KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl.Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
PELATIHAN PERENCANAAN PENGELOLAAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
MENYUSUN STRATEGI PENGELOLAAN
A.033101.005.01
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookma
MENYUSUN STRATEGI PENGELOLAAN (A.033101.005.01) ... 1
Bab 1 MERUMUSKAN TUJUAN AKHIR (GOAL) DAN TUJUAN (OBJECTIVES) ... 1
1.1 Pengertian tujuan akhir dan tujuan antara ... 1
1.2 Kriteria sebuah tujuan (objective) ... 2
1.3 Cara membuat tujuan yang SMART ... 5
Bab 2 MERANGKUM TUJUAN PENGELOLAAN DALAM MODEL KONSEPTUAL RENCANA PENGELOLAAN ... 5
2.1 Makna sebuah model konseptual rencana pengelolaan... 5
2.2 Membuat sebuah model konseptual rencana pengelolaan ... 6
Bab 3 MENGIDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KELEMAHAN KKP ... 6
3.1 Alasan penting melakukan analisis kekuatan dan kelemahan KKP ... 6
3.2 Beberapa pertanyaan untuk menganalisis SWOT ... 8
3.3 Cara menganalisis kekuatan dan kelemahan kawasan dengan menggunakan analisis SWOT ... 9
Bab 4 MENENTUKAN STRATEGI PENGELOLAAN YANG REALISTIS ... 9
4.1 Alasan memilih strategi pengelolaan kawasan konservasi perairan ... 9
4.2 Berbagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi pengelolaan ... 11
4.3 Cara mengembangkan strategi pengelolaan kawasan konservasi perairan ... 12
Bab 5 MEMPERBAIKI KESELARASAN DI ANTARA STRATEGI PENGELOLAAN DAN RENCANA ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN ... 13
5.1 Alasan melakukan analisis keselarasan di antara strategi dan rencana zonasi KKP ... 13
5.2 Cara melakukan analisis keselarasan di antara strategi pengelolaan dan rencana zonasi KKP ... 13
Bab 6 MENGEVALUASI USULAN STRATEGI PENGELOLAAN ... 14
6.1 Tujuan evaluasi terhadap usulan strategi pengelolaan ... 14
6.2 Cara mengevaluasi usulan strategi pengelolaan ... 14
Bab 7 MERANGKUM STRATEGI PENGELOLAAN DALAM MODEL KONSEPTUAL STRATEGI PENGELOLAAN ... 15
7.1 Makna sebuah model konseptual strategi pengelolaan ... 15
7.2 Cara membuat model konseptual strategi pengelolaan ... 16
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 18
A Sumber-Sumber Perpustakaan ... 18
B Materi Pelatih ... 19
C Media Visual ... 19
MENYUSUN STRATEGI PENGELOLAAN (A.033101.005.01)
Bab 1 MERUMUSKAN TUJUAN AKHIR (GOAL) DAN TUJUAN (OBJECTIVES)
1.1 Pengertian tujuan akhir dan tujuan antara
Mengembangkan tujuan akhir dan tujuan antara pada setiap tahapan diyakini sebagai salah satu langkah tersulit dalam setiap proses perencanaan. Alasan dari kesulitan tersebut umumnya karena kurangnya penjelasan tentang perbedaan di antara tujuan akhir dan tujuan masing-masing kegiatan konservasi sehingga tujuan akhir dan tujuan tersebut kemudian diungkapkan dengan tidak tepat. Salah satu langkah awal untuk menuliskan tujuan akhir dan tujuan setiap masing-masing kegiatan konservasi yang jelas adalah dengan memahami keperluan dan perannya dalam proses perencanaan pengelolaan seperti contoh Table 1 berikut ini.
Tabel 1. Perbedaan di antara tujuan akhir (goal) dan tujuan antara (objective) Aspek Tujuan akhir (goal) Tujuan antara (objectives) Cakupan Luas: mimpi Anda atau
tujuan akhir yang
dinyatakan dalam istilah praktis
Spesifik: bagaimana mencapai mimpi Anda tersebut, tujuan yang baik seharusnya berorientasi pada hasil.
Pernyataan Kebalikan dari masalah Membantu memecahkan masalah Kelompok sasaran Mudah dipahami oleh publik Mudah diigunakan oleh staf proyek
untuk memandu kegiatan Anda
Tujuan akhir (goal) adalah sebuah pernyataan terkait ke belakang dengan tujuan akhir KKP dan terkait ke depan dengan strategi pengelolaan KKP
1.1.1 Tujuan akhir
Tujuan akhir juga dapat dinyatakan sebagai suatu rangkaian dari beberapa tujuan antara pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Tergantung pada prioritas suatu KKP, tujuan akhir ini bisa dibuat dengan menetapkan target atau standar dalam berbagai bidang, seperti zona penggunaan ruang, fungsi ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan yang berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, serta partisipasi masyarakat adat dan lokal. Biasanya tujuan akhir ini berasal dari prinsip-prinsip dasar yang dikombinasikan dengan konsep konservasi laut: kegiatan berdampak rendah di KKP, manfaatnya bagi masyarakat lokal, pembiayaan konservasi pendidikan lingkungan. Tujuan akhir ini mungkin tidak akan berubah untuk waktu yang lama, walaupun strategi yang dirancang untuk mencapainya dapat berubah sesuai dengan kondisi terkini.
1.1.2 Tujuan antara memberikan arahan bagaimana kita dapat mencapai tujuan akhir
Untuk membantu mewujudkan tujuan akhir atau visi yang luas ini, tim perencana perlu menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek atau tujuan-tujuan antara, yang akan kita
sebut tujuan (objectives). Tujuan ini mencakup target dan jadwal yang jelas untuk
memastikan bahwa setiap kegiatan dalam KKP menghasilkan dampak lingkungan yang masih dalam batas-batas yang dapat diterima dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, atau prioritas lainnya. Contoh-contohnya termasuk adopsi hukum dan tindakan lain yang diperlukan untuk menetapkan dan mendukung kawasan konservasi, menyisihkan area tertentu untuk memenuhi persyaratan rencana zonasi, memperkuat jaringan kawasan konservasi, menggunakan kebijakan ekonomi dan mendorong sektor swasta agar mereka mendukung upaya konservasi secara aktif. Tujuan tersebut dapat dirumuskan berdasarkan pada kinerja maupun proses. Ketika sedang mengerjakan topik ini fokuslah pada pengembangan tujuan akhir. Ingatlah bahwa, secara umum:
1) tujuan akhir itu sangat luas, sedangkan tujuan masing-masing kegiatan konservasi itu sangat spesifik atau pasti.
2) tujuan akhir mencerminkan tujuan akhir dan misi KKP, sedangkan tujuan masing-masing kegiatan konservasi mencerminkan strategi atau aksi.
3) Tujuan akhir mudah dipahami oleh publik, sedangkan tujuan masing-masing kegiatan konservasi merupakan perangkat bagi staf KKP dalam mengelola KKP.
Kiat-kiat menentukan tujuan akhir dan tujuan antara
Sebelum melibatkan tim perencana Anda dalam mengembangkan tujuan akhir dan tujuan masing-masing kegiatan konservasi, berilah penjelasan tentang fokus-fokus pada KKP, rencana pengelolaan, atau sumber daya sasaran.
Dalam konteks perencanaan pengelolaan KKP, tujuan akhir dapat difokuskan pada beberapa komponen rencana yang berbeda:
1) Tujuan akhir keseluruhan untuk KKP,
2) Tujuan akhir keseluruhan untuk rencana pengelolaan, atau 3) Tujuan akhir diarahkan pada sumber daya sasaran prioritas.
1.2 Kriteria sebuah tujuan (objective)
Untuk setiap tujuan akhir Anda harus mengembangkan serangkaian tujuan (objective) yang spesifik dan terprogram yang harus dipenuhi bila segala upaya Anda diyakini akan berhasil. Tujuan antara merupakan pernyataan spesifik yang merinci pencapaian yang
diinginkan atau hasil dari strategi rencana pengelolaan Anda. Jika sebuah proyek
memiliki konsep dan dirancang secara baik, realisasi tujuan proyek harus mengarah pada pemenuhan tujuan akhir yang tersirat dalam rencana pengelolaan pengelolaan.
