• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preface JPK Wallacea Vol.6 Issue 1, 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Preface JPK Wallacea Vol.6 Issue 1, 2017"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

pISSN: 2302-299X

eISSN: 2407-7860

Vol. 6 No. 1, Maret 2017

Akreditasi LIPI: 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016 Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: 36b/E/KPT/2016

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan Agustus oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

Wallacea Journal of Forestry Research is a scientific publication reporting research findings in the field of forestry. The journal is published two times per year in March and August by Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar, Research Development and Innovation Agency, Ministry of Environment and Forestry of Indonesia.

Penanggung Jawab (Responsible person) : Ir. Misto, M.P. (Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

Dewan Redaksi (Editorial Boards):

Ketua (Editor in chief), merangkap anggota : Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D. (Konservasi Sumberdaya Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

Anggota (Members):

1. Prof. Dr. Ir. Muh. Dassir, M.Si. (Sosiologi Antropologi Kehutanan, Universitas Hasanuddin)

2. Dr. Ir. Usman Arsyad, M.S. (Perencanaan Rehabilitasi Lahan, Universitas Hasanuddin)

3. Dr. Ir. Syamsuddin Millang, M.S. (Agroforestri, Universitas Hasanuddin)

4. Dr. Suhasman, S.Hut, M.Si. (Biokomposit, Universitas Hasanuddin)

5. Dr. Ir. Andi Sadapotto, M.P. (Serangga dan Hama Hutan, Universitas Hasanuddin)

6. Ir. M. Kudeng Sallata, M.Sc. (Hidrologi dan Konservasi Tanah, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

7. Ir. Hunggul Yudono, M.Si (Konservasi Sumber Daya Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

8. Dr. Abdul Kadir Wakka, S.Hut M.Si (Sosial Ekonomi Kehutanan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

9. Dr. Dede J. Sudrajat, S.Hut, MT (Teknologi Benih, Genetika Populasi, Balai Litbang Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan)

10.Heru Setiawan, S.Hut, M.Sc (Konservasi Sumber Daya Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

Mitra bestari (Peer reviewer) :

1. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc. (Konservasi Biologi, Universitas Hasanuddin)

2. Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc. (Silvikultur, Universitas Hasanuddin)

3. Dr. Ir. Anwar Umar, M.S. (Tanah Hutan, Universitas Hasanuddin)

4. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. (Silvikultur, Universitas Hasanuddin)

5. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Hidrologi dan Konservasi Tanah, Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia) 6. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Ekologi Hutan,

Universitas Hasanuddin)

7. Prof. Dr. Ir. Muhammad Restu, M.P. (Genetika dan Pemuliaan Hutan, Universitas Hasanuddin)

8. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Pemuliaan Tanaman Hutan, Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan) 9. Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc. (Pengawetan Kayu,

Universitas Hasanuddin)

10.Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P. (Manajemen Hutan, Universitas Hasanuddin)

11.Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Biologi Konservasi, Universitas Negeri Papua)

12.Muhammad Yusran (Kebijakan Kehutanan dan Lingkungan, Universitas Hasanuddin)

13.Dr.Ir. Naresworo Nugroho, M.Sc (Pengolahan hasil hutan, IPB)

14.Dr. Ir.Cahyo Wibowo, M.Sc.F. Trop (Ilmu tanah hutan, IPB) 15.Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Rehabilitasi bekas

tambang, IPB)

16.Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Ekologi Flora, IPB) 17.Prof Dr. Tukirin Partomiharjo (Konservasi Tumbuhan,

LIPI)

18.Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. (Silvikultur Agroforestry, UGM)

19.Prof. Dr. Ir. Y. Purwanto DEA (Etnobotani, LIPI) 20.Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, MPhil (Entomologi

(Biosistematika), LIPI).

21.Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc. (Manajemen Hutan (Forest carbon/biomass), UGM)

22.Muhammad Kamal, S.Si., M. GIS., Ph.D (Remote Sensing and GIS, Mapping, Mangrove, Fakultas Geografi, UGM). 23.Dr. Priyono Suryanto, S.Hut, M.P. (Silvikultur (Pertanaman

Agroforestry, UGM)

24.Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Sc (Pengelolaan DAS, UGM)

Redaksi Pelaksana (Managing Editor) :

Ketua (Chairman) : Ir. Turbani Munda, M.Hut (Kepala Seksi Data, Informasi & Kerjasama) Anggota (Members) : 1. Ir. Sahara Nompo

Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar)

Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (Research, Development and Innovation Agency)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (Ministry of Environment and Forestry of Indonesia) Alamat (address) : Jalan Perintis kemerdekaan Km. 16 Makassar 90243, Sulawesi Selatan, Indonesia Telepon (Phone) : 62-411-554049

