• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan budi pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan budi pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEPSI SISWA TERHADAP BUKU PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SMP SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: Stephani Pemberialitoti Onelan NIM: 151124051. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak saya Paulus Martono yang selalu menjaga saya dari surga, Ibu saya Margareta Ruji Harwanti yang selalu mendorong saya untuk menyelesaikan skripsi ini.. Kepada kakak saya Stefanus Paska Tito Pratama dan adik saya Alberta Timarka Arrontusyka yang sudah memberikan saya kesempatan untuk dapat menempuh jenjang sarjana ini dan telah setia menemani dan memberikan doa, dukungan, cinta, kebaikan dan kepercayaan sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Mat 7: 7) “Mungkin kemarin saya membuat kesalahan. Tapi saya yang kemarin tetap saya yang sekarang. Hari ini saya adalah saya. Besok mungkin saya akan sedikit lebih bijaksana dan itu masih diriku juga. Kegagalan ini adalah apa yang saya buat dari bintang-bintang paling terang dalam konstelasi hidup saya. Saya telah datang untuk mencintai diri sendiri untuk siapa saya sekarang, siapa saya dulunya, dan siapa saya yang saya harapkan” (Kim Nam Joon - BTS) “Kebahagiaan itu selalu tentang penemuan, harapan, juga mendengarkan hatimu dan mengikutinya ke mana pun ia pergi. Kebahagiaan itu selalu tentang memperlakukan diri dengan baik, tentang belajar bagaimana hidup dengan dirimu sendiri. Kebahagiaan tidak pernah ada di tangan orang lain. It was always about you.” (Jysa Nursakinah - Moonwisher). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Skripsi ini berjudul “PERSEPSI SISWA TERHADAP BUKU PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SMP SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan sumbangan penggunaan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP seDaerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive insidental sampling sehingga mendapatkan 157 responden. Instrumen yang digunakan adalah perbedaan semantik. Hasil uji validitas instrumen pada tingkat signifikansi 0,05 terdapat 49 instrumen yang valid. Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh koefisien alpha sebesar 0,932 yang masuk dalam kriteria reliabilitas sangat baik. Hasil penelitian secara keseluruhan dengan rentang skor 49-245 memperoleh nilai mean sebesar 187,92 yang masuk dalam kualifikasi baik. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai baik dengan didukung oleh aspek-aspek dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang hasilnya baik dan sangat baik.. Kata kunci: persepsi, buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT This undergraduate thesis entitled “THE PERCEPTION OF STUDENTS TOWARD CATHOLIC RELIGION AND CHARACTER EDUCATION TEXTBOOKS IN JUNIOR HIGH SCHOOL IN THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA” is chosen based on the author’s concern of the contribution in use of Catholic Religion and Character Education Textbooks in Catholic Religion educating process. This undergraduate thesis is purposed to know the perception of students toward Catholic Religion and Character Education Textbooks in Junior High School in the Special Region of Yogyakarta. This research type was quantitative with descriptive method. The population were Junior High School students in the Special Region of Yogyakarta. The sampling technique used were purposive insidental sampling so that reach the amount of 157 respondents. The instrument used was semantic difference. The validity test result at the significance of 0,05 there was 49 valid instruments. The reliability test result is obtained the alpha coefficient of 0,932 which means the instrument has an excellent reliability. The research result with score range within 49-245 is obtained mean value 187,92, which means it is in a good qualification. This result can be concluded that the perception of students toward Catholic Religion and Character Education Textbooks in Junior High School in Special Region of Yogyakarta is good rated which supported by the good and excellent aspecs in Catholic Religion and Character Education Textbooks.. Keywords: perception, Catholic Religion and Character Education Textbooks.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik ini. berjudul. PERSEPSI. SISWA. TERHADAP. BUKU. PELAJARAN. PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SMP SEDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai bentuk keingintahuan penulis sebagai calon guru Pendidikan Agama Katolik akan pengembangan dan penggunaan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses pembelajarannya di masa mendatang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu sumbangan untuk memberikan pandangan kepada pihak sekolah dan guru, bahwa penggunaan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses pembelajaran sangat penting. Selain itu juga memberikan masukan bagi Tim Penyusun buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk semakin mengembangkan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bagi siswa. Penulis menyadari tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin memberikan ucapan terima kasih kepada: 1. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh perhatian,. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kesabaran, ketelitian, memberikan banyak masukan dan kritikan, dan menyediakan kesempatan untuk dapat melakukan penelitian payung ini sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini juga membimbing penulis selama proses studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik ini. 2. M. Ariya Seta, S.Pd., M.Theo., selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji ke-2 yang telah memperhatikan penulis dan membimbing dengan memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Cecilia Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si., MM.Ed., selaku dosen penguji ketiga yang telah memberikan kesempatan dan waktunya untuk mendalami tentang skripsi ini. 4. Dr. B. Agus Rukiyanto SJ, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini hingga selesai. 5. Kedua orang tua penulis, Bapak Paulus Martono (alm) dan Ibu Margareta Ruji Harwanti yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, cinta, dan pengorbanan yang menjadikan penulis mendapatkan gelar sarjana. 6. Saudara dan saudari penulis, Stefanus Paska Tito Pratama dan Alberta Timarka Arrontusyka yang selalu mendoakan penulis selama belajar di PAKUSD hingga mampu menyelesaikan skripsi ini. 7. Segenap Staf Dosen Prodi PAK, Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga skripsi ini selesai.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. Segenap Staf Sekretariat, Perpustakaan, dan Karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah membantu dan memberikan dukungan, terlebih kepada yang bersedia membantu penulis dalam pencarian data dan penyusunan skripsi ini. 9. Teman penelitian: Angela Merici Agrieny, Dwi Intan Febrianti, Lidya Devira Wuysang, Frisca Yuyun Padudung, Paulina Titis Rahmawati, dan Laurensia Pricilla Anggi Kartika yang telah senantiasa berjuang bersama, saling membantu dan mendukung, serta memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman angkatan 2015 yang dengan setia dan tulus hati menemani perjalanan studi penulis di Program Studi Pendidikan Agama Katolik hingga selesainya skripsi ini. 11. Sahabat-sahabat penulis yakni: Natalia Bening Cindra Piranti dan Lorentia Wahyu Angelica Rosari yang selalu menemani penulis dalam suka dan duka, memberi semangat, motivasi, dan dukungan dengan tulus hati, serta menemani dan membantu penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai. 12. Pihak SMP se-DIY: SMP Kanisius Sleman, SMP Karitas Ngaglik, SMP Negeri 4 Pakem, SMP Negeri 2 Mlati, SMP Pangudi Luhur Timoho, SMP Stella Duce 2, SMP Negeri 5 Yogyakarta, SMP Negeri 8 Yogyakarta, SMP Pengudi Luhur Sedayu, SMP Kanisius Bambanglipuro, SMP Negeri 1 Bantul, SMP Negeri 2 Bantul, SMP Sanjaya Ngawen, SMP Kanisius Wonosari, SMP Negeri 1 Karangmojo, SMP Negeri 1 Wonosari, SMP Kanisius Wates, SMP Pangudi Luhur Kalibawang, SMP Negeri 1 Wates, dan SMP Negeri 2. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pengasih yakni kepala sekolah, guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik, staf karyawan, dan siswa-siswi kelas VII dan VIII yang sudah menyediakan waktunya dengan membantu penulis mendapatkan data. 13. Beyond the Scene yakni: Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook yang dengan musiknya mampu memotivasi dan menemani penulis dalam penyusunan skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan bantuan dan dukungan hingga skripsi ini selesai. Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam segi pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat membantu dan berguna bagi semua pihak yang memerlukannya.. Yogyakarta, 5 Juli 2019 Penulis,. Stephani Pemberialitoti Onelan. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xxi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xxii BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang ...............................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................4 C. Batasan Masalah ............................................................................................5 D. Rumusan Masalah .........................................................................................5 E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5 F. Manfaat Penelitian .........................................................................................6 G. Metode Penulisan ..........................................................................................6 H. Sistematika Penulisan ....................................................................................7 BAB II: KAJIAN PUSTAKA .................................................................................9 A. Kajian Pustaka ...............................................................................................9 1. Pengertian Persepsi ..................................................................................9. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menurut Kurikulum 2013 ........................................................................................................10 a. Pengertian Pendidikan .....................................................................10 b. Tujuan Pendidikan ...........................................................................11 c. Karakteristik Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ............11 d. Kurikulum ........................................................................................14 e. Kurikulum 2013 ...............................................................................24 3. Buku Pelajaran sebagai Sarana dalam Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 .......................................................................................................30 a. Pengertian Buku Pelajaran yang Diterbitkan Pusat Kurikulum Kemendikbud ..................................................................................30 b. Tujuan Buku Pelajaran ....................................................................31 c. Kriteria Buku Pelajaran ...................................................................32 d. Aspek-Aspek Buku Pelajaran Menurut Kurikulum 2013 ...............35 B. Penelitian yang Relevan ..............................................................................35 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ............................................................37 A. Jenis Penelitian ............................................................................................37 B. Desain Penelitian .........................................................................................37 C. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................38 D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................38 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................40 1. Identifikasi Variabel ..............................................................................40 2. Definisi Konseptual ...............................................................................41 3. Definisi Operasional ..............................................................................41 4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................41 5. Instrumen Penelitian ..............................................................................42 6. Pengembangan Instrumen .....................................................................42 a. Kisi-Kisi ..........................................................................................42 b. Uji Coba Terpakai ...........................................................................42 F. Teknik Analisis Data: Analisis Deskriptif ...................................................47 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................48. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. A. Latar Belakang Responden ..........................................................................48 B. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................................48 1. Hasil Keseluruhan .................................................................................48 a. Deskripsi Frekuentif ........................................................................48 b. Deskripsi Statistik ............................................................................49 2. Hasil Setiap Aspek ................................................................................50 a. Perhatian dan Minat Siswa ..............................................................50 b. Kompetensi ......................................................................................52 c. Metodologis .....................................................................................54 d. Materi ..............................................................................................55 e. Evaluasi ...........................................................................................57 f. Tampilan ..........................................................................................59 g. Kegrafikaan .....................................................................................61 h. Saran ................................................................................................62 3. Rangkuman Hasil Setiap Aspek dan Keseluruhan .................................65 C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................66 1. Hasil Keseluruhan .................................................................................66 2. Aspek Perhatian dan Minat Siswa .........................................................67 3. Aspek Kompetensi .................................................................................67 4. Aspek Metodologis ................................................................................68 5. Aspek Materi .........................................................................................68 6. Aspek Evaluasi ......................................................................................69 7. Aspek Tampilan .....................................................................................69 8. Aspek Kegrafikaan ................................................................................69 D. Keterbatasan Penelitian ...............................................................................70 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................71 A. Kesimpulan ..................................................................................................71 B. Saran ............................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................73. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian Bappeda Bantul ....................... (1) Lampiran 2. Surat Izin dari Bappeda Bantul ...................................................... (2) Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Kanisius Sleman ............ (3) Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Karitas Ngaglik .............. (4) Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 2 Mlati ........................ (5) Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 4 Pakem ...................... (6) Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Stella Duce 2 .................. (7) Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta .................................................................................... (8) Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 5 Yogyakarta .............. (9) Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 8 Yogyakarta ............(10) Lampiran 11. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Sanjaya Ngawen ..........(11) Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Kanisisus Wonosari .....(12) Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 1 Wonosari ...............(13) Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 1 Karangmojo ..........(14) Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Kanisius Bambanglipuro ............................................................................(15) Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Pangudi Luhur Sedayu .........................................................................................(16) Lampiran 17. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 1 Bantul ....................(17) Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 2 Bantul ....................(18) Lampiran 19. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Kanisius Wates ............(19) Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP Pangudi Luhur Kalibawang .................................................................................(20) Lampiran 21. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 1 Wates ....................(21) Lampiran 22. Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 2 Pengasih ................(22). xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 23. Kuesioner Penelitian ....................................................................(23) Lampiran 24. Contoh Kuesioner Penelitian yang Sudah Diisi ..........................(27) Lampiran 25. Hasil Data Penelitian ...................................................................(31) Lampiran 26. Analisis Data Keseluruhan ..........................................................(35) Lampiran 27. Analisis Data Setiap Aspek .........................................................(39) Lampiran 28. Output SPSS Uji Reliabilitas .......................................................(60). xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1. Rangkuman jumlah sekolah setiap kabupaten .....................................38 Tabel 2. Rangkuman jumlah siswa yang ditentukan untuk diambil sampel ......40 Tabel 3. Kisi-kisi persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta ...........................................................................................42 Tabel 4. Penentuan rtabel ......................................................................................44 Tabel 5. Validitas kuesioner penelitian terhadap siswa SMP se-DIY ...............44 Tabel 6. Ketentuan penilaian Cronbach’s Alpha ...............................................46 Tabel 7. Reliabilitas pada siswa SMP se-DIY ...................................................46 Tabel 8. Rangkuman latar belakang responden .................................................48 Tabel 9. Rangkuman deskripsi frekuentif data keseluruhan ..............................49 Tabel 10. Rangkuman deskripsi statistik data keseluruhan ...............................50 Tabel 11. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek perhatian dan minat siswa ..................................................................................................50 Tabel 12. Rangkuman deskripsi statistik aspek perhatian dan minat siswa ..................................................................................................52 Tabel 13. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek kompetensi ...........................52 Tabel 14. Rangkuman deskripsi statistik aspek kompetensi ..............................53 Tabel 15. Rangkuman deskripsi frekuenif aspek metodologis ..........................54 Tabel 16. Rangkuman deskripsi statistik aspek metodologis .............................55 Tabel 17. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek materi ...................................56 Tabel 18. Rangkuman deskripsi statistik aspek materi ......................................57 Tabel 19. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek evaluasi ................................57 Tabel 20. Rangkuman deskripsi statistik aspek evaluasi ...................................59 Tabel 21. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek tampilan ...............................59 Tabel 22. Rangkuman deskripsi statistik aspek tampilan ..................................60 Tabel 23. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek kegrafikaan ..........................61 Tabel 24. Rangkuman deskripsi statistik aspek kegrafikaan .............................62 Tabel 25. Rangkuman jumlah siswa yang memberi saran .................................63 Tabel 26. Rangkuman saran siswa tentang buku pelajaran PAK dan BP ..........63 xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 27. Rangkuman hasil setiap aspek ...........................................................65 Tabel 28. Rangkuman hasil keseluruhan ...........................................................65. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 1. Rangkuman deskripsi frekuentif data keseluruhan .........................49 Diagram 2. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek perhatian dan minat siswa ................................................................................................51 Diagram 3. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek kompetensi ........................53 Diagram 4. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek metodologis ......................54 Diagram 5. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek materi ................................56 Diagram 6. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek evaluasi .............................58 Diagram 7. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek tampilan ............................60 Diagram 8. Rangkuman deskripsi frekuentif aspek kegrafikaan .......................61. xxi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan dalam penelitian Std.. : Standard. df. : Degree of Freedom. N. : Populasi. SPSS. : Statistical Product and Service Sulutions. B. Singkatan Lain Mat. : Matius. BTS. : Beyond the Scene. SD. : Sekolah Dasar. SMP. : Sekolah Menengah Pertama. SMA. : Sekolah Menengah Atas. SMK. : Sekolah Menengah Kejuruan. MAK. : Madrasah Aliyah Kejuruan. N. : Negeri. DIY. : Daerah Istimewa Yogyakarta. RPP. : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. PGSD. : Pendidikan Guru Sekolah Dasar. USD. : Universitas Sanata Dharma. KTSP. : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KBK. : Kurikulum Berbasis Kompetensi. CTL. : Contextual Teaching and Learning. PAK dan BP : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti xxii.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PPK. : Penguatan Pendidikan Karakter. HOTS. : Higher Order Thinking Skill. 4C. : Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Inovation. GLS. : Gerakan Literasi Sekolah. IPTEK. : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. SARA. : Suku Ras Agama dan Antar golongan. UU. : Undang-Undang. UUD. : Undang Undang Dasar. RI. : Republik Indonesia. DPR. : Dewan Perwakilan Rakyat. Balitbang. : Badan Penelitian dan Pengembangan. Permendiknas : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendikbud : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sisdiknas. : Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan PP. : Peraturan Pemerintah. No. : Nomor. xxiii.