TINJAUAN PUSTAKA
Mengenal Ayam Pelihara
Sejarah dan klasifikasi ayam menurut sejarahnya, ayam jinak yang dipelihara manusia sekarang adalah berasal dari ayam liar. Keturunan ayam yang telah menjadi jinak kemudian disilangkan atau dikawinkan oleh manusia. Konon, menurut teorinya, ayam liar ini adalah ayam hutan atau Gallus gallus. Hirarki klasifikasi ayam menurut Rose (2001) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Subkingdom : Metazoa Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Divisi : Carinathae Kelas : Aves Ordo : Galliformes Family : Phasianidae Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus domestica sp
Tipe-tipe ayam pelihara
1.Tipe ayam petelur
Ayam Buras petelur adalah ayam-ayam Buras betina yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Umumnya produksi telur ayam Buras tidak sebanding dengan produksi telur ayam Ras. Beberapa ayam Buras yang memiliki produksi 5 telur tinggi diantaranya yaitu ayam Arab 190-250 butir/tahun, ayam Cemani 215 butir/tahun, dan ayam Sentul 13-20 butir/periode (Rusfidra, 2004).
2. Tipe Ayam Pedaging
Tipe pedaging pada ayam Buras dapat diketahui dari kemampuan ayam tersebut mengonversi pakan menjadi daging. Beberapa ayam Buras penghasil daging yaitu ayam Nunukan, ayam Pelung, dan ayam Bangkok (Jatmiko, 2001).
3 Tipe Penyanyi / Suara
Ayam lokal yang potensial sebagai ayam penyanyi adalah ayam Pelung, ayam Kokok Balenggek, dan ayam Bekisar. Ke-3 bangsa ayam lokal tersebut memiliki suara kokok merdu, enak didengar, dan masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda satu sama lainnya.
a. Ayam Kokok Balenggek (AKB)
Ayam Kokok Balenggek (AKB) merupakan ayam penyanyi yang berasal dari Sumatera Barat. Populasi AKB berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
AKB merupakan hasil persilangan antara ayam hutan merah (Gallus gallus) dengan ayam buras (Gallus domesticus). Menurut legenda dan cerita yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dari Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok, AKB merupakan turunan dari ayam yang menjadi binatang kesayangan anak Nagari pada zaman kerajaan Minangkabau dahulu. Kini AKB sudah dipelihara oleh masyarakat di luar habitatnya di Kecamatan Payung Sakaki Kabupaten Solok dan menyebar ke berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat, bahkan sudah banyak yang dipelihara ke luar provinsi Sumatera barat. Pada umumnya ayam ini dipelihara sebagai ayam hias/hewan kesayangan
yang-diperlakukan secara khusus seperti hewan kesayangan lainnya (Rusfidra, 2005). Berdasarkan ukuran tubuhnya AKB dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu a) AKB yang berukuran besar dan penduduk di lokasi habitat aslinya menyebut sebagai ayam Gadang, b) ayam Ratiah yaitu ayam yang berukuran lebih kecil. Untuk memperkenalkan AKB kemasyarakat di luar Sumatera Barat, ayam ini biasanya juga dibawa sebagai materi/produk unggulan di bidang peternakan Sumatera Barat dalam berbagai kesempatan yang dilaksanakan secara nasional seperti di Jakarta dan tempat-tempat lainnya.
Karakteristik khas AKB adalah suara kokoknya yang bertingkat-tingkat, bersusun-susun dari 3-21 suku kata atau lebih. Pengelompokan suku kata kokok AKB menjadi tiga bagian, yaitu kokok depan, kokok tengah dan kokok belakang. Kokok depan dimulai dari suku kata pertama, kokok tengah terdiri dari suku kata kokok kedua dan ketiga, dan kokok belakang dihitung dari suku kata keempat sampai suku kata terakhir. Kokok bagian belakang disebut lenggek kokok (Rusfidra, 2005).
b. Ayam Pelung.
Ayam Pelung berasal dari Kecamatan Warungkondang, Kab. Cianjur. Ayam jenis ini mulai dipelihara dan dikembangkan tahun 1850 oleh para bangsawan dan ulama. Berdasarkan penelusuran ilmiah, ayam Pelung diduga merupakan turunan ayam hutan merah yang terdapat di Pulau Jawa. Hal ini kemudian diperkuat oleh riset molekuler yang dilaporkan oleh Fumihito. et.,all. (2003) yang menyatakan bahwa ayam domestik yang berkembang sekarang di seluruh dunia berasal dari turunan ayam hutan merah (Gallus gallus) (Jatmiko, 2001).
