• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI

DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA

PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BOLA VOLI DI SMPN SE-KECAMATAN

DEMAK TAHUN AJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar SarjanaPendidikan

Oleh :

Ahmad Sony Bachtiar 6101406610

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ABSTRAK

Ahmad Sony Bachtiar, 2013 Survei Tingkat Keterampilan Bermain Bola Voli Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013”.Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I ; Dra. Heny Setyawati, M.Pd. dan pembimbing II ; Andry Akhruyanto, S.Pd, M.Pd.

Pencapaian prestasi prima olahraga dipengaruhi oleh beberapa aspek; 1) Aspek Biologis, 2) Aspek Psikologis, 3) Aspek Lingkungan, 4) Aspek penunjang, tingkat kemampuan bermain bola voli dan tingkat kesegaran jasmani adalah hal penting untuk mencapai prestasi prima olahraga lebih-lebih dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli putra di SMPN se-Kecamatan Demak 2012/2013. Masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Bagaimanakah tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta siswa ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak?. 2) Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani pada peserta siswa ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; 1) Untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain bermainan bola voli pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak. 2) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra yang ikut kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMPN se-Kecamatan Demak 2012/2013 berjumlah 67 siswa. Sampel berjumlah 67 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik total sampling. Variabel dalam penelitian ini ; a) Tingkat Keterampilan bermain bola voli usia 13-15 tahun, b) Tingkat Kesegaran Jasmani Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah Tes Tingkat Keterampilan bermain bola voli usia 13-15 tahun, b) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Deskriptif Prosentase.

Analisis data yang diperoleh, 1) “Hasil survei tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMPN se Kecamatan Demak tahun ajaran 2012/2013” adalah baik, dengan jumlah 35 siswa klasifikasi baik dan jika di prosentase 52,24% masuk dalam kategori baik. 2) “Hasil survei tingkat kesegaran jasmani pada peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMPN se-Kecamatan Demak tahun ajaran 2012/2013” adalah baik, dengan jumlah 36 siswa klasifikasi baik jika di prosentase hasil 53,73%. Kategori baik adalah antara 69% -85% kategori baik (Sumber: Mohammad Ali, 1993:184).

Dari hasil penelitian maka disarankan kepada guru Penjasorkes dan Pelatih hendaknya melakukan tes keterampilan bermain bola voli dan tes kesegaran jasmani untuk mengevaluasi program yang diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler, serta meningkatkan kesegaran jasmani agar menunjangdalam kegiatan olahraga.

(3)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Survei Tingkat Keterampilan Bermain Bola Voli Dan

Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013” merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak men jiplak dari hasil karya orang lain, baik seluruhnya atau

sebagian. Apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang berlaku

di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semarang, September 2013 Peneliti,

Ahmad Sony Bachtiar Nim 6101406610

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 16 September 2013 Jam : 08.00 - 09.30 WIB

Tempat : Lab. PJKR FIK UNNES

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

H. Harry Pramono,M,Si Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd

NIP 19591019 1985031 002 2 NIP 19651020 199103 1 002

Dewan Penguji

1. Agus Pujianto,S.Pd.M.Pd (Ketua)

NIP 19730202 200604 1 001

2. Dra. Heny Setyawati, M. Si (Anggota)

NIP 19670610 199203 2 001

3. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd (Anggota) NIP 19810129 200312 1 001

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)

“Uthlubul „ilma minal mahdi ilallahdi” yang artinya “tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”. (HR: Bukhori & Muslim)

 “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”. (Aristoteles)  Hidup sekali hiduplah berarti”.

Kupersembahkan Kepada :

 Ayahanda H. Muhamad Yusuf S, Pd. S, H dan Ibunda Murwati S, Pd tercinta.

 Istri Kristina Nur Indah Sari dan anakku Nikeisha Amelia Putri Bakhtiar tercinta.

 Kakak - Kakakku tersayang.  Dosen -Dosen tercinta.

 Teman-teman yang ikut andil membantu penelitian.

Almameter dan seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Survei Tingkat Keterampilan Bermain

Bola Voli Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Peserta Kegiatan

Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMPN Se-Kecamatan Demak Tahun

Ajaran 2012/2013

”.

Berkenaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini, perkenankanlah penulis dengan segenap kerendahan hati untuk menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin studi sebagai Mahasiswa di Jurusan PJKR FIK UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan izin serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Heny Setyawati, M. Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu serta bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FIK Unnes yang telah memberikan saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sugeng, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 2 Kabupaten Demak yang telah meluangkan waktu dan partisipasinya dalam penelitian.

8. Eko, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 5 Kabupaten Demak yang telah meluangkan waktu dan partisipasinya dalam penelitian.

9. Kepala SMP Negeri se-Kecamatan Demak yang telah memberikan izin penelitian serta penggunaan anak didiknya sebagai sampel penelitian.

10. Seluruh siswa SMPN se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

(7)

11. Saudara-saudara teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan PJKR Angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi dan dukungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian ini hingga selesai.