Fax (Fax) : 62-411-554058

(2)

|

I

PENGANTAR REDAKSI

Eksistensi Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea (JPK Wallacea) yang diterbitkan Balai

Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan semakin nyata, terlebih

setelah mendapatkan dua akreditasi jurnal nasional. Pada akhir tahun 2016 JPK Wallacea

mendapatkan akreditasi dari dua lembaga akreditasi yang berbeda yakni dari Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Nomor No. 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016 tanggal 2

Nopember 2016 dan akreditasi dari Kemenristekdikti dengan Nomor 36b/E/KPT/2016,

tanggal 25 Mei 2016 untuk masa akreditasi berlaku masing-masing selama 5 (lima) tahun.

Dalam perkembangannya untuk meningkatkan performa jurnal, Redaksi JPK Wallacea

telah berupaya untuk meningkatkan kualitas jurnal diantaranya; update aplikasi

Open

Journal System

(dari versi 2.4.2. ke versi 2.4.8.1.), desain hal utama (beranda) yang menarik

(tidak monoton), desain logo jurnal, penambahan fitur 10 artikel populer, penambahan tim

reviewer dari Universitas Gadjah Mada dan LIPI.

Alhamdulillah Vol. 6 No. 1 ini adalah terbitan ketiga melalui

submission online

yang

diterbitkan (tersedia secara online) pada bulan Maret 2017. Oleh karena itu pada

kesempatan ini pengelola JPK Wallacea mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari

(

peer reviewers

) yang telah menelaah naskah yang dimuat pada edisi Vol. 6 No. 1, Maret

tahun 2017, sebagai berikut:

1.

Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makasssar).

2.

Prof. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan

Tanaman Hutan, Yogyakarta).

3.

Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Institut Pertanian Bogor, Bogor).

4.

Dr. Ir. Cahyo Wibowo, M.Sc.F. Trop (Institut Pertanian Bogor, Bogor).

5.

Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P. (Universitas Hasanuddin, Makasssar).

6.

Muhammad Kamal, S.Si., M. GIS., Ph.D (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta).

7.

Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia,

Bogor).

8.

Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Institut Pertanian Bogor, Bogor).

9.

Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makasssar).

10.

Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Sc (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta).

Semoga publikasi ini dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Makassar, Maret 2017

(3)

|

(4)

|

III

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

p

ISSN: 2302-299X

Vol. 6 No.1, Maret 2017

eISSN: 2407-7860

Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI:

36b/E/KPT/2016

Akreditasi LIPI:

764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016

DAFTAR ISI

(CONTENTS)

Agung Budi Supangat

...

01-11

PERUBAHAN KARAKTERISTIK HIDROGRAF ALIRAN SUNGAI SETELAH

PENEBANGAN TANAMAN

Eucalyptus pellita

F. Muell

(Changes in the Characteristics of After Logging Streamflow Hydrograph of

Eucalyptus pellita F. Muell Stands)

Naning Yuniarti, Megawati,

dan

Budi Leksono

...

13-19

PENGARUH METODE PERKECAMBAHAN DAN SUBSTRAT KERTAS TERHADAP

VIABILITAS BENIH

Eucalyptus pellita

F. Mull

(The Effect of Method and Germination Paper Substrate on Viability of

Eucalyptus pellita F. Mull Seed)

Arif Irawan,

dan

Darwo

...

21-29

RESPON PERTUMBUHAN SEMAI

Shorea assamica

Dyer TERHADAP TINGKAT

NAUNGAN DAN PERLAKUAN BAHAN PENGHAMBAT TUMBUH

(Growth Response of Shorea assamica Dyer Seedlings to Shading Leveland

Growth Inhibitor Treatments)

Abd. Kadir Wakka,

dan

San Afri Awang

...

31-40

SKENARIO PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KOLABORASI TAMAN NASIONAL

BANTIMURUNG BULUSARAUNG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

(Development Scenario of Collaborative Management at Bantimurung

Bulusaraung National Park, South Sulawesi Province)

Noor Khomsah Kartikawati,

dan

Sumardi

...

41-51

POTENSI PERKAWINAN SILANG PADA PENYERBUKAN TERBUKA DI KEBUN

BENIH SEMAI KAYUPUTIH DI PALIYAN, GUNUNGKIDUL

(Crossing Potential of Open Pollination in Cajuputi Seedling Seed Orchard at

Paliyan, Gunungkidul)

Beny Harjadi

...

