• Tidak ada hasil yang ditemukan

ULIKAN STRUKTURAL JEUNG PSIKOLOGIS KANA NOVEL SRIPANGGUNG KARYA TJARAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ULIKAN STRUKTURAL JEUNG PSIKOLOGIS KANA NOVEL SRIPANGGUNG KARYA TJARAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ULIKAN STRUKTURAL JEUNG PSIKOLOGIS

KANA NOVEL

SRIPANGGUNG

KARYA TJARAKA

Rany Mahardhika

1

, Ruhaliah

2

, Retty Isnendes

3

Departemen Pendidikan Bahasa Daeraha, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia

mahardhika_rany@yahoo.com, ruhaliah@upi.edu, retty.isnendes@upi.edu

ABSTRAK

Tujuan tina ieu panalungtikan nya éta: nganalisis jeung ngadéskripsikeun struktur carita ngagunakeun tiori Stanton ngawengku tema, fakta carita, sarana carita, jeung psikologi sastra ngagunakeun tiori Freud ka palaku dina novel Sripanggung karya Tjaraka. Métode nu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta déskriptif analisis, kalawan téhnik studi pustaka, analisis data, jeung interpretasi. Hasil ieu panalungtikan nya éta kahiji, novel Sripanggung témana kakawasaan jeung kasatiaan; unsur galur nu aya nya éta backtracking, foreshadowing, suspense, jeung konflik; palaku utama dina ieu novel nya éta Empat atawa Mimin, Cécép Tatang, Kasim, jeung indungna Empat; palaku tambahan dina ieu novel loba pisan; cara ngagambarkeun palaku dina ieu novel ngagunakeun téhnik dramatik; latar tempat general dina ieu novel nya éta di kontrak Gunung Malabar, di dayeuh, jeung di lembur Tepangsono; latar sosial dina ieu novel sosial kamasarakatan; tilikan pangarang/point of view nu digunakeun dina ieu novel nya éta jalma katilu-teu kawatesanan; gaya basa nu aya dina ieu novel nya éta hiperbola (rarahulan), personifikasi (mijalma), metafora, sinéstésia, jeung simile (ngumpamakeun), babasan tur paribasa; kadua, unggal palaku digambarkeun kakuatan id, ego, jeung superego béda-béda, ieu hal ngarojong kana watek palaku nu dicaritakeun ku pangarang. Kacindekan tina panalungtikan, ieu novel miboga daya tarik nu husus dibandingkeun jeung novel séjén. Saran ditujukeun pikeun masarakat akademik atawa nu maca, lembaga paélmuan, jeung nu nalungtik saterusna.

Kecap Galeuh: struktural, psikologi

1 Panulis

2 Panulis Pananggung jawab 1 3 Panulis Pananggung jawab 2

(2)

KAJIAN STRUKTURAL DAN PSIKOLOGIS

DALAM NOVEL SRIPANGGUNG KARYA TJARAKA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan struktur cerita melalui teori Stanton yang terdiri dari tema, fakta cerita, sarana sastra serta psikologi sastra melalui teori Freud terhadap tokoh dalam novel Sunda Sripanggung karya Tjaraka.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan menggunakan tehnik studi pustaka, analisis data, dan interpretasi. Hasil penelitian ini adalah pertama, novel Sripanggung bertema kekuasaan dan kesetiaan; unsur alur yang ada adalah backtracking, foreshadowing, suspense, dan konflik; tokoh utama dalam novel ini adalah Empat atau Mimin, Cécép Tatang, Kasim, dan Ibu Empat; ditambah dengan beberapa tokoh tambahan; pelukisan tokoh menggunakan tehnik dramatik; latar tempat general dalam novel ini di kontrak Gunung Malabar, di kota, dan di Tepangsono; latar sosial dalam novel ini adalah sosial-kemasyarakatan; sudut pandang/ point of view yang digunakan dalam novel ini adalah orang ketiga; gaya bahasa yang dipakai dalam novel ini diantaranya: gaya bahasa hiperbola, personifikasi, metafora, sinestesia, dan simile, serta babasan dan paribasa Sunda;

kedua, setiap tokoh mempunyai kekuatan id, ego, dan superego yang berbeda, hal ini

yang mendukung terhadap karakter (penokohan) yang diceritakan oleh pengarang. Kesimpulan dari penelitian, novel ini mempunyai daya tarik khusus apabila dibandinhkan dengan novel yang lain. Saran ditujukan kepada masyarakat akademik atau pembaca, lembaga pendidikan, dan yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

