• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Pasien Dan Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hak Pasien Dan Keluarga"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

Hak Pasien dan Keluarga

(2)

Standar HPK 1.

RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung

hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan

(3)
(4)

STANDAR HPK 1.1

Pelayanan dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien

(5)

Standar HPK.1.2

(6)

Standar HPK.1.3

(7)

Maksud HPK.1.4

(8)

Standar HPK.1.5

(9)

Standar HPK.1.6

(10)

Standar HPK.2

(11)

Standar HPK.2.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya

(12)

Standar HPK.2.1.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan

(13)

Standar HPK.2.2

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan

(14)

Standar HPK.2.3

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar

(15)

Standar HPK.2.4

(16)

Standar HPK.2.5.

(17)

Standar HPK.3

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini

(18)

Standar HPK.4

(19)

Standar HPK.5

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami

(20)

Standar HPK.6

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien

(21)

Standar HPK.6.1

Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang pelayanan

(22)

Standar HPK.6.2

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan

(23)

Standar HPK.6.2

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang lain

(24)

Standar HPK.6.4

(25)

Standar HPK.6.4.1

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Pengertian

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu

yang merupakan kebutuhan pribadinya, sesuai

dengan keadilan, moraltas dan legalitas

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan

dan tidak boleh bila tidak dilaksanakan

Pasien adalah penerima jasa pelayanan

kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan

sehat maupun sakit

(34)
(35)

HAK PASIEN: UURS PASAL 30

HAM INFORMASI HUKUM MENENTUK AN NASIBNYA SENDIRI PELAYANAN

(36)

HAK PASIEN DALAM UU RS PSL 32

Setiap pasien mempunyai hak:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;

2.  memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien 

3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi 

4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional 5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga

pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi  

6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan  

7. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan

keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit 8. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya

kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;  

(37)

9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;  

10.mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang

mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

11. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya 12.didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

13. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya

14. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit  

15.  memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit  mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;  

16.menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;  

17.menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana 

18.mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(38)

KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI

NOMOR 29 PASAL 53, TAHUN 2009 TENTANG

PRAKTIK KEDOKTERAN).

1. Memberikan informasi yang lengkap dan

jujur tentang masalah kesehatannya.

2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter

atau dokter gigi.

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di

sarana pelayanan kesehatan.

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan

yang diberikan.

5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati /

perjanjian yang telah dibuat

(39)

WAWANCARA DENGAN

PERAWAT/DOKTER, DLL

Apa ang anda ketahui tentang hak pasien dan keluarga,

Bila ada pasien yang meminta pelayanan kerohanian, apa

yang akan anda lakukan ?

Bagaimana anda memfasilitasi hak privasi pasien saat

dokter memeriksa pasien ? saat anda membawa pasien dengan brankar ?

Apa yang anda lakukan bila di IGD ada pasien yang datang

dalam keadaan tidak sadar, tetapi dia masih memakai perhiasan berharga dan membawa barang berharga ( satpam/P)

Apa yang anda lakukan bila ada pengunjung diluar jam

(40)

Tolong jelaskan apa yang anda lakukan bila ada pasien

yang meminta second opinion

Bagaimana anda memastikan bahwa suatu tindakan/

prosedur/pengobatan itu membutuhkan

informed consent ? ( DPJP),

Apa yang anda lakukan bila pasien menolak tindakan

yang anda sarankan

Tolong jelaskan edukasi apa yang anda berikan

kepada pasien setelah anda selesai melakukan

asesmen terhadap pasien

(41)

Tolong jelaskan apa yang anda lakukan bila pasien menolak

melanjutkan pengobatan

Tolong jelaskan bila pasien yang opname minta pulang

sebelum waktunya

Tolong jelaskan apa yang anda lakukan bila pasien ingin

meninggal secara alamiah ? (P/D) 

Bila ada pasien yang mengeluh nyeri tolong jelaskan apa

yang akan anda lakukan ? (P/D) 

