• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the influence of subjective norms and moral obligation, tax awareness, service of fiscus, the impl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the influence of subjective norms and moral obligation, tax awareness, service of fiscus, the impl"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

TAX COMPLIANCE

PAJAK PENGHASILAN

(STUDI EMPIRIS TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DI KANWIL DJP JAKARTA PUSAT DAN JAWA BARAT I)

Eny Maryati

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma (eny_139@yahoo.co.id)

DR. Raden Supriyanto, MSc

Universitas Gunadarma (supriyanto.r@gmail.com)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi tentang pelaksanaan sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta perpajakan Indonesia terhadap kepatuhan p a ja k (t ax c om p li an c e) Wajib Pajak Orang Pribadi di sekitar Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan 200 orang Wajib Pajak. Metode pengumpulan data primer yang dipakai adalah dengan metode angket (kuesioner). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda dan analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel norma subyektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan Wajib Pajak, dan pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Sedangkan variabel tax avoidance (penghindaran pajak) serta isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini berpengaruh negatif dengan kepatuhan pajak. Variabel pelayanan yang diberikan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Variabel paling dominan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sanksi perpajakan.

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of subjective norms and moral obligation, tax awareness, service of fiscus, the implementation of tax sanctions, tax avoidance, and tax issues and facts about taxation in Indonesia in Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat and Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. Simple random sampling used to obtain sample. 200 sample was choose. Primary data collection method in this study is questionnaire. Multiple regression technique and pooled data regression of used to analyse data. The result of this study that the variable subjective norms and moral obligation, tax awareness, and the implementation of tax sanctions have a positive impact toward tax compliance. While the variable tax avoidance and variable of the tax issues and facts about taxation in Indonesia have a negative impact toward tax compliance. Variable service of fiscus had no impact on tax compliance. The most dominant variable in this study is the implementation of tax sanctions.

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara fisik maupun mental yang nantinya diharapkan akan tercipta manusia Indonesia seutuhnya. Untuk men-jalankan kegiatan pembangunan ter-sebut diperlukan pembiayaan yang tidak sedikit jumlahnya. Pendapatan terbesar suatu negara salah satunya bersumber dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai penge-luaran negara yang bersifat pem-bangunan jangka panjang maupun membiayai pengeluaran rutin.

Berdasarkan data dari Dirjen Pajak perkembangan penerimaan sektor

perpajakan menggambarkan peningkat-an. Memasuki tahun 2011, perekonomi-an Indonesia menunjukkan per-kembangan yang cukup positif. Salah satu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat adalah Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan (PPh) adalah salah satu sumber pendapatan nasional yang dipungut langsung oleh Pemerintah Pusat untuk kemudian digunakan membiayai rumah tangga Negara. Pajak Penghasilan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kenaikan ini dibarengi dengan peningkatan jumlah Wajib Pajak Penghasilan di Indonesia.

Walaupun jumlah Wajib Pajak secara matematis mengalami peningkat-an, namun jumlah penerimaan Pajak masih kurang signifikan. Hal ini diduga dari kepatuhan Wajib Pajak (Tax

(3)

Compliance) terhadap Undang-Undang Perpajakan yang rendah. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi ke-patuhan pajak (tax compliance) di-antaranya norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, pelaksanaan sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta tentang dunia pajak saat ini.

Pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah dari Wajib Pajak adalah upaya untuk meningkatkan pembangunan dan mensejahterakan rakyat, perolehan pajak tersebut sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu pendapatan Negara yang utama untuk itu dibutuhkan perilaku patuh pajak (tax compliance) oleh Wajib Pajak sendiri.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, pelaksanaan sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta tentang dunia pajak saat ini mempengaruhi kepatuhan pajak (Tax compliance) Pajak Penghasilan (PPh).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh norma subjektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, pe-laksanaan sanksi pajak, tax avoidance, serta isu dan fakta tentang dunia pajak

saat ini mempengaruhi Tax compliance (kepatuhan pajak) Pajak Penghasilan (PPh). Serta variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi Tax compliance Pajak Penghasilan (PPh).

TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Pajak Penghasilan

Berdasarkan Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Departemen Keuangan (2009) Pajak Penghasilan (PPh) 21adalah Pajak Penghasilan (PPh) berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

2. Definisi Variabel (Dependen dan Independen)

Timbul dan Imam (2012:194) kepatuhan berarti tingkat kesediaan Wajib Pajak didalam memenuhi seluruh ketentuan perpajakan, baik dalam pelaporan pajak tepat waktu, kebenaran perhitungan pajak yang seharusnya terutang dan pembayaran pajak.

Berdasarkan kutipan oleh Elia Mustikasari (2007) dari Blanthorne (2000) dan Bobek (2003). Theory of Planned Behavior, perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena

(4)

adanya niat untuk berperilaku. Norma subjektif terhadap kepatuhan pajak adalah kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar wajib pajak terhadap perilaku kepatuhan pajaknya. Kewajiban moral adalah norma individu yang dipunyai oleh seorang wajib pajak, namun kemungkinan juga tidak dimiliki oleh wajib pajak yang lain.

Kesadaran perpajakan diartikan sebagai keadaan mengetahui atau mengerti pajak. Faktor kesadaran pajak juga berasal dari dalam diri Wajib Pajak yang bersangkutan. Banyak Wajib Pajak yang sudah memenuhi syarat untuk memiliki NPWP namun belum mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP di Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak).

Menurut Agus (2006) beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan fiskus yaitu tax payer, tax policy, tax administration dan tax law. Petugas pajak (fiskus) dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat atau Wajib Pajak sangat dipengaruhi oleh adanya tax policy, tax administration dan tax law. Sedangkan faktor tax payer didominasi dari dalam diri Wajib Pajak itu sendiri.

Mardiasmo (2002:57) sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma per-pajakan) akan dituruti, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat mencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Tax avoidance merupakan suatu usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-undang atau dilegalkan. Dunia perpajakan adalah lingkungan yang dinamis dan terbuka dengan perkembangan ekonomi sosial masyarakat, sebab pajak berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat atau Wajib Pajak. Dalam beberapa tahun terakhir ini dunia perpajakan mengalami suatu kemajuan positif, tetapi tidak sedikit pula yang mencibir karena banyaknya kasus yang melibatkan oknum Dirjen Pajak dan mencoreng wajah perpajakan Tanah Air.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Kanwil DJP Jakarta Pusat dan Kanwil DJP Jawa Barat I. Teknik sampling dengan metode Simple Random Sampling. Data diperoleh dengan metode angket (kuesioner). Pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada responden.

(5)

1. Hipotesis:

Ho: variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax compliance Wajib Pajak. Ha: variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap Tax com-pliance Wajib Pajak.

2. Alat Analisis

- Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel independent (bebas) yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama terhadap variabel dependent (terikat).

- Analisis Regresi Data Panel

Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Dengan mengakomodasi informasi baik yang terkait dengan variabel- variabel cross section maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono, 2005 dalam Shochrul R. Ajija. et al, 2011). Model pengujian statistik penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik berupa software EVIEWS 6.0

PEMBAHASAN

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Uji regresi liner berganda merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui besarnya koefisien dari tiap-tiap variabel (NORMA, SADAR, FISKUS, SANKSI, TA dan ISU) sebagai variabel independen terhadap tax compliance sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Patuh = 1,715 + 0,193Norma + 0,062Sadar + 0,027Fiskus + 0,247Sanksi – 0,054TA - 0,089Isu + e

Berdasarkan model persamaan regresi linier di atas, maka dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar positif 1,715 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan nilai dari keenam variabel independen tersebut bernilai 0 (nol), maka kepatuhan pajak akan naik sebesar 1,715 %.

2. Koefisien regresi norma subyektif dan kewajiban moral sebesar 0,193 menyatakan bahwa apabila variabel norma dan kewajiban moral mengalami peningkatan (karena tanda positif) 1% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka kepatuhan pajak (tax

(6)

compliance) akan naik sebesar 0,193%.

3. Koefisien regresi variabel kesadaran perpajakan sebesar positif 0,062 artinya terdapat perubahan yang searah antara kesadaran perpajakan dengan kepatuhan pajak (tax compliance). Hal tersebut menunjuk-kan bahwa dengan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya arti pajak maka hal tersebut dapat meningkatkan kepatuhan perpajakan (tax compliance).