53-60

DETEKSI KELIMPAHAN AIR DI TAMAN NASIONAL BALURAN

DENGAN ANALISIS CITRA SATELIT LANDSAT

(Detection of Water Abundance in Baluran National Park with Landsat Satellite

Imagery Analysis)

Diah Irawati Dwi Arini, Satyawan Pudyatmoko,

dan

Erny Poedjirahajoe

...

61-71

SELEKSI POHON TIDUR BURUNG NURI TALAUD (

Eos histrio

Muller, 1776)

DI PULAU KARAKELANG SULAWESI UTARA

(Roosting Selection by Red and Blue Lory (Eos histrio Muller, 1776) in Karakelang

Island North Sulawesi)

Nining Wahyuningrum

...

73-89

PREDIKSI DEBIT DAN SEDIMEN PADA DAS BERHUTAN JATI DENGAN

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

(5)

|

(6)

Lembar Abstrak |

V

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

p

ISSN: 2302-299X

eISSN: 2407-7860

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya

UDC (OSDCF) 630*11

Agung Budi Supangat (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) PERUBAHAN KARAKTERISTIK HIDROGRAF ALIRAN SUNGAI SETELAH PENEBANGAN TANAMAN Eucalyptus pellita F. Muell

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 01 - 11

Abstrak

Pembangunan skala luas hutan tanaman Eucalyptus pellita F. Muell di Provinsi Riau dengan menerapkan sistem silvikultur tebang habis pada jenis tanaman cepat tumbuh, disinyalir berdampak pada berubahnya fungsi hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan karakteristik hidrograf aliran sungai setelah penebangan tanaman E. pellita. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan tanaman E. pellita pada satuan pengamatan DAS Mikro seluas 4,62 ha di Perawang, Provinsi Riau. Teknik yang digunakan adalah analisis hidrograf satuan terhadap data terpilih hidrograf banjir. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penebangan dengan sistem tebang habis menyebabkan peningkatan debit puncak banjir dari rata-rata 0,226 m3/dt menjadi 0,322 m3/dt, memperpendek waktu dasar pada hidrograf aliran dari rata-rata 143 menit menjadi 90 menit, mempercepat waktu mencapai puncak banjir dari rata-rata 80 menit menjadi 40 menit, serta menurunkan aliran dasar rata-rata dari 0,0056 m3/dt menjadi 0,0032 m3/dt.

Kata Kunci: Tanaman E. Pellita, tebang habis, hidrograf aliran

UDC (OSDCF) 581.526.42

Naning Yuniarti dan Megawati (Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan), Budi Leksono (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan)

PENGARUH METODE PERKECAMBAHAN DAN SUBSTRAT KERTAS TERHADAP VIABILITAS BENIH Eucalyptus pellita F. Mull

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 13 - 19

Abstrak

Penanganan benih Eucalyptus pellita yang kurang tepat akan menyebabkan benih tersebut memiliki viabilitas yang rendah sehingga untuk memperbaiki viabilitasnya diperlukan teknik penanganan yang tepat. Untuk mengetahui potensi perkecambahan benih sebagai hasil penanganan diperlukan uji perkecambahan benih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode perkecambahan dan substrat kertas terhadap viabilitas benih E. pellita. Benih E. pellita yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kebun benih semai (KBS), yang terdapat di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Riau. Metode pengujian perkecambahan yang dilakukan di laboratorium adalah metode perkecambahan uji di atas kertas (UDK) dan uji antar kertas (UAK) dan beberapa substrat kertas (kertas merang, towel, saring, dan koran). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode perkecambahan dan substrat kertas berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih E. pellita, (2) metode perkecambahan dan substrat kertas yang terbaik untuk perkecambahan benih E. pellita yaitu metode uji di atas kertas dengan menggunakan substrat kertas koran (Daya Berkecambah 204 kecambah/0,01 gr).

(7)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017

VI

UDC (OSDCF) 581.526.42

Arif Irawan, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado) dan Darwo, (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan)

RESPON PERTUMBUHAN SEMAI Shorea assamica Dyer TERHADAP TINGKAT NAUNGAN DAN PERLAKUAN BAHAN PENGHAMBAT TUMBUH

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 21 - 29

Abstrak

Shorea assamica Dyer merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang memiliki tipe benih

rekalsitran, sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Teknik penyimpanan bahan tanaman dalam bentuk semai merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan benih dengan waktu simpan yang pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan semai S. assamica terhadap perlakuan naungan dan bahan penghambat tumbuh. Penelitian disusun dengan pola Petak Terbagi (Split Plot). Petak utama adalah naungan dan anak petak adalah bahan penghambat tumbuh. Faktor naungan terdiri dari 3 tingkat, yaitu (1) naungan ringan (38.600-47.200 lux); (2) naungan sedang (19.342-35.300 lux); dan (3) naungan berat (62-2.106 lux), sedangkan faktor bahan penghambat tumbuh terdiri dari 3 taraf, yaitu (1) Paclubutrazol 250 ppm (2) NaCl 0,5%; dan (3) Aquades (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan bahan penghambat tumbuh paclubutrazol 250 ppm dengan naungan berat mampu menekan pertumbuhan tinggi, berat kering akar dan indeks kualitas semai S. assamica pada umur 6 bulan secara optimal di persemaian.