BIla anda pasien yang komplen apa yang akan anda

lakukan, tolong jelaskan (P/D) 

Tolong jelaskan bagaimana anda meminta persetujuan

terhadap tindakan yang akan anda lakukan/usulkan (D)

Siapa yang dianggap kompeten untuk menanda tangani

(42)

CONTOH GENERAL CONSENT

(43)
(44)

Regulasi RS :

Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan

keluarga yang mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga

Dokumen

Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang

berhubungan dengan pelayanan yang boleh

diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)

Implementasi

1. Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai peraturan perundang-undangan 2. Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan

keluarga

Standar HPK.1

RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak pasien dan keluarganya selama dalam yan.

(45)
(46)

CONTOH KALIMAT

PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)

Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

• Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di gunakan untuk perawatan medis, akan dijamin kerahasiaannya oleh RS

Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi tentang tentang rahasia kedokteran saya bila

diperlukan untuk memproses klaim asuransi termasuk namun tidak terbatas pada BPJS, asuransi kesehatan lainnya ,

jamkesda, perusahaan dan atau lembaga pemerintah lainnya

• Saya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu) wewenang kepada RS untuk memberikan tentang data dan informasi kesehatan saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu:

1….

2…

3…..

(47)

Standar HPK.1.1.1.

Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Elemen Penilaian HPK.1.1.

Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati

nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan bila mungkin, juga keluarganya (lihat juga PPK.3. EP 1 dan PP.7, EP 1) .

Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan

pelayanan yang menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien 

Elemen Penilaian HPK 1.1.1.

Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon

permintaan yang bersifat rutin maupun kompleks yang berkenaan dengan agama atau dukungan spiritual.

Rumah sakit berespon permintaan untuk keperluan

(48)

Standar HPK.1.1.1.

Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Regulasi RS :

1. Panduan Pelayanan Kerohanian 2. SPO pelayanan kerohanian

3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian PROSES

4. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan pasien 

5. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai permintaan pasien atau keluarga

6.  Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian (keagamaan atau spiritual) 

(49)

Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

 

1. Pelayanan rohani dan bimbingan

kerohanian harus sesuai dengan

agama/kepercayaan pasien

2. Rumah sakit berespon dan

memfasilitasi kebutuhan kerohanian

pasien

3. Bimbingan kerohanian pasien harus

dilakukan sesuai dengan

agama/kepercayaan pasien

4. Sebelum memberikan bimbingan

keagamaan harus melakukan

identifikasi agama/kepercayaan pasien

5. Seluruh staf yang memberikan

pelayanan pasien harus memahami dan

menjalankan kebijakan ini

(50)
(51)

Elemen Penilaian HPK.1.2.

1. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan

privasi selama pelayanan dan pengobatan.

2. Keinginan pasien untuk privasi dihormati

pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan,

prosedur/pengobatan dan transportasi.

Standar HPK.1.2.

Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien

1.

Prosedur dan formulir keinginan privasi

pasien

2.

Pelaksaan yang memperhatikan privasi

pasien dlm anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemberian terapi dan transportasi

(52)

KEINGINAN PRIVASI

 

Saya

mengijinkan/ tidak mengijinkan

(coret

salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi:

Keluarga dan handai taulan serta orang orang

yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan

nama/profesi bila ada permintaan khusus): ………

Saya menginginkan/tidak menginginkan

privasi khusus

(coret salah satu). Sebutkan

bila ada permintaan privasi khusus :……

 

CONTOH KALIMAT

IDENTIFIKASI PRIVASI

Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

(53)
(54)

Standar HPK.1.3.

Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan

Elemen Penilaian HPK.1.3.

1. Rumah sakit telah menentukan tingkat

tanggung jawabnya terhadap barang milik

pasien.

2. Pasien memperoleh informasi tentang

tanggung jawab rumah sakit dalam

melindungi barang milik pribadi.

3. Barang milik pasien dilindungi apabila

rumah sakit mengambil alih tanggung jawab

atau apabila pasien tidak dapat

(55)

Regulasi RS tentang tanggung

jawab terhadap barang milik

pasien.

