• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pissn: X Vol. 5 No. 1, Maret 2016 eissn:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea pissn: X Vol. 5 No. 1, Maret 2016 eissn:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

pISSN: 2302-299X

Vol. 5 No. 1, Maret 2016

eISSN: 2407-7860

Nomor Akreditasi: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan Agustus oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

Wallacea Journal of Forestry Research is a scientific publication reporting research findings in the field of forestry. The journal is published two times per year in March and August by Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar, Research Development and Innovation Agency, Ministry of Environment and Forestry of Indonesia. Penanggung Jawab (Responsible person) : Ir. Misto, M.P. (Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar) Dewan Redaksi (Editorial Boards):

Ketua (Editor in chief), merangkap anggota : Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D. (Konservasi Sumberdaya Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

Anggota (Members):

1. Prof. Dr. Ir. Muh. Dassir, M.Si. (Sosiologi Antropologi Kehutanan, Universitas Hasanuddin)

2. Dr. Ir. Usman Arsyad, M.S. (Perencanaan Rehabilitasi Lahan, Universitas Hasanuddin) 3. Dr. Ir. Syamsuddin Millang, M.S. (Agroforestri,

Universitas Hasanuddin)

4. Dr. Suhasman, S.Hut, M.Si. (Biokomposit, Universitas Hasanuddin)

5. Dr. Ir. Andi Sadapotto, M.P. (Serangga dan Hama Hutan, Universitas Hasanuddin)

6. Ir. M. Kudeng Sallata, M.Sc. (Hidrologi dan Konservasi Tanah, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Makassar)

7. Ir. Hunggul Yudono, M.Si (Konservasi Sumber Daya Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

8. Dr. Abdul Kadir Wakka, S.Hut M.Si (Sosial Ekonomi Kehutanan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

Mitra bestari (Peer reviewer) :

1. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc. (Konservasi Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar) 2. Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc.

(Silvikultur, Universitas Hasanuddin, Makassar) 3. Dr. Ir. Anwar Umar, M.S. (Tanah Hutan, Universitas

Hasanuddin, Makassar)

4. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. (Silvikultur, Universitas Hasanuddin, Makassar)

5. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Hidrologi dan Konservasi Tanah, Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia, Bogor)

6. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Ekologi Hutan, Universitas Hasanuddin, Makasssar)

7. Prof. Dr. Ir. Muhammad Restu, M.P. (Genetika dan Pemuliaan Hutan, Universitas Hasanuddin, Makassar)

8. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Pemuliaan Tanaman Hutan, Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta)

9. Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc. (Pengawetan Kayu, Universitas Hasanuddin, Makassar)

10. Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P. (Manajemen Hutan, Universitas Hasanuddin, Makassar)

11. Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Biologi Konservasi, Universitas Negeri Papua, Manokwari)

12. Muhammad Yusran (Kebijakan Kehutanan dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar) 13. Dr.Ir. Naresworo Nugroho, M.Sc (Pengolahan hasil

hutan, IPB, Bogor)

14. Dr. Ir.Cahyo Wibowo, M.Sc.F. Trop (Ilmu tanah hutan, IPB, Bogor)

15. Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Rehabilitasi bekas tambang, IPB, Bogor)

16. Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Ekologi Flora, IPB, Bogor)

17. Prof Dr. Tukirin Partomiharjo (Konservasi Tumbuhan, LIPI, Bogor)

18. Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. (Silvikultur Agroforestry, UGM Yogyakarta) Redaksi Pelaksana (Managing Editor) :

Ketua (Chairman) : Ir. Turbani Munda, M.Hut (Kepala Seksi Data, Informasi & Kerjasama) Anggota (Members) : 1. Ir. Sahara Nompo

2. Amrullah, S.E. 3. Masrum

4. Jumain, S.E.

5. Arman Suarman, S.Hut 6. Kasmawati, S.Kom 7. Heru Setiawan, S.Hut, M.Sc Diterbitkan oleh (published by):

Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar)

Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (Research, Development and Innovation Agency)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (Ministry of Environment and Forestry of Indonesia) Alamat (address) : Jalan Perintis kemerdekaan Km. 16 Makassar 90243, Sulawesi Selatan, Indonesia Telepon (Phone) : 62-411-554049

Fax (Fax) : 62-411-554058

E-mail : jurnal_wallacea@balithutmakassar.org OJS : http://jurnal.balithutmakassar.org

(2)

|

I

PENGANTAR REDAKSI

Seiring dengan perkembangan pengelolaan jurnal online di Indonesia dan

pemberlakuan akreditasi online, JPK Wallacea memulai pengelolaan jurnal elektronik melalui

Open Journal System (OJS) pada bulan Desember 2013 dengan No. eISSN 2407-7860

(elektronik). Pengelolaan jurnal elektronik ini dimulai dengan back issue Vol. 1, No 1 (2012) –

Vol. 4, No. 2 (2015) dan bisnis proses pengelolaan jurnal elektronik dengan online submission

dimulai bulan November 2015 dengan dua kali terbitan setahun yaitu bulan Maret dan

Agustus. Alhamdulillah Vol. 5 No. 1 ini adalah terbitan perdana melalui bisnis proses

tersebut yang diterbitkan pada bulan Maret 2016.