Suatu tujuan sebaiknya memenuhi kriteria SMART, yaitu singkatan dari : • S – Specific/spesifik
• M – Measurable/terukur
• A – Achievement-oriented/berorientasi pada pencapaian • R – Realistic/realistis
• T – Time-limited/dibatasi waktu
Menetapkan suatu tujuan yang memenuhi seluruh kriteria tersebut tidak sesulit seperti yang mungkin diduga, yaitu hanya dengan membuat tujuan tersebut secara spesifik. Beberapa contoh khusus dari tujuan yang baik adalah sebagai berikut:
1) Setelah tiga tahun, dua jalur pendidikan akan dirancang, dibangun dan digunakan. 2) Pada akhir tahun kelima, pendapatan rumah tangga yang berpartisipasi dalam
kegiatan produksi kerajinan tangan akan meningkat paling sedikit 25% dari
baseline.
3) Setelah dua tahun, volume sampah yang tercecer di pantai Pulau Fiofi akan turun 75% dari volume sampah pada tahun 2005.
4) Selama enam bulan pertama di tahun 2011, KKP akan memiliki Panitia Penasihat Program Ekowisata yang berfungsi membantu Kepala Program dalam pelaksanaan kegiatan program, mengevaluasi kemajuan program, dan memberi saran mengenai cara terbaik untuk berurusan dengan sektor swasta dan lembaga lainnya.
5) Lima pemandu mengenai sumber daya alam dari masyarakat lokal akan dilatih dan telah bekerja di akhir tahun pertama.
Tujuan dapat ditulis dengan beberapa cara yang berbeda. Pendekatan pertama adalah dengan menyatakan keinginan Anda, sebagai contoh, “untuk memperbaiki rambu-rambu pelayaran pada …”. Pendekatan lainnya adalah dengan menyatakan keinginan dan hasil, sebagai contoh “rambu-rambu dipasang pada semua tempat yang dilindungi”. Bentuk rambu-rambu yang Anda gunakan sangat tergantung pada pilihan yang tersedia dan konteks lokasi penempatannya.
Anda juga dapat mengukur apakah tujuan Anda dapat atau tidak terpenuhi dengan membuat indikator atau bukti-bukti yang dapat diukur untuk mencapai tujuan akhir. Sebagai contoh, ”jumlah rambu yang sudah dipasang”. Anda juga mungkin berpikir tentang capaian jangka pendek (milestone) yang akan membantu membagi pekerjaan Anda ke dalam suatu tahapan yang dapat dicapai. Sebagai hasilnya, semua bentuk pelaporan harus merujuk pada kemajuan pencapaian tujuan Anda sehingga Anda atau orang lain dapat memantau kinerjanya.
Pegangan Peserta 3.1: Mengembangkan Tujuan yang SMART
Tabel 2. Contoh tujuan akhir yang tidak efektif dan tujuan akhir yang efektif No Tujuan akhir yang tidak efektif Tujuan akhir yang efektif
Long pulih kembali 2 Menetapkan area yang dikelola untuk
meningkatkan kelimpahan ikan. Sampai akhir tahun ketiga, ada peningkatan kelimpahan jenis ikan sasaran di Teluk Bai Long sampai 10% di mana terdapat habitat ikan yang sehat. 3 Melibatkan anggota masyarakat 50% anggota masyarakat akan aktif
berpartisipasi dalam program relawan KKP pada Desember 2012.
4 Menurunkan pelanggaran Pelanggaran terhadap peraturan KKP akan berkurang hingga 50% pada Januari 2011.
Pendekatan sistematik untuk membuat tujuan yang “SMART”.
Ancaman Strategi #1 Hasil yang ingin
dicapai dari strategi Di mana? Kapan? Penangkapan ikan yang berlebihan menyebabkan penurunan sumber daya perikanan Membuat zona larangan penangkapan ikan 10% kenaikan kelimpahan jenis ikan sasaran Di Teluk Bai Long di mana terdapat habitat ikan yang sehat Dalam 3 tahun ke depan Kurangnya penegakan hukum Meningkatkan patroli penegakan hukum kasus pelangaran terhadap peraturan berkurang sebaganya 50% dari jumlah kasus tahun 2009 Di perairan yang masuk dalam KKP Sampai Januari 2011
Apakah tujuan setiap kegiatan memenuhi persyaratan “SMART”?
Tujuan 1: Sampai akhir tahun ketiga, kelimpahan jenis ikan sasaran di teluk Bai Long yang memiliki habitat ikan yang sehat meningkat hingga 10% dari kelimpahan pada tahun 2006.
1. Apakah spesifik? Teluk Bai Long, habitat ikan yang sehat, 10% kenaikan, jenis ikan sasaran
2. Apakah terukur? 10% kenaikan, 3 tahun 3. Apakah berorientasi pada Peningkatan kelimpahan ikan
pencapaian?
4. Apakah realistis? Ya: didukung oleh para pemangku kepentingan, fokus pada habitat ikan yang sehat, mengharapkan keuntungan yang wajar
5. Apakah dibatasi oleh waktu? 3 tahun
Kesimpulan: Tujuan di atas merupakan tujuan yang “SMART”!
1.3 Cara membuat tujuan yang SMART
Setelah Anda memahami tujuan yang SMART, dengan menggunakan Lembar Kerja 3.1 Anda dapat menyusun tujuan yang “SMART” untuk setiap masalah yang sudah dirumuskan dalam Latihan 3.1.
Latihan 3.2: Mengembangkan tujuan yang SMART
Tujuan: Mengembangkan tujuan yang jelas dan ringkas untuk mengarahkan strategi pengelolaan Anda
Kegiatan :
(1) Gunakan Lembar Kerja 3.1: Mengembangkan tujuan yang SMART dan bersama kelompok kecil Anda mengembangkan tujuan pengelolaan untuk setiap sumber daya sasaran Anda.
(2) Sajikan kepada seluruh kelompok untuk mengevaluasi apakah setiap tujuan memenuhi kriteria “SMART”.
Waktu: 30 menit
Lembar Kerja 3.2: Mengembangkan Tujuan yang SMART
Bab 2 MERANGKUM TUJUAN PENGELOLAAN DALAM MODEL KONSEPTUAL
RENCANA PENGELOLAAN
2.1 Makna sebuah model konseptual rencana pengelolaan
Hingga saat ini, anda dan kelompok sudah menentukan 4 sumber daya sasaran prioritas yang akan dikelola dari Lembar Kerja 2.1, rumusan masalah dari Lembar Kerja 3.1 dan tujuan atau obyektif yang SMART dari Lembar Kerja 3.2. Rumusan masalah tersebut anda kembangkan dari 6 ancaman prioritas dari Lembar Kerja 2.3. Selain itu, anda dan kelompok juga sudah menentukan nilai-nilai standar yang akan dijadikan rujukan
keberhasilan pengelolaan dari Lembar Kerja 3.1. Sekarang waktunya bagi anda untuk menyatukan semua informasi tersebut dalam sebuah model konseptul rencana pengelolaan KKP pada Poster 3.1. Dari poster tersebut, anda, tim perencana dan para stakeholder dapat melihat dengan mudah substansi arah rencana pengelolaan, yaitu tujuan pengelolaan yang logis untuk sumber daya prioritas berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Tahap ini sangat penting karena akan memberikan informasi sudah sejauh mana anda dan tim perencana melakukan perencanaan pengelolaan.
Selanjutnya, silahkan anda merangkum tujuan pengelolaan dan memasukkannya ke dalam sebuah model konseptual dengan mengerjakan Latihan 3.3.
2.2 Membuat sebuah model konseptual rencana pengelolaan
Latihan 3.3: Membangun Model Konseptual Rencana Pengelolaan
Tujuan: Menjelaskan sumber perhatian dan ambang (kondisi sumber daya) di mana dampak tersebut tidak dapat diterima lagi.
Kegiatan:
(1) Gunakan Poster 3.1 Model Konseptual untuk Perencanaan Pengelolaan. (2) Dengan tim Anda, gunakan post-it dan kerjakan empat komponen dalam
model perencanaan :
a. Sumber daya sasaran b. Tujuan
c. Standar atau limit of acceptable change (LAC)
Waktu: 40 menit untuk latihan, 10 menit untuk presentasi dan tinjauan dari sesama peserta.
Bab 3 MENGIDENTIFIKASI KEKUATAN DAN KELEMAHAN KKP
3.1 Alasan penting melakukan analisis kekuatan dan kelemahan KKP
Strategi pengelolaan yang realistis penting sekali dikembangkan. Pada titik ini, kita telah membuat suatu rangkaian pengujian untuk memastikan bahwa tim perencana akan dapat membuat rencana pengelolaan yang realistis dan dapat diterapkan. Tahap ini merupakan kesempatan kepada tim perencana untuk meninjau atau mengkaji berbagai kekuatan dan
kelemahan KKP, pengaturannya, kemitraan serta mekanisme dukungan lembaga dalam menentukan strategi mana yang realistis berdasarkan kapasitas yang dimiliki KKP.