Kata kunci: S. assamica, penghambat tumbuh, paclubutrazol, naungan

UDC (OSDCF) 630*234

Abd. Kadir Wakka, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar) dan San Afri Awang (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)

SKENARIO PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KOLABORASI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 31 - 40

Abstrak

Pengelolaan kolaborasi merupakan strategi yang paling sesuai dalam upaya mengakomodasi kepentingan masyarakat sekitar dalam pengelolaan kawasan konservasi. Keberhasilan pengelolaan kolaborasi sangat tergantung pada sejauh mana faktor-faktor kunci keberhasilan strategi dapat diidentifikasi untuk kemudian disusun skenario yang menjadi rekomendasi operasional. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan kolaborasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN Babul) berdasarkan skenario yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara dan pengisian kuesioner kepada sejumlah informan pakar, serta studi literatur. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario pengembangan kolaborasi pada masa yang akan datang adalah skenario optimis melalui peningkatan kesadaran akan saling ketergantungan kepentingan, peningkatan kompetensi SDM pelaksana kolaborasi, peningkatan kemampuan membangun jaringan kerja dengan stakeholder lainnya, peningkatan kemampuan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, peningkatan kemampuan menjalin kerja sama dengan

stakeholder terkait, serta dukungan kebijakan pemerintah yang memadai untuk memberi ruang lebih

luas bagi masyarakat dalam pemanfaatan kawasan TN Babul. Penerapan skenario pengembangan kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan TN Babul yang lebih baik.

(8)

Lembar Abstrak |

VII

UDC (OSDCF) 581.526.42

Noor Khomsah Kartikawati, dan Sumardi (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan)

POTENSI PERKAWINAN SILANG PADA PENYERBUKAN TERBUKA DI KEBUN BENIH SEMAI KAYUPUTIH DI PALIYAN, GUNUNGKIDUL

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 41 - 51

Abstrak

Penyerbukan terbuka mempunyai dua kemungkinan tipe penyerbukan yaitu penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya perkawinan silang, baik di dalam provenan maupun antar provenan serta perilaku pembungaan pada masing-masing provenan di kebun benih semai (KBS) kayuputih Paliyan, Gunungkidul. Penelitian dilakukan pada KBS kayuputih di Paliyan selama 2 periode pembungaan dengan mengamati waktu mulai berbunga sampai pembungaan berakhir pada semua pohon. Hasil penelitian menunjukkan ras lahan Gundih memiliki nilai potensi perkawinan silang yang tinggi pada semua periode pembungaan, sementara nilai terendah pada provenan Australia Bagian Utara. Meskipun demikian, provenan lain (Masarete, Rat Gelombeng, Waipirit, Pelita Jaya, Cotonea, Suli dan Australia Bagian Barat) memiliki nilai potensi perkawinan silang yang cukup tinggi. Periode pembungaan yang menghasilkan potensi perkawinan silang tertinggi adalah periode B (Januari-Februari), dengan jumlah individu berbunga paling banyak. Secara umum potensi perkawinan silang antar provenan cukup tinggi kecuali provenan dari Australia Bagian Utara. Pengamatan intensitas pembungaan menunjukkan pada bulan Januari akhir memiliki intensitas pembungaan tertinggi. Pemanfaatan benih hasil penyerbukan terbuka dari KBS dapat direkomendasikan apabila nilai potensi perkawinan silangnya cukup tinggi.

Kata kunci: Perkawinan silang, pembungaan, Melaleuca cajuputi, provenan, kebun benih semai

UDC (OSDCF) 630*11

Beny Harjadi (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) DETEKSI KELIMPAHAN AIR DI TAMAN NASIONAL BALURAN DENGAN ANALISIS CITRA SATELIT LANDSAT

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 53 - 60

Abstrak

Indonesia termasuk salah satu negara mega-biodiversity yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan iklim global dan ekosistem hutan. Kekeringan menyebabkan kehidupan satwa terganggu hingga terjadi kematian dan pergeseran ekosistem. Permasalahan yang setiap tahun terjadi di Taman Nasional Baluran (TNB) adalah kekeringan dan kebakaran pada daerah savana. Penelitian ini bertujuan melakukan deteksi kelimpahan air dengan menggunakan citra satelit di TNB. Penelitian dinalisis dengan menggunakan citra satelit Landsat ETM7+ pada tahun 1999 dan 2010 dan 3 (tiga) faktor utama yang memiliki potensi besar kelimpahan air, adalah: (1) kerapatan tanaman (GI =

