• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antara Hukum Dan Moral Terdapat Hubungan Yang Erat Sekali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Antara Hukum Dan Moral Terdapat Hubungan Yang Erat Sekali"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak disertai moralitas?). dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya ‘mungkin’ ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.

Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan antara hukum dan moral sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral. Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’ oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan tidak etis.

2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.

3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan hanya menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya sanksi dibidang moralitas hanya hati yang tidak tenang. 4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akirnya atas kehendak

negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun hukum itu harus di akui oleh negarasupaya berlaku sebagai hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara

lainmasyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat

mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya.

(2)

Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :

1. Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan uhkum alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.

2. Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri). 3. Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,

4. Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati, batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.

5. Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia. 6. Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,

sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu (1990,119).

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/problematika-nilai-moral-dan-hukum-dalam-masyarakat/

tugas ISBD (manusia moral dan hukum) oleh wisman FBS UNP

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis ucapkan kehadirat Allah yang maha kuasa semoga kita selalu dalam lindungan-Nya, serta penulis selalu bersyukur kepa-Nya sehingga pada hari ini masih diberikan kesempatan untuk membuat makalah ini. Seterusnya kita kirimkan salawat beserta salam kepada arwah nabi besar Muhammad SAW sebagai suri teladan yang patut kita teladani, semoga Allah memberikan salawat beserta salam kepada beliau, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Beragam upaya telah penulis lakukan dalam membuat makalah ini dengan judul”Manusia, nilai, Moral dan Hukum ”. Penulis dengan maksud penulisan ini bermamfaat bagi semua pihak. Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan motivasi sehingga tulisan ini bisa diselesaikan.

2. kepada dosen mata kuliah ISBD yang selalu membina kami. 3. kepada teman-teman yang selalu ada untuk tempat bertanya.

Terahir penulis meminta maaf karna tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis meminta kritik dan sarannya demi sempurnanya penulisa ini pada masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini sejalan dengan harapan penulis.

Padang, November 2010 PEMBAHASAN

A. Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Defenisi mewakili berbagai sudut pandang:

(3)

a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki (dalam lasyo, 1999, halm.1)

b. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.

c. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36) nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani.

2. Jenis Nilai a. Nilai Estetika

Estetika berhubungan dengan keindahan b. Nilai Etika

berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah

menurut Bertens (2001, hal 6) menyebutkan ada tiga jenis etika

- Pertama, kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.

- Kedua, etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.

- Ketiga, etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini sama artinya filsafat moral.

Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), terdiri dari: - Nilai Kenikmatan - Nilai Kehidupan - Nilai Kejiwaan - Nilai Kerohanian 3. Fungsi Fungsi nilai

- Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas)seperti baik dan buruk, keindahan kejelekan .

- Nilai tersusun secara hirearkis, yaitu hirearki urutan pentingnya.

Berbeda dengan pendapat diatas, pendapat Nichola rescher (1969, hal.14-15) klasifikasi nilai yang didasarkan atas:

- pengakuan

- objek yang dipermaslahkan - keuntungan yang diperoleh - tujuan yang akan dicapai

- hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan

- hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik, dimana nilai tertentu secar hirearki lebih kecil daripada nilai lainnya.

B. Nilai Moral

1. Pengertian Nilai Moral

Nilai moral erta hubungannya dengan mausia, baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari, maupun bidang estetika yang

berhubungan dengan persoalan keindahan, bahkan nilai masuk ketika manusia memahami agam dan keyakinan beragama. Untuk mempertimbangkan dan

mengembangkan keyakinan diri dan aturan masyarakatnya dibutuhkan pemahaman dan perenungan yang mendalam tentang mana yang sejatinya dikatakan baik, mana

(4)

yang benar-benar buruk.

2. Proses Terbentuknya Nilai Moral

a. Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral

keluarga bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tunututan kemajuan yang terjadi, namun masih banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup dan dibangun dalam lingkungan keluarga.

b. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral

Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya.

