• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

24

CV. Adhi Farm adalah sebuah perusahaan peternakan multifarm yang bergerak dalam bidang pembibitan dan penggemukan. Pengelolanya adalah Bapak Alex yang mengelola CV. Adhi Farm pada tahun 1979 yang berlokasi di Palur. Ternak yang dikembangkan pertama kali adalah ternak babi yang hanya memiliki 5 ekor induk betina yang dikawinkan secara inseminasi buatan sehingga berkembangbiak dan populasinya terus meningkat. Tahun 1996 peternakan yang awal mulannya hanya berlokasi di Palur, memperluas usahanya dengan membangun kembali peternakan di Desa Sepreh, Kelurahan Sroyo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar yang beroperasi hingga saat ini.

Pada tahun 2010 Bapak Alex mencoba merealisasikan hobinya di bidang peternakan dengan menambah komoditas ternak yaitu salah satunya kambing. Pemeliharaan kambing yang dilakukan bertujuan untuk penggemukan. Kambing yang dipilih untuk dipelihara adalah kambing PE dan kambing Boer. Selain kambing, ada juga komoditas ternak lainnya seperti sapi, babi dan domba.

Awal mula usaha peternakan kambing, Bapak Alex hanya memiliki 4 ekor kambing yang terdiri dari 1 jantan dan 3 betina. Setelah itu jumlah kambing terus meningkat seiring berkembangnya usaha tersebut. Meskipun usaha penggemukan kambing ini merupakan usaha sampingan, akan tetapi keuntungan yang didapat dari usaha tersebut juga tidak sedikit, sehingga usaha peternakan kambing ini dapat terus berkembang.

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi CV. Adhi Farm terletak di Desa Sepreh, Kelurahan Sroyo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Lokasi peternakan dibangun di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk sekitar 100 m. Hal ini sesuai pendapat Santosa (2006), yang menyatakan bahwa jarak kandang

(2)

dengan rumah penduduk minimal 10 m. Akses jalan menuju lokasi kandang sudah beraspal.

Batas wilayah CV. Adhi Farm yaitu disebelah utara berbatasan dengan sungai, sebelah selatan dengan sawah, sebelah barat dengan pekarangan dan sungai, sebelah timur dengan sawah. Luas area lahan untuk ternak kambing adalah sekitar 400 m2 yang terdiri dari kandang kambing, gudang pakan, mess, kantor, tempat pengolahan limbah dan kebun. Denah lokasi CV. Adhi Farm dapat dilihat pada gambar 1 seperti berikut :

Gambar 1. Denah Lokasi CV Adhi Farm Karanganyar PT. Acidatama CV. Adhi Farm Dari Palur Arah Sragen Perempatan Kebakkramat U

(3)

3. Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur Organisasi CV Adhi Farm

Pengelola dari CV. Adhi Farm sampai saat ini adalah Bapak Alex dan dalam menjalankan tugasnya, beliau dibantu oleh manajer yaitu Ibu Tini, Bapak Maryanto dan Ibu Londo. Ibu Tini bertugas sebagai Manajer kantor, yaitu mengurusi bagian keuangan perusahaan, pembelanjaan perusahaan serta membuat laporan keuangan perusahaan. Ibu Londo bertugas sebagai Manajer pakan yaitu mengurusi tentang pembuatan pakan baik untuk kambing, babi, sapi maupun domba dan juga membuat formulasi pakan untuk setiap komoditas. Pekerjaan ibu Londo dibantu oleh karyawan bagian gudang pakan. Bapak Maryanto bertugas sebagai Manajer Pemeliharaan ternak untuk semua komoditas ternak yang ada di CV. Adhi Farm baik untuk manajemen pakan, kandang maupun kesehatan ternak. Pekerjaan Bapak Maryanto ini dibantu oleh anak kandang yang telah dibagi pada setiap komoditas. Pada komoditas kambing terdapat 2 anak kandang yang mempunyai tugas membersihkan kandang, memberi pakan dan minum serta mengolah limbah ternak menjadi kompos.

(4)

B. Manajemen Pemeliharaan 1. Bakalan Kambing

Populasi ternak kambing yang ada di CV. Adhi Farm terdiri dari kambing Boer dan Kambing PE. Kambing Boer berjumlah 72 ekor dengan jantan 60 ekor dan betina 12 ekor. Kambing PE berjumlah 40 ekor dengan jantan 28 ekor dan betina 29 ekor. Total dari keseluruhan kambing yaitu 129 ekor. Baik kambing betina maupun kambing jantan dipelihara dengan tujuan untuk penggemukan. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2008), yang menyatakan bahwa secara umum, tingkat pertumbuhan ternak jantan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan ternak betina. Lebih cepatnya pertumbuhan ternak jantan dan adanya larangan pemotongan ternak betina yang masih produktif menyebabkan hanya ternak jantan yang layak digemukkan sebagai hewan pedaging.

Gambar 3. Kambing Boer Gambar 4. Kambing PE Kambing Boer yang ada di CV. Adhi Farm memiliki ciri-ciri yaitu bertubuh pendek dan bulat dengan warna bulu kombinasi antara cokelat muda sampai cokelat tua dan putih, selain itu bentuk hidung cembung dan telinga panjang menggantung kebawah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan dan Farm (2011) yang menyatakan bahwa Kambing ini memiliki tubuh yang lebar dan panjang, kakinya pendek, sedangkan hidung cembung dan telinganya panjang. Bulu kambing Boer berwarna putih, sedangkan bulu bagian kepalanya berwarna merah kecoklatan, cokelat muda, atau cokelat tua.

