• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KERAGAAN PASAR DUNIA MINYAK NABATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. KERAGAAN PASAR DUNIA MINYAK NABATI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

dalam model kerterkaitan harga minyak nabati dan minyak bumi dalam perdagangan dunia minyak nabati. Pembahasan dimulai dengan penjelasan secara umum terhadap hasil analisis implikasi ekonomi dari tanda dan besaran, nilai koefisien determinasi (R2), nilai F-hitung, t-hitung dan hasil uji korelasi serial. Pembahasan selanjutnya mengenai parameter estimasi dari setiap persamaan di dalam model. Parameter diestimasi menggunakan metode 2SLS. Data yang digunakan adalah data sekunder untuk periode tahun 1980-2008 (Lampiran 5). 5.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Keterkaitan harga minyak

nabati dan minyak bumi dalam perdagangan dunia minyak nabati Model ekonometrika keterkaitan harga minyak nabati dan minyak bumi dalam perdagangan dunia minyak nabati dalam penelitian ini berupa model simultan dinamis yang dibangun dari 97 persamaan, terdiri dari 81 persamaan struktural dan 16 persamaan identitas. Jumlah seluruh variabel adalah 184 (ket: termasuk variabel lag endogen), sedangkan jumlah seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan-persamaan di dalam model adalah 326. Hasil identifikasi model menggunakan metode Order Condition menunjukkan bahwa seluruh persamaan di dalam model adalahover identified.

Variabel-variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan-persamaan struktural mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan, khususnya dilihat dari teori ekonomi. Kriteria-kriteria statistika yang digunakan dalam hasil estimasi model adalah cukup meyakinkan. Dari 81 persamaan struktural, 70% (57 persamaan) memiliki nilai koefisien determinasi ≥80% dan 9% (7 persamaan

(2)

struktural) memiliki nilai koefisien determinasi diantara 70% ≥ R2< 80%, dan sisanya 17 persamaan (21%) memiliki nilai koefisien determinasi diantara 14%≥R2<70%,. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara umum variabel-variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik keragaman setiap variabel endogennya.

Hasil uji statistik F menunjukkan sekitar 91% dari jumlah persamaan struktural (74 persamaan) nyata pada taraf 1%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama setiap variabel eksogen dalam setiap persamaan berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya. Nilai t-hitung menunjukkan variabel eksogen secara parsial berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya pada tingkat yang berbeda-beda. Dari total 278 variabel eksogen yang terdapat di dalam 81 persamaan struktural, sekitar 30% (84 variabel eksogen) berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya pada tingkat 1%, 12% (33 variabel eksogen) berpengaruh nyata pada tingkat 5%, 15% (41 variabel eksogen) berpengaruh nyata pada tingkat 10% hingga 25% dan sisanya 43% (120 variabel eksogen) berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya di atas 25%. Munculnya autokorelasi serial pada taraf α=5% sekitar 36% (29 persamaan) dari 81 persamaan struktural. Nilai RMSPE≥20% dan nilai koefisien U≥0.2 masing-masing sekitar 25% (24 persamaan) dan 5% (5 persamaan) dari 97 persamaan di dalam model.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dengan mempertimbangkan model yang cukup besar dengan periode pengamatan yang cukup panjang maka hasil estimasi model dinilai cukup representatif dalam menangkap fenomena ekonomi perdagangan dunia minyak nabati dan menjelaskan keterkaitan harga dunia

(3)

minyak bumi dalam pembentukan harga dunia minyak nabati. Selain itu model dapat digunakan untuk melakukan simulasi dalam mencapai tujuan penelitian dan dijadikan landasan dalam penentuan arah kebijakan pengembangan industri kelapa sawit Indonesia di masa depan.

5.2. Keragaan Minyak Kelapa Sawit Dunia

Perdagangan dunia minyak kelapa sawit dilihat dari negara produsen dan konsumennya bersifat oligopoli dan oligopsoni (Purwanto, 2002). Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen dan eksportir utama minyak kelapa sawit dengan kumulatif share dari kedua negara sekitar 89% dari total ekspor di pasar dunia minyak kelapa sawit. China, India, EU-15 dan Pakistan merupakan empat negara importir utama dengan kumulatif share sekitar 52.65% dari total impor dunia minyak kelapa sawit.

5.2.1. Ekspor Minyak Kelapa Sawit

5.2.1.1. Ekspor, Konsumsi dan Produksi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia serta luas areal dan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Indonesia menurut pelaku usaha perkebunan disajikan pada Tabel 5.

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (XSI) dipengaruhi oleh harga ekspor (HESI), laju perubahan harga domestik (RHDSI), nilai tukar (ERI), pajak ekspor (PESI) dan penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor (SXSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama.

(4)

Tabel 5. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor, Konsumsi, Luas Areal dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Indonesia, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value

Elastisitas Jangka

Pendek PanjangJangka Ekspor M. Kelapa Sawit Indonesia (XSI)

Intercept 1.4058 1.14

Harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia HESI -453.43 -0.82 - 0.070

-Laju perubahan harga domestik riil minyak

kelapa sawit Indonesia RHDSI 0.0083 0.19 - 0.001

-Nilai tukar riil Indonesia ERI -57.94 -2.92 - 0.008

-Pajak ekspor minyak kelapa sawit

Indonesia PESI 0.89607 25.13 A 0.026

-Penawaran pasar ekspor minyak kelapa

sawit Indonesia SXSI 1.4058 1.14 A

R2= 0.987 R2Adj = 0.984 Fhitung = 320.67 Dw = 1.92565 dh =

-Konsumsi M. Kelapa Sawit Indonesia (CSI)

Intercept -3450.09 -2.38

Harga domestik riil minyak kelapa sawit

Indonesia HDSI -0.05438 -1.31 F 0.056 0.185

Laju perubahan harga dunia riil minyak

bumi RHCOW 961.70340 0.72 - 0.001 0.002

Populasi Indonesia POPI 23.42292 2.55 B 1.186 3.900

Lag konsumsi minyak kelapa sawit

Indonesia LCSI 0.69584 4.77 A

R2= 0.987 R2-Adj = 0.985 F-hitung = 398.70 Dw = 1.98653 dh = 0.05

Luas areal TM PBN (LASMIN)

Lag harga domestik riil minyak kelapa

sawit Indonesia LHDSI 0.08933 3.24 A 0.065

-Laju perubahan harga riil pupuk RHCPI -1.12078 -2.59 B 0.003 -Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBN L3LASIN 0.85870 34.38 A 0.925

-R2= 0.998 R2Adj = 0.997 Fhitung = 3441.04 Dw = 1.52554 dh =

-Luas areal TM PBS (LASMIS)

Intercept 243.901 0.69

Lag harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia LHESI 0.116 0.26 - 0.023

-Laju perubahan harga riil pupuk RHCPI -0.211 -0.06 - 0.0002 -Tingkat upah riil perkebunan Indonesia USPI -0.437 -0.84 - 0.144 -Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBS L3LASIS 0.805 22.05 A 1.000

-R2= 0.960 R2Adj = 0.952 Fhitung = 126.36 Dw = 0.374684 dh =

-Luas areal TM PR (LASMIR)

Intercept 72.46956 0.57

Lag harga domestik riil minyak kelapa sawit

Indonesia LHDSI 0.01385 1.04 - 0.040

-Tingkat upah riil perkebunan Indonesia USPI -0.24278 -1.32 E 0.095 -Lag luas areal perkebunan sawit PR LLASIR 0.77898 38.34 A 1.016

-R2= 0.992 R2Adj = 0.991 Fhitung = 899.01 Dw = 2.03067 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

(5)

Tabel 5. Lanjutan

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Produktivitas areal TM PBN (YIESIN)

Harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia HESI 0.00022 0.25 - 0.034 4.561

Laju perubahan harga riil pupuk RHCPI -0.00153 -0.20 - 0.001 0.105 Pertambahan areal TM PBN tahun ini DLASMIN -0.00406 -1.84 C 0.003 0.465 Lag produktivitas areal TM PBN LYIESIN 0.99276 9.90 A

R2= 0.993 R2-Adj = 0.991 F-hitung = 733.91 Dw = 2.20989 dh = -0.62

Produktivitas areal TM PBS (YIESIS)

Harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia HESI 0.00104 1.19 F 0.151 1.297