Keluarga sering dikagetkan oleh penolakan anak ketika memberikan nasihat, dengan alasan bahwa apa yang disampaikan orang tua berbeda atau bertentangan dengan “aturan” yang disampaikan oleh temannya.

c. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu

Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran atau kepala mereka. Hampir tidak ada seorangpun yang memandang penting membantu anak untuk memecahkan dan menyelesaikan pemikiran yang memusingkan tersebut. d. Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral

Komunikasi mutakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun media-media

tersebut justru meyuguhkan berbagai pandangan hidup yang sangat variatif pada anak. e. Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral

Pengalaman itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prose pematangan, dengan demikian guru/pendidik dapat dan harus membimbing anak melaui proses yang kontinu melalui pengembangan situasi bermasalah yang memperkaya kesempatan berfikir.

f. Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral

Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap system keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik infomasi itu diterima secara keseluruhan, diterima sebagian atau ditolak semuanya, namun bagaimanapun informasi itu ditolak akan menguatkan keyakinan yang telah ada pada individu tersebut.

C. Hukum

1. Pengertian Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka

manusia-masyarakat-dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan sehingga pameo. Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hokum yang utama dapat direduksi untuk ketertiban.

2. Hubungan Hukum dan Moral

Antara hokum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pepatah Roma yang mengatakan “quit leges sine moribus?”. Aaaapalah artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas?. Dengan demikian hokum tidak akan berarti tanpa dijiwai

moralitas. Moral tanpa hokum hanya angan-angan saja, kalau tidak diundangkan atau dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hokum bisa meningkatkan dampak social dari moralitas.

Meskipun hubungan hokum dan moral begitu erat, namun hokum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataan mungkin ada hokum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat ketidak cocokan

(5)

antara hokum dengan moral, untuk itu dalam konteks pengambilan keputusan hokum membutuhkan moral, sebagaimana moral membutuhkan hokum. Apalah artinya hokum jika tidak disertai moralitas.

PENUTUP A. Kesimpulan

baik nilai, moral, hokum berhubungan dengan manusia, hanya manusialah yang mempunyai sifat-sifat tersebut.

Nurut max schelle (dalam kaelan, 2002, hal 175), terdiri dari: - nilai kenikmatan

- nilai kehidupan - nilai kejiwaan - nilai kerohanian

Moral adalah Untuk mempertimbangkan dan mengembangkan keyakinan diri dan aturan masyarakatnya dibutuhkan pemahaman dan perenungan yang mendalam tentang mana yang sejatinya dikatakan baik, mana yang benar-benar buruk.

Hokum adalah yang mengatur nilai moral. Tujuan pertama hokum adalah kebutuhan terhadap ketertiban, merupakan fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat manusia dalam segala bentuknya. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat perlu adanya kepastian hokum.

B. Saran

Semoga dengan penjelasan tentang nilai, moral dan hokum tadi kita sebagai manusia paham tentang hakikat masing-masing, sehingga tercipta hubungan yang madani diantara sesame manusia dalam lingkungan sosila maupun dengan sang Khalik. KASUS

Kasus Tentang Nilai

TANJUNGPINANG- Kapolresta Tanjungpinang AKBP Djoko Rudi melalui Kasat Reskrim AKP Hari Purnomo menyatakan, pihaknya terus menyelidiki terhadap

kemungkinan munculnya tersangka lain dalam kasus dugaan manipulasi nilai ijazah di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Sebelumnya, penyidik Polresta telah menetapkan Adi Purwanto, selaku mantan mahasiswa di UMRAH dan Edi Akhiari, selaku Kepala Biro Administarasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) UMRAH sebagai tersangka dalam kasus ini.

“Tidak tertutup kemungkinan adanya penambahan terhadap tersangka lain atas dugaan kasus tersebut. Sejauh ini kita masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dari 15 jumlah saksi yang sudah kita periksa sebelumnya,” ucap Hari, Senin (18/10).

Sat Reskrim sebelumnya telah menetapkan sebenyak 4 orang calon tersangka atas dugaan pemalsuan dan memanipulasi nilai ijazah sebagaimana yang dilaporkan Winata Wira, dosen di universitas tersebut beberapa waktu lalu.

