• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN EKONOMI WISATA BAHARI DI PULAU MOROTAI, KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA MUHAMMAD M BANAPON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN EKONOMI WISATA BAHARI DI PULAU MOROTAI, KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA MUHAMMAD M BANAPON"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

84

PENILAIAN EKONOMI WISATA BAHARI DI PULAU MOROTAI, KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PROVINSI MALUKU UTARA

MUHAMMAD M BANAPON

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa Tesis Penilaian Ekonomi Wisata Bahari di Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

Muhammad M. Banapon C451040021

(3)

86

Abstract

Muhammad M Banapon C.451040021. Assessment Economy of Marine Tourism in Morotai Island, North Halmahera District of North Molucas Province. Supervised by Tridoyo Kusumastanto, Sapta Nirwandar, and Luky Adrianto.

The aims of this research are: (1) to know carrying capacity of Morotai Island for coastal and marine tourism development, (2) to estimate the economic value marine coastal and tourism in Morotai Island,(3) to understand the dynamic model behavior of marine tourism in Morotai Island. In order to achieve such objectives, ecological carrying capacity model, TCM and CVM model and system dynamic model were used. Result of this research show that the total economic value for tourism is Rp.46.708.856,05 per year, total willingness to pay (WTP) for tourism is Rp.205.907.250.990,29 per year, and maximal carrying capacity for tourist is 20.400 per person per day. Beside that, tourist factor, environment factor, and investment factor have high interaction on marine tourism development in Morotai Island.

Key Words: Carrying Capacity, Economic Assessment, Development Police, Marine Tourism.

(4)

RINGKASAN

Muhammad M Banapon C.451040021. Penilaian Ekonomi Wisata Bahari di Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Provinsi Utara Maluku Utara. Dibimbing oleh Tridoyo Kusumastanto, Sapta Nirwandar, dan Luky Adrianto.

Indonesia dengan berbagai keanekaragaman hayati sumberdaya pesisir, laut dan Pulau-pulau Kecil (PPK) merupakan modal pembangunan yang sangat potensial. Provinsi Maluku Utara (Malut) sebagai daerah kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 500 buah yang telah berpenghuni 64 buah. Kabupaten Halmahera Utara sebagai bagian wilayah Provinsi Malut yang memiliki pulau kurang-lebih 76 buah, dengan 57 buah pulau telah bernama dan 19 buah pulau belum bernama. Salah satu pulau yang memiliki nilai sejarah dunia adalah Pulau Morotai yang memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang memungkinkan untuk pengembangan wisata bahari, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi dan keanekaragaman hayati yang potensial untuk dikembangkan.

Agar pengembangan wisata bahari dapat dilaksanakan dengan optimal dan lestari, maka kajian yang meliputi analisis daya dukung fisik, ekonomi dan kebijakan pengembangan sangat diperlukan. Kajian tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam membangun wisata bahari yang berkelanjutan di Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Tujuan dari penelitian adalah: Mengetahui daya dukung Pulau Morotai untuk wisata bahari; Mengestimasi nilai ekonomi Pulau Morotai untuk wisata bahari; Merumuskan kebijakan pengembangan wisata bahari Pulau Morotai. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus.

Dari 100 orang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 52 persen mengaku belum puas atas ketersediaan sarana transportasi menuju Pulau Morotai. Khusus di Kecamatan Morotai Selatan terdapat tujuh buah landasan pacu bandara bekas PD II, namun hanya satu buah yang berfungsi. Landasan ini hanya mampu mengakses daerah-daerah tertentu saja.

Diketahui luas area pantai Pulau Morotai 510.000 m2. Menurut Yulianda (2007), luas area yang dibutuhkan 1 orang untuk rekreasi pantai adalah 50m2, dan total waktu yang digunakan oleh wisatawan untuk wisata pantai sebanyak 6 jam, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk berwisata adalah 3 jam perhari. Dengan demikian, rata-rata waktu yang dibutuhkan wisatawan untuk kegiatan wisata pantai di Pulau Morotai sebanyak 2 jam perhari. Sehingga diketahui daya dukung wisatawan untuk wisata pantai di Pulau Morotai maksimal hanya bisa menampung sebanyak 20.400 orang perhari.

Manfaat ekonomi kawasan Pulau Morotai untuk wisata diketahui melalui besarnya pengeluaran wisatawan yang datang. Adapun jenis biaya yang dikeluarkan, antara lain biaya transportasi, konsumsi, akomodasi, belanja souvenir dan biaya lainnya. Semua biaya ini dihitung dari semenjak wisatawan berangkat dari daerah asal hingga di kawasan Pulau Morotai. Dari kegiatan-kegiatan ini menimbulkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan yang menjadi benefit dari kawasan wisata Pulau Morotai setelah dihitung melalui prosedur perhitungan valuasi manfaat tidak langsung.

Metode yang digunakan untuk menduga nilai sebuah komoditas yang tidak memiliki nilai pasar (non-market goods) adalah dengan menggunakan metode

(5)

88

biaya perjalanan/TCM. Metode ini memiliki asumsi dasar bahwa setiap individu baik aktual maupun potensial, bersedia mengunjungi sebuah daerah untuk mendapatkan manfaat tertentu tanpa harus membayar nilai masuk (no entrey fee). Manfaat langsung yang bersifat tidak ekstraktif seperti dari wisata rekreasi pantai, diving, snorkling, wisata sejarah, wisata budaya, diperoleh melalui besaran pengeluaran para wisatawan yang mendatangi kawasan konservasi.

Dalam fungsi permintaan yang digunakan dalam penelitian ini, pengeluaran wisatawan dipengaruhi oleh biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan, umur dan jarak. Dalam regresi ini, total pengeluaran wisatawan merupakan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen seperti, biaya transportasi, pendapatan, pendidikan, umur, dan jarak. Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka surplus konsumen perindividu adalah Rp. 1.765,6. Dengan total kunjungan pada tahun 2007 sebesar 26.455,0 orang per tahun, maka diperoleh total konsumen surplus untuk wisata bahari Pulau Morotai sebesar Rp. 46.708.856,1 pertahun. Fungsi WTP individu dari responden yang berwisata ke Pulau Morotai diperoleh dengan memasukkan koefisien hasil regresi ke dalam fungsi WTP. Variabel-variabel yang mempengaruhi WTP wisatawan antara lain pendidikan, pendapatan dan umur.

Dengan memasukkan nilai rata-rata individu parameter ke dalam fungsi WTP, maka diperoleh nilai WTP individu sebesar Rp.7.783.301,9 perorang. Dengan demikian total nilai wisata bahari Pulau Morotai adalah sebesar Rp.205.907.250.990,3 pertahun dengan asumsi total kunjungan sebesar 26.455,0 orang

Rendahnya nilai ekonomi wisata bahari dengan menggunakan metode TCM disebabkan karena tingkat kunjungan dari wisatawan ke Pulau Morotai masih tergolong kecil. Tinggi rendahnya nilai ekonomi dari suatu kawasan wisata dipengaruhi olah jumlah wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati keindahan sumberdaya tersebut. Hal ini terkait dengan tingkat kepuasan yang diperoleh wisatawan di kawasan tersebut. Sehingga nilai tersebut dicerminkan dari seberapa besar wisatawan mau mengeluarkan biaya untuk memperoleh kepuasan tersebut.

Tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Pulau Morotai berkaitan dengan seberapa sering seorang wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut. Hal ini juga mencerminkan tingkat kepuasan dan tingkat kesukaan wisatawan terhadap lokasi wisata tersebut. Fungsi permintaan wisatawan di kawasan wisata Pulau Morotai diperoleh dengan meregresikan variabel terikat jumlah kunjungan terhadap variabel bebas yang terdiri dari biaya perjalanan, pendapatan, umur dan jarak.

Dari hasil analisis TCM dari responden yang telah melakukan perjalanan ke Pulau Morotai dan hasil analisis CVM dari responden tentang preferensi terhadap pengembangan wisata bahari Pulau Morotai. Maka dapat dikatakan bahwa kawasan wisata Pulau Morotai layak secara ekonomi untuk dapat dikembangkan. Diketahui nilai ekonomi dari kawasan tersebut sebesar Rp. 46.708.856,1 per tahun. Sedangkan nilai ekonomi pada pendugaan konsumen surplus yaitu sebesar Rp. 1,765.60,0 per orang per tahun.

Begitu juga dengan nilai WTP dari responden, setelah di uji dengan metode CVM diperoleh nilai WTP wisatawan Rp. 7.783.301,9 perorang pertahun. Nilai total WTP dari terhadap rencana pengembangan kawasan wisata Pulau

(6)

Morotai yaitu sebesar Rp 205.907.250.990,3 pertahun. Dengan demikian secara ekonomi Pulau Morotai sangat layak untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari.

Keberlanjutan arus jasa wisata bahari yang dihasilkan di Pulau Morotai dalam model minimal, akan sangat tergantung pada tiga komponen yaitu kondisi lingkungan (Environment), tingkat investasi (Capital) yang ditanamkan, dan kegiatan wisata itu sendiri (Tourism). Setiap turis yang datang ke Pulau Morotai karena ada daya tarik (Attractive factor) seperti keindahan alam bawah laut, maupun keindahan wilayah pesisir untuk berwisata.

Kesadaran dan kepedulian wisatawan pada lingkungan dan sumberdaya alam sangat mempengaruhi besarnya nilai WTP yang diberikan. Besar kecilnya nilai WTP yang diberikan menunjukkan tingkat preferensi dan kepedulian wisatawan terhadap perlunya pemeliharaan lingkungan dan sumberdaya alam yang menjadi obyek wisata di Pulau Morotai.

Dalam rangka rencana pengembangan wisata bahari di Pulau Morotai, maka ketiga faktor di atas harus diperhitungkan. Dari hubungan causal loop antar ketiga variabel tersebut. Misalnya jika tingkat investasi tinggi maka tingkat kunjungan wisatawan juga akan tinggi, karena fasilitas yang dibutuhkan oleh para wisatawan bisa disediakan oleh pihak investor, begitu juga sebaliknya. Dalam domain ekonomi, asumsi dasar yang digunakan adalah ekonomi sektor wisata bahari dalam konteks pengembangan PPK. Dalam sektor wisata bahari, gross-output dari kegiatan ini didekati dari faktor jumlah turis dan harga per turis. Karena fokus studi ini adalah kegiatan wisata bahari, maka dinamika sektor ekonomi lain merupakan dependent variable terhadap sektor wisata bahari.

Diketahui investasi awal di sektor wisata bahari di Pulau Morotai sebesar Rp.3.040 miliar pertahun, keseluruhan investasi ini berasal dari pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Utara. Investasi swasta belum masuk karena merupakan kawasan yang baru mulai dikembangkan. Prasarana dan Sarana yang menunjang perkembangan wisata ini juga masih terbatas. Sehingga pihak swasta belum tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan teori ekonomi, investasi pada suatu sektor akan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pinjaman. Makin rendah tingkat suku bunga pinjaman maka makin tinggi kecenderungan investasi.

Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa apabila tingkat kunjungan wisata mengalami peningkatan yang drastis. Maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan di sekitar kawasan wisata Pulau Morotai yang dapat berdampak pada investasi sektor wisata akan terus mengalami penurunan. Jika investasi ditingkatkan, maka akan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisata, sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan akan semakin menurun, sehingga peningkatan investasi harus sesuai dengan daya dukung Pulau Morotai. Kata kunci: Daya Dukung, Penilaian Ekonomi, Kebijakan Pembangunan, Wisata

(7)

90

©Hak Cipta Milik Muhammad M. Banapon, Tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

(8)

PENILAIAN EKONOMI WISATA BAHARI DI PULAU MOROTAI, KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PROVINSI MALUKU UTARA

MUHAMMAD M BANAPON

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

(9)

92

Judul Tesis : Penilaian Ekonomi Wisata Bahari di Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara

Nama : Muhammad M. Banapon NRP : C451040021 Disetujui, Komisi Pembimbing Prof.Dr.Ir.H.Tridoyo Kusumastanto,Ms Ketua Dr. Sapta Nirwandar Anggota

Dr.Ir. Luky Adrianto,MSc. Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi

Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

Prof.Dr.Ir.H.Tridoyo Kusumastanto,MS

Dekan,

Sekolah Pascasarjana IPB

Prof.Dr.Ir.Khairil A. Notodiputro,MS

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian dengan Judul: 'Penilaian Ekonomi Wisata Bahari di Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara', dapat diselesaikan dengan baik.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, MS; dan Bapak Dr. Sapta Nirwandar; serta Bapak Dr. Ir. Luky Adrianto, MSc, selaku Komisi Pembimbing, serta seluruh Staf Pengajar Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika Institut Pertanian Bogor.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, MS., selaku ketua program studi serta seluruh Staf Pengajar Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika (PS-ESK) yang telah memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penulis untuk menimba ilmu serta memberi pencerahan pengetahuan selama masa perkuliahan. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan di PS-ESK, Rizal Baktiar, Suhana, Abdurrahim Lestaluhu, Ovi Oktawati serta seluruh rekan-rekan dari Forum ESK-IPB.

Ucapan terma kasih, penulis haturkan kepada, Kakak, Adik serta seluruh keluarga atas dukungan moril, materil dan spirituil kepada penulis selama ini, apa yang telah diberikan pada penulis selama ini mungkin tidak akan mampu terbalas.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan dapat diaplikasikan bagi kemaslahatan hidup dimasa yang akan datang. Amin.

Bogor, Agustus 2008 Penulis,

(11)

94

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Waigoiyofa Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara pada Tanggal 25 Maret 1969 sebagai anak ke 8 dari Mahmud Banapon (almarhum) dan Hawa Fokatea (almarhuma). Penulis menyelesaikan pedidikan di sekolah dasar negeri Waigoiyofa Sanana tahun 1983, sekolah SMP Alhilaal Sanana Kabupaten Kepulauan Sula tahun 1986, sekolah menengah atas pada SMA Negeri I Ternate Provinsi Maluku Utara tahun 1989, dan menyelesaikan sekolah Strata I di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1996. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan kuliah pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor/IPB Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika/ESK.

Pada Tahun 2002 penulis diterima bekerja sebagai Dosen pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya Perairan Universitas Khairun (UNKHAIR) Ternate Provinsi Maluku Utara sampai sekarang.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang ... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 3

1. 3 Tujuan Penelitian ... 4

1. 4 Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Valuasi Ekonomi Sumberdaya PPK ... 5

2. 2 Permintaan dan Penawaran Wisata ... 8

2. 3 Batasan dan Karakteristik PPK ... 11

2. 4 Daya Dukung Wisata Bahari PPK ... 14

2. 5 Pengelolaaan Sumberdaya PPK ... 18

2. 6 Pengembangan Wisata Bahari Berkelanjutan ... 20

2. 7 Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari ... 22

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 25

IV. METODE PENELITIAN ... 27

4. 1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4. 2Metode Penelitian ... 27

4. 3Metode Pengumpulan Data ... 28

4.3. 2 Pengambilan Contoh ... 28

4.3. 3 Jenis Data ... 28

4. 4Metode Analisis ... 29

4.4.1. Daya Dukung Wisata Bahari ... 29

4.4.2. Biaya Perjalanan/TCM ... 30

4.4.3. Metode Kontingensi/CVM ... 31

4.4.4. Analisis Dinamik Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari ... 32

4.5 Batasan Penelitian... 35

V. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 36

5. 1Letak Geografis dan Batas Administrasi ... 36

5. 2Kondisi Fisik Wilayah ... 36

5.2.1. Iklim ... 36

5.2.2. Ekosistem Terumbu Karang ... 37

5. 3Kependudukan, Sosial, dan Ekonomi ... 38

5.3.1. Jumlah Penduduk ... 38

(13)

96 5. 4Potensi Daerah ... 40 5.4.1. Perikanan ... 40 5.4.2. Peternakan ... 40 5.4.3. Tanaman Pangan ... 40 5.4.4. Perkebunan ... 41 5.4.5. Kehutanan ... 41

5.4.6. Industri dan Pertambangan ... 41

5.4.7. Perdagangan dan Jasa ... 41

5. 5Fasilitas Pelayanan Umum ... 42

5.5.1. Sarana Pendidikan ... 42

5.5.2. Sarana Kesehatan ... 43

5.5.3. Transportasi ... 43

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

6. 1. Potensi Wisata Bahari di Pulau Morotai ... 45

6. 2. Karakteristik Responden ... 46

A. Tingkat Pendidikan ... 46

B. Tingkat Pendapatan... .. 47

C. Tingkat Pengeluaran ... 48

D. Persepsi Terhadap Wisata Bahari... ... 50

6. 3. Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari ... 53

6. 4. Nilai Ekonomi Wisata Bahari ... 55

A.Pendekatan TCM ... 56

A.1. Pendugaan Fungsi Permintaan ... 57

A.2. Pendugaan Nilai Ekonomi Total ... 58

B. Pendekatan CVM ... 58

B.1. Pendugaan Fungsi WTP ... ... 59

B.2. Nilai Ekonomi Total Wisata Bahari ... 59

6. 5. Simulasi Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari ... 61

A. Domain Wisatawan (Tourist)... 62

B. Domain Kapital (Capital)... .... 63

C. Domain Lingkungan (Environmental)... . 64

D. Model Lengkap... 64

VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 67

7.1. Kesimpulan ... 67

7.2. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68-70 LAMPIRAN ... 71-83

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Keterbatasan Ekonomi PPK terkait dengan Ukuran Fisik ... 13

2. Keterbatasan Ekonomi PPK terkait dengan Tingkat Insularitas .. 13

3. Matriks Data dan Jenis Data ... 28

4. Parameter Pemodelan Turis di Pulau Morotai………. 34

5. Persentase Tutupan Karang Hidup……….. 37

6. Persentase Tutupan Karang dan Komunitas Karang ... 38

7. Jumlah Penduduk Pulau Morotai Menurut Kecamatan ... 39

8. Tingkat Pendidikan, Sekolah, Siswa, Mahasiswa, Guru, Dosen .. 42

9. Prasarana dan Sarana Kesehatan ... 43

10. Jarak dan Lama Waktu Tempuh ... 44

11. Frekuensi Penerbangan Pesawat Udara ... 44

12. Tingkat Pendidikan Responden ... 47

13. Biaya Perjalanan Wisatawan ... 49

14. Komponen Perhitungan DDK Wisata Pulau Morotai... ... 53

15. Koefisien Nilai Ekonomi Pulau Morotai ... 57

16. Koefisien WTP untuk Wisata Pulau Morotai ... 59

17. Perbandingan Nilai Ekonomi dari TCM dengan CVM ... 60

(15)

98

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Konsep Suplay-Demand Konvensional ... 10

2. Model Ekonomi yang Menentukan Daya Dukung Biofisik dan Daya Dukung Sosial ... 11

3. Hubungan Antara Turis dan Penduduk Lokal ... 17

4. Kerangka Berkelanjutan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PPK 18 5. Kerangka Wisata Pantai dan Laut ... 21

6. Kerangka Pendekatan Studi ... 26

7. Minimal Model Tourism ... 33

8. Tingkat Pendidikan Responden ... 47

9. Tingkat Pendapatan Responden ... 48

10. Pengeluaran Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ... 49

11. Pengeluaran Wisatawan Ke Pulau Morotai ... 50

12. Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Jalan ... 51

13. Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik ... 52

14. Kesan Wisatawan Terhadap Obyek Wisata... ... 52

15. Simulasi Pemodelan Wisata Bahari di Pulau Morotai ... 63

16. Hasil Simulasi Perilaku Tourism, Environment and Capital pada Pengembangan Wisata Bahari di Pulau Morotai ... 66

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian Pulau Morotai ... 71

2. Data TCM Wisatawan ... 72

3. Data CVM Wisatawan ... 75

4. Peta Potensi Wisata Bahari Provinsi Maluku Utara ... 77

5. Foto Kawasan Wisata Pantai Pulau Morotai... 78

6. Koefisien Regresi Travel Cost Method ... 72

(17)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Referensi

Dokumen terkait

untuk menanggulangi korupsi di sektor pendidikan dan kesehatan dapat melakukan strategi preventif, detektif, represif. Strategi yang lebih berperan dalam menihilkan di sektor

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Agar lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian

Senada dengan itu Sullivan (dalam Sulastri, 2009) mengatakan bahwa peran dan tugas guru adalah memberikan kesempatan belajar, yaitu dengan (a) melibatkan siswa secara

Dari hasil pengujian statlstik dengan tingkat ke- percayaan 1 0 % menunjukkan bahwa suhu yang didapatkan dari pendugaan dengan menggunakan a rata-rata tidak ber-

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Dalam upaya peningkatan mutu RS ini dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dan dilanjutkan mela lui moment akreditasi lanjutan 12 pelayanan Kesehatan

Guru menerapkan model pembelajaran “ular tangga PAI ( SKI dan Fiqih )” untuk memahami konsep materi sistem yang akan diberikan dengan tahapan sebagai berikut :. • Permainan ini