• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Sosial Dari Sudut Pandang Agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konflik Sosial Dari Sudut Pandang Agama"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Permasalahan antar kelompok telah menjadi perhatian dari berbagai pihak Permasalahan antar kelompok telah menjadi perhatian dari berbagai pihak di Indonesia. Pemerintah dan juga lembaga-lembaga tertentu yang berada di di Indonesia. Pemerintah dan juga lembaga-lembaga tertentu yang berada di Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam menjawab permasalah hubungan Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam menjawab permasalah hubungan antar kelompok di negeri Nusantara ini, yang pada dasarnya adalah wilayah yang antar kelompok di negeri Nusantara ini, yang pada dasarnya adalah wilayah yang terbungkus oleh lingkungan multikultural. Akan tetapi, dalam pandangan terbungkus oleh lingkungan multikultural. Akan tetapi, dalam pandangan masyarakat awam, langkah yang ditempuh oleh pihak-pihak yang harus masyarakat awam, langkah yang ditempuh oleh pihak-pihak yang harus  bertanggung jawab

 bertanggung jawab tersebut, tersebut, terkesan terkesan tidak tidak memberikan memberikan hasil. hasil. Hal Hal ini ini dinilai dinilai daridari fakta dan realita yang ada, terutama yang diketahui dari berbagai media massa, fakta dan realita yang ada, terutama yang diketahui dari berbagai media massa,  bahwa

 bahwa masalah masalah konflik konflik antar antar kelompok kelompok ini ini tidak tidak pernah pernah menemukan menemukan titik titik temutemu untuk menyatakan damai.

untuk menyatakan damai.

Salah satu masalah yang sangat sensitif, berhubungan dengan konflik antar Salah satu masalah yang sangat sensitif, berhubungan dengan konflik antar kelompok ini, adalah permasalahan agama. Karena dianggap sebagai suatu kelompok ini, adalah permasalahan agama. Karena dianggap sebagai suatu kepercayaan yang sakral dan suci, dan berlandaskan kepada keyakinan dan kepercayaan yang sakral dan suci, dan berlandaskan kepada keyakinan dan moralitas agama tersebut, banyak konflik yang terjadi di masyarakat. Bahkan moralitas agama tersebut, banyak konflik yang terjadi di masyarakat. Bahkan dalam beberapa kasus telah terjadi proses kriminalisasi terhadap dalam beberapa kasus telah terjadi proses kriminalisasi terhadap kelompok-kelompok minoritas oleh kelompok-kelompok dominan, dengan mempermasalahkan kelompok minoritas oleh kelompok dominan, dengan mempermasalahkan  penodaan suatu agama dan mengg

 penodaan suatu agama dan mengganggu ketertiban umum.anggu ketertiban umum.

Disusunnya makalah ini didasarkan dengan beberapa alasan dan tujuan Disusunnya makalah ini didasarkan dengan beberapa alasan dan tujuan yang kemudian akan dipaparkan dalam uraian latar belakang dan permasalahan. yang kemudian akan dipaparkan dalam uraian latar belakang dan permasalahan. Diharapkan dengan uraian berikut akan memberikan gambaran kepada pembaca Diharapkan dengan uraian berikut akan memberikan gambaran kepada pembaca tentang garis besar makalah ini, mengenai alasan dan tujuan yang diinginkan oleh tentang garis besar makalah ini, mengenai alasan dan tujuan yang diinginkan oleh  penyusun.

(2)

1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Di Indo

Di Indonesia―struktur masyarakatnya merupakan masyarakat majemuk,nesia―struktur masyarakatnya merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, kelompok, dan agama―muncul praktek  terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, kelompok, dan agama―muncul praktek - - praktek

 praktek eksklusi eksklusi sosial. sosial. Praktek Praktek eksklusi eksklusi berdasar berdasar agama agama ini ini menyebabkanmenyebabkan  pengabaian,

 pengabaian, pengasingan pengasingan dan dan pencabutan pencabutan hak hak atas atas orang orang atau atau sekelompok sekelompok orangorang disebabkan oleh pemahaman tentang agama. Praktek eksklusi ini sering menimpa disebabkan oleh pemahaman tentang agama. Praktek eksklusi ini sering menimpa kelompok minoritas yag memiliki aliran kepercayaan dan kelompok sekte kelompok minoritas yag memiliki aliran kepercayaan dan kelompok sekte keagamaan yang berbeda dari apa yang telah ditentukan oleh negara. Pihak yang keagamaan yang berbeda dari apa yang telah ditentukan oleh negara. Pihak yang mempunyai daya untuk melakukan praktek eksklusi sosial terhadap kaum mempunyai daya untuk melakukan praktek eksklusi sosial terhadap kaum minoritas ini adalah kaum dominan (kelompok agama yang berkuasa) demi minoritas ini adalah kaum dominan (kelompok agama yang berkuasa) demi memperoleh kekuatan dan perhatian dari penguasa. Pluralitas agama di Indonesia memperoleh kekuatan dan perhatian dari penguasa. Pluralitas agama di Indonesia ini di satu sisi menjadi kekayaan bangsa namun di sisi lain juga menjadi ancaman ini di satu sisi menjadi kekayaan bangsa namun di sisi lain juga menjadi ancaman yang berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial di yang berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial di masyarakat, bahkan disintegrasi nasional.

masyarakat, bahkan disintegrasi nasional.

1.2.

1.2. PermasalaPermasalahanhan

Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.

disintegrasi dalam masyarakat.

Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh  pertikaian karena

 pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kekaum minoritas (kelompoklompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh  perempuan sebagai objek yang

(3)

Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.

sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.

Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui  bahwa

 bahwa dalam dalam UUD UUD 1945, 1945, pasal pasal 29 29 Ayat Ayat 2,2, sudah  sudah jelas jelas dinyatakan dinyatakan bahwa bahwa setiapsetiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.

mendapat perlindungan dari negara.

