• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Seni Rupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Seni Rupa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PMuntuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan

Ragam Seni Rupa.

2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai “produk” atau sebagai “kemahiran” atau sebagai “kegiatan mencipta atau kegiatan kreasi”. Dapat dikatakan bahwa pengertian seni rupa bersifat majemuk karena jenis dan cakupannya demikian beragam dan luas.

3. Dalam pengertian terbatas seni rupa atau visual art dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ungkapan seni yang mengekspresikan pengalaman hidup, pengalaman estetis atau artistik manusia dengan menggunakan beragam unsur seni untuk menghasilkan susunan atau struktur karya seni rupa yang dapat dilihat, diamati, diraba, didengar atau diapresiasi oleh publik atau penikmat seni.

4. Fungsi Seni Rupa: mitologis, religius, edukasi, psikologis, ekspresi personal, praktis, sosial, ekonomis, komunikatif, dan budaya.

5. Karakteristik seni rupa ditandai oleh sifat utama seni rupa adalah sebagai objek maupun wahana pengembangan kreativitas, bersifat terbuka dan bebas,

mengakomodasi pembaharuan dan berbagai kecenderungan praktek seni rupa yang pluralistik serta dipengaruhi kondisi dan situasi sosial-politik dan budaya. Sifat khusus lainnya dari seni rupa adalah sifat relatif atau tidak absolut. Dengan kata lain

pengertian seni rupa seperti halnya seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas. Konsep seni rupa berkembang sejalan dengan kehidupan masyarakat yang terus berkembang,

6. Aspek-aspek dalam Seni Rupa yang terdiri dari: a) wujud dan isi dalam seni rupa, b) media dalam seni rupa, c) subject matter-material-teknik dalam seni rupa.

7. Wujud atau visioplastik adalah hasil konfigurasi dari permukaan dan sisi-sisi suatu bentuk yang dapat dilihat, diamati dan diraba. Wujud dari karya seni rupa dapat berupa wujud visual saja atau paduan wujud visual dengan unsur bunyi dan unsur gerak. 8. Isi atau ideoplastik adalah aspek ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning)

dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat atau publik seni. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif.

9. Bentuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis: bentuk beraturan dan bentuk tak beraturan. 10. Media berasal dari kata “medium” yang dapat diartikan sebagai sarana atau alat untuk

menyampaikan pesan kepada penikmat atau publik seni.

11. Pokok soal atau subject matter dari suatu karya seni rupa adalah apa saja yang

disajikan dalam karya itu, dapat berupa ide atau gagasan, objek-objek alami, peristiwa, atau kejadian-kejadian, tema, simbol-simbol dan alegori yang terdapat pada karya seni rupa.

▸ Baca selengkapnya: menurut feldman (1967) seni rupa memiliki 3 fungsi yaitu

(2)

12. Dalam proses pembentukan suatu karya seni rupa, interaksi antara media dengan subject matter dan material serta penguasaan teknik-teknik tertentu sangat penting dalam perwujudan suatu karya seni rupa. Penguasaan keterampilan teknik yang optimal adalah yang didukung dengan pengetahuan material meliputi: bahan dan alat-alat yang dipergunakan dalam berkarya.

13. Pengklasifikasian seni rupa yang umum dikenal menurut konsep Seni Rupa Barat (Konsep Seni Rupa Modern) adalah penggolongan berdasarkan aspek bentuk atau dimensi dan fungsi. Dari penggolongan atau klasifikasi ini dapat dipetakan cabang-cabang seni rupa yang termasuk di dalamnya.

14. Berdasarkan aspek bentuk dan dimensi karya seni rupa dapat diklasifikasikan menjadi karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra).

15. Berdasarkan aspek fungsi seni rupa dapat diklasifikasikan menjadi: seni murni dan seni terapan.

16. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Seni Murni adalah Seni Gambar, Seni Lukis, Seni Patung dan Seni Grafis. Dalam perkembangannya beberapa media dalam seni terapan kemudian dipergunakan sebagai media ekspresi, seperti misalnya Seni Keramik dan Seni Fotografi.

17. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Seni Kriya adalah Kriya Keramik, Kriya Rotan, Kriya Kayu, Kriya Kerang, Kriya Emas, Kriya Kulit dan sebagainya. Beragam teknik digunakan untuk membuat karya seni kriya, seperti teknik: pahat, ukir, batik, anyam, tenun, ikat, macramé, dan lain-lain.

18. Jenis seni rupa yang termasuk dalam cabang Desain adalah Desain Produk, Desain Grafis, Desain Interior, Desain Eksterior, Desain Otomotif, Desain Elektronik dan sebagainya.

