• Tidak ada hasil yang ditemukan

undergraduate students of Accounting Department, Faculty of Economics and Business,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "undergraduate students of Accounting Department, Faculty of Economics and Business,"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN MOTIVASI UJIAN KOMPETENSI TERHADAP MINAT MAHASISWA S1 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNTUK MENGIKUTI BREVET PAJAK

Muhammad Helmi Haniwieko), Ayu Fury Puspita2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia E-mail: helmihaniwieko@gmail.com1)

Abstract:The Effect of of Tax Knowledge Motivation and Competency Exam Motivation on The Intention of Undergraduates Students in Accounting Department Faculty of Economics and Business of Brawijaya University to Take Tax Brevet Certification. This study aims to

determine the effect of tax knowledge motivation and competency test motivation on the intention of undergraduate students of Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya to take brevet tax certification. The objects of this study are the undergraduate students of Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya, taking the competency exam and brevet tax certifications. A total of 87 data were collected through the survey method utilizing purposive sampling technique, and analyzed by multivariate analysis applying Partial Least Square (PLS). The results of this study reveal that the tax knowledge motivation variable and the competency test motivation variable have a positive effect on students intention of taking tax certification.

Key Words : tax knowledge motivation, competency test motivation, tax brevet, accounting students

Abstrak: Pengaruh Motivasi Pengetahuan Perpajakan dan Motivasi Ujian Kompetensi Terhadap Minat Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Mengikuti Brevet Pajak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi pengetahuan perpajakan dan motivasi ujian kompetensi terhadap minat mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk mengikuti brevet pajak. Objek penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mengikuti ujian kompetensi dan brevet pajak. Sebanyak 87 data berhasil dikumpulkan menggunakan metode survei dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis multivariat Partial Least Square (PLS), Hasil penelitian ini menunjukkan variabel motivasi pengetahuan perpajakan dan variabel motivasi ujian kompetensi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Kata Kunci : motivasi pengetahuan perpajakan, motivasi ujian kompetensi, brevet pajak, mahasiswa akuntansi

(2)

PENDAHULUAN

Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak per Desember 2019 daftar konsultan pajak sebesar 5.026 jiwa dan jumlah pegawai pajak yang terdaftar di Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sebesar 44.533 jiwa. Hal ini tidak seimbang dengan total wajib pajak yang ada di Indonesia yaitu sebesar 42 juta terdiri dari 38,7 juta wajib pajak orang pribadi dan 3,3 juta merupakan wajib pajak badan. Jumlah wajib pajak tersebut meningkat mulai dari tahun 2015 sebanyak 30 juta, tahun 2016 32,8 juta, tahun 2017 36 juta, dan tahun 2018 38,6 juta. Menurut Mahayani, dkk (2017) masalah tersebut menggambarkan bahwasanya profesi konsultan pajak di Indonesia masih kurang dalam segi jumlah. Padahal keberadaan konsultan serta tenaga ahli di sektor pajak amat diperlukan khususnya sejak ada tax amnesty.

Pada perguruan tinggi khususnya jurusan akuntansi yang menawarkan mata kuliah perpajakan tetapi karena tuntutan kompetensi dibidang akuntansi juga dianggap penting maka mata kuliah perpajakan saat ini lebih banyak ditekankan pada pengetahuan serta pemahaman atas hokum pajak dan tidak berorientasi pada ketrampilan teknis di bidang perpajakan. Hal tersebut berdampak pada kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja. Oleh karena itu dalam menunjang kesiapan mahasiswa akuntansi dalam memasuki dunia kerja, karena itu diperlukan pelatihan ataupun kursus untuk menunjang kompetensi mahasiswa.

Salah satu usaha mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan kompetensi khususnya pengetahuan di bidang perpajakan, mahasiswa akuntansi dapat mengikuti pendidikan Brevet Pajak. Pelatihan Brevet Pajak didesain untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam tentang bidang perpajakan sehingga dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Pembekalan pengetahuan perpajakan yang baik juga dibutuhkan oleh mahasiswa akuntansi sehingga dapat berkompetensi dalam dunia kerja. Realitanya, tidak banyak mahasiswa akuntansi berminat mengikuti program pelatihan brevet pajak, mereka berasumsi bahwa program pelatihan brevet pajak bukan merupakan suatu keharusan atau kebutuhan utama untuk dilaksanakan (Lestari, 2014).