 Pada

 Pada awal awal era era Reformasi, Reformasi, lahir lahir kebijakan kebijakan nasional nasional yang yang menjaminmenjamin kebebasan beragama di Indonesia.

kebebasan beragama di Indonesia. Namun Namun secara secara perlahan perlahan politik politik hukumhukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi

dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.di Indonesia.

Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis. menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis.

1.

1. Apa faktorApa faktor –  –  faktor pemicu terjadinya konflik sosial antar kelompok dalam faktor pemicu terjadinya konflik sosial antar kelompok dalam konteks agama ?

konteks agama ? 2.

(4)

1.3. Kerangka Konseptual 1.3. Kerangka Konseptual

Dalam melihat hubungan antar agama ini, terdapat dua kerangka analisis Dalam melihat hubungan antar agama ini, terdapat dua kerangka analisis yang dipakai oleh sosiolog, yaitu Struktural Fungsional dan Teori

yang dipakai oleh sosiolog, yaitu Struktural Fungsional dan Teori Konflik.Konflik.

 Struktural FungsionalStruktural Fungsional

Pendekatan ini menitikberatkan pada fungsi agama dalam struktur yang saling Pendekatan ini menitikberatkan pada fungsi agama dalam struktur yang saling kait mengait di masyarakat. Teori ini merujuk kepada pendapat Durkheim, yaitu kait mengait di masyarakat. Teori ini merujuk kepada pendapat Durkheim, yaitu terdapat tiga fungsi utama agama :

terdapat tiga fungsi utama agama :

 Sebagai perekat sosialSebagai perekat sosial

 Sebagai kontrol sosialSebagai kontrol sosial

 Sebagai pemberi makna dan tujuan.Sebagai pemberi makna dan tujuan.

 Teori KonflikTeori Konflik

Analisis ini menggarisbawahi peran agama dalam menciptakan Analisis ini menggarisbawahi peran agama dalam menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Marx berpendapat bahwa agama hanya alat ketidaksetaraan dalam masyarakat. Marx berpendapat bahwa agama hanya alat untuk menanamkan kesadaran palsu (

untuk menanamkan kesadaran palsu ( false  false consciousnessconsciousness) agar supaya orang-) agar supaya orang-orang dapat menerima permasalahan sosial di dunia ini dan berharap terus pada orang dapat menerima permasalahan sosial di dunia ini dan berharap terus pada datangnya dunia yang lebih baik.

datangnya dunia yang lebih baik.

Agama juga dipandang sebagai alat bagi kaum elite politik untuk Agama juga dipandang sebagai alat bagi kaum elite politik untuk mempertahankan kekuasaannya (agama, kekuasaan, dan politik memiliki mempertahankan kekuasaannya (agama, kekuasaan, dan politik memiliki hubungan yang erat). Karena perebutan kekuasaan dalam suatu negara akan terus hubungan yang erat). Karena perebutan kekuasaan dalam suatu negara akan terus  berlangsung,

 berlangsung, agama-agama agama-agama berlomba berlomba untuk untuk semakin semakin mendekatkan mendekatkan diri diri dengandengan sumber-sumber kekuasaan dari masa ke masa.

(5)

Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis akan menganalisa masalah relasi Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis akan menganalisa masalah relasi (hubungan) antar agama dari sudut pandang teori konflik. Teori ini membantu (hubungan) antar agama dari sudut pandang teori konflik. Teori ini membantu menjelaskan penyebab dari pola-pola relasi yang konfliktual antar kelompok menjelaskan penyebab dari pola-pola relasi yang konfliktual antar kelompok agama.

agama.

Pendekatan ini juga dapat menjelaskan dua fenomena yang bersifat Pendekatan ini juga dapat menjelaskan dua fenomena yang bersifat  paradoks,

 paradoks, yaitu yaitu agama agama yang yang di di satu satu sisi sisi merupakan merupakan perekat perekat sosial sosial namun namun di di sisisisi lain merupakan penyebab utama terjadinya disintegrasi.

(6)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Konflik Sosial 2.1. Sumber Konflik Sosial

Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam s

Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab.ebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang konflik antara manusia. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sumber konflik itu dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional.

tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional.

Pada umumnya penyebab munculnya konflik soial kepentingan sebagai Pada umumnya penyebab munculnya konflik soial kepentingan sebagai  berikut :

 berikut :

 Perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuanPerbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan 

 Langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang,Langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang,  popularitas dan posisi

(7)

 Persaingan, ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketikaPersaingan, ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu  penghargaan

 penghargaan serta serta hak-hak hak-hak istimewa istimewa muncul, muncul, konflik konflik kepentingan kepentingan akanakan muncul (Johnson & Johnson, 1991).

muncul (Johnson & Johnson, 1991).

Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena  perbendaan

 perbendaan pendapat, pendapat, salah salah paham, paham, ada ada pihak pihak yang yang dirugikan, dirugikan, dan dan perasaanperasaan sensitif.

sensitif.

1.

1. Perbedaan PendapatPerbedaan Pendapat

Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang maumengakui masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang maumengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.

dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya. 2.

2. Salah PahamSalah Paham

Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.

diterima sebaliknya oleh individu yang lain. 3.

3. Ada pihak yang dirugikanAda pihak yang dirugikan

Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.

membenci. 4.

4. Perasaan sensitifPerasaan sensitif

Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan.

lain dianggap merugikan.

Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik disebabkan antara lain oleh perebutan sumber daya, pembalasan dendam, atribusi disebabkan antara lain oleh perebutan sumber daya, pembalasan dendam, atribusi dan kesalahan dalam berkomunikasi.