Hal tersebut didapat dari hasil penyelidikan dan keterangan sejumlah saksi, mulai dari rektor, dekan, dosen, karyawan serta mahasiswa di UMRAH dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) yang diduga mengetahui, termasuk sejumlah barang

(6)

bukti (BB) yang telah diperoleh sebelumnya dengan masing-masing berinisial Ea, Ep, Ro dan Lu. Dari empat orang tersebut, baru dua orang yang dijadikan tersangkanya yakni Edi Akhiari dan Adi Purwanto. (sm/fl)

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan menerima laporan dugaan pengeluaran uang secara tidak benar. Menurutnya angka hampir mencapai Rp 100 miliar.

"Kalau Gayus (Tambunan) kan 25 (miliar). Kalau ini 100 miliar kurang dikit," kata Mahfud kepada wartawan di MK, Selasa 6 April 2010.

Dia menyarankan agar anggota DPR itu membuka datanya ke publik. "Bila perlu bongkar dulu ke pers baru laporkan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi )," kata dia. "Tapi jangan saya."

Anggota DPR komisi berapa yang punya data itu? "Janganlah, ntar kalo disebut komisinya, malah orangnya takut-takut dan marah," kata Mahfud.

Menurutnya, pengeluaran uang itu terindikasi koruptif tapi bukan wilayah pajak. "yang begitu banyak di Indonesia," kata dia. Selain itu kata dia melibatkan internal instansi.

Dia mengaku tidak ingin menjadi pihak yang meledakkan kasus ini ke publik. "Bukan urusan saya. DPR tidak berhak mendesak saya," kata dia.

Dalam ceramah di Universitas Darul Ulum, beberapa waktu lalu, Mahfud menyatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah sampai ke organisasi kecil. dia sempat

mencontohkan masjid dan sepak bola. "Mengaku pengeras suara hilang lalu minta sumbangan," kata dia.

Solusinya: Sebagai Perguruan Tinggi seharusnya mencerminkan sikap yang tidak baik didalam dunia pendidikan, jangan sampai kita sebagai sebuah Perguruan Tinggi yang merusak citra dunia pendidikan, bersikap jujurlah dalam bekerja.

Kasus Tentang moral

Heboh video mesum yang ditengarai pelakunya sebagai Ariel-Luna-Cut Tari semakin memuncak. Meskipun sudah dalam hitungan minggu kasus ini mencuat, berita seputar ketiga artis tersebut beserta dampak sosialnya masih merajai infotainment dan hampir setiap saat muncul di headline media cetak maupun televisi. Pemberitaan besar-besaran lengkap dari pro kontra hingga cuplikan video semakin memperbesar animo masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan kasus tersebut.

Sebuah skandal mesum yang bisa dikatakan menjadi skandal besar pertama di Indonesia ini begitu populer hingga beritanya pun tayang di media luar negeri. Apa yang menyebabkan kasus ini laksana bola salju yang terus membesar dengan timbulnya demo ormas yang berujung mendekamnya Ariel dengan status sebagai tahanan ? Kembali lagi ke masalah pemberitaan yang terasa dilebih-lebihkan.

Beredarnya video yang berisi adegan syur warga lokal bahkan bukan baru kali ini saja terjadi. Banyak kasus-kasus serupa yang menimpa Ariel terjadi sebelumnya namun waktu itu kegemparan yang terjadi di masyarakat hanya sekejap dan dengan cepat tergusur oleh skandal lain yang lebih mengejutkan. Nah berhubung kali ini, pelaku adegan dalam video melibatkan artis ternama yang demikian dipuja penggemarnya,

(7)

pemberitaan pun digeber semaksimal mungkin. Api pun semakin membesar, berbagai dampak negatif yang diklaim sebagai akibat beredarnya video ini terus merebak. Tak urung demonstrasi yang menuntut agar pelaku video dihukum sesuai dengan UU Pornografi dan pornoaksi (tidak tahu apakah sudah disahkan atau belum) hingga wacana hukuman rajam digulirkan.

