MEWUJUDKAN GURU PROFESIONAL
YANG BERMARTABAT
DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
MATEMATIKA DI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, TANGGAL 18 MARET 2010
Oleh
MARTABAT SUATU BANGSA:
- PANGKAT,
- DERAJAT, dan
- KEDUDUKAN
KEHORMATAN
2
ARTI MARTABAT
(DALAM BAHASA INGGRIS)
•
dignity,
•
grade,
•
prestige,
•
rank,
• status,
• value
PROFESIONAL
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta
GURU HARUS PROFESIONAL
• Minimal Sarjana (S-1) atau Diploma IV
(D-IV)
• Memiliki Sertifikat Pendidik
• Memiliki Kompetensi
• Sehat Jasmani dan Rohani
• Mampu Mewujudkan Tujuan Pendidikan
Nasional
BAGAIMANA POTRET
MARTABAT dan
GURU
KITA?
RANGKING INDONESIA BERDASARKAN HDI DIBANDINGKAN
BEBERAPA NEGARA TAHUN 1995-2006
NEGARA
TAHUN
1995
2000
2003
2004
2005
2006
Thailand
58
76
74
76
73
74
Malaysia
59
61
58
59
61
61
Philipina
100
77
85
83
84
84
Indonesia
104
109
112
111
110
108
Cina
111
99
104
94
85
81
Vietnam
120
108
109
112
108
109
Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is ia
Indo
nes
ia
Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6
Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is ia
Indo
nes
ia
Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 Fin lan d Hon g K on g -Chi na K orea Can ad a Net he rl an ds Li ec ht en s te in J ap an Ma c ao -Chi na S w it z er lan d B el gi um A us tral ia Ne w Zea lan d Icel an d Den m ar k C z ec h Rep ub li c Fr an c e S w ed en A us tria G er m an y Irel an d O E CD a v erage S lov ak Re pu bl ic Nor w a y Lu x e m bo urg Hun ga ry O E CD t ot al P ol an d S pa in La tv ia Uni te d S ta te s It al y Russ ian Fed erati on P ortug al G ree c e S erbi a Ur ug ua y T ur k e y T ha il an d Me x ic o B ra z il T un is iaIndo
nes
ia
Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120Note: Countries are ranked in descending order of percentages of 15 year olds in levels 3, 4, 5 and 6
Percentage of students at each level of proficiency on the math overall scale
Prestasi Matematika TIMSS 2003 –
Kelas 8
Skala Matematika TIMSS –
Benchmark
Internasional
Singapore
Rata2: 605
Malaysia
Rata2: 508
Indonesia
Rata2: 411
400
Rendah
Menengah
475
Tinggi
550
Tingkat
625
lanjut
Penekanan pada Kurikulum Matematika yang
Ditetapkan
Indonesia
Malaysia
Singapura
Penguasaan
Basic Skills
Banyak
Banyak
Banyak
Pemahaman atas Konsep
dan Prinsip-prinsip
Matematika
Ada
Banyak
Banyak
Penerapan Matematika
dalam Konteks Kehidupan
Sehari-hari
Sedikit/
tdk ada
Ada
Banyak
Berkomunikasi Secara
Matematis
Sedikit/
tdk ada
Ada
Banyak
Bernalar Secara Matematis
Sedikit/
Kesempatan Pengembangan Profesional di Sekolah
untuk Guru Matematika –
Kelas 8*
Persentase Siswa yang Gurunya Terlibat dalam
Pengembangan Profesional 3 Kali atau Lebih
dalam Setahun
Indonesia
Malaysia
Singapore
Mendukung Implementasi
Kurikulum Nasional
16
49
56
Tujuan Peningkatan Mutu
dari Sekolah Sendiri
26
55
67
Penggunaan ICT dalam
Pendidikan
14
28
77
Tingkat Keikutsertaan Guru Matematika dalam
Pengembangan Profesional –
Kelas 8*
Persentase Siswa yang Gurunya Berpartisipasi
dalam 2 Tahun Terkahir
Indonesia
Malaysia
Singapura
Pedagogi Matematika
64
64
78
Content
Matematika
57
69
76
Peningkatan Kemampuan
Memecahkan Masalah
49
72
70
Mengintegrasikan ICT
dalam Matematika
21
48
88
*Laporan Guru
HASIL UJIAN NASIONAL
2009
• 18 % PUTIH: JUJUR
• 42 % ABU ABU: DIRAGUKAN
• 40 % HITAM: TIDAK JUJUR DALAM
UJIAN
ADAKAH PENGARUH PTK
DALAM HAL INI !
1. Jumlah guru yang sangat besar yaitu 2.783.321 orang,
termasuk sekitar 477.000 orang adalah guru di bawah
Departemen Agama.
2. Pendataan guru yang belum sepenuhnya selesai sehingga
sulit untuk mengetahui
supply and demand.
PERMASALAHAN GURU
3.
Distribusi guru belum merata
4.
Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1
/D-IV cukup besar sebanyak 63,1%
5.
Banyak guru berkompetensi rendah
6.
Belum semua guru mendapatkan program
peningkatan kompetensi
Lanjutan:
7.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga membutuhkan kompetensi (ICT) bagi para guru
8.
Guru akan pensiun pada tahun 2010 s/d 2015 sebanyak
300.000 dan memerlukan penggantinya
9.
Desentralisasi pengelolaan guru namun kasus-kasus guru
selalu dikirim ke pusat untuk menyelesaikannya
Lanjutan:
PERMASALAHAN GURU
<= SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3 1 TK 110,742 9,440 32,382 3,097 18,652 115 1 174,429 PNS 19,977 770 5,955 336 5,134 63 - 32,235 Non PNS 90,765 8,670 26,427 2,761 13,518 52 1 142,194 2 SD 417,389 11,529 589,034 23,841 207,074 1,161 4 1,250,032 PNS 266,331 7,213 505,119 15,328 152,090 1,077 2 947,160 Non PNS 151,058 4,316 83,915 8,513 54,984 84 2 302,872 3 SMP 39,133 36,202 37,446 72,822 299,319 3,277 7 488,206 PNS 16,060 29,327 25,785 51,441 164,388 2,870 4 289,875 Non PNS 23,073 6,875 11,661 21,381 134,931 407 3 198,331 4 SLB 1,666 238 2,883 803 4,514 50 - 10,154 PNS 577 68 1,839 505 2,644 42 - 5,675 Non PNS 1,089 170 1,044 298 1,870 8 - 4,479 5 SMA 6,301 1,200 4,082 22,964 189,753 3,106 27 227,433 PNS 2,056 345 2,071 13,853 101,752 2,436 5 122,518 Non PNS 4,245 855 2,011 9,111 88,001 670 22 104,915 6 SMK 5,172 1,341 2,842 23,942 120,764 1,691 9 155,761 PNS 900 230 834 9,429 40,282 1,054 3 52,732 Non PNS 4,272 1,111 2,008 14,513 80,482 637 6 103,029 7 MI 94,755 23,580 45,933 9,086 31,312 108 - 204,774 PNS 4,478 4,480 18,267 2,358 6,997 45 - 36,625 Non PNS 90,277 19,100 27,666 6,728 24,315 63 - 168,149 8 MTs 37,045 10,722 13,554 22,559 95,326 599 4 179,809 PNS 886 621 1,615 5,670 16,687 234 1 25,714 Non PNS 36,159 10,101 11,939 16,889 78,639 365 3 154,095 9 MA 10,090 2,164 3,215 10,290 65,635 1,321 8 92,723 PNS 244 63 137 1,291 13,605 596 2 15,938 Non PNS 9,846 2,101 3,078 8,999 52,030 725 6 76,785 722,293 96,416 731,371 189,404 1,032,349 11,428 60 2,783,321 311,509 43,117 561,622 100,211 503,579 8,417 17 1,528,472 410,784 53,299 169,749 89,193 528,770 3,011 43 1,254,849 JUMLAH GURU JUMLAH PNS Non PNS No. JENJANG SEKOLAH Jenjang Pendidikan
Kualifikasi Guru
Madrasah Ibtidaiyah:
≤ D1
87.988 -
44,5%
≥ D2
109.966 -
55,5%
Madrasah Tsanawiyah:
≤ D2
68.990 -
31,8%
≥
D3
148.263 -
68,2%
Madrasah Aliyah:
≤
D3
22.091 -
22,5%
≥
S1
75.895 -
77,5%
Kurang Memadai
179.069 -
32,9%
Sudah Memadai
334.124 -
67,1%
REFORMASI GURU
1. Reformasi guru dimulai dari Deklarasi Guru
sebagai Bidang Pekerjaan Profesi oleh
Presiden SBY tanggal 14 Desember 2004,
setelah 2 (dua) bulan Beliau dilantik
2. Satu tahun kemudian (15 Desember 2005
diterbitkanlah UU nomor 14 2005 tentang
Guru dan Dosen)
Lanjutan:
REFORMASI GURU
3.
Guru sebagai pekerja profesional sama
seperti: tentara, pengacara, apoteker,
dokter, akuntan publik, psycholog.
Mereka memiliki karakteristik yang tidak
bisa disamakan/dicapai dengan mudah
karena harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu sebagai pekerja
profesional
Pendidikan Dasar
Sekolah
Menengah
Pertama
Sekolah Menengah
Atas
Year
Gaji
Permulaa
n
Gaji
Tertingg
i
Gaji
Permulaa
n
Gaji
Tertingg
i
Gaji
Permulaan
Gaji
Tertingg
i
Chile
2003
11709
18437
11709
18473
11709
19302
Egypt
2002/03
1046
…
1046
…
…
…
Indonesia
2002/03
1002
3022
1002
3022
1042
3022
Malaysia
2002
9230
17470
13480
29151
13480
29151
Paraguay
2002
7950
7950
12400
12400
12400
12400
Philippines
2002/03
9890
11756
9890
11756
9890
11765
Sri Lanka
2002
3100
3945
3100
4509
3945
5073
Thailand
2003/04
6048
28345
6048
28345
6048
28345
Uruguay
2002
4850
7017
4850
7017
5278
7444
OECD
mean
2003
24287
40539
26241
43477
27455
45948
Perbandingan Gaji Guru di Beberapa Negara yang
Berpartisipasi dalam World Education Indicator (WEI)
DARI MARPAUNG BLOG (WORDPRESS)
SEORANG GURU
• Miris rasanya ketika 2 tahun terakhir ini pada tiap tanggal 24
November ketika saya berada di kedai buah saat membelikan
oleh-oleh untuk guru dari anak saya, pada saat yang bersamaan
pula beberapa orang ibu nyeletuk sambil membayar buah yang ia
beli bertanya pada pembeli di sebelahnya ” ibu mau beli buah
untuk gurunya juga”?
Lantas Ibu itu menjawab “ia bu gurunya minta dibelikan apel,
karena hari guru katanya”. Dan kejadian seperti itu juga dialami
ibu-ibu lainnya yang berada di kedai buah tersebut.
• Alangkah rendahnya guru kita. Sebagai guru merasa malu, betapa
kita sudi merendahkan diri dengan mengemis minta dihargai
dengan harga yang begitu rendah…….
BAGAIMANA KITA MEMBACA ARTI DARI
INDIKATOR2 YANG DIPAPARKAN DI ATAS ?
• Apakah … PROFESIONAL?
• Apakah … MENGUASAI SUBJEK?
• Bagaimana … KINERJANYA?
• Bagaimana …. MOTIVASINYA?
• Apakah …. BERMORAL?
• Apakah… BERMARTABAT?
MANUSIA BERMARTABAT (1)
• Guru Besar FIPB-UI Prof Dr Sapardi Djoko
Damono memaparkan, manusia bermartabat
hanya bisa dibangun lewat
pendidikan,
norma kesopanan, dan budaya
.
Pendidikan dalam pengertian itu, memiliki ciri
kemampuan untuk menguasai kesenian, membaca,
dan menulis. “Ciri penting pengertian dari
martabat manusia adalah berbudaya,” kata Sapardi
pada Sarasehan Kebahasaan dan Kesastraan, di
MANUSIA BERMARTABAT (2)
• Penyair yang pernah dibesarkan di Yogyakarta ini
(Sapardi) juga mengungkap ada atau tidaknya
seseorang
berbudaya
itu ditentukan oleh
martabat-
nya. Kesenian, mitos, relegi, bahasa,
seni, dan ilmu pengetahuan, misalnya, merupakan
faktor penting dalam pembentukan martabat.
Sebelum mengenal aksara, masyarakat berusaha
untuk menjadi bermartabat dengan menghasilkan
segala jenis dongeng lisan. “
Dongeng kancil
dari
dulu tetap sama. Tapi sebenarnya memiliki makna
berbeda dengan perkembangan jaman,” kata
KUASAI
LEARNING
PARADIGM
•
LEARNING TO KNOW
•
LEARNING TO DO
•
LEARNING TO LIVE
TOGETHER
•
LEARNING TO BE
33
KOMPETENSI GURU (Selain Pesan SNP)
(
Malderez & Wedell, 2007:19)
1) Pemahaman tentang (knowing about):
Pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan dimanfaatkan oleh guru
tentang bagaimana siswa belajar.
2) Pemahaman bagaimana (knowing how):
Kemampuan guru untuk memanfaatkan strategi-strategi yang mendukung
siswa dan proses belajar, memperhatikan dan menganalisis hal-hal yang
terjadi di kelas (
noticing
atau kepekaan), dan mengembangkan situasi
yang mendukung proses belajar.
3) Pemahaman kapan (knowing to):
Kompetensi yang dikembangkan oleh guru terampil berdasarkan
pengalamannya sehingga dia dapat: memanfaatkan pengetahuan yang
dimilikinya pada saat dan dengan cara yang paling tepat sehingga proses
pembelajaran siswanya dapat didukung sepenuhnya.
35
DISASTER FOR STUDENTS !
HIGHEST
QUINTILE
TEACHERS RANKED BY
EFFECTIVENESS (based on ability to
improve test scores)
STUDENT ACHIEVEMENT
(measured by test scores)
HIGH
MIDDLE
LOW
After one year the most
effective teachers raised
results by 53%. After three
years this was 83%
OUTCOMES
(test scores)
LOWEST
QUINTILE
After one year the least
effective teachers raised
results by 14%. After three
years this was 29%
Net difference = over
50%
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
GURU (Permeneg PAN No.16/2009) Pasal 11
Unsur dan sub unsur kegiatan Guru yang dinilai angka kreditnya
adalah:
(1) Pendidikan, meliputi :
– pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah
– pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dan memperoleh
surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL) prajabatan
atau sertifikat.
(2) Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, meliputi:
– proses pembelajaran, bagi Guru Kelas dan Guru Mata
Pelajaran/Rumpun Mata Pelajaran;
– proses bimbingan, bagi Guru B K;
LANJUTAN … (Pasal 11)
(3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi :
– Pengembangan diri;
– Publikasi dan Karya Inovatif;
– Penghargaan atas prestasi atau dedikasi.
(4) Penunjang tugas Guru, meliputi:
– melaksanakan pengabdian pada masyarakat/kegiatan
sosial kemasyarakatan;
– mendapat gelar yang tidak sesuai dengan bidang yang
diampunya; dan
• PNS Baru, berstatus 100% belum
disebut sebagai Guru Profesional
sebelum mengikuti Program Induksi;
• Guru Profesional terdiri dari 4 jenjang:
JENJAN
G
PANGKAT
GOL
1
GURU PERTAMA
III.a dan III.b
2
GURU MUDA
III.c dan III.d
3
GURU MADYA
IV.a , IV.b dan IV.c
4
GURU UTAMA
IV.d dan IV.e
KERANGKA PENINGKATAN PROFESIONALISME
GURU BERKELANJUTAN (CPD)
PERTAMA
IIIa-IIIb
MUDA
IIIc-IIId
PENILAIAN
KINERJA
PPGB BERBASIS
KOMPETENSI GURU
PPGB BERBASIS KOMPETENSI PENGAWASGURU S-1/D-IV DAN SERTIFIKAT PENDIDIK
PROGRAM INDUKSI
UTAMA
IVd-IVe
MADYA
IVa-IVb-IVc
MUDA
IIIc-IIId
PPGB BERBASIS KOMPETENSI KEPALA SEKOLAHJenis Guru berdasarkan sifat,
tugas, dan kegiatannya
–Guru Kelas;
–Guru Mata Pelajaran; dan
–Guru Bimbingan dan Konseling
(Konselor).
TUGAS DAN BEBAN KERJA GURU
Tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.
Beban kerja Guru untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan
sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu.
Beban kerja GuruBK atau konselor adalah mengampu bimbingan
dan konseling paling sedikit 150 orang peserta didik per tahun.