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Melalui proses magang I sampai III banyak pengalaman yang menarik, mulai dari siswa, kelas tempat pembelajaran, guru, buku pelajaran, kegiatan dan media yang digunakan. Ketika magang di sekolah, sistem kurikulumnya kurang lebih sama, namun yang mendapatkan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 hanya kelas VII sedangkan kelas VIII dan IX masih menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Secara garis besar, siswa memiliki berbagai macam karakter, sikap, tingkah laku, dan cara bicara yang berbeda-beda. Namun, ketika pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti siswa cenderung lebih tenang terutama ketika berdoa, baik memulai maupun mengakhiri pelajaran. Tempat yang digunakan untuk proses pembelajaran lebih sering di dalam kelas. Sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran cukup memadai, yakni LCD dan proyektor untuk memudahkan guru menyampaikan materi kepada siswa. Rata-rata jumlah siswa di sekolah tempat magang dalam satu kelasnya ada tiga puluh orang. Meja dan kursi yang digunakan siswa juga masih layak dan pantas. Guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti memiliki pendekatan yang cukup bagus dengan siswanya. Ketika pelajaran, guru lebih menggunakan powerpoint yang membantu siswa untuk lebih memahami materi. Karena jam mengajar yang cukup padat, terkadang guru juga.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. lebih sering menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sudah ada pada buku guru. Buku pegangan yang digunakan adalah buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Namun, hanya guru saja yang memilikinya sedangkan siswa tidak. Karena itu, sistem pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa masih belum terlaksana karena guru sebatas menjelaskan dan siswa hanya menerima materi. Untuk membantu siswa agar mudah memahami materi, guru menggunakan media yang berupa video singkat, cerita bergambar, dan bacaan Kitab Suci yang sesuai dengan materi. Kompas, 5 Maret 2013, mengungkapkan rencana diterapkannya kurikulum 2013 menimbulkan masalah. Kurikulum 2013 dinilai belum layak untuk diterapkan karena rencana konseptual dan praktik belum jelas dan cenderung merugikan guru dan siswa. Keberadaan guru akan terancam karena adanya rencana peleburan mata pelajaran di jenjang sekolah dasar. Raihan Iskandar, Anggota Komisi X DPR RI, (Sabtu, 2 Maret 2013) mengungkapkan sebaiknya penerapan kurikulum 2013 ditunda karena sosialisasi yang diadakan kurang maksimal. Beberapa tempat sudah tahu jika akan ada perubahan kurikulum, namun kurikulum yang akan diterapkan belum dimengerti dan dikuasai, termasuk isi dari kurikulum itu. Lahirnya kurikulum 2013 sampai pemberlakuan kurikulum 2013 masih menuai kontroversi, baik pro maupun kontra. Setiap ada perubahan kurikulum pasti muncul pro-kontra. Kurikulum dimunculkan dari inovasi yang dimotori oleh pemerintah. Resistensi biasanya datang dari implementor atau masyarakat..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Memang tidak semua implementor bersifat resisten, namun sebuah inovasi pasti mengundang kontroversi, resistensi dan keresahan, terutama oleh pihak yang dirugikan (Anas & Supriyatna, 2014: 15-16). Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab kegalauan terhadap kondisi masyarakat. Menurut Darmaningtyas dalam Anas & Supriyatna (2014:45) melihat perubahan kurikulum harus memenuhi aspek yuridis dan akademis. Kurikulum 2013 berupaya memenuhi janji dunia pendidikan terhadap bangsa sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas): Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulai, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berbeda dari kurikulum sebelumnya yang menempatkan siswa sebagai pihak yang ‘diberitahu’ atau ‘diceramahi’. Kurikulum 2013 menantang siswa untuk lebih banyak ‘mencari tahu’ sebagai perwujudan rasa ingin tahu dalam diri siswa sendiri (Anas & Supriyatna, 2014: 135). Konsep kurikulum 2013 termasuk bagus, tetapi banyak hal yang justru tidak mengakomodir pelaku pendidikan. Implementasi kurikulum 2013 terlalu tergesa-gesa, tidak ada evaluasi, rubrik penilaian telalu rumit, proses pelatihan tidak selesai, buku-buku pegangan guru dan siswa terlambat, bahkan silabus kejuruan bagi SMK masih dipertanyakan. Buku adalah salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Buku teks pelajaran menjadi faktor penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. menegah (Suratni, 2014: 16). Akan tetapi di beberapa sekolah para siswa belum mempunyai buku pegangan. Akibatnya, siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja karena tidak ada sarana yang mendukung proses belajarnya secara pribadi. Ketiadaan buku juga menutup kesempatan bagi siswa untuk dapat menilai kelayakan buku tersebut. Bahkan, beberapa sekolah justru masih menggunakan buku seadanya. Menurut Mulyasa (2018: 54), perhatian pemerintah untuk melengkapi sarana, prasarana, dan sumber belajar masih kurang dan belum menjangkau seluruh sekolah. Meskipun pemerintah sudah berusaha melengkapi buku-buku pedoman, buku guru, dan buku siswa, tetapi belum didayagunakan secara optimal dalam pembelajaran. Banyak buku-buku paket yang belum didayagunakan secara optimal, baik oleh guru maupun siswa. Berdasarkan masalah, berita, dan pendapat para ahli di atas, muncul keingintahuan penulis untuk melihat persepsi siswa sebagai subyek pembelajaran yang menggunakan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebagai pegangan dan sumber belajar. Penelitian ini diberi judul “Persepsi Siswa terhadap Buku Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP Swasta Katolik se-Daerah Istimewa Yogyakarta”.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hal di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana harus bisa mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti baik buku maupun media.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 2. Penyediaan buku pelajaran bagi siswa belum memadai 3. Kerja sama guru dan murid dirasa kurang 4. Kurikulum yang digunakan harusnya memberikan keuntungan yang layak 5. Banyaknya pro-kontra terhadap penggunaan kurikulum 2013 6. Kurangnya penyediaan buku pelajaran bagi siswa 7. Tidak adanya kesempatan bagi siswa untuk berpendapat mengenai buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.. C. Batasan Masalah Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, penulis membuat pembatasan penelitian pada persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti khusus buku Kurikulum 2013 terbitan Pusat Kurikulum Kemendikbud. Penelitian ini ditujukan kepada siswa SMP se-Daerah Isimewa Yogyakarta.. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu: Bagaimana persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta?. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP se-Daerah.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Istimewa Yogyakarta dalam proses pembelajaran baik secara formal di sekolah maupun secara informal di rumah.. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini baik secara teoretis maupun praktis adalah sebagai berikut: 1. Manfaat secara Teoretis a. Diharapkan dapat. menjadi patokan untuk pengembangan dan perbaikan. dalam pembuatan buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti b. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis. 2. Manfaat secara Praktis a. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bagi siswa b. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan adanya buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik.. G. Metode Penulisan Penulisan. ini. menggunakan. metode. penelitian. deskripsi. analisis. berdasarkan penelitian empirik dan kajian pustaka yang didukung dengan data penelitian kuantitatif. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada beberapa siswa yang bersekolah di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui data yang diperoleh penulis akan menganalisis dan merumuskan sumbangan pemikiran.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah.. H. Sistematika Penulisan Demi memudahkan penulisan dan memperoleh gambaran yang jelas, penulis membuat pokok-pokok penelitian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan landasan teori yang mendasari pembahasan-pembahasan selanjutnya. Bab II ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama membahas mengenai pengertian dari persepsi. Buku pelajaran sebagai sarana dalam pembelajaran: pengertian buku pelajaran, tujuan buku pelajaran, kriteria buku pelajaran, dan aspek-aspek buku pelajaran. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti: pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, dan karakteristik Pendidikan Agama Katolik. dan. Budi. Pekerti.. Kurikulum:. pengertian. kurikulum,. prinsip. pengembangan kurikulum, dan kriteria untuk menyeleksi materi kurikulum. Kurikulum 2013: pengertian kurikulum 2013, prinsip kurikulum 2013, tujuan kurikulum 2013, kerangka dasar kurikulum 2013, dan prinsip pengembangan kurikulum 2013. Bagian kedua akan membahas tentang penelitian yang relevan..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan tentang latar belakang responden, hasil penelitian dengan menganalisis data Persepsi Siswa terhadap Buku Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang meliputi deskripsi frekuentif dan deskripsi statistik, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.. BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan dua bagian, yaitu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan sekaligus akan menjawab permasalahan dari judul yang dipilih penulis dan diakhiri dengan saran..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Persepsi Menurut Slameto (2010: 102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan penciuman. Robbins (1996: 124) mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Menurut Rakhmat (2004: 14) dalam Krissandi, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan melampirkan pesan. Menurut Asrori (2009: 214), pengertian persepsi adalah proses individu dalam menginterprestasikan, mengorganisasikan dan memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan di mana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses belajar dan pengalaman. Rakhmat Jalaluddin (1985) mendefinisikan pengertian persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Oleh karena itu, dari banyaknya pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah penerimaan dengan tindakan menyusun,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. mengenali, dan menafsirkan informasi sehingga terbentuklah sebuah kesan atau makna yang didapatkan melalui panca indera setiap individu.. 2. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menurut Kurikulum 2013 a. Pengertian Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Driyarkara berpendapat bahwa pendidikan sebagai satu usaha dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke skala yang insani. Dari pengertian di atas, pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif agar siswa mengalami perkembangan akal budi, pikiran, dan hari nurani..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. b. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah: 1) “Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.” (UUD 1945 pasal, 31 ayat 3) 2) “Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilainilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.” (UUD 1945 pasal 31, ayat5) Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, tujuan pendidikan nasional adalah: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.. c. Karakteristik Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendidikan pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua, apalagi pendidikan iman anak. Pendidikan iman dimulai dan dilaksanakan di keluarga yang kemudian dikembangkan dalam kebersamaan di Gereja. Katekese tidak terceraikan dari kegiatan pastoral dan misioner Gereja secara keseluruhan. Pendidikan iman dikembangakan dalam kebersamaan melalui katekese. Oleh karena itu, katekese ialah: Pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup ajaran Kristen diberikan secara organis dan sistematis yang mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT 18)..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Negara juga memiliki kewajiban memfasilitasi pendidikan iman anak sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Salah satunya adalah pendidikan iman anak secara formal di sekolah yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan membangun hidup beriman kristiani siswa. Membangun hidup beriman Kristiani artinya membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus demi terwujudnya Kerajaan Allah dalam hidup manusia. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, untuk mewujudkan perdamaian dan. keadilan, kebahagiaan. dan. kesejahteraan,. persaudaraan dan kesatuan, kelestarian lingkungan hidup yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan. 1) Hakikat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Agama Katolik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan menjalankan proses komunikasi iman. Proses itu meliputi kemampuan memahami, menginternalisasi dan menghayati iman yang terwujud dalam kehidupan seharihari. 2) Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap membangun hidup yang semakin beriman. Pengetahuan dimiliki dari aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Keterampilan diperoleh dari aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Sikap dibentuk melalui kemampuan: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan. 3) Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Ruang lingkup Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti memiliki empat aspek, yaitu: a) Pribadi siswa: membahas tentang diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan, yang dipanggil untuk membangun relasi dengan sesama serta lingkungannya sesuai dengan Tradisi Katolik. b) Yesus Kristus: membahas tentang pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, agar siswa berelasi dengan Yesus Kristus dan meneladani-Nya. c) Gereja: membahas makna Gereja, agar siswa mampu mewujudkan kehidupan menggereja. d) Masyarakat: membahas tentang perwujudan iman dalam hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan Tradisi Katolik..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. d. Kurikulum 1) Pengertian Kurikulum Saylor, Alexander, dan Lewis (1981: 3) berpendapat bahwa kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar untuk anak didik yang akan dididik. Taba (1962: 11) menjelaskan kurikulum adalah a plan for learning; therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum, yaitu sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Menurut Sanjaya (2008: 6) kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah. Namun kegiatan tersebut masih merupakan tanggungjawab guru atau sekolah. Kurikulum dalam konteks ini dipandang sebagai dokumen tertulis. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum diartikan sebagai: Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara luas, kata kurikulum dapat diartikan sebagai semua pengalaman belajar siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Tanggung jawab yang dimaksud termasuk tanggung jawab langsung maupun tidak langusng, baik tertulis maupun tidak tertulis, baik kelihatan maupun tidak kelihatan. Pengalaman belajar dalam konteks kurikulum secara luas mencakup pengalaman belajar di dalam kelas, lingkungan sekolah, maupun luar sekolah dan semuanya masih dalam lingkup tanggung jawab sekolah (Toenlioe, 2017: 3). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa kurikulum adalah rencana dan arahan bagi sekolah.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. yang berisikan seluruh pengalaman belajar ditujukan kepada siswa dalam lingkup sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. 2) Komponen Kurikulum Menurut Toenlioe (2017: 7), kurikulum berisi empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi, cara mengajar, dan evaluasi. Dalam konteks Indonesia yang mengacu pada pendekatan kompetensi dalam pengembangan kurikulum, maka kata-kata yang lazim digunakan terkait dengan komponen kurikulum saat ini adalah kompetensi, materi, pendekatan, dan evaluasi. Kata kompetensi mengganti kata tujuan. Pengembangan kurikulum di Indonesia menggunakan pendekatan kompetensi. Sedangkan kata pendekatan mengganti kata metode, media, model, dan strategi sejak kurikulum 2013 diberlakukan dengan ciri utama adalah pendekatan saintifik. a) Komponen Kompetensi Komponen kompetensi pada kurikulum adalah komponen yang berisi pernyataan tentang target yang akan dicapai atau kemampuan yang akan dikembangkan dalam diri siswa sebagai hasil pendidikan. Kompetensi kurikulum memiliki tingkatan hierarkis dari yang paling umum sampai paling khusus. Secara teoretis, pada tahap pertama ditetapkan kompetensi umum. Kompetensi paling umum adalah kompetensi pada jenjang dan jenis pendidikan. Selanjutnya kompetensi umum tersebut dielaborasikan menjadi lebih rinci agar menjadi operasional dan siap digunakan dalam pembelajaran (Toenlioe, 2017: 8-9)..