• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALlSASI PENCAPAIAN TARGET KOMPOSISI PADA PEMBUATAN BAJA SKD 61 MELALUI PENGGUNAAN SCRAP BESI COR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALlSASI PENCAPAIAN TARGET KOMPOSISI PADA PEMBUATAN BAJA SKD 61 MELALUI PENGGUNAAN SCRAP BESI COR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi Pencapaian Target Komposisi Pada Pembuatan Baja SKD 61 Melalui Penggunaan Scrap Besi Cor, (lwan Setyadi)

OPTIMALlSASI

PENCAPAIAN TARGET KOMPOSISI PADA

PEMBUATAN BAJA SKD 61 MELALUI PENGGUNAAN

SCRAP BESI COR

Iwan Setyadi

Pusat Teknologi Industri Proses,

Deput

i

Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa

BPPT

Abstract

Until at the moment, the tool steel especially SKD

61

is import product that made by steel making processes,

so

its price is enough expensive. Indonesia has some small industries (IKM) center of casting; ones potential of them is in eeper-Klaten.

In the frame of IKM improvement, it had developed process technology to make tool steel (SKD

61)

by foundry processes. The accurate material balance design with using return product of IKM (iron casting scrap) has been success to make tool steel SKD

61

that suitable with SKD

61

chemical composition standard from JIS. Using iron casting scrap is better than using pure carbon material (carburizer), especially for carbon percentage target achievement.

Kata kunci

:

Optimalisasi,

baja SKD 61,

scrap

besi cor

PENDAHULUAN

Salah satu jenis

baja

paduan yang

banyak digunakan dalam industri manufaktur

adalah jenis baja perkakas

(tool steel).

Baja

ini dalam implementasinya digunakan untuk

cetakan

(dies)

atau pahat

(tools)

seperti pada

die casting, plastic injection, press

maupun

tempa, dan

deep drawing.

Baja perkakas mempunya

i

karakteristik

khusus antara lain tahan terhadap abrasi,

tahan terhadap beban kejut, tahan terhadap

temperatur tinggi, tahan terhadap distorsi dan

mempunyai kemampuan

memotong yang

tinggi.

Karena baja perkakas juga masuk ke

dalam

kelompok

baja

spesial,

maka

harganya pun

lebih

mahal

dibandingkan

dengan baja karbon biasa, yaitu

2-9 kali

harga baja karbon.

Hal disebabkan karena

bahan baku pembentuk baja tersebut juga

menggunakan unsur paduan yang cukup

mahal seperti chrom (er), molybdenum (Mo)

dan proses teknologinyan lebih komplek

.

Disamping itu sampai saat ini pasokan baja

perkakas di Indonesia hampir seluruhnya

masih impor

.

Salah satu jenis

tool steel

yang banyak

dipakai oleh industri manufaktur adalah jenis

SKD 61 (JIS) atau H13 (AISI) untuk aplikasi

pada

die casting

maupun

pada

proses

ISSN 1410-3680

penempaan

(forging).

Pada

proses

manufaktur tersebut, jenis baja ini digunakan

untuk

cetakan

(dies).

Baja

ini

memiliki

kekuatan

&

ketangguhan

serta

sifat

kekerasan yang baik dan juga cocok untuk

proses pengerjaan panas

(hot working).

Sebagai upaya mengembangkan produk

subsitusi

impor

dan

sekaligus

memberdayakan industri kecil pengecoran,

maka

telah

dilakukan

penelitian

dan

pengembangan produk baja cor yang setara

dengan baja SKD 61 yang memanfaatkan

bahan baku srap dan unsur paduan lainnya.

Dalam

tulisan

ini

dibahas

upaya

penelitian dan pengembangan yang terkait

optimalisasi

pencapaian

target

komposisi

(khususnya kadar karbon) dalam pembuatan

.

.

.

....

baja cor yang setara dengan baja SKD 61

dengan

menggunakan

scrap

besi

cor

menggantikan

material

karbon

murni

(carburizer), terutama dalam hal pencapa

i

n

kandungan karbon (e).

TINJAUAN PUST AKA DAN METODE Tinjauan Pustaka

Baja Perkakas Tahan Panas

Baja perkakas tahan panas

(hot work tool steel)

dikembangkan

untuk

memenuhi

1

(2)

M.P.I.Vol.1 NO.3.Desember 2007.1-7

kebutuhan operasi manufaktur yang melibatkan kombinasi panas. tekan dan abrasi. Kandungan utamanya adalah karbon, yang memiliki prosentase karbon tingkat medium (0,35-0,45%). Kandungan lain yang membantu pemenuhan sifat-sifat yang diminta adalah chromium (Cr), tungsten (W), molybdenum (Mo) dan vanadium (V) yang jumlah keseluruhannya sekitar 6-25%.