4. Koefisien regresi pelayanan fiskus sebesar positif 0,027. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sikap WP terhadap pelayanan fiskus terhadap variabel kepatuhan (tax compliance) WP adalah positif. Apabila terjadi peningkatan pada pelayanan fiskus sebesar satu satuan maka hal tersebut akan meng-akibatkan kenaikan pada pelayanan fiskus sebesar 0,027%. Begitu pula sebaliknya dengan asumsi variabel independen yang lainnya konstan. 5. Koefisien regresi persepsi Wajib

Pajak mengenai pelaksanaan sanksi sebesar positif 0,247. Koefisien regresi dari persepsi Wajib Pajak mengenai pelaksanaan sanksi me-miliki tanda positif artinya terdapat

perubahan yang searah antara persepsi Wajib Pajak mengenai pelaksanaan sanksi dengan kepatuh-an pajak (tax compliance). Apabila terjadi peningkatan pada persepsi Wajib Pajak mengenai pelaksanaan sanksi sebesar satu satuan maka hal tersebut akan mengakibatkan ke-naikan pada kepatuhan perpajakan sebesar 0,247%. Begitu pula se-baliknya dengan asumsi variabel independen yang lainnya konstan. 6. Koefisien regresi tax avoidance

(penghindaran pajak) yang melekat pada diri Wajib Pajak sebesar negatif 0,054. Koefisien regresi dari tax avoidance (penghindaran pajak) yang melekat pada diri Wajib Pajak memiliki tanda negatif artinya terdapat perubahan yang berlawanan antara tax avoidance (penghindaran pajak) yang melekat pada diri Wajib Pajak dengan kepatuhan pajak (tax compliance). Apabila terjadi pening-katan pada tax avoidance (peng-hindaran pajak) yang melekat pada diri Wajib Pajak sebesar satu satuan maka hal tersebut akan meng-akibatkan penurunan pada kepatuhan perpajakan sebesar 0,054%. Begitu pula sebaliknya dengan asumsi

(7)

variabel independen yang lainnya konstan.

7. Koefisien regresi pengaruh dari isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini sebesar negatif 0,089. Koefisien regresi dari pengaruh dari isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini memiliki tanda negatif artinya terdapat perubahan yang berlawanan antara pengaruh dari isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini dengan kepatuhan pajak (tax compliance). Apabila terjadi pe-ningkatan pada pengaruh dari isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini sebesar satu satuan maka hal tersebut akan mengakibatkan pe-nurunan pada kepatuhan perpajakan sebesar 0,089%. Begitu pula se-baliknya dengan asumsi variabel indeependen yang lainnya konstan.

2. Analisa Regresi Data Panel

PATUH_JKT=2.555+2.754*NORMA_JKT +4.091*SADAR_JKT+0.253*FISKUS_JKT +2,138*SANKSI_JKT – 1.363*TA_JKT - 3.285*ISU_JKT. PATUH_JB = -2,665 +2.754*NORMA_JB + 4.091*SADAR_JB+0.253*FISKUS_JB +2,138*SANKSI_JB–1.363*TA_JB - 3.285*ISU_JB.

Dari model Metode Efek Tetap (Fixed Effect) Evies 6.0 diatas dapat disimpul-kan beberapa hal antara lain:

1. Variabel NORMA menunjukkan hubungan yang positif signifikan (0,0057) terhadap kepatuhan pajak. Setiap perubahan satu poin NORMA akan meningkatkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 2,754. 2. Variabel SADAR menunjukkan

hubungan yang positif signifikan (0,0068) terhadap kepatuhan pajak. Setiap perubahan satu poin SADAR akan meningkatkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 4,091. 3. Variabel FISKUS menunjukkan

hubungan yang positif namun tidak signifikan (0,3307) terhadap ke-patuhan pajak. Setiap perubahan satu poin FISKUS akan meningkatkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 0,253.

4. Variabel SANKSI menunjukkan hubungan yang positif signifikan (0,0134) terhadap kepatuhan pajak. Setiap perubahan satu poin SANKSI akan meningkatkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 2,14.