Pertambahan areal TM PBS tahun ini DLASMIS -0.00015 -0.19 - 0.007 0.058 Lag produktivitas areal TM PBS LYIESIS 0.88328 8.95 A

R2= 0.988 R2-Adj = 0.986 F-hitung = 624.47 Dw = 2.39946 dh = -1.18

Produktivitas areal TM PR (YIESIR)

Harga domestik riil minyak kelapa sawit

Indonesia HDSI 0.00009 0.59 - 0.145 0.349

Harga domestik riil minyak kelapa sawit

Indonesia tahun sebelumnya LHDSI 0.00020 1.23 F 0.366 0.882 Laju perubahan harga riil pupuk RHCPI -0.00817 -0.50 - 0.005 0.011 Pertambahan areal TM PR tahun ini DLASMIR -0.00149 -0.72 - 0.071 0.172 Lag produktivitas areal TM PR LYIESIR 0.58475 3.17 A

R2= 0.941 R2-Adj = 0.927 F-hitung = 67.36 Dw = 2.64481 dh = -4.89 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor dan pajak ekspor. Variabel penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor berpengaruh positif terhadap ekspor. Peningkatan volume penawaran sebesar 1% akan meningkatkan ekspor sebesar 0.89%. Nilai elastisitas pada jangka pendek mendekati unitary elastis, yaitu sebesar 0.95. Penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor merupakan selisih antara total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia (CSI). Total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia merupakan penjumlahan dari stok awal tahun (STOKSI) dan produksi minyak kelapa sawit Indonesia (PRODSI).

(6)

Variabel lain yang nyata mempengaruhi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia adalah pajak ekspor (PESI), namun mempunyai pengaruh negatif. Peningkatan pajak ekspor sebesar 1% akan menurunkan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 58 ribu ton, dari rerata volume ekspor tahun 1980-2008 sebesar 3,6 juta ton, atau sekitar 1.61%. Variabel eksogen lainnya yaitu harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI) dan nilai tukar (ERI) mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor, sedangkan variabel laju perubahan harga domestik (RHDSI) memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor. Ketoga variabel eksogen tidak memiliki dampak perubahan yang besar terhadap terhadap ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dan secara statistik nyata pada taraf >25%.

Konsumsi minyak kelapa sawt Indonesia (CSI) dipengaruhi oleh variabel harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI), laju perubahan harga minyak bumi (RHCOW), jumlah populasi (POPI) dan lag konsumsi (LCSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia terutama dipengaruhi oleh lag konsumsi, populasi dan harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia berturut-turut pada taraf 1% , 5% dan 25%.

Variabel eksogen populasi Indonesia (POPI) berpengaruh positif terhadap konsumsi. Setiap tambahan populasi sebanyak 1000 jiwa akan meningkatkan konsumsi sebesar 23.42 ton/tahun, dari rerata volume konsumsi tahun 1980-2008 sebesar 2,35 juta ton/tahun, atau sekitar 1%. Konsumsi minyak kelapa sawit bersifat responsif terhadap perubahan populasi, khususnya pada jangka panjang

(7)

yang memiliki nilai elastisitas 3.3 kali lebih besar dari nilai elastisitas jangka pendek. Fenomena ini terkait dengan diversifikasi produk minyak kelapa sawit yang relatif masih kecil dalam konsumsi dan menjadikan pengaruh POPI lebih tergantung kepada jumlah populasi itu sendiri. Jenis penggunaan dalam konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia didominasi sebagai bahan baku minyak goreng nasional. Sekitar 77% dari volume konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia adalah untuk pasokan bahan baku minyak goreng nasional (Jakarta Futures Exchange, 2008).

Variabel harga domestik (HDSI) memiliki pengaruh negatif terhadap konsumsi, sedangkan variabel laju perubahan harga dunia minyak bumi (RHCOW) mempunyai pengaruh positif terhadap konsumsi. Namun, konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia bersifat tidak responsif terhadap perubahan kedua variabel tersebut. Seperti halnya pengaruh POPI terhadap CSI, fenomena ini terkait dengan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama minyak goreng nasional dan relatif masih kecilnya diversifikasi produk dalam konsumsi, termasuk pengolahan minyak kelapa sawit sebagai produk subsitusi minyak bumi. Selain itu dipengaruhi juga oleh kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjamin ketersediaan pasokan minyak kelapa sawit di dalam negeri.

Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Negara (LASMIN) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99.80% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIN meliputi lag harga ekspor (LHESI), laju laju kenaikan harga pupuk (RHCPI) dan lag tiga luas areal perkebunan kelapa sawit

(8)

PBN (L3LASIN). Dilihat dari nilai t-hitung, maka LASMIN dipengaruhi secara nyata pada taraf 1% oleh variabel LHESI dan L3LASIN, sedangkan RHCPI berpengaruh nyata pada taraf 5%. Variabel eksogen lag harga ekspor (LHESI) dan lag tiga luas areal perkebunan PBN (L3LASIN) memiliki pengaruh positif, sedangkan variabel eksogen laju kenaikan harga pupuk (RHCPI) memiliki pengaruh negatif terhadap LASMIN.

Luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN relatif responsif terhadap perubahan L3LASIN dan tidak responsif terhadap perubahan variabel LHESI maupun RHCPI. Diketahui dalam kultur teknis kelapa sawit diperlukan waktu sekitar 3 tahun fase tanaman belum menghasilkan. PBN selaku pelaku usaha profesional maka dalam penentuan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tahun ini relatif lebih didasarkan kepada umur tanaman dibandingkan terhadap variabel harga produk maupun harga pupuk.

Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Swasta (LASMIS) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 96% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIS meliputi lag harga ekspor (LHESI), laju kenaikan harga pupuk (RHCPI), upah tenaga kerja perkebunan (USPI) dan lag tiga luas areal perkebunan kelapa sawit PBS (L3LASIS). Dilihat dari nilai t-hitung, maka LASMIS hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel L3LASIS pada taraf 1%. Pada jangka pendek, LASMIS relatif bersifat responsif terhadap perubahan L3LASIS, dan tidak responsif terhadap perubahan tiga variabel eksogen lainnya. Seperti halnya PBN, PBS selaku pelaku usaha profesional maka dalam penentuan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan tahun ini relatif

(9)

lebih didasarkan kepada umur tanaman dibandingkan terhadap variabel harga produk maupun harga pupuk.

Persamaan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Rakyat (LASMIR) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan LASMIR meliputi lag harga domestik (LHDSI), upah tenaga kerja perkebunan (USPI) dan lag luas areal perkebunan kelapa sawit PR (LLASIR). Harga domestik lebih menjadi acuan bagi PR daripada harga ekspor terkait dengan pemasaran minyak kelapa sawit PR yang berupa titip olah di pabrik pengolahan minyak kelapa sawit milik PBN maupun PBS. Penggunaan variabel lag satu luas areal perkebunan kelapa sawit rakyat (LLASIR) dalam persamaan LASMIR dan variabel USPI terkait dengan besarnya keragaman penerapan kultur teknis dan profesionalisme pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang diterapkan oleh PR. Dilihat dari nilai t-hitung, maka LASMIR hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LLASIR pada taraf 1% dan variabel USPI pada taraf 20%. Pada jangka pendek, LASMIR bersifat responsif terhadap perubahan LLASIR bersifat elastis, sedangkan tiga variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan perkebunan rakyat.

Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Negara (YIESIN) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Produktivitas yang digunakan dalam peneltian ini setara dengan pencapaian ton minyak kelapa sawit mentah per ha tanaman menghasilkan (ton CPO/ha TM). Variabel eksogen

(10)

dalam persamaan YIESIN meliputi harga ekspor (HESI), laju kenaikan harga pupuk (RHCPI), tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN tahun ini (DLASMIN) dan lag produktivitas PBN (LYIESIN). Dilihat dari nilai t-hitung, maka YIESIN hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIN pada taraf 1% dan DLASMIN pada taraf 10%.

