22500 23350 24200 25050 Positif Positif Positif 26700 22900 LSIP Trading Sell 1905 1920 1885 1845 1885 1920 1960 Positif Positif Positif 2150 1715 SGRO Trading Sell 2135 2135 2110 2040 2110 2180 2250 Negatif Negatif Negatif 2260 2060

Mining

BUMI Trading Buy 189 189 195 180 185 195 200 Positif Positif Positif 207 176

PTBA Trading Buy 12975 12975 13100 12675 12875 13100 13300 Positif Positif Negatif 14150 12350 ADRO Trading Buy 1290 1290 1320 1230 1275 1320 1365 Positif Negatif Negatif 1390 1225 MEDC Trading Sell 3480 3480 3450 3385 3450 3515 3580 Negatif Negatif Negatif 3710 3280 INCO Trading Buy 4145 4125 4200 4075 4125 4200 4250 Positif Positif Positif 4575 3820 ANTM Trading Buy 1145 1145 1155 1095 1130 1155 1190 Positif Positif Positif 1275 1120 TINS Trading Buy 1295 1295 1320 1250 1280 1320 1350 Positif Positif Negatif 1475 1250

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Sell 16425 16450 16150 16000 16150 16450 16600 Positif Positif Positif 16900 15500 INTP Trading Sell 23625 23675 23500 23350 23500 23675 23875 Positif Positif Positif 25500 23025 SMCB Trading Sell 2695 2710 2670 2610 2670 2710 2770 Positif Negatif Negatif 3025 2725

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 7375 7400 7250 7150 7250 7400 7500 Positif Negatif Positif 7775 7200 GJTL Trading Sell 1675 1675 1645 1645 1665 1685 1705 Negatif Negatif Negatif 1845 1685

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 7100 7100 7125 6925 7025 7125 7225 Positif Positif Positif 7150 6850 GGRM Trading Sell 56550 56550 55700 54200 55700 57200 58700 Positif Negatif Positif 57050 52925 UNVR Trading Sell 31975 32000 31600 31350 31600 32000 32250 Positif Negatif Positif 32100 30500 KLBF Trading Sell 1670 1680 1660 1640 1660 1680 1700 Positif Negatif Positif 1710 1580

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Sell 1595 1600 1575 1550 1575 1600 1625 Positif Negatif Positif 1660 1510 PTPP Trading Buy 2395 2395 2425 2335 2380 2425 2470 Positif Positif Negatif 2535 2265 WIKA Trading Buy 2840 2820 2875 2770 2820 2875 2925 Negatif Positif Negatif 2990 2610 ADHI Trading Buy 2965 2955 3010 2880 2955 3010 3080 Positif Positif Positif 3230 2890

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 6025 6050 5900 5750 5900 6050 6200 Positif Negatif Positif 6075 5700 JSMR Trading Sell 6375 6400 6300 6200 6300 6400 6500 Positif Negatif Positif 6450 6100 ISAT Trading Buy 3950 3950 4050 3810 3910 4050 4150 Negatif Positif Negatif 4150 3780 TLKM Trading Buy 2875 2875 2900 2795 2850 2900 2955 Positif Positif Positif 2855 2655 CMNP Trading Buy 3045 3040 3095 2900 3000 3095 3195 Positif Negatif Negatif 4500 3000

Finance

BMRI Trading Buy 10425 10425 10550 10200 10350 10550 10700 Positif Positif Positif 10650 10050 BBRI Trading Buy 10500 10500 10625 10125 10375 10625 10875 Positif Positif Positif 11325 10300 BBNI Trading Buy 5825 5825 5950 5450 5700 5950 6200 Positif Positif Positif 5975 5000 BBCA Trading Buy 12550 12550 12700 12050 12350 12700 13000 Positif Positif Positif 12575 11200 BBTN Trading Buy 1120 1120 1200 1030 1080 1150 1200 Positif Positif Positif 1215 1070

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 20775 20775 20600 20325 20600 20875 21150 Positif Negatif Positif 24400 20100 MPPA Trading Sell 3250 3250 3200 3120 3200 3300 3380 Negatif Negatif Negatif 3445 2650

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian, kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 (posisi September 2010) menunjukkan perkembangan yang cukup

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi terlentang. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun, perenang

Pembelajar telah terbentuk secara benar, menunjukkan perolehan informasi yang diharuskan, tetapi membutuhkan untuk pembetukan keterapilan dengan cukup lancar sehingga

Misi bimbingan kelompok berbasis Islami adalah pemberian bantuan kepada siswa dalam mengembangkan seluruh kepribadian siswa dengan keterampilan dan pemahaman yang mengasah

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan bertitik tolak dari hasil temuan penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam lingkup kerja kantor akuntan

kelompok mencit yang diberi ekstrak Annona muricata dapat bertahan hidup lebih lama dari pada kelompok kontrol yang tidak diberi pengobatan apapun, Untuk rata rata

 Inflasi di Sulawesi Selatan bulan Juni 2016 terjadi karena semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan

Artinya semakin tinggi pengaruh variabel nilai nasabah yang dirasakan oleh nasabah maka tidak akan berpengaruh kepada loyalitas nasabah terhadap Bank BRI Kk Unisma