(8)

5. Variabel TA menunjukkan hubungan negatif signifikan (0,0412) terhadap kepatuhan pajak. Setiap perubahan satu poin TA akan menurunkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 1,36.

6. Variabel ISU menunjukkan hubung-an yhubung-ang negatif signifikhubung-an (0,0008) terhadap kepatuhan pajak. Setiap perubahan satu poin ISU akan menurunkan kepatuhan pajak Wajib Pajak di wilayah Jakarta Pusat dan Jawa Barat I sebesar 3,28.

7. R Squared menunjukkan nilai sebesar 80,72%. Artinya sebesar 80,72% nilai kepatuhan pajak di-pengaruhi oleh variabel-variabel NORMA, SADAR, FISKUS, SANKSI, TA, dan ISU.

8. Berdasarkan nilai koefisien fixed effect (cross), disimpulkan bahwa wilayah yang memiliki tingkat kepatuhan pajak tertinggi adalah Kanwil DJP Jakarta Pusat (2,55). Sedangkan wilayah dengan tingkat kepatuhan pajak terendah adalah Kanwil DJP Jawa Barat I(-2,66).

3. Analisa Uji t parsial dan simultan

Pada tingkat signifikan (α) 5%, db(6:194) maka diperoleh t tabel 1,97

dan Ftabel 2,15. Hasil pengujian hipotesis terlihat seperti di bawah ini:

Tabel 1.1 Hasil Uji t parsial

Sumber: Eviews 6.0

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. NORMA: berpengaruh positif signifikan dengan kontribusi variabel independen 9,2%. Norma subjektif berasal dari pandangan orang-orang di sekitar wajib pajak terhadap perilaku kepatuhan pajaknya dan kewajiban moral berasal dari hati nurani individu itu sendiri, dan rasa tanggung jawab bagi individu (Wajib Pajak). Apabila seorang Wajib Pajak yang memiliki kewajiban moral tinggi akan merasa bersalah dan malu apabila ia melanggar peraturan pajak yang berlaku sehingga kepatuhan pajak (tax compliance) akan terwujud dengan baik.

b. SADAR: berpengaruh positif signifikan dengan kontribusi variabel independen 36,8%. Artinya semakin tinggi kesadaran membayar pajak dari Wajib Pajak akan meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (tax compliance) dengan signifikan. Konteks kesadaran

(9)

pajak dalam penelitian ini meliputi kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Penghasilan tanpa paksaan yang merupakan kewajiban sebagai warga negara, kesadaran bahwa pajak yang dibayarkan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara demi pembangunan nasional.

c. FISKUS : berpengaruh positif signifikan dengan kontribusi variabel independen 5%. Apabila pelayanan yang diberikan fiskus baik maka kepatuhan pajak akan meningkat. Temuan ini juga mendukung pernyataan dari Miando Sahala L. Panggabean (2002) dalam Agus (2006) yang menyatakan bahwa kepatuhan WP dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak maka fiskus diharapkan memiliki kom-petensi dalam arti memiliki ke-ahlian(skill), pengetahuan(knowledge, dan pengalaman (experience) dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak dan perundang-undangan per-pajakan. Selain itu fiskus harus memiliki motivasi tinggi sebagai pelayan publik.

d. SANKSI: berpengaruh positif signifikan dg kontribusi variabel independen 93,8%. Hal ini dapat disebabkan karena dengan adanya Undang-Undang dan peraturan yang diterapkan secara lugas, tegas dan konsisten dapat membuat masyarakat taat dan patuh akan pajak. Walaupun WP tidak mendapatkan penghargaan atas kepatuhannya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, WP akan dikenakan banyak hukuman apabila alfa atau sengaja tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila di dalam penelitian ini ditemukan makin positif persepsi wajib pajak terhadap sanksi pajak maka akan makin meningkat kepatuhan wajib pajak. e. TA: berpengaruh positif signifikan dg kontribusi variabel independen 1,7%. Tanda koefisien variabel tax avoidance (penghindaran pajak) yang negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan, yang berarti semakin tinggi tax avoidance (peng-hindaran pajak) seorang Wajib Pajak, semakin rendah kepatuhan per-pajakannya (tax compliance). Suatu negara akan menghadapi kendala ter-utama terkait kepatuhan masyarakat membayar pajak. Dalam hal ini akan