Nilai elastisitas jangka pendek seluruh variabel eksogen bersifat inelastis atau dengan perkataan lain ketiga variabel eksogen tersebut tidak memiliki dampak yang besar terhadap perubahan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan PBN. Pada jangka panjang, YIESIN bersifat responsif terhadap perubahan harga ekspor. Kondisi ini terkait dengan sifat utama industri kelapa sawit di sektor hulu (ket: perkebunan kelapa sawit), antara lain: (1) luas areal maupun luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan cenderung rigid untuk turun, (2) pertimbangan dalam keputusan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) untuk dipanen tidak hanya didasarkan pertimbangan harga yang diterima saat ini tetapi memperhatikan siklus produksi TBS, khususnya bagi perkebunan besar, (3) tujuan akhir proses produksi TBS adalah menghasilkan minyak dengan sifat TBS yang mudah rusak (perishable) dan harus segera diolah menjadi minyak, dan (4) di perkebunan besar, pencapaian produktivitas menjadi indikator penilaian kinerja pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Variabel HESI yang elastis pada jangka panjang menggambarkan prospek usaha kelapa sawit di masa depan mempengaruhi produktivitas PBN.

Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Besar Swasta (YIESIS) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel

(11)

eksogen dalam persamaan YIESIS meliputi harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI), tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PBS tahun ini (DLASMIS) dan lag produktivitas PBS (LYIESIS). Dilihat dari nilai t-hitung, maka YIESIS hanya dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIS pada taraf 1% dan variabel HESI pada taraf 25%. Seperti halnya YIESIN, pada jangka pendek, YIESIS tidak responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen, dan pada jangka panjang YIESIS bersifat responsif terhadap perubahan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia.

Persamaan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Perkebunan Rakyat (YIESIR) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 94% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Variabel eksogen dalam persamaan YIESIR meliputi harga domestik (HDSI), harga domestik tahun sebelumnya (LHDSI), pertumbuhan harga pupuk (RHCPI),tambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan PR tahun ini (DLASMIR), dan lag produktivitas PR (LYIESIR). Dilihat dari nilai t-hitung, maka YIESIR dipengaruhi secara nyata oleh variabel LYIESIR pada taraf 1% dan LHDSI pada taraf 25%. Pada jangka pendek maupun jangka panjang, YIESIR tidak responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen.

5.2.1.2. Ekspor Minyak Kelapa Sawit Malaysia

Keragaan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 6. Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM), pajak ekspor (PESM), stok minyak kelapa sawit Malaysia (STOKSM), produksi (PRODSM) dan lag ekspor (LXSM). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor

(12)

minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kelapa sawit Malaysia dipengaruhi oleh lag ekspor dan produksi minyak kelapa sawit Malayasia berturut-turut pada taraf 5% dan 10%.

Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Malaysia, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value

Elastisitas Jangka

Pendek PanjangJangka Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM)

Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Malaysia HESM 0.06986 0.06 - 0.003 0.005 Pajak ekspor minyak kelapa sawit Malaysia PESM -6.67733 -0.21 - 0.003 0.006 Stok minyak kelapa sawit Malaysia STOKSM 0.81246 1.10 - 0.094 0.176 Produksi Minyak kelapa sawit Malaysia PRODSM 0.38892 2.07 C 0.469 0.877 Lag ekspor minyak kelapa sawit Malaysia LXSM 0.46543 2.10 B

R2= 0.995 R2Adj = 0.994 Fhitung = 881.01 Dw = 2.91564 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang seluruh variabel eksogen bersifat inelastis. Untuk variabel harga ekspor, kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian Suryana (1986) dan Zulkifli (2000) yang menyimpulkan bahwa respon ekspor minyak kelapa sawit kasar Indonesia dan Malaysia bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Fenomena tersebut terkait dengan minyak kelapa sawit sebagai hasil komoditas perkebunan dengan karakteristik memiliki umur produksi yang panjang dan sebuah siklus produksi. Pengaruh produksi minyak kelapa sawit Malaysia terhadap ekspor minyak kelapa sawit Malaysia relatif lebih besar dibandingkan variabel eksogen lainnya. Kondisi ini terkait dengan kesimbangan antara volume produksi dan kebutuhan untuk konsumsi Malaysia. Diketahui persentase konsumsi terhadap volume produksi minyak kelapa sawit Malaysia

(13)

sekitar 18% (Oil World, 2011) atau dengan perkataan lain masih terdapat sisa poroduksi yang relatif besar untuk kegiatan ekspor.

Selain sebagai hasil komoditas perkebunan, kebijakan pemerintah Malaysia yang mendorong pengaturan volume produksi minyak kelapa sawit Malaysia (ket: seperti pemberian replanting incentive scheme tahun 2002-2006) dan pengembangan industri hilir pengolahan minyak sawit kasar menjadikan pengaruh perubahan produksi terhadap ekspor Malaysia bersifat inelastis. Fenomena ini juga menjelaskan pengaruh perubahan stok dan pajak ekspor terhadap ekspor Malaysia yang bersifat inelastis.

5.2.2. Impor Minyak Kelapa Sawit

5.2.2.1. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit China

China merupakan negara importir terbesar pertama minyak kelapa sawit denganshare dalam periode tahun 2000-2008 sekitar 18% dari total impor dunia (Oil World, 2011). Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit China tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 7. Impor minyak kelapa sawit China (MSC) dipengaruhi oleh harga impor (HMSC) dan konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit China sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit China dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi. Selain itu pada jangka pendek respon impor minyak kelapa sawit China terhadap perubahan konsumsi relatif bersifatunitary elastis.

Konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC) dipengaruhi secara nyata oleh harga impor minyak kelapa sawit China, harga dunia minyak bumi, populasi

(14)

(POPC) dan tingkat pendapatan perkapita China (IPC). Sedangkan harga impor minyak kedelai China (HMKC) dan harga impor minyak rapeseed China (HMRC) tidak berpengaruh nyata dalam konsumsi minyak kelapa sawit China. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit China bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi, perubahan tingkat pendapatan perkapita dan populasi. Fenomena ini terkait dengan penggunaan utama minyak kelapa sawit di China di sektor non pangan termasuk pengolahan minyak kelapa sawit sebagai produk subsitusi minyak bumi.

Tabel 7. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit China, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor minyak kelapa sawit China (MSC)

Intercept 247.012 1.06

Harga impor riil minyak kelapa sawit China HMSC -0.12175 -0.23 - 0.014 -Konsumsi minyak kelapa sawit China CSC 1.02941 38.72 A 0.955

-R2= 0.985 R2Adj = 0.984 Fhitung = 763.93 Dw = 0.536344 dh =

-Konsumsi minyak kelapa sawit China (CSC)

Intercept -13375.0 -3.39

Harga impor riil minyak kelapa sawit China HMSC -2.99543 -1.98 C 0.363 -Harga impor riil minyak kedelai China HMKC 0.17510 0.15 - 0.022 -Harga impor riil minyak rapeseed China HMRC 1.79444 1.12 - 0.248 -Harga dunia riil minyak bumi dunia HCOW 145.28 1.78 C 1.880 -Tingkat pendapatan perkapita riil China IPC 1.22316 8.07 A 1.256

-Populasi China POPC 3.44782 1.87 C 1.042

-R2= 0.953 R2Adj = 0.939 Fhitung = 64.70 Dw = 1.09717 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

5.2.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit EU-15

Impor minyak kelapa sawit oleh negara-negara EU-15 terutama digunakan untuk kebutuhan sektor non pangan, termasuk sebagai sumber energi alterlatif pengganti maupun bahan dasar industri oleokimia yang awalnya berbasis minyak bumi. Hasil pengolahan minyak kelapa sawit selain digunakan sendiri, sebagian

(15)

lainnya direekspor ke negara-negara lain di benua Eropa. Perimbangan antara konsumsi dan reekspor dari total impor sekitar 60:40 dengan tren reekspor yang semakin meningkat. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit EU-15, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value

Elastisitas Jangka

Pendek PanjangJangka Impor minyak kelapa sawit EU-15 (MSEU)

Harga impor riil minyak kelapa sawit EU-15 HMSEU -0.23946 -1.45 E 0.028 0.215 Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 CSEU 0.39946 3.29 A 0.209 1.635 Lag impor minyak kelapa sawit EU-15 LMSEU 0.87188 13.55 A

R2= 0.978 R2-Adj = 0.976 F-hitung = 2496.42 Dw = 1.57784 dh = 1.14

Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU)