Kambing Boer merupakan kambing pedaging dengan pertumbuhan bobot badan yang cepat dalam waktu yang relatif singkat. Pada umur satu

(5)

tahun bobot badan kambing boer jantan di CV. Adhi Farm dapat mencapai 23 Kg dan betina 20 Kg dengan pertumbuhan bobot badan harian antara 0,1 sampai 0,18 Kg per hari. Pertumbuhan bobot badan jantan lebih banyak dibandingkan betina. Pertumbuhan bobot badan tersebut tidak sesuai dengan pendapat Andoko (2013) yang menyatakan rata-rata pertambahan bobot tubuh 0,2 - 0,4 kg per hari. Hal tersebut dikarenakan kambing Boer yang ada di CV. Adhi Farm adalah kambing Boer dengan kualitas yang rendah.

Kambing PE yang ada di CV. Adhi Farm memiliki ciri-ciri yaitu postur tubuh tinggi, warna bulu kombinasi hitam dan putih dengan bulu kepala berwarna hitam. Bentuk hidung cembung dan telinga panjang menggantung kebawah. Panjang telinga kambing PE lebih panjang dari telinga kambing Boer. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparman (2007) yang menyatakan bahwa Ciri fisik yang dimiliki kambing PE yaitu hidung cembung, panjang telinga antara 18 - 20 cm, kondisinya menggantung ke bawah dan agak kaku. Warna bulu kambing PE hitam dan putih atau kombinasi kedua warna tersebut.

Kambing PE merupakan tipe kambing dwiguna yaitu dapat dipelihara sebagai ternak potong maupun ternak perah. Kambing PE di CV. Adhi Farm sebagai ternak potong memiliki pertumbuhan bobot badan harian antara 0,05 - 0,15 Kg per hari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardjosubroto (1994) yang menyatakan bahwa persentase karkas kambing PE 51% dengan kenaikan bobot badan dapat mencapai 50 - 150 gram/hari tergantung dari pakan yang diberikan. Bobot badan kambing PE jantan di CV. Adhi Farm pada umur satu tahun dapat mencapai 20 Kg dan betina 18 Kg.

Ternak kambing yang ada di CV. Adhi Farm didatangkan pada umur sekitar satu tahun dan dipelihara sebagai ternak potong selama periode 4 bulan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009), yang menyatakan bahwa penggemukan paling baik dilakukan pada ternak yang sudah merlewati masa pertumbuhan yaitu sekitar umur 12 – 18 bulan. Kambing PE maupun kambing Boer didatangkan atau dibeli dari daerah Solo Raya seperti Boyolali dan Karanganyar serta dari daerah Malang Jawa

(6)

Timur. Kriteria kambing yang dipilih sebagai ternak di CV. Adhi Farm yaitu ternak jantan maupun betina, sehat dan tidak cacat, serta ternak yang kurus namun memiliki potensi untuk mengalami pertumbuhan kompensatoris. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pada umumnya karena mengejar ketertinggalan pertumbuhan yang tertinggal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2008), yang menyatakan bahwa kambing yang umurnya masih muda, tetapi terlihat kurus masih dapat dipilih dengan pertimbangan masih bisa tumbuh dengan berat badannya diharapkan bertambah dengan cepat dengan perlakuan pakan yang lebih baik. Disamping itu kambing yang akan dipilih sebagai bakalan sebaiknya sehat, tidak cacat, geraknnya lincah dan bulunya tidak kusam.

2. Manajemen Perkandangan

Kandang kambing yang berada di CV. Adhi Farm terdiri dari 2 kandang yaitu kandang bagian utara dan kandang bagian selatan yang keduanya merupakan kandang panggung dengan tinggi antara alas dengan lantai kandang yaitu 1 meter. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugeng (1990) yang menyatakan bahwa kandang panggung adalah kandang yang sesuai untuk kambing karena sifat ilmiah kambing yang suka melompat dan meramban. Alas kandang dan dinding kandang terbuat dari bambu dan kayu. Tinggi dinding kandang yaitu 2 meter yang dibuat berongga yang jaraknya longgar sehingga kambing dapat mengeluarkan kepalanya untuk makan dan minum. Alas kandang juga dibuat berongga agar kotoran ternak dapat jatuh ke lantai.

(7)

Tipe kandang di CV. Adhi Farm yaitu kandang kelompok yang satu bloknya berukuran 3 x 3 meter. Satu pen kandang menampung 4 - 6 ekor kambing. Ukuran pen tersebut sudah cukup untuk menamung maksimal 6 ekor kambing. Hal tersebut dijelaskan oleh Sodiq dan Abidin (2008) yang menyatakan bahwa ratio standar kambing dengan luas kandang adalah 1 : 1,5 atau luas kandang untuk 1 ekor domba adalah 1,5 m2. Sehingga dapat diketahui bahwa untuk dapat menampung maksimal 6 ekor kambing membutuhkan pen dengan luas 9 m2.

Kandang kambing jantan dan betina dipisahkan. Kandang kambing jantan berada pada kandang utara dan kandang betina berada pada kandang selatan. Tujuan dari dipisahkannya jantan dan betina yaitu agar tidak terjadi perkawinan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa mulai usia 6 – 15 bulan, kambing sudah digolongkan kambing muda yang memerlukan pemeliharaan tersendiri pula. Kambing muda kelamin jantan dan betina harus sudah dipisahkan dalam kandang kelompoknya masing-masing. Ukuran satu kandang kambing yaitu 15 x 20 meter, dalam satu kandang terdiri dari 6 pen kanan dan 6 pen kiri serta palung pakan berada di bagian tengah kandang, sehingga terdapat jalan di tengah kandang untuk memberi pakan sedangkan pintu untuk memasukkan dan mengeluarkan ternak ada di bagian samping kandang.

Konstruksi kandang terbuat dari baja ringan serta penutup atapnya terbuiat dari asbes yang tingginya yaitu 5 meter. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1994), yang menyatakan bahwa ketinggian atap dari bahan asbes di dataran rendah adalah 4 - 5 m karena tingkat panas yang dihasilkan oleh atap asbes lebih tinggi dari pada genteng, sehingga jika suhu dalam ruangan kandang terlalu tinggi akan membuat ternak cepat haus dan nafsu makan menurun. Tipe kandang tersebut yaitu kandang terbuka sehingga sirkulasi udara lancar. Sirkulasi udara dalam kandang yang tidak lancar akan menyebabkan ternak tidak nyaman dan banyak terserang penyakit. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa ventilasi yang buruk akan merugikan kesehatan ternak

(8)

karena gas-gas kotor dari feses maupun hasil pernafasan tidak dengan cepat terbuang ke luar kandang.