(3)

Brevet adalah lisensi atas suatu kemampuan, keahlian dan kepandaian. Brevet Pajak adalah pelatihan pajak atau kursus tanpa atau dengan pengaplikasian terhadap software pajak (Tjahjono, 2000). Brevet Pajak diadakan untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perpajakan. Brevet Pajak memiliki tingkatan sesuai dengan materi yang diajarkan. Brevet Pajak tingkat A diberikan kepada para konsultan yang telah menguasai kewajiban pajak orang pribadi. Brevet Pajak tingkat B diberikan kepada para konsultan yang telah menguasai kewajiban pajak badan. Brevet Pajak tingkat C diberikan kepada para konsultan yang telah menguasai perpajakan internasional (Viola, 2017).

Berikut beberapa manfaat setelah mengikuti brevet pajak yaitu dapat memahami undang-undang perpajakan, mengimplementasikan aplikasi perpajakan yang didapat dari pelatihan dengan baik dan benar serta dapat memahami apa yang menjadi pekerjaan sehari-hari terkait dengan perpajakan (Agustinus 2013). Dalam hal ini mahasiswa memiliki beberapa faktor yang berperan dalam menentukan minat untuk mengikuti brevet pajak.

Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu niat seseorang berperilaku adalah Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior – TPB). TPB telah terbukti berhasil menjelaskan faktor-faktor penentu niat seseorang untuk berperilaku dalam berbagai konteks (Armitage dan Conner, 2001). TPB merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action – TRA (Ajzen, 1991). Menurut TRA, niat seseorang untuk melakukan perilaku dapat diprediksi berdasarkan sikap seseorang terhadap perilaku dan persepsi seseorang tentang tekanan dari pihak lain agar seseorang tersebut melakukan perilaku atau yang disebut sebagai norma subjektif. Dalam perkembangannya, niat seseorang untuk melakukan perilaku tidak hanya ditentukan olah sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, namun juga ditentukan oleh persepsi seseorang tentang kemudahan dan kesulitan untuk melakukan perilaku. Oleh karena itu, Ajzen menambahkan satu konstruk tambahan yaitu persepsi kendali perilaku. Dengan kata lain,

(4)

seseorang akan melakukan perilaku apabila ia memandang perilaku tersebut positif, meyakini bahwa pihak lain ingin agar ia melakukannya, dan yakin bahwa ia mampu melakukannya. TPB mengasumsikan bahwa sikap akan mempengaruhi niat seseorang untuk berperilaku namun sikap tidak menentukan perilaku secara langsung, melainkan melalui kombinasi dengan norma subjektif dan persepsi kendali perilaku (Ajzen, 2005).

Studi empiris menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti brevet pajak. Yang pertama adalah motivasi pengetahuan perpajakan. Motivasi pengetahuan diartikan sebagai motivasi yang timbul akibat adanya dorongan seorang untuk mendapatkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta kemampuan dalam bidang yang ditekuninya, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar (Lisnasari dan Fitriany, 2008). Program pelatihan brevet pajak merupakan sarana peningkatan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas seseorang yang bekerja di bidang perpajakan. Motivasi pengetahuan perpajakan akan mendorong seseorang untuk mengikuti program pelatihan brevet pajak guna mengurangi ketergantungan dengan pihak lain jika menemui permasalahan yang berkaitan dengan pajak dan keinginan untuk mengetahui isu-isu ataupun peraturan terkini terkait perpajakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aniswatin et al., (2020) dapat dikatakan motivasi pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap minat. Artinya jika pengetahuan bertambah maka minat akan meningkat drastis, sebaliknya jika pengetahuan menurun maka minat akan menurun drastis. Namun menurut Wahyuni et al., (2017) bahwa motivasi pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Penelitian Aniswatin et al., (2020) tidak sejalan dengan penelitian Wahyuni et al., (2017),

(5)

yang menyatakan bahwa motivasi pengetahuan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak.

Uji kompetensi merupakan evalusi hasil belajar mahasiswa selama belajar menempuh pendidikan S1 Akuntansi dan bisa dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pembelajaran di suatu perguruan tinggi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka telah melaksanakan uji kompetensi sejak tahun 2017. Ujian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 di Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Terdapat 8 matakuliah yang diujikan salah satunya adalah perpajakan (Akuntansi FEB UB,2020). Dalam uji kompetensi yang diselenggarakan di S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk matakuliah perpajakan bisa diakumulasi dengan sertikat brevet. Dengan adanya sertifikat brevet mahasiswa dianggap sudah memiliki kompetensi di bidang perpajakan.

Menurut penelitian Ayuningtyas dan Prihantini (2012) yang menunjukan bahwa motivasi mengikuti ujian sertifikasi merupakan faktor yang tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Menurut Sapitri dan Yaya (2015) pengaruh motivasi mengikuti ujian sertifikasi terhadap minat mahasiswa mengikuti pendidikan profesi akuntansi adalah tidak signifikan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi Pengetahuan Perpajakan dan Motivasi Ujian Kompetensi Terhadap Minat Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Untuk Mengikuti Brevet Pajak”.