Intercept -10473.3 -1.58

Harga impor riil minyak kelapa sawit EU-15 HMSEU -1.76015 -2.83 B 0.387 0.978 Harga impor riil minyak matahari EU-15 HMMEU 1.23679 1.94 C 0.335 0.847 Laju pertumbuhan harga dunia riil minyak

bumi RHCOW 590.73 0.49 - 0.001 0.001

Tingkat pendapatan perkapita riil EU-15 IPEU 0.04098 1.10 - 0.430 1.088

Populasi EU-15 POPEU 24.40434 1.38 E 3.983 10.074

Lag konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 LCSEU 0.60456 3.75 A R2= 0.967 R2-Adj = 0.959 F-hitung = 101.69 Dw = 1.79015 dh = 0.94 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Impor minyak kelapa sawit EU-15 (MSEU) dipengaruhi oleh variabel harga impor (HMSEU), konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dan lag impor (LMSEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit EU-15 dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dan lag impor (LMSEU) pada taraf 1% dan harga impor (HMSEU) pada taraf 20%. Pada jangka pendek impor minyak kelapa sawit EU-15 tidak bersifat responsif terhadap seluruh variabel eksogen, namun bersifat

(16)

responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 pada jangka panjang

Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 (CSEU) dipengaruhi secara nyata oleh harga impor minyak kelapa sawit EU-15 (HMSEU), harga impor minyak matahari EU-15 (HMSEU), jumlah populasi (POPEU) dan lag konsumsi. Tingkat pendapatan perkapita (IPEU) dan laju pertumbuhan harga minyak bumi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak kelapa sawit EU-15. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 92% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 hanya bersifat responsif terhadap perubahan populasi. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 bersifat responsif terhadap perubahan populasi dan relatif bersifat unitary elastis terhadap perubahan tingkat pendapatan perkapita maupun harga impor minyak kelapa sawit.

5.2.2.3. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit India

India merupakan negara importir minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah China. Penggunaan utama minyak kelapa sawit di India adalah di sektor pangan. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit India disajikan pada Tabel 9. Impor minyak kelapa sawit India (MSID) dipengaruhi oleh rasio laju pertumbuhan harga impor riil minyak kelapa sawit India terhadap laju konsumsi minyak kelapa sawit India (RRHMSIDRCSID), tarif impor minyak kelapa sawit India (TMSID) dan nilai tukar (ERID). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit India sebesar 80% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari

(17)

nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit India dipengaruhi secara nyata oleh tarif impor minyak kelapa sawit India dan nilai tukar. Namun, pada jangka pendek impor minyak kelapa sawit India tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen.

Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit India, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value

Elastisitas Jangka

Pendek PanjangJangka Impor minyak kelapa sawit India (MSID)

Intercept 10490.41 8.16

Rasio laju pertumbuhan harga impor riil minyak kelapa sawit India terhadap laju konsumsi minyak kelapa sawit India

RRHMSIDRCSID -91.53 -0.76 - 0.016

-Tarif impor minyak kelapa sawit India TMSID -180.13 -7.15 A 0.793

-Nilai tukar riil India ERID -70.78 -2.67 B 0.735

-R2= 0.800 R2Adj = 0.772 Fhitung = 29.28 Dw = 0.63000 dh =

-Konsumsi minyak kelapa sawit India (CSID)

Intercept -10086.80 -2.84

Harga impor riil minyak kelapa sawit

India HMSID -1.18 -0.61 - 0.157

-Nilai tukar riil India ERID 0.76 0.89 - 0.402

-Populasi India POPID 11.43984 7.33 A 3.301

-R2= 0.787 R2Adj = 0.758 Fhitung = 27.06 Dw = 0.38716 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Konsumsi minyak kelapa sawit India (CSID) dipengaruhi secara nyata oleh jumlah populasi (POPID). Variabel harga impor minyak kelapa sawit (HMSID) dan nilai tukar (ERID) tidak berpengaruh nyata dalam persamaan konsumsi minyak kelapa sawit India. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit India sebesar 79% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kelapa sawit India bersifat responsif terhadap perubahan populasi.

(18)

5.2.2.4. Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit Pakistan

Pakistan merupakan negara di Asia Barat yang menjadi negara potensial pemasaran minyak kelapa sawit. Keragaan impor dan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan tahun 1980-2008 disajikan pada Tabel 10. Impor minyak kelapa sawit Pakistan (MSP) dipengaruhi oleh harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP), nilai tukar (ERP), tarif impor (TMSP), laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (RCSIP) dan lag impor (LMSP). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit Pakistan sebesar 97% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka impor minyak kelapa sawit Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh tarif impor, laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan, lag impor dan nilai tukar. Impor minyak kelapa sawit Pakistan relatif lebih responsif terhadap perubahan tarif impor dibandingkan terhadap perubahan varibel penjelas lainnya.

Konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (CSP) dipengaruhi secara nyata oleh jumlah populasi (POPP) pada taraf 1% dan harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP) pada taraf nyata 20% dan konsumsi tahun sebelumnya (LCSP) pada taraf nyata 5%. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan sebesar 91% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek maupun jangka panjang, konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan perubahan harga impor tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan.

(19)

Tabel 10. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kelapa Sawit Pakistan Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor minyak kelapa sawit Pakistan (MSP)

Intercept 2310.386 3.57

Harga impor riil minyak kelapa sawit Pakistan HMSP -0.13369 -0.91 - 0.042 0.079 Nilai tukar riil Pakistan ERP -9.75469 -2.08 C 0.318 0.593 Tarif impor minyak kelapa sawit Pakistan TMSP -39.95130 -4.01 A 0.405 0.754 Laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa

sawit Pakistan RCSP 784.95960 5.85 A 0.041 0.076

Lag impor minyak kelapa sawit Pakistan LMSP 0.46336 3.06 A R2= 0.969 R2Adj = 0.961 Fhitung = 125.26 Dw = 2.81928 dh =

-Konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan (CSP)

Intercept -799.99 -2.28

Harga impor riil minyak kelapa sawit Pakistan HMSP -0.306 -1.33 E 0.102 0.181

Populasi Pakistan POPP 12.745 3.01 A 1.166 2.059

Lag konsumsi minyak kelapa sawit Pakistan LCSP 0.434 2.23 B R2= 0.915 R2-Adj = 0.904 F-hitung = 79.41 Dw = 2.10229 dh = -1.83801 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

5.2.3. Harga Minyak Kelapa Sawit

Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir serta harga impor minyak kelapa sawit negara-negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 11.

Persamaan harga dunia minyak kelapa sawit (HSW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak kelapa sawit (XSW), impor dunia minyak kelapa sawit (MSW) dan lag harga dunia minyak kelapa sawit (LHSW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak kelapa sawit sebesar 24% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama pada taraf 15%. Pada jangka pendek, harga dunia minyak kelapa sawit relatif bersifat unitary terhadap perubahan ekspor dunia minyak kelapa sawit, namun bersifat tidak responsif terhadap perubahan impor. Pada jangka jangka panjang respon harga dunia minyak kelapa sawit terhadap perubahan impor dunia

(20)

minyak kelapa sawit relatif bersifat responsif terhadap perubahan ekspor dunia minyak kelapa sawit, namun bersifat tidak responsif terhadap perubahan impor. Fenomena ini antara lain terkait dengan: (1) produksi dan ekspor minyak kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia dengan share kumulatif kedua negara mencapai 85% dari total produksi dunia maupun total ekspor dunia, (2) secara umum negara-negara importir utama minyak kelapa sawit tidak memiliki produksi domestik minyak kelapa sawit, namun merupakan negara produsen tiga minyak nabati lainnya.

