• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi EDC. 1. Keuntungan transaksi melalui EDC pada kartu debit:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi EDC. 1. Keuntungan transaksi melalui EDC pada kartu debit:"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

EVALUASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi EDC

1. Keuntungan transaksi melalui EDC pada kartu debit:

a. Sebelum melakukan pembayaran pihak merchant mengkonfirmasi kepada customer nilai tranksaksinya.

b. Keamanan transaksi terletak pada saat memasukkan kode PIN pribadi sebelum transaksi diproses oleh mesin.

c. Apa bila transaksi gagal, maka proses diulang dari awal, yaitu pada saat menggesekkan kartu debit ke mesin EDC.

d. Proses pencatatan alur penerimaan kas menjadi lebih mudah, dibandingkan menggunakan uang tunai.

e. Dapat menghemat pengeluaran bagi pemegang kartu debit, karena setiap bulannya dan setiap transaksinya mempunyai batasan limit pembayaran. 2. Kelemahan transaksi melalui EDC pada kartu debit:

a. Data yang tercatat oleh mesin dapat menjadi double record apabila terdapat kerusakan pada alat mesin EDC atau pada jaringan yang sedang down pada saat transaksi.

b. Biaya (fee) transaksi ditanggung oleh pemilik mesin EDC atau merchant. c. Apabila jaringan sedang sibuk atau sedang down, transaksi tidak dapat

dilakukan dengan menggunakan EDC.

3. Keuntungan transaksi melalui EDC pada kartu kredit:

a. Sebelum melakukan pembayaran, pihak merchant mengkonfirmasi nilai transaksinya kepada customer.

(2)

b. Perpindahan uang tidak terjadi pada saat kita melakukan transaksi, tagihan transaksi akan ditagih pada akhir bulan secara kumulatif dari semua transaksi pengguna kartu kredit pada bulan yang bersangkutan.

c. Apabila transaksi gagal, maka proses diulang dari awal, yaitu pada saat menggesekkan kartu kredit ke mesin EDC.

d. Biaya fee transaksi ditanggung oleh pemilik kartu kredit, jadi fee yang dikenakan tidak membebani merchant.

e. Total tagihan dapat dijadikan angsuran, pada saat menggunakan kartu kredit pengguna dapat membuat transaksinya menjadi sebuah angsuran apabila transaksi yang dilakukan cukup besar, dan atas kemauan pengguna kartu.

4. Kelemahan transaksi melalui EDC pada kartu kredit:

a. Data yang tercatat oleh mesin dapat menjadi double record, yang disebabkan oleh kerusakan pada alat mensin EDC atau pada jaringan yang sedang down pada saat transaksi.

b. Apabila jaringan sedang sibuk atau mungkin sedang down, maka transaksi tidak bisa dilakukan dengan menggunakan mesin EDC. c. Keamanan sangat lemah karena hanya mengandalkan tanda tangan

yang disesuaikan dengan yang tertera pada bagian belakang kartu. d. Charge yang dibebankan kepada customer terkadang sangat

memberatkan sehingga membuat customer batal melakukan transaksi menggunakan credit card.

Credit card dan Debit Card memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan dalam penelitian tentang kelebihan dan kelemahannya. Bagi merchant penjualan

(3)

secara kredit lebih menguntungkan, karena fee dibebankan kepada customer. Akan tetapi uang dari transaksi tersebut baru dapat dicairkan pada akhir bulan. Bagi nasabah / customer, penggunaan kartu debit sangatlah menguntungkan, karena biaya fee ditanggung oleh merchant. Akan tetapi, pada saat transaksi berarti uang tabungan para nasabah telah terpotong secara langsung sesuai dengan nominal transaksi yang para nasabah lakukan.

4.2 Resiko (Risk)

Pada umumnya resiko diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Resiko fisik (Physical risks)

Pada saat ini penggunaan EDC merupakan salah satu alat yang sering digunakan untuk melakukan proses pembayaran. Tanpa disadari, alat tersebut merupakan alat yang rentan untuk disabotase. Dalam hal ini, sabotase yang dimaksud adalah pencurian data pada mesin EDC dan pencurian data kartu debit pengguna layanan tersebut. Karena banyaknya jumlah mesin, tentu berdampak buruk bagi pengawasan. Saat ini mesin EDC tersebar diseluruh Indonesia digunakan oleh merchant untuk membayar seluruh jenis transaksi ekonomi yang bersifat konsumsi baik barang maupun jasa. Disatu sisi EDC membantu memberikan kemudahan dan manfaat luas yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Maka layanan perbankan elektronik juga banyak memiliki kelemahan yang perlu diwaspadai dan diantisipasi sehingga teknologi tersebut tetap dapat digunakan akan tetapi harus ada tanggung jawab dari pihak penyelengara Bank Mandiri itu sendiri, yaitu upaya untuk memperbaiki kelemahan, menanggulangi permasalahan yang mungkin timbul serta yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran dan menanamkan

(4)

pengetahuan tentang resiko dari pemanfaatan teknologi yang digunakan oleh layanan perbankan itu terutama kepada masyarakat luas, pengguna/nasabah, pemerintah/regulator, aparat penegak hukum dan penyelenggara itu sendiri (bank dan merchant).

