• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah penyakit malaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah penyakit malaria"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi semester genap

Disusun Oleh:

1. Faathiroh Mukholifah (P07133112018) 2. Lukas Tri Kurniawan (P07133112030) 3. Yanu Dyah Pratiwi (P07133112062)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN D3 KESEHATAN LINGKUNGAN

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Penyelidikan dan Penanggulangan Penyakit Malaria” dengan lancar dan baik.

Adapun isi laporan makalah ini adalah penyelidikan epidemiologi penyakit malaria dan penanggulangan penyakit malaria. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai epidemiologi kesehatan.

Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang pada kesempatan kali ini tidak dapat kami sebutkan satu persatu dan pada kesempatan kali ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH selaku pengampu mata kuliah Epidemiologi.

2. Teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah kami masih memiliki banyak kekurangan baik dalam penyajian, penyusunan, penulisan, maupun tata bahasa. Untuk itu kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembimbing ataupun teman-teman.

Yogyakarta, Juni 2013

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan... BAB II PEMBAHASAN... A. Pengertian Penyakit Malaria...

B. Jeenis-Jenis Malaria...

C. Proses Kehidupan Plasmodium...

D. Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia...

E. Gejala Malaria...

F. Pencegahan Penyakit Malaria...

G. Pengobatan Penyakit Malaria...

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria...

BAB III PENUTUP... A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... i ii iii 1 1 2 2 3 3 4 4 7 8 9 10 11 13 13 13 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti sangat dikenal oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup berdampingan, bahkan nyaris tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif. Banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya. Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.

Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.

Sampai saat ini, malaria masih mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan The World Malaria Report 2011, setengah dari penduduk dunia berisiko terkena malaria. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadi transmisi malaria atau berisiko malaria. Hingga tahun 2011, terdapat 374 kabupaten endemis malaria. Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspect malaria yang diperiksa sampel darahnya dengan tingkat kejadian tahunan 1,75 per 1000 penduduk.

(5)

Artinya, setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena penyakit malaria.

B. Rumusan Masalah

rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Pengertian penyakit malaria

2. Jenis-jenis malaria

3. Proses kehidupan Plasmodium

4. Siklus plasmodium pada tubuh manusia 5. Gejala penyakit malaria

6. Pencegahan penyakit malaria 7. Pengobatan penyakit malaria

8. Penyelidikan epidemiologi penyakit malaria

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1 Mengetahui pengertian penyakit malaria

2. Mengetahui macam-macam jenis penyakit malaria 3. Mengetahui proses dan siklus kehidaupan plasmodium

4. mengetahui gejala yang timbul ketika terserang penyakit malaria 5. mengetahui cara pencegahan dan pengobatan malaria

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Malaria

Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan dapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepada host.

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).

(7)

B. Jenis –Jenis Malaria

Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut :

Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia

Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.

Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti

cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,

sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.

Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.

C. Proses Kehidupan Plasmodium

Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.

(8)

Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.

Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).

Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu :

a. Pembiakan seksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

(9)

b. Pembiakan aseksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium.Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut merozoit.

Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:

a. Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan. b. Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.

c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin. Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.

Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.

(10)

Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoitpada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.

Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

D. Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.

Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit

(11)

dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.

Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falcifarum dalam jaringan yang mengandung parasit tua, bila jaringan tersebut berada di dalam otak, peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.

E. Gejala Malaria

Gejala serangan malaria pada penderita yaitu:

a. Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan:

□ menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin. □ demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan

suhu badan sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 ℅) suhu meningkat sampai lebih dari 40 °C.

□ berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.

(12)

b. Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini:

□ Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit). □ Kejang, beberapa kali kejang.

□ Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran. □ Mata kuning dan tubuh kuning.

□ Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan.. □ Jumlah kencing kurang (oliguri).

□ Warna urine seperti tua.

□ Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri). □ Nafas sesak.

F. Pencegahan Penyakit Malaria

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara :

1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu berinsektisida.

2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).

3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya. 4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar. 7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang

nyamuk.

8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air.

9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.

(13)

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai.

G. Pengobatan Penyakit Malaria

Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria. 1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)

 Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang)

 Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.

 Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)  Mudah untuk dibeli di apotek.

2. Klorokuin

 Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)

 Dapat digunakan oleh wanita hamil.

 Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan. 3. Doxycycline

 Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.  Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.

 Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and leptospirosis.

4. Mefloquine

 Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.

 Dapat digunakan oleh wanita hamil. 5. Primakuin

 Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok digunakan di daerah epidemi malaria vivax.

 Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.  Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.

(14)

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria

Penyelidikan Epidemiologi malaria adalah pencarian penderita atau tersangka malaria lainnya dan menemukan daerah endemik wabah penularan malaria serta memeplajari segala aspek yang menunjang penyebaran penyakit. Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi Malaria adalah :

1. Melakukan kunjungan ke tempat daerah endemik atau pandemik dengan melakukan perlindungan diri terlebih dahulu melihat kejadian yang ada. Misalnya ada rumor penyebaran penyakit malaria di daerah ‘X’ sehingga dapat dihindari dengan vaksin malaria atau menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh dari nyamuk.

2. Melakukan survey terhadap penderita, sehingga diketahui bahwa seorang tersebut menderita penyakit malaria.

Ciri-ciri penderita malaria adalah :

 Serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah. pada pasien yang terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium, maka serangan demam terus menerus.

3. Mencari tahu penyebab penyakit. Pathogen atau agent penyakit apa yang

menyebabkan terjadinya penyakit malaria.

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. pada manusia Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium falciparium, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.

4. Mencari tahu riwayat alamiah penyakit dengan mengetahui patogenesis virus plasmodium serta dihubungkan dengan waktu atau musim pra, saat kejadian berlangsung.

Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage), stadium berkeringat (sweating stage). Biasanya penularan terjadi saat malam hari dan pada saat musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air.

5. Mencari tahu mekanisme penularan penyakit malaria.

 Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan alamiah.

(15)

Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk Anopheles.

 Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu : a. Malaria bawaan, disebabkan adanya kelaianan pada sawar plasenta. b. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfuse darah atau jarum

suntik.

c. Penularan secara oral.

6. Mencari batasan area penularan sehingga dapat ditetapkan daerah endemik atau pandemik suatu penyakit. Misalnya daerah endemik malaria termasuk daerah dengan letak Astronomi dan geografi yang seperti apa dan sehingga aspek lingkungan masuk ke dalam penyelidikan epidemiologi yang cukup penting. 7. Mencari tahu kegiatan atau pekerjaan, usia, kebiasaan, makanan serta tingkat

perekonomian penduduk sekitar. Sehingga diketahui area beraktivitas dan kehidupan para penduduknya. Kemungkinan menjadi faktor-faktor penyakit dan penularan.

8. Mencari tahu lokasi pemberian pelayanan kesehatan dan lokasi dari daerah endemik. Karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas kesehatan masyarakanya. Apabila ditemui keluhan penderita bahawa jauhnya atau bahkan terbatasanya pusat pelyanan kesehatan maka hal ini penyedia pelayanan kesehatan dapat pula menjadi tersangka penularan penyakit malaria.

9. Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan, dapat dibuat semacam peta area penyebaran penyakit. Serta prosentase penularan masing-masing daerah dengan jumlah penduduk yang ada.

10. Lalu dapat disimpulkan bahawa area tersebut dengan letak astronomi, geografi, jenis penduduk dengan segala macam karakteristik, kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan serta sumber penyakit adalah penyebab terjadinya suatu kejadian timbulnya penularan penyakit.

11. Dengan analisis yang sedemikian rupa, dibuat lah tindakan pengobatan dan yang paling utama adalah pembatasan penularan dengan cara pencegahan bagi warga yang belum terkena penyakit malaria.

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk anopheles. Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :

a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna. b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna. c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.

d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat, progresif dan biasanya fatal.

Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat.

B. Saran

Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :

Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu malaria, sehingga kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup penyakit ini, gejala, pencegahan serta pengobatan dari penyakit malaria.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/04/13/093105/1891503/763/ http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-penyakit-malaria-dan-cara.html http://porusia.blogspot.com/2010/11/penyelidikan-epidemiologi-malaria.html http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria

Referensi

Dokumen terkait

Chloroquine/doxycycline combination versus chloroquine alone, and doxycycline alone for the treatment of Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax malaria in northeastern

Penyakit malaria pada manusia ada empat macam tergantung jenis parasitnya, yaitu malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dengan gejala demam setiap dua hari sekali,

Menurut WHO, malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax aseksual dengan satu atau lebih komplikasi, akan tetapi

• Malaria merupakan penyakit infeksi yg disebabkan oleh parasit plasmodium yg hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.. • Ada 4 species plasmodium penyebab malaria:

Clustered local transmission and asymptomatic Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax malaria infections in a recently emerged, hypoendemic Peruvian Amazon community ,

Menurut WHO, malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax aseksual dengan satu atau lebih komplikasi, akan

Di Indonesia dikenal 5 macam spesies parasit malaria yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi.Pada infeksi malaria

Methods: Monthly surveillance data between 1991 and 2006 for Plasmodium vivax and Plasmodium falciparum malaria across 128 counties were assembled for Yunnan, a province of China with