Lantai kandang dan jalan ditengah kandang terbuat dari beton untuk memudahkan dalam pemberdihan kandang. Pada tengah-tengah atap terdapat lampu yang digunakan untuk menerangi kandang pada malam hari. Setiap 5 meter terdapat dua lampu, sehingga satu kandang yang panjangnya 20 meter membutuhkan 6 buah lampu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009) yang menyatakan bahwa lampu penerangan diperlukan untuk memudahkan pengontrolan ternak di malam hari. adanya lampu penerangan memudahkan ternak melakukan aktivitasnya di malam hari. Konstruksi kandang secara keseluruhan cukup kuat dan tahan lama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudarmono dan Sugeng (2008), yang menyatakan bahwa secara umum konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hal yang perlu diperhatikan adalah arah kandang, ventilasi, atap, dinding dan lantai untuk mendapatkan keadaan nyaman dalam kandang.

Bagian samping kanan dan kiri kandang terdapat kandang exercise yang lantainya berupa tanah dan luasnya 4 x 3 meter. Pintu kandang exercise terbuat dari bambu dan kandang exercise tidak memiliki atap. Tujuan dari adanya kandang exercise yaitu agar ternak belajar merumput sendiri dan melatih otot ternak, selain itu kandang exercise juga dapat digunakan untuk menangani ternak yang terserang bloat atau kembung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa agar dapat melatih otot-otot tubuh, kambing muda jangan di kandangkan terus-menerus. Seminggu sekali atau dua kali sebaiknya kambing tersebut dikeluarkan untuk belajar merumput sendiri di padang penggembalaan (exercise).

Perlengkapan dan peralatan kandang merupakan sarana untuk memperlancar semua kegiatan, sehingga setiap kandang harus dilengkapi dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai. Perlengkapan kandang di CV. Adhi Farm yang paling pokok adalah tempat pakan dan minum,

(9)

sedangkan peralatan kandang yaitu seperti timbangan ternak, peralatan kebersihan kandang, alat transportasi, listrik serta penerangan.

Tempat pakan merupakan tempat makanan ternak dalam kandang agar pakan yang diberikan tidak tercecer. Palung pakan atau tempat pakan terbuat dari kayu dengan lebar 36 cm dan kedalaman 20 cm. Palung pakan ditempatkan menempel pada dinding kandang dengan panjang sesuai panjang blok kandang dan berada di tengah-tengah kandang untuk memudahkan dalam pemberian pakan dan minum. Tempat minum terbuat dari plastik bekas jerigen yang telah dipotong dengan volume ± 5 liter dan setiap blok diberi 1 tempat minum yang diletakkan pada palung pakan di sudut blok. Menurut Murtidjo (1993), perlengkapan kandang kambing harus tersedia agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan tatalaksana dapat tercapai secara efisien. Peralatan kandang paling pokok adalah tempat pakan, tempat minum, gudang pakan, tempat umbaran dan tempat kompos.

Pada pen di kandang kambing terdapat beberapa kerusakan seperti alas kandang yang berlubang dan juga pintu kandang yang sudah rusak, sehingga memerlukan perbaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2008) yang menyatakan bahwa perbaikan kandang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan ternak karena kandang yang baik akan membuat ternak nyaman.

Pembersihan kandang dilakukan setiap pagi hari setelah pemberian pakan. Pembersihan dilakukan dengan cara mengumpulkan kotoran ternak di lantai kandang dan menampungnya pada tempat pembuatan kompos untuk selanjutnya diolah menjadi pupuk. Pengangkutan kotoran dari kandang menuju tempat pembuatan kompos dilakukan dengan alat gerobak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sodiq dan Abidin (2008), kandang kambing juga sebaiknya dibersihkan setiap hari. jika ketersediaan air cukup, ada baiknya dibersihkan menggunakan air namun jika ketersediaan air terbatas, kandang cukup dibersihkan dengan mengnangkat kotoran yang ada di lantai kandang.

(10)

3. Manajemen Pakan

Pakan yang diberikan pada ternak kambing di CV. Adhi Farm yaitu berupa pakan konsentrat dan pakan hijauan. Pakan hijauan merupakan pakan utama kambing sebagai ternak ruminansia, sedangkan pakan konsentrat sebenarnya merupakan pakan tambahan atau pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ternak yang tidak dipenuhi di pakan hijauan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat. Dengan demikian kebutuhan ternak kambing akan zat-zat makanan yang diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi dapat terpenuhi.

a. Pakan Konsentrat

Tabel 1. Komposisi Konsentrat Kambing

No Bahan Jumlah (Kg) Bagian (%)

1 Bekatul 300 42,85 2 Kulit Kopi 150 21,42 3 Bungkil Kelapa 40 5,72 4 Tepung Jagung 50 7,15 5 Polard 150 21,42 6 Tepung Ikan 10 1,44 Total 700 100

Sumber : Data Primer KKL di CV. Adhi Farm 2016.

Gambar 7. Pakan Konsentrat Gambar 8. Gudang Pakan Konsentrat pakan kambing merupakan konsentrat jadi yang dibuat sendiri oleh CV. Adhi Farm yang komposisi bahannya terbuat dari bekatul 42,85%, kulit kopi 21,42%, bungkil kelapa 5,72%, tepung jagung

(11)

7,15%, polard 21,42% dan juga tepung ikan 1,44%. Bahan-bahan tersebut dibeli dari daerah Sragen, Malang dan Klaten. Pembuatan pakan konsentrat tersebut dilakukan di gudang pakan milik CV. Adhi Farm dengan menggunakan bantuan alat mixer untuk mencampur rata semua bahan tersebut. Dalam satu kali produksi, pakan konsentrat yang dihasilkan untuk kambing yaitu 700 kg yang dapat memenuhi kebutuhan pakan selama 14 hari.