JPK Wallacea telah terindeks pada DOAJ, Crossref (DOI), Google Scholar, Cite Factor,

BASE, OAJI, WorldCat, Citeulike, Trove, Indonesian Publication Index (IPI), Indonesian

Scientific Journal Database (ISJD).

Akhirnya, pada kesempatan ini Dewan Redaksi Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mitra bestari

(peer reviewers) yang telah menelaah naskah yang dimuat pada edisi Vol. 5 No. 1, Maret

tahun 2016 :

1. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makassar)

2. Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Institut Pertanian Bogor, Bogor)

3. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makasssar)

4. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia,

Bogor)

5. Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Institut Pertanian Bogor, Bogor)

6. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman

Hutan, Yogyakarta)

7. Dr. Ir.Cahyo Wibowo, M.Sc.F. Trop (Institut Pertanian Bogor, Bogor)

8. Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makassar)

9. Dr. Ir. Anwar Umar, M.S. (Universitas Hasanuddin, Makassar)

10. Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Universitas Negeri Papua, Manokwari)

Makassar, Maret 2016

(3)

|

II

(4)

|

III

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

p

ISSN: 2302-299X

Vol. 5 No.1, Maret 2016

eISSN: 2407-7860

Nomor Akreditasi:

561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013

DAFTAR ISI (CONTENTS)

Mahendra Harjianto, Naik Sinukaban, Suria Darma Tarigan, dan Oteng Haridjaja ... 1 - 11

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI

DAERAH ALIRAN SUNGAI LAWO, SULAWESI SELATAN

(Land Capability Evaluation for Land Use Recommendation in Lawo Watershed)

Dede J. Sudrajat, Iskandar Z. Siregar, Nurul Khumaida, Ulfah J. Siregar, Irdika dan

Mansur ... 13 - 24

KERAGAMAN ANTAR POPULASI DAN KORELASI ANTAR KARAKTER BIBIT JABON

PUTIH (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) PADA CEKAMAN KEKERINGAN

DAN GENANGAN AIR

(Variation among Populations and Correlation among Seedling Characters of

White Jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) under Drought and Water

Logging Stress)

Gerson N. Njurumana ... 25 - 36

MASYARAKAT DESA DAN MANAJEMEN BIODIVERSITAS FLORA PADA SISTEM

PEKARANGAN DI KABUPATEN SUMBA TENGAH

(Village Community and Flora Biodiversity Management in Home Garden System

at Central of Sumba Regency)

Retno Prayudyaningsih dan Ramdana Sari ... 37 - 46

APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN KOMPOS UNTUK

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn.f.) PADA

MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG KAPUR

(The Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and Compost to Improve

the growth of Teak Seedlings (Tectona grandis Linn. f.) on Limestone Post-mining

Soil)

Mashudi dan Liliana Baskorowati ... 47 - 59

RESPON PROVENAN DAN FAMILI TANAMAN UJI KETURUNAN PULAI DARAT

(Alstonia angustiloba) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

(The Response of Provenance and Family to Drought Stress at The Progeny Trial

of Alstonia angustiloba)

Sumardi, M. Hidayatullah, Dhany Yuniati dan Bayu Adrian Victorino ... 61 - 77

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA CENDANA (Santalum album

Linn.) DI PULAU TIMOR

(Land Suitability Analysis for Sandalwood Plantation in Timor Island)

Mody Lempang... 79 - 90

SIFAT DASAR DAN POTENSI KEGUNAAN KAYU SALING-SALING

(Basic Properties and Potential Uses of Saling-Saling Wood)

Diah Irawati Dwi Arini dan Nurlita Indah Wahyuni ... 91 - 102

KELIMPAHAN TUMBUHAN PAKAN ANOA (Bubalus sp.) DI TAMAN NASIONAL

BOGANI NANI WARTABONE

(The Abundance of Anoa (Bubalus sp.) Plant at Bogani Nani Wartabone National

Park)

(5)

|

IV

(6)

Lembar Abstrak |

V

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

p

ISSN: 2302-299X

Vol. 5 No. 1, Maret 2016

eISSN: 2407-7860

Nomor Akreditasi:

561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya

UDC (OSDCF) 630*11

Mahendra Harjianto (Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS IPB), Naik Sinukaban, Suria Darma Tarigan, dan Oteng Haridjaja (Departemen Tanah dan Sumber Daya

Lahan, Fakultas Pertanian, IPB).