Baja ini memiliki red hardness yang baik dan akan tetap memiliki kekerasan yang tinggi (- 50 HRC) setelah sekian lama berada pad a temperatur 500 - 550 QC. Lima persen krom yang bergabung dengan silikon memberikan perlindungan terhadap oksidasi pad a kondisi tersebut.

Aplikasi untuk :hot work tool steel diantaranya sebagai bahan baku komponen (part) untuk die casting atau ekstrusi aluminium dan magnesium, plastic injection molding, compression and transfer maId.

Adapun jenis yang paling ban yak digunakan sebagai material cetakan adalah tipe cromium hot work tool steel, khususnya H 13 (AISI) yang setara dengan SKD-61 (JIS).

Komposisi Kimia Standar JIS Untuk SKD 61

Salah satu standarisasi material jenis logam~ang banyak digunakan dalam industri adalah JIS (Japan Industrial Standart), disamping standar lain seperti AISI (American Iron and Steel Institute).

Tabel1. Komposisi Kimia SKD 61 Berdasarkan JIS Komposisi % C 0,32 - 0,42 Si 0,80 - 1,20 Mn Max.0,5 P Max.0,03 S Max.0,03 Cr 4,50 - 5,50 Mo 1,00-1,50 V 0,80 - 1,20

JIS mengeluarkan standarisasi komposisi kimia untuk jenis baja cetakan tahan panas SKD 61 dalam batasan interval komposisi yang cukup berarti, sehingga dalam pembuatannya ada fleksibilitas. Pada Tabel 1 berikut dapat dilihat prosentase komposisi

kimia yang disyaratkan oleh JIS untuk SKD 61.

Bahan dan Metode

Pemilihan Alat Bahan Baku 1.Steel scrap.Carburizr& Paduan

2.Steelscrap.Return FCD Scrap.& Paduan

Perancangan Material Balance SKD 61

-Uji Komposisi

Gambar 1.

Metode Penelitian

Sesuai dengan skema yang terdapat pada Gambar 1, tahapan penelitian yang dilakukan untuk membuat produk baja cor setara SKD 61, adalah sebagai berikut :

a) Pemilihan bahan baku yang akan dilebur.

Bahan baku yang digunakan sebagian besar sama, yaitu scrap baja dan unsur paduan yang berupa Fe-Si, Fe-Mn, Fe-Cr, Fe-V, dan Fe-Mo.

Sedangkan bahan baku yang berbeda adalah bahan baku pembentuk kadar karbon dalam baja, dalam hal ini:

«

Alternatif pertama dengan carburizer (berupa serbuk karbon 90%).

«

Alternatif kedua dengan scrap besi cor nodular (FCD scap).

b) Uji Komposisi.

Uji komposisi dilakukan terhadap bahan baku yang akan digunakan. Komposisi kimia yang benar akan mempermudah penyusunan material balance.

(3)

Optimalisasi Pencapaian Target Komposisi Pada Pembuatan Baja SKD 61 Melalui Penggunaan Scrap Besi Cor, (Iwan Setyadi)

c) Pengelompokan bahan baku.

Pengelompokan bahan baku didasari

pad a hasil uji komposisi kimia.

Pengelompokan ditujukan untuk

mempermudah dan menghindari

keraguan dalam proses charging.

d) Perancangan material balance

Kapasitas tungku induksi yang digunakan

dalam perancangan ini adalah 290 kg.

Sedangkan looses yang dimaksud

meliputi looses cairan dan looses unsur

paduan.

Komposisi target harus ditentukan

terlebih dahulu guna mendapatkan

perhitungan analisa komposisi lade!.

Sedangkan perhitungan awal dimulai dari

unsur paduan dengan target komposisi

yang paling besar. Disamping itu hasil

perhitungan analisa komposisi ladel

harus berada dalam batasan interval

prosentase yang disyaratkan oleh

standar JIS untuk SKD 61.

e) Proses peleburan.

Karakteristik tungku induksi yang akan

digunakan dan ketersediaan energi listrik

yang ada menjadi perhatian dalam

proses peleburan . Penimbangan berat

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

a) Produk Hasil Pengecoran

bahan baku yang sesuai dengan

perhitungan material balance sebelum

charging juga merupakan salah satu

faktor yang sangat menentukan.

Dilakukan 2 kali proses peleburan.