Berdasarkan prosentase bagian konsentrat yang telah disebutkan dengan kandungan masing-masing bahan yang berbeda-beda, maka dapat dihitung kandungan nutrien dari campuran semua bahan tersebut dengan perhitungan yang terlampir pada lampiran laporan. Hasil perhitungan dari kandungan nutrien campuran konsentrat tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2. Kandungan Nutrien Konsentrat Kambing

No Kandungan Prosentase 1 Bahan Kering (BK) 90,4% 2 Protein Kasar (PK) 11,7% 3 Lemak Kasar (LK) 8,5% 4 Serat Kasar (SK) 4,8% 5 Kalsium (Ca) 0,2% 6 Phospor (P) 0,36%

Sumber : Data Primer Terolah KKL di CV. Adhi Farm 2016.

Pakan konsentrat diberikan dua kali dalam sehari pada pukul 07.30 dan pukul 13.00. Konsentrat diberikan sebelum hijauan untuk mempermudah mikrobia rumen dalam mencerna pakan hijauan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutardi (1981), yang menyatakan bahwa pemberian pakan konsentrat biasanya diberikan sebelum pakan kasar atau hijauan dengan tujuan agar mikrobia rumen telah mendapat cukup energi sehingga dapat berkembangbiak secara optimal. Tujuan pemberian pakan yang sesering mungkin adalah untuk meningkatkan kecernaan bahan kering, meningkatkan konsumsi ransum dan meningkatkan produksi.

Pakan konsentrat kambing diberikan sebanyak 3 karung yang satu karungnya memiliki berat 50 Kg untuk pakan 129 ekor kambing selama 1

(12)

hari. berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa satu ekor kambing diberi pakan konsentrat sebanyak rata-rata 1 Kg. Konsentrat tersebut diberikan secara kering pada palung pakan dan pemberiannya pun tidak ditimbang, melainkan hanya menggunakan takaran ember. Satu blok kandang yang berisi 4 ekor kambing diberikan konsentrat sebanyak satu ember penuh, sedangkan satu blok kandang yang berisi 5 dan 6 ekor kambing diberikan konsentrat sebanyak satu setengah ember.

b. Pakan Hijauan

Tabel 3. Kandungan Nutrien Rumput Gajah

No Kandungan Presentase 1 Bahan Kering (BK) 22,1% 2 Protein Kasar (PK) 13,2% 3 Lemak Kasar (LK) 3,5% 4 Serat Kasar (SK) 34,1% 5 TDN 57%

Sumber: Data Primer KKL di CV. Adhi Farm 2016.

Hijauan yang diberikan untuk pakan kambing berupa rumput gajah yang didapat dari kebun di sekitar CV. Adhi Farm dan dibeli dengan harga Rp 10.000,-/hari. Rumput gajah di panen pada pukul 10.00 dan tiba di CV. Adhi Farm sekitar pukul 12.00. Hijauan yang didapat hari ini untuk digunakan sebagai pakan siang hari dan esok hari (pagi hari).

Gambar 9. Rumput Gajah Gambar 10. Pemberian Hijauan Pakan hijauan diberikan dengan frekuensi 2 kali sehari pada pagi hari dan siang hari 1 jam setelah pemberian pakan konsentrat yaitu pukul 08.30 dan pukul 14.00. Dalam selang waktu 1 jam tersebut diperkirakan

(13)

kambing sudah menghabiskan konsentratnya, sehingga pencernaannya sudah siap untuk menerima pakan hijauan.

Dalam sehari, rumput gajah yang didapatkan rata-rata 260 Kg untuk memenuhi kebutuhan pakan 129 ekor kambing. Berdasarkan hal tersebut dapat dihitung pemberian pakan hijauan untuk kambing yaitu sekitar 2 Kg/ ekor per hari dan dalam sekali pemberian sekitar 1 Kg.

c. Air Minum

Air merupakan unsur sangat penting dan tak tergantikan yang sangat dibutuhkan oleh ternak kambing untuk hidup dan berproduksi. Sebagian besar (70%) tubuh ternak merupakan unsur air. Oleh karena peran air sangat penting untuk kehidupan dan tidak tergantikan oleh unsur lain, maka kekurangan air dapat berakibat fatal. Misalnya, apabila ternak kehilangan air sebanyak 20% dari cairan tubuh akan menyebabkan kematian. Kekurangan air dalam volume yang lebih sedikit akan menggangu proses metabolisme nutrisi, sehingga menurunkan produktivitas, terutama pada induk yang sedang menyususi (laktasi).

Gambar 11. Pemberian Minum Gambar 12. Tempat Penampungan Air Pemberian minum di CV. Adhi Farm dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari dan siang hari setelah pemberian pakan konsentrat. Air minum yang diberikan yaitu sekitar 5 liter dalam satu kali pemberian. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian air minum dalam waktu sehari yaitu ± 1,6 liter per ekor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009), yang menyatakan bahwa kebutuhan air minum untuk kambing berkisar antara berkisar antara 1,5 –

(14)

2,5 liter/ekor/hari. pemberian air minum untuk kambing di CV. Adhi Farm sudah memenuhi kebutuhan air minum untuk kambing, akan tetapi sebaiknya air minum diberikan secara ad libitum untuk mencegah kambing kekurangan air minum.