Tabel 11. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Kelapa Sawit, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Harga dunia riil minyak kelapa sawit (HSW)

Intercept 241.832 2.53

Ekspor dunia minyak kelapa sawit XSW -0.02120 -0.71 - 0.977 1.859 Impor dunia minyak kelapa sawit MSW 0.02331 0.77 - 1.095 2.084 Lag harga dunia riil minyak kelapa sawit LHSW 0.47444 2.31 B

R2= 0.237 R2Adj = 0.132 Fhitung = 2.27 Dw = 1.61426 dh =

-Harga ekspor riil minyak kelapa sawit Indonesia (HESI)

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.74513 9.76 A 0.878 1.054 Nilai tukar riil Indonesia ERI -0.00176 -0.82 - 0.032 0.039 Laju pertumbuhan ekspor riil minyak kelapa

sawit Indonesia RXSI -11.06980 -0.65 - 0.004 0.004

Lag harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia LHESI 0.16741 1.81 C

R2= 0.994 R2-Adj = 0.993 F-hitung = 937.12 Dw = 1.43310 dh = 1.64

Harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI)

Harga ekspor riil minyak kelapa sawit

Indonesia HESI 4.66236 2.17 B 0.493 0.704

Nilai tukar riil Indonesia ERI 0.15708 2.15 B 0.305 0.436 Rasio total penawaran terhadap total

permintaan minyak kelapa sawit Indonesia RTSDSI -464.243 -0.41 - 0.106 0.151 Lag harga domestik minyak kelapa sawit

Indonesia LHDSI 0.30071 2.26 B

R2= 0.970 R2-Adj = 0.964 F-hitung = 177.07 Dw = 1.817476 dh = 0.63 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

(21)

Tabel 9. Lanjutan

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM)

Intercept 15.75933 0.11

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.85516 8.03 A 0.957 1.292 Nilai tukar riil Malaysia ERM -14.06760 -0.49 - 0.102 0.135 Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia XSM -0.00528 -1.70 D 0.140 0.186 Lag harga ekspor minyak kelapa sawit

Malaysia LHESM 0.24496 2.51 B

R2= 0.825 R2-Adj = 0.792 F-hitung = 24.74 Dw = 2.34565 dh = -1.02

Harga impor minyak kelapa sawit China (HMSC)

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.85498 18.01 A 0.915 -Tarif impor minyak kelapa sawit China TMSC 2.07163 2.92 A 0.085

-R2= 0.993 R2Adj = 0.992 Fhitung = 1705.07 Dw = 1.051652 dh =

-Harga impor minyak kelapa sawit EU-15 (HMSEU)

Intercept 133.97 1.51

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.74637 8.80 A 0.724 -Tarif impor minyak kelapa sawit EU-15 TMSEU 1.44446 0.46 - 0.046

-R2= 0.781 R2Adj = 0.762 Fhitung = 41.07 Dw = 1.473455 dh =

-Harga impor minyak kelapa sawit India (HMSID)

Intercept 42.28541 0.56

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.66574 5.19 A 0.707 2.114 Laju pertumbuhan konsumsi minyak kelapa

sawit India RCSID 23.18987 0.67 - 0.002 0.005

Lag harga impor minyak kelapa sawit Pakistan LHMSID 0.21873 1.75 C R2= 0.691 R2Adj = 0.649 Fhitung = 16.41 Dw = 1.07785 dh =

-Harga impor minyak kelapa sawit Pakistan (HMSP)

Harga dunia riil minyak kelapa sawit HSW 0.68999 6.04 A 0.689 1.034 Lag harga impor minyak kelapa sawit Pakistan LHMSP 0.33423 3.08 A

R2= 0.968 R2-Adj = 0.965 F-hitung = 358.48 Dw = 2.05282 dh = -0.16 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI) dipengaruhi oleh harga dunia minyak kelapa sawit (HSW), nilai tukar (ERI), laju pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (RXSI) dan lag harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (LHESI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tidak bersifat responsif terhadap

(22)

perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tidak bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit.

Harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (HDSI) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (HESI), nilai tukar (ERI), rasio total penawaran minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total permintaan minyak kelapa sawit Indonesia (RTSDSI) dan lag harga domestik minyak kelapa sawit Indonesia (LHDSI). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 97% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pengaruh perubahan harga ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terhadap harga domestik minyak kelapa Indonesia relatif lebih besar dibandingkan pengaruh perubahan variabel eksogen lainnya, kemudian diikuti oleh pengaruh perubahan nilai tukar dan pengaruh perubahan penawaran minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total permintaan minyak kelapa sawit Indonesia.

Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (HESM) dipengaruhi oleh harga dunia minyak kelapa sawit (HSW), nilai tukar (ERM), ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (XSM) dan lag harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia (LHESM). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 83% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Harga ekspor minyak kelapa sawit Malaysia bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit. Fenomena ini terkait dengan keseimbangan antara konsumsi dan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia terhadap produksi sekitar 18:82.

(23)

Berdasarkan nilai t-hitung, harga impor minyak kelapa sawit China, EU-15, India dan Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak kelapa sawit. Tarif impor tidak berpengaruh nyata, kecuali pengaruh tarif impor minyak kelapa sawit China terhadap harga impor minyak kelapa sawit China. Secara umum, seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam setiap persamaan harga impor masing-masing negara importir mampu menjelaskan keragaman harga impor pada kisaran 65%-99%, dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak kelapa sawit maupun terhadap perubahan tarif impor terutama terjadi di China, diikuti oleh India, EU-15 dan Pakistan. Fenomena ini terkait dengan posisi China dan India sebagai dua negara importir terbesar minyak kelapa sawit.

5.3. Keragaan Minyak Kedelai Dunia

Minyak kedelai merupakan minyak terbesar yang diporoduksi dan kedua terbesar yang diperdagangkan di pasar dunia minyak nabati maupun di pasar dunia minyak hayati. Ciri khas dalam perdagangan dunia minyak kedelai adalah negara importir utama umumnya merupakan negara produsen utama minyak kedelai dan impor dilakukan untuk menutupi kekurangan antara volume produksi domestik dan konsumi. Penggunaan minyak kedelai relatif cukup luas dibandingkan dengan tiga minyak nabati lainnya, baik di sekor pangan, di industri oleokimia maupun sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak bumi.

Argentina, Brasil dan Amerika Serikat merupakan tiga negara eksportir utama dengan kumulatif share lebih dari 85% dari total ekspor di pasar dunia minyak kedelai. EU-15, China, India dan Iran merupakan empat negara importir

(24)

utama dengan kumulatif share sekitar 48.1% dari total impor dunia minyak kedelai.

5.3.1. Ekspor Minyak Kedelai

5.3.1.1. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Argentina

Argentina merupakan negara eksportir terbesar minyak kedelai. Sekitar 90% dari produksi minyak kedelai Argentina ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya sekitar 10% diserap oleh pasar domestik. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Argentina disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Argentina, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Ekspor M. Kedelai Argentina (XKA)

Harga ekspor riil minyak kedelai Argentina HEKA 0.16354 0.44 - 0.015 -Harga domestik riil minyak kedelai Argentina HDKA -0.41667 -0.78 - 0.027

-Nilai tukar riil Argentina ERA 10.76324 0.29 - 0.006

-Produksi minyak kedelai Argentina PRODKA 0.90919 38.32 A 1.007 -R2= 0.996 R2Adj = 0.996 Fhitung = 1447.53 Dw = 1.30475 dh =

-Konsumsi M. Kedelai Argentina (CKA)

Intercept -2039.83 -5.36

Laju pertumbuhan harga domestik riil minyak

kedelai Argentina RHDKA -41.4378 -0.23 - 0.008

-Produksi minyak kedelai Argentina RHCOW 131.3494 0.11 - 0.001

-Populasi Argentina POPA 66.6807 6.11 A 4.769

-R2= 0.636 R2Adj = 0.586 Fhitung = 12.82 Dw =0.337257 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Ekspor minyak kedelai Argentina (XKA) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kedelai Argentina (HEKA), harga domestik minyak kedelai Argentina (HDKA), nilai tukar dan produksi minyak kedelai Argentina (PRODKA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Argentina sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, maka ekspor minyak kedelai Argentina

(25)

dipengaruhi secara nyata oleh volume produksi dan konsumsi minyak kedelai Argentina. Ekspor minyak kedelai Argentina bersifat responsif terhadap perubahan produksi, sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak kedelai Argentina.

Konsumsi minyak kedelai Argentina (CKA) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga domestik minyak kedelai Argentina (RHDKA), laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RHCOW) dan populasi Argentina (POPA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Argentina sebesar 64% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek konsumsi minyak kedelai Argentina bersifat responsif terhadap perubahan populasi, sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap konsumsi minyak kedelai Argentina.

5.3.1.2. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Brasil

Brasil merupakan negara eksportir minyak kedelai terbesar kedua. Sekitar 60% dari produksi minyak kedelai Brasil diserap oleh pasar domestik dan sisanya sekitar 40% ditujukan untuk pasar ekspor. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Brasil disajikan pada Tabel 13. Ekspor minyak kedelai Brasil (XKB) dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kedelai Brasil (HEKB), harga domestik minyak kedelai Brasil (HDKB), nilai tukar (ERB), produksi (PRODKB) dan lag ekspor minyak kedelai Brasil (LXKB). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Brasil sebesar 91% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Ekspor minyak kedelai Brasil bersifat responsif terhadap perubahan produksi dan konsumsi,

(26)

sedangkan perubahan pada variabel eksogen lainnya tidak memiliki dampak yang besar terhadap ekspor minyak kedelai Brasil.