Greenness Index), (2) kelembapan tanah (WI = Wetness Indeks), dan (3) kondisi tanah (SBI = Soil

Brightness Indeks). Tiga faktor dijumlahkan dan dibagi tiga untuk mendapatkan 5 tingkat kelimpahan

air: 1) Sangat melimpah, 2) Berlimpah, 3) Medium, 4) Sedikit, dan 5) Sangat sedikit. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan air telah menurun antara tahun 1999 dan 2010 adalah untuk kondisi moderat dari 85% menjadi 38%, jika kelimpahan air rendah (sedikit) meningkat dari 15% menjadi 60%. Tingkat akurasi kelimpahan air di lapangan lebih dari 80% atau tepatnya 91%. Kondisi kekeringan yang ekstrim ini akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup flora dan fauna di TNB yang sangat membutuhkan air dan berpotensi kebakaran. Pembuatan embung tempat penampungan air dan pasokan air terus menerus dengan menggunakan tangki air di musim kemarau sangat diperlukan di TNB.

(9)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017

VIII

UDC (OSDCF) 630*1

Diah Irawati Dwi Arini, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado) Satyawan Pudyatmoko, dan Erny Poedjirahajoe (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

SELEKSI POHON TIDUR BURUNG NURI TALAUD (Eos histrio Muller, 1776) DI PULAU KARAKELANG SULAWESI UTARA

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 61 - 71

Abstrak

Nuri Talaud merupakan spesies burung paruh bengkok endemik Kepulauan Talaud Sulawesi Utara. Dalam penggunaan sumber daya yang ada, diduga bahwa terjadi pemilihan sumberdaya termasuk pemilihan pohon sebagai pohon tidur. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakter pohon tidur yang digunakan oleh burung Nuri Talaud dan variabel yang berkontribusi dalam pemilihan pohon sebagai pohon tidur. Data dikumpulkan terhadap pohon tidur yang masih digunakan dan telah ditinggalkan berdasarkan 14 variabel. Data dianalis dengan menggunakan uji Mann-Whitney, Uji-T, Uji Chi-Square dan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian mengidentifikasi 11 pohon tidur yaitu enam pohon masih aktif digunakan dan lima pohon tidur yang sudah ditinggalkan. Jenis pohon yang digunakan sebagai pohon tidur adalah Gehe (Pometia

coriacea Radkl) sebanyak sembilan pohon, Binsar (Ficus variegate Blume) sebanyak satu pohon, dan

Lawean (Sterculia sp) sebanyak satu pohon. Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa hanya lima variabel yang memiliki hubungan dengan pemilihan pohon tidur yaitu tinggi bebas cabang, diameter tajuk, persen kerapatan tajuk dan jumlah pohon di sekitar pohon tidur pada diameter 20 - 40 cm dan > 41 cm. Hasil analisis regresi logistik biner diketahui tiga variabel yang berkontribusi secara bersama-sama dalam pemilihan pohon tidur burung Nuri Talaud yaitu tinggi bebas cabang, persen kerapatan tajuk dan jumlah pohon di sekitar pohon tidur pada diameter > 41 cm, dan variabel tinggi bebas cabang memberikan pengaruh terbesar di antara variabel lainnya dalam seleksi pohon tidur oleh Nuri Talaud.

Kata kunci: Burung Nuri Talaud, pohon tidur, Karakelang, logistik regresi, pemilihan

UDC (OSDCF) 630*11

Nining Wahyuningrum (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) PREDIKSI DEBIT DAN SEDIMEN PADA DAS BERHUTAN JATI DENGAN PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 No.1, Maret 2017, hlm: 73 - 89