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LAWO, SULAWESI SELATAN

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 1 - 11

Abstrak

Perubahan penggunaan lahan hutan menjadi lahan pertanian merupakan salah satu masalah serius di Daerah Aliran Sungai (DAS) Lawo, Sulawesi Selatan. Praktek pertanian tanpa menerapkan konservasi tanah dan agroteknologi yang tepat, telah menyebabkan tingginya tingkat erosi dan produktivitas lahan yang rendah. Upaya pengelolaan DAS Lawo harus dilakukan dengan memadukan kepentingan konservasi tanah dan air dengan kepentingan peningkatan produksi pertanian. Upaya ini dapat dimulai dengan melakukan evaluasi kemampuan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan lahan di DAS Lawo dengan analisis data menggunakan kriteria klasifikasi kemampuan lahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa DAS Lawo didominasi oleh lahan berkelas kemampuan lahan III dengan faktor pembatas dominan adalah erosi sedang dengan luas 17.476,42 ha (49,68%). Selain itu, berturut-turut diikuti oleh kelas kemampuan lahan IV dengan faktor pembatas adalah lereng (cukup curam) dan kepekaan tanah terhadap erosi (agak tinggi) seluas 10.059,8 ha (28,6%), kelas kemampuan lahan VI dengan faktor pembatas lereng (curam) seluas 7.638,32 ha (21,72%). Lahan dengan kelas kemampuan III dapat disarankan untuk budidaya pertanian disertai dengan penerapan agroteknologi serta konservasi tanah dan air yang tepat. Selanjutnya pada lahan kelas IV dan VI tidak disarankan untuk budidaya pertanian, akan tetapi untuk penanaman hutan rakyat atau hutan tanaman.

Kata kunci: Kemampuan lahan, penggunaan lahan, erosi, DAS Lawo

UDC (OSDCF) 581.526.42

Dede J. Sudrajat (Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor), Iskandar Z. Siregar

(Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB), Nurul Khumaida (Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, IPB), Ulfah J. Siregar dan Irdika Mansur (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB).

KERAGAMAN ANTAR POPULASI DAN KORELASI ANTAR KARAKTER BIBIT JABON PUTIH (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) PADA CEKAMAN KEKERINGAN DAN GENANGAN AIR

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 13 - 24

Abstrak

Cekaman kekeringan dan genangan air merupakan faktor lingkungan yang sangat kritis yang berpengaruh terhadap daya hidup dan pertumbuhan bibit tanaman hutan. Pada penelitian ini, 12 populasi jabon putih (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) dievaluasi untuk menentukan keragaman genetik antar populasi dan korelasi antar karakter morfo-fisiologi bibit pada kondisi cekaman kekeringan dan genangan air. Dua unit percobaan disusun dengan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial 2 x 12, yaitu (1) faktor cekaman kekeringan (2 perlakuan) dan populasi (12 populasi), dan (2) faktor cekaman genangan (2 perlakuan) dan populasi (12 populasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon bibit jabon putih bervariasi antar populasi terhadap cekaman kekeringan dan genangan air. Bibit jabon putih memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap cekaman genangan

(7)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016

VI

air dari pada terhadap kekeringan. Populasi Kampar dan Gowa memiliki daya adaptasi yang lebih baik terhadap cekaman genangan air. Pada cekaman kekeringan, populasi Gowa memiliki adaptasi yang lebih baik pada kondisi kekeringan diikuti oleh populasi Nusa Kambangan. Karakter tinggi, berat kering total dan kandungan prolina berdasarkan nilai heritabilitas dalam arti luas dan korelasi antar karakter dapat dijadikan indikator penting untuk kegiatan pemuliaan populasi tahan cekaman kekeringan, sedangkan pada kondisi genangan air, karakter tinggi, berat kering total, panjang akar dan luas daun dapat dipertimbangkan sebagai indikator penting untuk kegiatan pemuliaan jabon putih terhadap cekaman genangan air.