(6)

TINJAUAN PUSTAKA Brevet Pajak

Secara umum Brevet Pajak merupakan kegiatan kursus atau Pelatihan Pajak (Taxation) tanpa atau dengan pengaplikasian terhadap software pajak (Tjahjono, 2000). Brevet Pajak memiliki tingkatan sesuai dengan jenis materi pajak yang diajarkan, seperti yang akan diuraikan dibawah ini :

a. Brevet A merupakan tingkatan kursus atau pelatihan pajak dengan pembahasan dasar sampai dengan ketentuan perpajakan (pajak penghasilan) Orang Pribadi (OP).

b. Brevet B merupakan tingkat kursus atau pelatihan pajak dengan pembahasan dasar sampai menengah dengan pembahasan ketentuan perpajakan Badan / Perusahaan.

c. Brevet C merupakan tingkatan kursus atau pelatihan pajak dengan pembahasan menengah sampai lanjutan dengan pembahasan Perpajakan Internasional.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan semakin baik sikap dan perilaku individu yang sejalan dengan persepsi etis yang dirasakan dalam menjalankan profesinya, seperti menjalankan etika atau standar yang berlaku dalam profesi sebagai pegawai pajak, maka tindakan pelanggaran yang dapat terjadi akan semakin rendah.

Motivasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yg dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yg dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

(7)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). Motivasi pengetahuan diartikan sebagai motivasi yang timbul akibat adanya dorongan seorang untuk mendapatkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta kemampuan dalam bidang yang ditekuninya, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar (Lisnasari dan Fitriany, 2008).

Pengetahuan pajak sendiri pada umumnya terkait dalam tingkat pendidikan seseorang, orang yang memiliki pengetahuan perpajakan lebih tinggi akan memiliki kepatuhan lebih tinggi karena selain mereka memahami tarif pajak yang dibebankan kepada mereka, mereka juga mengetahui bahwa jika mereka tidak melaksanakan kewajiban mereka sebagai wajib pajak mereka akan terkena sanksi atapun denda. Pengetahuan perpajakan yang Wajib Pajak miliki akan membuat mereka mengetahui alur uang pembayaran pajak serta manfaat pajak yang akan mereka dapatkan. pengetahuan perpajakan ini tidak hanya pemahaman konseptual berdasarkan Undang-undang Perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran, Surat Keputusan, tetapi juga adanya tuntutan kemampuan atau keterampilan teknis.

Menurut Widayanti dan Nurlis dalam Nurlaela (2013:92) mengemukakan bahwa hal- hal yang mencakup wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajibannya sebagai seorang wajib pajak. Dengan kata lain, wajib pajak akan melakukan dan melaksanakan kewajiban maupun hak perpajakannya jika mereka sudah mengetahui dan memahami kewajiban sebagai seorang wajib pajak.

(8)

b. Kepemilikan NPWP, sebagai salah satu sarana untuk mengefisiensikan administrasi perpajakan, wajib pajak yang sudah memiliki penghasilan, wajib untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajaknya.

c. Pengetahuan dan pemahaman tentang sanksi perpajakan Wajib pajak yang sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai sanski pajak, wajib pajak akan lebih patuh dan taat dalam melakukan kewajiban perpajakannya, karena mereka tahu dan paham jika melalaikan kewajibanya akan terkena sanksi. Hal ini otomatis akan mendorong setiap wajib pajak yang taat akan menjalankan kewajibannya dengan baik.

d. Pengetahuan dan pemahaman tentang PKP, PTKP, dan tarif pajak. Wajib Pajak yang mengetahui dan memahami tarif-tarif pajak yang berlaku, wajib pajak tersebut akan mampu untuk menghitung pajak terhutangnya sendiri dengan baik dan benar.

e. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan yang di dapat melalui sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan dan dilaksanakan oleh KPP.

f. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak yang didapat melalui pelatihan tentang perpajakan yang diikuti oleh mereka.

Motivasi pengetahuan perpajakan adalah keinginan yang timbul dari dalam diri seorang untuk mendapatkan pengetahuan perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar dapat melaksanakan tugas dengan benar (Lestari, 2014).