Tabel 13. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Brasil, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Ekspor M. Kedelai Brasil (XKB)

Intercept -723.471 -1.87

Harga ekspor riil minyak kedelai

Brasil HEKB 0.22970 0.58 - 0.061 0.069

Stok minyak kedelai Brasil HDKB -0.41627 -0.89 - 0.062 0.071

Nilai tukar riil Brasil ERB 100.416 1.48 E 0.103 0.116

Produksi minyak kedelai Brasil PRODKB 0.44095 4.88 A 1.087 1.231 Lag ekspor minyak kedelai Brasil LXKB 0.11675 0.71

-R2= 0.905 R2-Adj =0.886 F-hitung = 42.50 Dw = 1.69325 dh = 1.43

Konsumsi M. Kedelai Brasil (CKB)

Intercept -903.105 -1.57

Harga domestik riil minyak kedelai

Brasil HDKB -0.197 -0.61 - 0.020 0.065

Rasio laju peningkatan harga domestik riil m. kedelai Brasil thd laju peningkatan harga dunia riil minyak bumi

RRHDKBRHCOW -2.176 -2.72 B 0.002 0.006

Populasi Brasil POPB 11.50532 1.98 C 0.629 1.986

Lag konsumsi minyak kedelai Brasil LCKB 0.68321 3.80 A R2= 0.961 R2-Adj = 0.954 F-hitung = 130.52 Dw = 1.78403 dh = 1.39 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Konsumsi minyak kedelai Brasil (CKB) dipengaruhi oleh harga domestik (HDKB), rasio laju pertumbuhan harga domestik minyak kedelai Brasil terhadap laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RRHDKBRHCOW), populasi Brasil dan lag konsumsi. Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Brasil sebesar 96% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai Brasil tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kedelai Brasil bersifat responsif terhadap perubahan populasi Brasil.

(27)

5.3.1.3. Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan negara produsen terbesar minyak kedelai, namun hanya sekitar 10% dari produksi yang ditujukan untuk pasar ekspor. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor dan Konsumsi Minyak Kedelai Amerika Serikat, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Ekspor M. Kedelai USA (XKUSA)

Intercept 441.8021 1.08

Laju pertumbuhan harga ekspor riil

minyak kedelai USA RHEKUSA 65.1056 0.21 - 0.001

-Harga domestik riil minyak kedelai

USA HDKUSA -0.27971 -0.56 - 0.217

-Produksi minyak kedelai USA PRODKUSA 0.07796 1.88 C 0.741 -R2= 0.139 R2Adj = 0.021 Fhitung = 1.18 Dw = 1.72575 dh =

-Konsumsi M. Kedelai USA (CKUSA)

Harga relatif harga domestik riil minyak kedelai USA terhadap harga

dunia riil minyak bumi RHDKUSAHCOW -70.39 -0.55 - 0.110 -Harga domestik riil minyak rapeseed

USA HDRUSA 0.71 0.27 - 0.078

Populasi USA POPUSA 25.79 5.31 A 0.202

-R2= 0.986 R2Adj = 0.984 Fhitung = 544.94 Dw = 0.19807 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Ekspor minyak kedelai Amerika Serikat (XKUSA) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga ekspor minyak kedelai Amerika Serikat (RHEKUSA), harga domestik minyak kedelai Amerika Serikat (HDKUSA) dan produksi (PRODKUSA). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kedelai Amerika Serikat sebesar 14% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama pada taraf 35%. Pada jangka pendek, ekspor minyak kedelai Amerika Serikat relatif lebih responsif terhadap

(28)

perubahan produksi minyak kedelai Amerika Serikat dibandingkan terhadap perubahan harga ekspor maupun perubahan harga domestik.

Konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat (CKUSA) dipengaruhi oleh harga relatif antara harga domestik minyak kedelai Amerika Serikat dan harga dunia minyak bumi (RHDKUSAHCOW), harga domestik minyak rapeseed Amerika Serikat (HDRUSA) dan populasi Amerika Serikat (POPUSA). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Namun, pada jangka pendek konsumsi minyak kedelai Amerika Serikat tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen.

5.3.2. Impor Minyak Kedelai

5.3.2.1. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai China

China merupakan negara produsen minyak kedelai terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Impor utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai China disajikan pada Tabel 15. Impor minyak kedelai China dipengaruhi oleh harga impor, konsumsi minyak kedelai dan lag impor. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai China sebesar 90% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Impor minyak kedelai China hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kedelai China pada jangka panjang.

Konsumsi minyak kedelai China dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai China (HMKC), tingkat pendapatan perkapita China (IPC), populasi

(29)

China (POPC) dan lag konsumsi (LCKC). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak kedelai China mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai China tidak bersifat responsif terhadap perubahan seluruh variabel eksogen. Pada jangka panjang, konsumsi minyak kedelai China bersifat responsif terhadap perubahan populasi China.

Tabel 15. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai China, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor Minyak Kedelai China (MKC)

Harga impor minyak kedelai China HMKC -0.29663 -0.74 - 0.090 0.222 Konsumsi minyak kedelai China CKC 0.34625 2.09 B 0.566 1.392 Lag impor minyak kedelai China LMKC 0.59331 3.22 A

R2= 0.900 R2-Adj = 0.887 F-hitung = 69.29 Dw = 1.86206 dh = 1.02

Konsumsi Minyak Kedelai China (CKC)

Intercept -1707.87 -1.72

Harga impor minyak kedelai China HMKC -0.16965 -0.53 - 0.032 0.155 Tingkat pendapatan perkapita riil China IPC 0.01455 0.21 - 0.022 0.107

Populasi China POPC 1.84440 1.86 C 0.812 3.991

Lag konsumsi minyak kedelai China LCKC 0.79655 4.46 A R2= 0.976 R2-Adj = 0.971 F-hitung = 209.48 Dw = 2.31416 dh = -1.95 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

5.3.2.2. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai EU-15

Negara-negara yang termasuk kedalam EU-15 secara umum merupakan produsen minyak kedelai. Seperti halnya China, kegiatan impor ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai EU-15 disajikan pada Tabel 16. Impor minyak kedelai EU-15 (MSEU) dipengaruhi oleh harga impor (HMKEU), nilai tukar (EREU) dan konsumsi minyak kedelai EU-15 (CKEU). Seluruh variabel eksogen

(30)

mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai EU-15 sebesar 83% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Dilihat dari nilai t-hitung, impor minyak kedelai EU-15 hanya dipengaruhi secara nyata oleh konsumsi. Pada jangka pendek impor minyak kedelai EU-15 bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi minyak kedelai EU-15.

Tabel 16. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai EU-15, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor Minyak Kedelai EU-15 (MKEU)

Harga impor riil minyak kedelai EU-15 HMKEU -0.303 -0.35 - 0.201

-Nilai tukar EU-15 EREU -91.323 -0.71 - 0.078

Konsumsi minyak kedelai EU-15 CKEU 0.7022 2.19 B 1.279

-R2= 0.831 R2Adj = 0.809 Fhitung = 37.73 Dw = 0.26645 dh =

-Konsumsi Minyak Kedelai EU-15 (CKEU)

Harga impor riil minyak kedelai EU-15 HMKEU -0.7705 -0.90 - 0.281 0.449 Harga impor riil minyak rapeseed EU-15 HMREU 0.616 1.11 - 0.255 0.408 Harga impor riil minyak biji bunga

matahari EU-15 HMMEU 0.504 0.69 - 0.217 0.346

Laju pertumbuhan harga dunia riil minyak

bumi RHCOW 1400.69 1.34 E 0.002 0.003

Populasi EU-15 IPEU 0.02640 2.56 B 0.440 0.704

Lag konsumsi minyak kedelai EU-15 LCKEU 0.37434 2.09 B R2=0.994 R2-Adj = 0.992 F-hitung = 560.10 Dw = 1.566835 dh = 2.85 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Konsumsi minyak kedelai EU-15 (CKEU) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai (HMKEU), harga impor minyak rapeseed (HMRC), harga impor minyak biji bunga matahari (HMMEU), laju pertumbuhan harga dunia minyak bumi (RHCOW), tingkat pendapatan perkapita (IPEU) dan lag konsumsi (LCKEU). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman impor minyak kelapa sawit EU-15 sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak kelapa sawit EU-15 relatif lebih bersifat responsif terhadap perubahan tingkat pendapatan perkapita

(31)

EU-15, kemudian terhadap perubahan harga impor minyak kedelai, diikuti respon terhadap perubahan harga impor minyak rapeseed dan terhadap perubahan harga impor minyak biji bunga matahari.