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. b) Komponen Isi Komponen isi kurikulum adalah komponen yang memuat pesan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau membentuk kompetensi pada diri siswa. Secara teoretis ungkapan pernyataan isi kurikulum setara dengan kompetensi kurikulum, hanya pengalimatannya yang berbeda, namun substansi pesannya sama. Isi kurikulum juga memiliki tingkat hierarkis, dari paling umum hingga khusus. Sejalan dengan kompetensi kurikulum, isi kurikulum umum dielaborasi menjadi lebih rinci, sehingga siap digunakan dalam pembelajaran. Istilah-istilah yang maksudnya sama dengan isi kurikulum adalah materi kurikulum, bahan kurikulum, dan pesan kurikulum (Toenlioe, 2017: 9). c) Komponen Strategi Komponen strategi kurikulum adalah komponen yang berisi pernyataan tentang penataan dan pemanfaatan berbagai hal untuk pencapaian tujuan pembelajaran, atau untuk pengembangan kompetensi dalam diri siswa secara efektif dan efisien. Misalnya, sebagai berikut: (1) Karakteristik guru (2) Karakteristik siswa (3) Kompetensi dan isi pembelajaran (4) Sarana dan prasarana pembelajaran (5) Metode dan teknik pembelajaran (6) Lingkungan alam pembelajaran (7) Lingkungan sosial pembelajaran..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. Mengacu pada apa yang dikemukakan Bruner (dalam Saputro dan Abidin) yang dikutip oleh Toenlioe (2017: 9-10), bahwa strategi kurikulum dapat dipilah menjadi dua strategi utama, yaitu strategi ekspositori dan heuristik. Dalam strategi ekspositori, guru menjadi sumber belajar yang mengekspos peengetahuan kepada siswa dan sedangkan siswa hanya diposisikan sebagai obyek kosong yang akan diisi oleh guru. Singkatnya guru menjadi pusat pembelajaran dan bukan siswa. Strategi heuristik berlawanan dengan strategi ekspositori. Strategi heuristik dalam pembelajaran adalah strategi yang memposisikan guru sebagai penyedia kondisi yang memungkinkan siswa memproses sendiri hasil belajarnya. Dalam strategi heuristik, siswa diposisikan sebagai makhluk unik yang memiliki potensi untuk memproses secara mandiri perolehan belajarnya. Singkatnya, strategi heuristik menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Secara teoretis porsi terbesar strategi ekspositori lebih tepat digunakan untuk. pendidikan. kejuruan,. serta. pengembangan. kawasan. afektif. dan. psikomotorik. Sedangkan strategi heuristik lebih tepat digunakan untuk pendidikan umum dan pengembangan kawasan kognitif. Jika dikaitkan dengan aliran psikologi, strategi ekspositori sejalan dengan psikologi behavioristik, sementara strategi heuristik sejalan dengan psikologi humanistik. Sejumlah istilah digunakan untuk maksud yang sama, seperti pendekatan pembelajaran,. model. pembelajaran,. metode. pembelajaran,. dan. media. pembelajaran. Istilah strategi, pendekatan, dan model pembelajaran memiliki cakupan makna yang relatif sama luas. Sedangkan metode dan media pembelajaran masing-masing memiliki makna yang berbeda, tetapi keduanya.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. berada dalam cakupan strategi, model, maupun pendekatan pembelajaran (Toenlioe, 2017: 9-11). d) Komponen Evaluasi Komponen evaluasi pada kurikulum adalah komponen yang berisi pernyataan upaya untuk mengetahui tingkat capaian pembelajaran, serta efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran. Evaluasi untuk mengetahui tingkat capaian pembelajaran disebut evaluasi hasil sedangkan evaluasi untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran disebut evaluasi proses. Ada dua acuan pokok dalam evaluasi hasil. Yang pertama adalah acuan patokan yang melihat keberhasilan siswa dalam belajar melalui pencapaian standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Yang kedua adalah acuan norma yang melihat keberhasilan siswa melalui posisi siswa dalam nilai rata-rata kelas. Secara teoretis, acuan patokan lebih tepat digunakan untuk pendidikan kejuruan, kawasan psikomotorik, dan kawasan afektif. Sementara acuan norma lebih tepat digunakan untuk pendidikan umum dan kawasan kognitif (Toenlioe, 2017: 11). 3) Prinsip Pengembangan Kurikulum Prinsip pengembangan kurikulum adalah pertimbangan-pertimbangan mendasar yang bersifat khusus dalam pengembangan kurikulum (Toenlioe, 2017: 31). Pertimbangan-pertimbangan tersebut dielaborasikan, disinergikan, dan tidak boleh menyimpang dari landasan pengembangan kurikulum. Secara umum, ada lima prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. a) Prinsip Relevansi Pada pokoknya, pengembangan kurikulum harus relevan dengan kondisi sosial-budaya masyarakat, dan kondisi psikologi anak. (1) Relevansi Kurikulum dengan Kondisi Sosial-Budaya Masyarakat Hal yang sering ditekankan dalam pengembangan kurikulum adalah relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. Namun, ihwal kurikulum bukan hanya itu saja, melainkan juga kondisi masyarakat dalam arti seluasluasnya. Dunia kerja hanyalah salah satu dari aspek sosio-budaya masyarakat, yaitu aspek ekonomi. Di luar aspek ekonomi, terdapat juga aspek historis, politis, geografis, sosiologis, dan antropologis. Karena aspek lain ini juga merupakan realitas sosial-budaya, maka patut diakomodir relevansinya dengan kurikulum, yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi mekanisme sistem pendidikan. (2) Relevansi Kurikulum dengan Kondisi Psikologis Siswa Relevansi ini terkait dengan tahap-tahap perkembangan fisik dan psikososial manusia. Mengacu pada taksonomi Bloom terdapat tiga kawasan menjadi acuan pengembangan dalam diri siswa yakni kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip relevansi dalam pengembangan kurikulum memberi pesan agar pengembangan kurikulum memperhatikan tahapan perkembangan siswa, karena setiap tahap perkembangan mempunyai ciri dan tugasnya masingmasing. Aplikasi dari prinsip ini mulai dari tujuan dan isi kurikulum, ruang lingkup dan isi kurikulum, serta penjenjangan pendidikan..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. b) Prinsip Kontinuitas Prinsip ini berkaitan dengan kenyataan bahwa pendidikan adalah sebuah proses bertahap dan berkelanjutan, bahkan berlangsung seumur hidup. Karena itu, setiap kesatuan kurikulum dikembangkan sebagai lanjutan maupun awal dari pengembangan satuan kurikulum lainnya. Misalnya kurikulum SMP merupakan lanjutan logis dan sistematis kurikulum SD serta titik berangkat pengembangan kurikulum SMK dan SMA. Hal itu juga berlaku secara internal dalam setiap satuan kurikulum. c) Prinsip Fleksibilitas Prinsip ini berkaitan dengan dua kenyataan mendasar. Pertama, bahwa siswa adalah makhluk yang unik, untuk itu diperlukan kurikulum yang lentur dan memungkinkan diakomodasinya keunikan tersebut. Kedua, masyarakat akan terus berubah dan perubahan itu dapat diprediksi dan ada yang tidak. Maka, kurikulum perlu dirancang sehingga siswa memiliki kelenturan kemampuan dalam mengantisipasi. kemungkinan-kemungkinan. perubahan. sosial.. Kelenturan. kurikulum dapat diwujudkan secara konkret melalui: (1) Penganekaragaman tujuan atau kompetensi dan isi pelajaran (2) Penganekaragaman mata pelajaran atau bidang studi (3) Penyediaan ruang bagi penambahan maupun pengurangan isi mata pelajaran dan mata pelajaran atau bidang studi antara waktu (4) Penyediaan ruang bagi pihak lain di luar penyusunan kurikulum utama untuk ikut mengisi muatan kurikulum..