Kata kunci: Jabon putih (Neolamarckia cadamba), cekaman, heritabilitas dalam arti luas, populasi

UDC (OSDCF) 630*1

Gerson N. Njurumana (Balai Penelitian Kehutanan Kupang)

MASYARAKAT DESA DAN MANAJEMEN BIODIVERSITAS FLORA PADA SISTEM PEKARANGAN DI KABUPATEN SUMBA TENGAH

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 25 – 36

Abstrak

Biodiversitas flora merupakan sumberdaya strategis dengan aneka potensi penggunaan untuk manusia. Pertumbuhan penduduk berdimensi ganda sebagai pemicu terjadinya degradasi sumberdaya hayati, namun berperan dalam pengelolaan untuk meningkatkan konservasinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui manajemen biodiversitas flora, struktur dan komposisi tanaman pada sistem pekarangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sumba Tengah, metode wawancara dan observasi digunakan, analisis data secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen biodiversitas flora pada sistem pekarangan bersifat polikultur, bermanfaat secara holistik sebagai atribut sosial-budaya-religius, ekonomi-pendapatan dan ekologi-konservasi. Struktur dan komposisi tanaman pada sistem pekarangan bervariasi, termasuk variasi indeks nilai pentingnya. Perluasan wilayah pemukiman berdampak positif terhadap konservasi biodiversitas flora pada sistem pekarangan.

Kata kunci: Masyarakat, desa, biodiversitas flora, pekarangan

UDC (OSDCF) 581.526.42

Retno Prayudyaningsih dan Ramdana Sari (Balai Penelitian Kehutanan Makassar)

APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN KOMPOS UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn.f.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG KAPUR

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 37 – 46

Abstrak

Tanah bekas tambang kapur mempunyai karakteristik yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman karena memiliki kualitas tanah yang buruk baik secara kimia, fisika dan biologi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman maka upaya yang dilakukan adalah memperbaiki kualitas tanah melalui inokulasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan aplikasi kompos. Asosiasi FMA dengan akar tanaman memperluas permukaan akar sehingga meningkatkan penyerapan air dan unsur hara. Aplikasi kompos, selain bertujuan menyediakan unsur hara, juga meningkatkan porositas tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman, dan perkembangan FMA. Oleh karena itu efektivitas FMA dan kompos diduga bisa lebih ditingkatkan jika keduanya diaplikasikan secara bersama-sama. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas FMA dan kompos pada pertumbuhan semai jati di media tanah bekas tambang kapur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial. Terdapat 2 faktor perlakuan yaitu Inokulasi FMA dan Persentase Kompos. Masing-masing taraf perlakuan adalah Inokulasi FMA, yaitu Tanpa mikoriza (K), Acaulospora sp. (A), Gigaspora sp. (G), dan Campuran Acaulospora sp. dan Gigaspora sp. (M); dan persentase kompos, terdiri dari Tanpa kompos (K0), kompos 5% (K5), Kompos 10% (K10), dan Kompos 15% (K15). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi inokulasi FMA dan persentase kompos meningkatkan

(8)

Lembar Abstrak |

VII

pertumbuhan dan kualitas semai jati. Inokulasi Gigaspora sp. dengan kompos 5% (GK5) memberikan respon paling baik untuk diameter batang dan indeks mutu bibit. Jumlah daun paling banyak ditunjukkan oleh semai yang diinokulasi FMA Mix dengan penambahan kompos 5% (MK5). Inokulasi FMA Acaulospora sp. dan kompos 15% (AK15) menghasilkan biomassa tertinggi. Rasio Pucuk Akar dan persentase kolonisasi FMA paling tinggi terdapat pada semai yang diinokulasi Gigaspora sp. dengan kompos 15% (GK15). Dengan demikian kombinasi perlakuan terbaik yang direkomendasi untuk menghasilkan semai jati berkualitas adalah GK5 karena menghasilkan semai dengan tinggi, diameter dan indeks kualitas semai terbaik.

Kata Kunci: Fungi Mikoriza Arbuskula, kompos, lahan bekas tambang kapur, jati

UDC (OSDCF) 581.526.42

Mashudi dan Liliana Baskorowati (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman

Hutan)

RESPON PROVENAN DAN FAMILI TANAMAN UJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia

angustiloba) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 47 – 59

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon provenan dan famili tanaman uji keturunan pulai darat terhadap cekaman kekeringan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Berblok (RALB) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu provenan (Banten, Muara Enim, Musi Rawas dan Solok) dan famili (43 famili). Dalam penelitian ini famili bersarang (nested) dalam provenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan mortalitas terendah terjadi pada provenan Banten (9,22%) dan tertinggi terjadi pada provenan Muara Enim (19,44%). Sebanyak 36 famili mengalami penambahan mortalitas dengan kisaran 4,17 – 33,33 %. Riap tinggi dan diameter batang tanaman seluruh provenan mengalami penurunan akibat adanya cekaman kekeringan, masing-masing berkisar antara 0,02 - 0,27 m/tahun dan 0,02 – 0,05 cm/tahun. Ranking riap tinggi tidak berubah sebelum dan sesudah terjadi cekaman kekeringan, yaitu dengan urutan provenan Muara Enim, Banten, Musi Rawas dan Solok. Di tingkat famili, ranking riap tinggi dan diameter batang sebelum dan sesudah terjadi cekaman kekeringan mengalami pergeseran.