(8)

Sedangkan Soetopo (2001) juga mengemukakan beberapa faktor yang Sedangkan Soetopo (2001) juga mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya konflik, antara lain :

dapat mempengaruhi timbulnya konflik, antara lain :

 Ciri umum dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflikCiri umum dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik 

 Hubungan pihak-pihak yang mengalami konflik sebelum terjadi konflikHubungan pihak-pihak yang mengalami konflik sebelum terjadi konflik 

 Sifat masalah yang menimbulkan konflikSifat masalah yang menimbulkan konflik 

 Lingkungan sosial tempat konflik terjadiLingkungan sosial tempat konflik terjadi 

 Kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam konflikKepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik 

 Strategi yang biasa digunakan pihak-pihak yang mengalami konflikStrategi yang biasa digunakan pihak-pihak yang mengalami konflik 

 Konsekuensi konflik terhadap pihak yang mengalami konflik dan terhadapKonsekuensi konflik terhadap pihak yang mengalami konflik dan terhadap  pihak lain.

 pihak lain. 

 Tingkat kematangan pihak-pihak yang berkonflik.Tingkat kematangan pihak-pihak yang berkonflik.

Robbins, Walton & Dutton dalam Wexley & Yukl, 1988 ada enam Robbins, Walton & Dutton dalam Wexley & Yukl, 1988 ada enam kategori penting dari kondisi - kondisi pemula ( antecedent conditions ) yang kategori penting dari kondisi - kondisi pemula ( antecedent conditions ) yang menjadi penyebab konflik, yaitu :

menjadi penyebab konflik, yaitu :

 Persaingan terhadap sumber-sumber ( Competition for resources )Persaingan terhadap sumber-sumber ( Competition for resources ) 

 Ketergantungan pekerjaan ( Task interdependence )Ketergantungan pekerjaan ( Task interdependence ) 

 Kekaburan bidang tugas ( Jurisdictional ambiguity )Kekaburan bidang tugas ( Jurisdictional ambiguity ) 

 Problem status ( Status problem )Problem status ( Status problem ) 

 Rintangan komunikasi ( Communication barriers )Rintangan komunikasi ( Communication barriers ) 

 Sifat-sifat individu ( Individual traits )Sifat-sifat individu ( Individual traits )

Schmuck ( dalam Soetopo dan Supriyanto, 1999 ) mengemukakan bahwa Schmuck ( dalam Soetopo dan Supriyanto, 1999 ) mengemukakan bahwa kategori sumber-sumber konflik ada empat, yaitu :

kategori sumber-sumber konflik ada empat, yaitu :

 Adanya perbedaan fungsi dalam organisasiAdanya perbedaan fungsi dalam organisasi 

 Adanya pertentangan kekuatan antar orang dan subsistemAdanya pertentangan kekuatan antar orang dan subsistem 

 Adanya perbedaan perananAdanya perbedaan peranan 

(9)

Sedangkan, Handoko (1998) menyatakan bahwa sumber-sumber konflik Sedangkan, Handoko (1998) menyatakan bahwa sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut :

adalah sebagai berikut :

 Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasaKomunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.

serta gaya individu manajer yang tidak konsisten. 

 Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

mencapai tujuan mereka. 

 Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawanPribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

dalam nilai-nilai atau persepsi.

Berbeda pula dengan pendapat Mangkunegara (2001) bahwa penyebab Berbeda pula dengan pendapat Mangkunegara (2001) bahwa penyebab konflik dalam organisasi adalah :

konflik dalam organisasi adalah :

 Koordinasi kerja yang tidak dilakukanKoordinasi kerja yang tidak dilakukan 

 Ketergantungan dalam pelaksanaan tugasKetergantungan dalam pelaksanaan tugas 

 Tugas yang tidak jelas ( tidak ada diskripsi jTugas yang tidak jelas ( tidak ada diskripsi jabatan )abatan ) 

 Perbedaan dalam orientasi kerjaPerbedaan dalam orientasi kerja 

 Perbedaan dalam memahami tujuan organisasiPerbedaan dalam memahami tujuan organisasi 

 Perbedaan persepsiPerbedaan persepsi 

 Sistem kompetensi intensif ( reward ), danSistem kompetensi intensif ( reward ), dan 

(10)

Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber konflik sebagaimana Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber konflik sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat  berasal

 berasal dari dari dalam dalam dan dan luar luar diri diri individu. individu. Dari Dari dalam dalam diri diri individu individu misalnyamisalnya adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang terlalu sensitif

adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang terlalu sensitif..

Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari lingkungan, Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari lingkungan,  persaingan, serta langkanya sumber daya yang

 persaingan, serta langkanya sumber daya yang ada.ada.

2.2.

2.2. Faktor Penyebab KonflikFaktor Penyebab Konflik

1.

1. Perbedaan individuPerbedaan individu

Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan  pemukiman, tentu

 pemukiman, tentu perasaan perasaan setiap setiap warganya akan warganya akan berbedabeda. Ada berbedabeda. Ada yang merasayang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

2.

2. Perbedaan latar belakang kebudayaanPerbedaan latar belakang kebudayaan

Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi- pribadi

 pribadi yang yang berbeda. berbeda. Seseorang Seseorang sedikit sedikit banyak banyak akan akan terpengaruh terpengaruh dengan dengan pola- pola- pola

 pola pemikiran pemikiran dan dan pendirian pendirian kelompoknya. kelompoknya. Pemikiran Pemikiran dan dan pendirian pendirian yangyang  berbeda

 berbeda itu itu pada pada akhirnya akhirnya akan akan menghasilkan menghasilkan perbedaan perbedaan individu individu yang yang dapatdapat memicu konflik.

(11)

3.

3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompokPerbedaan kepentingan antara individu atau kelompok

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaanyang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, kebudayaanyang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda- beda.

 beda. Sebagai Sebagai contoh, contoh, misalnya misalnya perbedaan perbedaan kepentingan kepentingan dalam dalam hal hal pemanfaatanpemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang  bagi

 bagi mereka mereka untuk untuk membuat membuat kebun kebun atau atau ladang. ladang. Bagi Bagi para para pengusaha pengusaha kayu,kayu,  pohon-pohon ditebang

 pohon-pohon ditebang dan dan kemudian kemudian kayunya kayunya diekspor diekspor guna guna mendapatkan mendapatkan uanguang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan  budaya.

 budaya. Begitu Begitu pula pula dapat dapat terjadi terjadi antar antar kelompok kelompok atau atau antara antara kelompok kelompok dengandengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para

karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upahburuh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

4.

