TIPIS PREPARATIF PADA FRAKSI DAUN KELOR(
TIPIS PREPARATIF PADA FRAKSI DAUN KELOR(MoringaMoringa oleiferaLam.
oleiferaLam.)ASAL DES)ASAL DESAMANGGAAMANGGALUNGLUNG KECAMATA
KECAMATANMANDNMANDALLEKABUPAALLEKABUPATEN TEN PAPANGKEPNGKEP
Oleh : Oleh :
N
NAAMMAA : : AARRIIN N RRIIZZKKI I TTAALLIIBB S STTAAMMBBUUKK : : 11552211!!""22 K KEELLOOMMPPOOKK : 2 (: 2 (DDUAUA)) K KEELLAASS : : CC##!! A
ASSIISSTTEENN : M: MUUS MS MUUAALLIIMM$$SS##FF%%&&''##
PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI
LABORATORIUM FARMAKOGNOSIFITOKIMIA LABORATORIUM FARMAKOGNOSIFITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIERSITA
UNIERSITAS S MUSLIM INDONESIAMUSLIM INDONESIA MAKASSAR MAKASSAR 21* 21* BAB I BAB I PENDA+ULUAN PENDA+ULUAN
A# L%,%& Bel%-%./
Kromatografi adalah tehnik untuk memisahkan campuran menjadi suatu komponen dengan bantuan dari suatu perbedaan dari sifat fisik masing-masing komponen.
Dari berbagai metode kromatogarfi dapat memberikan suatu cara pemisahan paling baik. Karena pemanfaatan yang luas untuk pemisahan analitik dan preparatif. Untuk kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan pada semua cuplikan, sedangkan kromatografi preparatif hanya untuk fraksi murni dari suatu campuran tanaman.
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan metode Kromatografi apis !ipis "K!# untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung didalam suatu sampel tanaman obat yang nantinya akan diteliti selanjutnya.
Sifat utama yang terlibat dalam pemisahan secara kromatografi ada $ yaitu% "&#. Kecenderungan suatu molekul untuk melarut dalam cairan "kelarutan#, "'#. Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus "adsorpsi, penjerapan# dan "$#. Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah kekeadaan uap "keatsirian#.
!erjadinya pemisahan dikarenakan adanya komponen suatu cuplikan yang bergerak dengan jarak yang berbeda akibat adanya perbedaan partisi dari komponen yang dipisahkan. (emisahan dan
pemurnian komponen terjadi karena adanya perbedaan distribusi diantara dua fase yaitu antara fase diam dan fase gerak.
Untuk tehnik kromatografi yang sering digunakan yaitu kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas dan kromatografi gas. (emilihan suatu tehnik kromatografi sebagian besar tergantung dari sifat kelarutan dan keatsirian dari suatu senyawa yang ingin dipisahkan.
Sehingga dilakukan praktikum ini untuk mengetahui senyawa isolasi dengan menggunakan kromatografi kolom kon)ensional dan kromatografi cair )akum yang akan dilanjutkan pada percobaan kromatografi lapis tipis preparatif.
B# M%-0 Pe&34%%.
*aksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami untuk mengisolasi komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis preparati)e dari fraksi daun kelor " Moringa oleifera . # dengan menggunkan eluen n-+eksan dan til setat reaksi sehingga diperoleh senyawa murnimenggunakan kromatografi lapis tipis preparatif.
C. T6%. Pe&34%%.
!ujuan percobaan adalahuntuk mengisolasi komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis preparati)e dari fraksi daun kelor "
Moringa oleifera . # dengan menggunkan eluen n-+eksan dan til setat reaksi sehingga diperoleh senyawa murni.
BAB II TIN7AUAN PUSTAKA A# U&%8%. T'h%. 1# Kl%0898-%08 (R4l499 et al $ 2) egnum % (lantae Di)ision % Spermatophyta Subdi)isio % ngiospermae Classis % Dicotyledoneae Subclassis % Dialypetalae
/rdo % hoeadales "0rassicales# 1amilia % *oringaceae
2enus % *oringa
Species % Moringa Oleifera 2# M4&94l4/8
Kelor "Moringa oleifera# tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 3 &444 dpl. Kelor banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang. Daun kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh &,5 hingga ' meter yang biasanya memakan waktu $ sampai 6 bulan. 7amun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari & meter. (emanenan dilakukan dengan cara memetik batang daun dari cabang atau dengan memotong cabangnya dengan jarak '4 sampai 84 cm di atas tanah "Kurniasih, '4&$#.