Kata kunci: struktural, psikologi

STRUCTURAL AND PSYCHOLOGICAL STUDIES

IN THE SRIPANGGUNG SUNDANESE NOVEL BY TJARAKA

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze and describe the structureof the story through the Stanton which consist of theme, fact of the story, literary devices, and psychologyliteraturecharacter through Freud in sundanese novel Sripanggung by Tjaraka. The method used in this study is descriptive analysis by using the technique literature. The result of this study arefirst, Sripanggung novel themed ascendancy and loyalty, the plot element is backtracking, foreshadowing, suspense, and conflict. Main character of this novel is Empat or Mimin, Cecep Tatang, Kasim, and EmpatMother. Coupled with some additional figures, depiction of the figures is using dramatic technique. Background scene of this novel Malabar Mountain Contract, In the city, and in Tepangsono. Social ground in this novel is public-society. The point of view was used third person point of view. Style of language of this novel are hyperbola, personification, metaphor, sinestesia, and simile and babasan and paribasa; second, each character have different strength of id, ego, and superego this thing which supporting character (characterization) have told by the author. In conclusion, this novel has a special appeal when compared with other novel. Suggestionsaddressed tothe

(3)

academic communityorreaders, educational institutions, andwho will conductfurther research.

Keywords: structural, psychology

Sastra lahir dari luapan psikologi pengarang.Jiwa pengarang berupaya menangkap gejala di dunia sekitarnya, lalu diresepsi, dan diekspresikan lewat gagasan.Gagasan dirangkai melalui kata-kata indah.Kata adalah pembungkus jiwa.Hal ini seperti diungkapkan Lacan dala m Endraswara (2013, hal. 129). Artinya dalam karya sastra ada hal yang tersirat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, dan bisa jadi sastra merupakan media potret kehidupan yang ada di masyarakat.

Tentu saja dalam karya sastra mengandung unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut, diantaranya tokoh, setting, alur atau plot, tema dan masalah, serta unsur yang lainnya. Unsur yang ada dalam karya sastra merupakan suatu kesatuan yang utuh, yang tidak bisa dipisahkan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, sebab antar unsur tersebut saling berkaitan.

Tokoh dalam suatu karya tentu saja mempunyai aspek kejiwaan yang diciptakan oleh pengarangnya. Aspek kejiwaan yang ada dalam diri tokoh digambarkan dengan beberapa cara. Aspek kejiwaan bisa dianalisis melalui sisi psikologi.

Karya sastra dan psikologi tidak bisa dipisahkan, karena tokoh merupakan gambaran sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari.Masalah manusia sebagai makhluk individu dan sosial tentu saja tidak lepas dari psikologi.Psikologi mendalami mengenai “jiwa” manusia, yang tentunya mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Sastra dan psikologi memanfaatkan hal yang sama yaitu pengalaman atau kejiwaan manusia, dalam sastra sikap tokoh diteliti dengan psikologi sastra.

Tujuan dari psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan dalam suatu karya, dengan cara memahami karakter tokoh, termasuk memahami perubahan, kontradiksi, serta hal yang menyimpang yang ada di masyarakat khususnya yang berkaitan dengan psike. Selain dari pada itu, psikologi sastra mempunyai peran yang penting dalam memahami sastra, sebab ada beberapa keunggulan seperti: pentingnya psikologi sastra untuk memahami lebih dalam mengenai aspek watak. Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu: a)memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis; b) memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, dan c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksional yang terkandung dalam karya sastra (Ratna dalam Minderop, 2013, hal. 54).