Tanpa menuding atau pun melakukan pembelaan terhadap pelaku. Kasus ini rasanya semakin dibesar-besarkan saja, seolah tak ada hal lain yang lebih penting untuk segera ditangani pihak yang berwajib. Kurang tepat rasanya jika kasus ini dikaim sebagai faktor penyebab merosotnya moral dan menjadi ancaman serius akan moral generasi muda. Bagaimana tidak, pangkal penyebab dampak negatif dari beredarnya video mesum ini apalagi kau bukan dari pemberitaan yang berlebihan. Tak sedikit pula tayangan-tayangan yang justru menimbulkan penasaran publik sehingga keinginan untuk melihat keseluruhan video mesum tersebut alih-alih menahan diri untuk tidak 'mengintip' aktivitas pribadi seseorang. Bukan rahasia lagi jika masyarakat Indonesia yang menjunjung budaya timur telah berubah arah mengacu gaya hidup bebas meskipun masih sembunyi-sembunyi. Jauh sebelum kasus ini mencuat berbagai survey menyatakan bahwa masyarakat bahkan remaja Indonesia sudah terjangkiti pergaulan bebas ala 'barat'. Frekuensi perselingkuhan, perzinahan dan tindakan asusila lainnya semakin meningkat. Hukum seolah-olah tak memberi efek jera, ulasan

kriminal secara lengkap justru mendorong kalau tidak bisa dikatakan mengilhami seseorang untuk berbuat tidak benar. Siapa yang harus disalahkan ketika kondisi sudah demikian parah ? Daripada menyalahkan atau menghujat seseorang, lebih baik membenahi pendidikan sejak dini. Penjelasan akan norma maupun etika hidup perlu diperkenalkan dan ditekankan agar terbentuk pemikiran yang bersih pada generasi muda. Terlepas apakah Ariel-Luna_Cut Tari perlu dijebloskan dalam penjara atau tidak, fungsi mereka sebaga publik figur membuat ketiganya sudah terhukum oleh sanksi masyarakat yang justru lebih memberi efek jera. Pembenahan dankejelasan akan status hukum mengenai UU Pornografi dan Pornoaksi perlu segera untuk

ditindaklanjuti sehingga jika terjadi lagi kasus serupa, payung hukum bisa ditegakkan dengan pada tempatnya

Solusinya: artis merupakan figure bagi khalayak ramai, banyak orang yang mengaguminya, bahkan dijadikan tokoh idola yang selalu dibanggakan, sudah sepatutnyalah artis mempertontonkan yang baik kepada media, jangan sampai para andiens/penonton disuguhkan oleh hal-hal yang bersifat sex. Rubahlah hal-hal yang merusak moral itu, jangan sampai Indonesia dikatakan Negara tidak bermoral. Kasus Tentang Hukum

Kediri (ANTARA News) - Kasus hukum Wali Kota Kediri Syamsul Ashar terkait penghapusan nama Gunardi, salah satu peserta seleksi calon pegawai negeri sipil yang sebelumnya dinyatakan lulus, bakal dihentikan, menyusul rencana Polresta Kediri mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Wakil Kepala Polresta Kediri Kompol Kuwaidi, Selasa mengatakan hingga kini pihaknya masih belum bisa menemukan adanya unsur pidana, perdata, dan pelanggaran tata usaha negara yang dilakukan wali kota itu.

"Saksi ahli juga menilai kasus ini belum masuk dalam ranah pidana, perdata, dan PTUN," katanya usai bertemu para saksi ahli yang diundang untuk memberikan keterangan terkait kasus hukum yang melibatkan orang nomor satu di Kota Kediri tersebut.

(8)

Saksi ahli yang didatangkan itu adalah Dr Philipus Hadjon dan Dr Nur Basuki, keduanya dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, serta Prof Masruchin Rubai, pakar hukum pidana dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Wakapolresta mengungkapkan dalam rapat pertemuan itu dibahas pasal yang

digunakan untuk menjerat wali kota, yaitu Pasal 266 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pemberian Keterangan Palsu.

Namun, dari pembahasan tersebut, pakar menyebutkan tidak ada yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran, baik pidana, perdata, maupun PTUN.

Walaupun belum memenuhi unsur-unsur tersebut, pihaknya belum bisa memberikan ketegasan akan memberikan SP3 dalam kasus Wali Kota Kediri tersebut karena keterangan para saksi ahli itu belum cukup kuat dijadikan dasar keputusan.