Air minum untuk ternak tersebut didapat dari sumber air PDAM yang dialirkan ke seluruh kandang di CV. Adhi Farm melalui selang. Pada satu kandang terdapat sebuah selang. Selang tersebut kemudian digunakan untuk mengisi tempat minum pada setiap pen kandang.

d. Kebutuhan Pakan

Berdasarkan data kandungan pakan diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan pemberian pakan hijauan dan konsentrat untuk kambing di CV. Adhi Farm dapat dihitung sebagai berikut :

BK Hijauan = 100 1 , 22 x 2 kg = 0,442 kg BK Konsentrat = 100 4 , 90 x 1 kg = 0,904 kg Total BK = 0,442 kg + 0,904 kg = 1,346 kg % Hijauan = 346 , 1 442 , 0 x 100 % = 32,83 % ∿ 33% % Konsentrat = 346 , 1 904 , 0 x 100 % = 67,16 % ∿ 67%

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui perbandingan pemberian pakan hijauan dan pakan konsentrat yaitu 33% : 67%. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan pendapat Sutama dan Budiarsana (2009) yang menyatakan bahwa perbandingan pakan

(15)

konsentrat dan pakan hijauan minimal 80% : 20%. Ketidaksesuaian tersebut dapat dikarenakan pemberian hijauan terlalu banyak.

Menurut NRC (1981), kebutuhan pakan kambing dalam bentuk bahan kering yaitu 3,5% dari bobot badan, dengan rentan bobot badan kambing antara 18 sampai 23 Kg maka diambil nilai tengah dari data tersebut yaitu 20 Kg untuk dijadikan dasar perhitungan kebutuhan pakan : Kebutuhan Pakan = 100 5 , 3 x 20 Kg = 0,7

Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa kebutuhan pakan dalam bentuk bahan kering yaitu 0,7 Kg, sedangkan pakan yang diberikan memiliki total bahan kering yaitu 1,346 Kg berarti pakan yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan kambing. Dengan pemberian pakan dengan jumlah BK tersebut dapat membentuk Pertumbuhan bobot badan harian untuk kambing Boer antara 0,1 sampai 0,18 Kg, sedangkan Pertumbuhan bobot badan harian untuk kambing PE yaitu antara 0,05 sampai 0,15 Kg. Rata-rata bobot badan akhir kambing di CV. Adhi Farm yaitu 30 – 40 Kg.

Menurut Sutama dan Budiarsana (2009) kebutuhan protein kambing dalam ransum minimal 12% dari total ransum . Berdasarkan hal tersebut dapat dihitung kandungan protein dalam ransum yang diberikan pada kambing di CV. Adhi Farm sebagai berikut :

PK Hijauan = 100 2 , 13 x 0,442 kg = 0,0583 kg PK Konsentrat = 100 7 , 11 x 0,904 kg = 0,1057 kg Total PK = 0,0583 kg + 0,1057 kg = 0,164 kg

(16)

PK Ransum = 346 , 1 164 , 0 x 100% = 12,18%

Berdasarkan perhitungan tersebut kebutuhan protein kambing dalam ransum telah terpenuhi.

4. Kesehatan Ternak

Kesehatan ternak perlu diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan ternak untuk memperoleh hasil yang optimal dan hewan ternak tidak mudah terserang penyakit. Manajemen kesehatan ternak yang dilakukan di CV. Adhi Farm meliputi pemotongan kuku, pemberian vitamin, pemberian obat, dan juga pembersihan kandang.

Tabel 4. Kegiatan Manajemen Kesehatan Kambing Rutin

No Jenis Perawatan Frekuensi Keterangan 1 Pemberian vitamin 2 bulan sekali Vitol-140 2 Pembersihan kandang Setiap hari Pagi hari 3 Perawatan kuku 2 bulan sekali Potong kuku 4 Pemberian obat Ketika ternak sakit Sesuai penyakit Sumber : Data Primer KKL di CV. Adhi Farm 2016.

Gambar 13. Pemotongan Kuku Gambar 14. Vitamin untuk Kambing Pemberian vitamin pada kambing dilakukan oleh Bapak Maryono selaku Manajer Pemeliharaan ternak di CV. Adhi Farm. Vitamin diperlukan oleh ternak dalam jumlah yang sangat kecil untuk pertumbuhan normal dan maintenan. Defisiensi vitamin biasanya akan menyebabkan gangguan fisiologis, terutama sistem enzim (Sutama dan Budiarsana, 2009). Pemberian vitamin dilakukan dengan cara memberikan vitol-140 dengan komposisi setiap ml mengandung Vitamin A retinol-propionate 80 000 IU,

(17)

Vitamin D3 cholecalcifero 40 000 IU dan Vitamin E a-tocopherol acetate 20 mg secara injeksi intramuscular dengan dosis 3ml/ekor. Injeksi secara subcutan yaitu penyuntikan dibawah lapisan kulit dan berada pada bagian lengan atas atau punggung atas, sedangkan injeksi intramuscular yaitu penyuntikan pada bagian otot di lengan atas atau paha. Pemberian vitamin dilakukan pertama kali saat kambing bakalan memasuki kandang untuk dipelihara.

Pembersihan kandang dilakukan setiap hari setelah pemberian pakan selesai dilakukan. Pertama kali yang dilakukan yaitu membersihkan kotoran ternak dari lantai kandang dan mengumpulkannya pada gerobak untuk kemudian diolah menjadi pupuk kompos di pada tempat pembuatan kompos. Hal selanjutnya yaitu menyemprot kandang dengan air dari selang sampai bersih.

Pemotongan kuku dilakukan 2 bulan sekali atau ketika kuku ternak dirasa sudah terlalu panjang. Alat yang digunakan ketika pemotongan kuku yaitu gunting dan pisau. Kuku ternak perlu dipotong karena kuku akan mempengaruhi kesehatan ternak. Apabila kuku terlalu panjang, ternak akan berjalan pincang dan sulit untuk bergerak dan mengambil makan atau minum. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa kuku kambing akan tumbuh terus dan pada akhirnya menjadi panjang. Kuku yang panjang dan lunak mudah sakit sehingga kambing menjadi pincang.

