• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pedoman Malaria Pkm Wonosalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Pedoman Malaria Pkm Wonosalam"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAYANAN PENYAKIT

PEDOMAN PELAYANAN PENYAKIT

MALARIA

MALARIA

PUSKESMAS

PUSKESMAS

WONOSALAM

WONOSALAM

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Pelayanan Penyakit Malaria Puskesmas Wonosalam dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan pelayanan penyakit malaria di Puskesmas Wonosalam.

Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.

Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai ditetapkannya standar ini.

Wonosalam, Januari 2016

Koordinator UKM Koordinator Penyakit Malaria

drg. Uut Puspitasari Lilik Iswahyudi NIP. 19821026 201412 2 001 NIP. 19750110199603 1 003

Mengetahui

Kepala Puskesmas Wonosalam

dr.

M.Vidya Buana NIP. 1973050920110120

(3)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup 1.3 Definisi Operasional

BAB.II STANDAR PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA

2.1 Pengorganisasian & Tatalaksana 2.2 Dokumen Terkait

BAB III. STANDAR LAYANAN MALARIA 3.1 Jenis Layanan

3.2 Pencatatan dan Pelaporan 3.3 Dokumen Terkait

BAB IV. STANDAR SARANA DAN PRASARANA 4.1 Fasilitas

4.2 Peralatan

4.3 Dokumen Terkait

BAB V. PENGUKURAN, ANALISA DAN PERBAIKAN 5.1 Pengukuran dan Analisa

5.2 Perbaikan Berkelanjutan

BAB VI STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA 6.1 Kompetensi

6.2 Jumlah Tenaga 6.3 Uraian Tugas

6.4 Pendidikan dan Pelatihan 6.5 Dokumen Terkait

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiranhutan,(DepkesRI,2004). Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan kepada manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)

Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil, suhu badan meningkat,dan,denyut,nadi,cepat,(Nadesul,1995) Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai penyakit Malaria. Dengan mengetahui penyakit Malaria diharapkan kita semua dapat berpartisipasi dalam mencegah timbulnya penyakit ini.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya penangulangan penyakit malaria perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat penyembuhan penderita sehingga dapat memutuskan rantai penularan . Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya penanggulangan penyakit malaria dapat semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan penyembuhan yang nyata bagi masyarakat lainnya.

1.2. TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP 1.2.1 Tujuan :

1.2.1.1 Terselenggaranya Pelayanan Penanggulangan penyakit malaria di Puskesmas Wonosalam yang aman, bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat dipertanggung jawabkan

1.2.1.2 Tersedianya standar penyelenggaraan Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

(5)

1.2.1.3 Tersedianya standar untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam 1.2.2 Sasaran :

Standar ini disusun untuk digunakan bagi Tenaga Pelaksana Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

1.2.3 Ruang lingkup Standar ini meliputi:

- Prosedur Penyelenggaraan Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

- Pembinaan Administrasi Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

- Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

1.3 DEFINISI OPERASIONAL

 Standar pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.

 Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa)

 Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil, suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995

 Penyelenggaraan Malaria adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan Malaria

 Tipe Malaria yang sering ditemukan di wilayah Wonosalam Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari. Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae.

(6)

 Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana kesehatan.

BAB II

STANDAR PENGORGANISASIAN DAN TATA LAKSANA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan pengorganisasian berdasarkan tugas pokok dan fungsi, serta tata laksana pelayanan malaria di Puskesmas 2.1 Pengorganisasian dan Tatalaksana

2.1.1 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan Malaria dilakukan oleh Dinas Kesehatan

2.1.2 Struktur Organisasi Unit Malaria menjadi bagian dari Puskesmas

2.1.3 Pengelola dan Penanggung Jawab kegiatan adalah Koordinator Malaria 2.1.4 Pelaksanaan kegiatan Malaria terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya 2.1.5 Koordinator malaria bertugas :

1) Menyusun rencana kerja dan penganggaran serta kebijakan teknis pelayanan Malaria

2) Menentukan pola dan tata cara kerja

3) Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan Malaria

4) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan untuk mencapai pelayanan malaria yang bermutu.

b. Dokumen Terkait

- Keputusan Dinas Kesehatan tentang Penatalaksanaan Malaria - Struktur Organisasi Puskesmas