5.3.2.3. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai India

India termasuk kedalam 5 besar negara produsen minyak kedelai bersama Amerika Serikat, China, Argentina dan Brasil. Impor minyak kedelai utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai India disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak

Kedelai India, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor Minyak Kedelai India (MKID)

Intercept 64.95581 0.60

Harga impor riil minyak kedelai India HMKID -0.07863 -0.56 - 0.034 -Produksi minyak kedelai India PRODKID -0.96035 -10.51 A 0.934 -Konsumsi minyak kedelai India CKID 0.98603 20.95 A 1.914

-R2= 0.976 R2Adj =0.973 Fhitung = 298.23 Dw = 2.54498 dh =

-Konsumsi Minyak Kedelai India (CKID)

Intercept -4107.24 -1.55

Harga impor riil minyak kedelai India HMKID -0.68285 -1.49 E 0.151 0.533 Harga impor riil minyak kelapa sawit

India HMSID 0.41440 0.70 - 0.093 0.327

Harga dunia riil minyak bumi HCOW 57.07257 1.04 - 1.349 4.764

Populasi India POPID 1.57080 1.31 F 0.757 2.672

Lag konsumsi minyak kedelai India LCKID 0.71680 3.49 A R2= 0.920 R2Adj = 0.900 Fhitung = 46.07 Dw = 2.04925 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Impor minyak kedelai India (MKID) dipengaruhi oleh harga impor (HMKID), produksi (PRODKID) dan konsumsi minyak kedelai India (CKID). Seluruh variabel penejelas mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai India sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung maka impor minyak kedelai

(32)

India dipengaruhi secara nyata oleh produksi dan volume konsumsi, namun hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi.

Konsumsi minyak kedelai India dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai India (HMKID), harga impor minyak kelapa sawit India (HMSID), harga dunia minyak bumi (HCOW), populasi India (POPID) dan lag konsumsi (LCKID). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan konsumsi minyak kedelai India mampu menerangkan keragaman konsumsi sebesar 92% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Pada jangka pendek, konsumsi minyak kedelai India hanya bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi. Sedangkan pada jangka jangka panjang, konsumsi minyak kedelai India bersifat responsif terhadap perubahan harga dunia minyak bumi dan terhadap perubahan populasi.

5.3.2.4. Impor dan Konsumsi Minyak Kedelai Iran

Iran termasuk negara produsen minyak kedelai dengan produksi sekitar 200 ribu ton per tahun, sedangkan konsumsi sekitar 2 kali dari volume produksi domestik. Impor minyak kedelai utamanya ditujukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Keragaan impor dan konsumsi minyak kedelai Iran disajikan pada Tabel 18.

Impor minyak kedelai Iran (MKIR) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai Iran (HMKIR), produksi (PRODKIR), konsumsi (CKIR) dan lag impor minyak kedelai Iran (LMKIR). Seluruh variabel penejelas mampu menerangkan keragaman impor minyak kedelai India sebesar 99% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Berdasarkan nilai t-hitung

(33)

maka impor minyak kedelai Iran dipengaruhi secara nyata oleh produksi dan volume konsumsi, namun hanya bersifat responsif terhadap perubahan konsumsi. Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Impor dan Konsumsi Minyak

Kedelai Iran, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Impor Minyak Kedelai Iran (MKIR)

Harga impor riil minyak kedelai Iran HMKIR -0.0629 -0.84 - 0.054 0.059 Produksi minyak kedelai Iran PRODKIR -1.07570 -3.88 A 0.405 0.444 Konsumsi minyak kedelai Iran CKIR 1.10631 9.33 A 1.257 1.376 Lag impor minyak kedelai Iran LMKIR 0.08650 0.78

-R2= 0.989 R2-Adj = 0.987 F-hitung = 503.02 Dw = 1.54266 dh = 1.41

Konsumsi Minyak Kedelai Iran (CKIR)

Harga impor riil minyak kedelai Iran HMKIR -0.229 -1.24 F 0.172 0.456 Harga impor riil m. biji bunga matahari Iran HMMIR 0.133 0.73 - 0.109 0.289

Populasi Iran POPIR 4.4613 1.46 E 0.426 1.131

Lag konsumsi minyak kedelai Iran LCKIR 0.62342 3.72 A R2= 0.976 R2-Adj = 0.970 F-hitung = 206.11 Dw = 1.83653 dh = 0.80 Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Konsumsi minyak kedelai Iran (CKIR) dipengaruhi oleh harga impor minyak kedelai Iran (HMKIR), harga impor minyak biji bunga matahari Iran (HMMIR), populasi (POPIR) dan lag konsumsi (LCKIR). Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan mampu menerangkan keragaman konsumsi minyak kedelai Iran sebesar 98% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Konsumsi minyak kedelai Iran hanya bersifat responsif terhadap perubahan populasi pada jangka panjang.

5.3.3. Harga Minyak Kedelai

Keragaan harga dunia, harga ekspor dan harga domestik negara eksportir serta harga impor minyak kedelai negara-negara importir di dalam model disajikan pada Tabel 19.

(34)

Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Dunia, Harga Ekspor dan Harga Domestik Negara Eksportir serta Harga Impor Negara Importir Minyak Kedelai, Tahun 1980-2008

Variabel Simbol Parameter t Value

Elastisitas Jangka

Pendek PanjangJangka Harga Dunia Minyak Kedelai (HKW)

Intercept 182.7619 1.90

Ekspor dunia minyak kedelai XKW -0.0342 -0.70 - 0.656 1.280 Impor dunia minyak kedelai MKW 0.05141 0.98 - 0.848 1.654 Lag harga dunia riil minyak kedelai LHKW 0.48747 2.43 B

R2=0.461 R2Adj = 0.387 Fhitung = 6.26 Dw = 1.43679 dh =

-Harga Ekspor Minyak Kedelai Argentina (HEKA)

Intercept 39.5980 1.05

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.87094 15.55 A 1.012 1.084 Nilai tukar riil Argentina ERA -4.28929 -0.79 - 0.025 0.027 Ekspor minyak kedelai Argentina XKA -0.01236 -3.62 A 0.134 0.144 Lag harga ekspor riil minyak kedelai

Argentina LHEKA 0.06631 0.96

-R2= 0.934 R2-Adj = 0.922 F-hitung = 74.86 Dw = 1.45125 dh = 1.49

Harga Domestik Minyak Kedelai Argentina (HDKA)

Intercept 127.822 1.38

Harga ekspor riil minyak kedelai Argentina HEKA 0.10437 0.80 - 0.146 0.305 Rasio penawaran domestik terhadap

konsumsi minyak kedelai Argentina RSDCKA -2.90880 -0.34 - 0.014 0.029 Lag harga domestik riil minyak kedelai

Argentina LHDKA 0.52137 2.58 B

R2= 0.315 R2Adj = 0.221 Fhitung = 293.66 Dw = 1.98563 dh =

-Harga Ekspor Minyak Kedelai Brasil (HEKB)

Intercept 351.7565 1.66

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.11085 0.26 - 0.101 0.184

Nilai tukar riil Brasil ERB -6.46154 -0.19 - 0.025 0.046

Pajak ekspor minyak kedelai Brasil PEKB -3.66984 -0.55 - 0.100 0.183 Lag harga ekspor riil minyak kedelai Brasil LHEKB 0.45422 1.17 F

R2= 0.300 R2Adj = 0.167 Fhitung = 2.25 Dw = 1.410679 dh =

-Harga Domestik Minyak Kedelai Brasil (HDKB)