4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika  perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan terse

 perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapatbut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak  pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

(12)

 Nilai-nilai

 Nilai-nilai yang yang berubah berubah itu itu seperti seperti nilai nilai kegotong kegotong royongan royongan bergantiberganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis  pekerjaannya. Hubungan

 pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser kekerabatan bergeser menjadi hubungan menjadi hubungan struktural struktural yangyang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat,  bahkan

 bahkan akan akan terjadi terjadi upaya upaya penolakan penolakan terhadap terhadap semua semua bentuk bentuk perubahan perubahan karenakarena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

2.3.

2.3. Bentuk Konflik SosialBentuk Konflik Sosial

Sasse (1981) mengajukan istilah yang bersinonim maknanya dengan nama Sasse (1981) mengajukan istilah yang bersinonim maknanya dengan nama conflict style, yaitu cara orang bersikap ketika menghadapi pertentangan. Conflict conflict style, yaitu cara orang bersikap ketika menghadapi pertentangan. Conflict style ini memiliki kaitan dengan kepribadian. Maka orang yang berbeda akan style ini memiliki kaitan dengan kepribadian. Maka orang yang berbeda akan menggunakan conflict style yang berbeda pada saat mengalami konflik dengan menggunakan conflict style yang berbeda pada saat mengalami konflik dengan orang lain. Sedangkan Rubin (dalam Farida, 1996) menyatakan bahwa konflik orang lain. Sedangkan Rubin (dalam Farida, 1996) menyatakan bahwa konflik timbul dalam berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri seseorang individu, timbul dalam berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri seseorang individu, antar individu, kelompok, organisasi maupun antar negara. Ada banyak antar individu, kelompok, organisasi maupun antar negara. Ada banyak kemungkinan menghadapi konflik yang dikenal dengan istilah manajemen kemungkinan menghadapi konflik yang dikenal dengan istilah manajemen konflik. Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya, konflik. Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya,  bentuknya,

 bentuknya, dan dan jenisnya. jenisnya. Soetopo Soetopo (1999) (1999) mengklasifikasikan mengklasifikasikan jenis jenis konflik,konflik, dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:

dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:

1.

1. Konflik TujuanKonflik Tujuan

Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.

(13)

2.

2. Konflik PerananKonflik Peranan

Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.

dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.

3.

3. Konflik NilaiKonflik Nilai

Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.

individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.

4.

4. Konflik KebijakanKonflik Kebijakan

Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya.

dan kebijakan lainnya.

2.4. Solusi Pemecahan Konflik Sosial 2.4. Solusi Pemecahan Konflik Sosial

Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai

kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak 

kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak -pihak yang berkonflik kemudian saling-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk- bentuk akomodasi :

 bentuk akomodasi :

1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu 1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.

(14)

2.

2. Abitrasi, yaitu suAbitrasi, yaitu suatu perselisihan yang atu perselisihan yang langsung dlangsung dihentikan oleh pihentikan oleh pihakihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah  pihak. Kejadian seperti ini terlihat se

 pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja tiap hari dan berulangkali di mana saja dalamdalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.

maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.

3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak 3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan  perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.

 perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.

4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak 4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap  penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Kestabilan N Tenaga Kerja.  penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Kestabilan N Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.

libur, dan lain-lain.

5. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan 5. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.

Uni Soviet pada masa Perang dingin.

6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di 6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di  pengadilan.

 pengadilan.

Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik sosial adalah : Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik sosial adalah :

1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di 1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.

(15)

2. Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai 2. Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah  barang

 barang tentu tentu cara cara ini ini bukan bukan suatu suatu cara cara pemecahan pemecahan yang yang memuaskan memuaskan bagi bagi pihak- pihak- pihak yang terlibat.

 pihak yang terlibat.

3. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting 3. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.

untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4. Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima 4. Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.

kelompok mayoritas.

5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang 5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.

terlibat di dalam konflik.

6. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan 6. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

(16)

BAB III BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN 3.1. Materi Penelitian 3.1. Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya  berlaku bagi tempat , waktu, dan kon

 berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi penelitian.disi penelitian.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari dengan membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari  pemberitaan

 pemberitaan media media elektronik elektronik selain selain itu itu penulis penulis juga juga mendapatkan mendapatkan informasi informasi iniini melalui internet.

melalui internet.

3.2. Teknik Pengumpulan Data 3.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah : Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah : 1) Metode Angket atau Kuesioner

1) Metode Angket atau Kuesioner

Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang Ia ketahui. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa Angket adalah suatu cara Ia ketahui. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa Angket adalah suatu cara  pengumpulan

 pengumpulan informasi informasi dengan dengan penyampaian penyampaian suatu suatu daftar daftar tentang tentang hal-hal hal-hal yangyang diteliti.

diteliti.

2) Metode Observasi 2) Metode Observasi

Yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. Atau Yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. Atau observasi juga disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusatperhatian terhadap observasi juga disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusatperhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra.

(17)

3.3. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data 3.3. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data

Data dan informasi yang telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa Data dan informasi yang telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa data sebagai berikut:

metode analisa data sebagai berikut:

1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap 1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.

data yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.

2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka 2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang relavan untuk menarik menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang relavan untuk menarik kesimpulan.