Pengetahuan Dasar Seni Rupa

1. Titik dan bintik adalah unsur rupa pertama yang merupakan awal dari pengembangan unsur rupa lainnya seperti: garis, wujud/raut, bentuk, bidang dan unsur-unsur rupa lainnya yang lebih kompleks/rumit struktur bentuknya.

2. Garis adalah rangkaian titik yang terjalin memanjang menjadi satu. Garis terdiri dari berbagai jenis, sifat atau kualitas yang dapat digunakan dari berbagai arah untuk memvisualisasikan gagasan tentang sesuatu bentuk sesuai imajinasi dan persepsi seseorang.

3. Rangkaian beberapa garis akan menghasilkan bentuk (dua dimensi) dalam rupa gambar. Bentuk dalam pengertian tiga dimensi adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume.

4. Bidang merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis. Bidang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bidang horizontal, vertikal dan melintang.

▸ Baca selengkapnya: apa yang dapat dilakukan siswa smk untuk mengembangkan konsep eksplorasi dan eksperimentasi dalam karya seni rupa?

(3)

5. Secara kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna). Sedang secara fisika warna terbentuk dari unsur cahaya. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok warna primer, sekunder, dan tersier.

6. Warna primer (pertama) adalah warna pokok, bukan terbuat dari campuran warna lain mana pun. Kelompok warna sekunder (kedua) terbentuk dari campuran warna primer dan warna primer lain. Warna tersier (ketiga) terjadi dari campuran warna sekunder dengan warna sekunder lain atau dengan warna primer.

7. Tekstur adalah sifat permukaan bahan dari suatu benda atau bidang. Tekstur dapat dibedakan antara: tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur semu pada karya seni rupa dua dapat dibuat dengan teknik pulas warna, teknik cetak/ dicap, teknik tempel. Sedang tekstur nyata dapat dibuat dengan teknik gurat, cukil, pahat, dan lain-lainnya (sesuai jenis bahan yang digunakan).

8. Kesatuan merupakan prinsip seni yang menjadikan unsur-unsur rupa dari suatu karya seni rupa terlihat tertata dengan selaras. Meskipun bentuk dan warnanya bervariasi namun tidak ada unsur-unsur yang terlihat berlebihan atau terlalu menonjol. Secara keseluruhan tampak utuh.

9. Untuk menciptakan keseimbangan dalam suatu karya seni rupa tri matra diperlukan kepekaan dalam mengatur kesebandingan dan keserasian bobot dari volume benda pada satu bagian dengan bagian lainnya. Keseimbangan pada karya seni rupa dwi matra dapat terbentuk dari pengaturan bentuk yang memiliki warna dan ukuran yang bervariasi. Misalnya, warna yang terang/cerah akan terkesan lebih ringan, sedang warna-warna gelap terkesan lebih berat.

10. Irama adalah perulangan dari unsur-unsur yang ditata berdasarkan variasi unsur-unsur rupa. Jenis perulangan misalnya: perulangan sejenis (repetitif), perulangan alternatif dan perulangan progresif.

11. Variasi perulangan dapat dibentuk melalui : perbedaan intensitas warna, perbedaan ukuran, perbedaan jarak atau posisi dari objek. Walau ada perbedaan namun tetap diupayakan tertata dengan teratur.

12. Proporsi atau perbandingan adalah keselarasan atau keserasian perbandingan ukuran antara satu bagian dengan keseluruhan bentuk. Misalnya, keserasian proporsi kepala dengan bagian tubuh lainnya pada gambar manusia.

13. Pusat perhatian merupakan upaya menghadirkan unsur rupa yang menonjol atau menarik sebagai aksentuasi agar karya seni rupa tampil lebih menarik.

14. Keserasian merupakan prinsip seni yang mengutamakan unsur keharmonisan tatanan unsur-unsur rupa. Keserasian dapat terbentuk dari unsur-unsur yang berbeda tetapi perpaduan unsur tersebut terlihat saling mendukung dan artistik.

15. Proses kreasi bermula dari tahap proses mental (rasa dan karsa) berlanjut pada proses dan bentuk fisik (cipta dan karya).

(4)

Keterampilan seni rupa terbagi menjadi

1. keterampilan berkarya dwi matra, meliputi:

1. Jenis atau ragam gambar. Gambar menempati peran yang sangat penting sebagai media ekspresi dan untuk mengomunikasikan gagasan desain. Setiap jenis gambar memiliki karakteristik dan prinsip estetik yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

2. Media Gambar. Jenis media gambar yang dapat digunakan tergantung pada jenis gambarnya.

3. Teknik dan prosedur. Teknik yang dipergunakan dalam membuat karya seni dwi matra sesuai dengan jenis karya dan bahan serta alat yang dipergunakan. 4. teknik berkarya dwi matra, di antaranya adalah teknik pulas, semprot, mozaik,

kolase, inlai, patri, ukir, gores, cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, selup dan sulam.

