• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kohesi dan Koherensi Kalimat pada Paragraf Karangan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kohesi dan Koherensi Kalimat pada Paragraf Karangan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI KALIMAT PADA

PARAGRAF KARANGAN SISWA KELAS X SMK

MUHAMMADIYAH BELITUNG TIMUR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD MUSA ABDILLAH A310150201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI KALIMAT PADA PARAGRAF KARANGAN SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH

BELITUNG TIMUR Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud kesalahan kohesi dan koherensi dalam karya tulis yang dilakukan siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur, agar lebih memperhatikan kekohesian dan kekoherensian kalimat pada paragraf ketika membuat karya tulis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur, dan objek penelitian ini berupa karya tulis atau karangan narasi dan deskriptif siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik observasi, tes, dokumentasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesalahan kohesi dan koherensi masih banyak terjadi pada siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur Kesimpulan dari hasil tersebut, maka guru harus lebih jelas dalam menyampaikan penggunaan bahasa yang benar. Sehingga siswa lebih memahami dan dapat membuat karya tulis atau karangan yang baik dan benar.

Kata kunci:kohesi, koherensi, kalimat, narasi, deskripsi

Abstract

This study aims to know the forms of cohesion and coherence errors in class students' writing X Muhammadiyah East Belitung Vocational High School, to pay more attention to the cohesiveness and coherence of paragraph sentences when making written works. The type of research used is qualitative descriptive research. The research subjects were class X students of East Belitung Muhammadiyah Vocational School, and the object of this research was written or narrative essays and descriptive of students. Data collection techniques used in the study were observation, testing, documentation, and document analysis techniques. The results of the study concluded that cohesion errors and coherence Conclusions from the results stated, the teacher must be clearer in conveying the correct use of language. So that students better understand and can make good or right writing or essays. Keywords: cohesion, coherence, sentence, narrative, description

1. PENDAHULUAN

Membentuk sebuah paragraf yang utuh maka dibutuhkan kohesi dan koherensi. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah unsur kohesi dan koherensi kalimat pada paragraf karangan siswa SMK Muhammadiyah Belitung

(6)

Timur. Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antar teksnya, baik kepaduan bentuk atau kohesi maupun kepaduan makna atau koherensi. Nasucha (2019:125). Kohesi merupakan keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana. Menurut Sumantri (2011), kohesi adalah suatu konsep semantik yang menampilkan hubungan makna antar unsur teks. Kohesi terjadi apabila interpretasi salah satu unsur teks tergantung dari unsur lainnya. Unsur yang satu saling berkaitan dengan yang lain, sehingga unsur tersebut dapat dipahami, Cohesion is also important for narrative. Cohesion refers to the local organisation of a story using linguistic devices, such as connectives and pronominal reference strategies.(Shapiro & Hudson, 1991).

Koherensi merupakan hubungan yang serasi antar beberapa kalimat yang memiliki hubungan timbal balik dan mendukung satu gagasan tertentu, kesalahan dalam penggunaan koherensi adalah penyimpangan koherensi yang berupa kesalahan kebersamaan, keparalelan, perbandingan, kelas anggota, contoh perincian, dan kewaktuan yang mengakibatkan tidak runtutnya maksud paragraf. Coherence in writing can be achieved as well. In addition, the negligence or error in cohesion use could render the text meaningless. (Alotaibi, 2015).

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kohesi dan koherensi kalimat merupakan bagian yang penting untuk mendapatkan penulisan paragraf yang utuh. Paragraf dalam penulisan karangan siswa SMK Muhammadiyah Beliung Timur, Seperti yang kita ketahui bahwa paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki satu kesatuan makna yang utuh dan saling berhubungan satu sama lainnya. Secara general fenomena yang terjadi adalah sebagian siswa dalam menulis hanya memperhatikan isi paragrafnya saja, proses penyelesaiannya cepat ataukah tidak, memperkaya paragraf dalam penulisannya, dan bahkan yang lebih fatal lagi ada juga siswa yang hanya menulis paragraf hanya sekedar menyelesaikan tugas saja. Penggunakan prinsip penyusunan paragraf yang tidak tepat, maka ide yang terdapat di setiap paragraf menjadi tidak jelas dan pada akhirnya merusak isi tulisan secara keseluruhan. Selain itu, tidak jarang pula ditemukan kalimat yang hanya berfungsi menambah halaman semata dan tidak mempunyai kontribusi yang jelas terhadap ide pokok yang akan disampaikan.