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. d) Prinsip Efektivitas Prinsip ini terkait dengan tingkat pencapaian target. Dalam pengembangan kurikulum, prinsip ini berkaitan dengan sejauh mana rancangan program kurikulum terlaksana, serta sejauh mana tujuan pendidikan tercapai melalui pelaksanaan kurikulum. Efektivitas kurikulum terdiri atas efektivitas proses dan hasil. Penerapan prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum lebih mengandalkan asumsi-asumsi. (1) Efektivitas Proses Kurikulum Efektivitas proses kurikulum adalah efektivitas menyangkut tingkat keterlaksanaan rancangan pelaksanaan kurikulum. Kurikulum disebut efektif jika mayoritas program telah dirancang dapat terselenggara dengan pencapaian sebagian besar target. Agar efektif, rancangan harus dibuat realistis dan antisipatif. Realistis berarti ketersediaan berbagai faktor pendukung, baik faktor manusia, kondisi internal kurikulum itu sendiri maupun infrastrukturnya. Antisipatif berarti perhitungan berbagai kemungkinan hambatan dan kemungkinan-kemungkinan alternatif untuk mengatasi hambatan tersebut. (2) Efektivitas Hasil Kurikulum Efektivitas hasil kurikulum adalah efektivitas yang menyangkut tingkat pencapaian tujuan pendidikan melalui kurikulum. Kurikulum akan efektif dalam hal hasil, jika tujuan umum tercapai dengan memadai. Agar suatu kurikulum efektif dalam hal hasil, maka kurikulum harus relevan dengan tujuan, ditata secara logis dan sistematis, memuat rekomendasi tentang strategi pembelajaran yang dipandang tepat untuk mencapai tujuan yang disertai dengan berbagai.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. konsekuensi dan implikasinya, serta memuat rekomendasi tentang sistem evaluasi proses yang dipandang tepat serta juga disertai dengan berbagai konsekuensi dan implikasinya. e) Prinsip Efisiensi Prinsip ini terkait dengan tingkat penghematan yang realistis dalam suatu kegiatan, tanpa mengorbankan pencapaian kuantitas dan kualitas yang maksimal. Prinsip ini juga berkaitan dengan penggunaan tenaga, biaya, dan waktu yang realistis dalam pelaksanaan kurikulum, namun diperoleh hasil yang maksimal. Validitas penerapan prinsip efisiensi dalam pengembangan kurikulum hanya validitas teoretis-asumtif. Untuk menghasilkan kurikulum dengan efisiensi teoretis tinggi,. pengembangan. kurikulum. dimulai. dengan. mengidentifikasi. dan. menampilkan sejumlah alternatif sesuai efisiensinya. Karena banyaknya alternatifalternatif, dipilihlah yang paling murah namun perolehan hasil maksimal. Alternatif yang lain dapat disimpan sebagai cadangan dan digunakan bila alternatif pilihan awal tidak efektif (Toenlioe, 2017: 31-35). Prinsip pengembangan kurikulum menurut Anas dan Supriyatna (2014: 126-130) adalah sebagai berikut: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan siswa Setiap siswa dibimbing dan diarahkan untuk mampu mengembangkan potensi masing-masing sehingga menjadi manusia yang kompeten dalam bidangnya. Pengembangan potensi dapat dilakukan secara optimal apabila setiap siswa dibekali dengan kompetensi dasar yang memadai. Proses ini dilakukan melalui penciptaan iklim belajar yang menyerupai kehidupan nyata dengan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi di mana pemanfaatan metode bervariasi tersebut bersifat fleksibel dan situasional, pengembangan alat proses evaluasi yang komprehensif mencakup semua aspek kemampuan dengan instrumen yang valid dan reliabel. (2) Beragam dan terpadu Menyediakan layanan pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik siswa dan potensi daerah. Keterpaduan sumber dan bahan ajar diharapkan mampu membangun karakter siswa yang memiliki ilmu, akhlak, dan iman yang kuat. (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Pengembangan bahan ajar dan metode yang aplikatif dilakukan untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan dalam kehidupan sehubungan dengan perkembangan IPTEK yang dinamis. Bahan ajar dan proses pembelajaran dikemas dalam berbagai persoalan yang menantang siswa untuk mengeksplor kemampuannya. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang dekat dengan realita kehidupan. (5) Menyeluruh dan berkesinambungan Semua perangkat pembelajaran seperti perencanaan, pemanfaatan saran belajar, evaluasi dan bahan ajar disusun dan dikembangkan secara komprehensif..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. (6) Belajar sepanjang hayat Menerapkan paradigma pendidikan yang dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Menciptakan strategi dan iklim budaya belajar yang berlangsung sepanjang hayat. 4) Kriteria untuk Menyeleksi Materi Kurikulum Kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan adalah kesahihan (valid), tingkat kepentingan, kebermanfaatan, dan daya tarik (Anas dan Supriyatna, 2014: 130-131).. e. Kurikulum 2013 1) Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Lebih mendalam lagi, Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 maupun KTSP pada tahun 2006. Kurikulum 2013 menekankan adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu,.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. pembelajaran lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran (Fadlillah, 2014: 16). Kebutuhan dan perkembangan masyarakat dalam kehidupan, termasuk pendidikan, menjadi pemicu revisi terhadap kurikulum 2013. Hasil revisi kurikulum semula akan diberi nama Kurikulum Nasional (Kurnas), tetapi pada akhirnya diberi nama Kurikulum 2013 Revisi. Kurikulum 2013 Revisi merupakan wujud penyempurnaan kurikulum yang berbasis karakter sekaligus berbasis kompetensi, dan diberlakukan secara berangsur-angsur tahun ajaran 2017/2018 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penataan dan perubahan kurikulum dilakukan sejalan dengan UU tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala. Dalam Kurikulum 2013 Revisi, guru dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan empat hal penting, yaitu Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, Keterampilan Abad ke-21 (4C), dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Integrasi PPK menekankan pada pembentukan lima karakter, yaitu religius, nasionalis, mandiri, sifat gotong royang, dan berintegritas. Integrasi literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ditujukan untuk meningkatkan kemampuan warga sekolah, khususnya siswa dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas seperti membaca, menulis, dan berbicara. Integrasi keterampilan abad ke-21 yang mencakup 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Inovation) adalah bentuk antisipasi kurikulum terhadap perkembangan teknologi dan penerapan di masyarakat. 4C inilah yang ingin diwujudkan dalam Kurikulum 2013 Revisi yang lebih menekankan pembentukan kompetensi abad ke-21 dan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan atau materi saja. Pembelajaran ini juga menekankan tentang pentingnya pengembangan otak kanan. Integrasi HOTS mencakup kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Ini merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dimiliki siswa. Kemampuan-kemampuan. tersebut. sangat. diperlukan. siswa. agar. dapat. menghadapi dan menikmati kehidupannya kelak di masyarakat. Tentunya kurikulum dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh dukungan sarana dan prasarana beserta fasilitas dan sumber belajar yang memadai. 2) Prinsip Kurikulum 2013 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya (Permendikbud) Nomor 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (2013: 67), Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a) Menyeimbangkan antara pengembangan sikap spiritual, dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. b) Siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar sebab sekolah merupakan bagian dari masyarakat. c) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya di sekolah dan masyarakat..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. d) Memberi waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. e) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f) Kompetensi inti kelas menjadi elemen (organizing elements) kompetensi dasar dan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. 3) Tujuan Kurikulum 2013 Tujuan diadakannya perubahan kurikulum adalah untuk “Melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu” (Mulyasa, 2013: 65). Permendikbud Nomor 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (2013: 7) menyebutkan bahwa: Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 4) Kerangka Dasar Kurikulum 2013 Permendikbud Nomor 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (2013: 7-9) menyebutkan ada 3 landasan dalam pengembangan Kurikulum 2013. Landasan tersebut antara lain: a) Landasan Filosofis (1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. (2) Siswa adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. (3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. (4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. b) Landasan Teoretis (1) Teori. pendidikan. berdasarkan. standar. (standard-based. education).. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. (2) Teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. c) Landasan Yuridis (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), serta semua ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. (4) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5) Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Balitbang Kemendikbud yang dikutip dari Mulyasa (2013: 81-82) mengungkapkan bahwa dengan melihat kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan yang berlangsung dewasa ini, Kurikulum 2013 perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b) Pengembangan kurikulum diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa. c) Mata pelajaran adalah wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi. d) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan mulai dari tujuan pendidikan nasional, kebutuhan masyarakat, negara, dan perkembangan zaman. e) Standar Isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan. f) Standar Proses dijabarkan dari Standar Isi. g) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan Standar Proses. h) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan ke dalam Kompetensi Inti. i) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. j) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. k) Proses pembelajaran dibuat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif di kelas. l) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. m) Proses belajar menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).. 3. Buku Pelajaran Kurikulum 2013. sebagai. Sarana. dalam. Pembelajaran. Menurut. a. Pengertian Buku Pelajaran yang Diterbitkan Pusat Kurikulum Kemendikbud Kategori yang mendukung proses pembelajaran meliputi materi pelajaran, bahan pelajaran, buku pelajaran, mata pelajaran, alokasi mata pelajaran, dan lainlain. Dari kategori pelajaran salah satunya ada buku pelajaran. Buku pelajaran merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswa (Mulyasa, 2013: 49-50). Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004: 3) menjelaskan bahwa buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang dipersiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 tentang buku teks pelajaran, menjelaskan pengertian buku teks (buku pelajaran) sebagai berikut: Buku pelajaran adalah acuan wajib yang dipakai di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. Maka, buku pelajaran adalah suatu materi pelajaran tertentu yang dikumpulkan oleh beberapa pengarang atau tim penyusun yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai acuan baik untuk guru maupun siswa yang berguna untuk mendukung kelancaran pendidikan di sekolah. Menurut Surahman dalam Fella yang dikutip oleh Fikriyati (2015: 9), secara umum membedakan buku menjadi empat jenis, yaitu: 1) Buku sumber, buku yang dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap 2) Buku bacaan, buku yang berfungsi untuk bahan bacaan, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya 3) Buku pegangan, buku yang dijadikan pegangan guru atau siswa dalam proses pengajaran 4) Buku teks, buku yang disusun untuk proses pembelajaran, berisi materi pelajaran yang akan diajarkan.. b. Tujuan Buku Pelajaran Tujuan buku teks atau buku pelajaran: 1) Bagi Guru a) Agar dapat menjadi pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa b) Agar dapat mengetahui urutan penyajian bahan ajar c) Agar dapat mengetahui teknik dan metode pengajarannya.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. d) Agar dapat menggunakannya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau di luar sekolah e) Agar dapat memperoleh bahan ajar secara mudah 2) Bagi Siswa a) Agar menjadi sarana kepastian tentang apa yang ia pelajari b) Agar menjadi alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran c) Agar menjadi alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan petunjuk, teori, maupun konsep dan bahan-bahan latihan atau evaluasi.. c. Kriteria Buku Pelajaran Kriteria penilaian buku pelajaran menurut Greene & Petty dalam Tarigan (1990: 20) meliputi aspek: 1) Buku teks itu haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang mempergunakannya 2) Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya 3) Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang memanfaatkannya 4) Buku teks itu seyogyanyalah mempertimbangkan aspek-aspek linguistik, sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. 5) Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu 6) Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya 7) Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya 8) Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau point of view yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para pemakainya yang setia 9) Buku teks itu haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilainilai anak dan orang dewasa 10) Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya. Dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 tentang buku meliputi hal ketentuan umum, penulisan buku, penilaian buku teks, pemilihan buku teks di satuan pendidikan, penggunaan buku di satuan pendidikan, penggandaan, penerbitan, distribusi buku, masa pakai buku teks pelajaran, pendanaan, pengawasan, dan sanksi..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. Menurut Jimmy (2014: 21), ada beberapa aspek buku pelajaran yang baik, antara lain: 1) Kelayakan Isi Buku pelajaran yang baik berisi materi yang mendukung tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Kelayakan isi buku pelajaran dapat dinilai dari: materi yang berorientasi pada aktivitas yang mendorong pemahaman konsep, keakuratan materi yang terjaga, kemutakhiran dan aktualitas contoh materi, materi yang mampu mendorong rasa keingintahuan, serta. tidak. mempertentangkan. SARA,. tidak. bernuansa. pornografi,. mengakomodasi keberagaman, dan berwawasan gender. 2) Kelayakan Penyajian Kelayakan penyajian buku pelajaran dapat dinilai dari kemampuan untuk mendorong keterlibatan siswa untuk belajar aktif, keterkaitan antar bab, subbab, keterpaduan antar konsep, dan penyajian yang kontekstual. 3) Kelayakan Bahasa Kelayakan bahasa buku pelajaran dapat dinilai dari kesesuaian bahasa dengan perkembangan siswa serta ketepatan penggunaan simbol, istilah, dan/atau ikon. 4) Kelayakan Kegrafikaan Kelayakan kegrafikaan buku pelajaran dapat dinilai dari tata letak unsur grafika yaitu estetis dan dinamis, penggunaan ilustrasi yang memperjelas materi, tipografi yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi..

Gambar

Tabel 27. Rangkuman hasil setiap aspek  ...........................................................65  Tabel 28
Tabel 1. Rangkuman jumlah sekolah setiap kabupaten  No  Kabupaten   SMP Negeri  SMP Swasta Katolik
Tabel 2. Rangkuman jumlah siswa yang ditentukan untuk diambil sampel
Tabel 3. Kisi-kisi persepsi siswa terhadap buku pelajaran Pendidikan Agama  Katolik dan Budi Pekerti di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan prioritas yang ditangani dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan secara maksimal penggunaan manajemen keuangan agar mitra lebih mengerti

Pengembangan pertanian lahan kering melalui peningkatan produktivitas ternak kambing memerlukan dukungan kebijakan pemerintah daerah dalam menetapkan kawasan yang potensial

Variabel yang paling berpengaruh antara Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Mura>bah}ah dan Dana Simpanan Wadi>‘ah terhadap Bonus Wadi>‘ah pada Laporan

Kesadaran akan peran dari pihak di luar dirinya sudah sewajarnya memunculkan sikap syukur kepada Allah yang dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti; doa, nyanyian, dan

Berdasarkan data observasi, peserta didik seringkali tidak memperhatikan penjelasan dari peserta didik dan malah sibuk sendiri dengan teman satu kelompoknya. Hal

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi tentang pelaksanaan sanksi

“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan sesuai

Secara keseluruhan tingkat partisipasi pengrajin batik dalam mengelola limbah industri batik di Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon tergolong