Gambaran psikologi sastra terdapat dalam novel Sripanggung karya Tjaraka, yang merupakan salah satu novel Sunda yang latar atau settingnya di kontrak atau perkebunan teh. Novel ini mempunyai daya tarik khusus dibandingkan dengan novel Sunda yang lain, sebab menceritakan bagaimana kehidupan urang Sunda yang berada di kontrak. Kehidupan masyarakat yang harus berangkat kerja pagi buta namun mendapatkan pendapatan yang tidak seberapa, kehidupan yang harus patuh terhadap atasan, serta berubahnya kehidupan menjelang kemerdekaan yang menjadi sebab berubahnya sikap para tokoh yang ada dalam cerita.Meskipun menjelang kemerdekaan masih ada hal

(4)

yang tidak bisa hilang, yaitu status sosial yang membedakan antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini yang menyebabkan

tokoh yang bernama Empat

meninggalkan rumahnya sebab ia tidak ingin dijadikan mainan oleh Tuan Kawasa.

Adapun struktur cerita dalam novel ini dianalisis menggunakan teori Robert Stanton dan unsur psikologi yang terdapat dalam novel ini dianalisis

menggunakan teori Sigmund

Freud.Struktur yaitu rakitan (susunan) komponen-komponen karangan yang menghasilkan wujud karya sastra; penuh makna. Dalam prosa, misalnya bagaimana cara merangkai unsur-unsur tema, plot, latar dan tokoh sampai bisa menjadi sebuah cerita pendek atau novel (Iskandarwassid, 2003, hal. 153). Unsur yang ada dalam karya sastra, oleh para ahli dijelaskansama dengan watak karyanya (Isnendes, 2010, hal. 92). Stanton menjelaskan unsur-unsur karya fiksi meliputi: (1) tema cerita, (2) fakta cerita (alur, tokoh dan penokohan, dan latar), serta (3) sarana cerita (judul, point

of view/sudut pandang, dan gaya bahasa).

Freud menjelaskan bahwa tingkah laku merupakan hasil konflik dan

rekonsiliasi tiga sistem

kepribadian.Faktor yang mempengaruhi kepribadian yaitu faktor historis masa lalu dan faktor kontemporer kepribadian itu sendiri. Freud membahas psikisme manusia diantaranya: id yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis. Ego mempunyai tugas sebagai penengah dari id dan

superego.Superego mempunyai tugas

mengawasi dan menghalangi pulsi. Novel Sripanggung perlu diteliti sebab novel ini mempunyai cerita lintas jaman, maksudnya dalam novel ini menceritakan bagaimana kehidupan urang Sunda menjelang jaman sebelum dan sesudah kemerdekaan.Tentu saja tokoh yang ada dalam cerita mengalami perubahan sikap.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis.Metode desktiptif analisis

merupakan metodde yang

mendeskripsikan fakta-fakta, yang mempunyai tujuan untuk memahami unsur-unsurnya, serta dianalisis (Ratna, 2013, hal. 53).

Menurut Semi (1993, hal. 38-39 langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) menyusun peralatan konseptual, pada kegiatan pertama ini, peneliti mendapatkan, mengolah, dan merumuskan pengertian-pengertian konseptual tentang masalah tersebut; (2) memasusi lapangan penelitian, peneliti mulai dapat memasuki lapangan penelitian, kalau penelitian tersebut merupakan penelitian kepustakaan tentu saja peneliti sudah mulai mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang diperlukan, baik bahan primer maupun bahan sekunder, kalau penelitian tersebut memerlukan informan, pada saatnya pula hubungan itu dijalin; (3) melaksanakan kerja lapangan, peneliti mulai melakukan pengumpulan data, melakukan pencatatan, pengamatan, tanya jawab, dan perekaman, setelah data itu terkumpul baru dilakukan pemisahan, pemilihan, dan pengelompokan data; (4) melakukan deskripsi dan melukiskan hasil temuan, pada tahap keempat ini mulailah dilakukan analisis data, pemberian interpretasi, dan melakukan deskripsi bagian demi bagian yang ditemukan dalam penelitian, selanjutnya dirumuskan kesimpulan umum tentang hasil deskripsi data, kemudian memaparkan hasil penelitian secara lengkap dalam bentuk tertulis. Selama proses pengumpulan data dapat terjadi penyusunan kembali konsep, kategori, dan bahkan dapat pula disusun hipotesis berdasarkan hasil-hasil temuan sementara.