Kata kunci: Cekaman kekeringan, respon provenan, respon famili, pulai darat

UDC (OSDCF) 630*234

Sumardi (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan), M. Hidayatullah (Balai

Penelitian Kehutanan Kupang), Dhany Yuniati (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan ) dan Bayu

Adrian Victorino (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benain Noelmina).

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA CENDANA (Santalum album Linn.) DI PULAU TIMOR

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 61 – 77

Abstrak

Populasi cendana di Pulau Timor yang merupakan daerah sebaran alam cendana mengalami penurunan pada tingkat yang mengkhawatirkan. Penurunan populasi cendana dari tahun 1987-1988 dan 1997-1998 mencapai 85% dalam kurun waktu 10 tahun. Status keberadaan cendana di Pulau Timor telah dimasukkan sebagai jenis yang berisiko punah (vulnerable). Upaya budidaya dan pemulihan cendana di Pulau Timor mulai dilakukan secara sistematis dan terencana. Untuk menunjang keberhasilannya perlu didukung data dan informasi mengenai lokasi yang sesuai untuk pengembangan cendana. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi kesesuaian lahan untuk pengembangan cendana (Santalum album Linn.) di Pulau Timor dalam bentuk peta. Penelitian dilakukan dengan analisis kimia dan fisika tanah serta overlay kondisi biofisik lahan sesuai dengan prosedur FAO (1976). Hasil analisis peta secara digital menunjukkan luas lahan yang sesuai secara aktual untuk pengembangan cendana pada masing-masing kabupatan/kota sebagai berikut: Kabupaten Belu seluas 125.216,69 ha (51,32%), Kabupaten Timor Tengah Utara seluas 163.554,16 ha (61,26%), Kabupaten Timor Tengah Selatan seluas 278.818,77 ha (70,64%), Kabupaten Kupang seluas

(9)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016

VIII

263.677,77 ha (44,73%), Kota Kupang seluas 8.994,48 ha (49,89%) dari luasan total daratan masing-masing kabupaten/kota.

Kata kunci: Kesesuaian lahan, budidaya cendana, jenis terancam punah

UDC (OSDCF) 630*8

Mody Lempang (Balai Penelitian Kehutanan Makassar)

SIFAT DASAR DAN POTENSI KEGUNAAN KAYU SALING-SALING

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 79 – 90

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat dasar (struktur anatomi, kimia, sifat fisis dan mekanis) kayu saling-saling (Artocarpus teysmanii Miq.) yang diambil dari hutan alam di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Potensi kegunaan kayu ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dasar dan penggunaan kayu tersebut oleh penduduk setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu saling-saling memiliki teras dan gubal jelas dapat dibedakan, gubal berwarna putih kekuningan dan teras cokelat kekuningan, corak pada penampang tangensial kadang-kadang tampak pita putus-putus yang berwarna gelap, tekstur agak halus dan tidak merata, arah serat lurus kadang-kadang agak berpadu, kilap permukaan agak mengkilap, kesan raba agak kesat, kekerasan tergolong agak keras, serat sangat panjang dan tebal dinding serat sangat tipis, serat tergolong kualitas II untuk bahan baku pulp kertas. Kadar selulosa tinggi, pentosan rendah, lignin sedang, ekstraktif tinggi, abu sedang dan silika tinggi. Saling-saling tergolong kayu ringan dengan berat jenis 0,40, penyusutannya sangat rendah dan tergolong kayu kelas kuat III. Potensi penggunaan untuk bahan bangunan dengan beban ringan, perahu, mebel murah, kerajinan, vinir kayu lapis, kayu laminasi, peti pembungkus, cetakan beton, papan partikel, papan serat dan pulp kertas.

Kata kunci: Sifat dasar kayu, potensi kegunaan kayu, Artocarpus teysmanii

UDC (OSDCF) 630*1

Diah Irawati Dwi Arini dan Nurlita Indah Wahyuni (Balai Penelitian Kehutanan Manado) KELIMPAHAN TUMBUHAN PAKAN ANOA (Bubalus sp.) DI TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.1, Maret 2016, hlm: 91 – 102