Abstrak

Informasi tentang hubungan curah hujan, debit aliran dan sedimen diperlukan dalam perencanaan pengelolaan DAS. Hubungan ini dikenal sangat nonlinear dan kompleks. Meskipun debit dan sedimen sudah dimonitor secara terus menerus, namun kadang kala informasinya tidak atau kurang lengkap. Dalam kondisi ini pemodelan sangat diperlukan. Tujuan penelitian adalah membuat model untuk memrediksi hasil air (direct runoff) dan sedimen bulanan dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Model yang diuji menggunakan data hujan pada saat t-3 dan t-4 sebagai input, dan debit dan sedimen pada t+3 dan t+4 sebagai output. Data yang digunakan merupakan data tahun 2001 sampai dengan tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa model yang diuji terdapat 2 model untuk prediksi debit dan 2 model untuk prediksi sedimen. Model tersebut terpilih karena mempunyai MSE terkecil, R2 terbesar dan K yang memuaskan (0,5-0,65). Dengan demikian, model-model tersebut dapat digunakan untuk memrediksi debit dan sedimen untuk jangka t+3 dan t+4. Prediksi debit t+3 dan t+4 dapat menggunakan persamaan berturut-turut Q t+3 = 0,64 Q t-3 + 0,05 dan Q t+4 = 0,65 Q t-4 + 0,074, sedangkan prediksi sedimen t+3 dan t+4 menggunakan persamaan QS t+3 = 0,45 QS t-3 + 0,052 dan QS t+4 = 0,45 QS t-4 + 0,052. Pemodelan dengan JST ini dapat diaplikasikan untuk memrediksi debit dan sedimen di lokasi yang lain dengan arsitektur yang disesuaikan dengan kondisi data yang tersedia.

(10)

Abstract Sheet |

IX

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea

pISSN: 2302-299X

eISSN: 2407-7860

Vol. 6 No.1, Maret 2017

Accreditation Number

(KEMENRISTEKDIKTI)

:

36b/E/KPT/2016

Accreditation Number (LIPI)

:

764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016

The key words noted here are the words wich represent the concept applied in a writing.

These abstracts are allowed to copy without permision from the publisher and free of charge.

UDC (OSDCF) 630*11

Agung Budi Supangat (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai)

CHANGES IN THE CHARACTERISTICS OF AFTER LOGGING STREAMFLOW HYDROGRAPH OF

Eucalyptus pellita F. MuellSTANDS

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 01 - 11

Abstract

The wide scale development of Eucalyptus pellita F. Muell plantation in Riau Province applying the clear cutting silvicultural system on fast-growing tree species allegedly have an impact on the changing of watershed hydrological functions. The aim of this study was to determine the changes in the characteristics of after logging stream flow hydrograph of E. pellita forest stand. The research was carried out in E. pellita plantations in Perawang, Riau Province using 4.62 ha of micro-catchment as an observation unit. The method used is the analysis of hydrograph units on chosen data of flood hydrograph. The research concludes that clear-cutting system has led to increasing the peak flow discharge from an average of 0.226 m3.s-1 to be 0.322 m3.s-1, shortening the time base of hydrograph from

an average of 143 minutes to be 90 minutes, shortening the time to peak flow from an average of 80 minutes to be 40 minutes, as well as declining the base flow from an average of 0.0056 m3.s-1 to be 0.0032

m3.s-1.

Keywords: E. pellita forest stand, clear cutting, hydrograph

UDC (OSDCF) 581.526.42

Naning Yuniarti dan Megawati (Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan), Budi

Leksono (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan)

THE EFFECT OF METHOD AND GERMINATION PAPER SUBSTRATE ON VIABILITY OF Eucalyptus

pellita F. Mull SEED

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 13 - 19

Abstract

Improper seed handling of Eucalyptus pellita will reduce seed quality, so as to improve the viability of the seed proper handling techniques are needed. To investigate the seed germination potency as a result of seed handling germination seed tests are needed. The purpose of this study was to examine the effect of germination method and paper substrate on the viability of E. pellita seeds. Seeds used in this study were from seedling seed orchard in South Sumatra, South Kalimantan, and Riau. Seed germination methods used in the laboratory tests were method of top paper and between paper tests, besides that, different papers were used such as: paper substrate namely straw paper, towel paper, filter paper, and newspaper. Factorial experimental design completely randomized was used. The results showed that: (1) the method of germination and paper substrate was significant (2) the best paper substrate and germination method was the method of top paper test with used media of newspaper (germination percentage 204 seedling /0.01 grams).

(11)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue.1, March 2017

X

UDC (OSDCF) 581.526.42

Arif Irawan, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado)dan

Darwo, (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan)

GROWTH RESPONSE OF Shorea assamica Dyer SEEDLINGS TO SHADING LEVELAND GROWTH

INHIBITOR TREATMENTS

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 21 - 29

Abstract

Shorea assamica Dyer is one of the forest trees with recalcitrant seed type, It can not be stored for long periods. Storage technique of planting material in the form of seedlings is one solution that can be done to overcome the problems of the seeds with a short shelf life. The aim of the research is to determine the growth response of S. assamica seedlings toshading andgrowth inhibitor treatments. Research design was approached by split plot design. The main plot was shade and sub-plot was a growth inhibitor. The storage conditions consisted of (1) light (38,600-47,200 lux), (2) medium (19,342-35,300 lux) and (3) heavy shading (62-2,106 lux). The inhibitors used were (1) paclobutrazol 250 ppm, (2) NaCl 0.5% and (3) aquadest (as a control). The results showed that the combined treatment of paclubutrazol 250 ppm with heavy shade was able to suppress the growth of height, dry weight of root and seedling quality index of S. assamica at the age of 6 months optimally in nursery.