Dengan semakin bertambahnya penggemar ayam Pelung maka penyebarannya pun semakin meluas ke berbagai daerah sekitar Bandung, Bogor, Sukabumi, dan daerah lainnya. Kontes ayam pelung juga semakin marak diadakan baik oleh institusi pemerintah maupun inisiatif perhimpunan penggemar ayam pelung (Achmad, 2005).
Ayam Pelung memiliki suara kokok merdu. Suara kokoknya sangat khas, mengalun panjang, besar, dan mendayu-dayu. Durasi kokok ayam Pelung cukup panjang, dapat mencapai waktu 10 detik bahkan lebih. Dengan kemampuan durasi kokok yang panjang ayam Pelung dapat dikelompokkan kedalam ayam berkokok panjang (long crow fowl) (Achmad, 2005).
c. Ayam Bekisar
Ayam Bekisar adalah hasil perkawinan antara ayam hutan hijau jantan (Gallus varius) dan ayam kampung/ayam buras betina (Gallus gallus domesticus). Ciri-ciri khusus dari ayam Bekisar yang paling menonjol adalah bentuk bulu leher yang ujungnya bulat/lonjong bukan lancip (Fumihito, Miyake, Takada, Shingu and Endo, 1994).
Menurut Sarwono (1995) Ayam Bekisar memiliki suara kokok melengking dan sangat keras, bahkan suara kokoknya masih dapat terdengar sejauh 1 mil. Ayam Bekisar biasanya memiliki suara kokok berirama, lurus, dan panjang. Kokoknya terdiri atas dua bagian, yaitu kokok depan dan 8 belakang. Suara depan memiliki nada rendah, besar, tebal, panjang, dan bersih, sedangkan kokok belakang memiliki nada tinggi, tebal, panjang, lurus, dan bersih.
Karakteristik berbagai jenis ayam pelihara
1.Ayam Kampung
Ayam Kampung atau ayam lokal khas Indonesia memiliki beragam jenisnya. Masing-masing memiliki kelebihan dan keunggulan yang berbeda-beda. Misalnya saja dari warna bulu yang indah, pertumbuhan yang pesat, kokok yang merdu dan unik, penghasil telur yang bagus dan lain sebagainya. Sesungguhnya dengan kekayaan hayati tersebut. Indonesia bisa menjadi penghasil bibit ayam yang baik dengan melakukan pemuliaan bibit ayam kampung dengan kekayaan alam yang dimiliki tersebut.
2.Ayam Bangkok
Ayam Bangkok atau ayam Siam yang berasal dari Bangkok merupakan ayam aduan hasil persilangan. Untuk mengetahui cirri khas dari ayam Bangkok tersebut dapat dari bentuk tubuh dan kokoknya yaitu 1. Suara kokok ayam keras dan pendek. 2. Badan panjang, tulangan kasar dan kaku. 3. Pada pangkal paha belakang, terdapat bulu yang memiliki warna yang sama dengan leher, bahu dan punggung.
3.Ayam Birma
Ayam Birma merupakan ayam aduan yang berasal dari Burma/Myanmar. Ayam Birma/Burma merupakan ayam aduan, sekilas ayam birma terlihat mirip dengan ayam kampung , namun terdapat perbedaan antara ayam kampung dengan ayam birma. Ciri khas dari ayam birma adalah Ayam birma umumnya bertulang kecil. Tulang kecil ini adalah kelemahan dari ayam birma. Sehingga ayam birma yang baik untuk aduan adalah setelah berusia 12-15 bulan, menunggu tulangnya keras dahulu. Wajah mulut/paruh tajam garis lurus (Face sharp mouth a straight
line). Bentuk jengger biasanya seperti bantam ular, atau seperti cabe rawit, atau seperti tanduk ular mata melotot. Bulu sayap tebal dan panjang Sisik kecil dan full, menunjukkan ayam tersebut memukul dengan akurat Taji mengirim (Spurs sent) kuping di bagian telinga putih (tanda ayam tersebut tergolong ayam hutan liar/ayam kampung). Jenis suara kokok pada ayam birma adalah pendek dan keras mirip dengan kokok ayam Bangkok ( Rahayu, dkk., 2002)
4.Ayam Serama
Ayam Serama memiliki badan yang mungil sekali, beratnya tidak sampai 500 gram atau setengah kilo, tinggi ayam serama kurang lebih hanya sejengkal tangan orang dewasa, kaki ayam pendek dan tidak berbulu. Pialnya berbentuk tunggal atau single berwarna merah darah tunggal dan si Jantan memiliki pial yang lebih besar daripada yang betina. Jenggernya juga mengantung dua dibawah, pada gelambir telinganya terkadang ada warna putih. Ayam Serama tegak dan kadang-kadang badannya seperti tegak lurus karena jarak antara leher dan ekor sangat sempit. Ayam Serama biasanya berkokok dalam nada "kok..kok..kok..kiok.." dengan bunyi hujungnya yang pendek manakala Ayam Kapan "kok..kok..kok..kooooooooook" dengan ujungnya yang panjang.