Abstrak

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) adalah habitat penting bagi anoa yang mewakili keragaman genetik spesies anoa di bagian Utara Sulawesi. Satwa liar sangat bergantung pada habitatnya, salah satunya adalah kebutuhan pakan. Ketersediaan pakan sangat memengaruhi perkembangan dan status reproduksi dari satwa liar. Demikian pula informasi pakan juga sangat penting bagi pembinaan habitat yang merupakan bagian dari konservasi in-situ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan pakan anoa, kelimpahan serta keanekaragamannya di TNBNW. Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu Gunung Imandi, Gunung Gambuta dan Gunung Sinombayuga pada ketinggian 0-1.600 mdpl. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode garis berpetak dan pengamatan jenis pakan dilakukan dalam plot-plot dengan ukuran 0,04 ha. Jumlah plot pengamatan pada tiga lokasi penelitian sebanyak 202 plot, terdiri dari 90 plot di Gn. Imandi dan Gn. Gambuta, serta 22 plot di Gn. Sinombayuga. Data dianalisis secara deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Kelimpahan pakan ditentukan dari jumlah penghitungan jumlah tanaman pakan yang dijumpai di setiap lokasi. Keragaman jenis tumbuhan pakan menggunakan beberapa indeks yaitu Kekayaan Margalef, Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener dan Indeks Kemerataan Eveness. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35 jenis tumbuhan pakan yang teridentifikasi, dimana 28 jenis termasuk tumbuhan herba dan tujuh jenis termasuk pohon/tumbuhan berkayu. Beberapa jenis tumbuhan memiliki kelimpahan berlimpah yaitu Rofu (Elatostema sp.), Rotan (Calamus sp.), dan beberapa jenis tumbuhan paku-pakuan.

(10)

Abstract Sheet |

IX

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

p

ISSN: 2302-299X

Vol. 5 Issue 1, March 2016

eISSN: 2407-7860

Accreditation Number:

561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013

The key words noted here are the words wich represent the concept applied in a writing.

These abstracts are allowed to copy without permision from the publisher and free of charge.

UDC (OSDCF) 630*11

Mahendra Harjianto (Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS IPB), Naik Sinukaban, Suria Darma Tarigan, dan Oteng Haridjaja (Departemen Tanah dan Sumber Daya

Lahan, Fakultas Pertanian, IPB).

LAND CAPABILITY EVALUATION FOR LAND USE RECOMMENDATION IN LAWO WATERSHED

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 1 - 11 Abstract

The changes of forest uses into agricultural land is a serious problem in Lawo watershed, South Sulawesi. Agricultural practices without implementing soil conservation and adequate agro-technology has caused high level of soil erosion and low land productivity. Management in Lawo watershed must be done with integrated soil and water conservation in order to increase agricultural production. This effort can be done with land capability evaluation. The purpose of this study is to evaluate the land capability of Lawo watershed using land capability category for data analysis. The results showed that Lawo watershed is dominated by land capability of class III with erosion (middle) as the dominant limiting factor which covers about 17,476.42 ha (49.68%). In addition, the class of land capability is followed by class IV with the slope (moderately steep) as the limiting factor and erodibility of soil (middle) covering about 10,059.8 ha (28.6%), land capability of class VI with slope (Steep) as the limiting factor with 7,638.32 ha (21.72%) coverage area. Land with class III can be recommended for dryland farming with adequate application of agro-technology, and water and soil conservation. While class IV and VI are not recommended for agricultural activities but for private forest or plantation forest.

Keywords: Land capability, land use, erosion, Lawo watershed UDC (OSDCF) 581.526.42

Dede J. Sudrajat (Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor), Iskandar Z. Siregar

(Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB), Nurul Khumaida (Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, IPB), Ulfah J. Siregar dan Irdika Mansur (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB).

VARIATION AMONG POPULATIONS AND CORRELATION AMONG SEEDLING CHARACTERS OF WHITE JABON (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) UNDER DROUGHT AND WATER LOGGING STRESS

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 13 - 24 Abstract

Drought and water logging stress are the most critical environmental factors that affect tree seedling survival and growth in the field. In this study, 12 populations of white jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) were evaluated to determine the genetic variability among populations and correlation among morpho-physiological seedling characters under drought and water logging stresses. Two research units were carried out by the randomized complete design with 2 x 12 factorial arrangements, i.e. (1) drought stress (2 treatments) and population (12 populations), and (2) water logging stress (2 treatments) and population (12 populations). Results showed that the responses of seedling traits were varied among populations under drought and water logging stresses. White Jabon seedling has higher adaptation to water logging stress than to drought stress. Kampar and Gowa populations have better adaptation to water logging stress. In drought stress, Gowa population had better adaptation followed by Nusa Kambangan population. Seedling height, total biomass and proline

(11)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016

X

content characters based on value of broad sense heritability and correlation among characters, could be considered as important indicators for improvement programs for drought tolerance, while in the water logging stress, height, total biomass, root length and leaf area could be considered as important indicators for improvement program of white Jabon for tolerance on waterlogged sites.