Motivasi Ujian Kompetensi

Uji kompetensi merupakan evalusi hasil belajar mahasiswa selama belajar menempuh pendidikan S1 Akuntansi dan bisa dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pembelajaran di suatu perguruan tinggi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya merupakan salah satu perguruan tinggi negeri

(9)

terkemuka telah melaksanakan uji kompetensi sejak tahun 2017. Ujian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 di Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Terdapat 8 matakuliah yang diujikan di uji kompetensi ini diantaranya adalah matakuliah Akuntansi Keuangan, Manajemen Keuangan dan Investasi, Sistem Informasi, Etika Bisnis dan Profesi,Akuntansi Biaya dan Manajemen, Akuntansi Sektor Publik, Perpajakan, Auditing. Metode ujian kompetensi di selenggarakan berbasis komputer. Syarat mengikuti uji kompetensi adalah mahasiswa JAFEB UB yang telah lulus matakuliah yang diujikan pada uji kompetensi. Untuk lulus ujian kompetensi, mahasiswa harus menjawab benar 60% dari total soal yang diujikan.Ujian kompetensi dilakukan secara terpisah dengan ujian skripsi. Jika mahasiswa memiliki sertifikat brevet pajak akan mempermudah mengikuti ujian kompetensi tersebut dikarenakan mahasiswa diperbolehkan tidak mengikuti ujian mata kuliah perpajakan (Akuntansi FEB UB,2020).

Motivasi ujian kompetensi adalah Suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mengikuti ujian kompetensi guna mendapatkan gelar S1 di Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Theory of Planned Behavior

Teori Perilaku Perencanaan (Theory of Planned Behavior atau TPB) dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam konteks tertentu (Ajzen, 1991). Dalam teori ini berusaha memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia. TPB merupakan pengembangan dari theory of reason action (TRA), dimana dalam TRA dikatakan bahwa minat perilaku diprediksi oleh sikap dan norma subjektif. Akan tetapi dalam TPB menambahkan sebuah konstruk yang belum ada di TRA yaitu kontrol perilaku persepsian (Hartono, 2007: 61). Adapun penjelasan mengenai ketiga konstruk tersebut sebagai berikut:

(10)

1. Sikap

Bahwa sikap dan sifat kepribadian biasanya sebenarnya dilakukan untuk memprediksi perilaku (Ajzen, 1991). Dalam TPB, sikap adalah mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang akan kita hadapi (Islamylia dan Mutia, 2016).Sikap merupakan kepercayaan individu mengenai konsekuensi positif atau negatif dari perilaku (Behavioral belief) dan evaluasi individu terhadap konsekuensi yang akan ia dapatkan dari sebuah perilaku (outcome evaluation) yang akan menghasilkan suatu sikap menyukai atau tidak menyukai suatu perilaku (Hartono, 2007: 38). Dapat dikatakan sikap merupakan keyakinan tentang perilaku tertentu beserta konsekuensinya atau tanggapan dan keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dalam melakukan perilaku tersebut sehingga akan menghasilkan suatu sikap menyukai atau tidak menyukai suatu perilaku.

2. Norma Subjektif

Norma subjektif merupakan pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan dari orang lain yang menjadi referents yang akan mempengaruhi minatnya untuk melakukan suatu perilaku yang sedang dipertimbangkan (Hartono, 2007: 42). Yang dimaksud dengan referents disini yaitu individu, grup yang menjadi referensi atau seseorang yang memberikan motivasi untuk mengarahkan perilakunya. Yang termasuk sebagaireferents antara lain orang tua, teman, dosen, pasangan, dan sebagainya. Secara umum, seseorang percaya kepada referents yang memotivasi mereka (normative belief) dan akan mentaati atau menerima saran dari para referents (motivation to comply).

(11)

Persepsian Kontrol perilaku persepsian yaitu didefinisikan sebagai persepsi kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku (Hartono, 2007: 64). Kontrol perilaku persepsian dapat dikatakan sebagai keyakinan individu tentang adanya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau menghambat perilaku (control belief strength) dan kekuatan persepsian dari faktor-faktor tersebut (control belief power) (Hartono, 2007: 66). Jika seseorang menganggap suatu hal mudah untuk dijalani maka akan meningkatkan minat seseorang untuk menjalani hal tersebut, begitu pula sebaliknya.

Motivasi pengetahuan pajak berhubungan dengan perceived behavioral control dalam TPB. Hal ini dapat dikatakan berhubungan karena Perceived behavioral control merupakan bagaimana perilaku individu merupakan hasil pengendalian terhadap dirinya (Ajzen, 2002). Motivasi pengetahuan perpajakan akan mendorong seseorang untuk mengikuti program pelatihan brevet pajak guna menambah ilmu pengetahuan perpajakan dan mengurangi ketergantungan dengan pihak lain jika menemui permasalahan yang berkaitan dengan pajak.