Berikut ini adalah beberapa resiko yang muncul dari pemanfaatan teknologi khususnya mesin EDC:

a. Lemahnya proses identifikasi dan validasi calon nasabah, karena di Indonesia belum menerapkan Single Identity Number (SIM) yang terintegrasi antar departemen terkait dengan pelaksanaan pelayanan publik, sehingga memudahkan bagi pelaku untuk melakukan pemalsuan identitas dan mengecoh sistem validasi bank sehingga akhirnya akan berakibat pada penyalahgunaan rekening, fasilitas dan layanan terkait dengan nasabah seperti kartu debit / kredit untuk kegiatan kejahatan mulai dari penipuan, pencurian hingga pencucian uang. Karena pelaku hanya menggunakan layanan elektronik, untuk menghindari transaksi dan kontak fisik baik dengan petugas bank maupun korban.

Hal ini paling sering dilakukan oleh pelaku kejahatan dengan mengeksploitasi prosedur penggunaan kartu debit. Teknologi yang digunakan adalah skimming. Teknik ini digunakan para pelaku karena lemahnya keamanan pada kartu debit, sebagian besar bank saat ini menggunakan kartu debit mereka dengan magnetic stripe card yang tidak dilengkapi pengaman chip (smart chip), berbeda dengan kartu kredit yang sudah dilengkapi dengan (smart chip).

(5)

Pasalnya membuat kartu berbahan magnetic ini dapat dengan mudah dijumpai dipasaran dengan harga yang sangat murah. Modus ini menimbulkan kerugian mencapai miliaran rupiah. Pelaku melakukan pencurian data nasabah, dan mengambil uang nasabah menggunakan data yang telah dicuri dibuat menjadi seperti kartu biasa. Berikut ini adalah contoh dari beberapa skimmer:

Gambar 4.1

Alat yang digunakan untuk membuat kartu palsu

b. Kebocoran data nasabah melalui jaringan yang disediakan oleh penyelenggara. Dalam hal ini Bank Mandiri menggunakan pihak ke-3 untuk memberikan fasilitas jaringan untuk setiap mesin EDC. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil contoh PT. Telkom dan PT. XL Axiata sebagai penyedia jasa jaringan untuk mesin EDC. PT. Telkom digunakan sebagai penyedia jasa layanan jaringan untuk mesin EDC yang menggunakan jaringan Fix Line atau jaringan telepon. Berikut ini adalah gambaran alur sistem jaringan untuk tipe FixLine:

(6)

Gambar 4.2

Identifikasi Ancaman Keamanan EDC

Sebagai penyedia jaringan, Apabila terjadi kebocoran data melalui jaringan yang disediakan oleh pihak PT. Telkom, maka pihak PT. Telkom bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut. Akan tetapi jaringan fixline lebih dapat dipercaya dibandingkan menggunakan sinyal GPRS. Hal ini disebabkan karena fixline menggunakan kabel yang terus terhubung ke pusat.

Contoh ke-2 adalah mesin EDC yang menggunakan fasilitas jaringan yang disediakan oleh PT. XL Axiata, berikut ini adalah gambaran alur sistem jaringan untuk tipe GPRS:

Gambar 4.3

(7)

Sebagai penyedia jaringan, Apabila terjadi kebocoran data melalui jaringan yang disediakan oleh pihak PT. XL Axiata, maka pihak PT. XL Axiata harus bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut. Selain itu, menggunakan sinyal GPRS sebagai jaringan merupakan suatu kemudahan bagi merchant yang menggunakan onlineshop atau mobile shop, dibandingkan menggunakan Fixline. Akan tetapi, GPRS memiliki banyak kendala, salah satunya ada gangguan sinyal, atau ketidak sanggupan alat menangkap sinyal maupun sebaliknya.

c. Yang ketiga adalah pelaku merupakan pihak internal dari Bank itu sendiri. Pada tahun 2011 pernah terjadi pembobolan kartu kredit senilai Rp 80 Miliar lebih. Hal ini terjadi karena pelaku mengetahui cara mengambil dan mengkloning data terminal ID (T.ID) dan merchant (M.ID) dari terminal EDC. Setelah diketahui, pelaku merupakan mantan pegawai Bank swasta dan menjabat sebagai investigator kartu kredit.

Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan kemajuan teknologi mempunyai dampak positif dan negatif. Yang menjadi permasalahan adalah dampak negatif yang ditimbul oleh teknologi itu sendiri, dimana merupakan tanggung jawab yang harus ditangani oleh pihak penyelenggara yaitu Bank Mandiri. Penyelenggara harus membuat dengan sistem yang telah diimpementasikan harus tetap berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan juga bagaimana pihak penyelenggara meyakinkan masyarakat keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Bank Mandiri.

(8)

2. Resiko manajemen (Managerial risks)

Untuk masalah resiko manajemen, Bank Mandiri telah melakukan pelaksanaannya dengan baik. kekurangannya adalah terletak pada resistensi pada data nasabah yang masih menjadi tugas bagi Bank Mandiri bagaimana cara mengatasi dan mencegah masalah tersebut. Selama ini masalah yang datang sebagian kecil berasal dari pihak bank. Sebagian besar masalah terjadi pada kartu kredit karena kartu kredit merupakan kartu yang paling sering disalah gunakan. Pasalnya adalah, apabila seseorang menemukan kartu kredit yang belum di blokir oleh si pemilik, penemu dapat menggunakan kartu tersebut hanya dengan meniru tanda tangan yang ada dibalik kartu.