2. Menggambar ragam hias.

Menggambar ragam hias merupakan proses menggambar motif hias untuk berbagai fungsi dekoratif

1. corak ragam hias dapat diklasifikasikan ke dalam geometris, organis, natural dan perpaduannya.

2. Warna ragam hias menempati peran yang penting dalam ragam hias.

3. Keterkaitan corak ragam hias dengan teknik bentuk corak yang terdapat dalam ragam hias tekstil sering kali dipengaruhi oleh alat dan teknik yang digunakan dalam membuat motif.

4. Kegiatan menata pola ragam hias menentukan keindahan tekstil yang dihasilkan.

5. Memilih corak ragam hias dapat disesuaikan dengan teknik yang dipilih. 6. Membuat pola ragam hias pada rancangan tekstil unsur bentuk, warna dan

tekstur tidak dapat dipisahkan.

7. Membuat komposisi pola ragam hias adalah kegiatan yang dilakukan setelah membuat pola ragam hias.

3. Menggambar bentuk.

Menggambar bentuk merupakan proses pengamatan dan penggambaran objek di atas bidang dua dimensi melalui suatu media gambar dengan berbagai ketentuan.

1. dalam kegiatan menggambar, objek sering disebut benda atau model. Benda dibedakan menjadi bentuk kubistis, silindris dan bebas. Sedangkan model biasanya objeknya adalah manusia.

2. Prinsip menggambar bentuk adalah perspektif, proporsi, komposisi, gelap-terang, bayang-bayang.

3. Teknik menggambar bentuk antara lain: linear, blok, arsir, dusel, pointilis, aquarel, plakat.

(5)

4. Pendekatan menggambar bentuk yang dapat digunakan adalah pendekatan dengan model dan tanpa model.

5. Langkah-langkah dalam menggambar bentuk: 1. pengamatan

2. membuat sketsa

3. menentukan gelap-terang 4. menentukan teknik 5. sentuhan akhir

4. Apakah dunia dwimatra itu? duamatra, yaitu panjang dan lebar, membentuk bidang

papar. Pada bidang papar dapat dibuat markah papar yang dapat dilihat dan tidak

mempunyai kedalaman, kecuali kedalaman maya. Markah tersebut tidak memiliki

ketebalan, dapat abstrak atau mengimba sesuatu. Bidang dan markah bersama-sama

mengungkap dunia dwi matra yang berbeda dengan dunia yang kita alami sehari-hari.

Dunia dwimatra pada dasarnya ciptaan manusia. Menggambar, melukis, mencetak,

mencelup atau bahkan menulis pun termasuk kegiatan yang langsung menjurus

kepada pembentukan dunia dwimatra.

5. Terkadang benda trimatra terlihat sebagai dwimatara: misalnya pemandangan yang

kita nikmati nampak seperti sebuah lukisan karena keindahannya. Berkat kemajuan

teknologi dewasa ini, kamera dengan mudah memalih segala yang ada di depan

lensanya menjadi gambar papar, sedangkan televisi dengan seketika memindahkan

santir yang bergerak ke permukaan berbatas. Markah barik pada bahan alami yang

licin seperti batu, kayu, dan lain-lain juga mengesankansantiran dwimatra.

Sesungguhnyalah dunia dwimatra menjadi bermakna karena mata manusia.

Nimana dwimatra atau seringkali disebut nirmana dua dimensi biasanya dibuat di atas media

canvas atau kertas. nirmana dwimatra masuk dalam tutorial desain grafis. Nirmana adalah

pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan

tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil

angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan.

Nirmana disebut juga ilmu tatarupa.

Di dalam Nirmana, seseorang akan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan

seni rupa dan desain pada level dasar seperti mempelajari garis, bidang, bentuk dan gempal

( dimensi dan tebal ). Pada nirmana dwi matra biasa kita akan mempelajari bagaimana

nirmana dibentuk sesuai dengan tata rupa yang pastinya mempunyai kaidah dan prinsip seni

rupa.

Untuk mendapatkan nirmana dwi matra biasanya dimulai dari pembuatan objek dasar seperti

persegi, lingkaran, segitiga, segi lima, segi enam dan bentuk dasar lainnya. Bentuk dasar

tersebut kemudian ditata dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola.

Pola dan bentuk dari nirmana dwimatra biasanya disusun dengan cara memutar objek dua

dimensi ( rotate ), memiringkan objek ( skew ), menduplikasi objek ( duplicate ), merubah

ukuran ( transform ), membalik objek dwimatra ( mirror ), dan atau langkah kombinasi dari

kesemuanya.

(6)

Cara-cara nirmana dwimatra juga bisa dilakukan pada objek trimatra atau objek tiga dimensi.