Pada Perceived Behavioral Control dalam TPB berhubungan dengan motivasi ujian kompetensi. Hal ini dapat dikatakan berhubungan karena Perceived Behavioral Control sebagai keyakinan individu tentang adanya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau menghambat perilaku (control belief strength), karena motivasi ujian kompetensi merupakan faktor yang menjadi kontrol bagi mahasiswa dalam mengikuti brevet pajak. Hal ini dapat dilihat adanya keterpaksaan mahasiswa mengikuti brevet pajak dikarenakan jika mahasiswa memiliki sertifikat brevet pajak akan mempermudah mengikuti ujian kompetensi tersebut dikarenakan mahasiswa diperbolehkan tidak mengisi soal perpajakan

(12)

KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Model penelitian ini melibatkan dua variabel independen yaitu motivasi pengetahuan perpajakan dan motivasi ujian kompetensi serta satu variabel dependen yaitu minat mengikuti pelatihan brevet pajak. Variabel tersebut berhubungan dengan faktor-faktor yang ada di dalam TPB yang menjelaskan faktor apa yang mempengaruhi individu dalam berperilaku atau mengambil suatu tindakan. Kedua variabel independen berhubungan dengan perceived behaviour control dalam TPB.

Terkait dengan penelitian sebelumnya, dapat dilihat bahwa motivasi pengetahuan perpajakan berkaitan dengan minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Peneliti menambahkan variabel lain yaitu motivasi ujian kompetensi terhadap minat mahasiswa mengambil brevet pajak. Motivasi ujian kompetensi ditambahkan dalam penelitian ini karena peneliti meilihat adanya keterpaksaan mahasiswa mengikuti brevet pajak dikarenakan jika mahasiswa memiliki sertifikat brevet pajak akan mempermudah mengikuti ujian kompetensi tersebut dikarenakan mahasiswa diperbolehkan tidak mengisi soal perpajakan. Peneliti ingin menguji pengaruh motivasi pengetahuan perpajakan dan motivasi ujian kompetensi berdasarkan TPB terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Berdasarkan hal tersebut, berikut model penelitian yang digambarkan dalam gambar sebagai berikut:

(13)

Gambar 2. 1 Model Penelitian

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Pengaruh Motivasi Pengetahuan Perpajakan Terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti Brevet Pajak

Motivasi pengetahuan perpajakan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Semakin tinggi motivasi pengetahuan perpajakan maka semakin banyak minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Dengan mengikuti brevet pajak diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang perpajakan. Motivasi Pengetahuan pajak berhubungan dengan perceived behavioral control dalam TPB. Perceived behavioral control merupakan bagaimana perilaku individu merupakan hasil pengendalian terhadap dirinya (Ajzen, 2002). Ketika mahasiswa memiliki motivasi untuk memiliki pengetahuan tentang perpajakan, maka mahasiswa akan melakukan suatu perilaku untuk menambah pengetahuan perpajakannya dengan mengikuti brevet pajak. Motivasi Ujian Kompetensi (X2) Motivasi Pengetahuan Perpajakan (X1) Minat Mahasiswa Mengikuti Brevet Pajak (Y)

(14)

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni et al., (2017) bahwa motivasi pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Sedangkan menurut Aniswatin et al., (2020) menunjukkan bahwa motivasi pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:

H1: Motivasi pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti program brevet pajak.

Pengaruh Motivasi Ujian Kompetensi Terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti Program Brevet Pajak

Motivasi ujian kompetensi adalah Suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mengikuti ujian kompetensi untuk mendapatkan gelar S1 di Program Studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Hubungan antara theory of planned behaviour dengan motivasi ujian kompetensi adalah theory of planned behaviour pada Perceived Behavioral Control dalam TPB. Hal ini dapat dikatakan berhubungan karena Perceived Behavioral Control sebagai keyakinan individu tentang adanya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau menghambat perilaku (control belief strength), karena motivasi ujian kompetensi merupakan faktor yang menjadi kontrol bagi mahasiswa dalam mengikuti brevet pajak. Hal ini dapat dilihat adanya keterpaksaan mahasiswa mengikuti brevet pajak dikarenakan jika mahasiswa memiliki sertifikat brevet pajak akan mempermudah mengikuti ujian kompetensi tersebut dikarenakan mahasiswa diperbolehkan tidak mengisi soal perpajakan. Mahasiswa yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti ujian kompetensi akan mempunyai sikap yang tinggi juga untuk mengikuti brevet pajak.

(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini dan Kusumawati (2011) menunjukkan bahwa motivasi mengikuti ujian sertifikasi berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa untuk mengikuti pendidikan non formal akuntansi. Sedangkan penelitian menurut Sapitri dan Yaya (2015) yang menunjukkan bahwa motivasi mengikuti ujian sertifikasi merupakan faktor yang tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:

H2: Motivasi ujian kompetensi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti program brevet pajak.