Harga ekspor riil minyak kedelai Brasil HEKB 0.50764 2.36 B 0.899 -Penawara domestik minyak kedelai Brasil SDKB -0.14320 -0.49 - 1.530 -Konsumsi domestik minyak kedelai Brasil CKB 0.16973 0.52 - 1.631

-R2=0.845 R2Adj = 0.825 Fhitung = 104.26 Dw = 0.65327 dh =

-Harga Ekspor Minyak Kedelai USA (HEKUSA)

Intercept 343.50 2.93

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.45713 2.09 B 0.411 -Subsidi ekspor minyak kedelai USA SEKUSA 2.03643 0.87 - 0.049

-R2= 0.218 R2Adj = 0.150 Fhitung = 3.21 Dw = 0.633919 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

(35)

Tabel 19. Lanjutan

Variabel Simbol Parameter t Value JangkaElastisitas Pendek PanjangJangka Harga Domestik Minyak Kedelai USA (HDKUSA)

Harga ekspor riil minyak kedelai USA HEKUSA 0.51902 3.55 A 0.459 -Penawaran domestik minyak kedelai USA SDKUSA -0.12344 -1.24 F 1.519 -Konsumsi domestik minyak kedelai USA CKUSA 0.20692 1.78 C 2.061

-R2=0.980 R2Adj =0.977 Fhitung = 371.32 Dw =0.98004 dh =

-Harga Impor Minyak Kedelai China (HMKC)

Intercept 264.6960 2.32

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.4945 2.94 A 0.511 -Tarif impor minyak kedelai China TMKC 0.21519 0.58 - 0.011

-R2= 0.306 R2Adj = 0.246 Fhitung = 5.08 Dw = 1.889787 dh =

-Harga Impor Minyak Kedelai India (HMKID)

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.74876 6.82 A 0.816 -Tarif impor minyak kedelai India TMKID 5.16207 4.22 A 0.181

-R2= 0.946 R2Adj =0.941 Fhitung = 209.30 Dw = 0.68737 dh =

-Harga Impor Minyak Kedelai EU-15 (HMKEU)

Intercept 175.0135 0.62

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.56348 5.54 A 0.531 -Tarif impor minyak kedelai EU-15 TMKEU 4.25136 0.38 - 0.190

-R2= 0.574 R2Adj = 0.537 Fhitung = 15.49 Dw = 1.17561 dh =

-Harga Impor Minyak Kedelai Iran (HMKIR)

Harga dunia riil minyak kedelai HKW 0.87053 14.32 A 0.909 -Tarif impor minyak kedelai Iran TMKIR 2.67192 3.62 A 0.091

-R2= 0.982 R2Adj = 0.980 Fhitung = 638.85 Dw =1.83307 dh = -Keterangan:

A : nyata pada taraf 1% B : nyata pada taraf 5% C : nyata pada taraf 10%

D : nyata pada taraf 15% E : nyata pada taraf 20% F : nyata pada taraf 25%

Harga dunia minyak kedelai (HKW) dipengaruhi oleh ekspor dunia minyak kedelai (XKW), impor dunia minyak kedelai (MKW) dan lag harga dunia minyak kedelai (LHKW). Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman harga dunia minyak kedelai sebesar 46% dan seluruh variabel memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama. Harga dunia minyak kedelai relatif lebih responsif terhadap perubahan ekspor dunia dibandingkan terhadap perubahan impor dunia minyak kedelai.

Secara umum, harga ekspor dan harga impor dipengaruhi secara nyata oleh harga dunia minyak kedelai. Seluruh variabel eksogen yang dimasukkan kedalam

(36)

setiap persamaan variabel endogen memberikan pengaruh nyata secara bersama-sama, kecuali untuk persamaan harga ekspor minyak kedelai Brasil (HEKB) yang berpengaruh nyata pada taraf 10%. Harga domestik di negara eksportir secara umum dipengaruhi oleh harga ekspor dan konsumsi pada taraf nyata 10%-15%. Tarif impor berpengaruh nyata dalam persamaan harga impor minyak kedelai Iran dan harga impor minyak kedelai India.

Berdasarkan nilai elastistas, respon harga ekspor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai terutama terjadi di Argentina terkait serapan pasar ekspor sekitar 90% dari produksi minyak kedelai Argentina. Besaran respon harga ekspor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai selanjutnya terjadi di Amerika Serikat meskipun volume ekspornya menempati urutan ketiga setelah Argentina dan Brasil. Fenomena ini terkait dengan kebijakan subsidi ekspor oleh pemerintah Amerika Serikat., Di negara importir, respon harga impor terhadap perubahan harga dunia minyak kedelai terutama terjadi di Iran diikuti oleh India, EU-15 dan China.

5.4. Keragaan Minyak Rapeseed Dunia

Minyak rapeseed merupakan minyak nabati ketiga terbesar yang diporoduksi dan diperdagangkan di pasar dunia minyak nabati maupun di pasar dunia minyak hayati. Selain sekor pangan, penggunaan utama minyak rapeseed di negara produsen dan negara importir utama adalah sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak bumi (ket: biodiesel). Seperti halnya minyak kedelai, ciri khas dalam perdagangan dunia minyak rapeseed adalah negara importir utama umumnya merupakan negara produsen utama minyak kedelai dan impor

(37)

dilakukan untuk menutupi kekurangan antara volume produksi domestik dan konsumi.

Kanada dan Amerika Serikat merupakan dua negara eksportir terbesar dengan kumulatifsharedari kedua negara sekitar 73.1% dari total ekspor di pasar dunia minyak rapeseed. Dari sisi produksi, Kanada merupakan negara produsen ketiga terbesar setelah China dan India, sedangkan Amerika Serikat termasuk kedalam 10 besar negara produsen, antara lain bersama dengan Jepang, Meksiko, Pakistan, dan negara-negara EU-15. Amerika Serikat selain sebagai negara eksportir, juga berperan sebagai negara importir utama bersama dengan EU-15 dan China dengan kumulatifsharedari ketiganya sekitar 70.22% dari total impor dunia minyak rapeseed. Impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat lebih ditujukan untuk konsumsi sedangkan produksi domestik minyak rapeseed Amerika Serikat lebih ditujukan untuk pasar ekspor. Amerika Serikat dan Kanada memberlakukan subsidi ekspor minyak rapeseed.

5.4.1. Ekspor Minyak Rapeseed

5.4.1.1. Ekspor dan Konsumsi Minyak Rapeseed Kanada

Kanada merupakan negara eksportir terbesar minyak rapeseed mesikpun sebagai produsen minyak rapeseed ketiga terbesar setelah China dan India. Sekitar 65% dari produksi minyak rapeseed Kanada ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya diserap oleh pasar domestik. Keragaan ekspor dan konsumsi minyak rapeseed Kanada disajikan pada Tabel 20. Ekspor minyak rapeseed Kanada (XRCD) dipengaruhi oleh laju pertumbuhan harga ekspor minyak rapeseed Kanada (RHERCD), harga domestik (HDRCD), produksi (PRODRCD) dan lag ekspor minyak rapeseed Kanada (LXRCD). Seluruh variabel eksogen mampu

Gambar

Tabel 5. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor, Konsumsi, Luas Areal dan Produktivitas  Tanaman  Kelapa  Sawit  Menghasilkan Indonesia, Tahun 1980-2008
Tabel 5. Lanjutan
Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter  Persamaan  Impor dan  Konsumsi  Minyak Kelapa Sawit India, Tahun 1980-2008
Tabel 9. Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 58 - A TAHUN 2 01 23. TENTANG PERLIN

Bahan yang digunakan untuk mendapatkan peta kawasan adalah peta ketersediaan lahan, data produktivitas jagung BPS tahun 2008-2013, data jalan, irigasi, dan data

Pada label kemas khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal (Undang-Undang RI No. Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat

1. Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tertugas mengorganisir Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi, Kepala Bidang Pelayanan dan Kepala Bidang

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan memahami wacana argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016 yang telah dilakukan oleh

Sehingga dengan diberikannya pembelajaran dengan pendekatan saintifik maka siswa bisa beradaptasi dengan kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menagasosiasi, dan

• Target SH adalah berdasarkan target RKA yang diturunkan • Target SH meliputi jumlah penjualan dan

Cara yang digunakan adalah dengan memanfaatkan hasil face tracking sebagai marker dan kemudian dilakukan proses untuk pengenalan model wajah dalam tiga dimensi untuk memunculkan