5.Ayam Kate
Ayam kate merupakan salah satu jenis ayam hias. Ayam kate sangat digemari karena ukurannya yang mini, bentuk fisik yang menarik dan suara yang merdu. Ayam kate menjadi sangat populer sebagai hewan peliharaan dari jenis ayam. Maklum, bentuknya yang unik dan perilakunya yang jenaka telah memikat para pecinta ayam.
6. Ayam Birma-Saigon ( Magon )
Ayam Magon adalah silangan ayam Birma dengan ayam Saigon (vietnam). Size & rangka tulang kasar besar berat bisa mencapai 3,0 Kg hingga 4,0 Kg, Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap kurang menarik (jalak,kelabu,merah coklat,hitam) Kaki besar merit kering bulat berwarna gelap (biru,hitam,kuning coklat) Gaya bertarung adalah sedikit lambat seperti ayam Saigon adalah ada tempel kiri kanan memancing lock dengan pukulan adalah pukulan keras pama tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan) suara kokok ayam magon keras dan berat.
7. Ayam Bangkok-Saigon ( Bagon)
Ayam Bagon adalah hasil persilangan ayam Bangkok dengan ayam Saigon. Bentuk tubuh ayam Bagon mirip dengan ayam Saigon dengan rangka tulang yang besar dan bobotnya mencapai 3,5 Kg. Ayam jenis Bagon tergolong masih jenis baru dalam dunia ayam petarung, karena jenis ini baru saja ditemukan. Ayam Bagon memiliki jenis suara berat dan pendek.
8. Ayam Saigon
Ayam Vietnam atau lebih dikenal dengan ayam Saigon, Jenis yang satu ini memiliki kelebihan pukulan yang cukup keras dan ketahanan badan yang luar biasa , namun versi awal dari ayam Saigon ini kurang memiliki teknik bertarung namun versi sekarang dari ayam ini sudah sama cerdiknya dengan ayam Bangkok.. Size ayam Saigon rata – rata besar sehingga untuk kalangan kelas bawah terkadang sulit untuk mencari lawannya. Ketahanan dan kehebatan ayam Saigon inilah yang akhirnya mengilhami para peternak untuk menyilang dengan ayam Bangkok atau jenis lain yang diharapkan dapat saling menutupi kekurangan.
9. Ayam Suratani
Ayam Suratani adalah Ayam jenis Bangkok namun yang membedakan ayam suratani dengan ayam Bangkok adalah daerah asal ayam tersebut. Ayam Suratani berasal dari desa Suratani atau Bangkok Selatan. Ayam Suratani memiliki ukuran yang besar dan lebih berotot daripada ayam Bangkok. Berbulu lebih lebat dan ukuran kaki lebih besar dari ayam Bangkok. Ayam Suratani memiliki suara kokok yang pendek dan berat.
10. Ayam Pakhoi
Ayam Pakhoi adalah ayam asli dari tanah Malaysia yang diimprovisasi dengan perpaduan 4 darah, awalnya ayam tersebut khusus untuk melawan ayam Birma. karena untuk ukuran kelas di bawah 3 kg. Birma di kalangan di bangkok hampir tidak terkalahkan, maka ayam burma dijuluki hoy atau setan oleh peternak di bangkok membuat jenis baru yang terdiri dari 4 darah (Bangkok, Burma, Saigon, Brazil) yang setelah dikenalkan ternyata hampir selalu mampu mengalahkan ayam Burma, maka disebut pakhoi atau pemukul setan.
11. Ayam Hutan
Ayam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar. Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan, karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, sexual dimorphism). Ayam jantan berkokok dengan suaranya yang khas, nyaring sengau. Mula-mula bersuara cek-kreh.. berturut-turut beberapa kali seperti suara bersin, diikuti dengan bunyi cek-ki kreh.