(18)

BAB IV BAB IV

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Tentang Konflik Sosial

4.1. Pembahasan Tentang Konflik Sosial dari Sudut Pandang Agamadari Sudut Pandang Agama

Berdasarkan teori konflik Marx, yang mana dikatakan bahwa di dalam Berdasarkan teori konflik Marx, yang mana dikatakan bahwa di dalam suatu masyarakat dapat dijumpai hal yang dianggap baik oleh suatu golongan atau suatu masyarakat dapat dijumpai hal yang dianggap baik oleh suatu golongan atau kelompok, tetapi bersifat relatif,

kelompok, tetapi bersifat relatif, yang berarti kebaikan itu belum tentu baik pula diyang berarti kebaikan itu belum tentu baik pula di mata masyarakat lain (golongan atau kelompok lain). Manusia cenderung untuk mata masyarakat lain (golongan atau kelompok lain). Manusia cenderung untuk  berusaha

 berusaha mendapatkan mendapatkan hal-hal hal-hal yang yang dianggap dianggap baik baik (menurut (menurut hemat hemat merekamereka sendiri) tadi. Karena itulah bisa menimbulkan persaingan antara individu satu sendiri) tadi. Karena itulah bisa menimbulkan persaingan antara individu satu dengan individu yang lain atau kelompok yang satu dengan kelompok lain, yang dengan individu yang lain atau kelompok yang satu dengan kelompok lain, yang mencakup suatu proses untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, atau mencakup suatu proses untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, atau kedudukan. Dan biasanya suatu yang dianggap baik ini adalah sesuatu yang kedudukan. Dan biasanya suatu yang dianggap baik ini adalah sesuatu yang menyangkut kepentingan kelompok yang berkuasa (atau bisa dikatakan kelompok menyangkut kepentingan kelompok yang berkuasa (atau bisa dikatakan kelompok yang dominan). Marx menganggap bahwa proses pertikaian ini adalah proses yang dominan). Marx menganggap bahwa proses pertikaian ini adalah proses  pertentangan kelas.

 pertentangan kelas.

Agama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya disintegrasi. Marx Agama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya disintegrasi. Marx mengatakan bahwa analisis konflik menggarisbawahi peran agama dalam mengatakan bahwa analisis konflik menggarisbawahi peran agama dalam menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Namun, sesuai dengan ketentuan menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Namun, sesuai dengan ketentuan hak asasi, agama adalah sebuah kebebasan bagi pemeluknya untuk menentukan hak asasi, agama adalah sebuah kebebasan bagi pemeluknya untuk menentukan keyakinan dan kepercayaannya. Berbicara mengenai HAM, berarti membicarakan keyakinan dan kepercayaannya. Berbicara mengenai HAM, berarti membicarakan hal yang terkait dengan kebutuhan biologis (sandang, papan, pangan) dan juga hal yang terkait dengan kebutuhan biologis (sandang, papan, pangan) dan juga terpenuhinya kebutuhan mental spiritual (rohani), yaitu kepercayaan atau agama. terpenuhinya kebutuhan mental spiritual (rohani), yaitu kepercayaan atau agama.

Agama terkait dengan keyakinan, yang mana keyakinan ini sangat Agama terkait dengan keyakinan, yang mana keyakinan ini sangat dijunjung tinggi dan dijaga oleh penganutnya. Seseorang dijadikan pemeluk dijunjung tinggi dan dijaga oleh penganutnya. Seseorang dijadikan pemeluk agama yang sama dengan orang tuanya sejak lahir.

(19)

Sosialisasi terhadap agama mencakup nilai-nilai, aturan, tata cara, Sosialisasi terhadap agama mencakup nilai-nilai, aturan, tata cara, upacara/ritual dan sebagainya yang harus dituruti. Dalam kelompok agama upacara/ritual dan sebagainya yang harus dituruti. Dalam kelompok agama tersebut, kesucian agama dipegang oleh suatu kekuasaan otoritas yang dimiliki tersebut, kesucian agama dipegang oleh suatu kekuasaan otoritas yang dimiliki oleh pemuka-pemuka agama (ulama atau paus), yang terkadang perkataan (fatwa) oleh pemuka-pemuka agama (ulama atau paus), yang terkadang perkataan (fatwa) dari para pemuka agama ini tidak terbantahkan dan diikuti oleh semua dari para pemuka agama ini tidak terbantahkan dan diikuti oleh semua  penganutnya. Selain itu adanya perkawinan anta

 penganutnya. Selain itu adanya perkawinan antara agama dengan nera agama dengan negara sehinggagara sehingga agama memiliki kekuasaan yang besar (contohnya pada negara-negara yang agama memiliki kekuasaan yang besar (contohnya pada negara-negara yang memiliki agama mayoritas, seperti Indonesia. Atau daerah yang memiliki agama memiliki agama mayoritas, seperti Indonesia. Atau daerah yang memiliki agama mayoritas, seperti Islam di Aceh, atau Kristen di Papua).

mayoritas, seperti Islam di Aceh, atau Kristen di Papua).

Penanaman tentang agama ini dimulai sejak lahir dan anak-anak, melalui Penanaman tentang agama ini dimulai sejak lahir dan anak-anak, melalui  jalur sistem pendidikan nasional. Norma dan aturan agama tersebut sudah

 jalur sistem pendidikan nasional. Norma dan aturan agama tersebut sudah menjadimenjadi hal yang lumrah dalam pola pikr masyarakat umumnya. Hal inilah kemudian yang hal yang lumrah dalam pola pikr masyarakat umumnya. Hal inilah kemudian yang dapat memicu konflik apabila sedikit saja ada gerakan yang menentang arus dari dapat memicu konflik apabila sedikit saja ada gerakan yang menentang arus dari norma dan aturan-aturan tersebut.

norma dan aturan-aturan tersebut.

Konflik ini kemudian mengarah kepada tindakan kekerasan kepada Konflik ini kemudian mengarah kepada tindakan kekerasan kepada kelompok-kelompok tertentu yang dianggap menyimpang atau melanggar norma kelompok-kelompok tertentu yang dianggap menyimpang atau melanggar norma agama yang telah berlaku di suatu masyarakat. Hal itu bisa kita lihat contoh pada agama yang telah berlaku di suatu masyarakat. Hal itu bisa kita lihat contoh pada kasus pengusiran warga terhadap tokoh aliran Salafi di Lombok Barat, pada kasus pengusiran warga terhadap tokoh aliran Salafi di Lombok Barat, pada tanggal 12 Mei 2008, disebabkan perbedaan pandangan atau pr

tanggal 12 Mei 2008, disebabkan perbedaan pandangan atau praktik keagamaan.aktik keagamaan.