Sering kali nasabah sering lepas tanggung jawab atas penggunaan kartu kredit. Karena terlalu fokus pada belanjaan menggunakan kartu kredit, nasabah sering lepas tanggung jawab untuk membayar tagihan mereka yang sudah membengkak. Karena merasa tidak sanggup membayar tagihan tersebut, nasabah berupaya untuk menghilangkan jejak dengan cara membuang kartu kredit tersebut kemudian mengubah data-data pribadi misalnya pindah rumah, ganti nomor telepon, dan masih banyak cara lain.

Terkait dengan kinerja perusahaan, dirasa tidak mempunya masalah yang berarti. Pasalnya dilihat dari semua sisi, investasi ini mengalami kemajuan yang positif khususnya pada tahun 2010 ke tahun 2011 yang mengalami kemajuan yang signifikan, akan tetapi ada masalah kecil yang dipertanyakan oleh pihak manajemen, yaitu pertumbuhan pendapatan pada tahun 2011 ke 2012 yang mengalami kenaikan yang minim. Tetapi pihak Bank Mandiri menyatakan bahwa, “selama tidak mengalamani penurunan, itu merupakan hal positif untuk perusahaan”.

(9)

Masalah yang kemungkinan akan terjadi adalah pelaku dari kejahatan itu sendiri adalah karyawan perusahaan tempat dia bekerja (Bank Mandiri). Pasalnya, tidak semua orang paham akan bagai mana alur dan mekanisme mesin EDC. Tidak menutup kemungkinan pelakunya adalah orang dalam perusahaan. Hal ini merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menanamkan rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Tindakan ini dilakukan agar, karyawan untuk tidak berniat melakukan tindakan kriminal. Selain itu juga, perusahaan harus menerapkan peraturan yang ketat terkait masalah tersebut. Misalnya, setiap karyawan tidak diperbolehkan membawa keluar data yang ada di dalam perusahaan dan sebaiknya orang yang bekerja pada bagian yang di anggap penting oleh perusahaan, sebaiknya merupakan orang yang dapat dipercaya oleh perusahaan.

4.3Tahap-tahap pembahasan

Dalam melakukan evaluasi investasi Electronic Data Capture (EDC) pada PT. Bank Mandiri, penelitian ini menggunakan metode Cost Benefit Analysis. Dalam metode ini evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode biaya dan manfaat yang dikeluarkan untuk proyek investasi. Metode ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk keputusan investasi.

(10)

4.4Tahapan dalam Cost Benefit Analysis

4.4.1 Mendefinisikan masalah (Define Problem)

Masalah yang dihadapi oleh PT. Bank Mandiri sebelum menggunakan sistem EDC adalah terdapat tranksasi atas permintaan uang tunai yang cukup tinggi dalam rangka melayani nasabah. Hal ini menyebabkan beberapa kendala untuk pihak Bank Mandiri seperti:

1. Antrian yang panjang pada bagian frontline dan antrian pada ATM (anjugan tunai mandiri). Antrian yang panjang menyebabkan frontline kesulitan dalam menangani nasabah hanya untuk permintaan transaksi uang tunai maupun transfer.

2. Pihak bank harus menyiapkan uang tunai yang cukup besar setiap harinya, dan ketidak nyamanan nasabah karena memegang uang tunai yang cukup besar.

3. Tidak efektif dan efisien, terjadi pemborosan biaya – biaya. Pemborosan biaya yang dimaksud adalah biaya pada bagian frontline seperti biaya ATK, kertas formulir, dan gaji.

4. Terjadinya kesalahan - kesalahan human error pada saat transaksi, seperti salah input data, maupun salah tulis.

5. Kekecewaan nasabah atas kinerja perusahaan yang lambat dalam menangani nasabah.

Dengan adanya permasalahan tersebut, PT. Bank Mandiri mengeluarkan produknya yaitu Electronic Data Capture (EDC) pada periode 2000. Hal ini semata untuk memberikan atau mempermudah pelayanan kepada nasabah dan merupakan tuntutan zaman yang sudah mulai berkembang. Pada saat ini IT merupakan sarana bagi para perusahaan untuk mengembangkan produk -

(11)

produk mereka, seperti internet banking, mobile banking dan lain lain. Sistem ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih effektive dan effesien. Investasi produk ini adalah untuk melayani nasabah yang ingin melakukan transaksi tanpa menggunakan uang tunai. Sehingga nasabah tidak perlu ke bank untuk mengambil uang tunai, dalam keperluan sehari - harinya.

4.4.2 Mengidentifikasi dan menghitung biaya dan manfaat (Identify and Quantify Cost and Benefits)

Analisis biaya dan mafaat dilakukan untuk mengetahui seberapa baik suatu investasi yang telah dilakukan selain menghitung biaya biaya yang berkaitan langsung dengan investasi tersebut dan juga menghitung biaya berjalan selama investasi di implementasikan. Bank Mandiri menganggarkan dana untuk tahun 2007 sampai 2012 sebgai berikut:

Tabel 4.1

Anggaran dana investasi (dalam jutaan) NB : asumsi $1=Rp10.000,- Tahun Investasi IT $ Investasi Rp

2007 80 800.000 2008 35 350.000 2009 50 500.000 2010 75 750.000 2011 120 1.200.000 2012 85 850.000 445 4.450.000 Sumber :divisi EDC Bank Mandiri

Tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan. Khusus untuk ditahun 2011 perusahaan mengeluarkan dana yang lebih besar untuk tahun tersebut. Hal itu

(12)

disebabkan pihak perusahaan melakukan percepatan penyebarluasan mesin EDC.

Biaya tahunan yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri baik untuk biaya operasional bagian IT:

Tabel 4.2

Biaya gaji disetahunkan IT department (dalam jutaan)

Tingkatan Orang Perorangan Jumlah

Agent 92 2,5 230

TL 10 3,7 37

SPV 3 5,1 15,3

Mngr 1 11,2 11,2

106 293,5

Sumber :divisi EDC Bank Mandiri

Tabel diatas adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji seluruh karyawan yang ada di bagian IT tahun 2013 perbulan yang telah disetahunkan.

Biaya untuk EDC itu sendiri adalah sebagai berikut: Tabel 4.3

Daftar harga beli mesin EDC dan biaya terkait

Tipe Harga $ Keterangan Biaya Tambahan

Dial Up 300 Menggunakan jaringan telephon Rp250/transaksi Gprs 300 Menggunakan jaringan sinya HP Rp100.000/bulan Wifi 300 Menggunakan koneksi internet Pada tagihan

internet Combo 300 Menggunakan dial up / Gprs Rp100.000 +

Rp250/transaksi Sumber :divisi EDC Bank Mandiri

Tabel diatas menjelaskan bahwa, setiap tipe mesin mempunyai harga beli yang sama. Yang membedakan adalah, biaya tambahan terkait dari setiap tipe tersebut.

(13)

Total kenpemilikan EDC mandiri tahun 2008 sampai 2012 Tabel 4.4

Jumlah masing-masing unit mesin EDC

Tahun Jumlah Unit

2008 28546 2009 33.302 2010 47.278 2011 92.903 2012 180.352 Sumber :divisi EDC Bank Mandiri

Tabel diatas menunjukkan peningkatan jumlah EDC setiap tahunnya. Upaya perusahaan untuk melakukan percepatan penyebarluasan mesin EDC, ternyata berhasil, pada tahun 2012, peningkatan mesin EDC meingkat hampir dua kali lipat. Hal ini terjadi karena persuahaan menambahnya anggaran investasi pada tahun 2011 lebih besar dibandingkan tahun – tahun sebelumnya

Tabel 4.5

Tingkat suku bunga yang ditetapkan Bank Mandiri 2007 -2012

Tahun Tingkat Bunga Deposito

2007 8% 2008 9,25% 2009 6,5% 2010 6,5% 2011 6% 2012 5,75 Sumber :www.bi.go.id

Tingkat bunga diatas adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh Bank Mandiri untuk tahun – tahun tersebut. Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa setiap tahunnya Bank Mandiri menurunkan tingkat suku bunganya.

(14)

Tabel 4.6

Asumsi Pendapatan fee Via EDC Bank Mandiri (dalam jutaan)

Tahun DPK Asumsi Uang Berjalan Asumsi Fee Via EDC

2008 210.000.000 30% 63.000.000 2% 1.260.000 2009 299.000.000 30% 89.700.000 2% 1.794.000 2010 356.700.000 30% 107.010.000 2% 2.140.200 2011 422.200.000 30% 126.660.000 2% 2.533.200 2012 482.900.000 30% 144.870.000 2% 2.897.400 9.364.800 Sumber :website Bank Mandiri

Pendapatan diatas adalah pendapatan yang telah dibulatkan. Karena data yang didapat hanya menyebutkan dalam triliunan, maka peneliti mengasumsikan pendapatan fee via EDC merupakan angka bulat.

Apabila merchant ingin memiliki sebuah mesin EDC, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh merchant ; membuka tabungan Mandiri prioritas, menyerahkan uang jaminan sebesar Rp30.000.00 > Rp50.000.000 dan bersedia membayar fee transaksi sebesar 1,5% > 3% (besar kecilnya, tergantung pada saat kesepakatan antara merchant dengan pihak marketing).

manfaat tangible dan intangible yang didapatkan dari hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh PT. Bank Mandiri:

1. Mafaat tanngible (berwujud) yang didapat oleh PT. Bank Mandiri dengan adanya Electronic Data Capture (EDC) adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya fee via EDC pada tahun 2008 sampai 2012 dengan nilai yang didapat adalah Rp 1,26 triliun, Rp 1,794 triliun, Rp 2,140 triliun, Rp 2,533 triliun, dan Rp 2,897 triliun.

(15)

b. Meninggkatnya dana pihak ke tiga dengan nilai yang didapat adalah Rp 210 triliun pada tahun 2008, Rp 299 triliun pada tahun 2009, Rp 356,7 triliun pada tahun 2010, Rp 422,2 triliun pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 Rp 482,9 triliun.

c. Sejak diluncurkannya EDC Mandiri, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional seperti biaya gaji Teller, kertas formulir, dan uang petty cash.

4.4.3 Membandingkan Alternatif

Dari alternatif yang dipilih maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan Cost Benefit Ratio (CBR). Return on Investment (ROI), Net Present Vakue (NPV), dan Payback Period(PP)

4.4.3.1 Cost Benefit Ratio (CBR)

Perhitungan CBR yang dilakukan dengan menggunakan Rumus. Sebagai berikut:

Tabel 4.7

Perhitungan Cost Benefit Ratio (dalam jutaan)

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Invest Rp 350.000,0 500.000,0 750.000,0 1.200.000,0 850.000,0 Implementasi Operasional 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 Total Biaya 350.293,5 500.293,5 750.293,5 1.200.293,5 850.293,5 Fee Via EDC

1.260.000,0 1.794.000,0 2.140.200,0 2.533.200,0 2.897.400,0 PV COST 320.634,8 469.759,2 704.500,9 1.132.352,4 804.060,0 PV BENEFIT 1.153.318,1 1.684.507,0 2.009.577,5 2.389.811,3 2.739.858,2

(16)

CBR 3,60 3,59 2,85 2,11 3,41

Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk investasi pada tahun tersebut. Kemudian total dari biaya diperhitungkan present value nya dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan, kemudian keuntungan yang telah di hitungkan present value-nya, lalu dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan. Dari hasil penghitungan dengan menggunakan CBR, dapat dikatakan bahwa keuntungan yang didapat lebih besar dibandingkan dengan biayanya. Artinya, investasi tersebut dari sisi CBR dapat diterima oleh perusahaan.

4.4.3.2 Return on Investment (ROI)

Perhitungan ROI dilakukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Tabel 4.8

Perhitungan Return on Investment (dalam jutaan)

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Invest Rp 350.000,0 500.000,0 750.000,0 1.200.000,0 850.000,0 Implementasi Operasional 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 Total Biaya 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5

Fee Via EDC

1.260.000,0 1.794.000,0 2.140.200,0 2.533.200,0 2.897.400,0 Profit 1.259.706,5 1.793.706,5 2.139.906,5 2.532.906,5 2.897.106,5 ROI 3,6 3,6 2,9 2,1 3,4

(17)

Investment cost yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, biaya yang terkait pada saat investasi setiap tahunnya. Biaya tersebut adalah biaya EDC, biaya operasional, dan implementasi. Setelah total biaya diperoleh, kemudian dikurangkan dengan laba yang diperoleh. Setelah profit didapatkan, kemudian biaya investasi dibandingkan dengan profit yang diperoleh. Dari hasil penghitungan dengan menggunakan ROI, dapat dikatakan bahwa profit yang didapat lebih besar dari biaya invetastinya. Artinya, investasi tersebut dari sisi ROI dapat diterima perusahaan.

4.4.3.3 Net Present Value (NPV)

Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Tabel 4.9

Perhitungan Net Present Value (dalam jutaan) NET PRESENT VALUE NEUTRAL ( Million )

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 DPK - 210.000.00 0 299.000.00 0 356.700.00 0 422.200.00 0 482.900.00 0 Asumsi 30% 30% 30% 30% 30% 30% Uang Berjalan - 63.000.000 89.700.000 107.010.00 0 126.660.00 0 144.870.00 0 Asumsi 2% 2% 2% 2% 2% 2%

Fee Via EDC - 1.260.000 1.794.000 2.140.200 2.533.200 2.897.400

Cost Operasional 294 294 294 294 294 294 Implementas i - - - - Total biaya 294 294 294 294 294 294 EBIT (294) 1.259.707 1.793.707 2.139.907 2.532.907 2.897.107 Pajak 25% - 314.927 448.427 534.977 633.227 724.277 EAT (294) 944.780 1.345.280 1.604.930 1.899.680 2.172.830 Rate 1,0800 1,0925 1,0650 1,0650 1,0600 1,0575 PV (317) 864.787 1.263.174 1.506.976 1.792.151 2.054.685

(18)

invest

tahunan - 350.000 500.000 750.000 1.200.000 850.000 NPV (800.317

) 514.787 763.174 756.976 592.151 1.204.685 Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga yang telah ditetapkan oleh Bank Mandiri. Dari data yang sudah didapatkan pada penghitungan sebelumnya. Maka penelitian ini tingal mencari nilai present value dari total biaya dan pendapatan, dengan cara 1 + bunga tahun tersebut dipangkat 1. Kemudian total pendapatan dikurang total biaya, dibagi nilai present valuenya.

4.4.3.4 Payback Period (PP)

Perhitungan PP dilakukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Tabel 4.10

Perhitungan Payback Period (dalam jutaan)

Tahun Investasi Rp ACF PP Bulan Hari

2008 500.000 514.787 0,68 8 248

2009 750.000 763.173 0,66 8 239

2010 1.200.000 756.976 0,99 12 362

2011 850.000 592.151 2,03 25 740

2012 350.000 1.204.685 0,71 9 258

Sumber :http://ir.bankmandiri.co.id/ diolah

Annual Cash Flow (ACF) didapat dari profit pada saat penghitungan Net Cash Flow (NPV). Kemudian NCF dibandingkan dengan investasi , kemudian akan diperoleh angka payback period. Untuk memudahkan dalam memahaminya, maka peneliti mengalikannya dengan jumlah hari dalam satu tahun (365hari).

Karena Bank Mandiri melakukan investasi tiap tahunnya maka, Net Cash flow nya tidak dapat dikumulatifkan, apa bila dikumulatifkan maka

(19)

tidak akan berhenti sampai Bank Mandiri berhenti melakukan investasi IT-nya.

(20)

Berikut ini adalah perhitungan tingkat pengembalian investasi awal Tabel 4.11

Initial investment return (dalam jutaan)

Sumber :http://ir.bankmandiri.co.id/ diolah

Setelah dilakukannya penghitungan, bisa dilihat pada tabel diatas tingkat pengembalian investasinya. Initial investment balik modal pada saat tahun 2011.

4.4.4 Analisis sensitifitas

Dalam penelitian ini, uji analisis sensitifitas dilakukan pada satu model perhitungan, yaitu pada penghitungan NPV. Hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Tahun Initial Investment ACF Breakeven

2007 800.000 0 (800.000) 2008 514.787 (285.213) 2009 763.173 477.961 2010 756.976 1.234.937 2011 592.151 1.827.088 2012 1.204.685 3.031.773

(21)

Tabel 4.12 Analisis sensitifitas

NET PRESENT VALUE (in Million)

Tahun 2008 2009 2010

Optimis Neutral Pesimis Optimis Neutral Pesimis Optimis Neutral Pesimis

DPK 210.000.000 210.000.000 210.000.000 299.000.000 299.000.000 299.000.000 356.700.000 356.700.000 356.700.000 4

Asumsi 50% 30% 10% 50% 30% 10% 50% 30% 10%

Uang

Berjalan 105.000.000 63.000.000 21.000.000 149.500.000 89.700.000 29.900.000 178.350.000 107.010.000 35.670.000 2

Asumsi 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2%

Fee Via EDC 2.100.000 1.260.000 420.000 2.990.000 1.794.000 598.000 3.567.000 2.140.200 713.400

Operasional 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 Total biaya 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 293,5 EBIT 2.099.707 1.259.707 419.707 2.989.707 1.793.707 597.707 3.566.707 2.139.907 713.107 Pajak 25% 524.927 314.927 104.927 747.427 448.427 149.427 891.677 534.977 178.277 EAT 1.574.780 944.780 314.780 2.242.280 1.345.280 448.280 2.675.030 1.604.930 534.830 Rate 1,0925 1,0925 1,0925 1,065 1,065 1,065 1,065 1,065 1,065 PV 1.441.446 864.787 288.128 2.105.427 1.263.174 420.920 2.511.765 1.506.976 502.188 invest tahunan 350000 350000 350000 500000 500000 500000 750000 750000 750000 NPV 1.091.446 514.787 (61.872) 1.605.427 763.174 (79.080) 1.761.765 756.976 (247.812)

(22)

Dari analisis sensitivitas yang dilakukan didapatkan hasil bahwa, apabila tingkat perputaran uang dana pihak ketiga melalui via EDC kurang dari 10% maka NPV yang didapatkan berupa negative. Tingkat perputaran minumnya adalah 25% untuk setiap tahunnya, apabila kurang dari angkata tersebut sudah dapat dipastikan salah satu dari NPV tersebut mendapatkan nilai negative.

Pada tingkat optimis, hasil yang didapatkan dari analisis yang dilakukan adalah bahwa NPV mempunyai nilai positif yang cukup signifikan. Nilai yang didapatkan rata-rata pertahunnya dua kali lipat dari tingkat netral.

4.5 Hasil evaluasi dengan Cost Benefits Analysis (CBA)

Berikut ini merupakan tangible dan intangible benefits yang didapatkan darihasil evaluasi yang telah dilakukan.

1. Manfaat tangible (berwujud)

Manfaat intangible yang didapatkan oleh Bank Mandiri dengan investasi IT adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

hasil analisa Cost Benefit Analysis (CBA)

b. Hasil analisa perhitungan Cost Benefit Ratio (CBR) tahun 2008 sampai 2012 menunjukkan hasil diatas 1. Hasil perhitungan Cost Benefit Ratio (CBR) menunjukkan bahwa nilai benefit yang besar dari nilai investasi.

Tahun CBR ROI NPV PP (bulan) 2008 3,60 3,60 514.787 8 2009 3,59 3,59 763.173 8 2010 2,85 2,85 756.976 12 2011 2,11 2,11 592.151 25 2012 3,41 3,41 1.204.685 9

(23)

c. Hasil analisa dengan perhitungan Return on investment (ROI) tahun 2008 sampai 2012 menunjukkan hasil lebih dari 1. Hasil perhitungan Return on Investment (ROI) menunjukkan investasi pada EDC dianggap layak untuk diteruskan.

d. Hasil analisa dengan perhitungan Net Present Value (NPV) tahun 2008 sampai 2012 menunjukkan angka yang positif. Karena arus kas setelah implementasi telah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Hasil perhitungan Net Present Value (NPV) menunjukkan investasi ini layak, karena perolehan Net Present Value (NPV) yang positif dari nilai investasi.

e. Hasil analisa dengan perhitungan Payback Period tahun 2008 sampai 2012 menunjjukan angka yang positif. Payback Period tidak lebih dari 1 tahun untuk tiap tahunnya. Dapat disimpulkan bahwa, waktu pengembalian modal investasi sistem informasi cukup cepat.

2. Manfaat intangilbe (tak berwujud)

Manfaat intangible beirkut ini adalah yang didapat oleh PT. Bank Mandiri dengan adanya EDC adalah sebagai berikut:

a. Peningakatan pelayanan dalam transaksi keuangan. Dengan adanya EDC transaksi bisa dilakukan kapanpun dengan catatan uang yang tersedia di tabungan dan batas transaksi tidak melebihi limit.

b. Menigkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Perpindahan uang sangat cepat

(24)

tidak perlu mengunggu beberapa hari untuk menunggu perpindahan uang, atau istilah yang lebih dikenal yaitu just in time.

c. Proyek investasi ini diharapkan dapat mampu membantu pemerintah dalam mengurangi inflasi yang terus meningkat tiap tahunnya. PT. Bank Mandiri berharap dimasa depan uang tidak lagi berbentuk uang kertas ataupun coin. Maksudnya adalah uang tunai diganti dengan uang digital, jadi yang berputar hanyalah angka – angka digital bukan uang tunai lagi.

d. Membuat ketergantungan masyarakat dengan kemudahan – kemudahan yang diberikan oleh Bank Mandiri diharapkan dapat membuat daya tarik untuk nasabah lain dengan bergabung bersama Bank Mandiri. Produk ini merupakan salah satu daya tarik untuk memikat masyarakat.

e. Peningkatan citra perusahaan antar bank, khususnya dengan Bank BCA. Dengan banyaknya EDC yang tersebar masyarakat lebih mengenal Bank Mandiri dengan kemudahan – kemudahan yang diberikan.

f. Peningkatan daya saing dengan kompetitor, dengan adanya EDC perusahaan dapat meningkatkan pendapatan pada fee via EDC, sehingga dapat berkreasi untuk mengeluarkan produk – produk barunya.

(25)

g. Tingkat kesalahan rendah, dalam sistem EDC dapat memperkecil resiko kesalahan karena semua data saling berhubungan satu sama lainnya dan secara otomatis data 4.6 Perbandingan

4.6.1 Perbandingan berdasarkan teori

Dalam melakukan perbandingan ini, peneliti ngambil dua dari lima rumus yang ada, karena dua dari lima rumus yang ada telah dilakukan penghitungan sebelumnya. 2 dua rumus tersebut adalah :

Profitability Index (PI)

Tabel 4.14

perhitungan Profitability Index (dalam jutaan)

Tahun NPV Initial investment PI

2007 800.000 4,790 2008 514.787 2009 763.173 2010 756.976 2011 592.151 2012 1.204.685 sum 3.831.773 800.000

Dari hasil penghitungan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa investasi ini, layak untuk dilakukan sebab hasil yang didapatkan melebih dari standar

kriterianya yaitu satu. Penghitungan ini dilakukan dengan cara menjumlah total NPV dari setiap tahunnya, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal.

(26)

1. Average / Accounting Rate of Return (ARR)

Tabel 4.15

perhitungan Average / Accounting Rate of Return (dalam jutaan)

Tahun NPV Total Investment ARR

2007 800.000 29% 2008 514.787 350.000 2009 763.173 500.000 2010 756.976 750.000 2011 592.151 1.200.000 2012 1.204.685 850.000 3.831.773 4.450.000 sum 638.629 2.225.000

Dengan menjumlah NPV setiap tahunnya kemudian dibagi dengan jumlah tahunnya, hasil tersebut dibagi dengan total nilai investasi yang telah dibagi dua. 4.6.2 Perbandingan berdasarkan investasi sejenis

Tabel 4.16

Perbandingan antara Bank Mandiri dengan Bank Bukopin

Tahun Bank EDC Fee Via EDC

2008 Mandiri 28.546 1.260.000.000.000 Bukopin 1.590 116.000.000.000 2009 Mandiri 33.302 1.794.000.000.000 Bukopin 1.995 122.000.000.000 2010 Mandiri 47.278 2.140.200.000.000 Bukopin 2.764 140.600.000.000 2011 Mandiri 92.903 2.533.200.000.000 Bukopin 5.321 155.000.000.000 2012 Mandiri 180.352 2.897.400.000.000

(27)

Bukopin 8.386 162.000.000.000

Dari perbandingan diatas, dapat dikatan bahwa EDC Bank Mandiri lebih banyak dari pada EDC Bank Bukopin. Dari segi nilai pendapatan fee Bank Mandiri tetap mengalahkan pendapatan fee Bank Bukopin.

4.7

Evaluasi

Wawancara

Dari wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa EDC cukup membantu Bank Mandiri dalam proses kinerja perusahaan, yang mengalamani peninggkatan dari tahun ke tahun. Sistem ini sangat effektive dan efisien dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Sistem ini juga mampu meminimalisir kesalahan pencatatan data yang dilakukan oleh frontliner.

Akan tetapi EDC mandiri dianggap terlalu tinggi fee nya apa bila dibandingkan dengan salah satu rivalnya yaitu Bank BCA. Dibeberapa merchant Bank BCA berani memberikan fee 0% atau gratis untuk transaksi debit BCA. Sedangkan Bank Mandiri hanya berani memberikan fee terkecil sebesar 1% untuk transaksi debit Mandiri. Disisi lain, Bank Mandiri bersaing dengan Bank BCA, Bank Mandiri memberikan fee lebih kecil yaitu 2,15% untuk transaksi menggunakan kartu kredit visa atau mastercard. Fee ini lebih kecil dibandingkan dengan Bank BCA yang memberikan fee 2,5% untuk transaksi menggunakan kartu kredit visa/ mastercard.

Bank Mandiri sendiri berharap semua kalangan masyarakat mempunyai kartu debit maupun kredit sehingga Bank tidak perlu menyediakan uang tunai yang besar. Sehingga nantinya, uang tidak lagi berbentuk kertas melainkan e-money (uang digital).

(28)

Dalam implementasinya, tentu tidak semulus apa yang dibayangkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Pada saat menggesekkan kartu ke mesin edc, terkadang akan muncul “try again” sehingga dapat menyebabkan pendebitan yang berulang.

2. Pada saat menggunkanan mesin EDC, terkadang tidak dapat dilakukan atau jaringan sedang down.

3. Mesin EDC tidak dapat membaca kartu nasabah, hal ini dapat disebabkan oleh mesin EDC nya yang rusak atau kartu debitnya.

4. Perpindahan uang saat transaksi tidak “just in time” atau dapat dikatakan dibilang uang yang dibayarkan tidak berpindah pada saat transaksi ke rekening yang dibayarkan.

Dari permasalahan diatas dapat dibayangkan apa yang akan terjadi apabila hal tersebut tidak ditangani cepat oleh pihak Bank Mandiri, diantaranya sebagai berikut:

1. Layanan yang buruk, dapat mempengaruhi Customer Value atas kepuasan nasabah.

2. Dapat mempengaruhi loyalitas nasabah.

3. Hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh sistem yang buruk. Bayangkan saja apabila setahun pendapatannya mencapai Rp 2.897.400.000.000 pada tahun 2012. Apa bila maintenance dalam setahun mencapai satu hari, Bank Mandiri bisa kehilangan pendapatan mereka sebesar Rp 2.897.400.000.000 per 365hari, yaitu sekitar Rp 7.938.082.191

(29)

4. Memperburuk citra perusahaan (Bank Mandiri) sehingga dapat membuat nasabah pindah ke bank lain. Yang dimana merupakan suatu keuntangan bagi kompetitor seperti Bank BCA.

Dapat disimpulkan bahwa, maintance yang disengaja maupun tidak sangat berpengaruh pada kinerja perusahaan, baik dari sisi tangible maupun intangible. Kinerja (Peformance)

Dalam kinerjanya, Bank Mandiri mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan oleh pendapatan fee via EDC nya dari tahun ke tahun yang selalu mengalami kenaikan. Walaupun mengalami peningkatan yg kecil pada tahun 2012, Bank Mandiri tetap berusaha meningkatkan layanan fasilitas yang diberikan, dengan cara meningkatkan jumlah unit EDC nya tiap tahun ke tahun. Kenaikan tersebut bisa dilihat dari gambar sebagai berikut: Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Mandiri mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun ke tahunnya sebagai berikut:

Gambar 4.4

Pendapatan fee via EDC dari tahun 2008 sampai 2012

-2008 : fee via EDC pada tahun 2008 Rp 1,26 triliun menjadi Rp 1,794 triliun pada tahun 2009, mengalami kenaikan sebesar 42,38%.

(30)

-2009: fee via EDC pada tahun 2009 Rp1,794 triliun menjadi Rp2,14 triliun pada tahun 2010, mengalami kenaikan sebesar 19.29%. -2010: fee via EDC pada tahun 2010 Rp 2,14 triliun menjadi Rp 2,533

triliun pada tahun 2011, mengalami kenaikan sebesar 18,36%. -2011: fee via EDC pada tahun 2011 Rp 2,533 triliun menjadi Rp

2,897 triliun pada tahun 2012, mengalami kenaikan sebesar 14,37% Seiring dengan kenaikan fee via EDC tentu juga diiringi oleh kenaikan jumlah unit EDC itu sendiri, pada tahun 2011 terjadi kenaikan jumlah EDC yang cukup signifikan. Kenaikan tersebut bisa dilihat dari gambar sebagai berikut:

Gambar 4.5

Total kepemilikan Electronic data capture 2008 – 2012

Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah EDC Bank Mandiri mengalami kenaikan setiap tahunnya, khususnya pada tahun 2011 yang mengalam kenaikan yang cukup signifikan, presentase kenaikan sebagai berikut:

(31)

-2008:EDC pada tahun 2008 sebanyak 28.546 menjadi 33.302 pada tahun 2009, mengalami kenaikan sebesar 16%

-2009: EDC pada tahun 2009 sebanyak 33302 menjadi 42728 pada tahun 2010, mengalami kenaikan sebesar 28%

-2010: EDC pada tahun 2010 sebanyak 42728 menjadi 92903 pada tahun 2011, mengalami kenaikan 2 kali lipat

-2011: EDC pada tahun 2011 sebanyak 92903 menjadi 180352 pada tahun 2012, mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat

Gambar

Tabel  diatas  adalah  biaya  yang  dikeluarkan  perusahaan  untuk  membayar gaji seluruh karyawan yang ada di bagian IT tahun 2013 perbulan  yang telah disetahunkan
Tabel diatas menunjukkan peningkatan jumlah EDC setiap tahunnya.
Tabel 4.12 Analisis sensitifitas

Referensi

Dokumen terkait

Faktor ekstrenal, yaitu lingkungan keluarga ; ada kaitan yang positif antara keyakinan orang tua dengan keyakinan anak terhadap kemampuannya, iklim kelas ; konsep diri

Bagan one-group pretest-posttest design (Sugiyono, 2010) Dalam hal ini terdapat satu kelompok eksperimen kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, selanjutnya

Menurut Pasal 6 UUHT, apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi masyarakat pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional

Tidak satupun dari informasi yang disampaikan dalam presentasi ini boleh disebarluaskan kepada pers atau media lain atau diperbanyak atau disebarluaskan kembali baik sebagian

Jenis kamar paling mahal dalam suatu hotel, tersedia untuk 2-3 atau lebih penghuni dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih

Berdasarkan hasil analisis ragam, daya cerna pati garut modifikasi 3 siklus dengan waktu gelatinisasi 15 dan 30 menit menghasilkan daya cerna yang tidak

Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap tingkat kepuasan penggunaan akan aplikasi sistem informasi dan menguji hubungan antara beberapa faktor yang diduga akan