12. Segenap Keluarga yang telah memberikan segala dukungannya dalam penyusunan skripsi.

13. Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki semua kekurangan yang ada dalam skripsi ini sehingga nantinya dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Semarang, Semptember 2013

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

2.1.10 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kesegaran jasmani...31

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian...36

3.2 Variabel Penelitian...36

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel...36

3.3.1 Populasi...36

3.3.2 Sampel...37

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel...37

3.4 Instrumen Penelitian...38

3.4.1 Tes Keterampilan bola voli usia 13-15...38

3.4.1.1 Petunjuk Pelaksanaan...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...74

4.1.1 Deskripsi Data...74

4.1.1.1 Deskripsi Data Hasil Tes Bermain Bola Voli...74

4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Tes TKJI...74

4.1.2 Analisis Data...85

4.1.2.1 Analisis Hasil Tes Keterampilan Bola Voli...86

4.1.2.2 Analisis Hasil TKJI...87

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...88

4.2.1 Faktor Sampel Penelitian...92

4.2.2 Kesungguhan Sampel Melakukan Tes dan Pengukuran...92

(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan...95 5.2 Saran...95 DAFTAR PUSTAKA...97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Kegiatan Ekstra Voli SMPN se-Kec.Demak...1

2. Nilai Butir-Butir Tes...50

3. Norma Tes (Tes Keterampilan Bola Voli 13-15 Tahun)...51

4. Tabel Nilai TKJI...67

5. Tabel Norma Kesegaran Jasmani Indonesia...68

6. Tabel Penentuan Kategori...74

7. Tabel Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif Tes Keterampilan ... Berm ain Bola Voli...77

8. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 2 Demak...78

9. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 1 Demak...78

10. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 3 Demak...79

11. Tabel Rekapitulasi hasil Tes Keterampilan SMPN 5 Demak...80

12. Tabel Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif TKJI...83

13. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 2 Demak...83

14. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 1 Demak...84

15. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 3 Demak...84

16. Tabel Rekapitulasi hasil TKJI SMPN 5 Demak...85

17. Tabel Perhitungan Data Statistik Deskriptif Tes Keterampilan ... Bermain Bola Voli...88

18. Tabel Penentuan Kategori...89

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Servis Tangan Bawah...11

2. Servia Tangan Bawah/Under Hand Service...11

3. Servis tangan Atas/ Overhead Service...12

4. Servia Atas/ Floating Overhead Service...12

5.Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service)...13

6.Overhand Round-House Service (Hoke Service)...13

7.Jumping Service...14

8. Passing Atas...15

9. Sikap Lengan Saat Passing Bawah Satu Tangan...15

10. The Dig (Clenched First Methode)...16

11. Posisi Tangan Mengemis...17

12. Urutan Melakukan Smash...18

13. Tes Pass Bawah...42

20. Posisi Tangan Saat Angkat Tubuh...57

21. Tes Angkat Tubuh...58

22. Posisi Tangan Saat Angkat Tubuh...59

23. Gerakan Tes Gantung Siku Tekuk...60

24. Tes baring Duduk...61

25. Gerakan Tes baring Duduk...62

26. Tes vertical Jump...63

27. Gerakan tes vertical jump/Tes Loncat Tegak...64

28.Start Tes Lari 1000m...65

29.Finish Tes Lari 1000m...66

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Sampel Penelitian...100

2. Rekap Hasi Pengukuran Penelitian Tes Keterampilan Bermain Bola Voli...101

3. Rekap Hasi Pengukuran Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia...102

4. Daftar Nama Petugas Pembantu Penelitian...103

5. Surat Sertifikasi Kalibrasi Roll Meter...104

6. Surat Sertifikasi Kalibrasi Stop Watch...105

7. Surat Usulan Penetapan Pembimbing...106

8. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing...107

9. Surat Permohonan Izin Penelitian...108

10. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 2 Demak...109

11. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 1 Demak...110

12. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 3 Demak...111

13. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SMPN 5 Demak...112

14. Dokumentasi Penelitian...113

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, dapat diartikan bahwa Pendidikan jasmani merupakan turunan

dari pendidikan secara keseluruhan, yang tujuannya tidak menyimpang jauh dari Pendidikan secara umum. Pada hakikatnya adalah proses interaksi antara

peserta didik (anak) dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Aktifitas jasmani tersebut dapat diartikan sebagai peserta didik untuk meningkatkan

keterampilan motorik dan fungsional. Dengan kata lain, prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan haruslah dapat memacu

pada pembentukan, pengembangan dan peningkatan kualitas kemampuan unsur-unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai dengan makna pendidikan jasmani (penjas) yaitu pendidikan melalui aktifitas fisik, maka

salah satu prioritas utama tujuan yang ingin dicapai dalam penjas adalah penguasaan keterampilan motorik. Oleh sebab itu aktivitas yang diberikan

hendaknya mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif, serta mampu menumbuhkan kembangkan potensi dan motorik anak. Dengan demikian, selama anak mengikuti proses belajar penjas

secara langsung akan dapat merangsang terpacunya suatu penguasaan keterampilan motorik pada umumnya dan keterampilan cabang olahraga

tertentu pada khusunya.

(15)

2

Perkembangan olahraga saat ini saat pesat, hal ini terlihat dengan semakin banyak jumlah kejuaraan dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Untuk pencapaian tertinggi pada setiap cabang olahraga, perlu dilakukan

pembinanan sejak usia dini. Salah satunya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan jasmani di sekolah. Dan kegiatan yang utama yang bertujuan

mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan Ekstra kurikuler yang sudah mengarah ke prestasis siswa.

Di Kecamatan Demak kota terdiri dari 4 sekolahan SMP Negeri, yang

dimana setiap sekolahan juga mengadakan Ekstra kurikuler bidang olahraga yaitu Cabang olahraga bola voli. Untuk megasah dan mengembangkan bakat serta minat bermain bola voli mereka, pihak sekolah mengadakan ekstra

tersebut dengan terjadwal, terprogram dan lain-lain.

Adapun deskripsi atau gambaran tentang 4 sekolah SMP Negeri di Kecamatan Demak Kota yang mengadakan Ekstra kurikuler bola voli

terlampir pada tebel berikut ini;

Tabel 1

Deskripsi Kegiatan Ekstra kurikuler Voli Pa SMP Negeri Se- Kecamatan Demak Kota tahun 2012/2013

(16)

3

Cabang voli, sepak bola, bulu tangkis dan tenis meja dapat dimainkan oleh anak-anak sampai dewasa. Di sekolah, cabang olahraga tersebut dimainkan oleh siswa mulai sekolah dasar, lanjutan pertama, menengah,

sampai perguruan tinggi. Kondisi nyata terdapat di SMPN se-Kecamatan Demak Kota mengadakan Ekstra kurikuler cabang voli. Usaha untuk

tercapainya prestasi, khususnya olahraga bola voli, perlu latihan teknik yang tepat bagi pemula khususnya siswa untuk penguasaan teknik dasar yang sempurna. Penguasaan teknik dasar yang sempurna akan menjadi dasar

pengembangan mutu prestasi permainan.

Seperti yang dikemukakan Suharno Hp (1981:35) bahwa teknik dasar bola voli harus dipelajari dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi.

(17)

4

Agar kecakapan bermain bola voli dapat ditingkatkan maka teknik ini

erat sekali hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih duhulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan

teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di

samping unsur-unsur kondisi fisik, mental dan taktik (Suharno H.P, 1981:35). Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “SURVEI TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN BOLA

VOLI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PESERTA EKSTRA KURIKULER BOLA VOLI PUTRA DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN DEMAK TAHUN AJARAN 2012/2013.”

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang di atas penulis mengangkat permasalahan yang

perlu diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat keterampilan bermain bola voli pada peserta siswa Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak?

2. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani pada peserta siswa Ekstra

(18)

5

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain bermainan bola voli pada siswa peserta Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan

Demak.

2. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa peserta Ekstra kurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-kecamatan Demak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengembangkan ilmu khususnya berkaitan dengan kemampuan dasar permainan bola voli yang telah di dapatkan dari perkuliahan.

2. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatih dan pembina bola voli dalam membina pemain, khusunya latihan teknik dasar dan

kemampuan fisik yang dominan dalam bermain bola voli.

3. Bagi siswa, dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan siswa akan lebih giat berlatih dan berusaha menjadi lebih optimal tingkat kemampuan

dasar bermain bola voli, serta meningkatkan status kondisi fisiknya.

(19)

6

1.5Penegasan Istilah/ Batasan Operasional

Agar tidak terjadi pembiasan pembahasan dan kesalahan penafsiran

yang ada dalam judul, maka berikut ini dijelaskan beberapa istilah dan batasan-batasan ruang lingkup penelitian:

1.5.1 Survei

Survei adalah cara menyimpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan (Suharsimi

Arikunto,1999:92).

1.5.2 Tingkat Kemampuan

Tingkat adalah pangkat, derajat, taraf. Sedangkan kemampuan

adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (W.J.S. Poerwodarminto, 1976).

1.5.3 Teknik Dasar Bermain Bola Voli

Adalah semua gerakan pemain dengan bola yang diperlukan utuk

bermain bola voli. Bola voli adalah cabang olahraga permainan yang sifatnya beregu dalam memainkannya, sehingga kemampuan teknik dasar

dan kerja sama dalam beregu sangatlah penting (Suharno H.P, 1984:27).

1.5.4 Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani, kesegaran jasmani

(20)

7

kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti

(Depdikbud, 1992:9).

Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun

sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai.

1.5.5 Ekstra kurikuler

Ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan progam sesuai dengan keadaan

dan kebutuhan sekolah (Wahjosumijdo, 2002:215).

1.6 Sumber Pemecahan Masalah

Permainan bola voli merupakan Olahraga tim (Olimpiade) di mana dua

tim terdiri dari 6 pemain aktif, tiap tim yang dipisahkan oleh net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan yang diselenggarakan di bawah aturan. Permainan bola voli termasuk jenis

permainan yang memerlukan latihan yang teratur dan terarah, karena permainan bola voli mengandung berbagai macam unsur gerak. Seperti yang dikemukakan

oleh Suharno HP (1979:12) ”bahwa dalam bermain bola voli secara baik dan berprestasi sangat memerlukan penguasaan teknik–teknik dasar secara sempurna dan baik. Teknik dasar dalam permainan bola voli adalah suatu proses melahirkan

(21)

8

Dari pernyataan yang dikemukakan para ahli diatas bahwa permainan bola

voli tidak bisa terlepas dengan teknik dasar bermain bola voli itu sendiri. Untuk memperagakan teknik dasar yang baik harus memiliki tingkat kemampuan fisik yang baik pula/atau tingkat kesegaran jasmani yang terbagi beberapa unsure. Oleh

karena itu dalam proses kegiatan Ekstra kurikuler yang tujuan akhir adalah pencapaian prestasi dalam kompetisi tertentu maka haruslah penting mengetahui

sejauh mana tingkat keterampilan bermain bola voli dan tingkat kesegaran jasmani para atletnya. Untuk mengetahui dua hal penting tersebut dapat dilakukan dengan cara Tes Keterampilan bermain bola voli dan tes TKJI sesuai dengan

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka

melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah.

(http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-

ekstra-kurikuler/ di akses 17/9/2013)

Di dalam bentuk petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

disebutkan jenis kegiatan kurikuler, yang terdiri dari:

1. Kegiatan intra kurikuler yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan melalui progam tatap muka dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

dalam struktur progam dengan tujuan mencapaikemampuan minimal untuk setiap bidang studi.

2. Kegiatan korikuler yaitu kegiatan yang dilakukan melaui pemberian

tugas-tugas dan dilakukan di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan untuk lebih mendalami dan menghayati materi pelajaran yang

telah dipelajari siswa melalui kegiatan intrakurikuler.

3. Kegiatan ekstra kurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah

untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau

(23)

10

peningkatan nilai atau dalam rangka penerapan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Tujuan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dapat meningkatkan

pengetahuan siswa dalam aspek kognotif, afektif, dan psikomotorik, mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan prestasi

menuju pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Lingkup kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang dapat menunjang dn mendukung progam intrakurikuler maupun progam korikuler (Depdikbud, 1990:10).

Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler perlu memperhatikan hal-hal sebagai beriktu:

1. Memberikan tempat serta menyalurkan bakat dan minat siswa, sehingga

siswa akan terbiasa melakukan kegiatan yang positif.

2. Adanya perencanaan, persiapan, dan pembinaan yang telah diperitungkan masak-masak, sehingga progam ekstrakurikuler tercapai atau hendak dicapai.

3. Faktor-faktor kemampuan para pelaksana untuk memonitor dan

memberikan penilaian (Depdikbud, 1990:1).

Di sekolah-sekolah baik sekolah menengah pertama dan menengah atas banyak mengadakan kegiatan ekstra kurikuler baik dibidang akademik

maupun bidang olahraga. Di SMPN se-kecamatan demak juga mengadakan kegiatan tersebut sesuai dengan bakat dan minat siswa yang

(24)

11

dengan memberikan fasilitas sarana dan pelatih dari luar, oleh karena itu

tidak menutup kemungkinan kegiatan ekstra kurikuler disekolah yang dikelola dengan baik pasti akan memberikan sumbangsih prestasi.

2.2 Teknik Dasar Bermain Bola Voli

Dalam usaha untuk mencapai suatu keberhasilan di dalam

mencapai prestasi yang optimal ada beberapa faktor yang menentukan antara lain:

1) Kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani.

2) Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimilikinya. 3) Masalah-masalah lingkungan.

4) Pengembangan mental. 5) Kematangan.

Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimiliki merupakan

faktor yang paling berpengaruh dalam permainan bola voli. Teknik adalah suatu proses melakukan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang

permainan bola voli (Suharno H.P, 1981:35).

Agar kecakapan bermain bola voli dapat ditingkatkan maka teknik ini erat sekali hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik,

taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih duhulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola

(25)

12

suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, mental dan taktik

(Suharno H.P, 1981:35).

Dalam permainan bola voli, ada beberapa macam teknik dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain bola voli yaitu:

2.2.1 Servis

Awal mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulainya suatu permainan, sesuai dengan kemajuan permintaan bahwa teknik servis saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tetapi bila

ditinjau dari taktik sudah merupakan suatu serangan awal bagi regu yang memulainya untuk mendapatkan nilai. Karena kedudukannya yang sangat penting, maka para pelatih dan guru olahraga dianjurkan selalu berusaha menciptakan bentuk teknik dasar servis yang dapat menyulitkan lawan, bahkan dengan servis hendaknya dapat diartikan sebagai suatu serangan

pertama kali bagi regu yang melakukan servis untuk meraih kemenangan.

Bertolak dari pentingnya kedudukan servis, ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yaitu:

2.2.1.1 Servis Tangan Bawah (Underhand Service)

Servis tangan bawah adalah cara yang termudah untuk

memasukkan bola ke daerah lawan. Bagi pemain pemula cara ini sangat mudah untuk dipelajari dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar,

(26)

13

Gambar 1

Servis Tangan Bawah/ Under Hand Service

(Herry Koesyanto, 2003:13)

Servis Mengapung Tangan Bawah (Underhand Floating Service)

Teknik ini sangat efektifdan efisien untuk pemain putri, karena sesuai dengan sifat pemain putri yang lemah dalam undur kekuatan dan

ketepatan lengan.

Sikap permulaan:

Berdiri normal, pegang bola dengan tangan kiri, konsentrasi pandangan ke

arah bola. Bola dilambungkan berada di depan sebelah kanan sejajar dengan bahu kanan setinggi pinggang.

Gambar 2

Servis Tangan Bawah/ Under Hand Service

(27)

14

2.2.2.2 Servis Tangan Atas (Overhead Service)

Gambar 3

Servis Tangan Atas/ Overhead Service

(Herry Koesyanto, 2003:15) 1. Floating Overhead Service

Gambar 4

Servis atas/ Floating Overhead Service

(28)

15

2. Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service)

Gambar 5

Overhand Change-Up Service (Slide Floating Service) (Herry Koesyanto, 2003:16)

3. Overhand Round-House Service (Hooke Service)

Gambar 6

(29)

16

4. Jumping Service

Gambar 7 Jumping Service

(Herry Koesyanto, 2003:17)

2.2.2 Passing (mengoper)

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu

regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Teknik passing ada dua yaitu passing atas dan passing bawah.

1. Passing Atas

Passing atas ada dua macam yaitu passing atas normal dan passing atas setinggi muka. Keduanya hampir sama hanya saja pada saat perkenaan bolanya yang berbeda. Passing atas normal, bola berada di

(30)

17

Gambar 8 Passing Atas

(Herry Koesyanto, 2003:23)

2.Passing Bawah

Dalam melakukan passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu dengan satu tangan dan dua tangan. Passing bawah satu tangan biasanya digunakan apabila bola berada agak jauh dari badan dan agak

rendah. Bentuk-bentuk melakukan passing bawah satu tangan antara lain:

- Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam. - Punggung tangan jari-jari terbuka.

- Pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam.

Gambar 9

(31)

18

Sedangkan passing bawah dua tangan ada beberapa bentuk sikap tangan

sebelum melakukan passing bawah dua tangan antara lain:

a. The Dig (Clenched First Methode) yaitu kedua ibu jari sejajar dengan jari-jari tangan yang satu membungkus jari tangan yang lain, ini

asalnya dari Amerika. Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan passing bawahnya, karena lebih fleksibel

apabila menerima bola dari arah manapun.

Gambar 10

The Dig (Clenched First Methode)

(Herry Koesyanto, 2003:27)

b. Mengemis ( Thumb Over Methode) yaitu kedua telapak tangan

menghadap ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada telapak tangan lainya dan dijepit ibu jari. Perkenaan bola di atas pergelangan tangan (bagian proksimal) bentuk ini lebih tepatnya bagi

(32)

19

Gambar 11 Posisi Tangan Mengemis (Herry Koesyanto, 2003:28) 2.2.3 Umpan/Set-Uper

Mengumpan berarti menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke

lapangan lawan, karena pada umumnya pengertian menyerang adalah melakukan smash. Jadi mengumpan adalah menyajikan bola untuk dapat

di smash teman seregunya.

Menurut Herry Koesyanto,(2003:30) mengatakan untuk mengumpan harus memenuhi beberapa persyaratan agar hasilnya dapat di smash dengan baik, adapun persyaratan itu adalah sebagai berikut:

a. Bola harus melambung dengan tenang di daerah serang lapangan sendiri.

b. Bola harus berada di atas jaring dengan ketinggian yang cukup, agar

sempat di smash bagi smasher.

c. Jarak dari jaring sejauh 20-50 cm.

Menurut tinggi rendahnya umpan dalam permainan bola voli, dapat

dibagi dalam empat macam sebagi berikut:

(33)

20

b. Umpan semi Set-up (setengah normal)

c. Umpan push (dorongan cepat) d. Umpan pull (umpan cepat).

2.2.4 Smash

Proses dalam melakukan smash yaitu saat awalan, saat tolakan, saat

pukulan, saat mendarat di tanah.

Urutan melakukan smash adalah sebagai berikut: a. Melakukan awalan 1 sampai dengan 3 langkah.

b. Langkah yang dibuat menggunakan langkah kaki lebar. c. Pada saat mendekati net kedua lengan diayunkan ke belakang.

d. Kedua kaki dihentakkan bersusulan, lalu meloncat, lengan yang akan

memukul mulai mengayun ke depan, punggung kebelakang.

e. Bola di pukul dengan lengan terjulur, tangan terbuka dan menaungi bola, sementara pergelangan tangan harus longgar.

Gambar 12 Urutan Melakukan

Smash

(34)

21

2.2.5 Block/bendungan

Block adalah upaya untuk membendung serangan dari lawan. Adapun tahap-tahap untuk melakukan blocking adalah:

a. Mengadakan langkah ke kanan atau ke kiri. b. Meloncat ke atas dengan tumpuan kedua kaki.

c. Menggerakkan tangan dan lengan untuk menguasai bola.

d. Mendarat dengan dua kaki secara lentuk. Sumber : (Herry Koesyanto, 2003:42).

Tolakan dilakukan sesaat bila smasher telah menolak ke atas, hal ini

bila bola di umpan dekat dengan jaring. Bila bola di umpan agak jauh dari jaring maka saat tolakan agak diperlambat sedikit. Dalam melakukan block

atau bendungan, seorang pemain bisa melakukannya secara sendirian (block tunggal) ataupun melakukannya secara berkawan. Perlu ditekankan bahwa dalam melakukan block yang berhasil kiranya tidak semudah

seperti yang telah diuraikan. Oleh karena itu, untuk dapat memblok secara rapi dan berhasil diperlukan latihan yang banyak dan adanya kemauan

yang keras. Tindakan block itu sendiri sebetulnya secara psikologis mengemukakan karena blocker selalu dalam keadaan dipimpin oleh

smasher. Hal-hal yang mempengaruhi block kurang berhasil disebabkan

oleh:

a. Latihan teknik biasanya hanya latihan gerakan bayangan tanpa smahs yang sesungguhnya.

(35)

22

2.3 Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di kalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai

dengan apa yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani.

Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan

kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani, kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9).

Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan

efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas

mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap

(36)

23

Menurut Engkos Kosasih dalam Sumarjo (2002 : 43) kesegaran

jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang untuk menghadapi pekerjaannya, sehingga orang yang memiliki kesegaran jasmani akan

mampu melaksanakan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih dapat menghadapi kesukaran yang tidak terduga sebelumnya.

Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan

sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk

melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih

memadai.

Kesegaran jasmani juga sering di sebut dengan kondisi fisik, para ahli, seperti yang di kemukakan oleh M. Sajoto Menurut Sajoto

(1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh

dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen

(37)

24

lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan.

Menurut Prof. Dr Sukadiyanto (2005:5), kondisi fisik menjadi hal yang penting bagi anak latih sebab kondisi fisik sebagai fondasi untuk

belajar teknik, taktik, strategi, dan mental. Drilling teknik dan taktik yang intensif dengan gerakan yang komplek adalah satu cara meningkatkan komponen fisik yang komplek pula. Manfaat latihan fisik yang baik akan

meraih prestasi yang lebih baik, tidak mudah cidera dan cepat pulih bila cidera, mencegah kelelahan mental dan memperbaiki konsentrasi, mudah

pulih setelah latihan berat dan kompetisi berat, tidak lelah sekalipun dalam pertandingan lama, jarang nyeri otot dan meningkatkan rasa percaya diri.

Adapun kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas,

biasanya pada saat kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk

melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada

saat belum melakukan aktivitas.

Jika mencermati apa yang telah disebut diatas kondisi fisik sangat diperlukan dalam beberapa cabang olahraga. Tidak lain halnya dengan cabang olahraga permainan olahraga bola besar contohnya bola voli,

(38)

25

ditunjang juga dengan kemampuan fisik yang bagus pula.

2.3.1 Komponen Kesegaran Jasmani

Pengertian kesegaran jasmani adalah pengertian yang sangat

kompleks, oleh karena itu untuk mengetahui dan memahami secara mendalam perlu mempelajari komponen-komponen yang membentuk dan

saling bertautan antara yang satu dengan yang lainnya. M. Sajoto (1995:7) menjelaskan bahwa komponen-komponen kesegaran jasmani adalah: 1) daya tahan, 2) daya tahan otot, 3) daya tahan jantung, 4) kelentukan, 5)

kecepatan, 6) kelincahan, 7) koordinasi, 8) keseimbangan dan, 9) ketepatan. Penjelasan tentang peranan masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Kekuatan

Kekuatan atau strength, adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot dalam menjalankan

aktivitas (Dwiyogo dan Sulistyorini, 1991:25). Menurut M. Sajoto (1995;8) kekuatan adalah Komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dari pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpilan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengatasi atau melawan

beban dengan usaha yang maksimal dalam melaksanakan aktivitas tertentu.

2.3.1.2 Daya Tahan

(39)

26

kelelahan. Menurut M. Sajoto (1995:8) Dalam hal ini dikenal dengan dua

daya tahan, yakni :

1. Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung paru-paru dan peredaran darahnya

secara efektifdan efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-otot dengan entensitas tinggi dalam waktu

yang cukup lama.

2. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu

relaitif lama dengan beban tertentu.

Daya tahan atau endurance dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni: daya tahan umum atau general endurance kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja

secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan otot atau local endurance yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan/endurance merupakan salah

(40)

27

2.3.1.3 Power

Menurut M. Sajoto (1995:8) Power menurut Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu

yang sependek-pendeknya. Dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot = kekuatan(force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplusif. Power adalah kemampuan

untuk mengubah energi fisik ke dalam kekuatan yang sangat cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat (ATP) yang diproduksi

setiap satuan waktu.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa power itu adalah kemampuan tubuh untuk memadukan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang

bersamaan.

2.3.1.4 Kecepatan

Kecepatan atau speeds, adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam

waktu sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, smash dalam bulutangkis, dan lain-lain (Dwiyogo dan

Sulistyorini, 1991:29).

Menurut M. Sajoto (1995:8) Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam

(41)

28

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan

adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang pendek.

2.3.1.5 Kelincahan

Kelincahan atau agility adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah posisi yang

berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Jadi kelincahan tidak hanya memerlukan suatu

kecepatan saja, akan tetapi juga memerlukan fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Untuk melatih kecepatan, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dan mengharuskan orang itu untuk dapat bergerak

dengan cepat dan mengubah arah dengan lincah. Seseorang dikatakan memiliki kelincahan cukup baik apabila mampu merubah satu posisi ke

posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut M. Sajoto (1995:8) bahwa kelincahan adalah kemampuan

seseorang mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi badan secara cepat dan melakukan gerakan yang lain.

2.3.1.6 Kelenturan

(42)

29

dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh

yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility

persendian pada seluruh tubuh.

Menurut M. Sajoto (1995:8) Kelenturan adalah aktifitas seseorang

dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas pada

seluruh tubuh . Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) dalam Humaid Ali Hasan adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara

kelincahan dan respon keseimbangan. Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan bagian-bagian tubuh.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah ukuran

kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis.

2.3.1.7 Keseimbangan

Keseimbangan menurut M. Sajoto (M.Sajoto (1995: 8) Kemampuan

seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam

hand-stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain).

Sedangkan Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) menjelaskan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar

(43)

30

penglihatan mata, otak menafsirkan secara komplek, menghasilkan

berbagai respon gerakan pada situasi fisik tertentu. Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan oleh atlet dalam masalah keseimbangan

ini baik dalam menghilangkan atau mempertahankan keseimbangan.

Dari beberapa uraian di atas, maka keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan posisi badan dalam berbagai

keadaan, sehingga tidak mendapat gangguan pada keseimbangannya atau bisa juga diartikan bahwa keseimbangan adalah kemampuan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.

2.3.1.8 Koordinasi

Koordinasi menurut M. Sajoto (1995:8) Adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda

kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Menurut Kirkendall dkk (1980:257) dalam Humaid Ali Hasan, koordinasi adalah

kerjasama yang selaras antara sekelompok otot selama bergerak yang dilakukan dengan indikasi keterampilan yang sama. Batasan koordinasi juga disampaikan para ahli adalah kemampuan untuk menyatukan sistem

indera, sistem syaraf dan sistem otot rangka menjadi rangkaian untuk mengatur bagian-bagian badan secara terpisah yang terlibat dalam satu

pola gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan berhasil mencapai beberapa tujuan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koordinasi adalah

(44)

31

mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal dan

berhasil mencapai beberapa tujuan.

2.3.1.9 Ketepatan

Menurut M. Sajoto (1995:8) Ketepatan adalah kemampuan seseorang mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran-sasaran, ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek yang langsung

yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Ketetapan atau

accuracy, adalah kemampuan gerak tubuh seseorang untuk mengendalikan

gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.

Ketepatan menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1991:33) adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuan. Cara mengembangkan ketepatan ialah dengan mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi yang banyak, mempercepat gerakan, dan menjauhkan atau mempersempit gerakan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004 : 7) untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang memadai diperlukan perencanaan sistematik

melalui pemahaman pola hidup sehat bagi semua lapisan masyarakat, meliputi : makan, istirahat dan olahraga.

a) Makan

(45)

32

memerlukan makan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas, yakni

memenuhi syarat makan sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi meliputi : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan air.

b) Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu melakukan kerja

terus menerus tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan tubuh manusia. Untuk itu istirah sangat diperlukan agar tubuh

memiliki kesempatan melakukan pemulihan sehingga dapat melakukan kerja atau aktifitas sehari-hari dengan nyaman. Dalam sehari semalam, umumnya seseorang memerlukan istirahat 7 sampai 8 jam.

c) Berolahraga

Belohraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampu berkonsentrasi), dan

manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).

Menurut Erminawati (2009 : 4) Kesegaran jasmani pada umumnya

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur, jenis kelamin.

d) Genetik

(46)

33

seseorang dari sejak lahir. Pengaruh genetik terhadap kekuatan otot dan

daya tahan otot pada umumnya berhubangan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari atas serat merah dan serat putih. Seseorang yang

lebih banyak memiliki rangka serat merah lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang bersifat aerobik seperti maraton, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot putih, lebih mampu untuk melakukan kegiatan

yang bersifat anaerobik seperti lari jarak pendek, angkat besi, dan sebagainya.

e) Umur

Umur mempengaruhi hampir semua komponen kebugaran jasmani. Pada daya tahan kardiovaskuler ditemukan, sejak usia anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai maksimal diusia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan semakin menurun

sejalan dengan semakin tambahnya usia, namun penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolaraga teratur sejak dini.

f) Jenis kelamin

Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya

perbedaan tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kordiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan wanita tidak berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki

jaringan lemak yan lebih banyak dan hemoglobin lebih rendah dibanding dengan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot, karena

(47)

34

Menurut M.Anwar Pasau dalam M.Sajoto.(1995:3) menyebutkan

tentang faktor penentu pencapaian prestasi siswa dalam olahraga adalah :

a. Faktor Biologis terdiri dari :

1. Potensi/kemampuan dasar tubuh, tenaga, daya tahan otot, daya kerja

jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan.

2. Fungsi organ tubuh ,meliputi : daya kerja jantung, peredaran darah,

daya kerja paru-paru, sistim pernafasan, daya kerja persyarafan dan daya kerja panca indra.

3. Struktur dan postur tubuh, meliputi : ukuran tinggi dan panjang

tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh serta bentuk tubuh.

4. Gizi sebagai penunjang, meliputi : jumlah makanan yang cukup, makan yang dibutuhkan dan fareasi makan.

b. Faktor Psikologis, terdiri dari :

1. Intelektual / kecerdasan

2. Motifasi dari dalam diri, dari luar, kepribadian dan koordinasi kerja otot serta syaraf.

c. Faktor Lingkungan terdiri dari :

Kehidupan sosial, sarana dan prasarana, cuaca / iklim sekitar, keluarga dan masyarakat.

d. Faktor penunjang terdiri dari :

Pembina/ pelatih, program, yang tersusun secara sistimatis,

(48)

35

terhadap kesegaran jasmani, antara lain faktor postur tubuh, kerja faal

tubuh, psikologi dan faktor penunjang .

Menurut Yunusul Hairy (2005:1.18), menyebutkan bahwa komponen kesegaran jasmani tergantung dua komponen dasar yaitu :

a. Kesegaran Organik ( Organic Fitness ) maksudnya sifat-sifat khusus yang bersifat keturunan yang kita miliki, yang diwarisi dari kedua orang tua, tingkat kesegaran jasmani keseluruhan .

b. Kesegaran Dinamik (Dynamic Fitness) variabelnya lebih banyak yang digunakan untuk hal-hal yang mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi yang keduanya sama. Secara keseluruhan kesegaran organik sulit untuk dikembangkan sedang komponen kesegaran dinamik dapat dikembangkan / ditingkatkan dengan

melakukan kegiatan fisik.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 16) bahwa keberhasilan untuk mencapai kebugaran ditentukan oleh kualitas latihan meliputi : tujuan

latihan, pemilihan model latihan, sarana latihan dan dosis latihan konsep FIT (Frequency, Intensit , and time). Frequency adalah unit latihan persatuan waktu, latihan 3-5 kali per minggu, .Intensity adalah berat

ringannya kualitas latihan 75-85% detak jantung maksimal (DJM), dihitung dengan cara 220-umur (dalam tahun). Time adalah durasi yang

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tingkat keterampilan bermain bola voli dan tingkat kesegaran jasmani pada peserta

kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMPN se-Kecamatan Demak tahun 2012/2013.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat perhatian dari penelitian. Dalam penelitian ini variabelnya yaitu tingkat kemampuan bermain bola voli siswa yang ikut ekstrakurikuler bola voli

dalam menguasai teknik dasar dan tingkat kesegaran jasmani peserta ekstrakurikuler bola voli di Smp Negeri se-Kecamatan Demak tahun ajaran

2012/2013.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto,2006:130), populasi diartikan sebagai keseluruhan subyek penelitian . Populasi juga dapat diartikan keseluruhan nilai yang mungkin,

hasil pengukuran ataupun perhitungan kualitataif maupun kuantitatif mengenai karakteristik dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Iqbal Hasan, 2002: 12).

Keseluruhan individu tersebut paling sedikit mempunyai satu sifat yang

(50)

37

sama. Dari pengertian tersebut populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bola voli putra di SMP Negeri se-Kecamatan Demak Tahun Ajaran 2012/2013.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Mengenai banyaknya sampel dari

jumlah populasi yang diteliti, sebagai ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan

peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini sampel

yang diambil adalah siswa Smp Negeri se-Kecamatan Demak peserta ekstra olahraga bola voli yang berjumlah 67 siswa, terdiri dari SMPN 1 Demak sejumlah 16 siswa, SMPN 2 Demak sejumlah 18 siswa, SMPN 3

Demak 15 siswa dan SMPN 5 Demak sejumlah 18 siswa. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling.

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik total sampling. Seluruh siswa yang menjadi peserta

Gambar

Tabel 1
Gambar 6Overhand Round-House Service (Hoke Service)
Gambar 7Jumping Service
Gambar 8Passing Atas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Teknik tersebut dilakukan dengan arahan membuat bambu menjadi lebih mudah diaplikasikan ke produk fesyen serta optimalisasi pengolahan secara estetika dari limbah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Ivana Astria Rani (2014) dalam “Analisis Perbandingan P ercepatan Pelaksanaan Pekerjaan Ditinjau Dari

Di antara hal-hal yang dilarang tersebut, yang termasuk larangan untuk Bank Umum Syariah adalah nomor.... Untuk keperluan selama berada di Indonesia, ia menukar

هزورﻣا گرزﺑ نﯾرﺗ ﮫﻏدﻏد ،ﮫﻌﻣﺎﺟ فرﺻ رظﻧ زا تﻼﮑﺷﻣ ﯽﻟﺎﻣ و ﯽﺑ ،یرﺎﮐ دﺎﯾﺗﻋا نﺎﻧاوﺟ و نﺎﻧاوﺟوﻧ ﮫﺑ داوﻣ ردﺧﻣ ﯽﻣ ،دﺷﺎﺑ عوﻧﺗ داوﻣ ﮫﭼ ﮫﺑ تروﺻ ﯽﺗﻌﻧﺻ ﺎﯾ ﯽﻌﯾﺑط و ﯽﺳرﺗﺳد نﺎﺳآ ﮫﺑ نآ

Disamping itu juga para pemangku adat membuat aturan bahwa siapa yang melakukan pelanggaran terhadap aturan itu dan dibuang dari adat (diusir dari kampung) yang diatur dalam

Untuk itu dalam pembuatan identitas korporat baru bagi brand Mochi Mochi, penulis akan menggunakan warna-warna pastel yang kiranya sesuai dengan mood dan citra

Melihat dari jumlah keseluruhan siswa MA NU Miftahul Falah Cendono Dawe Kudus begitu banyak maka peneliti memutuskan memilih kelas XI sebagai populasi dalam penelitian

9LWYVK\J[P]LOLHS[OPZHO\THUYPNO[HUKSPRLHSSV[OLYO\THUYPNO[ZP[HWWSPLZ[VYLM\