!anaman kelor mempunyai nama lokal yaitu kelor "9awa, Sunda, 0ali, ampung#, Kerol "0uru#, *arangghi "*adura#, *oltong "1lores#, Kelo "2orontalo#, Keloro "0ugis#, Kawano " Sumba#, /ngge "0ima#, +au fo "!imor# "liya,'446#.
;# K%../%. K8'8%
Kelor "Moringa oleifera# mempunyai kandungan senyawa 8":rhamnopyranosylo;y# ben<yl isothiocyanate, pterygospermin, dan 8-":-rhamnopyranosylo;y# ben<ylglucosinolate. Moringaceae kaya kandungan gula sederhana, rhamnose, dan senyawa unik yaitu glukosinolat dan isotiotianat. Daun kelor "Moringa oleifera# terdapat senyawa ben<il isotiosianat dan dari hasil studi fitokimia daun kelor "Moringa oleifera# juga mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, phenols yang juga dapat menghambat akti)itas bakteri "7ugraha,'4&$#.
5# Ke/.%%.
!anaman kelor di daerah pedesaan biasanya digunakan sebagai tapal batas rumah atau ladang. kar kelor dapat dimanfaatkan sebagai antilithic "pencegah terbentuknya batu urine#, rubefacient "obat kulit merah#, vesicant "menghilangkan kutil#, antifertilitas dan antiinflamasi "peradangan#. 0atang kelor dimanfaatkan sebagai rubefacient , vesicant , menyembuhkan penyakit mata, untuk pengobatan pasien mengigau, mencegah pembesaran limpa dan untuk menyembuhkan bisul "Krisnadi, '4&$#.
Salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya paling murah dan memakai peralatan sangat sederhana ialah kromatografi lapis tipis preparatif "K!(#.Walaupun K!( dapat memisahkan dalam jumlah gram,sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram. K! preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal "sampai & mm# sebagai pengganti lapisan penyerap yang tipis "+arborne, &=>?#.
Preparatif thin- layer chromatography "(!C# atau kromatografi lapis tipis preparati)e "K!(# merupakan metode isolasi yang sudah lama popular karena digunakan secara uni)ersal oleh mahasiswa dan peneliti khususnya bahan alam. (opularitas metode ini berkurang setelah muncul metode high pressure liquid chromatography "+(C# dan counter current chromatography "CCC# "2ritter, &==&#.
Kromatografi apis !ipis @ preparati)e adalah salah satu metode yang paling sederhana dan murah untuk mengisolasi komponen kimia dari suatu bahan alam. *eskipun pengerjaannya intensif dan hanya sedikit isolate yang diperlukan dari tiap prosedur fraksinasi "usli,'445#.
(emisahan komponen kimia dengan Kromatografi apis !ipis preparati)e pada dasarnya sama dengan K! biasa namun perbedaannya ialah K!-preparatif menggunakan lempeng yang besar "ukuran '4 ; '4 cm dan '4 ; 84 cm# dengan ketebalan 4,5-'mm. Dan sampel ditotolkan berupa garis lurus pada salah satu sisi lempeng. (enjerap yang paling umum digunakan ialah silica gel 64 dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun senyawa hidrofil "2ritter, &==&#.
1raksi aktif dilarutkan sedikit demi sedikit sebelum ditotolkan pada pelat K!(. (elarut yang baik adalah pelarut atsiri "heksan, diklometer, etil asetat# karena jika bukan pelarut atsiri akan menyebabkan pelebaran pita. Konsentrasi fraksi harus sekitar 5-&4 A. 1raksi ditotol sesempit mungkin untuk menghindari pita yang terbentuk. (enotolan dapat dilakukan dengan cara "pipa kapiler tetapi baik dengan penotolan otomatis B camay desage# atau mikropipet "2ritter,&==&#.
(ada K!(, kebanyakan penjerap mengandung indikator flouresensi untuk membantu deteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa tersebut menyerap sinar U "2ritter,&==&#.
(ada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. (ita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap yang mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang la<imnya berjumlah kecil dan campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi kromatografi lapis tipis kuantitatif "2ritter, &==&#.
(engembangan plat K!( biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara pengembangan berulang. +arus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak dengan penyerap maka semakin besar kemungkinan penguraian "+ostettman, &==5#.
Dalam perkembangan selanjutnya metode K! tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi noda akan tetapi juga untuk mengisolasi ekstrak, metode ini kemudian dikenal sebagai K! preparatif. *etode ini merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan murah untuk mengisolasi komponen kimia dari suatu bahan alam. (rinsip kerjanya yaitu adsorpsi dan partisi, dengan menggunakan lempeng yang besar "'4 '4# "2ritter, &==&#.
*etode kerjanya meliputi penotolen ekstrak bahan alam dalam bentuk pita pada lempeng. +al ini memungkinkang sampel dalam jumlah besar dapat muat pada lempeng K!, lempeng dikembangkan dalam pelarut yang telah diketahui mampu memisahkan komponen, yang paling penting adalah harus digunakan metode deteksi yang tidak merusak sampel "7ajib, '4&$#.
Kromatografi preparatif dipakai untuk memperoleh komponen campuran dalam jumlah yang memadai "mg sampai g# dalam keadaan murni sehingga komponen itu dapat dicirikan lebih lengkap atau dipakai pada reaksi berikutnya "2ritter, &==&#
*eski banyak terdapat metode seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat metode lain yang pembiayaannya paling murah dan memakai peralatan paling dasar yaitu Kromatografi apis !ipis (reparatif "K!(#. adsorben yang paling banyak digunakan yaitu silika gel yang dipakai untuk pemisahan campuran lipofil maupun senyawa hidrofil. ketebalan adsorben yang paling sering digunakan ialah 4,5 @ ' mm. pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan K!(. Ukuran partikel dan
porinya kurang lebih sama dengan ukuran tingkat mutu K! "*aston, &=>6#.
BAB III
A Al%, %. B%h%. 1 Al%,
lat yang digunakan pada praktikum ini adalah lat penyemprot D((+, 0atang pengaduk panjang, Chamber K!(, 2elas ukur,emari sam, *istar, (ipa kapiler, dan Sendok besi.
2 B%h%.
0ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah luminium foil, D((+,til setat, 1raksi aktif KKK dan KC, empeng kaca, Kapas, n-+eksan, dan tissu.
B C%&% Ke&6%
Disiapkan alat dan bahan. Dipilih hasil fraksi yang terelusi dengan baik pada kromatografi kolom kon)ensional dan kromatografi kolom cair )akum. Kemudian masing-masing fraksi yang telah dipilih dilarutkan dengan eluen dan ditotolkan pada lempeng K!( menggunakan pipa kapiler. Selanjutnya dielusi dalam chamber yang berisi eluen n-heksan%etil "?%$# yang telah jenuh. Kemudian dibiarkan terelusi, selanjutnya diamati penampakan bercak noda pada lampu U '58 dan $66 nm. Dan dilakukan uji antioksidan dengan pereaksi D((+.
BAB I
+ASIL PENGAMATAN
F&%-08 7'l%h P8,% W%&.% Pe.<e'=&4,% . DPP+ Kromatografi Kolom Kon)ensional "KKK#
& Kuning dengan
atar Ungu E
Kromatografi Cair akum
"KC#
& Kuning dengan
atar Ungu E
Ket% E F (ositif sebagai ntioksidan
B# Pe'%h%0%.
Kromatografi apis !ipis merupakan teknik pemisahan cara lama yang digunakan secara luas, terutama dalam analisis campuran yang rumit dari sumber alam. !etapi dalam kuantisasi belakangan ini kromatografi lapis tipis digantikan oleh G+(CH "+igh (erformance !hin-layer Chromatography# atau Kromatografi apis !ipis Kinerja !inggi.
dapun tujuan percobaan adalah untuk melakukan pemisahan komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis preparati)e "K!(# dari ekstrak daun kelor " Moringa oleifera . # dengan menggunakan eluen n-+eksan dan til setat.
(ada praktikum ini dilakukan percobaan Kromatografi lapis tipis preparatif "K!(#. Dimana pada K! preparati)e pada dasarnya sama dengan kromatografi lapis tipis biasa, namun perbedaan yang nyata ialah pada K! preparati)e menggunakan lempeng kaca yang besar "ukuran '4 ; '4 cm# dengan ketebalan 4,5-' mm dan sampel ditotolkan berupa garis
lurus pada salah satu sisi lempeng. Dan setelah itu pada bagian langkah akhir silica akan dikeruk yang mana disebut sebagai isolate.
Cara kerja dari metode ini diambil fraksi aktif dari hasil KKK dan fraksi aktif dari hasil KC kemudian ditotolkan berbentuk pita garis penotolan yang telah dibuat sebelumnya. empeng yang digunakan berukuran '4 ; '4 cm. setelah sampel ditotolkan, disemprotkan dengan D((+ kemudian dikembangkan dengan eluen kloroform etanol ?%$ didalam chamber K!(. Setelah pengelusian, lempeng-lempeng dan diaamati di bawah lampu U. Kemudian pita-pita tersebut dideteksi dan diberi bawah lampu U. Kemudian pita-pita tersebut dideteksi dan diberi tanda kemudian dikeruk yang selanjutnya disebut sebagai isolate. Senyawa dideteksi adalah fla)onoid yang ditandai dengan noda yang berpendar di bawah U $66 nm
Dari hasil yang di dapatkan bahwa bahwa fraksi &> pada =%& "KKK# dan fraksi 6%8 "KC# merupakan senyawa yang sangat efektif sebagai antioksidan yg ditandai dengan terbentuknya pita berwarna biru "U '58# dan warna kuning "U $66# pada lempeng K!( dimana senyawa tersebut merupakan isolat murniBtunggal yg nantinya akan digunakan pada praktikum K! multi eluen dan dua dimensi.
K!( memiliki keuntungan yaitu sebagai salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan dasar. Sedangkan kerugian K!( yaitu pengambilan senyawa dari plat yang dilanjutkan dengan pengekstraksian penjerap memerlukan
waktu lama dan jika senyawa beracun harus dikeruk dari plat akan meningmbulkan banyak masalah terus.
BAB
PENUTUP
0erdasarkan data yg dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa fraksi &> pada =%& "KKK# dan fraksi 6%8 "KC# merupakan senyawa yang sangat efektif sebagai antioksidan yg ditandai dengan terbentuknya pita berwarna biru "U '58# dan warna kuning "U $66# pada lempeng K!( dimana senyawa tersebut merupakan isolat murniBtunggal yg nantinya akan digunakan pada praktikum K! multi eluen dan dua dimensi.
B S%&%.
0imbingan dari asisten sangat kami harapkan dalam melakukan suatu praktikum agar praktikan dapat mengerjakan praktikum dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
nonim. '4&6. “Penuntun dan Buku er!a Praktikum "itokimia i#$ . U*I% *akassar.
2ritter, roy. &==&. GPengantar kromatografi$' I!0% 0andung.
usli.'445. GPenuntun praktikum fitokimia #$' aboratorium fitokimia fakultas farmasi U*I% *akassar.
+ostetmann and *anson,&=>6, C K/*!/21I ((!I1, I!0, 0andung
Kurniasih. '4&$. hasiat dan Manfaat (aun elor .Jogyakarta% (ustaka 0aru (ress
Krisnadi, . Dudi. '4&$. Kelor Super 7utrisi. embaga Swadaya *asyarakat @ *edia (eduli ingkungan "S*-*(I72#. Kunduran. Jogya.
*unson, 9ames,., &==&, 7ISIS 1*SI, irlangga Uni)ersity (ress, Surabaya
7ajib, dkk. '4&$. Penuntun Praktikum "itokimia ##' 1akultas 1armasi Uni)ersitas *uslim Indonesia % *akassar.
7ugraha, ., '4&$. G0I/K!II!S KS!K DU7 K/ "Moringa oleifera# !+D( )schericia coli (7J00 K/I0SI/SIS (D 00IH . 1akultas Kedokteran +ewan., Uni)ersitas Udayana % Denpasar
oloff, ., +. eisgerber., U. ang., 0. Stimm. '44=. Moringa oleifera *&M ., &?>5. IJ-C+ erlag 2mb+ L Co. K2a, einheim. oth, +erman, 9., 0laschike, 2., &=>>, 7ISIS 1*SI, 2adjah *ada
Uni)ersity (ress, Jogya
LAMPIRAN S-e'% Ke&6%
Disiapkan alat dan bahan
K K K
KCVK
Pita
Kemudian masing-masing fraksi dilarutkan dengan eluen dan totolkan pada K!( pada sisi yang berbeda "lempeng K!( yang telah dibagi dua
sisi# menggunakan pipa kapiler
Dielusi dalam chamber yang berisi eluen n-heksan %etil asetat ">%'# yang telah jenuh
Diamati penampakan pita yang terbentu pada lampu U '58 dan U $66 nm
empeng K!( disemprot menggunakan pereksi D((+ untuk pengujian antioksidan
Diamati lagi penampakan pita yang terbentuk pada lampu U '58 dan U $66 nm
Lempeng Kaca KKK KCVK Pita U !** U 25;