(16)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif, Dalam penelitian ini digunakan penelitian kuantitatif deskriptif Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang pengaruh motivasi pengetahuan perpajakan dan motivasi ujian kompetensi terhadap minat mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk mengikuti program Brevet Pajak.

Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mengikuti ujian kompetensi Akuntansi FEB UB Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mengikuti ujian kompetensi dan brevet pajak sebanyak 87 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dimulai dengan melakukan Pilot Test Questionnaire terlebih dahulu sebelum melakukan penyebaran kuesioner yang sesungguhnya. Tujuan dilakukan pilot test adalah untuk melihat nilai validitas dan reliabilitas atas setiap instrumen yang digunakan dalam kuesioner penelitian. Kuesioner diberikan dari mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang mengikuti ujian kompetensi dan brevet pajak. Jumlah responden sebanyak 87 pada penelitian ini didapatkan dari metode penyampelan purposive sampling. Kuesioner penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk menjelaskan seberapa setuju responden dengan pernyataan yg terdapat didalam kuesioner. Penelitian ini menggunakan skala lima poin pada skala likert untuk meningkatkan tingkat respon dan kualitas respon bersamaan dengan mengurangi tingkat kegagalan responden. Penelitian ini

(17)

menggunakan teknik analisis multivariat Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan SmartPLS sebagai alat analisis.

HASIL PENELITIAN

Model studi ini terdiri dari tiga konstruk yaitu motivasi pengetahuan perpajakan, motivasi uji kompetensi, dan minat mengikuti pendidikan brevet pajak. Pengujian studi ini dilakukan melalui tahap Pengujian Indikator Konstruk

Evaluasi model PLS pada dua tahap pengujian meliputi evaluasi outer model dan inner model. Outer model atau model pengukuran merupakan tahapan untuk mengevaluasi validitas dan reliabilitas suatu konstruk. Terdapat dua uji validitas konstruk dalam model pengukuran PLS yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Outer model dievaluasi dengan menggunakan parameter AVE, Communality, Outer Loading, Cross Loading, Cronbach Alpha, dan Composite Reliability. Inner Model atau model struktural merupakan tahapan untuk mengeluasi hubungan antara konstruk. Inner Model dievaluasi dengan menggunakan paramater R2 dan membandingkan antara t-statistics dengan t-table untuk pengujian hipotesis.

Hasil pengujian algoritma indikator konstruk disajikan berdasarkan tabel 4.6 berikut.

Tabel 1

Hasil Pengujian Algoritma Indikator Konstruk

Konstruk AVE Composite

Reliability R Square Cronbachs Alpha Communality X1 0.729 0.93 0.906 0.729 X2 0.681 0.914 0.883 0.681 Y 0.796 0.921 0.560 0.872 0.796

Sumber: Data yang diolah

Keterangan: X1= Motivasi Pengetahuan perpajakan; X2=Motivasi Ujian Kompetensi; Y = Minat Mengikuti Brevet Validitas Konvergen. Nilai AVE dan communality seluruh konstruk seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.6 adalah lebih dari 0,50. Dengan demikian, nilai AVE dan communality tersebut telah memenuhi rule of thumb yang digunakan untuk menguji validitas konvergen (Chin

(18)

dalam Hartono, 2011:71). Ini mengindikasikan bahwa data telah valid untuk dilakukan pengujian berikutnya.

Validitas Diskriminan. Hasil uji validitas diskriminan berdasarkan nilai cross loading pada lampiran adalah nilai cross loading masing-masing indikator konstruk memiliki nilai yang lebih tinggi atau mengumpul pada konstruk yang telah ditetapkan. Hal ini membuktikan secara empiris bahwa setiap konstruk memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya.

Reliabilitas. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa seluruh konstruk yang memiliki nilai composite reliability lebih dari 0,7 .Salisbury et al. (2002) dalam Hartono (2011:72) menyatakan bahwa composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi reliabilitas suatu konstruk. Dengan demikian, setiap konstruk telah reliabel.

Evaluasi Model Struktural / Structural (Inner Model)

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

Gambar 4. 1

(19)

R Square (R2). nilai R2 Minat Mengikuti Pendidikan Brevet Pajakadalah 0.560. Ini menjelaskan bahwa Minat mengikuti pendidikan brevet pajak (Y) dipengaruhi oleh Motivasi Pengetahuan Perpajakan (X1), Motivasi Ujian Kompetensi (X2) sebesar 56% sedangkan sisanya 44% di pengaruhi oleh variabel lain di luar Model.

Goodness of fit (GOF). R square pada tabel 5.7 yaitu R2 Minat Mengikuti Pendidikan Brevet Pajak(Y) sebesar 0.56. Rumus GOF Tenenhaus et al. (2005) dalam Hartono (2011:89) adalah sebagai berikut:

∑√𝑐𝑜𝑚𝑚𝑢𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑅2

GOF yang dihitung dengan menggunakan rumus Tenenhaus et al. (2005) dalam Hartono (2011:89) adalah sebesar 0.642. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model struktural tanpa variabel moderasi maupun dengan variabel moderasi adalah fit, karena nilai GOF lebih dari 0.5.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil pengujian model struktural dievaluasi dengan m enggunakan uji signifikansi melalui nilai koefisien path. Hasil uji hipotesis disajikan berdasarkan tabel 4.7 berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Original Sample (O) P value Standard Deviation (STDEV) T-Statistics Keputusan (H1) X1  Y1 0.354 0.005 0.126 2.817 Diterima (H2) X2  Y1 0.440 0.001 0.126 3.497 Diterima

Sumber: Data yang diolah

Keterangan: X1= Motivasi Pengetahuan perpajakan; X2=Motivasi Ujian Kompetensi; Y = Minat Mengikuti Brevet

Uji Signifikansi. Hipotesis yang dibangun dalam studi ini menggunakan pengujian hipotesis dua ekor (two-tailed) pada H1, dan H2. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan H1 dan H2

(20)

diterima. Berikut adalah uraian pengujian hipotesis setiap konstruk pada minat mahasiswa mengikuti brevet pajak.

Hipotesis 1 (H1): Motivasi Pengetahuan Perpajakan mempunyai pengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap Minat mengikuti pendidikan brevet pajak. Nilai variabel Motivasi Pengetahuan Perpajakan terhadap Minat mengikuti pendidikan brevet pajak dengan koefisien jalur sebesar 0,354 dan t statistik sebesar 2,817 nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima hal ini berarti hipotesis pertama diterima. Sehingga Motivasi Pengetahuan Perpajakan mempunyai pengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap Minat mengikuti pendidikan brevet pajak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Aniswatin et al., (2020) menunjukkan bahwa motivasi pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak , tetapi tidak sesuai dengan pernyataan Wahyuni et al., (2017) bahwa motivasi pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak.

Hipotesis 2 (H2): Motivasi ujian kompetensi mempunyai pengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap Minat mengikuti pendidikan brevet pajak. Hasil olah data menggunakan SmartPLS didapatkan nilai original sampel (O) yang merupakan nilai koefisien jalur dan nilai t statistik untuk menunjukkan signifikansinya. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel Motivasi Ujian Kompetensi dengan Minat mengikuti pendidikan brevet pajak menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,440 dengan nilai t statistik sebesar 3,497. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima hal ini berarti hipotesis kedua diterima. Hal ini berarti motivasi ujian kompetensi mempunyai pengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap Minat mengikuti pendidikan brevet pajak. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini dan

(21)

Kusumawati (2011) menunjukkan bahwa motivasi mengikuti ujian sertifikasi berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa untuk mengikuti pendidikan non formal akuntansi, tetapi tidak sesuai dengan pernyataan Sapitri dan Yaya (2015) yang menunjukkan bahwa motivasi mengikuti ujian sertifikasi merupakan faktor yang tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel motivasi pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Semakin tinggi motivasi pengetahuan perpajakan yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin kuat minatnya dalam mengikuti brevet pajak. Hal ini dikarenakan mahasiswa mengerti dengan mengikuti brevet pajak mereka dapat mengetahui ketentuan umum dan tata cara perpajakan untuk meningkatkan pengetahuanya di bidang perpajakan.

Variabel motivasi ujian kompetensi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak. Semakin tinggi motivasi ujian kompetensi yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin kuat minatnya dalam mengikuti brevet pajak. Hal ini dikarenakan apabila mahasiswa memiliki sertifikat brevet pajak akan mempermudah kelulusan ujian kompetensi yang diselenggarakan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut, sebab mahasiswa diperbolehkan tidak mengikuti ujian mata kuliah perpajakan.

Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa variabel motivasi pengetahuan perpajakan (X1) dan motivasi ujian kompetensi (X2) berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti brevet pajak.

(22)

Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian ini mempunyai beberapa rekomendasi dan saran, diantaranya adalah:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menambah variabel yang akan dijadikan variabel penelitian yang dapat mempengaruhi minat mengikuti brevet pajak, misalnya motivasi penghasilan, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi apabila ditinjau dari keinginan mahasiswa untuk mendapatkan pengakuan dari luar lingkungan sekitar serta kemampuan berprestasi dalam pekerjaannya.

2. Peneliti berikutnya diharapkan bisa menggunakan sampel lebih banyak bukan hanya satu perguruan tinggi tapi beberapa perguruan tinggi yang memiliki program studi akuntansi, agar bisa mendapatkan hasil yang optimal dan membandingkannya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS) : Alternatif Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Accounting Department of Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya 2017.

Implementation of the Comprehensive

Exam.http://accounting.feb.ub.ac.id/en/pengumuman-pelaksanaan-ujian-komprehensif/ (diakses pada tanggal 21 agustus 2020)

Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behaviour. In: Organizational Behaviour and Human Decision Process. Amherst, MA: Elsevier: 179-211.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior. New York: Open University Press.

Ajzen, I. (2007). Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Aniswatin et al. 2020. Pengaruh motivasi pengetahuan perpajakan, karier, dan kualitas terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti brevet pajak. E-JRA Vol. 09 No. 02

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, Cetakan keempat belas. Jakarta : Rineka Cipta.

Ayuningtias dan Prihatini. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akutansi. Juraksi,

Vol. 1,No. 1, ISSN: 2301-9328

Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Educipta. 2019. Brevet pajak, Secara umum brevet pajak merupakan kegiatan Kursus atau Pelatihan Pajak (taxation).https://www.educipta.com/brevet-pajak/. (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2020).

Fishbein, M., & Ajzen, L. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research, Reading. MA: Addison-Wesley.

Hartono, J. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002.

Ilhamsyah et al. (2016). Pengaruh Pemahaman dan Pngetahuan Wajib Pajak tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (studi samsat kota malang). Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016

Lisnasari, Nurainah Riani dan Fitriany. 2008. “Faktor-faktor yangMempengaruhi Minat MahasiswaAkuntansi Untuk Mengikuti PPAk”. Dalam Accunting Conference II. Jakarta FEUI.

(24)

Maria, U. C., & Indriyana, P. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Syariah Iain Surakarta Dalam Mengikuti Pendidikan Brevet Pajak. (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang peraturan menteri keuangan

tentang konsultan pajak. Diakses dari :

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2014/111~PMK.03~2014Per.HTM

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.03/2008 tentang peraturan menteri keuangan tentang persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban seorang kuasa Diakses dari : https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/22~PMK.03~2008Per.htm

Prihartanta, W. (2015). Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya, Vol. 1. (No.83), hal 1-11. Robbin & Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta. Salemba Empat

Sapitri Zazuk dan Rizal Yaya. 2015. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.16.No.1.

Sari et al. 2020. Faktor - faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAK). Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran ISSN: 2502-7697

Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis: Pendekatan Pengemabangan - Keahlian, Edisi 6, Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Viola Syukrina E Janrosl. 2017. “Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Pajak Dan Brevet Pajak Terhadap Minat Berprofesi Di Bidang Perpajakan” Jurnal Akuntansi

Keuangan dan Bisnis. Vol. 10, No. 2: 17- 24.

(https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jakb/issue/view/51). diakses 15 Juli 2020. 09.35

Wahyuni, N. P. S. I., Purnamawati, I. G. A., & Sinarwati, N. K. (2017). Pengaruh Motivasi Kualitas, Motivasi Pengetahuan Perpajakan, Motivasi Karir Dan Motivasi Sosial Terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti Program Brevet Pajak (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha.

Gambar

Gambar 2. 1   Model Penelitian
Tabel 2  Hasil Uji Hipotesis  Hipotesis  Original  Sample  (O)  P value  Standard  Deviation (STDEV)  T-Statistics  Keputusan  (H 1 ) X1  Y1  0.354  0.005  0.126  2.817  Diterima  (H 2 ) X2  Y1  0.440  0.001  0.126  3.497  Diterima

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan pantai yang terdapat di dua stasiun penelitian, yaitu stasiun A (kawasan pariwisata pantai Slopeng) yang terdiri dari

tes-retes, sedangkan untuk perhitungan analisis statistik dengan menggunakan korelasi Product Moment (program SPSS). Adapun data yang dikorelasikan untuk

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari3 tahap, yaitu : 1. Meminta ijin kepada kepala sekolah SMA GIKI 2 Surabaya. Pembuatan kesepakatan dengan guru bidang studi matematika

H 0 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

a) Mencari tingkat return bebas risiko periode Februari 2012-Desember 2014 di www.bi.go.id. b) Mencari rata-rata pertahun tingkat return bebas risiko. c) Mencari rata-rata

Menurut Rahmawati, 2013 (dalam Amelia dan Hernawati, 2016) komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan kepengurusan,

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau