PEDOMAN INTERNAL
IMUNISASI
UPTD PUSKESMAS
LANGKAPLANCAR
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PANGANDARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG.
Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dibidang kesehatan pada saat ini diupayakan melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,salah satunya melalui penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Kegiatan upaya kesehatan masyarakat harus dilaksanakan secara BERSINAR (berkarya, empati, ramah, sehat, iman, nyaman, amanah, resik), juga haarus dilaksanakan secara merata di semua elemen masyarakat yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Kulaitas dan kinerja dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakatakan dicapai jika penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan standar dan pedoman yang ada.
Program Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan Imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian pada bayi dan balita.
Sesuai dengan Permenkes RI No. 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit/hanya mengalami sakit ringan.
Beberapa peraturan yang menjadi landasan hukum Penyelenggaraan Program Imunisasi adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak BAB III Pasal 8 “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”
2. Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. BAB VII Pasal 130 “Pemerintah wajib memberikan Imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.” Pasal 132 ayat 3 “Setiap anak berhak mendapat Imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.”
3. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraaan Imunisasi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 Tentang pemberian Imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemofillus Influenzae Tipe 1b
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
7. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman Internal Program Imunisasi bertujuan untuk : 1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di UPTD Puskesmas Langkaplancar yang bermutu dan sesuai dengan Standar Operasional
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang pelayanan imunisasi, peran dan fungsi ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan imunisasi yang bermutu dan berkualitas di UPTD Puskesmas Langkaplancar
c. Tersedianya acuan bagi tenaga pelaksana Imunisasi dalam bekerja secara profesional dan memberikan pelayanan imunisasi yang bermutu kepada sasaran pelayanan imunisasi (bayi, balita, anak SD/MI kelas 1,2 dan 3, WUS serta ibu hamil)
d. Tersedianya acuan dan monitoring dan evaluasi pelayanan imunisasi di Puskesmas
3. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman Imunisasi adalah : 1. Koordinator Imunisasi
2. Tenaga Pelaksana Imunisasi (vaksinator) : Bidan, Perawat, Dokter
3. Sasaran Imunisasi : bayi, balita, anak SD/MI kelas 1,2 dan 3, WUS, Ibu hamil 4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman internal imunisasi meliputi penyelenggaraan imunisasi, pelayanan imunisasi dalam gedung (di Puskesmas : KIA, Puskesmas Pembantu) dan pelayanan imunisasi luar gedung (di Posyandu, di Sekolah dan pada saat sweeping di rumah sasaran)
5. BATASAN OPERASIONAL
1. VAKSIN adalah antigen beupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan. Masih utuh atau bagiannya yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu
2. Penyelenggaraan imunisasi adalah suatu serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi
3. Perencanaan program adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan analisa data, merumuskan masalah, mengidentifikasi sasaran dan merumuskan tujuan serta target
kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan imunisasi sesuai dengan masalah yang ada, tenaga dan sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan
4. Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan hasil pencapaian pelayanan imunisasi, pemakaiaan vaksin, monitoring suhu, melaporkan kasus KIPI ringan dan berat.
5. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) adalah instrumen manajemen program imunisasi untuk mendapatkan informasi dini masalah dalam program imunisasi di suatu wilayah secara terus menerus
6. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang selanjutnya disingkat KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitifitas, efek farmakologis maupun kesalahan program, koinsiden, reaksi suntikan atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan
7. Pelaporan dan pemantauan kasus KIPI adalah kegiatan pelaporan yang dilakukan secara bertahap dan bertingkat mulai dari penemuan kasus KIPI di masyarakat kemudian dilaporkan dan dilacak hingga akhirnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
8. Penyuluhan Imunisasi adalah proses penyebar luasan informasi (termasuk pesan – pesan) tentang imunisasi yang disampaikan kepada pengunjung di Posyandu dan pengunjung di Puskesmas
9. Supervisi Suportif adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah serta tindak lanjut
10. Sweeping imunisasi adalah kegiatan memberikan pelayanan imunisasi pada yang belum mendapat imunisasi secara lengkap atau Drop Out Imunisasi
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Pukesmas adalah fasilitas kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
12. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. 13. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga kesehatan yang bekerja di UPTD Puskesmas Langkaplancar mempunyai Surat Tanda Regitrasi dan Surat Izin Kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tenaga pelaksana imunisasi adalah seseorang yang kompeten dan bertanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang yaitu Kepala Puskesmas.
Agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan pendidikan dan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga baik dari jumlah yang memenuhi persyaratan kompetensi.
Syarat keterampilan petugas imunisasi dapat berlatarbelakang pendidikan Dokter, Bidan dan Perawat. Dokter di Puskesmas dapat mendelegasikan kewenangan pelayanan imunisasi kepada Bidan dan Perawat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan imunisasi sesuai program pemerintah yang berlaku.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Untuk terselenggaranya pelayanan imunisasi maka setiap Puskesmas harus memiliki jumlah dan jenis ketenagaan yang sesuai dengan standar yaitu memenuhi persyaratan kewenangan profesi dan mendapatkan sertifikat imunisasi.
Jenis dan jumlah ketenagaan yang harus tersedia di setiap Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Puskesmas Induk
- 1 orang koordinator Imunisasi
- 1 orang atau lebih pelaksana Imunisasi - 1 orang petugas pengelola vaksin 2. Puskesmas Pembantu
- 1 orang pelaksana imunisasi 3. Poskesdes
- 1 orang pelaksana imunisasi
Ditribusi petugas imunisasi di UPTD Puskesmas Langkaplancar
No Profesi Jumlah Telah Pelatihan Imunisasi Belum Pelatihan Imunisasi 1 Dokter 2 0 2 2 Perawat 15 1 14 3 Bidan Puskesmas 1 0 1 4 Bidan Desa 6 0 6 5 Bidan Poned 11 0 11
C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pelayanan imunisasi baik di dalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas harus dijadwalkan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dalam rangka mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan.
No Uraian Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des 1 Pendataan Sasaran 2 Menghitung kebutuhan sarana 3 Pemeliharaan coldchain 4 Pengelolaan vaksin 5 Pelayanan imunisasi 6 Sweeping DO Imunisasi 7 Penyuluhan dalam gedung 8 Penyuluhan luar gedung 9 Supervisi suportif posyandu 10 Pendataan sasaran BIAS 11 Pelaksanaan BIAS 12 Sweeping BIAS 13 Pelacakan KIPI 14 Rakor Desa 15 Loka karya mini 16 Loka karya bulanan 17 Pencatatan dan
pelaporan
18 Laporan tahunan dan rencana tindak lanjut
Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas perlu diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan lintas program dan lintas sektorral terkait untuk meningkatkan kerjasama, saling memberi dukungan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Untuk pelayanan imunisasi dalam gedung, ruang pelayanan imunisasi harus
bersih, ventilasi ruangan baik, tidak lembab, tidak terkena sinar matahari langsung.
Untuk penyimpanan semua vaksin, ADS, safety boks harus dekat dengan
petugas.untuk ruang vaksin penempatan lemari es :
1. Jarak minimal lemari es dengan dinding belakang adalah 10-15 cm atau sampai
pintu lemari es dapat dibuka
2. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lain kurang lebih 15 cm
3. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
5. Setiap satu unit lemari es menggunakan hanya satu stop kontak listrik
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruang Vaksin
a. Letak
Letak ruang vaksin berada pada bagian lantai dua Puskesmas
b. Persyaratan ruangan
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang vaksin adalah sebagai
berikut:
Luas minimal ruang vaksin adalah 2m x 3m
Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut :
LEMARI ES VAKSIN DOMESTIK
MEJA KERJA MEJA KERJA
LEMARI ES VAKSIN VEST FROST
Atap
Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor
dan tidak menjadi tempat perindukan vector
Langit-langit
Langit-langit
harus
kuat,
berwarna
terang,
mudah
dibersihkandan ketinggian dari lantai minimal 2,8m
Dinding
Material dinding harus keras, rata, mudah dibersihkan
Lantai
Lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna
terang, mudah dibersihkan
Pintu dan Jendela
Lebar bukaan pintu minimal 90 cm, jendela ditutup gorden
untuk mencegah matahari tidak langsung masuk ke ruang
vaksin
2. Ruang imunisasi difasilitas kesehatan
Ruangan yang ditetapkan untuk pelayanan imunisasi harus :
a) Mudah dijangkau oleh sasaran
b) Tidak terkena sinar matahari langsung, hujan dan debu
c) Cukup luas, terang, cukup ventilasi dan tenang
d) Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman
e) Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
f) Segala sesuatu yang diperlukan berada dalam jangkauan atau dekat
dengan meja pelayanan imunisasi
g) Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga
tidak penuh sesak
3. Tempat pelayanan imunisasi dilapangan
a) Mudah dijangkau sasaran
b) Jika didalam gedung maka harus cukupluas, terang, cukup ventilasi, dan
terang
c) Jika ditempat terbuka, upayakan tempat itu terlindung dari sinar matahari
langsung, hujan dan debu
d) Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
e) Segala sesuatu yang diperlukan berada dalam jangkauan atau dekat
dengan meja pelayanan imunisasi
f) Bila di Posyandu, melaksanakaan pelayanan dengan sistem 5 meja yaitu
pelayanan terpadu yang lengkap yang memberikan pelayanan 5 program
(KIA,KB,Diare, imunisasi dan Gizi)
g) Jumlah orang yang ada ditempat pelayanan imunisasi diatur sehingga
tidak penuh sesak
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN 1. Perencanaan
a. Menentukan sasaran b. Menetukan target cakupan
c. Menghitung index pemakaian vaksin d. Menghitung kebutuhan vaksin
e. Perencanaan kebutuhan alat suntik dan safety box f. Menghitung kebutuhan peralatan rantai vaksin g. Permintaan dan pengiriman vaksin
h. Membuat rencana kegiatan bulanan i. Membuat laporan tahuanna RUK dan RPK 2. Pelayanan
a. Persiapan pelayanan imunisasi
b. Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik di dalam gedung maupun diluar gedung c. Sweeping DO imunisasi
d. Penyuluhan dalam gedung e. Penyuluhan luar gedung f. Pelacakan kasus KIPI
g. Penanganan limbah imunisasi 3. Pemantauan Program Imunisasi
a. Pencatatan dan pealporan hasil kegiatan pelayanan imunisasi, pemakaian logistik dan surveilans KIPI
b. Pemantauan Wilayah Setempat c. Rakor Desa
d. Loka karya bulanan e. Loka karya mini B. METODE KEGIATAN
Berdasarkan tempat pelayanan, tempat pelayanan imunisasi dibagi dua yaitu :
1. Pelayanan imunisasi dalam gedung / statis seperti di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, tempat praktek Dokter atau Bidan, Rumah Sakit
2. Pelayanan Imunisasi di luar gedung / dinamis,seperti di Posyandu, Sekolah, Kunjungan rumah.
C. LANGKAH KEGIATAN 1. Persiapan
2. Pelaksanaan