Rataan durasi berkokok ayam domestik pada umumnya berkisar antara 2-3 detik Siegel dan Dunington (1990). Ayam Toutenko Toumaru dan Koeyoshi mampu berkokok selama 15 detik Tsudzuki ( 2003). Pencatatan yang pada enam ekor ayam peserta Kontes Ayam Pelung tingkat Nasional di IPB Bogor tahun 2001, terlihat bahwa durasi kokok ayam Pelung berkisar antara 3,44-7,06 detik, sedangkan Jatmiko (2001) menyatakan bahwa durasi kokok ayam Pelung berkisar 3,0-8,9 detik.
Kajian Bioakustik pada Ayam Tipe Penyanyi
Bioakustik adalah ilmu biologi terapan yang mempelajari karakteristik suara, organ penghasil suara, fungsi suara, fisiologi suara, dan analisis suara. Pada bangsa unggas, ada dua tipe suara, yaitu call dan song. Suara call digunakan untuk berkomunikasi antar sesama, sebagai isyarat adanya musuh, saat terkejut, dan saat menemukan makanan. Suara song merupakan tipe suara untuk menyatakan daerah kekuasaan (territorial) dan sebagai atraksi untuk memikat unggas betina yang akan dikawininya. Selain itu, suara dijadikan sebagai indikator kesejahteraan hewan (animal welfare), ekspresi emosional, status fisiologi hewan, penanda individu dan kegiatan taksonomi hewan (sonotaksonomi) (Rusfidra, 2005).
Organ penghasil suara pada unggas
Pada bangsa unggas, suara diproduksi oleh syring atau kotak suara yang terdapat pada persimpangan antara trakhea dengan bronkus Young (1986). Pada syring terdapat sepasang membran tymphani medial (MTM) yaitu selaput getar dan menghasilkan bunyi jika dilewati oleh udara pada saat ekspirasi. Pada sebagian besar unggas, selaput ini berupa organ yang sederhana, namun merupakan selaput yang kompleks pada burung penyanyi Young (1986). Perkembangan syring diatur
oleh hormon-hormon gonad Turner dan Bagnara (1988), yakni hormon androgen Oliver (1966). Syring atau kotak suara (voice box) terdapat pada persimpangan antara trakhea dengan bronkus.
Gambar 1. Kantong Udara pada Sistem Pernafasan Unggas ( Sumber: Caceci, 1995)
Menurut Dloniak dan Deviche (2000), produksi song dan song learning dikontrol oleh sebuah daerah di otak yang disebut vocal control region (VCR). Kerja VCR sangat dipengaruhi oleh hormon testosteron dan photo period. Jackman (2003) menambahkan bahwa terdapat dua jalur di otak yang mengatur vokalisasi, yaitu jalur posterior (posterior pathway) dan jalur anterior (anterior pathway). Jalur posterior mengontrol produksi song dan jalur anterior bertanggung jawab mengontrol song learning.
Fungsi suara pada unggas
Berdasarkan tipenya ada dua jenis suara pada bangsa unggas, yaitu call (suara panggilan) dan song (suara nyanyian) Young, (1986); Moiseyeva (1996). Tipe suara call digunakan dalam berkomunikasi antar sesama, sebagai isyarat
adanya musuh (respon predator), saat terkejut dan ketika menemukan makanan. Jenis suara song merupakan tipe suara sebagai pernyataan wilayah kekuasaan (territorial declare) dan sebagai atraksi untuk memikat ayam betina yang akan dikawini. Tipe suara call terdapat pada ayam jantan dan betina, sedangkan tipe song hanya terdapat pada ayam jantan. Eskpresi vokalisasi pada unggas merupakan bentuk dimorfisme seksual pada daerah di otak yang bertanggung jawab terhadap produksi song (Jackman, 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa song merupakan perilaku yang kompleks sebagai hasil interaksi faktor genetik dan lingkungan. Fredde (1976) menjelaskan bahwa pada kebanyakan spesies burung, suara song hanya diproduksi pada ternak jantan. Pada ayam, suara kokok termasuk suara tipe song dan merupakan karakteristik seks sekunder. Sifat berkokok biasanya baru muncul setelah dewasa kelamin dan dipengaruhi oleh hormon testosteron. Siklus song terjadi sepanjang hari (pagi, siang, sore dan malam). Suara hewan juga dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan Zymmerman (1995); Koene (2001), sebagai ekspresi emosional dan status fisiologi ternak (Koene, 1996). Dengan mendengarkan suara, kita dapat mengetahui apakah seekor hewan dalam keadaan sehat atau sakit atau seekor ternak dalam keadaan stress atau tidak.