PP No.74 Th.2008,
Pasal 52:
Ditambah, melaksanakan pembelajaran.
Pasal 52, ayat (3):
Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak
40 jam tatap muka dalam satu minggu, dilaksanakan dengan ketentuan
paling sedikit 6 jam tatap muka dalam satu minggu pada satuan pendidikan
tempat tugasnya sebagai guru tetap (satminkal)
Untuk mencapai 24 jam tatap muka bisa mengajar di sekolah negeri lain,
sekolah swasta lain atau perbaikan pembelajaran (remidial) dengan prinsip
pembelajaran tuntas.
Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak
berlakunya Permendiknas ini, dalam keadaan kelebihan guru
pada mata pelajaran tertentu di wilayah kabupaten/kota,
dapat memenuhi beban mengajar 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dengan:
a.Mengajar mata pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang
diampunya dan/atau mengajar mata pelajaran lain yang tidak ada guru mata
pelajarannya pada satuan administrasi pangkal atau satuan pendidikan lain;
b.Menjadi Tutor program Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan atau program pendidikan
keaksaraan;
c.Menjadi guru bina atau guru pamong pada sekolah terbuka;
d.
Menjadi guru inti/instruktur/tutor pada kegiatan Kelompok Kerja Guru/
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP);
e.
Membina kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Praja Muda
Karana (Pramuka), Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa, Olahraga,
Kesenian, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Kerohanian, Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), Pecinta Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR),
Jurnalistik/Fotografi, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sebagainya;
f.
Membina pengembangan diri peserta didik dalam bentuk kegiatan
pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, sikap dan perilaku
siswa dalam belajar serta kehidupan pribadi, sosial dan pengembangan
karir diri;
g.
Melakukan pembelajaran bertim
(team teaching)
dan /atau;
h.
Melakukan pembelajaran perbaikan
(remedial teaching).
KEWAJIBAN GURU (Pasal 6)
Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah :
– merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan
pembelajaran/bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran/bimbingan, serta melaksanakan perbaikan dan
pengayaan;
– meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
– bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
– menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan
Kewenangan Guru (Pasal 8)
(1) Guru berwenang memilih dan menentukan
materi, strategi, metode, media
pembelajaran/bimbingan dan alat
penilaian/evaluasi dalam melaksanakan
proses pembelajaran/bimbingan untuk
mencapai hasil pendidikan yang bermutu
sesuai dengan kode etik profesi Guru.
(2) Kewenangan Guru dilaksanakan sesuai
dengan jenjang pangkat dan jabatan
PRINSIP
SAS
COCOK UNTUK DIADOPSI
SAS ADALAH
SPECIAL AIR
SERVICE
, PASUKAN ANTI
TEROR INGGRIS YG SELALU
BERHASIL DALAM
MENUNAIKAN TUGASNYA
DAN SANGAT PROFESIONAL
KARAKTERISTIK
SAS
•
GEMBIRA
: ENERGIK, ANTUSIAS, OPTIMIS,
ENAK DIAJAK KERJA SAMA, BEKERJA
LEBIH LAMA
•
RENDAH HATI
: TDK SOMBONG, MAU
MENDENGAR, MAU BELAJAR,
•
SELALU BERFIKIR DAN BERFIKIR
UTK
MENINGKATKAN KEMAMPUANNYA:
PROAKTIF, MANUSIA PEMBELAJAR,
SEKOLAH MENJADI
TEMPAT STRATEGIS
IMPLEMENTASI
PEMBANGUNAN
MARTABAT MANUSIA
49
GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN (UU Nomor 14 Tahun 2005)
MEMEGANG PERAN YANG SANGAT STRATEGIS
Cerdas
spiritual
(
Olah Hati
)
•
Beraktualisasi diri
melalui olah hati/kalbu
untuk menumbuhkan
dan memperkuat
keimanan, ketakwaan
dan akhlak mulia
termasuk budi pekerti
luhur dan kepribadian
unggul.
Cerdas
emosional &
sosial
(
Olah Rasa
)
•
Beraktualisasi diri melalui olah rasa
untuk meningkatkan sensitivitas dan
apresiasivitas akan kehalusan dan
keindahan seni dan budaya, serta
kompetensi untuk
mengekspresikannya.
•
Beraktualisasi diri melalui interaksi
sosial yang:
–
membina dan memupuk hubungan
timbal balik;
–
demokratis;
–
empatik dan simpatik;
–
menjunjung tinggi hak asasi
manusia;
–
ceria dan percaya diri;
–
menghargai kebhinekaan dalam
bermasyarakat dan bernegara;
serta
Cerdas
intelektual
(
Olah Pikir
)
•
Beraktualisasi diri
melalui olah pikir untuk
memperoleh kompetensi
dan kemandirian dalam
ilmu pengetahuan dan
teknologi;
•
Aktualisasi insan
intelektual yang kritis,
kreatif dan imajinatif;
Cerdas
kinestetis
(
Olah
Raga
)
•
Beraktualisasi diri melalui
olah raga untuk
mewujudkan insan yang
sehat, bugar,
berdaya-tahan, sigap, terampil, dan
trengginas;
DUA KEBUDAYAAN BESAR
BERPENGARUH TERHADAP
MATEMATIKA
•Kebudayaan Cina
•Kebudayaan Islam
Sebagai contoh, pada penanggalan
kalender Islam dan Cina. Keduanya
berdasarkan peredaran bulan, tetapi
awal perhitungan berbeda. Ini
menunjukkan ada pengaruh budaya
dalam metode dan teknik, tetapi pada
akhirnya rumusan dan hasilnya sama.
Kurikulum matematika yang digunakan di
sekolah di seluruh dunia adalah kurikulum
canonical (kurikulum yang berkembang di
Yunani). Padahal, belum tentu sesuai
dengan kondisi budaya di seluruh penjuru
bumi.
Penggunaan kurikulum Canonical tidak
salah, namun dalam pembelajaran
matematika pendekatan budaya lokal
perlu diterapkan agar penguasaan siswa
lebih sempurna. Ini terbukti di
negara-negara yang berlatar belakang Confucian
Heritage Culture (CHC), seperti
Singapore, Jepang, Cina, Korea, dan
Hongkong (Frederick KS Leung, PR 16
Di kelima negara tersebut, menurut
Leung, pendekatan etnopedagogis
(budaya) diterapkan dalam pengajaran
hampir semua bidang ilmu, termasuk
matematika. Hasilnya, lima negara itu
tertinggi di dunia dalam matematika
hampir di seluruh tingkat pendidikan.
PENDIDIKAN KARAKTER VS
HAPALAN
• Pada 1985, Deng Xiaoping menegaskan
pentingnya pendidikan karakter.
• Pendidikan yang berorientasi hafalan
dianggap membunuh karakter anak.
• Setelah itu, guru dan kaum profesional amat
dihargai.
“
M
erupakan
D
aya
D
orong
Y
ang
M
elandasi
S
ikap
dan
P
erilaku”
(
S
i gmund
F
r eud)
KARAKTER
MODERNISASI CINA DIAWALI DARI SAINS DAN
TEKNOLOGI
• Deng Xiaoping pada tahun 1978
mengatakan, bila China ingin
memodernisasi pertahian, industri, dan
pertahanan, maka yang harus dimodernisasi
terlebih dahulu adalah sains dan teknologi
serta menjadikannya kekuatan produktif.
Usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah untuk
membentuk Guru Profesional, Bermartabat, dan
PROGRAM
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Peningkatan
Kualifikasi
1
Sertifikasi
guru
2
3
Peningkatan
Kompetensi
Penghargaan
dan
perlindungan
5
Tunjangan
Guru
7
Maslahat
Tambahan
8
Perencanaan
Kebutuhan
Guru
6
4
Pengembangan
Karir
GURU
2,7 JUTA
63INFORMASI SERTIFIKASI GURU
DALAM JABATAN
Telah lulus sertifikasi 800 ribu (sd tahun
2009)
Kuota tahu 2010 sebanyak 200 ribu
Kuota Jawa Barat (UPI dan Mitra) 31.433
(terdiri dari guru wajar dikdas 25.400 dan
guru dikmen 6.033)
Dana tersedia di LPMP Jawa Barat (untuk
KOMPONEN PORTOFOLIO
(Sesuai PP No 74/2008 Tentang Guru)
KOMPETENSI GURU
PED
KEPRI
SOS
PROF
1. Kualifikasi Akademik
√
√
2. Pendidikan dan Pelatihan
√
√
3. Pengalaman Mengajar
√
√
√
4. Perenc & Pelaks Pembelajaran
√
√
5. Penilaian Atasan & Pengawas
√
√
√
√
6. Prestasi Akademik
√
√
√
7. Karya Pengembangan Profesi
√
8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
√
√
9. Pengalmn Org dlm Bid Kepend & sosial
√
√
10 Penghargaan yg Relevan dg Bid Pend
√
√
√
√
PEMETAAN KOMPONEN PORTOFOLIO
KE DALAM KOMPETENSI GURU
1500
850
Lulus Portofolio
Melengkapi Adm
849
841
Melengkapi berkas
Portofolio (substansi)
840
0
PLPG
67
SERTIFIKASI CALON GURU PRAJABATAN
(MELALUI PENDIDIKAN PROFESI)
Calon Guru sebelum mengikuti test CPNS harus sudah memiliki ijazah S1/D-IV dan sudah bersertifikat
pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Calon Guru
Latar Belakang Pendidikan
Beban Belajar
Pendidikan Profesi Guru
TK
S1 PGTK
18
–
20 sks
S1 Kependidikan
36
–
40 sks
S1 Psikologi
36
–
40 sks
SD
S1 PGSD
18
–
20 sks
S1 Kependidikan
36
–
40 sks
S1 Psikologi
36
–
40 sks
SMP
S1 Kependidikan/non kependidikan
36
–
40 sks
SMA
S1 Kependidikan/non kependidikan
36
–
40 sks
SMK
S1 Kependidikan/non kependidikan
36
–
40 sks
SERTIFIKASI
BERDASARKAN PP 74
TAHUN 2008
PP No.74
D
itetapkan di Jakarta
ATURAN PERALIHAN
Pasal 65
Dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
a. Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat Pendidik
memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan
maslahat tambahan;
b. Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik secara langsung apabila:
1) sudah memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari
perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang
studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran
yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling
atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau
2) sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang
ATURAN PERALIHAN
c. Guru dalam jabatan yang telah memiliki Kualifikasi
Akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata
pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan
pendidikan yang diampunya, keikutsertaannya dalam
pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 atau uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 yang diikutinya dilakukan berdasarkan mata
pelajaran, rumpun mata pelajaran, dan/atau satuan
pendidikan yang diampunya;
d. Guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) pada
satuan pendidikan yang belum memenuhi ketentuan
rasio peserta didik terhadap Guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 tetap menerima tunjangan
profesi.
ATURAN PERALIHAN
Pasal 66
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan
Pemerintah ini, Guru Dalam Jabatan yang belum memenuhi
Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV, dapat mengikuti uji kompetensi
untuk memperoleh Sertifikat Pendidik apabila sudah:
a. mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai
pengalaman kerja 20 (dua puluh) tahun sebagai Guru; atau
b. mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit
kumulatif setara dengan golongan IV/a.
Pasal 67
Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam
waktu 5 (lima) tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik.
LULUSAN SI/D-IV
KEPENDIDIKAN/
NON KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROFESI GURU: GURU TK (18-20 SKS) GURU SD (18-20 SKS) GURU SMP(36-40 SKS) GURU SMA(36-40 SKS) GURU SMK(36-40 SKS)
TES
PENGETAHUA
N UMUM
TES POTENSI
AKADEMIK
CPNS
(80%)
PRA JABATAN
DAN
PROGRAM
INDUKSI
PNS
(100%)
GURU
PERTAMA
GOL. IIIa & IIIb
1. PENDIDIKAN PROFESI
GURU
BERKELANJUTAN
2. PENULISAN KARYA
ILMIAH (KTI);
3. PENILAIAN PRESTASI
KERJA (KONVERSI
ANGKA KREDIT)
1. PENDIDIKAN PROFESI GURU BERKELANJUTAN;
2. KEKEPALA SEKOLAHAN; 3. KEPENGAWASAN;
4. PENILAIAN PRESTASI KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT) 5. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
(KTI)
GURU MADYA
GOL. IVa, IVb
& IVc
1. PENDIDIKAN PROFESI BERKELANJUTAN 2. PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
3. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
4. SEMINAR ILMIAH; 5. PENILAIAN PRESTASI
KERJA (KONVERSI ANGKA KREDIT)