• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT FAIZAL FIRDAUS H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT FAIZAL FIRDAUS H"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT

FAIZAL FIRDAUS

H24060628

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

RINGKASAN

FAIZAL FIRDAUS (H24060628). Analisis Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Lembaga pemerintahan yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat ditandai dengan mulai menerapkannya nilai-nilai good

governace. Sehingga sumber daya manusia sebagai pelakunya dituntut untuk

menjadi sumber daya berkualitas dan berdedikasi tinggi dalam penguasaan teknologi yang ada. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat mengalami kemajuan seiring berjalannya waktu, salah satunya dalam menerapkan sistem yang dapat menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari. Penerapan sistem yang cukup penting dalam menunjang kegiatan operasionalnya adalah sistem informasi akuntansi yang berpengaruh terhadap efektifitas dan efesiensi pengelolaan penggajiannya. Dengan adanya sistem informasi akuntansi keuangan, pengendalian internal terhadap penggajiannya dapat terukur apakah telah sesuai dengan tujuan organisasi atau belum.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Informasi diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat bagian keuangan. Data primer juga diperoleh melalui wawancara dengan kepala bagian keuangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Data sekunder diperoleh melalui informasi dari organisasi dan berbagai literatur. Metode penyebaran kuesioner menggunakan metode sensus kepada pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat bagian keuangan.

Penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat telah dilaksanakan sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan oleh dinas. Prosedur – prosedur yang terkait sistem penggajian telah dilaksanakan dengan baik. Setiap transaksi yang terjadi telah mendapat otorisasi dari pihak-pihak yang berwenang dan jelas.

(3)

Dokumen-Hasil penelitian juga menunjukkan penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dapat dinyatakan telah memadai dan efektif. Hal tersebut ditandai dengan terdapatnya unsur-unsur dan tujuan sistem informasi akuntansi. Hasil dari metode Champion untuk sistem informasi akuntansi penggajian sebesar 85,78% menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi dan pengendalian internalnya telah efektif.

(4)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGGAJIAN PADA DINAS PERTANIAN

TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

FAIZAL FIRDAUS

H24060628

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(5)

Provinsi Jawa Barat

Nama : Faizal Firdaus

NIM : H24060628

Menyetujui, Pembimbing

NIP : 197103072005012001 Farida Ratna Dewi, SE, MM

Mengetahui, Ketua Departemen,

NIP : 196101231986011002 Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 15 Januari 1988. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Hamim Rustiawan dan Yossi Rosita. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Ibu Dewi I Cianjur (1994-2000), pendidikan menengah pertama SMPN 2 Cianjur (2000-2003), dan pendidikan menengah SMAN 2 Cianjur (2003-2006).

Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada program S-1 Mayor-Minor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi kampus, diantaranya yaitu pengurus KOPMA IPB (2007-2008), Staff IT Himpunan Profesi Manajemen (2008-2009), dan pengurus Koperasi Alumni IPB (Mahatani). Selain kegiatan dalam kampus, penulis juga aktif di berbagai kegiatan luar kampus seperti, menjadi finalis Wirausaha Muda Mandiri tahun 2010, manager keuangan supplier kertas PAPPY LISNA, dan menjadi wirausaha muda IPB yang diadakan oleh CDA IPB.

(7)

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat” membahas mengenai penerapan Sistem Informasi Akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Karena itu penulis sangat mengharapkanmasukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak demi kebaikan bersama. Penulis juga memohon maaf jika banyak kekurangan dalam skripsi ini. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan kekurangan banyak terdapat pada pribadi penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Bogor, Juli 2012

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat” tak mungkin bisa diselesaikan tanpa bantuan orang lain. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu, Kakak, adik, dan keponakan serta segenap keluarga besar yang telah memberi dukungan doa, motivasi dan biaya kepada penulis selama menjalani pendidikan.

2. Wita Juwita STP, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menjalani penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.

3. Farida ratnadewi SE, MM selaku dosen pembimbing yang memberikan saran dan kritik dalam skripsi ini.

4. Ooy Rosmayanti dan ibunda, atas doa, dukungan, dan motivasi yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Ketua Departemen dan seluruh staff Tata Usaha Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen atas segala bantuan dalam hal administrasi hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skriipsi dengan baik.

6. Bapak Saefullah, selaku Pimpinan bagian keuangan Dinas Pertanian Jabar, atas ketersediaan waktu, tempat, dan kemurahan hati dalam menyediakan data yang dibutuhkan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh pegawai bagian keuangan Dinas Pertanian Jabar, atas ketersediaan waktu, tempat, dan kemurahan hati dalam menyediakan data yang dibutuhkan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Manajemen 43 atas kebersamaan dan kegembiraan yang telah diberikan

9. Seluruh pihak yang telah membantupenulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Tidak banyak yang penulis berikan sebagai tanda terima kasih atas bantuannya selama ini.

(9)

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP………... iii

KATA PENGANTAR………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH……… v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

I. PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 4

1.3 Tujuan Penelitian………... 4

1.4 Manfaat Penelitian………... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………... 4

II.

TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1 Sistem Informasi Akuntansi………... 5

2.2 Pengertian Gaji………... 6

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian………. 7

2.4 Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian………... 13

2.5 Fungsi-fungsi yang Terkait………... 18

2.6 Pengendalian Internal………... 20

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu……….... 25

III. METODE PENELITIAN………... 26

3.1 Kerangka Penelitian………... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 28

3.3 Jenis Penelitian………... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data………... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 28

3.6 Teknik Penganalisa Data………... 29

3.7 Variabel dan Skala Pengukuran……….. 29

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian………... 30

3.9 Pengujian Hipotesis………. 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 34

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan……… 34

(10)

4.3 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian di Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat……… 46

4.3.1 Dokumen yang Digunakan………. 46

4.3.2 Fungsi-fungsi yang Terkait………. 46

4.3.3 Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian…... 46

4.3.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan...………. 49

4.3.5 Pengendalian Internal……….. 49

4.4 Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat……… 50

KESIMPULAN DAN SARAN……… 54

1. Kesimpulan………. 54

2. Saran………... 54

DAFTAR PUSTAKA………... 55

(11)

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu…….……….. 25 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian……….. 31

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Siklus Penggajian……… 8 2. Kerangka Pemikiran Penelitian………... 27 3. Bagan Alir Prosedur Sistem Penggajian………. 48

(13)

1. Kuesioner Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi……….... 57

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………. 59

3. Struktur Organisasi………. 60

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaan sangat membutuhkan peranan Sumber Daya Manusia (SDM). Peranan SDM dalam hal ini adalah sebagai input penting yang biasa disebut pegawai atau karyawan. Dalam hal ini mengandung pengertian orang-orang yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan operasional. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka akan memerlukan lebih banyak karyawan. Untuk itu diperlukan konsentrasi khusus dalam menangani masalah kepegawaian. Salah satu masalah kepegawaian yang sangat penting adalah menyangkut sistem pembayaran gaji pegawai. Pada pelaksanaan pembayaran gaji pegawai harus dilaksanakan secara profesional dengan maksud agar terciptanya hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dengan pegawainya. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan selaras dan seimbang.

Biaya gaji merupakan biaya yang sangat penting dan menimbulkan resiko kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan dan penyelewengan yang menyebabkan besarnya kerugian pada perusahaan, untuk itu diperlukan peranan sistem informasi akuntansi ( SIA ) yang didesain dan diimplementasikan dengan baik agar menghasilkan informasi yang andal untuk perusahaan. Sistem informasi akuntansi ini terdiri dari perangkat kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data

(15)

menjadi informasi. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat diabad 21 ini, tentu membawa dampak pada bidang ekonomi. Dimana sistem informasi akuntansi yang sebelumnya dijalankan secara manual dirasakan tidak lagi mampu memberikan manfaat yang memadai dalam bidang operasional.

Oleh karena itu banyak perusahaan yang mulai beralih kepada sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Pengolahan data akutansi secara komputerisasi terbukti mampu memberikan informasi yang andal dan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan.

Sistem informasi akuntansi penggajian dan dirancang manajemen untuk menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan perusahaan dan pertanggung jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan. Yang pada tujuan khususnya untuk masalah ini, sistem ini juga dirancang untuk menangani transaksi-transaksi gaji dan pembayarannya, diantaranya sistem ini digunakan perusahaan untuk mencatat daftar hadir, mencatat transaksi kedalam jurnal, memposting kedalam buku besar serta menyiapkan laporan keuangan. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari proses pemasukan data, penyimpanan, pengolahan, proses menghasilhan laporan, dan pengendalian.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah suatu organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pelayanan tanaman pangan untuk wilayah provinsi Jawa Barat. Walaupun pada uumumnya organisasi pemerintah memiliki kesamaan dalam menjalankan kegiatan

(16)

3

operasionalnya, namun Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Baratmemiliki prosedur tersendiri dalam memberikan gaji pada pegawainya. Organisasi ini menerapkan suatu Program Aplikasi yaitu Sistem Manajemen Kepegawaian, tetapi pada kenyataannya Program aplikasi tersebut belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembayaran gaji. Hal ini dapat dilihat masih digunakannya Microsof Excel pada prosedur pembayaran gaji. Jumlah karyawan yang relatif banyak dari berbagai tingkatan yang terdiri dari pegawai tetap dan honorer), mengakibatkan pengeluaran untuk gaji menjadi sangat penting sehingga perlu mendapatkan suatu sistem informasi akuntansi yang baik dalam pelaksanaan pembayaran gaji sehingga dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap penerapan sistem informasi akuntansi pada penggajian di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat”

(17)

Pertanian anaman Pangan Provinsi Jawa Barat?

2. Apakah sistem informasi akuntansi penggajian yang diterapkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat telah efektif?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa barat.

2. Menganalisis tingkat efektifitas sistem informasi akuntasi penggajian yang ditetapkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

l. Bagi perusahaan/organisasi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti.

2. Bagi masyarakat, penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji tingkat efektifitas sistem informasi akuntansi indikator-indikator ada atau tidaknya unsur dan tujuan dari sistem informasi akuntansi penggajian. Indikator-indikator yang digunakan berdasarkan tinjauan pustaka dari sumber-sumber literatur.

(18)

II. PENDAHULUAN

2.1 Sistem Imformasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991).

Menurut Ronmey dkk, (1997) terdapat delapan unsur dari suatu sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. Tujuan

Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang menggambarkan tenaga penggerak dibelakang sistem dan tujuannya. 2. Masukan

Data harus dikumpulkan dan dimasukan sebagai input ke dalam sistem. Masukan yang umum dari suatu sistem informasi akuntansi adalah data transaksi dan jurnal.

3. Keluaran

Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut keluaran. Keluaran yang umum dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan-laporan internal seperti daftar piutang dagang, anggaran dan proyeksi cashflow.

4. Penyimpanan

Data disimpan dalam sistem informasi akuntansi untuk pemakaian berikutnya. Data yang disimpan harus dimutakhirkan secara teratur.

5. Pengolahan

Data harus diolah untuk menghasilkan informasi. Sebagian perusahaan memproses data mereka dengan komputer.

(19)

6. Instruksi dan Prosedur

Sistem informasi akuntansi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang terinci. Instruksi dan prosedur untuk pemakai biasanya terdapat pada prosedur manual.

7. Pengguna

Orang-orang yang berhubungan dengan sistem dan pemakai informasi yang dihasilkan disebut pengguna. Dalam perusahaan, pengguna meliputi semua orang yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan semua orang yang mengatur dan mengendalikan sistem.

8. Pengendalian dan Pengukuran Keamanan

Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem harus akurat, bebas dari kesalahan dan dilindungi dari akses-akses yang tidak sah. Pengendalian dan pengukuran keamanan dibuat dalam suatu sistem informasi akuntansi untuk menjamin informasi yang akurat dan pengoperasian sistem secara tepat.

Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson (1991) memiliki tiga tujuan utama : (1) menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan, (2) menyajikan informasi guna mendukung operasi harian, dan (3) menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan (stewardship). Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal. Hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang telah diolah, sedangkan untuk tujuan pertama hanya sebagian.

2.2 Pengertian Gaji

Rivai (2004) membagi bentuk balas jasa yang diterima oleh karyawan dalam empat kelompok yaitu : gaji, upah, tunjangan intensif, kompensasi tidak langsung.

1. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan

(20)

7

sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.

2. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relative tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada keluaran yang dihasilkan.

3. Tunjangan intensif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standart yang ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap.

4. Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Sistem informasi akuntansi penggajian untuk kebanyakan perusahaan/organisasi yaitu suatu sistem, prosedur dan catatan atau formulir yang digunakan untuk menetapkan secara tepat dan akurat berapa gaji yang harus diterima oleh setiap pegawainya, berapa gaji yang harus dipotong, misalnya untuk pajak penghasilan pegawai, pinjaman pegawai pada perusahaan serta gaji serta sisa gaji yang benar-benar dibayarkan kepada pegawai (Wilkinson, 1991). Pengertian lain sistem informasi akuntansi penggajian adalah sistem pembayaran atas jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer, atau kepada karyawan yang gaji dibayarkan bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja atau jumlah produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2001).

Pada Gambar 1. menyajikan diagram konteks sistem penggajian yang bagian kepegawaian memberikan informasi mengenai pengangkatan tenaga kerja, pemberhentian, dan perubahan tingkat gaji karena adanya kenaikan ataupun promosi. Para pegawai membuat perubahan dalam pengurangan

(21)

contohnya kontribusi untuk rencana pensiun. Sementara itu berbagai departemen memberikan data mengenai kehadiran. Lembaga pemerintah menyediakan tarif pajak dan intruksi untuk memenuhi persyaratan tertentu. Dalam cara yang sama perusahaan asuransi dan perusahaan lainnya memberikan intruksi menghitung memotong berbagai tarif yang ditetapkan.

Gambar 1. Siklus Penggajian

Sumber : Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi, 2005.

Pada dasarnya siklus penggajian memiliki tujuh aktifitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian. Gambar 1. menunjukkan tujuh aktifitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian. Ketujuh aktifitas siklus Penggajian yaitu sebagai berikut :

1. Perbarui file induk pegawai

Aktivitas ini melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian : memperkerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan diskresi (lingkaran 1.0 dalam Gambar 1). Bagian Kepegawaian memberikan informasi ini, pemeriksaan edit yang tepat, seperti pemeriksaan

(22)

9

validitas atas nomor pegawai dan uji kewajaran atas perubahan yang dilakukan, berlaku untuk semua transaksi perubahan penggajian.

2. Perbarui tarif dan pemotongan pajak

Aktivitas kedua dalam siklus penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya (lingkaran 2.0 dalam Gambar 1). Bagian penggajian membuat perubahan-perubahan ini, tetapi perubahan jarang terjadi. Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerim pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan potongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.

3. Validasi data kehadiran dan waktu

Langkah ini memvalidasi setiap data waktu dan kehadiran pegawai (lingkaran 3.0 dalam Gambar 1). Informasi ini datang dalam berbagia bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai. Bagi para pegawai yang dibayar per jam, banyak perusahaan menggunakan kartu waktu untuk mencatat waktu kedatangan pegawai dan waktu keluar, untuk setiap giliran kerja. Para pegawai yang mendapatkan gaji tetap jarang mencatat pekerjaan mereka ke dalam kartu waktu. Sebagai gantinya, para supervisor mereka secara informal akan mengawasi kehadiaran mereka dalam suatu pekerjaan

4. Siapkan penggajian

Langkah ini mempersiapkan penggajian (lingkaran 4.0 dalam Gambar 1). Tempat pegawai bekerja akan memberikan data mengenai jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasi data tersebut. Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian. Prosedur penggajian yang pertama yaitu file transaksi penggajian diurut berdasarkan nomor pegawai, agar berada dalam urutan ayang sama dengan yang berada dalam file induk penggajian. Apabila organisasi tersebut memproses penggajian dari beberapa divisi, file transaksi penggajian setiap divisi harus digabungkan. File data yang diurutkan kemudian digunakan untuk

(23)

membuat cek gaji pegawai. Bagi setiap pegawai, catatan file induk penggajian data catatan transaksi terkait akan dibaca dan gaji kotor akan dihitung. Bagian para pegawai yang dibayar per jam, jumlah jamyang dihabiskan akan dikali dengan tingkat upah dan kemudian tambahan untuk lembur atau bonus akan ditambahkan. Bagi para pegawai yang menerima gaji bulanan, gaji kotor adalah pecahan dari gaji tahunan, yang mencerminkan lamanya periode pembayaran. Selanjutnya, semua potongan penggajian akan dijumlah dan totalnya dikurangkan dari gaji kotor untuk mendapatkan gaji bersih. Potongan gaji berada dalam dua kategori umum : potongan untuk pajak penghasilan dan potongan sukarela. Potongan untuk pajak penghasilan mencakup pajak federal, negara bagian, dan lokal, serta pajak jaminan sosial. Potongan sukarela mencakup kontribusi rencana pensiun ; premi asuransi jiwa, kesehatan, dan cacat ; iuran serikat pekerja ; dan kontribusi untuk berbagai amal. Terakhir, daftar prnggajian dan cek gaji pegawai dicetak. Daftar penggajian adalah laporan yang mendaftar gaji kotor setiap pegawai, p o t o n g a n g a j i dan gaji bersih dalam format multikolom. Daftar ini sering kali disertai dengan daftar potongan terpisah, yang mendaftar berbagai potongan sukarela untuk setiap pegawai. Daftar penggajian juga digunakan untuk mengesahkan transfer dana ke rekening bank perusahaan untuk penggajian. Cek gaji pegawai juga umumnya melampirkan slip gaji, yang mencantumkan jumlah gaji kotor, potongan, dan gaji bersih untuk periode saat ini, dan total hingga tahun ini, untuk setiap kategori.

5. Keluarkan dana penggajian

Langkah selanjutnya adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji ke pegawai (lingkaran 5.0 dalam Gambar 1). Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakancek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank probadi mereka. Setoran langsung adalah salah satu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pemrosesan penggajian. Para pegawai yang dibayar

(24)

11

melalui setoran langsung biasanya akan menerima sebu ah kopi cek gaji yang menunjukkan jumlah yang disimpan bersama dengan slip gaji. Setiap penggajian tersebut harus menghasilkan serangkaian file simpanan gaji, satu untuk setiap bank tempat setoran gaji dilakukan. Setiap file berisi sebuah catatan unutk setiap pegawai yang rekeningnya ada di bank tertentu. Setiap catatan mencakup nama pegawai, nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, dan jumlah gaji bersih. Dana tersebut kemudian akan dikirim secara elektronis dari rekening bank perusahaan ke rekening pegawai. Jadi, setoran langsung meniadakan perlunya kasir menandatangani setiap cek gaji. Akan tetapi, kasir tetap harus mensahkan transfer dana dari rekening giro reguler organisasi tersebut.

6. Hitung kompensasi dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan

Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung (lingkaran 6.0 dalam Gambar 1 ). Contohnya, perusahaan harus membayar pajak jaminan sosial, sebagai tambahan dari jumlah yang ditahan dari cek gaji pegawai. Hukum federal dan Negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hingga ke batas maksimal tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian. Sebagai tambahan, perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran permi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.

7. Pengeluaran dana pajak penghasilan dan potongan lain-lain

Aktivitas terakhir dalam proses penggajian adalah membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai (lingkaran 7.0 dalam Gambar 1 ). Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi. Lembaga pemerintahan terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini. Sebagai tambahan, dana yang secara sukarela dikurangi dari cek gaji pegawai. Untuk berbagai

(25)

kompensasi, seperti rencana tabungan gaji, harus dibayarkan keorganisasi terkait.

Sistem informasi akuntansi penggajian dirancang manajemen untuk menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan perusahaan dan pertanggung jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan (investor, kreditor, dan kantor pelayanan pajak). Yang pada tujuan khususnya untuk masalah ini, sistem ini juga dirancang untuk menangani transaksi-transaksi gaji dan pembayarannya diantaranya sistem ini digunakan perusahaan untuk mencatat daftar hadir, mencatat transaksi kedalam jurnal, memposting kedalam buku besar serta menyiapkan laporan keuangan. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari proses pemasukan data, penyimpanan, pengolahan, proses menghasilhan laporan, dan pengendalian.

Dokumen yang digunakan dalam siklus penggajian dan pengupahan seperti dikemukakan oleh Mulyadi ( 2001 : 374 ) yaitu :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah 2. Kartu Jam Hadir

3. Kartu jam kerja. 4. Daftar gaji dan upah.

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah.

7. Amplop gaji dan upah. 8. Bukti kas keluar.

Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan transaksi yang berhubungan dengan siklus penggajian dan pengupahan adalah :

1. Jurnal umum.

Jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setipa departemen dalam perusahaan. Dokumen sumber untuk pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti kas keluar.

2. Kartu harga pokok produk

(26)

13

tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Dokumen sumber untuk pencatatan kedalam buku pembantu ini adalah rekap daftar upah.

3. Catatan biaya.

Catatan ini merupakan buku pembantu yang dipakai untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produk setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan ini adalah jurnal umum atau rekap daftar gaji dan upah.

4. Kartu penghasilan karyawan

Catatan mengenai penghasilan karyawan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Ini dipakai sebagai dasar penghitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan.

2.4 Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian

Sistem dan Prosedur Akuntansi Penggajian menurut (Mulyadi, 2001), terdiri dari beberapa prosedur yang saling berhubungan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sistem akuntansi penggajian terdiri dari prosedur penerimaan dan penempatan karyawan, pencatatan waktu, prosedur pembuatan daftar gaji dan prosedur pembayaran gaji (Mulyadi, 2001).

1. Prosedur Penerimaan dan Penempatan Karyawan

Prosedur penerimaan dan penempatan karyawan menuerut (Mulyadi, 2001) merupakan prosedur yang sangat penting dalam pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas dan penempatan sumber daya tersebut pada posisi yang sesuai (the right man in the right place) sehingga sasaran organisasi dapat dicapai. Karena faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting yang harus dikelola secara hati-hati dalam melakukan prosedur tersebut dilakukan terlebih dahulu job analysis. Job analysis merupakan penentuan sifat dan keadaan suatu pekerjaan dan penentuan sifat dan

(27)

kecakapan orang yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tahapan prosedur penerimaan dan penempatan karyawan adalah sebagai berikut :

Tahap I

Prosedur pengaturan permintaan karyawan dalam jumlah tertentu dan bagian lain yang memerlukan kepada bagian personalia. Atas permintaan tersebut, maka bagian personalia mencatat data karyawan dalam berkas.

1) Sumber dari dalam perusahaan

(1) Pemilihan diantara karyawan yang ada sekarang, dengan cara :

a. Karyawan yang sudah ada dipromosikan ke dalam kedudukan yang diminta.

b. Karyawan tersebut diberikan pendidikan lanjutan sampai tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan.

(2) Pemilihan dari berkas pegawai yang diberhentikan sementara (lard off).

(3) Pemilihan dengan mencari karyawan diantara para pelamar yang dahulunya belum diterima dan sekarang baru dibutuhkan.

2) Sumber dari luar perusahaan

Pemilihan karyawan dari sumber luar perusahaan dilakukan melalui lamaran pekerjaan. Apabila cara-cara di atas telah dilakukan dan masih belum ditentukan adanya karyawan yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam job specification

(1) Menghubungi sumber-sumber yang menyediakan tenaga kerja.

maka penarikan karyawan dilakukan secara lebih meluas lagi, dengan cara:

(2) Memasang iklan dalam surat kabar, dan lain-lain. Tahap II

Setelah dilakukan pemilihan karyawan, maka tahap selanjutnya dilakukan seleksi karyawan. Seleksi karyawan ini dilakukan dengan cara memanggil calon karyawan tersebut untuk diuji kemampuan dan potensi dari calon karyawan tersebut.

(28)

15

Tahap III

Karyawan yang telah lulus seleksi akan dipanggil kembali untuk diwawancara. Tahap ini merupakan tahap penentuan keputusan apakah karyawan tersebut diterima atau tidak.

Tahap IV

Setelah karyawan dinyatakan diterima karena telah berhasil melalui tahap--tahap sebelumnya. Perusahaan khususnya bagian personalia mengeluarkan surat keputusan pengangkatan atau surat perjanjian kerja atau biasa juga disebut dengan surat kontrak. Karyawan tersebut akan mengalami masa percobaan selama 3 bulan, pada tahap percobaan karyawan belum dapat dinyatakan sebagai pegawai tetap.

TahapV

Tahap terakhir adalah tahap penempatan. Dalam tahap penempatan bagian personalia membuat kartu induk karyawan yang isinya memuat semua informasi mengenai karyawan tersebut. Setelah melalui masa percobaan selama 3 bulan, maka barulah karyawan tersebut dapat dinyatakan sebagai karyawan tetap.

2. Prosedur Pencatatan Waktu

Prosedur pencatatan waktu menurut (Mulyadi, 2001) merupakan aktivitas dalam mencatat waktu hadir di perusahaan. Prosedur pencatatan waktu ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Pencatatan waktu hadir (attendance time keeping), yaitu pencatatan jumlah jam kerja karyawan selama satu periode dengan cara menggunakan kartu hadir (clock card). Dimana setiap kali memulai kerja, kartu ini dimasukkan ke dalam mesin pencatat waktu (time clock), begitupun sehabis pulang kerja sehingga akan tercatat jam masuk dan jam keluar setiap karyawan yang diawasi oleh pencatat waktu.

2. Pencatat waktu kerja (shop time keeping), yaitu pencatatan jumlah jam kerja menurut bagian dimana pengawai ini bekerja. Tujuannya adalah

(29)

untuk mengecek kebenaran kehadiran, mengecek hasil pekerjaan dan menghitung harga pokok. Cara lain dapat dilakukan dengan cara menggunakan daftar hadir dimana setiap hari pegawai membubuhi paraf atau tandatangan sebagai bukti kehadiran. Sedangkan laporan waktu kerja diperoleh dari :

a. Daftar waktu (time sheet)

b. Kartu atau tiket kerja (Job card/job tickets) yang diisi oleh petugas pencatat waktu.

c. Kombinasi catatan waktu hadir dan waktu kerja, pada tiap-tiap karyawan yang bekerja diberikan daftar tersebut setiap hari.

3. Prosedur Perhitungan Gaji

Prosedur pembuatan daftar gaji dilakukan oleh bagian pembuat daftar gaji (Mulyadi, 2001). Daftar gaji dibuat untuk menghitung gaji yang harus dibayarkan kepada masing-masing karyawan. Adapun perincian kegiatan penetapan gaji adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan catatan waktu kehadiran dari masing-masing karyawan dari kartu jam kehadiran. Waktu yang diperoleh terdiri dari dua bagian, yaitu:

1) Waktu kerja biasa (straight time) 2) Waktu kerja lembur (over time)

2. Menyusun daftar gaji dengan mencatumkan nama karyawan pangkat dan bagian, susunan keluarga dan gaji pokok.

3. Mengumpulkan data untuk pembayaran berdasarkan insentif. Umumnya didasarkan pada data produksi tentang banyaknya prestasi yang telah dihasilkan sesudah itu dihitung tunjangan, tunjangan antara lain:

1) Tunjangan perusahaan 2) Tunjangan kesehatan 3) Tunjangan istri dan anak 4) Tunjangan transportasi

(30)

17

5) Tunjangan - tunjangan lainnya.

4. Menghitung semua pajak penghasilan, semua pengurangan untuk with

holding fax, pinjaman pegawai, asuransi, kemudian dicatat dalam daftar

gaji.

4. Prosedur Pembayaran Gaji

Prosedur pembayaran gaji dilaksanakan setelah prosedur pembuatan daftar gaji dijalankan sesuai dengan proses diatas, kemudian dilanjutkan dengan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan pembayaran gaji, membuat formulir dan laporan yang ditetapkan dalam peraturan perusahaan, membuat catatan (journal entry) dan berbagai formulir dan laporan dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut :

1. Membuat daftar gaji.

2. Membuat daftar check pembayaran atau amplop pembayaran gaji atau cek gaji. Jika pembayaran dilaksanakan secara tunai, maka disusun kebutuhan bermacam-macam uang logam dan pecahan uang kertas yang akan dimasukkan ke dalam amplop gaji.

3. Membuat daftar earning statement yaitu suatu penjelasan tentang perhitungan gaji yang diberikan pada masing-masing karyawan yaitu setelah dihitung gaji kotor, allowance, dan potongan-potongan.

4. Membuat employee's earning record yaitu daftar gaji pada suatu masa yang dibayarkan pada pegawai tersebut.

5. Membuat formulir-formulir yang diperlukan untuk berbagai keperluan sesuai dengan ketentuan.

6. Membuat statistik tentang gaji. 5. Prosedur Pencatatan Gaji dan Pelaporan

Menurut Midjan (1993) laporan gaji yang diperlukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

Schedul report, merupakan laporan yang diterbitkan secara rutin dalam

(31)

adalah daftar potongan, laporan status karyawan serta untuk keperluan perpajakan.

Demand report, merupakan laporan yang sifatnya tidak rutin yang diterbitkan pada

saat diminta oleh pihak yang membutuhkan. Bentuk dan isi laporan ini tergantung permintaan.

2.5 Fungsi-fungsi yang Terkait

Dalam sistem penggajian dan pengupahan ada beberapa fungsi yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Fungsi-fungsi yang saling terkait dengan sistem penggajian dan pengupahan antara lain :

1. Fungsi Personalia/Kepegawaian

Tanggung jawabnya dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan, tarif gaji dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan, penghentian karyawan dari pekerjaannya, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta perhitungan gaji dan upah karyawan

2. Fungsi keuangan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan uaph setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

3. Fungsi akuntansi

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun ). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan terdiri dari :

1) Bagian utang

(32)

19

akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji dan upah untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seprti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut

2) Bagian Kartu Biaya

Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi panggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk mancatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja langsung pabrik ).

3) Bagian jurnal

Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.

4. Fungsi pencatat waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua k a r ya w a n perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

5. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah karyawan.

(33)

2.6 Pengendalian Internal

Pengendalian internal mencakup lima kategori pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa tujuan pengendalian oleh manajemen akan terpenuhi. Menurut Arens dan Loebbecke (1997), terdapat 5 (lima) komponen dari pengendalian internal, yaitu : (1) Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment), (2) Penetapan Risiko (Risk Assesment), (3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities), (4) Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi (Information & Communication System), (5) Pemantauan (Monitoring).

1. Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Nilai etika dan integritas (integrity and ethical value)

Nilai etika dan integritas adalah produk dari standar etika dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan dijalankan dalam praktik. lni meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif pegawai yang bertindak tidak jujur, melanggar hukum, termasuk juga komunikasi standar nilai dari perilaku perusahaan kepada pegawai melalui pernyataan kebijakan dan aturan pelaksanaan dan melalui contoh-contoh.

2) Komitmen terhadap kompetensi (Commitment to competence)

Komitmen terhadap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen akan kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan bagaimana tingkat kecakapannya diterjemahkan dalam keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan.

3) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit (board of director or audit committee participation)

Suatu pengendalian dipengaruhi oleh dewan komisaris dan oleh komite audit. Dewan Komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham

(34)

21

yang merupakan pemilik perusahaan dan manajemen yang mengoperasikan perusahaan. Sedangkan Komite Audit terdiri dan anggota dewan komisaris dan para ahli yang memahami masalah pengendalian internal. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris dan komite audit. Komite Audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, yang mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang telah ditetapkan agar menjadi efektif. Komite audit harus memelihara komunikasi yang baik dan berkesinambungan dengan auditor ekstern. Komite audit memiliki kedudukan di atas dewan komisaris.

4) Filosofi manajemen dan gaya operasi (management's philosophy and operating style)

Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian itu penting, maka mereka akan melihat apakah kebijakan dan prosedur pengendalian yang efektif telah ditetapkan. Perilaku mengenai pengendalian ini akan dikomunikasikan kepada para bawahan melalui gaya operasional manajemen.

5) Struktur organisasi (organizational structure)

Struktur organisasi diidentifikasikan sebagai otoritas dan pertanggungjawaban yang terdapat dalam perusahaan serta menunjukkan pola komunikasi di dalam organisasi.

6) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assignment of authority and responsibility)

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dimasukkan agar mempermudah proses operasi, proses pelaporan dan memperjelas tingkat kepemimpinan dalam perusahaan. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab mencakup cara-cara seperti memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian dan masalah yang berkaitan dengan

(35)

pengendalian, organisasi formal dan rencana operasi, deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait.

7) Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia (human resources policies and practices)

Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan dengan proses penerimaan, penempatan, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, penggantian dan tindakan perbaikan.

2. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko merupakan identifikasi dan analisis oleh manajemen terhadap risiko-risiko yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi kemampuan entitas usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisar dan pelaporan keuangan data, keuangan secara tepat, yaitu : 1) Perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan (Changes in operating environment). Perubahan dalam lingkungan operasi dapat mengakibatkan

perubahan dalam risiko yang mungkin timbul secara signifikan.

2) Karyawan baru (New personel). Karyawan baru mungkin memiliki pandangan atau pengertian yang berbeda atas pengendalian intern yang sedang diterapkan dalarn perusahaan.

3) Sistem informasi baru (New information system). Perubahan pesat dalam sistem informasi dapat mengubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.

4) Pertambuhan yang pesat (Rapid growth). Pertumbuhan pesat operasi perusahaan dapat meningkatkan risiko akibat pengendalian yang sudah tidak berfungsi secara memadai.

5) Teknologi baru (New technology). Teknologi baru yang diterapkan pada sistem informasi dapat merubah risiko yang sebelumnya telah diperkirakan terjadi pada pengendalian internal.

(36)

23

6) Lingkup, produk atau kegiatan baru (new line, product or activities). Bidang usaha atau transaksi yang diketahui secara samar oleh perusahaan akan menimbulkan risiko baru yang sebelumnya tidak diperkirakan pada pengendalian internal.

7) Operasi perusahaan secara internasional (foreign operation). Perluasan wilayah usaha dapat menimbulkan risiko-resiko baru yang menimbulkan

dampak terhadap pengendalian internal.

8) Keputusan akuntansi (accounting pronouncements). Penerapan atau perubahan prinsip-prinsip akuntansi dapat menimbulkan risiko dalam mempersiapkan laporan keuangan. Sistem pengendalian internal dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual dalam akuntansinya lebih dititikberatkan kepada orang yang melaksanakan sistem tersebut (tipe oriented system), dan jika komputer digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data akan terjadi pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke sistem yang berorientasi kepada komputer (computer oriented system).

3. Aktivitas Pengendalian (ControI Activies)

Komponen ketiga dari pengendalian internal adalah terdiri dari bermacarn-macam kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan-tindakan yang penting telah diambil untuk mengurangi risiko di dalam mencapai tujuan perusahaan. Kebijakan dan prosedur ini terdiri dari : 1) Pemisahan tugas yang cukup

(1) Pemisahan pemegang aktiva dari akuntansi.

(2) Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan.

(3) Pemisahan tanggungjawab operasional dari tanggungjawab pembukuan.

2) Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas. Setiap transaksi dan aktivitas harus diotorisasi dengan pantas kalau pengendalian ingin

(37)

memuaskan. Bila setiap orang dalam organisasi dapat menggunakan aktiva dengan sekehendak hati tanpa otorisasi oleh pihak yang berwenang, maka kekacauan akan terjadi. Kebijakan otorisasi dibuat oleh manajemen puncak.

3) Dokumen dan catatan yang memadai. Dokumen dan catatan berfungsi sebagai penghantar informasi keseluruh bagian organisasi perusahaan. Dokumen dan catatan harus memadai untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa seluruh aktiva dikendalikan dengan pantas dan seluruh transaksi dicatat dengan benar.

4) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. Dilakukan perlindungan terhadap aktiva dan catatan dengan tindakan pencegahan secara fisik. Misalnya penggunaan gudang persediaan yang dijaga oleh pegawai untuk mencegah pencurian.

5) Pengecekan independen atas pelaksanaan. Kebutuhan pengecekan independen meningkat karena pengendalian intenal cenderung untuk berubah setiap saat. Pengecekan ini harus dilakukan oleh orang yang terjamin keindepedensiannya dari tanggung jawab menyiapkan data.

4. Sistem informasi dan komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi terdiri atas metode-metode dan catatan-catatan yang diadakan untuk mencatat, memproses, meringkas dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktivaaktiva hutang-hutang terkait, agar efektif, sistem informasi dan komunikasi harus memenuhi tujuan-tujuan berikut atas transaksi-transaksinya, yaitu :

1) Mengindentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang sah.

2) Menggambarkan secara periodik transaksi yang terperinci dalam klasifikasi yang layak dalam laporan keuangan.

3) Mengukur nilainya secara tepat.

(38)

25

5) Melakukan penyajian dan pengungkapan secara memadai. 6) Mengkomunikasikan tanggung jawab kepada karyawan. 5. Pemantauan (Monitoring)

Salah satu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara pengendalian internal. Manajemen memantau pengendalian berdasarkan pemikiran apakah pengendalian telah beroperasi secara memadai atau belum dan manajemen menyesuaikan pengendalian internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Aktivitas pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau kombinasi dari keduanya.

Aktivitas pemantauan yang terus menerus dirancang untuk aktivitas yang berulang seperti penjualan dan pembelian. Evaluasi terpisah kadang dilakukan oleh internal auditor atau personal yang lain atau kadang-kadang mencakup komunikasi mengenai informasi tentang kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal. Aktivitas pemantauan dapat pula dilakukan oleh pihak eksternal.

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu

TABEL 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan Linda S

Malau (2004)

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern Gaji dan Upah pada kantor besar PT.Socfin Indonesia Medan

Sistem penggajian dan pengupahan yang cukup efektif sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern gaji dan upah.

Obed G Damanik (2006)

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan sebagai alat pengawasan interngaji dan upah pada PT.Tolan Tiga Indonesia

Sistem akuntansi Penggajian dan pengupahan cukup efektif sebagai alat pengawasan intern gaji dan upah

(39)
(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Aktivitas operasi perusahaan/organisasi sangat bergantung pada sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan/organisasi. Tidak terkecuali lembaga pemerintahan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Agar dapat bertahan dan semakin berkembang, maka diperlukan tenaga kerja yang berkualitas dengan tingkat gaji yang berbeda sesuai dengan prestasi yang disumbangkan pada perusahaan/organisasi. Karena aktivitas gaji bersifat berulang-ulang dan rutin, maka diperlukan adanya suatu sistem informasi akuntansi penggajian agar dalam pelaksanaannya dapat terkoordinir dengan baik.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu lembaga pemerintahan daerah telah menerapkan sistem informasi akuntansi dalam mendukung sistem penggajiannya. Dengan adanya suatu sistem informasi akuntansi penggajian yang baik dalam Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, maka diharapkan akan diperoleh suatu informasi akuntansi yang tepat mengenai gaji.. Alur berfikir secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.

(41)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian Dokumen Fungsi-fungsi yang Terkait Pencatatan Akuntansi Pengendali an Internal Efektif Rekomendasi SDM

(42)

28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang peranan sistem informasi akuntansi terhadap efektifitas pengendalian internal penggajian ini dilakukan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Jl. Surapati no.71 Bandung. Proses pengambilan data hingga pengolahan data penelitian ini dilakukan selama bulan Juli hingga Agustus 2010.

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, merupakan data yang didapat dari sumber

pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, seperti hasil wawancara.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi diperusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan fungsi bagian dalam struktur organisasi dan data yang berhubungan dengan penerapan sistem informasi akuntansi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan beberapa cara sebagai berikut:

1. Teknik Observasi, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini Sistem informasi akuntansi penggajian yang digunakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

(43)

2. Teknik Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang berkompeten dan berwewenang dalam memberikan data yang dibutuhkan, seperti pihak bagian keuangan.

3. Teknik Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur – literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

4. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas d a t a - d a t a sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.

3.6 Metode Penganalisa Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Sedangkan untuk menganalisis efektifitas penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat penulis memberikan kuesioner kepada seluruh pegawai bagian keuangan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Dengan menggunakan penentuan sampel metode sensus yang berjumlah 30 pegawai. .

3.7 Variabel dan Skala Pengukuran

Skala pengukuran variabel yang diambil adalah skala ordinal dengan model pertanyaan kepada responden berikut 2 (dua) pilihan jawaban, yaitu dengan bentuk atau model jawaban "Ya" dan "Tidak". Variabel, indikator variabel, sub indikator, skala pengukuran dan instrumen yang digunakan diikhtisarkan pada tabel dibawah ini.

(44)

30

TABEL 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Variabel

Sub Indikator Skala

Pengukuran Instrumen Sistem lnformasi Akuntansi Unsur-unsur Sistem Informasi: Tujuan Sistem lnformasi Akuntansi: l. Tujuan 2. Masukan 3. Keluaran 4. Penyimpanan data 5. Pengolahan

6. Instruksi dan prosedur 7. Penggunan 8. Pengendalian dan pengukuran keamanan 1. Mendukung operasi sehari-hari 2. Mendukung pengambilan keputusan 3. Memenuhi kewajiban berkenaan dengan pengamanan Ordinal Ordinal Kuesioner Kuesioner

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Arikunto, 2002). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman-Brown, karena instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan dengan alternative jawaban hanya dua, yaitu Ya dan tidak.

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2000). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan pula dengan menggunakan teknik program Microsoft Excel.

(45)

Rumus Spearman –Brown

(

1/21/2

)

2 / 21 / 1 11 1 2 r xr r + = ……… (1) dengan keterangan: r11 : r reliabilitas instrumen 1/21/2 : rxy Uji Validitas

yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, (2002) sebagai berikut:

rxy

{

}{

}

( )

(

)

                    − =

N N N y x xy

y

y

x

x

2 2 2 2 ………(2) dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y r N : Jumlah Subyek

xy

(46)

32 Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items ∑Y : Jumlah skor total ∑X2 :

∑Y

Jumlah kuadrat skor item 2 :

(Arikunto, 2002)

Jumlah kuadrat skor total

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy

3.9 Pengujian Hipotesis

lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid.

Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel yang diteliti adalah skala ordinal, dimana setiap variabel dijabarkan dalam indikator-indikator secara berurutan dan saling berhubungan. Setiap item dari indikator-indikator dari variabel di atas dijabarkan dalam bentuk pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian disebarkan kepada responden dari perusahaan yang diteliti.

Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas sistem informasi akuntansi penggajian yaitu menggunakan perhitungan persentase metode Champion. Penggunaan rumus Champion, yaitu dengan menghitung jumlah jawaban “Ya”, kemudian dilakukan perhitungan dengan cara sebagai berikut:

Jumlah jawaban "Ya"

x 100% ………..(4) Jumlah seluruh jawaban responden

Hasil jawaban yang diperoleh dengan cara perhitungan berupa skor berguna untuk pengambilan simpulan seperti yang telah dikemukakan oleh Champion (1991), yaitu:

(47)

a. 0% - 25% = no association or low association b. 26% - 50% = moderately low association c. 51% - 75% = moderately high association

(48)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

1. Jaman Penjajahan Belanda (Landbouw Voorlicttings Dienst)

Pada masa penjajahan Belanda, Lembaga yang menyelenggarakan pembinaan pertanian di Jawa Barat adalah Provinciale Landbouw Voorlichtings diens (LVD) yang dikepalai oleh seorang Inspektur berkebangsaan Belanda yang disebut Landbouw Inspecteur. Lembaga ini dipekirakan telah berdiri sejak tahun 1912.

Fungsi lembaga ini adalah untuk memberikan pembinaan terhadap para petani pribumi untuk mempertinggi produksi, sedangkan alih teknologi diberikan dalam batas-batas tertentu karena atas dasar pertimbangan politis.

Kelembagaan LVD terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1) Bagian Tanaman Rakyat (Indlandsche landbouw), yang bidang pengelolaannya meliputi tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

2) Bagian tanaman keras, yang bidang pengelolaannya meliputi tanaman-tanaman perkebunan seperti kopi, karet, kapuk, kina dan the. Bidang perikanan darat belum ditangani secara khusus oleh suatu unit kerja tertentu, sedangkan kegiatannya belum berupa kegiatan teknis karena masih terbatas pada pengumpulan data-statistik usaha perikanan darat di empang-empang yang dikelola oleh pribumi. Kegiatan pengumpulan data tersebut dilaksanakan oleh mantri statistik yang merupakan petugas LVD.

Satuan organisasi LVD secara organik berada di bawah departemen Van Landbouw Nijverheid Jandel (Departemen Pertanian Perindustrian dan Perdagangan) yang berkedudukan di Batavia.

(49)

1) Tingkat Provinsi dipimpin oleh Inspektur LVD yang berkebangsaan Belanda.

2) Tingkat Karesidenan dikepalai oleh Landbouwconsulenten yang berkebangsaan Belanda.

3) Tingkat kabupaten dipimpin oleh Adjunctlandbouwconsulenten yang pada umumnya dijabat oleh pribumi.

4) Tingkat Kawedanan dipimpin oleh landbouw Opzichtera, yang dijabat oleh pribumi

5) Tingkat Kecamatan dipimpin oleh mantri Landbouw, yang dijabat oleh pribumi.

2.Jaman Pendudukan Jepang (Norinka)

Pada jaman pendudukan Jepang, penyelenggaraan pembinaan pertanian dilaksanakan oleh Norinka yang bernaung di bawah pemerintahan penjajahan Jepang. Kebijaksanaan, program maupun sistem pembinaan pertanian yang diterapkan tidak berbeda dengan penjajahan Belanda, yaitu memberikan pembinaan kepada para petani untuk mempertinggi produksi, akan tetapi tujuannya diperluas dengan sasaran utama untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan untuk mensuplai keperluan perang bagi bala tentara Jepang.

3. Jaman Kemerdekaan

1) Periode tahun 1945 - 1949

Setelah Indonesia merdeka, maka pada tahun 1945 didirikan Jawatan Pertanian Republik Indonesia yang merupakan Lembaga di bawah Departemen Kemakmuran. Kebijaksanaan maupun programnya adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, sedangkan bidang yang ditanganinya mencakup segala aspek yang menyangkut kemakmuran rakyat, meliputi pertanian rakyat, perkebunan, perikanan, kehewanan dan penyaluran bahan makanan.

(50)

36

2) Periode tahun 1950 – 1974 (Jawatan Pertanian Republik Indonesia)

Pada tahun 1950 lahir Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang dibentuk dengan undang-undang Nomor 11 tahun 1950. Undang-undang tersebut memberikan beberapa urusan yang menjadi kewenangan pangkal daerah, diantaranya adalah urusan pertanian. Selanjutnya terbit pula beberapa peraturan yang juga melatar-belakangi pembentukan Jawatan Pertanian Rakyat Provinsi daerah Tingkat I Jawa Barat, perkembangan hingga perubahan namanya menjadi Dinas Pertanian tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

3) Periode Tahun 1975 sampai dengan sekarang

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

(1) Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 197/A.V/18/SK/1975 tanggal 12 april 1975 tentang Perubahan Sebutan/Istilah Jawatan menjadi Dinas, maka nama Jawatan Pertanian Rakyat diubah menjadi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

(2) Sehubungan dengan dikeluarkannya Surat keputusan Menteri pertanian Nomor 2110/706/Kpts/1983 tanggal 27 September 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, maka pemerintah Propinsi daerah Tingkat I Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 12 tahun 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan demikian Dinas Pertanian Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat diubah namanya menjadi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(51)

(3) Berdasarkan Peraturan daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 22 tahun1984, dibentuk cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di 6 daerah Tingkat II yaitu : Serang, Bogor, Cirebon, Purwakarta, Bandung dan Ciamis.

(4) Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 5 Tahun 1986 tentang Perubahan yang Pertama Peraturan daerah Nomor 22 tahun 1984 tentang Pembentukan Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, maka pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan diadakan penambahan 2 (dua) seksi yaitu Seksi Perumusan Program dan Proyek dan Seksi Bimbingan dan Latihan. Selain itu diadakan perubahan nama/istilah seksi-seksi pada Sub Dinas Penyuluhan.

(5) Dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 060/kep.256-ORTAK/1988 perihal Uraian Tugas Sub Bagian dan Seksi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, maka semakin jelas tugas, fungsi dan peranan tiap-tiap Sub Bagian dan Seksi pada Dinas Pertanian Tanman pangan. (6) Pada tahun 1990 ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat nomor 12 tahun 1990 tentang Pencabutan Peraturan daerah Nomor 22 Tahun 1984 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja cabang Dinas Pertanian Tanaman pangan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Penetapan Peraturan Daerah tersebut merupakan tindak lanjut pelaksanaan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur negara Nomor 90/MENPAN/1989 dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2374/PUOD/ tanggal 30 Juni 1987, yang antara lain mengemukakan bahwa dengan telah dibentuknya Dinas Tingkat II (otonom) maka cabang

(52)

38

Dinas Tingkat I. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Wilayah perlu dihapus untuk tidak mengurangi kewenangan dari Daerah Tingkat II. Peraturan daerah Nomor 12 tahun 1990 ini telah diajukan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dimintakan pengesahannya.

(7) Selain daripada itu telah ditetapkan pula Peraturan daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 13 Tahun 1990 tentang perubahan yang kedua Peraturan daerah Nomor 12 tahun 1983 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

4.2 Tugas Pokok Masing-masing Bagian 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, megkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkoordinasikan dan membina UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas). Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis pertanian tanaman pangan yang meliputi sumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha

2) Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian pelakasanaan tuga-tugas pertanian tanaman pangan

3) Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dalam rangka tugas pokok dan fungsi Dinas

4) Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan tugas koordinasi perencanaan dan program Dinas, pengkajian

Gambar

Gambar  1. Siklus Penggajian
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
TABEL 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian  Variabel   Indikator
Gambar 3. Bagan Alir Prosedur Sistem Penggajian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa keyword, dapat dideskripsikan bahwa “ekspresi keberanian” adalah bentuk makna dari tari Remo, maksud dari keyword ini adalah diharapkan

Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan sebagai katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan CuSO4. Tembaga di anoda teroksidasi menjadi

[r]

Untuk menganalisi s pengaruh karakteristi k sosial ekonomi peternak usaha sapi potong sistem gado dan non gado terhadap pendapatan bersih di daerah penelitian Terdapat

27 Selain itu, tujuan pendidikan menurut Ibn Sina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan

Kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan dengan benar, pertanyaan yang di ajukan berhubungan dengan pentingnya layanan kesehatan maternal primer Kuisio ner Tingkat

Gramedia Pustaka Utama, 1988), h.. definisi yang tepat dan komprehensif karena kultur sendiri memiliki arti yang sangat luas. Selain itu, usaha ini juga merupakan salah satu jalan

Analisis Keragaman Genetik Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr) di Tapanuli Selatan dengan Menggunakan Marka RAPD ( Random Amplified Polymorphic DNA ).. Program