SPO dan formulir penyimpanan

Proses Penyampaian informasi

tentang tanggung jawab RS

terhadap barang milik pasien

Proses perlindungan barang

milik pasien pada saat pasien

tidak mampu bertanggung jawab

atas barang miliknya

Standar HPK.1.3.

Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan

(56)

CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL

CONSENT…..

– BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI

Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung

jawab atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku

cek, kartu kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya

membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang tersebut kepada rumah sakit

• Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan

(57)
(58)

Standar HPK.1.4

Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Elemen Penilaian HPK.1.4

1. Rumah sakit mempunyai proses untuk

melindungi pasien dari kekerasan fisik

2. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya

yang kurangi / tidak mampu

melindungi dirinya sendiri menjadi

perhatian

dalam proses ini.

3. lndividu yang tidak memiliki identitas

diperiksa

4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor

(59)

Standar HPK.1.4

Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Regulasi RS :

1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik 

Dokumen implementasi :

2. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan

Proses

•. Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik

•. Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula

dan pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri

•. Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme

pengawasannya

•. Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau

(60)

CONTOH

KARS

(61)

Standar HPK.1.5

Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya

yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.

Elemen Penilaian HPK.1.5

1. Rumah sakit

mengidentifikasi kelompok yang

berisiko

(lihat juga PP.3.1 s/d PP.3.9).

2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan

kelompok lain di identifikasi rumah sakit untuk

dilindungi (lihat juga PP.3.8).

3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam

proses perlindungan.

(62)

Standar HPK.1.5

Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya

yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.

Regulasi RS :

1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko 2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik

 

Dokumen implementasi :

3. Daftar kelompok yang berisiko

Proses

• Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko

• Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang

cacat, lansia dan kelompok lainnya

• Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan

perlindungan

(63)
(64)

Standar HPK.1.6

lnformasi tentang pasien adalah rahasia

Elemen Penilaian HPK.1.6

1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan

informasi dan

tentang pembukaan dan

kerahasiaan informasi mengenai pasien

dalam

undang-undang dan peraturan

2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka

informasi yang tidak tercakup dalam

undang-undang dan peraturan.

3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi

kesehatan pasien.

(65)

Standar HPK.1.6

lnformasi tentang pasien adalah rahasia

Regulasi RS :

1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian

informasi pasien

Proses

2. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran

dan proses untuk membuka rahasia kedokteran

sesuai ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan

3. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka

informasi yang bukan merupakan rahasia

kedokteran

4. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi

kesehatan pasien

(66)

BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4

(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.

(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien;

b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;

c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;

d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;

e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;

f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan,

pengobatan,perawatan, dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.

(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah meninggal dunia.

Sutoto KARS 66

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

STAF DIATAS YG DALAM PENDIDIKAN BELUM

MENGANGKAT SUMPAH/JANJI SIMPAN RAHASIA PASIEN HARUS DI SUMPAH

(67)
(68)

Standar HPK.2

Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga

berpartisipasi dalam proses pelayanan.

Elemen Penilaian HPK.2

1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk

mendukung dan mendorong keterlibatan pasien

dan keluarganya dalam proses pelayanan (lihat

juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5; PPK.2,

EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)

2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien

bertujuan untuk tidak menimbulkan rasa takut

untuk mencari second opinion dan kompromi dalam

pelayanan mereka baik didalam maupun diluar

rumah sakit

3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan

kebijakan dan prosedur serta peran mereka dalam

mendukung partisipasi pasien dan keluarganya

dalam proses asuhan.

(69)

Regulasi RS :

Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk

mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya

dalam proses pelayanan

Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second

opinion di dalam atau di luar RS

 

Bukti Pr0ses :

Bukti pelaksanaan pelatihan

Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi

pemberian informasi dan edukasi yang efektif

Standar HPK.2

Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga

berpartisipasi dalam proses pelayanan.