Peleburan pertama menggunakan

material karbon murni (carburizer),

sedangkan peleburan kedua dengan

menggunakan scrap besi cor nodular

disamping bahan baku lainnya.

f) Pengujian komposisi

Setelah semua bahan baku lebur dan

sebelum proses penuangan (tapping),

dilakukan uji komposisi cairan. Peranan

uji komposisi di sini sangat penting untuk

membuktikan kesesuaian perancangan

material balance dengan komposisi

cairan yang dibuat.

g)

Analisis

Analisa yang dilakukan ditekankan pada

pencapaian target komposisi kimia yang

sesuai dengan standar SKD 61 dan

bagaimana hubungannya dengan kedua

jenis bahan baku yang digunakan.

(a) (b)

Gambar 2.

Foto Produk Hasil Pengecoran

(a) Berupa Bakalan Berbahan Baku Carburizer,

(b) Berupa Prototipe Plunger Sleeve Berbahan Baku Scrap Besi Cor

(4)

M.P.I. Vol.t NO.3. Desember 2007, 1 - 7

b) Hasil Uji Komposisi Kimia Bahan Baku

Tabel2. Komposisi Kimia

Nama Komposisi Kimia (%)

Material C Si Mn P S Cr Mo V Steel Scrap BK 2 0.036 0.050 0.209 0.013 0.009 0.015 0.003 0.001 Ret. Scrap (FCD) 3.596 1.237 0.291 0.011 0.002 0.030 0.013 0.002 Carburizer 90.000 Fe Mn HC 6.500 1.000 65.000 0.400 0.020 Fe Mn LC 0.457 67.000 Fe Si 0.120 70.000 Fe Mo LC 0.120 65.000 Fe Cr He 7.000 1.500 0.040 0.015 65.000 Fe Cr LC 0.640 70.000 FeV 0.200 75.000 Nickel Copper CaSi 0.100 55.000

c) Material Balance SKD 61 (Menggunakan Carburizer) Tabel3.

Material balance SKD 61 (menggunakan carburizer)

Noma Berat Komposisi Kimia

(%)

Material

%

Kg

C

Si Mn

P

S

Cr Mo

V

Steel Scrap 88.049 255.341 0.032 0.044 0.184 0.011 0.008 0.013 0.003 0.001 ReI.Scrap (FCD) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Carburizer 0.328 0.950 0.295 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 FeMn LC 0.492 1.428 0.002 0.000 0.330 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Fe Si 1.138 3.300 0.001 0.797 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Fe Mo LC 1.838 5.331 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.195 0.000 Fe Cr LC 6.828 19.800 0.044 0.000 0.000 0.000 0.000 4.779 0.000 0.000 FeV 1.328 3.850 0.003 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.996 Total 100.000 290.000 0.379 0.841 0.514 0.011 0.008 4.793 1.198 0.997 Losses cairan 3.000 8.700 Estimate Losses -10.000 -5.000 -10.000 -0.500 -0.500 -5.000 -5.000 -5.000 unsur Total -0.038 -0.042 -0.051 0.000 0.000 -0.240 -0.060 -0.050 losses Ladle

0.

3

41

0.799

0.463

0.0

11

0

.

008

4.

55

3

1.1

3

8

0.9

4

7

Analysis Foundry

0.340

0.800

0

.

500

0

.

030

0.030

5.000

1.250

1

.

000

Target max. max. max.

JIS 281.300 0.320 0.800 0.500 0.030 0.030 4.500 1.000 0.800

(5)

Optimalisasi Pencapaian Target Komposisi Pada Pembuatan Baja SKD 61 Melalui Penggunaan Scrap Besi Cor, (Iwan

Setyadi)

d) Material Balance SKD 61 (Menggunakan FCD scrap)

Tabel4.

Material Balance SKD 61 (menggunakan FCD scrap)

Nama Berat Komposisi Kimia

(%)

Material

%

Kg C Si Mn

P

S Cr Mo

V

Steel Scrap 80.078 232.225 0.029 0,040 0.167 0.010 0.007 0.012 0.002 0.001 Re!. Scrap (FCD) 8.791 25.495 0.316 0.109 0.026 0.001 0.000 0.003 0.001 0.000 Fe Si 1.138 3.300 0.001 0.797 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Fe Mo LC 1.838 5.330 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.195 0.000 Fe Cr LC 6.828 19.800 0.044 0.000 0.000 0.000 0.000 4.779 0.000 0.000 FeV 1.328 3.850 0.003 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.996 Totol 100.000 290.000 0.395 0.945 0.193 0.011 0.007 4.794 1.198 0.997 Losses cairan 3.000 8.700 Estimate Losses -10.000 -5.000 -10.000 -0.500 -0.500 -5.000 -5.000 -5.000 unsur Total -0.039 -0.047 -0.019 0.000 0.000 -0.240 -0.060 -0.050 losses Ladle

0.355

0.898

0.174

0.011

0.007

4.554

1.138

0.947

Analysis Foundry

0.340

0.800

0.500

0.030

0.030

5.000

1.250

1.000

Target max. max. max.