(5)

HASIL JEUNG PEDARAN

Novel Sunda Sripanggung karya Tjaraka terbit tahun 2003 cetakan ke-3 diterbitkan oleh PT Kiblat Buku Utama. Novel ini menceritakan tentang kehidupan bujang kontrak bernama Empat yang mempunyai suara indah dan tentunya cantik, ia jatuh cinta kepada Tatang anak dari Hupmandor Raden Harjakusumah, yang tentunya tidak sebanding dengan dirinya.

Novel ini menceritakan masalah sosial yang ada pada zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan.Pada zaman sebelum kemerdekaan diceritakan bagaimana status sosial di kontrak pada zaman itu, tentu saja antara yang kaya dan yang miskin sangat berbeda.Pada zaman setelah kemerdekaan pembeda antara yang kaya dan yang miskin mulai hilang.

Cerita dimulai ketika Empat yang sedang memetik teh di kebun disuruh untuk bernyanyi oleh mandor bertemu dengan Tatang anak Hupmandor Raden Harjakusumah. Empat malu karena didekati oleh Tatang.Empat disuruh bernyanyi di rumah mandor sebaba Cep Tatang ingin mendengarkan suara Empat, ba’da isa Empat dan Saman tukang suling datang ke rumah mandor.

Setelah Tatang melihat penampilan Empat, Tatang sering datang ke rumah Empat untuk belajar bernyanyi. Suatu hari ketika Tatang sedang berada di rumah Empat, ibunya mengetahui ia berada di rumah Empat, tentu saja Tatang marah karena tidak setuju ibunya datang menghampiri rumah Empat. Empat disuruh bernyanyi di rumah Tatang, banyak orang yangmenyukai Empat sebaba selain ia pandai bernyanyi juga ia memliki wajah yang cantik. Keesokan harinya Tatang harus kembali sekolah ke kota, ia berada di kontrak karena sedang berlibur.

Empat kabur dari rumahnya sebab ia takut kepada Anom Anton yang bermaksud menjadikan ia seorang Nyai.

Kasim dan istrinya mencari Empat, namun Kasim tidak menemukan Empat.Ahirnya, Kasim diusir oleh Anom Anton tidak boleh berada di kontrak, namun tidak bersama istrinya. Kasim bermaksud untuk menemui Tatang di kota sebab dalam pikirannya Empat ke kota menemui Tatang.

Singkat cerita bertahun-tahun Empat hilang dan tidak bertemu dengan keluarganya, ahirnya ia bisa berkumpul kembali setelah ia bertemu dengan ibunya di jalan Lembang karena ia sedang berjalan-jalan dengan Harjo, dan ahirnya Empat bisa bertemu kembali dengan Tatang.

Analisis Struktur 1. Tema

Tema novel Sunda Sripanggung yaitu kekuasaan dan kesetiaan. Kekuasaan bangsa Belanda yang menyebabkan salah seorang gadis kabur dari rumahnya sebab ia takut dijadikan Nyai oleh Belanda tersebut dan ia sudah jatuh cinta kepada laki-laki pilihannya. Gadis itu menunggu pria yang dicintainya sampai bertahun-tahun serta mengantarkan ia menjadi sripanggung.

Tema yang ada dalam novel bisa terlihat dari masalh-masalah yang ada dalam novel tersebut. Adapun masalah-masalah yang ada dalam novel ini yaitu 1) status sosial, 2) kekuasaan Belanda, 3) bangsa Jepang merebut bangsa Indonesia dari Belanda, namun bangsa Belanda kembali ingin menguasai Indonesia yang sudah merdeka, 4) Harjo yang tidak bisa setia dan mengejar nafsu, 5) cinta Empat dan Tatang tidak direstui oleh ibu Tatang, 6) Empat merubah nama menjadi Mimin, 7) Tatang bertemu kembali dengan Empat, namun Tatang sudah memiliki anak dan istri, dan 8) kesetiaan Empat menyebabkan ia tidak mau menikah dengan pria yang lain.

(6)

2. Fakta Cerita

Fakta dalam cerita terdiri dari alur, tokoh dan penokohan, dan latar.Unsur ini merupakan catatan kejadian imajinatif dalam suatu cerita.