Pengaruh dominasi juga menjadi penting dalam masalah ini. Terkadang di Pengaruh dominasi juga menjadi penting dalam masalah ini. Terkadang di suatu daerah yang bermayoritas memeluk agama tertentu akan menekan kelompok suatu daerah yang bermayoritas memeluk agama tertentu akan menekan kelompok minoritas yang memeluk agama lain. Ketentuan perundang-undangan dan aturan minoritas yang memeluk agama lain. Ketentuan perundang-undangan dan aturan serta norma dilandaskan pada ketentuan dan norma agama yang dominan di serta norma dilandaskan pada ketentuan dan norma agama yang dominan di daerah itu. Contohnya di Aceh yang menerapkan hukum Islam. Kemudian, daerah itu. Contohnya di Aceh yang menerapkan hukum Islam. Kemudian, tekanan terhadap kaum minoritas ini juga mengungkung kebebasan mereka untuk tekanan terhadap kaum minoritas ini juga mengungkung kebebasan mereka untuk menjalankan ibadah.

(20)

Kelompok yang memeluk agama mayoritas merasa terganggu apabila ada Kelompok yang memeluk agama mayoritas merasa terganggu apabila ada kelompok minoritas yang menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan kelompok minoritas yang menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan mereka, apalagi berencana untuk membangun tempat ibadah. Situasi seperti ini mereka, apalagi berencana untuk membangun tempat ibadah. Situasi seperti ini  juga

 juga dapat dapat menyulut menyulut tindak tindak kekerasan, kekerasan, contohnya contohnya pengrusakan pengrusakan komlpeks komlpeks PuraPura Sengkareng di Lombok Barat, pada tanggal 16 J

Sengkareng di Lombok Barat, pada tanggal 16 Januari 2008.anuari 2008.

Kuatnya pengaruh norma agama ini juga memperngaruhi tindakan Kuatnya pengaruh norma agama ini juga memperngaruhi tindakan kekerasan terhadap perempuan. Banyak tindakan kekerasan kepada perempuan kekerasan terhadap perempuan. Banyak tindakan kekerasan kepada perempuan yang disebabkan tafsir agama dan patriarkhis dan pandangan materialis yang yang disebabkan tafsir agama dan patriarkhis dan pandangan materialis yang menempatkan tubuh perempuan sebagai objek. Mereka

menempatkan tubuh perempuan sebagai objek. Mereka yang berpandangan sepertiyang berpandangan seperti ini menganggap bahwa tubuh perempuan dapat merusak moral masyarakat karena ini menganggap bahwa tubuh perempuan dapat merusak moral masyarakat karena dapat memicu syahwat. Selain itu ada juga kasus di daerah tertentu (yang dapat memicu syahwat. Selain itu ada juga kasus di daerah tertentu (yang kekuatan agama mayoritasnya berkuasa) yang memaksakan perempuan kekuatan agama mayoritasnya berkuasa) yang memaksakan perempuan mengenakan jilbab, seperti d

mengenakan jilbab, seperti di Aceh. i Aceh. Contoh yang Contoh yang cocok dengan mcocok dengan masalah iniasalah ini adalah UU pornografi y

adalah UU pornografi yang disyahkan pada tanggal 30 Okang disyahkan pada tanggal 30 Oktober 2008. tober 2008. PeraturanPeraturan ini kemudian menuai banyak kritikan dari berbagai pihak terkait dengan ini kemudian menuai banyak kritikan dari berbagai pihak terkait dengan kebebasan berkespresi dan persoalan diskriminasi.

kebebasan berkespresi dan persoalan diskriminasi.

Tiga uraian di atas ( tentang perbedaan paham agama, pembangunan Tiga uraian di atas ( tentang perbedaan paham agama, pembangunan tempat ibadah, serta UU pornografi ) semakin menegaskan implikasi dari teori tempat ibadah, serta UU pornografi ) semakin menegaskan implikasi dari teori konflik, yang mengatakan bahwa agama dapat menjadi pemicu ketidaksetaraan konflik, yang mengatakan bahwa agama dapat menjadi pemicu ketidaksetaraan dalam masyarakat. Di satu pihak mengatakan hal itu benar namun pihak yang lain dalam masyarakat. Di satu pihak mengatakan hal itu benar namun pihak yang lain tidak berpendapat demikian sehingga memicu konflik.

tidak berpendapat demikian sehingga memicu konflik.

Mengenai kebebasan memeluk agama dan menjalankannya, tentu menjadi Mengenai kebebasan memeluk agama dan menjalankannya, tentu menjadi  pertanyaan

 pertanyaan kembali, kembali, apa apa faktor faktor yang yang menyebabkan menyebabkan konflik konflik tetap tetap saja saja terjaditerjadi meskipun peraturan, ketentuan, serta UU tentang kebebasan beragama telah meskipun peraturan, ketentuan, serta UU tentang kebebasan beragama telah ditetapkan. Seharusnya, sesuai logika, tentu dengan adanya UU t

ditetapkan. Seharusnya, sesuai logika, tentu dengan adanya UU tentang kebebasanentang kebebasan  beragama,

 beragama, tidak tidak mungkin mungkin terjadinya terjadinya konflik. konflik. Namun Namun kenyataan kenyataan serta serta data-datadata-data yang ada berkata lain.

(21)

Pendapat Marx, yang mengatakan bahwa agama adalah kendaraan politik Pendapat Marx, yang mengatakan bahwa agama adalah kendaraan politik kaum elite dalam mempertahankan status quonya.

kaum elite dalam mempertahankan status quonya.

