• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Error Correction Model Transmisi Kebijakan Ekonomi Makro Indonesia Terhadap Utang Luar Negeri Tahun 1995-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Error Correction Model Transmisi Kebijakan Ekonomi Makro Indonesia Terhadap Utang Luar Negeri Tahun 1995-2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh pemerintahan suatu negara agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat merupakan pertimbangan yang utama bagi suatu negara untuk melaksanakan pembangunan ekonominya. Berdasarkan hal tersebut maka pembangunan ekonomi tidak saja merupakan usaha dari negara-negara yang relatif belum berkembang, tetapi juga merupakan usaha dari negara-negara yang relatif sudah berkembang. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dari tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Irawan dan Suparmoko, 1999).

Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanan pembangunan ekonomi pada suatu negara, terutama negara-negara sedang berkembang atau sering disebut Less-Developed Countries (LDC) adalah ketersediaan modal yang terbatas dan hal ini menjadi salah satu hambatan bagi suatu negara untuk melaksanakan pembangunannya. Tingkat akumulasi kapital yang rendah merupakan salah satu penyebab hambatan bagi suatu negara untuk melaksanakan pembangunan ekonominya. Permasalahan akumulasi kapital yang rendah tentunya harus dicari alternatif penyelesaiaannya agar pembangunan bisa terus berjalan. Permasalahan akumulasi kapital yang

(2)

rendah di negara-negara sedang berkembang biasanya diatasi oleh pemerintah dengan melakukan pinjaman luar negeri.

Pinjaman luar negeri adalah arus masuk modal dari luar ke dalam negeri yang merupakan konsekuensi dari profil APBN yang mengalami defisit dimana belanja atau pengeluaran negara lebih besar dari penerimaan negara. Kondisi defisit inilah yang mendorong negara berkembang melakukan pembiayaan dengan pinjaman luar negeri. Sedangkan definisi formal dari pinjaman luar negeri adalah penerimaan atau pemberian yang dapat digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi.

Utang luar negeri diperlukan untuk memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi seperti dengan cara meningkatkan produksi (PDB), memperluas kesempatan kerja dan memperbaiki neraca pembayaran. Namun, apabila utang digunakan secara tidak wajar maka kemungkinan utang tersebut akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi bahkan mengancam kestabilan makroekonomi negara. Kondisi utang luar negeri Indonesia baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya tentu tidak lepas dari kondisi perekonomian sebelumnya. Dengan kata lain, buruknya kinerja perekonornian di tahun-tahun sebelumnya bisa jadi sebagai pendorong munculnya masalah utang luar negeri dewasa ini.

Terdapat dua hal pokok yang melatarbelakangi meningkatnya utang luar negeri suatu negara. Penyebab pertama adalah negara tersebut sedang mengalami kemiskinan yang bisa diakibatkan oleh tekanan ekonomi, bencana

(3)

alam, atau peristiwa yang tak terduga. Karena miskin, maka pemerintah tidak bisa mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan mengingat terbatasnya dana yang dimiliki. Penyebab kedua adalah latar belakang ekonomi spesifik dari negara yang bersangkutan, seperti krisis utang luar negeri tahun 1982 yang disebabkan oleh meningkatnya harga minyak bumi dunia tahun 1973 hingga 1974 dan tahun 1979 hingga 1980 yang diikuti dengan tingginya suku bunga tahun 1980 hingga 1982, turunnya harga barang serta volume ekspor yang terkait dengan resesi global pada tahun tersebut dan adanya masalah dalam manajemen perekonomian domestik (Purwanto, 2003:3).

Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan utang luar negerinya sejak tahun 1969, pada saat itu posisi Indonesia sebagai negara miskin pantas untuk mendapatkan pinjaman luar negeri, terutama untuk program pengamanan pangan rakyat dan program-program perbaikan ekonomi lainnya (Rachbini, 2001). Pada tahap-tahap awal pembangunan pengunaan komponen utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan memang sangat menguntungkan. Kebijakan utang luar negeri membuat negara pendonor tidak khawatir untuk memberikan pinjaman pada Indonesia. Sejak kebijakan utang luar negeri dilakukan, pemerintah seakan-akan ketagihan untuk terus menerapkan kebijakan ini, sehingga kebijakan ini mulai sulit dikendalikan.

Dalam tahap-tahap awal pembangunan, penggunaan komponen utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan disadari begitu menguntungkan. Bahaya utang luar negeri belum dianggap serius oleh sebagian besar negara kreditur mengingat mereka sangat kaya akan sumber daya alam. Masuknya

(4)

modal dari luar negeri juga dianggap sebagai salah satu cara mengatasi hambatan dalam pengelolaan kekayaan alam yang begitu melimpah ketika perekonomian dalam negeri tidak begitu mampu menyediakan dana untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alamnya.

Dengan mencermati ketahanan ekonomi Indonesia saat ini, sangat sulit mengatakan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri akan berkurang untuk setidak-tidaknya sepuluh tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena masalah utang luar negeri yang dihadapi Indonesia telah mencapai tahap yang demikian kompleks sehingga sulit untuk diupayakan pemecahan dalam waktu yang definitif. Sebagai negara berkembang yang tetap konsisten dalam mempergunakan utang luar negeri dalam politik pembangunannya, Indonesia untuk masa mendatang masih bergantung pada komponen ini.