Keywords: White jabon (Neolamarckia cadamba), stress, broad sense heritability, population UDC (OSDCF) 630*1

Gerson N. Njurumana (Balai Penelitian Kehutanan Kupang)

VILLAGE COMMUNITY AND FLORA BIODIVERSITY MANAGEMENT IN HOME GARDEN SYSTEM AT CENTRAL OF SUMBA REGENCY

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 25 - 36 Abstract

Flora biodiversity is a strategic resource due its various potential uses for human benefit. Population growth is sometimes considered to be a contributory factor in the degradation of the biological resources, conversely, the population plays an important role in its conservation. This research aimed to understand the flora biodiversity management, structure and composition of plants in home-garden system. The research was conducted in Central Sumba Regency. Methods used were interview and observation. Data were analysed descriptively and qualitatively. The result showed that the flora biodiversity management in home garden based on poly-culture approach, a holistic beneficially as a socio-cultural-religious attribute, economic-income and ecology-conservation. The structure and composition of plant in the home-garden they include the variation of the important value index. The expansion of the residential areas positively impact the flora biodiversity conservation in home-garden system.

Keywords: Community, village, flora biodiversity, home-garden UDC (OSDCF) 581.526.42

Retno Prayudyaningsih dan Ramdana Sari (Balai Penelitian Kehutanan Makassar)

THE APPLICATION OF ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI (AMF) AND COMPOST TO IMPROVE THE GROWTH OF TEAK SEEDLINGS (Tectona grandis Linn. f.) ON LIMESTONE POST-MINING SOIL

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 37 - 46 Abstract

The characteristics of limestone post-mining soil are low physical, chemical and biological soil fertility, which have adverse effect on plant growth. Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and compost application is expected to enhance plant growth. AMF association expand nutrients absorption area. Compost application provides nutrients and increases soil porosity, which significantly supports plant growth and AMF development. Therefore, the effectiveness of AMF or compost could be improved if both are applied simultaneously. The study was conducted to determine the effectiveness of the AMF and compost to teak seedling growth on limestone post-mining soil. A completely randomized design was applied with factorial pattern. There are 2 factors of treatment i.e AMF inoculation (K=without AMF, A=Acaulospora sp., G=Gigaspora sp., and M=Mix of Acaulospora sp. and Gigaspora sp.) and Compost percentage (K0=without compost, K5=5% compost, K10=10% compost, and K15=15% compost). The results

showed AMF and compost application improved growth compared to the quality of teak seedling. Inoculation of Gigaspora sp. with 5% compost gave the best responses for stem diameter and seedling quality index. The best leaves accretion was denoted by the seedlings that were inoculated by Mix AMF with 5% compost. Inoculation of Acaulospora sp. with 15% compost had better growth response for biomass. Root-top ratio and AMF colonization were shown in seedling that was inoculated by Gigaspora sp. with 15% of compost. Gigaspora sp. with 5% compost, therefore, is the best combination for increasing seedling quality.

(12)

Abstract Sheet |

XI

UDC (OSDCF) 581.526.42

Mashudi dan Liliana Baskorowati (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman

Hutan)

THE RESPONSE OF PROVENANCE AND FAMILY TO DROUGHT STRESS AT THE PROGENY TRIAL OF Alstonia angustiloba

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 47 - 59 Abstract

This experiment aimed to identify the provenance and family responses to drought stress of Alstonia angustiloba Miq. progeny trial. This experiment was arranged in randomized complete block design. The research used 2 factors, i.e. provenance (Banten, Muara Enim, Musi Rawas and West Sumatera) and family (43 families). In this experiment, family factor was nested in the provenance. The results showed that the addition of the lowest mortality occurred in Banten provenance (9.22%) and highest in Muara Enim provenance (19.44%). A total of 36 families had additional mortality in the range of 4.17 to 33.33%. Height and stem diameter increment of all provenances decreased due to drought stress, which ranged respectively from 0.02 to 0.27 m/year and 0.02 to 0.05 cm/year. Ranking of height increment did not change before and after the occurrence of drought stress, i.e. with the following order provenance of Muara Enim, Banten, Musi Rawas and Solok. In the family level, ranking of height and stem diameter increment before and after drought stress were vary slightly.

Keywords: Drought stress, provenance response, family response, Alstonia angustiloba UDC (OSDCF) 630*234

Sumardi (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan), M. Hidayatullah (Balai

Penelitian Kehutanan Kupang), Dhany Yuniati (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan ) dan Bayu

Adrian Victorino (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benain Noelmina).

LAND SUITABILITY ANALYSIS FOR SANDALWOOD PLANTATION IN TIMOR ISLAND

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 61 - 77 Abstract

Sandalwood population in Timor Island has been on a decrease at an alarming rate. The decrease reached 85% in 10 years, from 1987-1988 and 1997-1998. The present status of sandalwood on the Timor Island has been included as a vulnerable specie. Sandalwood cultivation and recovery efforts is systematic, this involves a planned process. To achieve any significant success, it must be supported by data and information about the location suitable for the growth of sandalwood. This study aims to provide data and information on the land suitability for sandalwood (Santalum album Linn.) in Timor Island. The study was conducted by analysis of soil chemistry and physics and biophysical conditions overlay with FAO procedure (1976). The analysis showed an actual suitalbility area for development of sandalwood in each district are as follows: Belu of 125,216.69 ha (51.32%), Timor Tengah Utara of 163,554.16 ha (61.26%), Timor Tengah Selatan of 278,818.77 ha (70.64%), Kupang of 263,677.77 ha (44.73%), Kupang City of 8994.48 ha (49.89%) of the total land area of each district.