(10)

muncul perilaku tax avoidance dan tax evasion dari masyarakat sebagai wujud keengganan dalam membayar pajak yag dibebankan negara kepadanya. Tax avoidance dalam konteks ini dijelaskan sebagai manipulasi legal dari seorang individu untuk mengurangi pajak. Walaupun tax avoidance dianggap legal, tetapi apabila maksud tujuannya untuk mengurangi pajak yang seharusnya dibayar, maka perilaku ini tetap dianggap tidak patuh (non compliance). Oeh karena itu apabila perilaku tax avoidance ini meningkat dalam masyarakat maka akan menurunkan kepatuhan pajak (tax compliance). f. ISU : berpengaruh positif signifikan dg kontribusi variabel independen 3,6%. Tanda koefisien variabel isu dan fakta tentang per-pajakan di Indonesia yang negatif menunjukkan hubungan yang ber-lawanan, yang berarti semakin banyak isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia, semakin rendah kepatuhan perpajakan(taxcompliance).Berdasarkan beberapa sumber media terkait dengan perpajakan. Peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi dan menjadi sorotan publik adalah korupsi. Menurut J.J.Senturia korupsi adalah penyalahgunaan ke-kuasaan pemerintahan untuk

keuntung-an pribadi (the misuse of public power for private profit). Dalam dunia pajak, korupsi ini melibatkan ”orang dalam” pajak sendiri. Maraknya kasus korupsi miliaran rupiah yang terungkap ke publik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan stigma negatif bagi kinerja Dirjen Pajak. Tidak sedikit responden yang peneliti temui mem-berikan komentar negatif tentang kinerja Dirjen Pajak saat ini. Walaupun ada pula beberapa responden yang mengapresiasi kinerja Dirjen Pajak terkait peningkatan jumlah Wajib Pajak di Indonesia. Oleh karena itu Dirjen Pajak harus lebih bekerja profesional dan melakukan pengawasan ketat kepada seluruh oknum yang dikepalai-nya agar tidak ada lagi peristiwa negatif yang mencoreng wajah perpajakan Indonesia.

g. Variabel Dominan

Variabel SANKSI merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak (tax compliance) Wajib Pajak yaitu sebesar 93,8% dengan koefisien sebesar 0, 3222.

(11)

Tabel 1.2 Hasil Uji t simultan

Dependent Variable: PATUH Method: Least Squares Date: 08/01/12 Time: 21:16 Sample: 1 200

Included observations: 200

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NORMA 0.192766 0.076490 2.520140 0.0125 SADAR 0.062204 0.056408 5.102751 0.0271 FISKUS 0.027567 0.083744 3.292181 0.0007 SANKSI 0.246968 0.066197 3.730785 0.0000 TA -0.053821 0.058182 -0.925049 0.0356 ISU -0.088992 0.057172 -2.556576 0.0121 C 1.715385 0.374246 4.583577 0.0000

R-squared 0.908149 Mean dependent var 3.790000 Adjusted R-squared 0.931810 S.D. dependent var 0.780349 S.E. of regression 0.713962 Akaike info criterion 2.198399 Sum squared resid 98.38016 Schwarz criterion 2.313840 Log likelihood -212.8399 Hannan-Quinn criter. 2.245116 F-statistic 7.454702 Durbin-Watson stat 1.839072 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Eviews 6.0

Gambar 1.1 Kurva Pengambilan Keputusan Uji Simultan

Sumber: Eviews 6.0

Hasil pengujian secara bersama – sama (Adjusted R-Squared) variabel inde-pendent pada sampel keseluruhan (simultan uji F) maka besarnya peng-aruh variabel independent terhadap variabel dependent yang dapat diterang-kan oleh model persamaan ini adalah sebesar 93,18% sedangkan sisanya di-jelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model persamaan regresi.

Dari hasil analisis persamaan regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel indepen-den memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F-statistic sebesar 7,45 lebih besar dari 2,15 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model persamaan regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepatuhan perpajak-an (tax compliance) atau dapat di-katakan bahwa NORMA, SADAR, FISKUS, SANKSI, TA, dan ISU secara bersama-sama berpengaruh terhadap ke-patuhan perpajakan (tax compliance).