Adanya jumlah utang luar negeri yang besar yang tidak disertai dengan pengelolaan yang optimal telah mempengaruhi lemahnya kondisi makroekonomi Indonesia, dimana pemerintah harus membayar utang beserta bunganya, maka pendapatan pajak pemerintah menyusut. Akibatnya dana investasi untuk tujuan pembentukan modal di dalam negeri menjadi berkurang. Hal ini selanjutnya menyebabkan turunnya prospek pertumbuhan ekonomi.

Mengingat masalah utang luar negeri menyangkut kepentingan publik, maka sudah seharusnya pemerintah menentukan kebijakan yang baik. Dengan

(5)

demikian indikator makroekonomi Indonesia berada pada kondisi yang positif. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, berkurangnya defisit anggaran, inflasi yang terkendali, nilai tukar, harga minyak dunia, suku bunga the Fed, dan indeks harga saham gabungan yang stabil kiranya bisa menciptakan ketahanan fiskal. Berdasarkan latar belakang kondisi utang luar negeri dan defisit di Indonesia yang turut berperan dalam mempengaruhi perekonomian, maka diadakan penelitian dengan judul “ ANALISIS ERROR

CORRECTION MODEL TRANSMISI KEBIJAKAN EKONOMI

MAKRO INDONESIA TERHADAP UTANG LUAR NEGERI TAHUN 1995-2017 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini dirumuskan permasalahan yang hendak dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia, APBN, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, Suku Bunga The Fed, dan IHSG?

2. Bagaimana pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

3. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

4. Bagaimana pengaruh Kurs terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

(6)

5. Bagaimana pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

6. Bagaimana pengaruh Suku Bunga The Fed terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

7. Bagaimana pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia, APBN, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, Suku Bunga The Fed, dan IHSG.

2. Mengetahui pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

3. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

4. Mengetahui pengaruh Kurs terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

5. Mengetahui pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

6. Mengetahui pengaruh Suku Bunga The Fed terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

(7)

7. Mengetahui pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Utang Luar Negeri Indonesia dari tahun 1995-2017?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait khususnya pemerintah dalam menentukan langkah-langkah dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam perekonomian Indonesia.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang baik untuk menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca yang tertarik dengan masalah perekonomian Indonesia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi atau bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini diperoleh dari perpustakaan, website, jurnal atau laporan-laporan penelitian terdahulu dan dari lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series. Data Time series periode tahun 1995-2017 di Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Error Correction

(8)

Adapun model ekonometrika yang digunakan merupakan replikasi dari Ruwi, Marta (2018). Analisis Error Correction Model Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia Tahun 1992-2016.

Formulasi model koreksi kesalahan (ECM) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Jangka Panjang :

= + + + + + +

+

Persamaan Jangka Pendek :

Δ = + Δ + Δ + Δ + Δ + Δ + Δ + + + + + + + + Keterangan :

ULN = Utang Luar Negeri (Juta US$)

APBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Milyar Rp) INF = Tingkat Inflasi (%)

KURS = Nilai Tukar atau Kurs Rupiah (Rp/US$) HMD = Harga Minyak Dunia (USD/Barel) FED = The FED (%)

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan (Basis Point)

ECT = Error Correction Term (ECT = + + + + + - )

(9)

= λ ; λ = Koefisien penyesuaian (adjustment) = λ ; = Konstanta jangka panjang

= Koefisien jangka pendek APBN, INF, KURS, HMD, FED, IHSG

= - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang APBN = - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang INF = - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang KURS = - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang HMD = - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang FED = - λ (1 - ) ; = Koefisien regresi jangka panjang IHSG = Unsur kesalahan (error term)

= Tahun F. Sistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan ini adalah:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian, hubungan variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian terdahulu dan hipotesis.

(10)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, definisi variabel dan metode analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Menguraikan atau menjabarkan tentang deskripsi pengolahan data dengan menggunakan metode Error

Correction Model (ECM), Pembahasan dan hasil analisis

data dan Interprestasi ekonomi.

Bab V Penutup

Membahas tentang kesimpulan dan sasaran dari penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

terbukti dan secara sah menurut hukum. Saksi korban menjelaskan bahwa yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya saat itu adalah terdakwa H. Asis, dan terdakwa juga

Prima Damai Permai dan status lahan tanah tersebut ialah tanah negara atau masyarakat Desa Kedamean menyebutnya tanah GG.5 Secara historis, tanah di Indonesia era penjajahan

Ada efek Core stability exercise terhadap disabilitas dan kekuatan otot pada nyeri punggung bawah miogenik karyawan dan pasien RSU Bunda Jakarta. Ada efek Gluteus

Dalam aplikasi pengukuran motivasi peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen baku ARCS yaitu IMMS ( Instructional Materials Motivation Survey ). IMMS

Vergouwen (2004) mengungkapkan bahwa pada umumnya orang Batak ketika bertemu dengan sesama orang Batak, akan memiliki minat yang tinggi untuk menelusuri mata rantai

Selain itu juga terlihat beberapa bagian tubuh yang berbeda yang mengalami perubahan diantaranya scirrhous atrophy pada Kasus Pertama (P/11/09), dehidrasi, subkutis ikterus,

Oleh karena itu, energi listrik portable(baterai) akan memegang peranan penting dalam perkembangan teknologi di masa depan.Baterai adalah sebuah sel listrik dimana

Harga etilen oksida sebagai bahan baku sebesar 0.402 US$/kg, sedangkan harga produk etilen glikol sebesar 1,21 US$/kg, dengan rata-rata pengunaan etilen glikol sebesar 0,58 ton