Keywords:S. assamica, inhibitor, paclubutrazol, shading

UDC (OSDCF) 630*234

Abd. Kadir Wakka, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)

dan San Afri Awang (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)

DEVELOPMENT SCENARIO OF COLLABORATIVE MANAGEMENT AT BANTIMURUNG BULUSARAUNG NATIONAL PARK, SOUTH SULAWESI PROVINCE

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 31 - 40

Abstract

Collaborative management is the most appropriate strategy in an effort to accommodate the interests of local communities in the management of protected areas. Success of collaborative management is highly dependent on the extent of identification of key factors for strategy success to compile scenarios into operational recommendations. This study aimed to formulate a collaborative management strategy for Bantimurung Bulusaraung National Park (Babul NP) based on scenarios that may occur in the future. The study was conducted by observation, interviews and questionnaires to a number of expert informants and literature studies. Data was analyzed using a prospective analysis. The results showed that the development of collaboration in the future is an optimistic scenario with the increasing awareness of the interdependence of interests, improving human resource competencies, collaboration, the ability to build networks with other stakeholders, improving the ability to coordinate with relevant stakeholders and the ability to establish cooperation with them and the adequation of goverment policies to give a place to people in the utilization of the Babul NP. Application of collaborative development scenario is expected to improve Babul NP management.

(12)

Abstract Sheet |

XI

UDC (OSDCF) 581.526.42

Noor Khomsah Kartikawati, dan Sumardi (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan

Tanaman Hutan)

CROSSING POTENTIAL OF OPEN POLLINATION IN CAJUPUTI SEEDLING SEED ORCHARD AT PALIYAN, GUNUNGKIDUL

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 41 - 51

Abstract

There are two possibilities on open pollination: cross pollination and self pollination. This research was aimed to identify cross pollination potential within and among provenance, and to determine the flowering behavior of each provenance in seedling seed orchard of cajuputi at Paliyan, Gunungkidul. The research was conducted based on flowering phenology (start of flowering, end of flowering and duration of flowering in one period) for all flowering trees during two flowering periods. The result showed that there was high crossing potential in seedling seed orchard of cajuputi based on flowering synchrony. Land race of Gundih has highest crossing potential due to longevity and intensity of flowering, while the provenance from Northern Australia has the lowest crossing potential. Other provenances (Masarete, Rat Gelombeng, Waipirit, Pelita Jaya, Cotonea, Suli and Western Australia) also have high crossing potential at the time when the number of individual was greatest and flowering intensity highest. This research demonstrated that high crossing potential was found within provenance and among provenances except Northern Australia. The implication of this research deployment of improved seed produced from open pollination in seedling seed orchard was recommended for high crossing potential expressed from flowering synchrony.

Keywords:Crossing potential, flowering, Melaleuca cajuputi, provenance, seedling seed orchard

UDC (OSDCF) 630*11

Beny Harjadi (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai)

DETECTION OF WATER ABUNDANCE IN BALURAN NATIONAL PARK WITH LANDSAT SATELLITE IMAGERY ANALYSIS

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 53 - 60

Abstract

Indonesia is one of the mega-biodiversity countries that have a great responsibility in maintaining the balance of the global climate and forest ecosystems. Drought causes shifting of ecosystems causing disturbances on animal life leading to death of species. Alongside fires in the savanna, drought is a recurrent problem in the park, which occurs every year. This study aims to detect the abundance of water by using satellite imagery in Baluran National Park (BNP). The research analyzed using Landsat satellite imagery ETM7 + in 1999 and 2010 and three (3) main factors that have great potential abundance of water, are: (1) plant density (GI = Greenness Index), (2) soil moisture (WI = Wetness Index), and (3) soil conditions (SBI = Soil Brightness Index). Three factors are summed and divided by three to get 5 levels of water abundance: 1) Very abundant, 2) Abundant, 3) Medium, 4) Few, and 5) Very little. The results showed that the abundance of water decreased between 1999 and 2010 for moderate conditions from 85% to 38%, if the abundance of low water (slightly) increased from 15% to 60%. The level of accuracy of the abundance of water in the field of more than 80% is exactly 91%. The extreme drought conditions will be very dangerous for the survival of flora and fauna in Baluran National Park that are in desperate need of water and potentially in danger of a fire. Construction of water reservoirs and water supply continuously using a water tank in the dry season is very necessary in the Baluran National Park.