Sebagai contoh, dari data Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Sebagai contoh, dari data Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia Tahun 2008, pada bulan Juni 2008, Menteri Agama, Menteri Dalam Indonesia Tahun 2008, pada bulan Juni 2008, Menteri Agama, Menteri Dalam  Negeri

 Negeri dan dan Jaksa Jaksa Agung Agung mengeluarkan mengeluarkan Surat Surat Keputusan Keputusan Bersama Bersama (SKB) (SKB) yangyang membatasi langkah gerak anggota dan pengurus Jemaat Ahamdiyah Indonesia. membatasi langkah gerak anggota dan pengurus Jemaat Ahamdiyah Indonesia. Masalah yang dianggap sebagai penodaan agama ini diawali oleh konflik antar Masalah yang dianggap sebagai penodaan agama ini diawali oleh konflik antar masyarakat dan kemudian berlanjut ke pengadilan. Pada tingkat tertentu, sudah masyarakat dan kemudian berlanjut ke pengadilan. Pada tingkat tertentu, sudah  jelas

 jelas bahwa bahwa MUI MUI (yang (yang pastinya pastinya akan akan menegakkan menegakkan hukum-hukum hukum-hukum Islam) Islam) dandan  beberapa ormas

 beberapa ormas keislaman dan keislaman dan kelompok kepentingan memiliki kelompok kepentingan memiliki andil besar andil besar untukuntuk mendorong proses munculnya tuduhan penodaan agama Islam di tingkat mendorong proses munculnya tuduhan penodaan agama Islam di tingkat masyarakat sipil. Hal ini kemudian menyebabkan sebagian kasus konflik di masyarakat sipil. Hal ini kemudian menyebabkan sebagian kasus konflik di tingkat masyarakat (umumnya di lingkungan masyarakat yang tidak mengerti tingkat masyarakat (umumnya di lingkungan masyarakat yang tidak mengerti tentang masalah multi-budaya) jatuh kepada usaha penyerangan atau tindakan tentang masalah multi-budaya) jatuh kepada usaha penyerangan atau tindakan kekerasan kepada kelompok minoritas (Ahmadiyah) tersebut.

kekerasan kepada kelompok minoritas (Ahmadiyah) tersebut.

Selain itu bisa kita lihat contoh pada beberapa kasus lain seperti Selain itu bisa kita lihat contoh pada beberapa kasus lain seperti  pentingnya

 pentingnya agama agama dalam dalam menentukan menentukan siapa siapa berhak berhak memilih memilih siapa siapa dalam dalam jabatanjabatan  publik, yang mana hal ini

 publik, yang mana hal ini mengakibatkan ketegangan antar kelompok keagamaan.mengakibatkan ketegangan antar kelompok keagamaan. Seperti yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat, Seperti yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat,  puluhan

 puluhan aktivis aktivis organisasi organisasi Islam Islam menolak menolak rencana rencana pengangkatan pengangkatan Viktor, Viktor, S.HS.H sebagai ketua Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Pasaman Barat, disebabkan sebagai ketua Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Pasaman Barat, disebabkan  perbedaan

 perbedaan agama. agama. Menurut Menurut mereka, mereka, di di negeri negeri Minangkabau Minangkabau yang yang mayoritasmayoritas  berpenduduk

 berpenduduk muslim muslim tidak tidak sepatutnya sepatutnya memiliki memiliki seorang seorang pemimpin pemimpin yangyang  beragama Kristen. Contoh lain adalah kasus Rudolf M. Pardede, mantan Gubernur  beragama Kristen. Contoh lain adalah kasus Rudolf M. Pardede, mantan Gubernur Sumatera Utara, yang sempat menyerukan masyarakat untuk memilih calon Sumatera Utara, yang sempat menyerukan masyarakat untuk memilih calon gubernur yang seiman (Kristen).

(22)

Politisasi agama di dalam Pemilu juga menjadi salah satu faktor timbulnya

Politisasi agama di dalam Pemilu juga menjadi salah satu faktor timbulnya

konflik. Banyak kaum elite yang menggunakan agama untuk mendukung

konflik. Banyak kaum elite yang menggunakan agama untuk mendukung

kepentingan mereka, atau dengan agama pemerintah dapat menentukan kebijakan.

kepentingan mereka, atau dengan agama pemerintah dapat menentukan kebijakan.

Akan tetapi penggunaan dasar agama ini tentu hanya berdasar pada satu agama

Akan tetapi penggunaan dasar agama ini tentu hanya berdasar pada satu agama

tertentu saja (mayoritas) yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

tertentu saja (mayoritas) yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

Contohnya MUI di empat propinsi di Kalimantan merekomendasikan bahwa

Contohnya MUI di empat propinsi di Kalimantan merekomendasikan bahwa

Golput adalah tindakan yang dilarang agama. Meskipun kekritisan umat dan

Golput adalah tindakan yang dilarang agama. Meskipun kekritisan umat dan

 pemimpin agama cukup

 pemimpin agama cukup tinggi dalam tinggi dalam hal politisashal politisasi agama, i agama, namun usaha-usaha namun usaha-usaha keke

arah politisasi agama masih terus terjadi.

arah politisasi agama masih terus terjadi.

Dari contoh-contoh di atas, kita dapat melihat implikasi dari teori konflik

Dari contoh-contoh di atas, kita dapat melihat implikasi dari teori konflik

Marx yang menyatakan bahwa agama menjadi kekuatan kaum elite politik atau

Marx yang menyatakan bahwa agama menjadi kekuatan kaum elite politik atau

kelompok-kelompok tertentu untuk mempertahankan pengaruhnya

kelompok-kelompok tertentu untuk mempertahankan pengaruhnya

(kekuasaannya) sehingga akan terjadi konflik karena kaum minoritas akan

(kekuasaannya) sehingga akan terjadi konflik karena kaum minoritas akan

melakukan brontak untuk merebut kekuasaan (sesuai dengan teori dialektis).

melakukan brontak untuk merebut kekuasaan (sesuai dengan teori dialektis).