(70)

HPK DALAM PELAYANAN

Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan

melalui:

pembuatan keputusan tentang pelayanan

bertanya tentang pelayanan

Menerima/menolak prosedur diagnostik dan

pengobatan.

Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan

pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan:

mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan

dan prosedur yang terkait.

Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk

mencari second opinion / pendapat kedua tanpa takut

untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik di dalam maupun dil luar rumah sakit.

Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan

prosedur dalam peran mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan.

(71)

HAK PASIEN DALAM PELAYANAN

DAN PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN OLEH DPJP

1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui kapan akan dijelaskan tentang

kondisi medis dan diagnosis pasti

2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui kapan akan dijelaskan tentang

rencana pelayanan dan pengobatannya

3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui bagaimana proses untuk

mendapatkan persetujuan

4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam

keputusan pelayanannya

(72)

PENTINGNYA SECOND

OPINION

Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan

pengobatan dokter sering terjadi di belahan

dunia manapun, termasuk di Indonesia

Perbedaan pendapat para dokter dalam

mengobati penderita adalah hal yang biasa

terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi

masalah serius bila tidak menimbulkan

konsekuensi yang berbahaya dan merugikan

bagi penderita

Second opinion dianjurkan bila menyangkut

ancaman nyawa, kerugian biaya atau

dampak finansial yang besar

(73)
(74)
(75)

KARS CONT

(76)

Elemen Penilaian HPK.2.1

1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan

mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu (lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).

2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan

mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).

• 3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat

juga PPK.2, EP 4).

4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk

berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).

Standar HPK.2.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan

bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana

mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan

pelayanan, bila mereka memintanya

(77)

Regulasi RS :

Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak

pasien dalam pelayanan

Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan

tindakan kedokteran

 

Dokumen:

Formulir pemberian edukasi

Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran

Standar HPK.2.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya

(78)
(79)

HAK PASIEN DALAM PELAYANAN

DAN PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN OLEH DPJP

1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui kapan akan dijelaskan tentang

kondisi medis dan diagnosis pasti

2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui kapan akan dijelaskan tentang

rencana pelayanan dan pengobatannya

3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui bagaimana proses untuk

mendapatkan persetujuan

4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya

mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam

keputusan pelayanannya

(80)

CONTOH CATATAN EDUKASI TERINTEGRASI

(81)

Elemen Penilaian HPK.2.1.1

1. Pasien dan keluarganya memahami

bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa

yang akan memberitahu mereka tentang hasil

dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga

PP.2.4, EP 1)

2. Pasien dan keluarganya memahami

bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa

yang akan memberitahu mereka tentang hasil

yang tidak diantisipasi dari pelayanan dan

pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 2).

Standar HPK.2.1.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang

bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan

dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan

siapa yang akan memberitahukan

(82)

Standar HPK.2.1.1

Regulasi RS

:

Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien

dalam pelayanan 

Dokumen:

Materi penjelasan

Formulir pemberian penjelasan/edukasi

Materi wawancara

Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan

keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan

tentang hasil pelayanan dan pengobatan

Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan

keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan

tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak

terduga

(83)

Standar HPK.2.2

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya

tentang hak dan tanggung jawab mereka yang

berhubungan dengan penolakan atau tidak

melanjutkan pengobatan

Elemen Penilaian HPK.2.2.

• 1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga APK.3.5, EP 2).

• 2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya

tentang konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).

• 3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya

tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.

• 4.  Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

(84)

CONTOH FORMULIR PULANG ATAS

PERMINTAAN PASIEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

• Nama pasien/keluarga:

• Tanggal lahir:

Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan

perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang atas permintaan sendiri.

Saya telah mendapat penjelasan tentang:

1. Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan 2. Tentang konsekuensi dari keputusan saya

3. Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut. 4. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri Tanda tangan pasien Tanda tangan saksi

(85)
(86)

Standar HPK.2.3

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan

bantuan hidup dasar

Regulasi RS :

Panduan penolakan resusitasi (DNR)

SPO penolakan resusitasi

Formulir penolakan resusitasi

(87)

Dr Lauren Jodi Van Scoy

DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli.