(13)

| Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue.1, March 2017

XII

UDC (OSDCF) 630*1

Diah Irawati Dwi Arini, (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Manado) Satyawan Pudyatmoko, dan Erny Poedjirahajoe (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah

Mada)

ROOSTING SELECTION BY RED AND BLUE LORY (Eos histrio Muller, 1776) IN KARAKELANG

ISLAND NORTH SULAWESI

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 61 - 71

Abstract

The Red and blue lory is an endemic parrot species from Talaud Islands, North Sulawesi. The use of existing resources is suspected that occurs of selection including the roosting trees. The research aims to identifying the characteristics of Red and Blue Lory roost tree and determining variables in its selection. We measured 14 variables to identify the characteristics and selection of roost tree. Mann-Whitney test, T-test, Chi-sqare test and Binary Logistic Regression were employed to analyze data. We detected 11 roost trees in study field, there are Gehe (Pometia coriacea Radkl) nine individual, Binsar (Ficus variegata) and Lawean (Sterculia sp) one individual. The Chi-square test identified five variables which related to roost tree selection, i.e; branch-free bole length, canopy diameter, canopy density and the number of trees around the roost tree on diameter 20 - 40 cm and > 41 cm. The Logistic regression analysis detected three variables that gave the most influence on roost tree selection, but branch-free bole length gave the most influence on roost tree selection.

Keywords: Red and blue lories, roost tree, Karakelang, logistic regression, selection

UDC (OSDCF) 630*11

Nining Wahyuningrum (Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai)

PREDICTION OF WATER DISCHARGE AND SEDIMENT IN TEAK FORESTED AREA USING ARTIFICIAL NEURAL NETWORK MODEL

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.6 Issue 1, March 2017, page: 73 - 89

Abstract

Information on the relationship of rainfall with discharge and sediment are required in watershed management.This relationship is known to be highly nonlinear and complex. Although discharge and sediment has been monitored continuously, but sometimes the information is not or less complete. In this condition, modeling is indispensable.The research objective is to create a model to predict the monthly direct runoff and sediment using Artificial Neural Network (ANN).The model was tested using rainfall data at t-3 and t-4 as input, and discharge and sediment at t+3 and t+4 as output. The data used is the data from 2001 to 2014. The results showed that of some models tested there are two models for the prediction of discharge and two models for sediment.The model was chosen because it has the smallest MSE, the largest R2 and satisfying K (0.5 to 0.65).Thus, these models can be used to predict discharge

andsediment for a period of t+3 and t+4. Prediction of discharge of t+3 and t+4 may use Q t+3 = 0,64 Q t-3 +

0,05 and Q t+4 = 0,65 Q t-4 + 0,074 res pectively, while for predicting sediment of t+3 and t+4 may use

equations QS t+3 = 0,45 QS t-3 + 0,052 and QS t+4 = 0,45 QS t-4 + 0,052. This ANN modeling can be applied to

predict the flow and sediment in other locations with an architecture adapted to the conditions of available data.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari rekapitulasi kemampuan yang dipaparkan diatas, untuk kemampuan siswa dalam menyampaikan isi berita di surat kabar pada siklus II dengan skor 103

Pertanyaan yang juga harus dijawab adalah apakah sumber daya atau faktor produksi sudah atau belum efisien digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa? Dengan perkataan lain,

Masyarakat yang telah jenuh dengan kehidupan kota yang ada di Jakarta, ketika melihat ada penawaran iklan kota baru yang menyediakan segala fasilitas modern,

Aktor memiliki perangkat yaitu tubuhnya sendiri, maka disini bagaimana aktor dapat mengaplikasikan dalam peran dan berbagai peran untuk dapat menciptakan karakter yang

terhadap keputusan petani dalam menetukan luas tanam bawang merah. Untuk menjelaskan pengaruh dari faktor umur, pendidikan formal

Selanjutnya pada akhir pembahasan, berdasarkan refleksi proses pembelajaran pada siklus II ini ada hal penting yang perlu untuk ditindaklanjuti dari hasil kegiaAtan

Beliau mengatakan sendiri kepada saya, ‘Ketika saya ingin mengajukan satu pertanyaan yang dapat mempermalukan Maulwi Muhammad Husain Sahib, Hadhrat Masih Mau’ud as

Keahlian Fund Rising Bagi Relawan Pemberdayaan Masyarakat Wawan Kuswandoro, S.Sos, M.Si Workshop Badan pemberdayaan masayarakat kota Probolinggo (makalah) 2011 √. 51