Kejadian atau masalah yang ada dalam novel Sunda Sripanggungsaling berkaitan dan saling mempengaruhi serta

mempunyai hubungan

sebab-akibat.Adapun ada sebagian episode yang menceritakan seorang tokoh, hal itu merupakan akibat dari episode sebelumnya.Dilihat dari segi kualitasnya novel Sunda Sripanggung mempunyai alur yang padat dan mempunyai alur campuran, artinya dalam novel ini tergambar bagaimana jalan cerita yang maju dan jalan cerita yang mundur (menceritakan kembali pengalaman yang lalu).

Tokoh utama dalam novel ini adalah Empat, Tatang, Kasim (Ayahnya Empat), dan Ibunya Empat. Tokoh tambahan dalam novel ini yaitu: Hupmandor Radén Harjakusumah, Ibunya Tatang/ Mamih, Saman, Anom Anton, Supir, orang Majalengka, pemuda yang memebeli soto, Ibu Enéng, Saran, Bang Miun, Misnah, Anémer Harjo, Cucu/ Siti Jubaédah (istri Harjo yang keempat), Dalang Setiasembada, Maman (kakak Cucu), Yati (istri Tatang), Surya, dan Patra, Bapa Kapala, Supir Tatang, Supir Harjo, Juragan Kawasa, Mandor,istri Mandor, Jurutulis, Tukang timbang, Bujang petik 1, Bujang petik 2, Bujang petik 3, Pulisi kontrak, pedagang sirop,pedagang soto, Emang jaga sakola, dan Tukang bersih-bersih.

Latar tempat berlangsungnya kejadian dalam novel Sunda Sripanggung terbagi jadi dua jenis, yaitu tempat general dan tempat farsial. Tempat general yang ada dalam novel ini adalah di kontrak Gunung Malabar, di kota, dan di kampung Tepangsono. Tempat farsial atau khusus yang menjadi setting dalam novel ini adalah tempat dimana kejadian atau peristiwa berkembang.

Latar waktu yang ada dalam novel ini ada yang termasuk waktu absolut (jelas) dan parsial. Waktu yang jelas menunjukkan jam serta tahun, sedangkan waktu parsial menyebutkan waktu berdasarkan wanci dalam bahasa Sunda.

Latar sosial yang ada dalam novel ini aladah latar politik dan latar sosial-masyarakat.Latar sosial-politik yang ada dalam novel terlihat ketika Indonesia yang dijajah oleh Belanda lalu direbut oleh jepang dan bisa merdeka namun belanda ingin menjajah kembali

Indonesia yang sudah

merdeka.Sedangkan latar sosial-masyarakat yang ada dalam novel ini dalah bercerita mengenai kehidupan Empat, dumulai dari Empat bertempat tinggal di kontrak hingga menjadi sinden yang terkenal.

3. Sarana Cerita

Sarana cerita terdiri atas judul, sudut pandang pengarang/point of view, dan gaya bahasa. Novel ini berjudul “Sripanggung” dan judul ini relevan dengan pelaku utama yang diceritakan oleh pengarangnya.

Dalam novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga-tidak terbatas, pengarang bebas menceritakan setiap tokoh dan pengarang ada dalam posisi orang ketiga. Pengarang bebas menceritakan apa yang tokoh rasa, lihat dan dengar.

Pengarang menggunakan gaya bahasa yang bervariasi namun kebanyakan dalam novel ini pengarang menggunakan gaya bahasa hiperbola. Selain dari pada itu pengarang juga menggunakan babasan dan paribasa Sunda.

Analisis Psikologi

Istilah psikologi sastra bisa menjadi empat pengertian, yang pertama studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi pengarangnya, yang kedua studi proses kreatifnya, yang ketiga studi hukum psikologi yang diterapkan

(7)

terhadap karya sastra, dan yang keempat pengaruh terhadap pembaca. Pengertian yang ketigalah yang berkaitan atau berhubungan dengan sastra, sedangkan pengertian yang dua termasuk dalam psikologi seni. Psikologi pengarang dan proses kreatif dipakai dalam pengajaran sastra, tetapi asal-usul proses kreatifnya tidak dijadikan objek penelitian (Wellek & Warren, 2014, hal. 81).

Para tokoh yang dianalisis karakter menggunakan psikologi sastra adalah tokoh utama dan tambahan.Tokoh utama yang dianalisis adalah Empat, dan tokoh tambahan adalah Harjo dan Anom Anton.Dalam analisis ini digambarkan bagaimana konsep id, ego, dan superego.

Tokoh utama yang dianalisis dalam novel ini bernama Empat. Empat termasuk tokoh protagonis serta menjadi tokoh pusat dalam cerita yang memberikan gambaran masalah yang ada dalam cerita. Empat jatuh cinta kepada anak Hupmandor Raden Harjakusumah.

Rasa cinta yang dimiliki oleh Empat merupakan cinta kepada lawan jenis, Empat dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis sebab Empat diceritakan tidak mengalami konflik dengan keluarganya.Selain itu, Empat juga dibesarkan di keluarga yang kekurangan sebab dalam cerita berlatarkan zaman penjajahan.Belanda sangat berkuasa pada zaman itu.

Rasa cinta merupakan kebutuhan dasar yang mendukung seseorang menjalin hubungan dengan yang lainnya, hubungan yang menyebabkan individu mempunyai rasa saying dan membengun hubungan yang akrab. Rasa cinta ada dalam tataran id yang merupakan lapisan terdalam, sistem kepribadian kodrati, yang sudah ada sejak lahir. Id ada dalam tataran alam bawah sadar yang isinya kekuatan intuitif dan dorongan-dorongan primitif yang secara konkret membangun libido, yang mempunya kekuatan untuk medorong melakukan suatu hal. Dalam id

tidak ada nilai-nilai moral yang dibangun atau dipengaruhi oleh kebudayaan.

Kekuatan id terlihat dari kesetiaan Empat yang menunggu Tatang meskipun zaman sudah berubah. Empat bertemu dengan Tatang pada zaman Indonesia sedang dijajah oleh Belanda sampai Indonesia direbut oleh Jepang dan Indonesia merdeka, ia masih setia menunggu Tatang.

Kekuatan id hususnya rasa cinta yang ada di diri Empat sangat besar. Empat sadar bagaimana keadaan dirinya yang berbeda dengan Tatang. Kekuatan ego muncul ketika Empat sadar dengan keadaan dirinya yang tidak pantas apabila ia bersama Tatang. Ego dalam diri Empat mulai membedakan apa yang ada di dalam batin dan yang ada di dunia luar,

ego mempunyai peran sebagai perubah

sikap dan tingkah laku yang tidak rasional menjadi rasional. Empat yang merasa tidak pantas untuk Tatanng memiliki harapan yang lebih sebab mempunyai dorongan dari ayanhnya yang mempunyai prinsip bahwa jodoh hanya Tuhan yang Maha Esa yang mengatur.

Kekuatan cinta Empat menyebabkan ia harus kabur dari rumah sebab ia tidak ingin dijadikan wanita simpanan oleh Anom Anton, dari hal ini terlihat bagaimana besarnya rasa cinta Empat terhadap Tatang. Selain itu, Empat yang bisa bertemu kembali dengan Tatang setelah tidak bertemu selama 20 taun dan Tatang sudah mempunyai anak serta istri, mulanya Empat tidak bisa menerima, namun superego muncul. Superego menentukan tingkah laku yang benar dan pantas atau sebaliknya, sipatnya idealistic dan mengatur sikap serta tingkah laku agar sesuai dengan nilai-nilai moral. Dalam diri Empat terlihat id, ego, dan

superego seimbang.

Selain Empat, tokoh yang dianalisis psikologinya adalah Anom Anton. Anom Anton termasuk tokoh tambahan antagonis yang memberi gambaran terhadap masalah yang ada di dalam

(8)

cerita serta ia menjadi penyebab konflik dalam cerita. Meskipun konflik yang ada dalam cerita bukan konflik langsung dengan tokoh utama, tapi menyebabkan tokoh utama mengalami konflik batin. Anom Anton yang ingin menjadikan Empat sebagai simpanan menghalalkan segala cara.

Terlihat bagaimana besarnya sangat besarnya id yang ada dalam diri Anton, hal ini disebabkan oleh sikap Anton yang merasa mempunyai kekuasaan di wilayahnya serta segala hal yang ia mau harus dipenuhi. Digambarkan dalam diri Anton ego dan superego tidak ada. Kekuatan id dalam diri Anton tidak bisa dibendung dan Anton tidak bisa menilai apa yang ada dimasyarakat, selain itu Anton juga tidak mempunyai nilai moral dalam dirinya, sampai Anton meninggal diceritakan tidak merubah sikap.