(7)

Ditemukan beberapa fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah. Penelitian ini difokuskan pada analisis paragraf kohesi dan koherensi siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur. Salah satu kegiatan menulis siswa kelas X SMK Muammadiyah Belitung Timur adalah mengarang. Melalui karangan tersebut siswa dapat belajar mengomunikasikan ide dan gagasannya. Dalam mengarang ini siswa juga dapat belajar merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dapat dipahami.

Sebagian orang beranggapan bahwa sebuah karangan akan dinilai sebagai karangan yang baik bila dijalin dengan kalimat-kalimat yang panjang, padahal itu adalah tanggapan yang keliru. Justru kalimat-kalimat yang pendek jika dibuat secara tepat akan lebih berbobot dari kalimat yang panjang namun salah dalam penggunaanya.

Menurut Keraf (1973: 47) bahwa variasi antara kalimat yang panjang dan pendek akan menghilangkan monoton daripada sebuah karangan. Kebanyakan para siswa menyukai kegiatan mengarang, karena meraka dapat mencurahkan yang ada dalam pikirannya secara ekspresif, namun siswa-siswa tersebut belum mengerti kaidah mengarang yang baik. Dapat dilihat dari gagasan yang dicurahkan sering tidak koheren dan meloncat-loncat dalam menghubungkan kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi sebuah wacana. Meskipun makna yang disampaikan sudah cukup terang, dan tulisannya cukup rapi, tetapi suatu karangan tertulis dituntut harus baik dan sedapat mungkin tanpa kesalahan. Alasan ini yang menyebabkan terjadinya kesalahan kohesi dan koherensi paragraf pada karangan siswa, yang mungkin disebabkan juga oleh siswa kurang mendapatkan latihan untuk menggunakan kohesi maupun koherensi, mengingat waktu untuk mengarang sangatlah kurang.

Berbahasa secara tertulis, seseorang idealnya memiliki kemampuan-kemampuan yang lebih daripada seseorang yang berbahasa secara lisan. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud antara lain menyangkut pemakaian ejaan, struktur kalimat, kosakata, dan penyusunan paragraf. Hal tersebut dimaksudkan agar pengarang tetap dapat menyampaikan ide atau gagasannya kepada pembaca dan dapat dipahami secara

(8)

tepat dengan tidak mengabaikan kaidah kebahasaan. Bahasa tulis memiliki kaidah atau aturan yang tersendiri dalam berkomunikasi. Tidak sedikit siswa yang melakukan kesalahan dalam menulis sebuah karangan, seperti yang dilakukan siswa SMK Muhammadiyah Belitung Timur ini, khususnya siswa kelas X.

Siswa mendapati kesulitan untuk menghasilkan karangan yang sempurna, baik dari segi ejaan maupun kegramatikan, serta kebakuan bahasanya. Dengan demikian, pada karangan siswa-siswa tersebut masih terdapat berbagai kesalahan dalam kebahasaannya. Berdasarkan uraian di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian. Mengingat bahwa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur tersebut masih dalam taraf pembelajaran, pastilah siswa mengalami banyak kendala dalam menulis sebuah karangan. Baik tentang kosakatanya yang masih sangat minim, sulitnya menuangkan gagasan atau ide, dan lain sebagainya. Pengalaman penulis dalam mengoreksi hasil karangan siswa SMK Muhammadiyah Belitung Timur pada waktu observasi kelas ternyata hasilnya masih belum memuaskan.

Tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kohesi dan koherensi yang terdapat pada paragraf narasi dan deskripsi karangan siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur.

Diah Dwi Kurniawati (2012) meneliti “Analisis Kohesi dan Koherensi pada Karangan Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesalahan kohesi dan koherensi ditemukan sebanyak 89 kesalahan, 49 kesalahan kohesi, 35 kesalahan koherensi, dan 19 kesalahan kaidah bahasa Indonesia. Dengan memperhatikan banyak jumlah kesalahan kohesi dan koherensi, maka siswa disarankan untuk bisa memperbaiki terutama kesalahan kohesi dan diberi penjelasan yang detail pada pembelajaran berikutnya.

Amperawaty dan Warsono (2019) meneliti “The Use of Cohesive Devices to Achieve Coherence in The Background Section of The Students’ Formal Writing”. The results of the analysis showed that the background sections of the students’ formal writing contain all kinds of cohesion and coherence devices. The background sections of the students’ final project contain grammatical cohesion (reference, ellipsis, substitution, conjunction) and lexical cohesion (reiteration and collocation).

(9)

Coherence devices (theme-rhyme and micro level) are also contained in the data. Through this article the writers want to help students to have a better understanding of making background sections in their final projects.

Lan Zhou dan Qiang Sun (2019) A total of thirty advertisements in English and their Chinese versions were analyzed for the distribution of explicit cohesive devices, i.e., lexical cohesion and grammatical cohesion.

Zhanyi He (2018) meneliti Based on recessivation of connectives in discourse, this paper explores the cause of implicit coherence in discourse from the perspectives of punctuations, pragmatic principles and cognition to provide references for further research in related field.

Min Yang, Rongrong Pan, Zhou Chen meneliti (2018) The results indicate that there exist some problems in their wiring, such as overusing simple cohesive devices and misusing some cohesive devices

Menurut Parera (1993: 7), analisis kesalahan dapat dilaksanakan untuk menemukan seberapa baik dan benar seseorang mengetahui bahasa ajaran; mengetahui bagaimana seseorang belajar bahasa; memperoleh informasi tentang kesulitan biasa dalam belajar bahasa sebagai salah satu sarana dalam pengajaran atau penyiapan materi pelajaran.

2. METODE

SMK Muhammadiyah Belitug Timur merupakan tempat pelaksanaan penelitian ini dengan objek penelitian adalah siswa kelas X, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode penelitian yang alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Jenis penelitian tersebut dipilih karena mengacu pada permasalahan dan memperhatikan objek yang akan diteliti. Penelitian deskriptif penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kerjadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

(10)

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Menurut Arikunto (2005:234), deskriptif kualitatif adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2005:72).

Subjek penelitian ini adalah karangan siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur. Objek penelitian adalah karangan siswa kelas X. Menurut Lofland (dalam Rohmadi, 2015:84) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data penelitian ini berupa karangan dari siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah karangan siswa pada karangan menulis kalimat yang membentuk paragraf yang dihasilkan oleh siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi, teknik tes, dokumentasi, dan analisis dokumen. Menurut Purnomo (2011:252) dalam Prasetyo (2018), metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati saat proses atau kegiatan praktikum, pembelajaran dikelas dan diskusi berlangsung.

Teknik analisis data menurut Junaedi (2015:16-17) data hasil tes menulis karangan yang masuk kemudian dianalisis secara deskrisptif kualitatif. Identifikasi Masalah kajian yang menyeluruh dan terarah mengenai permasalahan yang telah dikemukakan di atas merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian untuk mengawali penelitian ini. Oleh karena itu, perlu diidentifikasikan masalah-masalah yang terkait dengan kesalahan-kesalahan yang diproduksi oleh anak-anak tersebut yang terpusat pada masalah kesalahan penggunaan kohesi dan koherensi dalam paragraf. Dengan demikian, berdasarkan topik penelitian di atas, permasalahan yang timbul dan layak untuk dikaji adalah sebab-sebab timbulnya kesalahan penggunaan kohesi dan koherensi yang sering digunakan siswa kelas X SMK Muhammadiyah Belitung Timur, dalam paragraf pada karangannya.