(12)

PENUTUP 1. Kesimpulan

- Analisa regresi linear berganda variabel norma subyektif dan ke-wajiban moral, kesadaran perpajakan Wajib Pajak, pelayanan yang di-berikan fiskus, pelaksanaan sanksi perpajakan berhubungan searah dengan kepatuhan pajak. Tax avoidance (penghindaran pajak), isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini berhubungan berlawanan dengan kepatuhan pajak. - Analisa regresi data panel variabel

norma subyektif dan kewajiban moral, kesadaran perpajakan Wajib Pajak, dan pelaksanaan sanksi per-pajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Tax avoidance (penghindaran pajak) serta isu dan fakta tentang perpajakan di Indonesia saat ini berpengaruh negatif dengan kepatuhan pajak. Pelayanan yang di-berikan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.

- Pengujian secara simu lt an me-nunjukkan bukti empiris bahwa: Variabel norma dan kewajiban, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, persepsi wajib pajak mengenai pelaksanaan sanksi ber-pengaruh positif signifikan terhadap

kepatuhan perpajakan (tax compliance). Variabel tax avoidance (penghindaran pajak), isu dan fakta perpajakan saat ini berpengaruh negatif signifikan terhadap kepatuh-an perpajakkepatuh-an (tax compliance) - Variabel persepsi wajib pajak

mengenai pelaksanaan sanksi me-rupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak (tax compliance) Wajib Pajak yaitu sebesar93,8%.

2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaik-nya menambah atau meneliti variabel variabel lain, menerapkan teori lain, atau model lain dengan harapan menghasilkan temuan yang lebih bermanfaat bagi praktisi dan pengembangan teori perilaku per-pajakan.

2. Wilayah penelitian diperluas se-hingga bisa diketahui perilaku ke-patuhan pajak (tax compliance) Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak seluruh Indonesia.

3. Pemerintah perlu melakukan tindak-an persuasif dengtindak-an melakuktindak-an penyuluhan ke WP dengan cara-cara yang lebih simpatik, meningkatkan peran Complaint Center, dan

(13)

mem-berikan penghargaan bagi Wajib Pajak patuh sehingga dapat meningkatkan kepatuhan perpajakan. 4. Pemerintah Pusat, dan pihak Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya meningkatkan kinerja serta peng-awasan terhadap penerimaan pajak dengan lebih ketat agar kasus-kasus korupsi yang melibatkan oknum-oknum tertentu bisa dihilangkan. 5. Masyarakat lebih patuh dalam

membayar pajak maupun terhadap Undang-Undang Perpajakan. Agar penerimaan Negara dari sektor perpajakan dapat terus mengalami peningkatkan yang pada akhirnya akan memajukan pembangunan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nugroho Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Tesis diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.

Elia Mustikasari. 2007. Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 2007. Universitas Hassanudin, Makassar. p.1-28.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Offset.

Simanjuntak, Timbul Hamonangan., dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih Asa Sukses.

Shochrul R. Ajija. et al. 2011. Cara Cerdas Menguasai EViews. Jakarta : Salemba Empat

Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: DepKeu.

Gambar

Tabel 1.2  Hasil Uji t simultan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Melalui pengujian yang dilakukan, diperoleh informasi jika konten dalam buku pop up ini sudah sesuai dengan materi yang ada di Museum Sumpah Pemuda, baik

Hasil dari peneilitian ini adalah bahwa project dapat teridentifikasi menjadi 31 kegiatan yang diantaranya dapat dikerjakan secara bersamaan atau merupakan kegiatan yang

Aplikasi ini dibuat menggunakan Macromedia Flash 8.Semoga dengan dibuatnya aplikasi ini dapat memberikan informasi yang mudah dan cepat didapat kepada pada usernya. Dan juga

3) Pembuktian kualifikasi untuk menilai pengalaman sejenis yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dikompetisikan dilakukan dengan melihat dokumen kontrak asli dan

Nilai dari hurst eksponen yang didapatkan sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana trafik anomali memiliki nilai hurst eksponen diluar dari range hurst eksponen

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stress kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, stress kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja, kepuasan kerja tidak

Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan keterlibatan pelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli (bukan fitur