Selain Empat dan Anton, tokoh yang dianalisis adalah Harjo. Anemer Harjo sebagai tokoh tambahan yang mempengaruhi terhadap hidup tokoh utama serta mewarnai dalam cerita. Anemer Harjo diceritakan sudah mempunyai empat istri, namun Harjo masih mencari wanita lain untuk dijadikan istrinya. Harjo bertemu dengan Empat karena Bang Miun yang meminta pertolongan Harjo untuk memberikan Bang Miun modal untuk mengadakan sandiwara, tetapi Harjo mempunyai maksud yang lain terhadap Empat.

Tergambar id yang ada dalam diri Harjo tidak bisa dihindari, sebab Harjo tidak bisa setia dan tidak merasa puas sudah mempunyai empat istri. Harjo menginginkan Empat atau Mimin menjadi miliknya, tapi ego bisa membatasi terhadap apa yang Harjo inginkan. Selain dari ego, dalam diri Harjo ada superego yang digambarkan dalam diri Harjo ketika Harjo sadar terhadap kesetiaan Empat yang menunggu Tatang, ahirnya Harjo bisa menerima dan Harjo tidak ingin memiliki

Empat lagi, dan Harjo bisa sadar terhadap apa yang dimilikinya.

KESIMPULAN

Novel Sunda Sripanggung karya Tjaraka merupakan salah satu novel yang latar atau settingnya di kontrak atau perkebunan teh. Novel ini mempunyai daya tarik khusus dibandingkan dengan novel Sunda yang lain, sebab menceritakan bagaimana kehidupan urang Sunda yang ada di kontrak, selain dari pada itu, novel ini juga menceritakan tiga zaman yang berbeda, yaitu zaman penjajahan Belanda (sebelum perang), zaman Jepang dan zaman kemerdekaan.

Struktur yang ada dalam novel ini terdiri atas tema, fakta cerita dan struktur cerita.Unsur psikologi yang terdapat dalam novel ini tergambar dari beberapa tokoh yang ada dalam cerita.

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, S. (2013).Teori kritik sastra. Yogyakarta: CAPS (Center

Academic Publishing Service).

Iskandarwassid.(2003). Kamus istilah

sastra. Bandung: CV. Geger Sunten.

Isnendes, R. (2010). Teori sastra. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI.

Minderop, A. (2013). Psikologi sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obaor Indonesia.

Ratna, N. K. (2013). Teori, metode, dan

tehnik penelitian sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Semi, A. M. (1993).Metode penelitian

sastra. Bandung: Angkasa.

Wellek, R., Austin. W. (2014). Teori

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Bonjour Tristesse , kebutuhan neurotik, kecenderungan neurotik Novel Bonjour Tristesse karya Françoise Sagan adalah novel yang menceritakan kehidupan remaja

Novel Botchan ini menceritakan kemelut kehidupan seorang guru yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari para muridnya, sifatnya yang suka berterus-terang

menceritakan bagaimana kekerasan Psikologis dan fisik yang dilakukan oleh kaum komunis terhadap tokoh Asroel dalam novel Tembang Ilalang dapat diungkap secara jelas

Kelebihan novel Bidadari Bidadari Surga karya Tere Liye yang diterbitkan pada tahun 2008 terletak pada ceritanya yaitu menceritakan sebuah pengorbanan seorang

Novel Tabula Rasa menceritakan perubahan identitas diri tokoh dalam novel. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh kehidupan pada masa lalu yang kurang baik. Sebagai

Novel Tabula Rasa menceritakan perubahan identitas diri tokoh dalam novel. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh kehidupan pada masa lalu yang kurang baik. Sebagai

Novel ini menceritakan kisah realita kehidupan masyarakat menengah kebawah yang diwakili oleh tokoh utama dari novel tersebut yaitu Dinarsih dan Sudarmin. Dinarsih

Novel Malaikat Lereng Tidar karya Remy Sylado merupakan sebuah novel yang menceritakan kehidupan Jez dan Toemirah dalam menjalani kehidupannya. Jez sebagai tentara dan