Pemberian obat dilakukan ketika ada ternak yang sakit. Penyakit yang biasa menyerang kambing di CV. Adhi Farm yaitu diare, bloat, batuk pilek dan juga scabies. Penyakit bloat apabila kejadiannya belum terlalu parah maka penangannnya cukup dilakukan exercise, namun jika sudah parah akan diobati dengan antibloat dengan dosis 25 ml per ekor dan dilarutkan dalam air sebanyak 250 ml kemudian diminumkan pada ternak yang menderita bloat. Dalam antibloat mengandung Dimethicone 1%. Cara pemberian obat yakni ternak dalam posisi berdiri, kepala dikondisikan mendongak, mulut dibuka, kemudian dalam kondisi mulut menganga obat

(18)

diminumkan dengan sedikit sentakan dan usahakan seluruh obat tersebut tertelan. Pengobatan batuk pilek yaitu dengan cara menyuntikkan suanovil secara injeksi intramuscular dengan dosis 3 ml/40 kg bobot badan. setiap ml suanovil sol 20 mengandung Spiramycin 200 mg. Pengobatan diare dilakukan dengan menyuntikkan Intertrim-LA secara injeksi intramuscular dengan dosis 1 ml/ 15 kg bobot badan. Setiap ml Intertrim-LA mengandung sulfadoxine 200 mg dan trimetropine 40 mg. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993), yang menyatakan bahwa pengobatan penyakit mencret atau diare dapat menggunakan obat-obatan antibiotika sulfa. Pengobatan penyakit scabies yang disebabkan oleh parasit dilakukan dengan cara memberikan obat ivomec dengan komposisi ivermectin 1 % (10 mg/ml) melalui injeksi subcutan dengan dosis 1 ml/ekor.

Pemberia obat cacing tidak dilakukan di CV. Adhi Farm. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2008), yang menyatakan bahwa untuk mencegah penyakit cacingan, ternak sebaiknya diberi obat cacing secara berkala misalnya setiap dua atau 3 bulan sekali.

5. Limbah

Limbah yang dihasilkan dari peternakan kambing berupa limbah padat dan juga limbah cair. Limbah padat berupa feses dan juga sisa pakan, sedangkan limbah cair berupa urine, sisa air minum dan juga air bekas membersihkan kandang. Pengolahan limbah hasil peternakan perlu dilakukan agar limbah tersebut tidak mencemari lingkungan dan juga menambah nilai guna dari limbah itu sendiri, sehingga dapat dimanfaatkan.

(19)

Limbah padat berupa kotoran kambing dikumpulkan setiap hari dan diolah menjadi pupuk kompos di tempat pembuatan kompos. Setiap ekor kambing dewasa akan menghasilkan feses 300 - 500 gram per hari dan urine sebanyak 0,5 – 1 liter per hari (Sutama dan Budiarsana, 2009). Berdasarkan teori tersebut maka dapat diperkirakan bahwa feses yang dapat dikumpulkan yaitu sekitar 64,5 kg dalam waktu satu hari, sedangkan dalam waktu sebulan feses yang dapat dikumpulkan yaitu 1935 kg.

Pembuatan pupuk kompos dari feses kambing di CV. Adhi Farm dilakukan satu bulan sekali. Cara membuatnya yaitu dengan mengeringkan feses terlebih dahulu agar feses tidak terlalu basah saat akan dibuat kompos, setelah itu feses ditaburi starter berupa starbio dan mengaduknya agar starter merata. Setelah itu campuran tersebut diperam selama satu bulan dan selama satu minggu sekali dilakukan pengadukan agar aerasi dan suhu kompos terjaga, selain itu perlakuan pengadukan ini juga akan mempercepat pematangan kompos. Teknik pengomposan yang dilakukan ini merupakan teknik pengomposan secara aerob atau pengomposan yang membutuhkan oksigen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gaur (1980) yang menyatakan bahwa proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik.

Kompos yang sudah jadi akan berubah warna menjadi coklat kehitaman, berbau seperti tanah dan tidak menggumpal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tan (1993) bahwa kompos yang sudah matang secara fisik digambarkan sebagai struktur remah, agak lepas dan tidak gumpal, berwarna coklat kegelapan, baunya mirip humus atau tanah. Dalam satu kali pembuatan, kompos yang dihasilkan dapat mencapai 1,5 ton. Pupuk kompos yang sudah jadi selanjutnya akan dijual kepada petani dengan harga Rp 1.500,00/ Kg.

(20)

Limbah cair berupa urine, sisa air minum dan air bekas pembersihan kandang tidak diolah lebih lanjut dan hanya dialirkan ke sungai di sekitar CV. Adhi Farm. Pada samping kanan dan kiri lantai kandang terdapat semancam selokan kecil, sehingga limbah cair akan mengalir ke selokan tersebut dan mengalir menuju sungai di sekitar CV. Adhi Farm.

C. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok dalam usaha peternakan untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Sutama dan Budiarsana (2011), kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak dan budidaya ternak kambing atau domba. Budidaya ternak kambing atau domba tidak akan berarti apabila kegiatan produksi tidak didukung oleh kegiatan pemasaran yang baik. Kegiatan pemasaran mencakup beberapa hal, antara lain informasi pasar, pengangkutan, promosi dan penjualan.

Kegiatan penjualan di CV. Adhi Farm dilakukan pada ternak kambing yang sudah dipelihara secara intensif selama 4 bulan. Pemasaran dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Pemasaran secara langsung dengan cara menjual kepada perorangan, sedangkan pemasaran secara tidak langsung melalui pengepul atau blantik. Pada pemasaran secara langsung, biasanya pembeli datang langsung ke peternakan dan memilih kambing mana yang akan dibeli. Harga yang ditentukan pada pemasaran secara langsung yaitu dengan perhitungan bobot badan hidup yang harganya Rp 70.000,00/Kg bobot hidup. Pemasaran secara langsung di CV. Adhi Farm biasanya dilakukan ketika menjelang hari raya Idul Qurban. Pemasaran secara tidak langsung yaitu dengan melalui blantik atau pengepul, pemasaran ini dilakukan ketika periode penggemukan sudah berakhir yaitu 4 bulan. Blantik akan datang dan membawa seluruh kambing yang ada dan menjualnya ke pasar hewan terdekat di Boyolali, Karanganyar dan Sukoharjo. Harga per ekor yaitu Rp 2.000.000,00/ekor. Pada pemasaran tidak langsung ini sebagian pendapatan hasil penjualan dibagi kepada blantik, sehingga pendapatan perusahaan sedikit berkurang.