Keywords: Land suitability, sandalwood plantation, endangered species UDC (OSDCF) 630*8

Mody Lempang (Balai Penelitian Kehutanan Makassar)

BASIC PROPERTIES AND POTENTIAL USES OF SALING-SALING WOOD

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 79 - 90 Abstract

This research was carried out to examine the basic properties (anatomical structure, chemical, physical and mechanical) of saling-saling wood (Artocarpus teysmanii Miq.) taken from natural forest in Luwu Timur District, South Sulawesi Province. The Potential uses of this wood was determined by

(13)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016

XII

considering those properties and wood uses currently employed by the local inhabitants. Results revealed that saling-saling had clearly distinct heartwood and sapwood, sapwood yellowish white and heartwood yellowish brown in colour, figure on tangential sections sometimes show discontinuous dark coloured ribbons, fine or uneven texture, straight grain and sometimes rather interlocked, glossy wood surface , rough surface, and moderate in hardness, the fiber is remarkably long with very thin wall thickness, and this fiber quality is classified in class II for manufacturing paper pulp. The chemical content is composed of high cellulose, low pentose, moderate lignin, high extractive, moderate ash and high silicate. Saling-saling is a light wood with a specific gravity of 0.40, very low in shrinkage and classified as a class III wood strength. Potential uses are for light construction material, canoe/boat, cheap furniture, handicraft, veneer for plywood, laminated lumber, boxes, concrete forms, particle board, fiber board and paper pulp.

Keywords: Wood Basic properties, potential uses of wood, saling-saling UDC (OSDCF) 630*1

Diah Irawati Dwi Arini dan Nurlita Indah Wahyuni (Balai Penelitian Kehutanan Manado) THE ABUNDANCE OF ANOA (Bubalus sp.) PLANT AT BOGANI NANI WARTABONE NATIONAL PARK

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 1, March 2016, page: 91 - 102 Abstract

Bogani Nani Wartabone National Park (TNBNW) is an important habitat for anoas, which represents genetic diversity of anoa species in the northern area of Sulawesi. Wild animals depend on their habitats for many things, including food. Food availability influences the growth and reproduction of any species. Food information is also important for area management as an input in habitat development activities, which are parts of in-situ conservation. The aim of this study was to investigate the types, abundance and diversity of anoa food plants in TNBNW. The study was conducted in three locations, namely Imandi Mountain, Gambuta Mountain and Sinombayuga Mountain ranging between 0 and 1600 mdpl elevations. Data were collected using line plot sampling method and food type observation was performed with plots size of 0.04 ha. Total observation plots in three research locations were 202, of which 90 plots were in Imandi Mountain and Gambuta Mountain, and 22 plots were in Sinombayuga Mountain. Data were analyzed descriptively and presented in tables. Food abundance was determined by total food plants found in every location. Natural plants food diversity used several indices, which were Margalef Richness, Shannon-Wiener Diversity Index and Evenness Index. The results showed that 35 species of food plants were identified. As many as 28 species of them including herbaceous plants, and seven species of woody plants. Some plant species have higher abundance, namely rofu (Elatostema sp.), rattan (Calamus sp.), and various types of fern.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari rekapitulasi kemampuan yang dipaparkan diatas, untuk kemampuan siswa dalam menyampaikan isi berita di surat kabar pada siklus II dengan skor 103

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra 2016-2021 maupun Rencana

Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa I nspektorat Kota Mataram belum mencapai target jangka menengah (5 tahun) yang ditetapkan dalam Rencana Strategis

Beliau mengatakan sendiri kepada saya, ‘Ketika saya ingin mengajukan satu pertanyaan yang dapat mempermalukan Maulwi Muhammad Husain Sahib, Hadhrat Masih Mau’ud as

Surat yang salah tujuan nama dan alamat surat, terkadang berakibat surat tidak diketahui fisiknya. Hal ini bisa terjadi apabila si penerima surat yang salah tersebut

Pada bagian sub bab ini akan dibahas mengenai dampak kenaikan BBM terhadap kebijakan sektor perikanan, yang terdiri dari sub sektor perikanan tangkap dengan komoditas Tuna,

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas kerja selama 24 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di PT PLN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2011– 2025 yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 20