(11)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang dicapai Setelah dilakukan penelitian, diperoleh wujud kesalahan penggunaan kohesi dan kesalahan penggunaan koherensi dalam paragraf pada karangan siswa kelas X SMK Muhammaiyah Belitung Timur. Data terkumpul dengan cara meminta siswa membuat karangan deskripsi ataupun eksposisi berupa hasil karangan siswa. Penulis menemukan pada satu kalimat terdapat tidak hanya satu jenis kesalahan, tetapi juga ada beberapa kesalahan yang lain. Apabila dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu jenis kesalahan, maka hal ini dihitung sesuai dengan jenis kesalahannya sebagai berikut.

Sebagaimana prinsip penyusunan paragraf yang baik adalah paragraf yang memenuhi persyaratan kohesi dan koherensi, yakni dalam sebuah paragraf terdapat kepaduan dari segi makna dan juga dari segi bentuknya.

Daftar Kesalahan Penggunaan Alat Kohesi dan Koherensi Beserta Sebab-sebanya 3.1Kesalahan Penggunaan Alat Koherensi

3.1.1 Kesalahan Penggunaan Alat Kohesi Konjungsi

Kutipan 2 kt 1 kt 3 kt

1.Kebersihan adalah salah satu modal utama kita dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya orang dewasa yang membutuhkan kebersihan tapi bahkan bayi yang baru lahir membutuhkan kebersihan (Dea/X/Farm).

2. Namun itu sulit sekali kita melakukannya kalau kita tidak ada niat maka itu kita harus dengan terbiasakan kita dalam hidup kita agar dalam keseharian kita ada modal untuk kesehatan (Dea/X/Farm).

3. Sangat merasa kantuk yang sudah luar biasa. (Ana/X/Farm)

4. Seperti para orang-orang bilang kebersihan adalah sebagian dari iman maka itu kalau kita nggak njaga kebersihan maka kita termasuk orang yang tidak iman (Dea/X/Farm).

5. Kita dapat melakukannya dalam waktu sehari-hari dengan mudah seperti menguras bak kamar mandi menyapu halaman membakar sampah jangan di masukkan kedalam selokan nanti bisa mengakibatkan

banjir, sarang nyamuk dan lain sebagainya

(Dea/X/Farm).

6. Pantai tanjung tinggi ya siapa yang tidak kenal dengan pantainya yang bagus (Vando/X/Farm).

      

(12)

Kutipan 2 kt 1 kt 3 kt membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit.

Sistem kekebalan tubuh kita akan menjadi kuat dan sehingga dengan mudahnya dapat menghalau berbagai jenis penyakit (Rifki/X/Farm).

8. Minum air yang bersih juga akan membuat kita terhindar dari dehidrasi. Maka makan serta minum yang teratur akan membuat kita sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit (Rifki/X/Farm).

9. Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat berbahaya, akibat banyak kandungan bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh kita (Jodi/X/Tataboga).

10. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok antara lain: kangker tenggorokan, kangker paru-paru, kangker lambung, penyakit jantung koroner, gangguan sistem reproduksi, dan lain-lain. Tetapi walaupun sudah diketahui bahayanya dan menimbulkan banyak penyakit,

masih banyak saja orang yang merokok

(Jodi/X/Tataboga).

11. Dia juga adalah sosok yang pantang menyerah dan putus asa dalam dalam mencapai segala apa yang dicita citakannya meski hal itu harus ia lakukan dengan (Jodi/X/Tataboga)

12. Dibagian tenggara kecamatan Membalong tedapatlah sebuah teluk agak besarnya, (Erinda/X/Farm)

    √ √

3.1.2 Kesalahan Penggunaan Alat Kohesi Referensi

Kutipan Anafora Katafora

1. Tahun 1827, John Walker dia penemu korek api yang sebenarnya. John Walker secara tak sengaja menemukan korek api yang terbuat dari logam putih antimoy sulfide dan dicampur dengan zat kimia potassium chlorate, getah pohon serta kanji (Vando/X/Farm).