JIS 281.300 0.320 0.800 0.500 0.030 0.030 4.500 1.000 0.800

Target 0.420 1.200 mox. mox. mox. 5.500 1.500 1.200

Tabel5.

Hasil Uji Komposisi Kimia Cairan Bakalan SKD 61 Yang Dibuat dan Perbandingannya

Dengan Standar JIS beserta Ladel Analysis

Nama Komposisi Kimia

("la)

Material C Si Mn P S Cr Mo V Bakalan SKD61 0.289 0.77 0.484 0.0165 0.0153 5.25 1.35 0.954 (Carburizer) Ladel Analisis 0.341 0.99 0.463 0.011 0.008 4.553 1.138 0.947 -c., Bakalan SKD61 0.41 0.87 0.17 0.025 0.001 4.69 1.15 0.99 (FCD Scrap) Ladel Analisis 0.355 0.898 0.174 0.011 0.007 4.554 1.138 0.947

SKD 61 (JIS) 0,32 - 0,42 0,80 - 1,20 Max.0,5 Max.0,03 Max.0,03 4,50 - 5,50 1,00-1,50 0,80 -1,20

Pembahasan

Banyak faktor yang mempengarui

kualitas produk cor jenis baja perkakas

setara dengan SKD 61. Mulai dari kualitas

bahan baku yang telah diuji komposisi

kimianya, perancangan material balance

serta prosedur pelaksanaan (SOP)

peleburan dan penuangan.

Dalam riset yang telah dilakukan,

semua prosedur yang meliputi pengujian

komposisi kimia bahan baku (Ta bel 2) dan

(6)

M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember 2007, 1 - 7

perancangan material balance (Tabel 3 & 4)

telah dilaksanakan sesuai prosedur. Pada

riset ini yang diteliti adalah perbandingan

kualitas produk cor setara SKD 61 yang

dibuat dengan menggunakan carburizer

maupun menggunakan besi cor skrap (FCD

scrap), terutama terkait dengan pencapaian

komposisi kimia khususnya kandungan

karbon (C).

Dari hasil riset terlihat bahwa pengaruh

penggunaan jenis bahan baku ikut berperan

dalam pencapaian target komposisi kimia

produk cor yang dihasilkan, disamping faktor

lain, seperti keakuratan komposisi material

bahan baku itu sendiri.

Dalam pembuatan baja perkakas cor

setara SKD 61 (JIS), diketahui bahwa

pengunaan FCD scrap lebih baik

dibandingkan dengan carburizer sebagai

bahan baku utama pembentuk kandungan

karbon, dengan catatan bahwa komposisi

kimia masing-masing bahan baku telah diuji

dan perancangan material balance telah

dilakukan dengan benar.

6 I:

.•

~ 3

"

"

I:

.•

~ 2 ·o~~--~~~~~~~~~ \ C·SiMl PS CrMoV • / Komposisi Kimia Gambar 3.

Grafik Komposisi Kimia

Produk Baja Perkakas Cor

(Pakai Carburizer, Pakai FCD'Scrap, dan

standar minimum JIS)

Dari Tabel 5 dan Gambar 3 diketahui bahwa

penggunaan FCD scrap dapat mencapai

kandungan karbon sebesar 0,41 % yang

berarti masuk interval kandungan karbon

yang disyaratkan JIS yang berkisar 0,32

-0,42%. Capaian inipun melebihi ladel

analisis (hasil rancangan material balance)

yang hanya 0,355%. Sedangkan bila

menggunakan karburizer capaian karbon

yang diperoleh hanya 0,289

%

.

Capaian ini

lebih rendah 0,031% dari syarat minimum

kandungan C yang dikeluarkan oleh JIS dan

juga tidak mencapai rancangan material

balance (Iadel amalisis) yang dibuat yaitu

sebesar 0,341% C. Sementara itu capaian

unsur kimia yang lain dapat dipenuhi oleh

kedua jenis bahan baku, FCD scrap

maupun carburizer. Semua dapat dilihat

jelas pad a Tabel 5 dan Gambar 3.

Tidak tercapainya target kandungan

karbon yang dihasilkan dari bahan baku

carburizer diduga adanya looses karbon

pada saat proses peleburan/charging

berlangsung. Penambahan carburizer (90%

C) pada saat temperatur yang tinggi,

menyebabkan ada karbon yang hilang

karena sebagian habis terbakar. Oleh karena

jumlah keseluruhan material tetap

sedangkan ada sebagian karbon yang

terbakar, sehingga menyebabkan ada unsur

lain yang prosentase jumlahnya mengalami

kenaikan.

Kejadian akan berbeda kalau

menggunakan besi cor skrap (FCD scrap).

Karbon yang digunakan bukan karbon murni

tetapi berupa grafit yang terselubung di

dalam besi cor itu sendiri, sehingga efek

looses karena terbakar pada saat charging

dapat dihindari

Secara umum capaian kandungan

karbon akan mempengaruhi nilai kekerasan

(hardness) produk cor. Apabila target

capaian komposisi karbon as-cast baja

setara SKD 61 tidak terpenuhi, maka target

nilai kekerasannyapun tidak akan pernah

optimal didapat, walaupun dalam keadaan

telah dilakukan proses laku pan as

hardening

&

tempering.

KESIMPULAN

• Kualitas produk baja perkakas setara

-... SKD 61 ditentukan oleh bahan baku

yang telah diuji komposisi kimianya,

perancangan material balance serta

prosedur pelaksanaan (SOP) peleburan

dan penuangan.

• Penggunaan besi cor skrap (FCD scrap)

dalam pembuatan baja perkakas setara

SKD 61 terbukti optimal dalam

memenuhi target kandungan karbon

sesuai standar JIS dibandingkan

(7)

Optima.lisasi Pencapaian Target Komposisi Pada Pembuatan Baja SKD 61 Melalui Penggunaan Scrap Besi Cor, (Iwan Setyadi)

DAFTAR PUST AKA RIWAYAT PENULlS

1. Mangonon,P.L., The Principles of

Materials Selection for Engineering Design, Prentice-Hall International, Inc., London, 1999.

2. Smith,W.F., Principles of Materials

Science and Engineering, Third Edition, McGraw-Hill,1997.

3. Kalpakjian,S., Manufacturing

Engineering and Technology,

Addison-Wesley Publishing Company, Canada,

1998

4. . , Alloy Tool Steel,

Standardization JIS, 1983

Iwan Setyadi, lahir di Bukittinggi pada 28

Oktober 1969. Menamatkan pendidikan S1

di ITS Surabaya dalam bidang Teknik Mesin,

kekhususan Metalurgi tahun 1993 dan S2 di

Universitas Indonesia dalam bidang Teknik

Metalurgi, kekhususan Metalurgi Manufaktur

tahun 2001. Saat ini bekerja sebagai staf

Pusat P2TIP, Deputi Teknologi Industri

Proses Rancang Bangun dan Rekayasa.

Penulis merupakan peneliti utama pada

kegiatan Program Unggulan Pemberdayaan

IKM Pengecoran untuk Pengembangan Baja

Cetakan.

7

ISSN 1410-3680

Referensi

Dokumen terkait

Alat uji carik adalah sebuah alat yang sangat berguna dalam prosedur analisis kimia, dimana mengandung suatu bahan kapiler yang dapat meresap suatu senyawa

memiliki persentase gabah bernas yang berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Inpari 13 dan terdapat 14 galur dihaploid yang memiliki persentase gabah bernas

“Pada saat perayaan tahun baru Imlek, relawan di Rumah Sakit Tzu Chi tidak libur, mereka akan menemani semua orang untuk merayakan tahun baru, jangan khawatir!”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan delapan variabel, antara lain perilaku pembelian impulsif, dorongan untuk membeli, emosi positif, ketersediaan waktu, ketersediaan uang,

Tidak selalu bijaksana untuk membuat rencana terlalu jauh ke depan karena bagaimanapun banyak hal yang terjadi berkaitan dengan nasib baik atau

Salah satu usaha pemerintah untuk menjalankan fungsi diatas adalah dapat digunakan oleh umum, yang dalam Hukum Administrasi Negara hal ini dikenal dengan Publik Domein, atau

Interaksi siswa dengan bahan ajar interaktif berbasis komputer pokok bahasan lingkaran di Sekolah Menengah Pertama meliputi penggunaan bahan ajar oleh siswa

Dibuatlah standardisasi kompetensi teknik untuk inspektor Quality Control dengan pembuatan standar kerja yang sesuai dengan SKKNI dan kebutuhan perusahaan, job