(21)

D. Analisis Usaha Peternakan

Metode perhitungan analisis usaha peternakan ini berdasarkan pada perhitungan dalam satu periode pemeliharaan kambing yaitu ± 4 bulan.

1. Modal Investasi

a. Tanah Rp 80.000.000,00

b. Kandang @Rp 40.000.000,00 Rp 80.000.000,00 c. Mess, Kantor, Gudang Pakan dan

Tempat kompos

Rp 60.000.000,00 d. Peralatan Kandang (Sekop,

ember, dll)

Rp 500.000,00

e. Mixer Rp 25.000.000,00

Total Investasi Rp 245.500.000,00

2. Biaya Tetap

a. Upah Tenaga Kerja

Manajer @Rp 2.000.000,00 x 3 Orang Anak Kandang @Rp 750.000,00 x 3 Orang Rp 24.000.000,00 Rp 9.000.000,00 b. Penyusutan Kandang (2% / periode) Rp 1.600.000,00 c. Penyusutan Alat Kandang (2%

/periode)

Rp 10.000,00 d. Penyusutan Mixer (2% / periode) Rp 500.000,00 e. Listrik @Rp 350.000,00/bulan x 4

bulan

Rp 1.400.000,00 f. Air PDAM @Rp 50.000,00/bulan

x 4 bulan Rp 200.000,00 g. PBB @Rp 2.000.000,00/tahun Rp 670.000,00 h. Obat Ternak Rp 300.000,00 i. Transportasi Rp 1.800.000,00 j. Starter Kompos Rp 500.000,00

Total Biaya Tetap Rp 39.980.000,00

3. Biaya Variabel

a. Bakalan kambing rata-rata @Rp 800.000,00 /ekor x 129 Rp 103.200.000,00 b. Pakan Konsentrat @Rp 3000,00/Kg x 150 Kg x 120 hari Hijauan @Rp 10.000,00/hari x 120 Rp 54.000.000,00 Rp 1.200.000,00 Total Biaya Variabel Rp 158.400.000,00

(22)

4. Biaya Produksi

a. Pembelian Bakalan Rp 103.200.000,00

b. Pakan Ternak Rp 55.200.000,00

c. Gaji dan maintenance Rp 33.500.000,00

d. Penyusutan bangunan Rp 1.600.000,00

e. Penyusutan peralatan Rp 10.000,00 Total Biaya Produksi Rp 193.510.000,00 Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp 39.980.000,00 + Rp 158.400.000,00 = Rp 198.380.000,00

Total Investasi = Total Biaya + Total Investasi

= Rp 198.380.000,00 + Rp 245.500.000,00 = Rp 443.880.000,00

4. Penerimaan

a. Penjualan Kambing rata-rata @Rp 2.000.000,00/ekor x 129 ekor Rp 258.000.000,00 b. Penjualan Kompos @Rp 1.500,00/Kg x 4.500 Kg Rp 6.750.000,00 Total Penerimaan Rp 258.675.000,00 5. Keuntungan

Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya

= Rp 258.675.000,00 – Rp 198.380.000,00 = Rp 60.295.000,00

Keuntungan yang diperoleh oleh CV. Adhi Farm setiap periodenya pada usaha penggemukan kambing yaitu Rp 60.295.000,00. Keuntungan tersebut diperoleh dengan memperhatikan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama satu tahunnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel (2002), yang menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh merupakan hasil penjualan ternak dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

(23)

6. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR = Biaya Penerimaan = ,00 400 . 380 . 198 Rp 0,00 258.675.00 Rp = 1,30

Analisis peternakan CV. Adhi Farm menghasilkan nilai BCR lebih dari 1, yaitu sebesar 1,30. BCR lebih dari 1 maka menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Metode BCR menggunakan cara yaitu penerimaan sebuah perusahaan dikurangi biaya yang dikeluarkan selama 1 tahun. Dijelaskan oleh Soekarwati (2003), yang menyatakan bahwa semakin besar BCR, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh perusahaan.

7. Payback Period of Credit (PPC)

PPC = x Keuntungan Investasi 1 Periode = x ,00 000 . 295 . 60 Rp 0,00 443.880.40 Rp 1 Periode = 7,36 Periode ~ 8 Periode

Berdasarkan data di atas, peternakan domba di CV. Adhi Farm dapat mengembalikan investasinya selama 8 periode mendatang. Dijelaskan oleh Umar (2009), yang menyatakan bahwa pengertian dari Payback Period adalah pengembalian dimasa mendatang. Payback Period adalah metode untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh kembali investasi semula.

8. Efisiensi Usaha Efisiensi Usaha = x Biaya Total Keuntungan 100% = x ,00 000 . 380 . 198 Rp ,00 60.295.000 Rp 100% = 30,39%

(24)

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai efisiensi usaha CV. Adhi Farm adalah 30,39%. Efisiensi merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.

9. Rentabilitas Rentabilitas = 100% M odal Laba  = 100% ,00 000 . 880 . 443 Rp ,00 60.295.000 Rp = 13,58%

Berdasarkan perhitungan di atas, rentabilitas dari perusahaan peternakan CV. Adhi Farm sebesar 13,58%. Dijelaskan oleh Riyanto (2001), yang menyatakan bahwa rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Asal modal dari CV. Adhi Farm adalah berasal dari modal sendiri.