"Keterangan dari saksi ahli merupakan satu dari lima alat bukti, jadi, kami belum bisa menyimpulkannya," kata Kuwaidi.

Selain diikuti tiga saksi ahli, pertemuan itu juga diikuti perwakilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim, dan beberapa pihak terkait lainnya.

Sementara itu, Setijo Boesono selaku penasihat hukum wali kota, mengatakan Pemkot Kediri sudah melakukan klarifikasi tentang kasus tersebut, di antaranya tidak

memberikan nomor induk pegawai (NIP) kepada para pegawai yang tidak terdaftar secara resmi.

"Pemkot sudah melakukan kebijakan untuk tidak meluluskan dan tidak mendapatkan NIP bagi nama-nama tersebut. Masalah itu hanyalah kesalahan administrasi saja," kata Setijo.

Penerimaan CPNS di Kota Kediri menimbulkan persoalan. Bahkan, sejak pendaftaran sudah menuai protes karena panitia sempat menolak ijazah sarjana lulusan perguruan tinggi agama Islam. Hal ini mengakibatkan tes CPNS berlangsung dua kali.

Hasil tes penerimaan CPNS pun juga bermasalah. Koalisi Masyarakat Antikorupsi Kediri telah menemukan lima nama CPNS yang dianggap siluman.

Nama-nama tersebut sebelumnya tidak tercantum dalam hasil tes yang diumumkan PT LAPI selaku rekanan Pemkot Kediri dalam penerimaan CPNS 2009 itu.

Karena keputusan Pemkot Kediri yang meniadakan NIP bagi nama-nama CPNS siluman tersebut, saat ini jumlah yang diterima dan diproses ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) hanya 433 orang, dari formasi 440 orang CPNS. (M038/K004) Solusinya: Walikota merupakan pemimpin di kotanya, yang mengatur baik buruk negerinya sendiri. Disini wali kota Kediri telah berbuat melanggar hokum, menghapus salah satu nama CPNS, wali kota Kediri tidak amanah dalam menjalankan tugasnya. Cobalah sebagai pemimpin amanah menjalankan tugas, jangan sampai karena uang dijual kejujuran.

(9)

KEPUSTAKAAN

Setiadi, Elly M. dkk., 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. http://www.e-dukasi.net/karyaanda/viewkarya.php?kid=16 http://kaltarabloggers.aimoo.com/m/Artikel-Paper-Karya-Ilmiah-Makalah-Tugas- Akhir-TA-Skripsi-Tesis/DAMPAK-TEKNOLOGI-TERHADAP-KEHIDUPAN-MANUSIA-1-1221860.html http://www.sijorimandiri.net/sm/index.php? option=com_content&view=article&id=4610:kasus-manipulasi-nilai-ijazah-umrah-&catid=3:tanjungpinang&Itemid=2 http://www.antaranews.com/berita/1267570956/kasus-hukum-wali-kota-kediri-bakal-dihentikan http://airatezuka.blogspot.com/2010/06/lagi-lagi-kasus-moral.html http://www.scribd.com/doc/31759426/perkembengan-dan-penyalahgunaan-Ipa-Dan-Iptek

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara identitas moral dengan perilaku moral pada remaja di Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah.. metode

Dari asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik kesimpulan, yaitu terdapat keterkaitan yang erat antara politki dan hukum, walaupun obyeknya berbeda, yang satu menekankan pada

Pasal tersebut berbunyi:“Undang-undang yang diuji oleh Mahkamah Konstitusi tetap berlaku sebelum ada putusan yang menyatakan bahwa Undang-undang tersebut bertentangan

Dari sudut pandang hukum (agama) Islam, sebagaimana menurut etika/moral dan hukum positif yang tidak membenarkan euthanasia, hukum (agama) Islam juga tidak membenarkan

Perkembangan moral dan spiritual Stress sekolah kognitif. Hubungan p3d

Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang. Penggolongan Berdasarkan sumber hukum diatas

Di dalam pasal 5 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa, berlaku hukum adat sepanjang tidak bertentangan

Berkaitan dengan moral seksual dan perkawinan, ajaran moral Gereja tetap berpegang pada model pendekatan legalistik hukum kodrat sebagaimana dapat kita lihat dalam dokumen