- Standar Prosedur Operasional  SOP Malaria

1. Petugas menerima family folder dari petugas pendaftaran; 2. Petugas memanggil pasien;

3. Petugas melakukan penyuluhan kepada penderita

(menjelaskan kepada keluarga pasien tentang jenis penyakit malaria, keluhan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya);

4. Petugas melakukan pelacakan dan pemeriksaan sasaran; 5. Petugas memberikan pengobatan yang tepat secara aman.

(7)

7. Petugas melakukan penyuluhan pasca malaria

(menjelaskan kepada keluarga pasien tentang jadwal pengobatan berikutnya dan kapan harus kembali);

8. Petugas melakukan pencatatan

(di regrister lab, register malaria dan family folder).  SOP Pemesanan Obat malaria (ACT)Ke Dinas

1. Petugas mendata keperluan obat malaria (ACT) yang dibutuhkan dan mencatat di form permintaan obat malaria;

2. Petugas menyerahkan form permintaan obat ke petugas P2 malaria di Dinas Kesehatan;

3. Petugas P2 malaria dinas mengambilkan obat sesuai kebutuhan yang diminta.

4. Petugas P2 malaria dinas menyerahkan ke petugas malaria puskesmas; 5. Petugas malaria puskesmas membawa obat malaria dengan cepat dan

langsung menyerahkan pada petugas obat puskesmas di Puskesmas. 6. Petugas obat puskesmas menyerahkan obat malaria kepada pasien malaria.

(8)

BAB III

STANDAR PELAYANAN MALARIA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan batasan kewenangan dan kompetensi melaksanakan upaya pelayanan malaria di Puskesmas

3.1 Jenis Pelayanan

Berdasarkan sifat penyelenggaraannnya, pelayanan malaria disesuaikan dengan jenis malaria sebagai berikut :

3.1.1 PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI 3.1.1.1 Malaria falsiparum dan malaria vivaks

Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah primakuin.Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali perhari selama 3 hari, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saj dengan dosis 0,75 mg/kgBB,dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah seperti yang tertera dibawah ini :

Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) atau Amodiakuin + Primakuin

3.1.1.2 Pengobatan malaria vivaks yang relaps

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

3.1.1.3 Pengobatan malria ovale

Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP atau kombinasi Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks yaitu 1 kali perhari selama 3 hari. 3.1.1.4 Pengobatan malaria malariae

Pengobatan P. Malariae yaitu diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya hanya tidak diberikan primakuin.

(9)

Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.

3.1.2 PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL

Pada prinsipnya pengobatan malaria ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. 3.1.3 PENGOBATAN MALARIA BERAT

Semua penderita malria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau puskesmas perawatan. Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, misalnya jika dibutuhkan fasilitas dialsis, maka penderita harus dirujuk ke RS denga fasilitas yang lebih lengkap. Prognosis malria berat tergantung kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.

3.1.3.1 Pengobatan malaria berat di puskesmas/Klinik non Perawatan

Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawt inap, pasien malria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan artemeter intramuskular dosis awal (3,2mg/kgbb).

3.1.3.2 Pengobatan malaria berat di puskesmas/klink Perawatan atau Rumah Sakit.

Artesuant intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia Dapat diberikan artemeter intramuskular atau kina drip. Pengobatan malaria berat pada ibu hamil

3.1.3.3 Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan

dengan memberikan kina HCI drip intravena pada trimester 1 dan Artesunat/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3.

3.2 Pemantauan Pengobatan 3.2.1 Rawat Jalan

Pada penderita rawat jalan evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke 4,7,14,21 dan 28 dengan pemeriksanaan klinis dan sediaan darah mikroskopis. Apabila terdapat perburukan gejala klinis selama masa pengobatan dan evaluasi, penderita segera dianjurkan datang kembali tanpa menunggu jadwal tersebut diatas.

(10)

Pada penderita rawat inap evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga kliis membaik dan hasil mikroskopis negatif. Evluasi pengobatan dilanjutkan pada hari ke 7,14,21 dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara mikroskopis.

3.3 Pencatatan dan Pelaporan 3.3.1 Pencatatan

3.3.1.1 Rekam Medik

Rekam Medik menjelaskan keterangan/informasi yang akurat dan lengkap tentang :

 Identitas pasien  Tanggal & waktu

 Hasil anamnesis : keluhan & riwayat penyakit  Hasil pemeriksaan fisik & penunjang medik  Diagnosis

 Rencana penatalaksanaan  Pengobatan dan/atau tindakan

 Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien  Rujukan bila diperlukan

3.3.1.2 Pencatatan kegiatan pelayanan malaria di luar gedung Puskesmas

3.3.2 Pelaporan

3.3.2.1 Laporan Bulanan.

Setiap puskesmas harus membuat laporan malaria ke Kesehatan Kab./Kota, bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas lainnya 3.2.2.2 Laporan Tahunan

Pelaporan mengenai sumberdaya (sarana, prasarana, tenaga) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas lainnya

3.4 Dokumen Terkait

3.4.1 Family Folder / rekam medik 3.4.2 Buku register

(11)

3.4.4 Formulir rujukan

3.4.5 Standar Prosedur Operasional

BAB IV

STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan pelayanan imunisasi di Puskesmas

4.1 Fasilitas.

4.1.1 Ukuran Ruangan 6 x 4 m2

4.1.2 Setiap ruangan mempunyai ventilasi, penerangan / pencahayaan yang cukup 4.1.3 Tersedia air mengalir, listrik (termasuk penyediaan genset), pengolahan

limbah dan sanitasi yang baik. 4.2 Peralatan/bahan a. Kapas Alkohol b. Blood lancet c. Kaca deglas d. Spuit 3cc e. Mikroscope binoculler f. Cat giemsa g. Aquadest h. Metanol i. Rak sediaan j. Safety Box

k. Buku Register Malaria Peralatan Non Medis a. Kursi dan Meja b. Bak cuci c. Lap/handuk d. Lemari Peralatan

e. Tempat sampah (medis & non medis) 4.3 Dokumen Terkait

(12)

Inventarisasi alat

Buku Register Pemeriksaan malaria

BAB V

PENILAIAN KINERJA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk mengukur kinerja dalam kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan malaria di Puskesmas agar sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

5.1 Pengukuran Kinerja

5.1.1 Pengukuran dapat dilakukan secara internal oleh sarana kesehatan itu sendiri maupun secara eksternal oleh intitusi terkait sesuai dengan kewenangannya.

5.1.2 Cara pengukuran

1. Metode yang digunakan dapat dilakukan melalui Penilaian diri yaitu mengukur tentang apa yang dilakukan telah memenuhi standar atau pedoman yang ditetapkan dan survei kepuasan pasien ( Format Penilaian Kinerja Puskesmas )

2. Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik pelayanan malaria dan survei kepuasan pelanggan.

3. Proses pengukuran dilaksanakan dalam konteks dimana penemuan-penemuannya dapat digunakan sebagai cara yang positif untuk meningkatkan kinerja.

4. Hasil pengukuran adalah jumlah kriteria yang terpenuhi dibagi jumlah kriteria yang diamati (Standar yang ditetapkan) x 100 %.

5. Apabila ditemukan adanya ketidak sesuaian antara apa yang terjadi dengan standar/pedoman yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pengamatan secara cermat apa penyebabnya.

6. Penilaian dapat dilakukan secara berkala sehingga peningkatan mutu yang terjadi di sarana kesehatan tersebut dapat diketahui dengan cara membandingkan dengan hasil sebelumnya.

5.2 Perbaikan Berkelanjutan

Peningkatkan mutu dilaksanakan sejalan dengan hasil yang ditemukan dari penilaian diri. Bila dari hasil penilaian tersebut ditemukan adanya ketidak sesuaian antara apa yang dilaksanakan oleh sarana kesehatan dan faktor penyebabnya dapat dikenali,

(13)

maka pelaksana penilai dapat memberikan intervensi yang ditujukan untuk peningkatan tanggung jawab maupun pengetahuan dan keterampilan pelaksana. 5.2.1 Bentuk intervensi yang dapat dilakukan oleh sarana kesehatan itu sendiri

( internal ) antara lain:

5.2.1.1 Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian. 5.2.1.2 Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan. 5.2.1.3 Penyediaan ketenagaan.

5.2.1.4 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaksana.

5.2.2 Bentuk intervensi ini dapat dilakukan oleh pihak luar (eksternal) adalah dalam bentuk pembinaan oleh Institusi terkait sesuai dengan kewenangannya antara lain : 5.2.2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Melakukan supervisi dan monev.

- Melaksanakan diseminasi. informasi program dan kebijakan Pemerintah.

- Melaksanakan sistem informasi pelayanan. kesehatan yang terintegrasi untuk pelayanan malaria.

5.2.2.2 Dinas Kesehatan Provinsi

-Melakukan supervisi dan monev ke Tingkat Kab./Kota -Melaksanakan diseminasi. Informasi program dan kebijakan Pemerintah.

-Melaksanakan sistem informasi pelayanan. kesehatan yang terintegrasi untuk pelayanan malaria.

-Menindaklanjuti laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 5.2.2.3 Kementrian Kesehatan

- Membuat standar dan pedoman pelayanan malaria.

- Melakukan bimbingan teknis kepada daerah yang memerlukan. - Melaksanakan fungsi regulasi bersama dengan Dinas Kesehatan

Provinsi 5.2.3 DOKUMEN TERKAIT.

5.2.3.1 Format Penilaian Diri. 5.2.3.2 Format Penilaian Kinerja.

(14)

BAB VI

STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA

Standar ini digunakan sebagai acuan untuk menetapkan penyediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan layanan malaria di Puskesmas

6.1 Kompetensi 6.1.1 Dokter

a. Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek

b. Mampu mengidentifikasi,merencanakan, memecahkan masalah dan mengevaluasi program kesehatan gigi dan mulut

c. Mampu mengkoordininasi dan mengelola program malaria di wilayah kerjanya

d. Mampu melaksanakan pelayanan malaria 6.1.2 Perawat

a. Mempunyai Surat Izin Kerja Perawat (SIKP).

b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan tentang pelayanan malaria, pelayanan promotif, preventif serta pencatatan dan pelaporan malaria 6.2 Jumlah Tenaga.

6.2.1 Dokter umum = minimal 1 orang 6.2.2 Bidan/ Pearwat = minimal 10 orang

6.3 Uraian Tugas 6.3.1 Dokter

 Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan malaria dengan penuh tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.

 Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standar prosedur operasional, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas

(15)

 Membuat rekam medik yang baik dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan.

 Melaksanakan upaya pelayanan malaria sesuai standar profesi dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

 Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan malaria 6.3.2 Perawat

 Menyusun rencana kerja malaria

 Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standart prosedur operasional, SPM, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

 Membuat catatan pelaporan dan rekam medik secara baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan

 Melaksanakna evaluasi kegiatan malaria  Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas

 Melaporkan pelaksanaan kegiatan malaria secara berkala kepada penanggung jawab

 Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standar prosedur operasional, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas

6.4 Pendidikan dan Pelatihan

Untuk peningkatan kualitas SDM maka pimpinan Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan.

6.5 Dokumen Terkait

6.5.1 Surat Izin Praktik/Kerja pelaksana 6.5.2 Pelatihan yang pernah diikuti.

(16)

BAB VIII REFERENSI

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 293/MENKES/SK/IV/ 2009 tentang Eliminasi Malaria;

b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

c. Modul Pelatihan Parasitologi Bagi Petugas Puskesmas (Basic Health Worker`s Training Module) Tahun 2001.

(17)

BAB VII PENUTUP

Demikian Pedoman pelayanan Malaria, segala kritik dan saran akan kami terima sebagai upaya perbaikan.

(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

Makin banyak massa koagulan maka makin tinggi turbiditynya karena pengaruh dari banyaknya koagulan yang dimasukkan kedalam limbah deterjen buatan sehingga

Sehubungan itu, melalui teknik pengajaran berasaskan contoh kerja yang sering digunakan dalam pembelajaran bidang kejuruteraan, kajian ini meneliti tiga jenis

Panduan penggunamu.. Jika tampilan error selain yang dijelaskan di atas muncul, tekan tombol Reset*. Jika masalah tetap ada, matikan dan konsultasikan pada toko tempat Anda membeli.

Suatu survei yang menyangkut veteran Vietnam disebutkan bahwa 15% dari veteran tersebut mengalami gangguan stres paca-traumatik sejak kepulangan mereka

Persepsi remaja usia 14-16 tahun terhadap peranan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan dinilai masih

Sebagai salah satu alternatif supaya proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dan dapat

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga penerima program konversi minyak tanah ke LPG, (2) mengidentifikasi persepsi dan sikap ibu

Jika jumlah penanda tangan usul hak interpelasi kurang dari jumlah, maka harus diadakan penambahan penanda tangan sehingga jumlahnya mencukupi.Jika terjadi pengunduran