2. Disisi sungai ini berlabuh sebuah perahu. Sebelumnya perahu tersebut telah beberapa hari memudiki sampai

3. Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri mengandung banyak bahan peracun. Ini adalah substansi, tebal lengket dan ketika menghirup itu melekat pada rambut-rambut kecil di paru-paru (Hely/X/Farm).

4. Masyarakat masih menganggap bahwa kesehatan dan

kebersihan itu adalah masalah yang sepele (Hely/X/Farm). 5. Makan yang teratur yaitu 3 kali dalam sehari dan dengan

makanan yang sehat dan bersih. Penyakit itu senang tinggal di lingkungan yang kotor dan kumuh, maka dari itu jagalah lingkungan tempat tinggal kita agar terhindar dari berbagai

(13)

Kutipan Anafora Katafora penyakit (Hely/X/Farm).

3.2Wujud Penyebab Kesalahan Ketidak Koherensian 3.2.1 Adanya Kesalahan Penalaran dan Logika Berbahasa

Kalimat / Paragraf Kode

1. Banjir dapat merugikan semua pihak. Karena semua fasilitas dapat terendam air banjir bahkan fasilitas itupun dapat menjadi rusak. Apalagi rumah-rumah yang berada di dekat bantaran sungai sangatlah rawan terkena bahaya banjir.

2. Penduduk di Jakarta yang luas pun otomatis membutuhkan kendaraan untuk menuju ke tempat tujuan mereka, dengan banyaknya permintaan dan pembelian kendaraan bermotor menyebabkan

Jakarta semakin terlihat sempit dan penuh.

3. Tentu saja merokok di usia dini dapat mengganggu kesehatan yang tidak di ketahui oleh anak-anak dan remaja. Seperti gangguan pernafasan, kecanduan nikotin, dan bahkan sampai ke penggunaan bahan berbahaya. 4. Disisi sungai ini berlabuh sebuah perahu. Sebelumnya perahu tersebut telah beberapa hari memudiki sampai.

5. Tuk Pancor, Dan istrinya di panggil Nek Pancor. Kagum dengan keberhasilan anak buak buah Tuk Pancor dalam berladang.

Sulaiman/ X/ Farm Ana/ X/ Farm Eli/ X/ Tataboga Hakim/ X/ Tataboga Hely/ X/ Farm) 4. PENUTUP

Penyebab kesalahan alat koherensi meliputi kesalahan penalaran dan logika berbahasa, generalisasi terlalu luas, dan kesalahan karena hubungan sebab akibat tidak memadai. Penyebab kesalahan alat koherensi yang paling tinggi adalah kesalahan penalaran dan logika berbahasa, yaitu sebanyak 6 macam kesalahan, kemudian kesalahan karena generalisasi terlalu luas sebanyak 3 macam kesalahan, dan kesalahan hubungan sebab akibat tidak memadai sebanyak 2 macam kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, HP. 2005. Modul Aspek Kohesi Wacana. Jakarta: UNJ

(14)

Amperawaty dan warson. The Use of Cohesive Devices to Achieve Coherence in The Background Section of The Students’ Formal Writing. EEJ 9 (1) 34-40 e-ISSN 2502-4566

Basuki Rachmat Sinaga, Andayani ,dan Sahid Teguh Widodo. Relevansi Wujud Kohesi dan Koherensi Sebagai Bahan Ajar Menulis Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). November 2018 e-ISSN: 2655-1780

Chaer, A. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Farida Ariyani, Edi Suyanto, Eka Sofia Agustina. 2017. “Piranti Kohesi Subtitusi dalam Cerita Radin Djabat”. Jurnal Kajian Bahasa LOKABASA. Vol.8, No.1. Hanafiah. 2014. Analisis kohesi dan Koherensi pada Wacanai Buletin Jumat.