Hanya saja berbeda pada bidang dan objeknya saja.

Nimana trimatra atau seringkali disebut nirmana tiga dimensi biasanya dibuat sebagai aksen

dalam tata ruang. Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual

seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana

dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus

mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa.

Nirmana layaknya tutorial desain grafis yang utama, dalam kaitanya sebagai ilmu yang

mempelajari core desain sebelum memasukkannya dalam software desain grafis atau

caturan-aturan penting yang wajib dipakai dalam pembuatan setiap karya desain. Di dalam Nirmana,

seseorang akan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa dan desain

pada level dasar seperti mempelajari garis, bidang, bentuk dan gempal ( dimensi dan tebal ).

Pada nirmana tri matra biasa kita akan mempelajari bagaimana nirmana dibentuk sesuai

dengan tata rupa yang pastinya mempunyai kaidah dan prinsip seni rupa. Nirmana trimatra

mempunyai gempal atau ketebalan dan dimensi yang tidak dimiliki oleh nirmana trimatra.

Untuk mendapatkan nirmana tri matra biasanya dimulai dari pembuatan objek dasar seperti

persegi, lingkaran, segitiga, segi lima, segi enam dan bentuk dasar lainnya. Bentuk dasar

tersebut kemudian ditata dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola.

Pola dan bentuk dari nirmana dwimatra biasanya disusun dengan cara memutar objek dua

dimensi ( rotate ), memiringkan objek ( skew ), menduplikasi objek ( duplicate ), merubah

ukuran ( transform ), membalik objek dwimatra ( mirror ), dan atau langkah kombinasi dari

kesemuanya.

Terkadang untuk membuat nirmana trimatra, dimulai dari pembuatan objek dwimatra yang

kemudian ditransformasikan ke dalam objek tiga dimensi. Di dalam software coreldaw kita

sering menyebutnya di extrude. Oleh karena itu nirmana trimatra bisa disebut dengan

nirmana tingkat atau generasi kedua. Perbedaan utama nirmana tri matra dan nirmana dwi

matra adalaah pada bidang dan objeknya

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tata rupa.

Metode tatavisual dalam seni rupa meliputi : irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi, kesederhanaan. Hasil akhirnya adalah karya seni/desain yang artistic (bernilai seni) dalam bentuk dwimatra ataupun trimatra.

Dalam membentuk karya seni/desain maka dibutuhkan bahan-bahan seperti bentuk, raut, ukuran, arah, warna, value/tone/nada, tekstur/barik, ruang, dan lain-lain.

Apabila bahan-bahan sudah dimiliki, kebutuhan selanjutnya dalam menciptakan karya seni rupa diperlukan alat-alat menata rupa, yaitu “tangga rupa”, yang berupa interval-interval tangga unsur-unsur rupa; raut, ukuran, arah, warna, value, tekstur, ruang/kedudukan, dan lain-lain. Interval tangga adalah tingkatan, gradasi, atau tone.

Agar diperoleh karya seni yang indah/artistic diperlukan metode-metode, di antaranya adalah keselarasan/ irama, daya tarik/dominasi, keseimbangan, kesatuan/unity, keserasian/proporsi, dan

(7)

lain-lain. Jika metode ini digunakan dengan baik dan tepat, maka setidaknya karya seni yang dicipta

memiliki nilai keindahan.

Namun perlu dipahami bahwa karya seni tumbuh dari rasa dan dipengaruhi oleh kepekaan dan visi seni si pencipta. Dengan demikian, hasil karya setiap orang akan berbeda-beda sekalipun metodenya sama. Ada yang kurang bernilai seni dan nada yang bernilai seni tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Elemen semantik merupakan elemen terkecil dalam sebuah teks wacana, namun tetap memiliki keterkaitan dan porsi yang sama dengan elemen lain (tematik dan skematik)

dengan saran karena Kongregasi tidak memiliki pedoman keuangan,. sistem sentralisasi Kongregasi yang perlu penataan, dan

Polarisasi hanya akan terjadi pada gelombang transversal, karena arah gelombang sesuai dengan arah polarisasi, dan sebaliknya, akan terserap jika arah gelombang tidak sesuai dengan

Program untuk menganalisis produk yang paling laris bisa dianalisis dari data yang didapatkan di database transaksi pelanggan dan mitra (dengan kode produk yang sudahs.

Keterangan : Orang tersebut diatas adalah benar-benar penduduk Desa Ringinsari Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri, orang tua dari anak yang bernama YASMIN FIQX NISA yang kuliah

Artinya, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan e- procurement lebih efektif dibandingkan secara manual atau sebelum menggunakan e-procurement

Namun aspek terpenting sebagai cara untuk menemukan dan mengaitkan kembali pergulatan Indonesia hari ini ke akar

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi. © Henki