Kiat memilih strategi pengelolaan
Sebelum Anda melibatkan tim perencana dalam memilih strategi pengelolaan, tentukan dan buat kesepakatan PENUH mengenai bagaimana Anda akan mengevaluasi, membuat prioritas dan menganalisis usulan strategi tersebut. JANGAN menangguhkannya sampai setelah Anda memilih strategi Anda!
Sekali lagi analisis SWOT direkomendasikan, walaupun analisis ini bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan. SWOT akan menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Tujuan dan pertimbangan pengelolaan dari strategi pengelolaan yang mungkin ingin Anda usulkan juga terdapat dalam diagram SWOT. Anda juga dapat menggunakan analisis SWOT setelah memilih strategi pengelolaan, untuk mengevaluasi mereka terhadap kapasitas kawasan (sumber daya manusia, keuangan, keahlian, kemitraan, dukungan masyarakat, dll.) dalam melaksanakan strategi ini.
Semua strategi dan tujuan harus dianalisis sebagai satu kesatuan. Melalui SWOT, seharusnya Anda pun dapat mengidentifikasi suatu pola yang menunjukkan peluang keberhasilan dan kegagalan. Tahap ini merupakan saat yang tepat untuk berdiskusi dengan tim perencana mengenai strategi dan pendekatan pengelolaan yang paling sesuai untuk kawasan, serta strategi mana yang mungkin tidak dapat mencapai keberhasilan. Jangan membuang strategi-strategi tertentu karena di kemudian hari mungkin akan menjadi strategi yang lebih baik jika disertai dengan strategi tambahan.
Tim perencana akan membuat keputusan penting mengenai strategi yang akan dicantumkan dalam rencana pengelolaan. Bila suatu proses pengambilan keputusan belum sempat dibuat oleh tim perencana, maka sekarang merupakan saat yang baik untuk mendiskusikan pilihan-pilihan Anda.
3.2 Beberapa pertanyaan untuk menganalisis SWOT
Beberapa contoh pertanyaan yang diajukan dalam analisis SWOT:
Gunakan hasil-hasil SWOT untuk lebih memahami KKP Anda dan selesaikan enam pertanyaan di bawah tentang cara terbaik untuk mengembangkan suatu rencana yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan KKP Anda.
Hasil SWOT Anda . . .. . . dapat menolong Anda menjawab 6 pertanyaan perencanaan berikut ini:
Yang diidentifikasi dari kekuatan . . . (1) Perlukah Anda mempertahankan pekerjaan kita ke depan?
(2) Perlukah Anda membangun
(meningkatkan) atau memperkuat kawasan?
Yang diidentifikasi dari peluang . . . (3) Perlukah Anda menekankan atau mengoptimalkan ketika membangun rencana pengelolaan Anda?
I N T E R N A L Kekuatan
1) Aspek lingkungan mana yang Anda kelola dengan baik? 2) Apakah kekuatan staf Anda? 3) Apakah kekhususan dan
keunikan kawasan Anda?
4) Apa saja asset Anda (pendanaan, peralatan, orang, data)?
Kelemahan
1) Apakah sulit untuk melakukan zonasi di kawasan Anda? 2) Adakah kekurangan kapasitas
pengelolaan (keahlian) di kawasan Anda?
3) Apakah pendanaan Anda berkelanjutan?
4) Apa saja hal-hal rawan di dalam kawasan Anda?
Peluang
1) Apakah masyarakat mendukung KKP Anda?
2) Adakah peluang untuk bermitra dan bekerja sama?
3) Apakah baru-baru ini ada kejadian, pengembangan atau pengaruh yang mungkin
memberikan kontribusi terhadap upaya konservasi di kawasan Anda?
Ancaman
1) Apakah di kawasan Anda terdapat ancaman terhadap sumber daya alam?
2) Adakah ancaman terhadap mata pencaharian, atau kelangsungan hidup perekonomian pada masyarakat lokal?
3) Adakah peristiwa alam yang berdampak pada sumber daya alam di kawasan Anda?
Yang diidentifikasi dari kelemahan . (4) Akankah Anda mengatasinya sebelum melaksanakan rencana pengelolaan Anda yang baru?
(5) mengharuskan Anda memilih kegiatan pengelolaan tertentu?
Yang diidentifikasi dari ancaman (6) mengharuskan Anda mengambil strategi untuk mengatasi dampak dari ancaman tersebut?
3.3 Cara menganalisis kekuatan dan kelemahan kawasan dengan menggunakan
analisis SWOT
Setelah Anda mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan tantangan) maka Anda dapat menentukan strategi pengelolaan yang realistismengerjakan Latihan 4.1.
Latihan 4.1: Analisis SWOT dalam Rangka Merancang Strategi Pengelolaan yang Realistis
Tujuan: Membuat konsep strategi pengelolaan yang realistis dan dapat dilaksanakan berdasarkan kapasitas pengelolaan pada setiap KKP.
Kegiatan:
(1) Gunakan Lembar Kerja 4.1: Analisis SWOT untuk Mengembangkan Strategi Pengelolaan.
(2) Bekerja dengan tim melakukan Analisis SWOT untuk membangun strategi pengelolaan yang realistis berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal.
(3) Waktu: (40 menit)
Lembar Kerja 4.1: Analisis SWOT untuk Mengembangkan Strategi Pengelolaan
Bab 4 MENENTUKAN STRATEGI PENGELOLAAN YANG REALISTIS
4.1 Alasan memilih strategi pengelolaan kawasan konservasi perairan
Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan kawasan, peluang dan tantangan/hambatan yang dihadapi maka Anda dapat menyusun strategi-strategi untuk mencapai tujuan. Pada tahap proses perencanaan ini, tim perencana pengelolaan harus siap untuk menyusun berbagai strategi atau kegiatan yang akan dicantumkan dalam rencana pengelolaan. Seperti halnya dengan tahapan perencanaan lainnya, tidak semua
langkah yang tercakup dalam pelatihan ini diperlukan pada setiap proses perencanaan KKP, dan urutannya dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik kawasan atau kebutuhan tim perencana. Sebagai bagian dari pengembangan rencana pengelolaan yang efektif, sedapat mungkin Anda juga ingin memahami seluruh implikasi dan dampak dari setiap strategi yang diusulkan. Untuk memastikan tujuan itu, tahapan dalam proses perencanaan ini mencakup serangkaian pengujian:
1) menentukan apakah kegiatan yang diusulkan langsung atau tidak langsung akan menangani ancaman pada sumber daya sasaran;
2) menempatkan strategi pengelolaan ke dalam sebuah model untuk melihat apakah mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Analisis SWOT yang baru dilakukan merupakan salah satu pengujian. Namun demikian, dalam dua hari ke depan Anda akan meneruskan mengevaluasi strategi pengelolaan yang diusulkan. Ciri – ciri rencana pengelolaan yang baik:
1) Jelas: mudah dibaca, tidak ada istilah teknis (jargon), dan disajikan dengan baik 2) Ringkas dan komprehensif: tidak lebih panjang daripada yang betul-betul
diperlukan tetapi dengan informasi yang cukup untuk melengkapi fungsinya. 3) Akurat: tanpa kesalahan besar dan dengan penjelasan yang baik untuk semua
keputusan.
4) Logis: berdasarkan penilaian kawasan yang menyeluruh, termasuk alasan yang jelas untuk seluruh tujuan dan kegiatan (misalnya, berdasarkan informasi biologi dan sosial terbaik yang tersedia).
5) Dapat diterima: bagi semua yang memiliki minat dan keterkaitan emosional dengan kawasan.
6) Praktis: Dengan tujuan yang jelas dan metoda yang realistis untuk mencapainya, menghasilkan keluaran yang diinginkan dan dapat dipantau.
7) Fokus: Efektif sebagai alat pengelolaan kawasan, memenuhi kebutuhan para manajer dan memenuhi sisi hukum atau kewajiban lainnya.
Pengujian ini akan membantu tim perencana memilih strategi yang paling sesuai untuk mengatasi berbagai ancaman terhadap sumber daya sasaran sekaligus memastikan tidak ada konsekuensi di masa depan yang berpotensi untuk menghambat keberhasilan pelaksanaan rencana tersebut—dampak negatif bidang ekonomi atau sosial yang tidak disengaja terhadap masyarakat lokal, contohnya. Juga karena sebagian besar KKP memiliki sumber daya keuangan dan manusia yang terbatas, maka setiap strategi dalam rencana pengelolaan harus merupakan investasi yang baik bagi sumber daya yang terbatas tersebut dengan imbalan maksimum dan melindungi sumber daya sasaran. Seperti dengan semua tahap dalam perencanaan pengelolaan, tim perencana memainkan peranan yang penting. Pada titik ini, Anda juga mungkin ingin memilih tim penyusun, yang nantinya akan menulis rencana pengelolaan. Dua sampai tiga orang dari tim penyusun mungkin akan atau mungkin tidak akan menjadi bagian dari tim perencana. Jika mereka tidak menjadi bagian dari tim perencana, libatkan mereka dalam proses sebagai pengamat atau berkomunikasi dengan mereka secara teratur mengenai kemajuan dengan perencanaan pengelolaan.
4.2 Berbagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi pengelolaan
Bagi siapa pun yang belum pernah bekerja untuk rencana pengelolaan KKP atau yang sedang berupaya memperbaiki rencana pengelolaan yang ada, sebuah daftar pilihan strategi pengelolaan telah disediakan berdasarkan lima kategori strategi pengelolaan yang umum untuk dipertimbangkan. Kelima kategori pengelolaan tersebut adalah:
(1) Mempengaruhi perilaku: menerapkan pendidikan dan penyadartahuan untuk membantu pengguna memahami dampak dari perilaku mereka, serta bagaimana membuat pilihan untuk memodifikasi perilaku mereka dalam mengurangi dampak terhadap sumber daya sasaran.
(2) Memodifikasi perilaku: menerapkan sistem penjatahan (membatasi penggunaan suatu area), alokasi (mendistribusi penggunaan terbatas bagi kelompok yang bersaing) atau zonasi (penggunaan tertentu di area tertentu) untuk mengontrol di mana dan kapan suatu penggunaan tertentu terjadi.
(3) Mengendalikan perilaku: menerapkan berbagai peraturan dan larangan untuk mengendalikan perilaku tertentu yang tidak sesuai dengan perlindungan sumber daya sasaran.
(4) Mencegah perilaku: menerapkan penegakan hukum secara interpretif atau strategi penegakan hukum untuk menghalangi atau menanggapi perilaku yang tidak tepat dan mendorong pengguna untuk bertindak dengan cara yang bertanggung jawab, serta membuat larangan tegas yang melawan dan konsekuensi terhadap perilaku yang tidak diinginkan.
(5) Memahami dampak dari perilaku: menerapkan pengamatan atau pemantauan dan penelitian untuk memahami dampak dari kegiatan manusia menggunakan sumber daya sasaran.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, strategi rencana pengelolaan harus langsung menangani akar penyebab (dan perilaku manusia yang berkaitan) yang membuat ancaman terhadap sumber daya sasaran yang dilindungi oleh KKP Anda. Dengan demikian, kita biasanya mengambil strategi pengelolaan dalam enam kategori besar :
(1) Pengelolaan kawasan: Untuk mengarahkan, menyalurkan pemanfaatan dan menjaga kondisi lingkungan.
(2) Pertimbangan dan pengalokasian: Untuk mengatur intensitas kegiatan manusia dengan membatasi penggunaan ruang sekaligus mengalokasikan pemanfaatan sumber daya secara terbatas kepada kelompok-kelompok pemanfaat yang saling berkompetisi.
(3) Peraturan: Untuk mengendalikan pengunjung pada suatu area dengan menentukan kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada area tersebut. (4) Pencegahan dan penegakan: Untuk mengendalikan dan menghilangkan perilaku
pelanggaran dengan mendorong kelompok pengguna agar bertindak secara bertanggung jawab dengan membuat peraturan dan sanksi yang tegas atas perilaku yang tidak diinginkan.
(5) Pendidikan untuk pengguna: Untuk mempengaruhi perilaku pengguna sekaligus membangun rasa tanggung jawab dan kepemilikan.
(6) Gunakan berbagai pola dan dampak: Untuk memahami dampak saat ini dan mengantisipasi dampak yang akan dialami sumber daya sasaran akibat kegiatan manusia. Memahami pola-pola fenomena yang terjadi sebagai pengetahuan akan adanya perubahan dari waktu ke waktu serta keberhasilan (atau kegagalan) dari strategi pengelolaan.
Anda tidak perlu menganggap daftar kategori pengelolaan di atas ini sebagai daftar yang pasti. Daftar di bawah hanyalah jenis strategi pengelolaan yang paling umum digunakan di dalam KKP, sesungguhnya Anda bebas untuk menggunakan pemikiran Anda sendiri.
4.3 Cara mengembangkan strategi pengelolaan kawasan konservasi perairan
Setelah Anda menganalisis faktor kekuatan dan kelemahan kawasan serta peluang dan hambatannya, maka strategidapat disusun dan Anda dapat memilih strategi yang paling tepat untuk kawasan konservasi.
Latihan 4.2: Memilih Strategi Pengelolaan
Tujuan: Untuk memahami bahwa strategi pengelolaan memuat berbagai pendekatan untuk mengelola, mengontrol atau menghambat berbagai jenis perilaku manusia yang berbeda dan dampaknya pada sumber daya sasaran. Kegiatan:
(1) Gunakan Lembar Kerja 4.2: Memilih Strategi Pengelolaan dan Pegangan Peserta 4.2 Diagram Alur Keputusan.
(2) Bekerjalah dengan tim gunakan analisis SWOT Anda sebagai panduan, isilah lembar kerja. Lembar kerja ini akan memberikan beberapa petunjuk mengenai sejumlah kemungkinan, berdasarkan pada sejumlah pendekatan yang berbeda untuk mengatasi dampak dari perilaku manusia.
Waktu: 1 jam
Lembar Kerja 4.2: Memilih Strategi Pengelolaan Pegangan Peserta 4.1: Diagram Alur Keputusan
Bab 5 MEMPERBAIKI KESELARASAN DI ANTARA STRATEGI PENGELOLAAN DAN RENCANA ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
5.1 Alasan melakukan analisis keselarasan di antara strategi dan rencana zonasi KKP
Proses pengembangan rencana manajemen harus mempertimbangkan pembentukan zona untuk mengontrol penggunaan dan akses serta untuk mengatasi konflik. Beberapa KKP cukup sederhana dan hanya memiliki zona satu, sementara KKP lainnya ada yg mengikuti model cagar biosfer dalam zona konsentris. Berbagai zona dibuat untuk mengelola kegiatan seperti berperahu, penelitian, pariwisata dan akses umum. Dalam semua kasus, salah satu langkah pertama dalam proses zonasi adalah mengkaji pengaturan wewenang KKP untuk memastikan bahwa Anda memiliki wewenang untuk mengendalikan dan mengatur kegiatan yang dilakukan oleh manusia di dalam KKP.
Mengembangkan zona yang efektif dan dapat dipatuhi serta disepakati oleh semua kalangan adalah gabungan ilmu pengetahuan dan seni. Ilmu pengetahuan tentang zonasi dan peraturan berkaitan dengan lokasi dan luas zona serta dengan penggunaan bahasa yang tepat diperlukan untuk membantu tercapainya tujuan KKP. Zonasi dan peraturan harus, pertama dan terutama, didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang kondisi biologi, sosial, ekonomi dan budaya daerah tersebut. Langkah kedua dalam proses pengembangan peraturan dan zonasi bertujuan untuk mempelajari karakter lokasi. Bisa saja selama tahap karakterisasi lokasi, tim perencana sudah dapat membuat peta biologi, fisik, manusia, dan nilai-nilai KKP. Gunakanlah peta tersebut sebagai rujukan ketika menentukan lokasi dan luasan setiap zona peruntukan.
Seni dari pembuatan zonasi dan peraturan adalah proses bekerja bersama para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi zonasi dan peraturan yang saling menguntungkan dan dapat dilaksanakan. Proses pengembangan zonasi dan peraturan dapat sangat rumit karena mempertimbangkan masukan dan pendapat dari berbagai pemangku kepentingan. Masukan dari mereka harus dipertimbangkan sesuai dengan tujuan yang telah dikembangkan untuk area tersebut.
5.2 Cara melakukan analisis keselarasan di antara strategi pengelolaan dan rencana
zonasi KKP
LANGKAH 1: Meninjau peraturan mengenai kewenangan KKP untuk memastikan bahwa
KKP memiliki kewenangan dalam mengontrol dan mengatur kegiatan manusia di dalam KKP.
LANGKAH 2: Meninjau karakterisasi kawasan Anda untuk membangun pemahaman
umum dan yang telah disepakati oleh tim perencanaan pengelolaan mengenai lokasi dan pengaturan secara biologi, fisik, pemanfaatan oleh manusia dan nilai-nilai (ekonomi dan intrinsik) KKP.
LANGKAH 3: Meninjau tujuan akhir dan tujuan rencana pengelolaan yang telah
ditetapkan oleh tim perencanaan, karena Anda akan menggunakan zonasi dan peraturan sebagai alat pengelolaan untuk memenuhi tujuan akhir dan tujuan tertentu.
LANGKAH 4: Meninjau strategi pengelolaan prioritas yang baru diselesaikan oleh tim
perencanaan untuk menentukan kemungkinan terdapat kesenjangan dalam memenuhi tujuan pengelolaan.
LANGKAH 5: Dengan menggunakan peta Anda sebagai rujukan, tentukan bagaimana zonasi dan peraturan dapat digunakan untuk membantu mencapai tujuan pengelolaan.
Latihan 4.3: Memperbaiki Keselarasan di antara Strategi Pengelolaan dan Rencana Zonasi
Tujuan: memastikan bahwa rencana pengelolaan dan rencana zonasi saling melengkapi satu dengan lainnya, dan sehingga kedua rencana tersebut secara bersama merupakan rencana lengkap untuk mencapai tujuan pengelolaan KKP.
Petunjuk: Bersama kelompok, dengan mengacu pada rencana zonasi yang ada, isilah Lembar Kerja 4.3: Mengaitkan Rencana Pengelolaan dengan Rencana Zonasi.
Gunakan pemeriksaan (cek) pada sisi kiri lembar kerja apakah kedua rencana dapat selaras atau mempunyai tujuan yang sama. Jika tidak, lakukan peninjauan ulang dan ubahlah salah satu atau beberapa rencana sehingga kedua rencana tersebut menjadi selaras.
Waktu: 60 menit.
Lembar Kerja 4.3: Mengaitkan Rencana Pengelolaan dengan Rencana Zonasi
Bab 6 MENGEVALUASI USULAN STRATEGI PENGELOLAAN
6.1 Tujuan evaluasi terhadap usulan strategi pengelolaan
Tujuan dari mengevaluasi strategi pengelolaan adalah untuk menentukan apakah strategi yang diusulkan sudah sesuai untuk mengatasi dampak yang dialami oleh sumber daya sasaran. Dari evaluasi ini akan diketahui strategi mana saja yang akan dicantumkan dalam rencana pengelolalan dan strategi lain yang diperlukan. Tahap ini merupakan pengenalan menuju langkah selanjutnya yaitu, memprioritaskan strategi pengelolaan.
Karena Anda bekerja biasanya dengan sumber daya staf dan keuangan yang terbatas, Anda tidak dapat memilih segala kegiatan atau strategi yang tidak secara maksimum mengurangi tekanan pada sumber daya yang akan dilindungi. Dengan menggunakan serangkaian pertanyaan, Anda akan dapat menentukan apakah suatu kegiatan atau strategi yang diajukan akan bermanfaat bagi sumber daya sasaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gunakan model konseptual untuk menginformasikan keluaran dan hasil dari setiap strategi pengelolaan. Jika ditemukan bahwa sebagian besar jawaban tidak cukup kuat untuk mendukung kelayakan suatu strategi, lakukan penyesuaian yang tepat terhadap strategi pengelolaan tersebut.
6.2 Cara mengevaluasi usulan strategi pengelolaan
Untuk mengevaluasi apakah tepat satrategi pengelolaan yang dilakuka dapat mencapai tujuan yang diperlukan , diperlukan berbagai pertanyan seperti pada Lembar Kerja 4.4.
Latihan 4.4: Analisis Strategi Pengelolaan
Tujuan: Untuk memahami penerapan praktis (dan berbagai implikasinya) jika suatu strategi diterapkan pada tingkat kawasan.
Kegiatan:
(1) Gunakan Lembar Kerja 4.4: Evaluasi Strategi Pengelolaan.
(2) Bekerja dalam kelompok kecil dan gunakan lembar kerja Analisis Strategi Pengelolaan Anda untuk menentukan hasil dan keluaran, dll. dari kegiatan yang diusulkan.
Waktu: 45 menit
Lembar Kerja 4.4: Evaluasi Strategi Pengelolaan
Bab 7 MERANGKUM STRATEGI PENGELOLAAN DALAM MODEL KONSEPTUAL STRATEGI
PENGELOLAAN
7.1 Makna sebuah model konseptual strategi pengelolaan
Model konseptual adalah suatu diagram alur untuk rencana pengelolaan dengan tujuan, masukan, keluaran dan hasil tertentu, dan terhubung dengan kaitan sebab akibat. Diagram ini menyajikan gambaran visual mengenai hasil yang akan didapatkan dari program dan bagaimana cara mendapatkan hasil tersebut. Proses-proses perencanaan seperti ini disebut juga “model logis”.
Komponen-komponen dalam model konseptual rencana pengelolaan mencakup pengaruh luar KKP (eksternal) dan pengaruh dari dalam KKP (internal). Pengaruh eksternal di antaranya adalah:
(1) Hasil jangka panjang: Menjelaskan perubahan akhir yang diharapkan atau tujuan program terhadap isu-isu. Dapat berupa konsekuensi sosial, ekonomi, lingkungan atau individu.
(2) Hasil jangka menengah: Menjelaskan perubahan yang diharapkan dari lingkungan atau perilaku audiensi berdasarkan kelanjutan dari program atau sejumlah proyek. (3) Hasil jangka pendek: Menjelaskan perubahan segera yang diharapkan dari program atau proyek (misalnya, reaksi atau kemampuan dari audiensi, perubahan lingkungan).
Sedangkan pengaruh internal di antaranya adalah:
(1) Keluaran: Produk-produk fisik yang dihasilkan dari strategi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
(2) Strategi: Waktu yang Anda habiskan untuk mencapai hasil yang diinginkan, menghasilkan keluaran yang diperlukan atau mendapatkan sumber daya.
(3) Sumber daya: Waktu, uang, sumber daya manusia, ruang kantor, peralatan, ATK, persediaan, manajemen, dukungan mitra, dll. yang diperlukan untuk menyelesaikan program.
Beberapa manfaat dari pembuatan model konseptual ini di antaranya adalah: (1) Menunjukkan bagaimana seluruh komponen bersatu bersama.
(2) Membantu individu melihat bagaimana mereka berkontribusi terhadap misi KKP. (3) Membantu menghubungkan bagaimana sumber daya yang digunakan dengan
dampak dari penggunaannya.
(4) Membantu mengidentifikasi indikator yang sesuai atau keefektifan kinerja, dan (5) Menyediakan dasar untuk perencanaan, evaluasi dan keputusan pengelolaan.
Jebakan ketika menggunakan model konseptual di antaranya adalah:
(1) Pengelola menjadi terlalu khawatir dengan kata-kata yang digunakan.
(2) Pengelola melupakan kaitan-kaitan yang merangkai sebuah proses yang logis. (3) Proses penyusunan rencana dicampur-adukan dengan proses evaluasi.
(4) Proses pembuatan model konsep ini tidak sepenuhnya linear, karena bisa saja ada perbedaan skala cakupan kewenangan untuk setiap tingkat organisasi dan seterusnya.
(5) Proses penyusunan rencana dikacaukan oleh kegiatan lain yang tidak memberikan hasil apa-apa, dan akhirnya
(6) Proses perencanaan ini bukanlah obat mujarab atau satu-satunya solusi akhir.
7.2 Cara membuat model konseptual strategi pengelolaan
Berbagai unsur model konseptual strategi pengelolaan mencakup pengaruh internal dan eksternal, akan dijelaskan berikut ini.
Latihan 4.5: Menempatkan setiap bagian secara bersama ke dalam ”Model Strategi Pengelolaan”
Tujuan: Untuk menguji strategi pengelolaan yang diusulkan untuk menentukan apakah mereka memenuhi tujuan perlindungan dari setiap sumber daya.
Kegiatan:
(1) Gunakan Poster 4.1: Model Strategi Pengelolaan.
(2) Bekerja bersama kelompok untuk melihat apakah setiap strategi yang diusulkan akan mengatasi masalah yang telah dinyatakan (ancaman) dan memenuhi tujuan pengelolaan yang ditetapkan untuk setiap sumber daya sasaran.
(3) Bekerja dengan model dalam dua cara, dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri. Pada setiap tahapan seperti “jika ... maka…..” untuk melihat apakah model tersebut saling bergantung.
Waktu: (35 menit untuk mengisi model, 1 jam 15 menit untuk presentasi) Pegangan Peserta 4.1: Diagram Alur Keputusan
Pegangan Peserta 4.2: Contoh isi rencana pengelolaan yang efektif Poster 4.1: Model Strategi Pengelolaan
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A Sumber-Sumber Perpustakaan
Modul ini merupakan adaptasi dari materi pelatihan Management Planning yang disusun oleh NOAA, dalam rangka penyelenggaraan program pengembangan kapasitas bagi para penggiat konservasi di kawasan Bentang Laut Kepala Burung. Pelatihan tersebut diselenggarakan bersama Conservation International Indonesia, USAID-Coral Triangle Support Partnerships dan The Nature Conservancy di Manokwari pada tangal 18-27 Agustus 2010 dengan dukungan dari Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan - Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Penyusunan modul ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelatihan berbasis kompetensi.
Daftar Pustaka
Council of Nature Conservation Ministers. 1995. Summary Report of the Second Technical Workshop on Selection and Management of Marine and Estuarine Protected Areas, February 15-21 1985. Jervis Bay. Australian National Parks and Wildlife Service, Canberra, Australia.
Department of Environment and Natural Resources, Bureau of Fisheries and Aquatic Resources of the Department of Agriculture, and Department of the Interior and Local Government. 2001. Philippine coastal management guidebook no. 4: Involving communities in coastal management. Coastal Resource Management Project of the Department of Environment and Natural Resources, Cebu City, Philippines.
Department of Land and Natural Resources, Division of Aquatic Resources, State of Hawaii. 2007. Getting Involved in Caring for Hawaii’s Coastal Resources: A Community Guidebook. Honolulu, Hawaii, USA.
Francis, J., R. Johnstone, T. van't Hof, C. van Zwol, dan D. Sadacharan. 2003. Training for the sustainable management of marine protected areas. Coastal Zone Management Center, the Netherlands, and the Western Indian Ocean Marine Science Association. Glover, L.K., S.A. Earle (Eds). 2004. Defying Ocean's End: An Agenda for Action. Island Press. USA.
IUCN. 1980. World Conservation Strategy – Living Resource Conservation for Sustainable Development. IUCN, Gland, Switzerland.
Kelleher, G dan B. Lausche. 1988. Review of Legislation in Coral Reef Management Handbook, UNESCO.
Kelleher, G. 1999. Guidelines for Marine Protected Areas. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK.
Kenchington, R.A.dan T. Agardy. 1990. Achieving Marine Conservation through Biosphere Reserve Planning and Management. Environ. Cons. H(1): 39–44.
Salm, R.V. dan J.R. Clark. 1984. Marine and Coastal Protected Areas: A Guide for Planners and Managers. IUCN, Gland, Switzerland.
Sherman, K. dan T. Laughlin (Eds). 1992. The Large Marine Ecosystem (LME) Concept and its Application to Regional Marine Resource Management. IUCN, Gland and Cambridge, UK.
WWF dan IUCN. 1998. Creating a Sea Change – the WWF/IUCN Marine Policy. WWF/IUCN.
LMMA Guidebook
B Materi Pelatih
Materi yang disiapkan pelatih berupa materi presentasi slide, lembar kerja, pegangan peserta, dan poster yang diperlukan dalam proses pelatihan.
C Media Visual
Materi modul dalam bentuk tayangan film dengan menyebutkan judul, penerbit dan tahun penerbitan.
D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
1. Daftar Peralatan/Mesin a. White board
b. Peta Singkap (Flip Chart) c. Laptop
d. Proyektor Infocus
e. Sound system wireless dan mikrofon 2. Daftar Bahan
a. Modul pelatihan b. Buku-buku referensi
c. Bahan-bahan untuk dinamika kelompok d. Gambar-gambar kawasan konservasi perairan e. Kertas koran polos
f. Kertas manila (plano)
g. Kertas adhesive aneka warna h. Taplak meja
i. Kelengkapan peserta
Lembar Kerja 3.1: Merumuskan permasalahan (Di mana anda sekarang?)
Rumusan dari masalah-masalah yang akan ditangani dalam Rencana Pengelolaan
Sumber daya sasaran Dampak spesifik apa yang terkait dengan masalah?
Jelaskan akar penyebab dari dampak.
Indikator Apa yang dapat diukur untuk mengetahui tingkat dampak?
Tunjukkan dampak apa saja yang sedang dipantau
Standar
Apakah saat ini anda menggunakan indikator untuk mengevaluasi kondisi dari sumber daya sasaran? Bila YA, jelaskan.
Bila TIDAK, bagaimana Anda akan
menyelesaikannya?
Padang lamun di Teluk
Bai Long Substrat lamun dirusak oleh jangkar Padang lamun terganggu hilangnya habitat penting bagi kehidupan sumber daya laut
menurunnya kualitas kepuasan bagi para penyelam
Kapal-kapal para penyelam hanya berkumpul di Teluk Bai Long karena kurangnya lokasi penyelaman alternatif yang telah dieksplorasi Tidak ada alternatif selain membuang jangkar di Teluk Bai Long
Para operator penyelaman tidak benar-benar
memahami dampak
membuang jangkar terhadap padang lamun
Persentase tutupan lamun yang sehat pada 3 titik perwakilan dekat lokasi penyelaman yang populer di Teluk Bai Long
[Penurunan tingkat kesehatan padang lamun sampai 2% pada kawasan yang mewakili selama 5 tahun]
Ya, saat ini ada program pemantauan lamun di satu lokasi di Teluk Bai Long
Rumusan masalah:
Padang lamun di Teluk Bai Long merupakan habitat penting baik untuk kehidupan sumber daya laut maupun bagi para penyelam, saat ini sedang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan membuang jangkar kapal karena mereka tidak menyadari dampak pembuangan jangkar ke tengah lamun, tidak ada tempat alternatif untuk membuang jangkar dan kurangnya lokasi penyelaman alternatif.
Sumber daya sasaran Dampak spesifik apa yang terkait dengan masalah?
Jelaskan akar penyebab dari dampak.
Indikator Apa yang dapat diukur untuk mengetahui tingkat dampak?
Tunjukkan dampak apa saja yang sedang dipantau
Standar
Apakah saat ini anda menggunakan indikator untuk mengevaluasi kondisi dari sumber daya sasaran? Bila YA, jelaskan.
Bila TIDAK, bagaimana Anda akan
menyelesaikannya?
Lembar Kerja 3.2: Mengembangkan tujuan yang SMART
(Apa yang ingin Anda capai sebagai hasil dari implementasi rencana pengelolaan Anda?) No. Sumber daya sasaran (Berbagai)
Ancaman melakukan Hasil dari tindakan pengelolaan Di mana Kapan 1 Tujuan 1: 2 Tujuan 2: 3 . Tujuan 3: 4 Tujuan 4: 1. Apakah SPECIFIC/Spesifik? 2. Apakah MEASUREABLE/Terukur?
3. Apakah berorientasi pada ACHIEVEMENT/Pencapaian atau hasil? 4. Apakah REALISTIC/Realistis atau masuk akal/wajar?
5. Apakah dibatasi oleh TIME/Waktu?
Jika jawabnya YA untuk semua pertanyaan, maka anda telah membuat TUJUAN yang SMART!
Pegangan peserta 3.1: Tujuan yang SMART
(apa yang ingin dicapai sebagai hasil rencana pengelolaan anda)
Sebuah tujuan yang baik harus juga SMART: S – Specific (spesifik)
M – Measurable (terukur)
A – Achievement or Outcome Oriented (berorientasi pada pencapaian atau hasil) R – Realistic (realistis)
T – Time-limited (dibatasi waktu) Contoh tujuan yang SMART:
Tujuan akhir yang tidak efektif Tujuan akhir yang efektif
Menyelamatkan Teluk Bai Long Memulihkan kondisi kesehatan padang lamun di Teluk Bai Long
Tujuan yang tidak efektif Tujuan yang efektif
Meningkatkan kelimpahan ikan Meningkatkan hamparan lamun di lokasi pengambilan sampel di Teluk Bai Long sebanyak 5% dalam tiga tahun
Pendekatan sistematis untuk mengembangkan tujuan yang SMART:
Ancaman Strategi #1 Hasil yang ingin dicapai
dari strategi tersebut? Di mana? Kapan? Kegiatan membuang jangkar dari kapal-kapal penyelam Menciptaka n sistem tambat-apung Meningkatkan hamparan lamun sebanyak 5% Di lokasi pengambilan sampel Teluk Bai Long Dalam 3 tahun ke depan
Sekarang mari kita periksa apakah tujuan di atas sudah memenuhi kriteria SMART:
TUJUAN #1: Meningkatkan hamparan padang lamun di lokasi pengambilan sampel di Teluk Bai Long sebanyak 5% dalam tiga tahun
Apakah spesifik? Meningkatkan hamparan padang lamun di lokasi pengambilan sampel Teluk Bai Long sebanyak 5% dalam 3 tahun Apakah terukur? Meningkatkan hamparan padang lamun sebanyak 5% dalam 3 tahun Apakah berorientasi pada
pencapaian atau hasil? Meningkatnya hamparan padang lamun
Apakah realistis? Masyarakat tertarik, operator kapal penyelam kooperatif dan padang lamun dapat pulih pada waktu yang telah ditentukan Apakah dibatasi oleh waktu? Tiga tahun
Poster 3.1: Model Konsep Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kelompok: ...
Sumberdaya
Sasaran (Kondisi sumberdaya saat ini, LK 3.2 ) Rumusan Masalah (Apa yang akan dihasilkan dari penerapan Obyektif strategi, LK 3.1)
Standar
(Kondisi sumberdaya yang dapat diterima)
Apa yang akan kita ukur? (Indikator) 1 2 3 4
Lembar Kerja 4.1: Analisis SWOT – Panduan untuk mengembangkan strategi pengelolaan
I N T E R N A L
Kekuatan Kelemahan
Peluang Hambatan
I N T E R N A L Kekuatan
Aspek ekosistem mana yang Anda kelola dengan baik?
Apakah kekuatan staf Anda? Apakah kekhususan dan keunikan kawasan Anda?
Apa saja asset Anda (pendanaan, peralatan, orang, data)?
Kelemahan
Apakah sulit untuk melakukan zonasi di kawasan Anda?
Adakah kekurangan kapasitas pengelolaan (keahlian) di kawasan Anda?
Apakah pendanaan Anda berkelanjutan? Apa saja hal-hal rawan di dalam kawasan Anda?
Peluang
Apakah masyarakat mendukung KKL Anda?
Adakah peluang untuk bermitra dan bekerja sama?
Apakah baru-baru ini ada kejadian, pengembangan atau pengaruh yang mungkin memberikan kontribusi terhadap upaya konservasi di kawasan Anda?
Hambatan
Apakah di kawasan Anda terdapat ancaman terhadap ekosistem? Adakah ancaman terhadap mata pencaharian, atau kelangsungan hidup perekonomian pada masyarakat lokal? Adakah peristiwa alam yang berdampak pada sumber daya alam di kawasan Anda?
E K S T E R N A L
Gunakan hasil-hasil SWOT untuk lebih memahami KKP Anda dan selesaikan enam pertanyaan di bawah mengenai cara terbaik utnuk mengembangkan suatu rencana yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan kawasan Anda.
Hasil SWOT Anda dapat menolong Anda menjawab 6 pertanyaan perencanaan ini : Yang diidentifikasi dari
kekuatan . . . 1. Perlukah Anda mempertahankan pekerjaan kita ke depan? 2. Perlukah Anda membangun (meningkatkan) atau
memperkuat kawasan? Yang diidentifikasi dari
peluang . . . 3. Perlukah Anda menekankan atau mengoptimalkan ketika membangun rencana pengelolaan Anda? Yang diidentifikasi dari
kelemahan . . . 4. Akankah Anda mengatasinya sebelum melaksanakan rencana pengelolaan Anda yang baru?
5. Mengharuskan Anda memilih kegiatan pengelolaan tertentu?
Yang diidentifikasi dari
ancaman . . . 6. Mengharuskan Anda mengambil tindakan untuk mengatasi dampak dari ancaman tersebut?
Lembar Kerja 4.2: Memilih strategi untuk menangani perilaku manusia Kategori strategi untuk menangani perilaku manusia 1. Memahami berbagai dampak & alternatif 2. Mempengaruhi perilaku
3. Memodifikasi perilaku 4. Mengendalikan perilaku 5. Pilihan lain
Memenuhi tujuan?1
Sumber daya
sasaran Kegiatan manusia Penelitian Pemantauan Pendidikan Komunikasi Patuh dengan sukarela
Penegakan hukum interpretif
Praktek
teladan Peraturan Pembatasan Ruang Pembatasan Waktu Perijinan (dengan persyaratan)
Dilarang
seluruhnya Lain-lain Bagaimana strategi ini memenuhi tujuannya? CONTOH: Lamun Kegiatan membuang jangkar oleh kapal penyelam Menemukan lokasi penyelaman tambahan (baru) Untuk para operator kapal penyelam Semua kapal penyelam harus mendaftar Untuk mengontrol jumlah kapal
Tambat apung (1)kurangnya lokasi penyelaman [T] (2)kurangnya pendidikan [T] (3)jumlah kapal [T] (4)kerusakan akibat jangkar [T] 1 2
1 T: Tinggi; S: Sedang; R: Rendah
Kategori strategi untuk menangani perilaku manusia 1. Memahami berbagai dampak & alternatif 2. Mempengaruhi perilaku
3. Memodifikasi perilaku 4. Mengendalikan perilaku 5. Pilihan lain
Memenuhi tujuan?1
Sumber daya
sasaran Kegiatan manusia Penelitian Pemantauan Pendidikan Komunikasi Patuh dengan sukarela
Penegakan hukum interpretif
Praktek
teladan Peraturan Pembatasan Ruang Pembatasan Waktu Perijinan (dengan persyaratan)
Dilarang
seluruhnya Lain-lain Bagaimana strategi ini memenuhi tujuannya?
Pegangan Peserta 4.1: Diagram alir pengambilan keputusan untuk pengembangan strategi pengelolaan KKP
JIKA … kegiatan manusia mempengaruhi KKP dan anda menemukan bahwa …
Kelompok pengguna tidak memiliki infomasi yang cukup atau tidak mengerti tentang isu, dan mereka mempunyai dampak terhadap lingkungan
LALU PENGARUHI TINGKAH LAKU melalui pendidikan dan penjangkauan
Mereka memiliki informasi yang cukup dan mengerti tentang dampak yang telah mereka buat
mereka peduli dengan dampak yang ditimbulkan.
LALU MODIFIKASI TINGKAH LAKU Melalui Praktek Pengelolaan Bijak atau pemenuhan sukarela
Mereka memiliki informasi yang cukup dan mengerti tentang dampak yang telah mereka buat
tetapi mereka tidak peduli dengan dampak yang ditimbulkan ini.
LALU PENGARUHI TINGKAH LAKU dengan cara menyediakan bukti dampak dan keuntungan kepada mereka KONTROL TINGKAH LAKU melalui zonasi, peraturan, perizinan, dan penegakan hukum
Mereka memiliki informasi yang cukup tentang dampak
dan mereka peduli dengan dampak yang ditimbulkan ini,
tetapi mereka tidak memiliki pilihan lain yang mungkin yang dapat mengurangi dampak atau tidak merusak lingkungan
LALU KONTROL TINGKAH LAKU dengan menahan kegiatan tertentu pada zona tertentu
Mereka memiliki informasi yang cukup tentang dampak
dan mereka peduli tentang dampak ini,
dan mereka memiliki pilihan,
tetapi mereka tidak memiliki keahlian untuk mengadopsi alternatif dan mengubah tingkah laku
LALU TINGKATKAN KAPASITAS dengan melatih mereka mengenai keahlian yang dibutuhkan atau berikan pilihan yang layak Mereka memiliki informasi yang
cukup tentang dampak
dan mereka peduli tentang dampak ini,
dan mereka memiliki pilihan, keahlian, dan akses ke sumberdaya,
tetapi hukum, kebijakan, kekuatan ekonomi, atau penghalang lainnya mencegah mereka untuk
mempraktekkan kegiatan yang lebih ramah lingkungan atau mendukung konservasi
LALU BUAT KEBIJAKAN untuk menghubungkan kelompok ini dengan mitra atau tingkatkan kapasitas mereka untuk melobi pembuat kebijakan. Fasilitasi perubahan, dan advokasi penghilangan penghalang. Sediakan insentif.
PENGALIHAN Buat rekomendasi ke lembaga lain untuk mengatasi dampak.
Mereka memiliki informasi yang cukup tentang dampak
dan mereka peduli atau tidak peduli tentang dampak ini,
dan mereka memiliki pilihan, keahlian, dan akses ke sumberdaya,
Tetapi kegiatan tidak bisa
dimodifikasi dengan cara apapun agar sesuai dengan obyektif pengelolaan KKP
LALU HILANGKAN KEGIATAN dimanapun di KKP Anda dengan menggunakan peraturan atau melarang pemanfaatan tersebut.
Lembar Kerja 4.3: Mengaitkan rencana pengelolaan dengan rencana zonasi
RENCANA ZONASI RENCANA PENGELOLAAN EVALUASI
Nama Zona (tulis
semua zona)
Tujuan Zona Kegiatan yang Diijinkan Memerlukan Perijinan (dengan persyaratan) Kegiatan yang Dilarang Sumber Daya Sasaran yang Dilindungi pada Zona ini Tujuan Pengelolaan terhadap Sumber Daya Sasaran Kegiatan Manusia yang Mengancam Sumber Daya Sasaran ini Strategi Pengelolaan yang Diusulkan Rencana Zonasi menangani seluruh dampak pada sumber daya sasaran? Kedua Rencana saling melengkapi? Adakah kesenjangan dalam melindungi sumber saya sasaran? CONTOH: Zona pariwisata berdampak rendah Pemanfaatan yang komersial namun berkelanjutan
Berlayar Industri CONTOH:
Padang Lamun Meningkatkan hamparan lamun sampai 5% Membuang
jangkar Pendidikan Tambat apung Tidak mengatasi kegiatan membuang jangkar Ya, dengan lokasi penyelaman tambahan, tambat apung Tidak Menyelam YA Kapal bermotor kecuali kapal penyelam CONTOH: Terumbu karang Menurunkan tingkat kerusakan sampai 20% Membuang
jangkar Pendidikan Tambat apung
Kayak Menggunakan
pukat Dilarang
RENCANA ZONASI RENCANA PENGELOLAAN EVALUASI
Nama Zona (tulis
semua zona)
Tujuan Zona Kegiatan yang Diijinkan Memerlukan Perijinan (dengan persyaratan) Kegiatan yang Dilarang Sumber Daya Sasaran yang Dilindungi pada Zona ini Tujuan Pengelolaan terhadap Sumber Daya Sasaran Kegiatan Manusia yang Mengancam Sumber Daya Sasaran ini Strategi Pengelolaan yang Diusulkan Rencana Zonasi menangani seluruh dampak pada sumber daya sasaran? Kedua Rencana saling melengkapi? Adakah kesenjangan dalam melindungi sumber saya sasaran?
Lembar Kerja 4.4: Evaluasi strategi pengelolaan
Gunakan matriks di bawah ini untuk melakukan evaluasi subyektif terhadap strategi-strategi pengelolaan yang diusulkan untuk mengatasi dampak pada sumber daya sasaran Anda. Mungkin merupakan ide yang bagus jika anda menghapus strategi pengelolaan yang tidak memenuhi kriteria seperti yang dinyatakan dalam pertanyaan di bawah ini. Harap dicatat bahwa tujuan dari latihan berikutnya (dengan Lembar Kerja 5.2) adalah untuk membuat urutan prioritas dari usulan strategi pengelolaan yang terpilih.
Sumber Daya Sasaran1 :___________________________________________ Kegiatan yang Mengancam: ______________________________________________________________
No. PERTANYAAN Strategi #1 Strategi #2 Strategi #3
1 Strategi pengelolaan apa yang Anda usulkan untuk menangani isu ini?
2 Apakah strategi pengelolaan sudah cukup untuk menangani akar penyebab masalah?
Ya / Sebagian / Tidak Ya / Sebagian / Tidak Ya / Sebagian / Tidak
3 Apakah Anda memiliki kewenangan untuk melaksanakan strategi pengelolaan ini?
Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
4 Apakah strategi pengelolaan ini akan menangani perilaku pengguna secara langsung atau tidak langsung?
Langsung / Tidak Langsung Langsung / Tidak Langsung Langsung / Tidak Langsung
5 Apakah strategi pengelolaan akan memengaruhi kelompok pengguna dalam jumlah besar atau kecil?
Kecil / Besar Kecil / Besar Kecil / Besar
6 Apakah para pengguna yang akan terpengaruh terutama adalah mereka yang bertanggung jawab atas dampak tersebut?
Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
7 Apakah strategi pengelolaan memengaruhi kegiatan yang memiliki kepentingan kecil, sedang, atau besar bagi pengguna?
Kecil / Sedang / Besar Kecil / Sedang / Besar Kecil / Sedang / Besar
8 Apakah kelompok pengguna sepertinya melawan atau tidak terhadap strategi pengelolaan?
Sepertinya / Tidak Sepertinya / Tidak Sepertinya / Tidak
9 Mempertimbangkan biaya pada para manajer seperti pelaksanaan strategi pengelolaan dan administrasi, termasuk konstruksi fasilitas, operasional, dan pemeliharaan, beban kerja staf, komunikasi serta biaya penegakan hukum . Apakah biaya tersebut cukup layak/terjangkau?
Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
10 Apakah strategi pengelolaan akan efektif untuk memecahkan masalah tersebut? Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
11 Apakah strategi pengelolaan akan menghindarkan atau meminimalkan, atau menimbulkan masalah baru?
Poster 4.1: Analisis SWOT – Panduan untuk Mengembangkan Strategi Pengelolaan I N T E R N A L
Kekuatan Kelemahan
Pegangan Peserta 4.2: Contoh isi rencana pengelolaan yang efektif
1. HALAMAN JUDUL – Nama kawasan, nama pemimpin kelompok, tanggal, versi
2. RINGKASAN – Isu-isu dan keputusan penting, ringkasan tujuan, pendekatan dan
tindakan
3. DAFTAR ISI
4. PENDAHULUAN – Tentukan tujuan dan ruang lingkup rencana; menerangkan dasar
perundangan atau lainnya serta kewenangan untuk pengembangan rencana, ringkasan tata waktu dari pengembangan rencana
5. GAMBARAN KAWASAN
(a) Lokasi dan tata kelola: − Lokasi dan ukuran kawasan
− Kegunaan kawasan (mengapa kawasan tersebut dibuat) − Status hukum kawasan
− Siapa yang memiliki kewenangan hukum untuk mengelola kawasan
− Sistem pengelolaan yang ada saat ini (b) Pengaturan biofisik:
− Keistimewaan fisik kawasan (ciri-ciri iklim, geologi, geomorfologi, hidrologi dan tanah)
− Keistimewaan biologi kawasan (masyarakat, flora dan fauna termasuk keistimewaan sumber daya alam yang luar biasa) dan juga keistimewaan sejarah kawasan
(c) Pengaturan sosial ekonomi dan budaya:
− Keistimewaan budaya (masyarakat tradisional, praktik-praktik kebudayaan) − Keistimewaan sosial ekonomi (hunian, akses, pendapatan, kepemilikan, data
dasar lainnya dan kecenderungan di kalangan masyarakat lokal serta ketergantungan mereka pada kawasan yang dikelola)
− Kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang berkepentingan dengan kawasan
(d) Status konservasi:
− Berbagai penggunaan sumber daya di kawasan saat ini − Berbagai ancaman terhadap kawasan
− Berbagai hambatan terhadap pengelolaan yang efektif − Berbagai keberhasilan pengelolaan di kawasan
− Tantangan dalam pengelolaan saat ini
− Mengapa dibuat keputusan untuk melengkapi rencana pengelolaan ini
6. PENDEKATAN PENGELOLAAN
(1) Gambaran proses perencanaan pengelolaan yang dilakukan untuk mengembangkan dokumen ini
(2) Visi dan model konseptual (3) Analisis SWOT
(4) Tujuan akhir dan tujuan
(5) Berbagai kegiatan pengelolaan (6) Zonasi dan peraturan
7. BAGIAN PILIHAN
(1) Peran dan tanggung jawab para mitra (2) Rencana penindakan
(3) Anggaran KKP
(4) Rencana keuangan yang berkelanjutan
8. LAMPIRAN (Disarankan)
− Tata batas
− Peta-peta (lihat daftar di bawah) − Klasifikasi habitat
− Jenis tumbuhan (flora) − Jenis satwa (fauna)
− Keistimewaan khusus pada kawasan
− Bahasa hukum/peraturan-peraturan (yang sebenarnya) Peta 1 - Lokasi
Peta 2 – Kepemilikan tanah/air dan yurisdiksi Peta 3 – Topografi lahan dan bathymetri dasar laut Peta 4 - Geologi
Peta 5/6 – Komunitas tumbuhan dan satwa yang mendominasi Peta 7/8 –Keistimewaan budaya dan sosial ekonomi yang utama Peta 9 – Penggunaan secara komersial dan nonkomersial yang utama
Peta 10 – Konflik penggunaan terbesar dan sumber daya yang terancam punah Peta 11 - Zonasi