Penyebab terakhir yang mungkin bisa menjadi bahan renungan adalah

Penyebab terakhir yang mungkin bisa menjadi bahan renungan adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makna pluralisme itu sendiri. Oleh

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makna pluralisme itu sendiri. Oleh

karenanya, masyarakat lebih mementingkan apa yang baik untuk agama atau

karenanya, masyarakat lebih mementingkan apa yang baik untuk agama atau

golongan yang mereka anut. Di sini lah dituntut kebijakan dari pemerintah untuk

golongan yang mereka anut. Di sini lah dituntut kebijakan dari pemerintah untuk

mengambil langkah dalam menyelesaikan malasah ini. Seyogyanya pemerintah

mengambil langkah dalam menyelesaikan malasah ini. Seyogyanya pemerintah

mengambil langkah untuk menanamkan makna pluralisme tersebut kepada

mengambil langkah untuk menanamkan makna pluralisme tersebut kepada

masyarakat melalaui sistem pendidikan nasional dan dimulai dari

(23)

BAB V BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai masalah yang terjadi antara agama - agama di

Kesimpulan mengenai masalah yang terjadi antara agama - agama di

Indonesia ( dalam sudut pandang teori konflik ), antara lain sebagai berikut:

Indonesia ( dalam sudut pandang teori konflik ), antara lain sebagai berikut:

1.

1. Di Indonesia masih banyak terjadi konflik yang disebabkan olehDi Indonesia masih banyak terjadi konflik yang disebabkan oleh

agama itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya toleransi antar

agama itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya toleransi antar

umat beragama karena masih merasa agama yang mereka anut adalah

umat beragama karena masih merasa agama yang mereka anut adalah

yang paling benar.

yang paling benar.

2.

2. Masih terdapatnya kelompok agama yang dominan di beberapa daerahMasih terdapatnya kelompok agama yang dominan di beberapa daerah

di Indonesia yang dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang

di Indonesia yang dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang

memarginalkan kelompok lain.

memarginalkan kelompok lain.

3.

3. Banyak aturan-aturan baru dari suatu agama yang membuat rumitBanyak aturan-aturan baru dari suatu agama yang membuat rumit

agama itu sendiri sehingga menimbulkan pertentangan dengan

agama itu sendiri sehingga menimbulkan pertentangan dengan

norma-norma yang ada, yang mengakibatkan konflik.

norma yang ada, yang mengakibatkan konflik.

4.

4. Penyebab utama terjadinya konflik agama adalah disebabkan olehPenyebab utama terjadinya konflik agama adalah disebabkan oleh

 pengaruh

 pengaruh kelompok kelompok agama agama itu itu sendiri sendiri yang yang sangat sangat dominan dominan didi

masyarakat. Selain itu agama juga menjadi alat bagi kaum elite

masyarakat. Selain itu agama juga menjadi alat bagi kaum elite

tertentu untuk mempertahankan kekuasaannya.

tertentu untuk mempertahankan kekuasaannya.

Dari sekian banyak kasus yang telah diuraikan, pemerintah sudah

Dari sekian banyak kasus yang telah diuraikan, pemerintah sudah

 berupaya

 berupaya mengeluarkan mengeluarkan kebijkan-kebijakan kebijkan-kebijakan untuk untuk menangggulangi menangggulangi atauatau

menyelesaikan konflik tersebut.

menyelesaikan konflik tersebut.

 Namun, penerapan

 Namun, penerapan upaya upaya tersebut tersebut kurang maksimal kurang maksimal karena karena masih masih banyakbanyak

sifat egois dari masing-masing penganut agama yang fanatik sehingga tidak mau

sifat egois dari masing-masing penganut agama yang fanatik sehingga tidak mau

mengindahkan kebijakan - kebijakan tersebut.

(24)

5.2. Saran

5.2. Saran

Saran dari penulis dalam menghadapi masalah hubungan antar agama ini Saran dari penulis dalam menghadapi masalah hubungan antar agama ini adalah kembali kepada diri individu masing-masing. Karena umat antar agama adalah kembali kepada diri individu masing-masing. Karena umat antar agama seharusnya memiliki keterbukaan dalam menanggapi dan melihat perbedaan yang seharusnya memiliki keterbukaan dalam menanggapi dan melihat perbedaan yang ada di antara mereka. Selain itu, sangat diharapkan kebijakan dari pemerintah ada di antara mereka. Selain itu, sangat diharapkan kebijakan dari pemerintah untuk mengambil langkah dalam menyelesaikan malasah konflik yang terjadi untuk mengambil langkah dalam menyelesaikan malasah konflik yang terjadi antar agama-agama di Indonesia. Seyogyanya pemerintah mengambil langkah antar agama-agama di Indonesia. Seyogyanya pemerintah mengambil langkah untuk menanamkan makna pluralisme, multikultural, dan masyarakat yang untuk menanamkan makna pluralisme, multikultural, dan masyarakat yang majemuk kepada masyarakat melalui sistem pendidikan nasional dan dimulai dari majemuk kepada masyarakat melalui sistem pendidikan nasional dan dimulai dari usia dini.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Meningkatkan Kepuasan Melalui Service Guarantee Dalam Program “15 Minutes Guarantee” Di Hotel Ibis Bandung Trans Studio.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih harus diimpor dari luar negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang Pabrik Dibutil

Terlihat bahwa ketiga bilangan reproduksi dasar yang diperoleh nilainya di bawah satu, yang berarti bahwa dengan ketiga nilai tingkat terapi total yang diberikan

Melalui Peternakan Kroto Modern (PKM) diharapkan tidak akan terjadi lagi kelangkaan kroto dipasar karena jumlah permintaan penggemar burung yang terus bertambah setiap tahunnya..

Selain itu, progresivisme percaya akan kemampuan manusia sebagai subjek (peserta didik) yang memiliki potensi alamiah, terutama kekuatan-kekuatan self regenerative

Akhir sekali, kami berharap dengan cara bentuk penyisihan dan penyusunan yang telah kami sekumpulan lakukan selain dapat membantu para pelajar dan tenaga pengajar

seperti: bagasi tercatat yang diterima penumpang dalam keadaan rusak (pada saat bagasi tercatat diambil oleh penumpang), menurut Peraturan Menteri Perhubungan

Tahap perancangan telah dilakukan melalui tiga langkah yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun dan menentukan proporsi materi yang akan dimuat di dalam buku, dan