Epigram, Vol.11 No.2: 135-152

Hasnah, Muhammad Darwis, Asriani. 2018. “Perwujudan Kohesi dan Koherensi pada Jurnal Refleksi Guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Maros”. Jurnal Ilmu Budaya, Volume 6, Nomor 2.

Khairun Nisa, Wan Nurul Atikah Nasution, Rina Hayati Maulidiah. Hubungan Penguasaan Piranti Kohesi dan Koherensi dengan Kemampuan Menganalisis Wacana. ISBN 978-602-50396-1-4

Khairun Nisa. 2015. “Hubungan Antara Penguasaan Piranti dan Koherensi dan Motivasi Berprestasi dengan Keterampilan Menulis Eksposisi”. Dialog, Vol II, No. 1.

Kurniawati, 2012. Analisis kesalahan koherensi paragraph pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung Tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: Universtas Negeri Yogyakarta.

Lan zhou and Qiang Sun. 2019. “A Contrastive Analysis of Explicit Cohesion in English Advertising Texts and Their Chinese Consecutive Interpretation Versions”. Theory and Practice in Language Studies, Vol. 9, No. 4.

Min Yang, Rongrong Pan, Zhou Chen. Cohesive Features in English as a Second Language Student’s Argumentative Writing. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 195 (ISERSS 18)

Moeliono. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Mulyana. 2005. Kajian Wacana (Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana). Yogyakarta. Tiara Wicana.

Nasucha Yacub. 2019. Metode Pembelajaran dalam Pendekatan PILABAH. Surakarta: Yuma Pustaka

Rahman Arif. 2019. Lexical Cohesion of English-Language Newspaper in Indonesia. Volume 4 Nomor 1 edisi Februari (161-168)

(15)

Rohmadi, Muhammad, Yakub Nasucha, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.

________. 2008. Analisis kesalahan Berbahasa. Jakarta: Pustaka Jaya

Silva Macarena. 2019. “The Use of Question to Scaffold Narrative Coherence and Cohesion”. Journal of Research in Reading, Volume 42, Issue 1: 1-17.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa

Widiatmoko Wisnu. 2015. Analisis kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di Majalah Online Detik. Jurnal Sastra Indonesia, Vol. 4, No. 1. Wulandari Anie. 2015. Pemarkah Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal. Jurnal

Pendidikan Bahasa, sastra, matematika. Vol. 1 No. 1.

Zhanyi He. Cause Analysis of Language Function of Implicit Coherence in English Discourse. 2018 2nd International Conference on Social Sciences, Arts and Humanities (SSAH 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga dengan Kantor Pos Medan, menurut penulis terjadi fonomena yang mengherankan dimana dalam periode kerja 2009-2011 seharusnya terjadi peningkatan

Hal ini sesuai dengan pernyataan Simoes dkk (1996) bahwa setelah nematoda malakukan penetrasi ke dalam tubuh larva, nematoda akan menyebabkan paralisis pada serangga yang

[r]

JUMLAH Minimarket Pasar Hewan Kelompok Pertokoan Di Kecamatan Sukadana , 2013 Desa Pasar Umum (1) http://lampungtimurkab.bps.go.id/.. Sukadana Jaya 50 2 0 773 128

Pengenalan Grafis Berbasis Vektor dan Berbasis Bitmap - TIK SMAN 12 Jakarta TimurSelain grafis jenis bitmap, ada grafis jenis vektor yang merupakan

Karang keras (Scleractinia) ditemukan di Pulau Panjang, Jawa Tengah mulai dari dataran terumbu karang yang dangkal hingga kedalaman 7 m baik pada sisi bawah

Hasil pengujian hubungan antara prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen laba pada tahun 2012 diperoleh bahwa semua prinsip-prinsip good corporate governance

Kemudian alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian hasil coran antara lain : oven logam, yang digunakan untuk proses aging, mesin uji tarik untuk uji tarik(elastisitas), mesin