DNR hanya berarti tidak melakukan resusitasi

dengan memberikan CPR, electric shock atau obat

untuk restart jantung. Jika situasi memburuk, ada

peran dalam situasi tertentu untuk membiarkan

kerusakan alami dari tubuh terjadi, “

“DNR does not mean do not treat and it does

not mean do not care. It just means do not

resuscitate by giving CPR, electric shocks or

medications to restart the heart. If things go

badly, there is a role in certain situations for

letting the natural breakdown of the body

occur,"

DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai. Sutoto KARS 89

(88)

CONTOH

SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI (DO NOT RESUCITATE)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama :………. Taggal lahir: ………

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah do not resuscitate (jangan di resusitasi).

Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya

berhenti bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas pada staf layanan medis darurat

Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima

pelayanan kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya. Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.

Yang menyatakan Saksi Saksi

 

(……….) (……….) (………..)

(89)

FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)

Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan).

Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.

– Nama pasien : ………..

– Tanggal lahir : ……….

Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan

Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:

– Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

– Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri.

TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.

Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:

– Pasien

– Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien

– Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)

– Anggota keluarga pasien

Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah DNR berdasarkan pada :

– Instruksi pasien sebelumnya atau

– Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil yang tidak efektif

TANDA TANGAN DOKTER: ……….

Nama Lengkap:………NIP/NIK:……… No Telepon:………Tgl :……. ………….

(90)

1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).

2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien untuk

melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara akurat.

Standar HPK.2.4

Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap

asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang

tepat

Regulasi RS :

1. Panduan manajemen nyeri

2. SPO asesmen nyeri

3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen

nyeri

Sutoto KARS 92

PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal

mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya  Intervensi

(91)

NYERI DALAM STANDAR

AKREDITASI

HPK

HPK 2.4 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan

asesmen dan pengelolaan rasa sakit yang tepat.

AP

• P 1.7 Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah

mengalami rasa nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika ada.

PP

PP .6. Staf mendapat pelatihan nyeri sehingga dapat melakukan

asesmen nyeri serta memahami dan melaksanakan tatalaksana nyeri serta dapat mengedukasi nyeri kepada pasien dan

keluarganyai

• PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal

mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya  Intervensi

dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder

(92)

CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI IDENTITAS PASIEN: TANGGAL/JAM ASESMEN:P:………Q:………..R:………S:………T:……… Scala Nyeri Keterangan:

• P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri  apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?

• Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll?

• R=Regio/Radiasi  Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?

• S=Severity/Skala : seberapa berat  pakai skala 0 sd 10

• T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?

(93)

Asesmen nyeri

Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale

Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia

> 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.

Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri

yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.

0 = tidak nyeri

1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas

sehari-hari)

4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap

aktivitas sehari-hari)

7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas

sehari-hari)3

(94)

Wong Baker FACES

Pain Scale

• Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen

• Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri

0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali2 – 3 = sedikit nyeri

4 – 5 = cukup nyeri6 – 7 = lumayan nyeri – 8 – 9 = sangat nyeri

(95)

Elemen Penilaian HPK.2.5.

1. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang

menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik.

2. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang

sedang menghadapai kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses asuhan.

Standar HPK.2.5. END OF LIFE

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk

mendapat pelayanan yang menghargai dan

penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya

(96)

Standar HPK.2.5. END OF LIFE

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk

mendapat pelayanan yang menghargai dan

penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya

Regulasi RS :

1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal 2. SPO pelayanan pasien tahap terminal

 Bukti dokmentasi

3. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis

(97)
(98)

POKOK –POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL

Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai

kebutuhan yang unik,

Berhak mendapat pelayanan yang penuh hormat dan

kasih-sayang.

Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir

kehidupan.

Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada

akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan

terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP. 6);

• Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan

gejala primer atau sekunder dan mencegah gejala-gejala

dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan (lih PP 7.1) • Staf harus berespon terhadap aspek psikologis, sosial,

emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya

(lihat juga HPK.1.1; HPK.1.1.1 dan HPK.1.2)

• Staf diminta melibatkan keluarga dalam pengambilan

keputusan pelayanan.

(99)

POKOK-POKOK PADA PANDUAN PASIEN TAHAP TERMINAL

• Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk :

– pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluarga

– menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ

– menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya

– mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan

– memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya dari pasien dan keluarganya ((lihat maksud tujuan : HPK 2.5)

• Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan atau dalam proses kematian dengan cara:

– melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder

– mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan

– melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan

– melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga

– mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan

– (lihat maksud tujuan : PPI 7.1)

(100)

TANDA-TANDA BAHWA KEMATIAN

MUNGKIN DEKAT

Mengantuk, meningkatkan tidur, dan / atau

unresponsiveness (disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme pasien).

Disorientasi waktu, tempat, dan / atau identitas orang

yang dicintai; kegelisahan; visi orang dan tempat-tempat yang tidak hadir; menarik-narik seprai atau pakaian (disebabkan sebagian oleh perubahan dalam metabolisme pasien).

Penurunan sosialisasi dan penarikan (disebabkan oleh

penurunan oksigen ke otak, penurunan aliran darah, dan persiapan mental untuk sekarat).

Penurunan kebutuhan untuk makanan dan cairan, dan

kehilangan nafsu makan (yang disebabkan oleh kebutuhan tubuh untuk menghemat energi dan kemampuannya menurun untuk menggunakan makanan dan cairan dengan baik).

Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus (yang

disebabkan oleh kelemahan dari otot-otot di daerah panggul).

(101)

Lanjutan tanda kematian….

• Urin berwarna Gelap atau penurunan jumlah urin (yang disebabkan oleh melambatnya fungsi ginjal dan / atau penurunan asupan

cairan).

Kulit menjadi dingin dengan sentuhan, terutama tangan dan

kaki; kulit bisa menjadi berwarna kebiruan, terutama di bagian bawah tubuh (disebabkan oleh sirkulasi menurun pada

ekstremitas).

Berderak atau gemericik suara saat bernapas, yang mungkin

keras ; bernapas yang tidak teratur dan dangkal; berkurangnya jumlah napas per menit; bernapas yang bergantian antara cepat dan lambat (yang disebabkan oleh kemacetan dari konsumsi

menurun cairan, penumpukan produk limbah dalam tubuh, dan / atau penurunan sirkulasi ke organ).

Beralih dari kepala ke arah sumber cahaya (yang disebabkan oleh

penurunan penglihatan).

Peningkatan kesulitan mengendalikan rasa sakit (yang disebabkan

oleh perkembangan penyakit).

• Gerakan tak terkendali (disebut mioklonus ), perubahan denyut

jantung , dan hilangnya refleks di kaki dan tangan adalah tanda-tanda tambahan yang akhir hidup sudah dekat.

(102)

RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN

YANG TEPAT BAGI MEREKA YANG KESAKITAN ATAU

DALAM PROSES KEMATIAN DENGAN CARA (PP7.1)

1. melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder

2. mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan

3. melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan

4. melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga

5. mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan

Maksud dan Tujuan PP.7.1.

(103)

H. Pengelolaan Akhir Kehidupan

• 1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian

bantuan hidup (withdrawing life support) dan penundaan bantuan hidup (withholding life support).

2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada

pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan

HCU). Keputusan penghentian atau penundaan

bantuan hidup adalah keputusan medis dan etis.

• 3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan

bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit

(104)

c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau

penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan

terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.

d. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan

kerusakan fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ, bantuan jantung paru pasien diteruskan

sampai organ yang diperlukan telah diambil. Keputusan

penentuan MBO dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan 1 (satu) dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit

(105)

Standar HPK.3 .  KOMPLAIN

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai proses menerima dan bertindak

terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk

berpartisipasi dalam proses ini

Elemen Penilaian HPK.3

1. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan pendapat.

2. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit

3. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam proses pelayanan ditelaah rumah sakit

4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian

5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.

(106)

Regulasi RS :

Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau

perbedaan pendapat pasien dan keluarga  Dokumen implementasi :

Bukti penjelasan dan catatan komplain

Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain

Proses :

1.Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat

2.Proses investigasi/.penelitian bila komplain

3.Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain

4.Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain

5.Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan

Standar HPK.3

(107)

POKOK-POKOK PANDUAN KOMPLAIN

• Penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien serta hak pasien untuk

berpartisipasi dalam proses ini.

• Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka terima

Keluhan harus ditelaah dan bila mungkin diselesaikan.

• Keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan

pertanyaan, konflik, atau dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya.

• Tetapkan cara-cara mencari solusi bila timbul dilema atas

keluhan: Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut bisa sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.  • Identifikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu

dilibatkan dalam proses dan bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi.

• Susun Prosedur penyampaiaan konflik yang mendukung konsistensi pelayanan. 

(108)

Standar HPK.4

Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan

melindungi hak pasien

Elemen Penilaian HPK.4

1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan kepercayaan tersebut

dihormati di dalam proses asuhan.

2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.

Regulasi RS:

Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan

Proses

Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan

kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayanan

Bagaimana peran staf dalam melindungi hak

(109)

Standar HPK.4

Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan

melindungi hak pasien

Regulasi RS:

Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan

Proses

Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan

kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayanan

Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga

(110)

Elemen Penilaian HPK.5

1. Informasi secara tertulis tentang hak dan

tanggung jawab pasien diberikan kepada

setiap pasien .

2. Pernyataan tentang hak dan tanggung

jawab pasien juga ditempel atau bisa

diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap

saat.

3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk

menjelaskan kepada pasien tentang hak

dan tanggung jawabnya bila komunikasi

secara tertulis tidak efektif dan tidak

sesuai.

Standar HPK.5. PENJELASAN HPK

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka

dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami.

(111)

Standar HPK.5

Regulasi RS:

Kebijakan/Panduan/SPO tentang

pemberian informasi hak dan

tanggung jawab pasien

 Leaflet hak dan tanggung jawab

pasien

Proses

Pelaksanaan pemberian informasi

tertulis tentang hak dan tanggung

jawab pasien

sesuai dg bahasa yg

dipahami pasien

(112)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENJELASAN

HPK

• Hak dan kewajiban pasien sesuai UU yang berlaku (UURS

dan UU praktik kedokteran)

• Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab

pasien diberikan kepada setiap pasien .

Pernyataan tentang HPK juga ditempel atau bisa diperoleh

dari staf rumah sakit pada setiap saat.

• Tersedia prosedur untuk menjelaskan kepada pasien

tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.

• Dapat tersedia dalam berbagai cara komunikasi: lisan,

materi tertulis, video, demonstrasi/peragaan dan lain-lain.

• Staf mengidentifikasi bahasa yang dipilih pasien

(113)

STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien

didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang

dipahami pasien

Elemen Penilaian HPK.6

1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dalam kebijakan dan prosedur.

2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut.

3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur.

(114)

 Regulasi RS :

Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan

kedokteran

Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis

Dokumen

informed consent

Formulir persetujuan/ penolakan

Proses

Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak

tindakan kedokteran

Standar HPK.6

(115)

Persetujuan (Consent)

1. General consent (persetujuan

Umum)

Persetujuan perawatan dan

pegobatan

2. Informed consent

(116)
(117)

DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED

CONSENT

Pemberian Darah dan Produk Darah

• Whole blood • Wash erytrocite • Pack red cell

• Fresh frozen plasma • Liquid plasma KARS • Trombosit • Trombopheresis • Human albumin : • Plasbumin • Octalbin • Albuminar •  

• Semua tindakan pembedahan dan tindakan invaisif • Semua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalam • Semua Pemberian darah dan produk/komponen darah • Semua pengobatan berisiko tinggi

(118)

CONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU INFORMED CONSENT

Tindakan anestesi

Anestesi Umum

Anestesi Regional

Anastesi Infiltrasi

Anastesi Blok

Anastesi Spinal

Blok Epidural

Blok Pleksus Brakialis

Anestesia

Paravertebral

Blok Transakral

(Kaudal)

Anastesi Regional

Intravena

KARS  

Tindakan sedasi

Sedasi sedang • Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg • Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb • Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb Sedasi dalam • Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb intramuskuler • Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravena

• Mengunakan midazolam oral 10 mg/kgbb

• Mengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb

• Mengunakan fentanil 0,5 – 1 ug/kgbb

• Mengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbb • Mengunakan remifentanil 0,1

(119)
(120)
(121)

PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT

(PMK Nomer 209/2008)

(122)

PEMBERI PERSETUJUAN

Persetujuan diberikan oleh

individu yang

kompeten

. (PMK 290/2008)pasal 1 nomer 7

Landasan hukum anak :

Berdasarkan

UU No 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak

> = 18 tahun dianggap sudah

bukan anak-anak.

Berdasarkan

KUHP

umur >= 21 th

atau telah

menikah dianggap sebagai orang dewasa

(123)

Sutoto KARS 134

Pasal 6

(5)

Dalam hal pasien tidak cakap

untuk memberikan persetujuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

persetujuan dapat diberikan oleh

keluarga terdekat atau pengampunya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA

KEDOKTERAN

(124)

• Pasal 9

• (1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.

• (2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.

• (3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.

• (4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

– a. audit medis;

– b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;

– c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;

– d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.

• (5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Sutoto KARS 135

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

(125)

Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT,

PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN

Regulasi RS :

Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian

informasi termasuk rencana pengobatan

Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP

(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)

 Dokumen:

Catatan pemberian informasi

Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS

harus memiliki

data diri DPJP: lamakerja,

pendidikan, fellowship, kursus dll)

(126)
(127)

CONTOH DALAM GENERAL CONSENT

Saya mengerti dan memahami bahwa:

Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan

tentang pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.

Saya Saya mengerti dan memahami bahwa

memiliki hak untuk persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur/terapi

Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis

rumah sakit yang bukan karyawan tetapi staf

independen/tamu yang telah diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan

pengobatan pasien mereka.

Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam

pemilihan dokter yang akan bertanggung jawab

untuk perawatan saya selama saya dalam perawatan di rumah sakit.

 

(128)

Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI

PERSETUJUAN

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam

konteks undang-undang dan budaya yang ada,

tentang

orang lain yang dapat memberikan

persetujuan

(129)

Sutoto KARS 140

Pasal 6

(5)

Dalam hal pasien tidak cakap

untuk memberikan persetujuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

persetujuan dapat diberikan oleh

keluarga terdekat atau pengampunya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA

KEDOKTERAN

(130)

Standar HPK.6.3. GENERAL

CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat

pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap

atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat

jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas-

batasnya.

Regulasi RS:

Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan

penjelasannya

Dokumen:

•Formulir persetujuan umum

(131)

CONTOH GENERAL CONSENT

(132)

Referensi

Dokumen terkait

King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.Kegiatan atau tugas

· Produk ikan keli yang dihasilkan telah dibuat kajian bersama UPM dan MARDI amat bermutu · Produk masih baru di pasaran, masih ramai yang tidak tahu akan kewujudan

Sistem informasi akuntansi pembelian berarti suatu sistem pembelian atau suatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara kredit maupun secara

Diagnosa yang dapat ditegakkan di kelurahan A pada remajanya adalah peruubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja

atas rahmat, hidayah dan taufik-Nya, penulisan tesis yang berjudul “Perilaku Semantis Fi’il Muta’addi dengan bantuan Huruf al-Jar dalam Alquran”, dapat

Dampak yang dapat timbul pada masalah perawatan diri ini dapat hindari dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan diri diantaranya faktor citra

Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya