• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIGRASI SUKU BATAK TOBA KE KAWASAN ETNIS MINANGKABAU DI PASAMAN SUMATERA BARAT (1956-2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MIGRASI SUKU BATAK TOBA KE KAWASAN ETNIS MINANGKABAU DI PASAMAN SUMATERA BARAT (1956-2013)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MIGRASI SUKU BATAK TOBA KE KAWASAN ETNIS MINANGKABAU

DI PASAMAN SUMATERA BARAT (1956-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat-Syarat Memeroleh Gelar Pendidikan Sejara

Disusun oleh :

NAMA : RIO FREDDY

NIM : 3103121071

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

RIO FREDDY, NIM 3103121071 : Migrasi Suku Batak Toba ke Kawasan Etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat (1956-2013). Skripsi: Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2014.

Tujuan penalitian ini adalah : Apakah Migrasi Masyarakat Batak Toba dari Bonapasogit tejadi secara alami atau apakah karena di dorong oleh faktor-faktor tertentu yang datang nya dari Lingkungan dari Bonapasogit seperti hal nya Filosofi kebudayaan Batak Toba. Penelitian ini bertujuan: 1. untuk mengetahui bagaimana proses migarsi suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Pasaman (1956-2013), 2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi di Pasaman, 3. Perkembangan kehidupan masyarakat Batak Toba di Pasaman setelah melakukan migrasi. Migrasi nya suku Batak Toba ke Pasaman di karenakan kondisi lahan yang mendukung dengan kesuburan tanah di Pasaman. Perpindahan Batak Toba dari Bonapasogit ke Pasaman di mulai tahun 1956. Metode pada penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (field resech) yaitu langsung mengamati kehidupan masyarakat etnis Batak Toba di Pasaman dan juga melakukan telaah pada sumber-sumber bacaan yang relevan dengan topik penelitian. Migrasi suku Batak Toba ke Kawasan Etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat (1956-2013) dengan Proses menyembunyikan identitas agar bisa di terima di pasaman. Mengikuti kebudayaan setempat yaitu kebudayaan Minangkabau itu adalah cara orang Batak Toba dalam proses migrasi ke Pasaman. Pekerjaan pertama yang di tekuni oleh Batak Toba di Pasaman adalah bertani dan sampai sekarang bertani adalah mata pencaharian masyarakat Batak Toba di Pasaman.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan anugrahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan judul : “Migrasi Suku Batak Toba ke Kawasan

Etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat (1956-2013)”. Adapun tujuan penelitian skripsi ini untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama dalam proses penyelesaian skripsi,penulis banyak mengalami kesulitan yang diakibatkan oleh keterbatasan waktu, kemampuan, dan pengalaman. Namun penulis berusaha mungkin walaupun penulis menyadari, bahwa masih benyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing skripsi, baik itu secara moral maupun materi dari berbagai kalangan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, antara lain kepada:

1. Bapak prof.Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan Beserta stafnya.

(7)

3. Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Ibu Dra Hafnita Sari Dewi, M.Si sebagai sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari M.S, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Ibu Dra.Lukitaningsih M.Hum selaku Dosem Pembimbing Akademik,

Dosen Pengajar yang selalu memberi masukan, motivasi dan arahan kepada Saya selama masa perkuliahan dan Sebagai Penguji yang memberikan Masukan kepada Saya.

6. Bapak Pristi Suhendro,S.Hum,M.Si sebagai Dosen Pengajar dan sebagai Dosen Penguji yang memberikan masukan kepada Saya.

7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi, M.Si sebagai Dosen Pengajar dan juga Dosen Penguji yang memberikan masukan kepada Saya.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah mendidik mengayomi Saya selama dalam perkuliahan.

9. Staf akademik dan Non Akademik Jurusan Pendidikan Sejarah.

10.Teristimewa kepada kedua orang tua Saya S.SIRAIT dan N.br SITOHANG serta Adik dan Abang Saya yang terkasih yang selalu memberikan moral, dukungan, materi, motivasi, serta doa yang tiada henti selalu di berikan kepada Saya.

(8)

12.Buat sahabat saya A-Reg 2010 Agustinus, Yosef, Jarahman, Evan, Nelly, Mariya, Hesry, Budi, Boy,Berkat, Elya, Tono, dll yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada Saya.

13.Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu informan yang sedia memberikan waktunya dan menceritakan apa yang Penulis butukankan , sehingga penelitian selama di Pasaman berjalan lancar

14.Kepada kawan-kawan kost Padang Bulan Gang jati No 7 yang selalu memberikan hiburan dan motivasi kepada penulis.

15.Teman-teman PPLT 2013, serta semua pihak yang tidak tersebutkan oleh penulis, Terima Kasih atas dukungan dan doa nya.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan Terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat berguna dan bermamfaat bagi peneliti maupun pembaca di masa yang akan datang. Amin.

Medan, September 2014 Penulis,

RIO FREDDY

(9)

DAFTAR ISI

A.Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pasaman. ... 20

1.Keadaan Geografis. ... 20

2.Luas Wilayah. ... 20

3.Struktur Demokrasi. ... 23

4.Oritasi. ... 23

(10)

A.Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin. ... 24

2.Sejarah Singkat HKBP Panti Ressort Pasaman. ... 34

3.Faktor Penyebab Migrasinya Batak Toba di Pasaman. ... 38

A.Faktor Pendorong. ... 38

B.Faktor Penarik. ... 40

C.Faktor Ekonomi. ... 42

4.Konflik Suku Batak Toba dengan Suku Minangkabau di Pasaman. ... 43

5. Adaptasi Suku Batak Toba dengan Suku lain di Pasaman. ... 44

6.Tahun-Tahun Bermigrasinya Batak Toba diPasaman. ... 47

C.Perkembangan Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Pasaman. ... 49

1.Kehidupan Ekonomi Masyarakat Batak Toba di Pasaman. ... 49

2.Kehidupan sosial masyarakat Batak Toba di Pasaman. ... 51

3.Kebudayaan Masyarakat Batak Toba di Pasaman. ... 53

4.Kehidupan Agama di Pasaman. ... 55

5.Kehidupan Pendidikan Masyarakat Batak Toba di Pasaman. ... 58

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku bangsa (etnis), dan memiliki corak tradisi dan budaya yang berbeda-beda. Salah satu etnis yang ada di Indonesia adalah etnis Batak yang ada di Sumatera utara.

Sumatera utara salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal itu tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di Provinsi ini misalnya suku Batak Toba, Karo, Melayu, Jawa, Pakpak, Angkola, Simalungun, Nias, san sebagainya.

Mereka mendiami daerah yang berbeda tetapi berdekatan sekitar wilayah Sumatera utara. Sebagian besar masyarakat suku Batak Toba yang tinggal di Danau Toba mereka sangat bergantung pada tanah atau lahan pertanian yang akan dijadikan sebagai usaha untuk mencari makan atau kebutuhan sehari-hari. Keterbatasan penghasilan atau perekonomian di daerah Batak Toba sangat sulit untuk mencapai impian tersebut, sehingga menyebabkan mereka mengadakan migrasi ke daerah lain.

(12)

penting dalam kehidupan. Contohnya kalau orang Batak Toba memanen hasil dari bertani kebiasaan nya orang Minagkabau lah yang di pekerjakan untuk melakukan pekerjaan panen tersebut. Ini adalah bentuk interaksi dan kerjasama yang sangat baik yang harus dilakukan agar perbedaan yang tadinya saling konflik kini menjadi harmonis dan terjalin hubungan masyarakat yang baik satu sama lain.

Masyarakat harus berusaha mencari lahan baru di luar Tapanuli karena lahan pertanian yang semakin sempit dan juga semakin meningkatkanya persaingan hidup di antara sesama masyarakat. Budaya Batak Toba yang identik dengan marga-marga atau kelompok etnis yang bermukim pada sebuah Huta (kampung) di daerah pedalaman.

Proses migrasi yang dilakukan Batak Toba juga sebagai cara mewujudkan filosofi mereka yaitu 3H seperti Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon. Filosofi ini adalah salah satu ciri khas yang sangat terlihat di dalam keseharian dan kehidupan etnis Batak Toba. Untuk menempuh filosofi ini, beberapa tindakan di lakukan oleh suku Batak Toba yaitu Hasangapon di tempuh dengan melanjutkan sekolah atau pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga mereka di hargai dan dapat berkuasa. Selain dengan pendidikan hasangapon juga terkadang dilihat dengan status seseorang di dalam huta/kampung, jika seseorang sangat di pandang di dalam huta maka hasangapon itu pun sudah terwujud di dalam hidupnya.

(13)

sistem keturunan yang patrinial, dimana anak laki-laki adalah sebagai penerus Marga. Yang ketiga adalah hamoraon, bagian ini ditempuh dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencari kekayaan dan kesejahteraan. Dalam bagian ini harta mempunyai peranan penting dalam kehidupan orang Batak, kesejahteraan hidup yang lebih baik sangat di impikan oleh orang Batak Toba. Orang Batak Toba yang sudah sukses dan berhasil di bona ni rantau akan memperluas tanah di kampung halaman karena bagi orang Batak Toba tanah adalah suatu yang sangat berharga dan nantinya bisa di pergunakan sebagai wilayah untuk bermukin untuk generasi mereka kelak. Dari penelitian di lapangan orang Batak Toba jarang pulang ke kampung halaman. Mereka hanya pulang ke kampung halaman di hari-hari besar saja contohnya (martahun baru). Kebiasaan ini sering terjadi dan disini lah mereka saling bermaaf-maafan antara satu sama lain. Orang Batak Toba jarang membeli dan membangun kampung halaman karena kekayaan bagi orang Batak bisa membuka wilayah baru di tanah rantau.

(14)

Dari segi topologi, negeri Minangkabau di lintasi oleh bukit barisan yang merupakan tulang punggung bagi pulau ini dan memanjang dari; ujung utara sampai ujung selatan. Luas daerahnya kira 42.000 km persegi, dibagi atas tanah daratan tinggi dan jalur daratan rendah pantai yang sempit yang menghadap ke samudera hindia.

Kabupaten Pasaman adalah daerah dataran rendah pada umumnya daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi sawah dan sayur-sayuran. Orang Minangkabau sebahagian besar adalah petani. Hasil pertanian dan hasil hutan sampai sekarang masih merupakan sumber ekonomi utama daerah ini. Inilah yang dilihat suku Batak Toba melakukan migrasi ke Pasaman untuk bisa mengelola dan menggarap tanah untuk bisa merubah kehidupanya.

Di Pasaman, suku Batak Toba berhadapan langsung dengan etnis Minangkabau yang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan mereka dan tidak satu rumpun dengan suku Batak Toba. Untuk dapat diterima di daerah etnis Minangkabau etnis Batak Toba harus dapat menyesuaikan diri sehingga terjadi interaksi dan menjalin hubungan kerja sama yang serasi. Penyesuaian diri atau adaptasi merupakan hal yang paling utama di Pasaman karena orang Minangkabau merupakan suku yang mendiami daerah tersebut.

(15)

terjadi benturan-benturan budaya, pemikiran, pendapat yang berbeda sehingga muncul terjadi konflik diantara kedua belah suku Batak Toba dan Minangkabau.

Migrasi pada saat ini masih tetap berlangsung di Pasaman , namun para migrant yang datang ke Pasaman adalah kelompok yang sudah berkeluarga. Dan mereka sendiri tahu daerah Pasaman dari keluarga mereka yang duluan bermigrasi ke Pasaman . Karena keberhasilan keluarga di Pasaman itulah menjadi faktor penarik bagi keluarga yang lain untuk bermigrasi juga ke Pasaman Sumatera Barat.

Membicarakan tentang migrasi yang terjadi pada etnis Batak Toba adalah sesuatu hal yang menarik bagi penulis, demi meningkatkan taraf kehidupannya bersedia meninggalkan kampung halaman dengan maksud untuk dapat berkembang di daerah tujuan.

(16)

1.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka, penulis mengidentifikasi masalah terkait dengan judul penelitian ini yaitu :

1. Proses migrasi suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat (1956-2013)

2. Faktor yang mempengaruhi migrasinya orang Batak Toba di Pasaman Sumatera Barat.

3. Perkembangan kehidupan suku Batak Toba di kawasan etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat.

1.2Pembatasan Masalah

Untuk menghindari topik penelitian terlalu luas maka peneliti membatasi masalah yaitu “Migrasi Suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di

Kabupaten Pasaman Sumatera Barat (1956-2013)”

1.3Rumusan Masalah

Melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis perlu untuk membuat pokok permasalahan yang dianggap penting dalam studi

pendidikan sejarah. Demikian pula penulisan mengenai “Migrasi Suku Batak

Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat

(17)

Memiliki beberapa pokok permasalahan yang dianggap yang ingin dikaji antara lain:

1. Bagaimana Proses migrasi suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Pasaman Timur Sumatera Barat(1956-2013)?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi bermigrasinya orang Batak Toba di Pasaman Sumatera Barat

3. Bagaiman perkembangan kehidupan Suku Batak Toba di daerah Pasaman Sumatera Barat?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu, antara lain :

1. Untuk mengetahui proses migrasi suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Pasaman Timur Sumatera Barat (1956-2013).

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi bermigrasinya orang Batak Toba di Pasaman Sumatera Barat.

3. Untuk mengetahui perkembangan kehidupan suku Batak Toba di daerah Pasaman (Sumatera Barat).

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

(18)
(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah penulis meneliti di lapangan dan mempelajari tentang migrasi suku Batak Toba ke kawasan etnis Minangkabau di Pasaman Sumatera Barat (1956-2013), melalui literature, wawancara, observasi maka dapat di ambil kesimpulan dari penelitian ini adalah, yaitu :

1. Kedatangan masyarakat suku Batak Toba ke Pasaman Sumatera Barat di mulai pada tahun 1956 yang mana jumlah orang Batak Toba pada waktu itu 7 keluaraga. Mereka yang pertama sekali menempati orang Batak Toba yang tinggal di daerah Panti (Pasaman) Sumatera Barat. 2. Proses masuknya suku Batak Toba ke daerah Pasaman yaitu dengan

(20)

pasaman. Setelah di bangun nya gereja HKBP Panti suku masyarakat Toba dari Tapanuli mulai banyak yang berdatangan.

3. Orang Batak toba yang bermigrasi ke Pasaman Sumatera Barat di latarbelakangi karena kurangnya lahan yang mau dikerjakan di kampung halaman. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, lahan pertanian semakin berkurang, pemukiman semakin bertambah menyebabkan banyak orang Batak Toba melakukan Migrasi ke segala daerah Khususnya daerah Pasaman Sumatera Barat.

4. Faktor-faktor pendorong yang menyebabkan orang Batak Toba melakukan migrasi adalah kekurangan lahan di kampung halaman dan tanah pertanian di daerah asal juga kurang mendukung dalam pengembangan kehidupan mereka.

5. Faktor penarik nya orang Batak Toba melakukan migrasi adalah mereka mengetahui ataupun mendapat kabar dari kerabat keluarga bahwa di daerah rantauan itu lebih menjamin kehidupan mereka. Dan Pasaman sendiri mempunyai lahan/tanah yang cukup subur dan lahan di daerah Pasaman sendiri masih banyak yang menganggur ataupun masih kosong.

(21)

ke daerah-daerah luar dari kampung halaman tidak terkecuali Pasaman Sumatera Barat.

7. Pembangunan gereja HKBP Panti merupakan bukti bahwa orang Batak Toba merupakan suku yang bisa/mudah bergaul dengan suku lain, dengan perjuangan dan usaha gereja HKBP Panti masih tetap kokoh berdiri walaupun masih ada hambatan dari pihak-pihak yang tidak baik.

8. Pada tahun 1956-1957- 1960 merupakan migrasi suku Batak Toba yang besar-besaran ke Pasaman Sumatera Barat, namun tidak semua Orang Batak Toba yang langsung menempati kawasan ini ada sebagian yang masih bernodong-bondong melihat kondisi bagaimana daerah Pasaman (memantau lakosi).

(22)

melakukan perantauan di kawasan etnis Minangkabau Pasaman Sumatera Barat.

B.Saran

1. Bagi perantau suku Batak Toba yang di Pasaman hendaknya memupuk dan mempererat hubungan persaudaraan dan kekeluaragaan serta kebersamaan dengan yang lain. Agar terjamin masyarakat yang rukun dan harmonis tanpa konflik yang akan menciderai atau merugikan dari satu pihak lain.

2. Saling menghormati antar sesama manusia walaupun suku dan agama yang membedakan. Tapi di dalam perbedaan hendaknya bisa mengambil ilmu bahwa adanya perbedaan bukan untuk bermusuhan tapi harus saling menghormati satu sama lain.

3. Bagi generasi muda Batak Toba di Pasaman haruslah menjaga dan mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang yang telah diturunkan berupa tradisi dan kebiasaan di dalam kehidupan bermasyrakat. Begitu juga dengan bahasa harus dipertahankan walaupun dengan perkembangan zaman di saat ini.

Gambar

gambaran untuk

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dibuktikan dari pernyataan kepala keluarga bahwa kurangnya lapangan usaha di daerah asal adalah faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi yaitu sebanyak 53

Nilai Anak d a n Fertilitas pada Masyarakat Batak Toba (Studi Kasus di Kampung Lumban Batu, Desa Aeksiansimun, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi

Faktor sosial budaya yang mempengaruhi rendahnya prestasi siswa etnik batak toba desa Serdang di SMA Negeri 1 Batang Kuis yaitu disebabkan oleh keadaan ekonomi atau

4) Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan merupakan faktor penarik kepala keluarga migran Suku Minangkabau (Sumatera Barat) bermigrasi ke

Dari Hasil Penelitian diketahui bahwa Tarian Tortor dalam Upacara Perkawinan Sub Etnis Batak Toba di Kecamatan Balige mengandung banyak makna yang disampaikan

Budaya Batak dan Melayu yang seharusnya memiliki perekat dan kekerabatan antara satu dengan yang lain, namun realitanya faktor perbedaan agama membuat masyarakat di Duri

Dari Hasil Penelitian diketahui bahwa Tarian Tortor dalam Upacara Perkawinan Sub Etnis Batak Toba di Kecamatan Balige mengandung banyak makna yang disampaikan

Adapun yang dijadikan populasi pada penelitian ini adalah dua perkampungan rumah adat Suku Batak Toba yaitu di Lumban Sitio yang terdiri dari 8 rumah dan di Huta Lumban Pasir yang