10. Break Even Point (BEP) BEP (rupiah) = penjualan Variabel Biaya 1 Tetap Biaya  = ,00 000 . 675 . 258 Rp 0,00 158.400.00 Rp 1 ,00 000 . 980 . 39 Rp  = 61 , 0 1 ,00 000 . 980 . 39 Rp  = 39 , 0 ,00 000 . 980 . 39 Rp = Rp 102.512.820,51,00

Berdasarkan perhitungan diatas, BEP dari CV. Adhi Farm yaitu sebesar Rp 102.512.820,51,00. BEP merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran

(25)

sama dengan pendapatan atau suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan dengan demikian pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi (Riyanto, 1998).

11. Aset Turn Over (ATO) ATO = Modal periode per produksi Hasil = ,00 000 . 880 . 443 Rp 0,00 258.675.00 Rp = 0,58 Kali

Berdasarkan data di atas, nilai ATO dari perusahaan peternakan CV. Adhi Farm adalah 0,58 kali. Dijelaskan oleh Martono (2001), yang menyatakan bahwa rasio ini dapat menjelaskan seberapa sukses suatu perusahaan dalam memanfaatkan aset nya untuk menghasilkan laba. Jika suatu perusahaan dapat melakukan penjualan dengan menggunakan aset secara minimal maka akan menghasilkan rasio perputaran aktiva yang lebih tinggi.

12. Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP = Biaya Variabel + Biaya Penjualan (1% dari penjualan) + Biaya Tetap

= Rp 158.400.000,00 + (1% x Rp 258.675.000,00) + Rp 39.980.000,00

= Rp 200.966.750,00

Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan semua biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi dalam rangka menghasilkan produk siap jual. Nilai harga pokok penjualan yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar Rp 200.966.750,00dan artinya HPP ini lebih besar dari nilai harga pokok produksi yaitu sebesar Rp 193.510.000,00. Hal ini sesuai pendapat Firdaus (2009), yang menyatakan bahwa harga pokok penjualan adalah harga yang dijadikan sebagai dasar atau patokan bagi harga-harga lainnya yang mencakup biaya pengangkutan, pekerjaan

(26)

tambahan dan biaya-biaya tambahan. Nilai harga pokok penjualan lebih besar dari nilai harga pokok produksi.

13. EBIT

EBIT = (Penjualan – HPP) – Biaya Penjualan (1% dari penjualan) = Rp 258.675.000,00 – Rp 200.966.750,00 – Rp 2.586.750,00 = Rp 55.121.500,00

Berdasarkan perhitungan di atas, EBIT dari CV. Adhi Farm yaitu sebesar Rp 55.121.500,00. Laba sebelum pajak biasanya sering disebut dengan EBIT. Dijelaskan oleh Warsono (2003), yang menyatakan bahwa laba sebelum pajak memberikan informasi analisis investasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja operasi perusahaan tanpa memperhatikan pengaruh pajak 14. Profit Margin Profit Margin = x 100% produksi Hasil EBIT = x 100% ,00 000 . 675 . 258 Rp ,00 500 . 121 . 55 Rp = 21,30 %

Berdasarkan perhitungan di atas, Profit Margin dari CV. Adhi Farm yaitu sebesar 21,30%. Dijelaskan oleh Riyanto (2001), yang menyatakan bahwa Profit Margin merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan operasional yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan bersih, karena bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari hasil operasinya. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasional cukup tinggi, sehingga dapat melaksanakan kegiatan perusahaan dengan lancar dan perusahaan dapat mencapai tujuan utama perusahaan yang telah direncanakan sebelumnya yaitu kinerja perusahaan yang efektif dan efisien

(27)

15. Return On Investment (ROI) ROI = ATO x Profit Margin = 0,58 kali x 21,30% = 12,35%

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai ROI dari CV. Adhi Farm yaitu sebesar 12,35%. Dijelaskan oleh Riyanto (2001), yang menyatakan bahwa ROI menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Gambar

Gambar 1. Denah Lokasi CV Adhi Farm Karanganyar PT. Acidatama  CV. Adhi Farm Dari Palur Arah Sragen Perempatan Kebakkramat U
Gambar 2. Struktur Organisasi CV Adhi Farm
Gambar 3. Kambing Boer  Gambar 4. Kambing PE  Kambing  Boer  yang  ada  di  CV.  Adhi  Farm  memiliki  ciri-ciri  yaitu  bertubuh  pendek  dan  bulat  dengan  warna  bulu  kombinasi  antara  cokelat  muda  sampai  cokelat  tua  dan  putih,  selain  itu  be
Gambar 5. Kandang Kambing  Gambar 6. Kandang Exercise
+5

Referensi

Dokumen terkait

Desain khas oriental, memiliki akar budaya yang kaya dan sangat filosofis, dalam Hal ini akan menyenangkan sekaligus unik untuk dapat menelusuri lebih lanjut mengenai

Analisis yang dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waktu proses produksi serta menentukan level terbaik dari faktor-faktor yang

Pekerjaan Persiapan pada Pekerjaan Pembangunan Dan Perluasan Masjid Shiraathal Mustaqim (Tahap III) sebagai lanjutan pekerjaan harus dimanfaatkan secara efektif

3ekerjasama !engan teman #ang .er.e!a status sosial suku !alam

Dari ketiga jenis qiyas menurut Ibn Jinni tersebut, dua diantaranya diterima dan diterapkan oleh para ulama bahasa Arab pada masanya dan masa setelahnya, tetapi jenis

menghimpun data tentang karakteristik petani, kelayakan usahatani padi dan kesediaan membayar (Willingness to Pay, WTP). Data dan informasi usahatani padi

Tačiau J. Sheard pastebi, kad „natūralus kalbos pajautimas dabar priešinosi tokiai žodžių darybai, kadangi prancūzų ir lotynų kalbų įtaka buvo tokia stipri, kad anglų

Telur ikan bandeng yang digunakan adalah hasil pemijahan alami dengan penyuntikan hormon LHRH-a (Lutenizing Hormon- Releasing Hormon- analog) yang didapatkan dari PT.