• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Vira Jati. Edisi Khusus (November 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karya Vira Jati. Edisi Khusus (November 2016)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

Pelaksanaan misi perdamaian Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun telah diikuti dengan berbagai kerjasama. Namun demikian, misi dan kerjasama tersebut belum berpengaruh besar bagi peningkatan bargaining position Indonesia dimata dunia. Apakah ada hal yang salah terkait hal tersebut? Bagaimanakah cara untuk meningkatkan diplomasi Indonesia melalui operasi perdamaian? Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh didalam operasi perdamaian? Penelitian ini dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan hasil didapatkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap diplomasi pertahanan melalui

Peace Keeping Operations (PKO) antara lain kerjasama-kerjasama PKO yang dilaksanakan

baik di dalam maupun luar negeri, maupun kerjasama di tempat misi oleh PKO Indonesia, serta faktor lain seperti profesionalisme, moral, nilai budaya, fasilitas, anggaran serta media. Beberapa kelemahan yang masih ditemui di lapangan antara lain publikasi media yang masih kurang, anggaran yang belum terdukung sepenuhnya, dukungan publik dan politik yang masih belum optimal. Upaya untuk meningkatkan diplomasi pertahanan antara lain dengan membuka kesempatan keterlibatan sipil Indonesia dalam United Nations Programs, membentuk Tim Independen Media PKO Indonesia serta merevitalisasi peran strategis PKO

dalam mencapai kepentingan nasional yang lebih luas.

Kata kunci: Diplomasi, pertahanan, Kerjasama, PKO, Binter, Peacekeeping,

Indonesia.

ABSTRACT

Peacekeeping Operations had increased from year to year. These operations are followed by cooperations with many country. However, these missions and cooperations had not delivered significant influence in increasing Indonesia's bargaining position in the world. What seems to be the problems? How can we increase Indonesia's diplomacy through peacekeeping operations? What factors can influence peacekeeping missions? This research is conducted to answer those questions. This research uses a qualitative method that found several factors which influence Indonesia's defence diplomacy by conducting Peacekeeping Operations within the country or abroad or by cooperations within the Peacekeeping missions, and others factors suchs professionalism, morale, value, facilities, budgets and media. Some weaknesses that are found in the Peacekeeping Missions are the lack of media publications, lack of budget, as well as lack of political and public support to Peacekeeping Operation. The efforts to improve defense diplomacy through civilian involvement in the UN Programs, establishing an independent media team to support Peacekeeping Operations, and by revitalizing Peacekeeping Operations strategic roles in order to achieve broader national interest.

Keywords: Defense, Diplomacy, Cooperation, Peacekeeping Operations, CIMIC, Indonesia.

(3)

PENDAHULUAN

Dinamika perkembangan situasi global dibidang politik dan keamanan telah mengakibatkan terjadinya berbagai konflik yang dilatarbelakangi perebutan sumber energi, terorisme, dan klaim teritorial, yang m e n g a r a h k e p a d a m e n i n g k a t n y a ketegangan antar negara. Suatu negara akan melakukan kerjasama baik dibidang ekonomi maupun militer untuk meredakan ketegangan demi keamanan nasionalnya, salah satu bentuk kerjasama yang penting tersebut dewasa ini adalah kerjasama dibidang pertahanan.

B e n t u k k e r j a s a m a p e r t a h a n a n diantaranya adalah kerjasama bidang operasi pasukan pemeliharaan perdamaian dengan negara-negara distributor personel pasukan pemeliharaan perdamaian dan melalui badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation).

Indonesia merupakan negara yang memiliki komitmen kuat dalam menciptakan perdamaian dunia, salah satu indikatornya adalah dengan terwujudnya pembentukan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor Jawa Barat.

Indonesia saat ini berada diurutan 12 dari negara-negara kontributor personel pasukan perdamaian dunia, dengan mengirim total 2840 personel dan bertekad 1

masuk kedalam 10 besar, sebagai mana yang dinyatakan oleh Evan A Laksmana dalam tulisannya memuat

As Chair of ASEAN in 2011, Indonesia has suggested it becomes the hub for a” network of peacekeeping centers” in Southeast Asia, as part of efforts to create an ASEAN political security community (APSC). Foreign Minister Marty Natalegawa has even stated that Indonesia's ultimate goal is to become one of the ten biggest contributors to UN peacekeeping operations” , hal ini juga 2

didukung oleh penerimaan yang baik dari negara tempat tujuan operasi.

Sumber: PMPP TNI 2016

Fenomena meningkatnya pengiriman pasukan operasi pemeliharaan perdamaian Indonesia ini belum diimbangi dengan peningkatan kerjasama di bidang operasi pasukan pemeliharaan perdamaian, pada tahun 2015 kegiatan kerjasama baru dilakukan dengan 4 (empat) Negara yaitu Australia, Canada, UN Agency dan USA , 3 disamping itu Indonesia masih belum mampu memenuhi kurun waktu yang ditentukan oleh PBB yaitu enam sampai sembilan bulan serta penyiapan standby force (pasukan siaga) sesuai tuntutan United Nation Peacekeeping Capability Readness

System (UNPCRS) sebagai pola baru

permintaan pasukan perdamaian PBB.

1 Sumber Kementerian Luar Negeri, (Pernyataan Pers Tahunan

Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi), Tahun 2016.

2

Evan A Lesmana, Contemporary Southeast Asia Vol 33, No.2 (2011), pp. 157-82

(4)

Selain itu, publikasi pelaksanaan operasi perdamaian PBB yang dilaksanakan oleh I n d o n e s i a m a s i h k u r a n g , s e h i n g g a 4

berpengaruh pada belum terwujudnya d i p l o m a s i p e r t a h a n a n s e p e r t i y a n g diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana ”Meningkatkan diplomasi pertahanan Indonesia melalui kerjasama internasional dibidang operasi pemeliharaan perdamaian.” Penelitian dilaksanakan berdasarkan Teori Diplomasi Pertahanan oleh Idil Syawfi yang didukung dengan data-data empiris dari pengalaman penulis saat bertugas sebagai peacekeeper di United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang permasalahan yang disampaikan, dapat dirumuskan pokok masalah, “Bagaimana meningkatkan diplomasi pertahanan Indonesia melalui kerjasama internasional dibidang operasi p e m e l i h a r a a n p e r d a m a i a n ? ” P o k o k permasalahan tersebut dijawab dengan dua pertanyaan penelitian, yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap diplomasi pertahanan dalam bidang peace keeping operation, dan cara meningkatkan diplomasi pertahanan melalui kerjasama internasional dibidang operasi pemeliharaan perdamaian.

Diplomasi Pertahanan

Diplomasi pertahanan meliputi strategi kerjasama militer yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan pertemuan rutin, latihan bersama, operasi terkoordinasi dan interaksi antara personel atau satuan TNI dengan militer dan masyarakat negara lain untuk membangun komunikasi, rasa saling p e r c a y a , t u k a r m e n u k a r i n f o r m a s i , koordinasi timbal balik dalam rangka m e m b a n g u n h u b u n g a n b a i k a t a u

Confidence Building Measures (CBM)

dengan negara-negara lain.5

Keberhasilan strategi diplomasi pertahanan suatu negara merupakan kolaborasi dari komponen diplomasi, pertahanan dan pembangunan. Namun secara parsial terdapat karakter utama dari diplomasi pertahanan suatu Negara, yaitu

Defense diplomacy for Confidence Building Measures, Defence Diplomacy for defence capabilities, dan Defense diplomacy for

6

defense industry.

Defense diplomacy for Confidence B u i l d i n g M e a s u r e s d i l a k u k a n u n t u k membangun hubungan baik dengan negara-n e g a r a l a i negara-n , p e negara-n g u a t a negara-n d i p l o m a s i pertahanan dalam karakter ini dilakukan dalam berbagai cara diantaranya dengan kerjasama militer untuk menciptakan kerjasama yang lebih luas, membangun rasa

5 Parulian Simamora. Peluang dan Tantangan Diplomasi

Pertahanan, Graha Ilmu, 2013. H. 48

6 Idil Syafwi, Aktifitas Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam

Pemenuhan Tujuan-Tujuan Pertahanan Indonsia (2003-2008) (Jakarta: Universitas Indonesia, 2009)

4 Suprianto, Efektifitas Dukungan Logistik TNI pada Operasi

Pemeliharaan Perdamaian PBB Satgas KIZI TNI dalam mendukung keberhasilan Misi Monusco di Congo, h. 99

(5)

Faktor Berpengaruh dalam Diplomasi Pertahanan

Peningkatan diplomasi pertahanan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa aktifitas kerjasama kegiatan yang dilakukan, antara lain :

1. Kunjungan kenegaraan atau kerja. 2. Dialog dan konsultasi.

3. Saling tukar informasi strategis. 4. Deklarasi kerjasama strategis. 5. Pertukaran perwira.

6. Pendidikan perwira.

7. Kesepakatan hubungan baik. 8. Latihan militer bersama.

9. Kerjasama strategis dalam militer. 10. Pembelian alutsista, ekspor.

11. Usaha pengembangan, transfer

10

teknologi militer.

D i p l o m a s i p e r t a h a n a n j u g a memerlukan beragam keterampilan dan keahlian, kompetensi yang diperlukan oleh s e o r a n g d i p l o m a t a n t a r a l a i n : f a s i h menggunakan istilah-istilah, bahasa dan cara bersikap, mampu menerapkan prinsip-prinsip, prosedur dan strategi diplomasi, mampu menerapkan pengetahuan, konsep-konsep strategis, serta mampu membentuk

11

koalisi antar negara. percaya, dan komitmen untuk bekerjasama,

diplomasi pertahanan untuk membangun persepsi kepentingan bersama, kerjasama pertahanan digunakan untuk merubah

m i n d s e t s m i l i t e r d a r i n e g a r a m i t r a , k e r j a s a m a m i l i t e r d i g u n a k a n u n t u k mendukung perbaikan pertahanan dari negara mitra, dan diplomasi pertahanan dapat mendorong kerjasama dalam bidang lainnya.7

D e f e n c e D i p l o m a c y f o r d e f e n c e capabilities dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat kapabilitas pertahanan negara secara material. Diplomasi dalam tataran ini dilakukan melalui usaha-usaha kerjasama strategis dalam hal bantuan militer,

pembelian Alutsista, kredit ekspor, dan pemberian security umbrella baik yang dilakukan oleh negara core ke negara

8 periphery maupun sebaliknya.

Defense diplomacy for defense i n d u s t r y m e r u p a k a n d i p l o m a s i y a n g digunakan dengan tujuan pembangunan maupun penguatan industri pertahanan suatu negara. Diplomasi pertahanan ini dilakukan dengan cara melalui kerjasama strategis antar negara dalam hal produksi senjata, pengembangan dan penelitian senjata, pemberian lisensi, investasi dalam industri pertahanan dan transfer teknologi.9

7

Andrew Cottey and Anthony Fosrter”Chapter 1: Strategic Engagement Defence Diplomacy as a means of Conflict Prevention”, dalam aldephi papers, 44:345 (New York:Routledge, 2004, h. 15-16

8

Idil Syawfi, h. 17

9

Idil Syawfi, h. 20

10 Idil Syawfi, Aktifitas Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam

Pemenuhan Tujuan-Tujuan Pertahanan Indonesia (2003 – 2008). Jakarta:Universitas Indonesia. h. 19-20

11

Parulian Simamora,Peluang & Tantangan Diplomasi Pertahanan, Graha Ilmu 2013, h. 52

(6)

Operasi Pemeliharaan Perdamaian

P e n g i r i m a n p a s u k a n G a r u d a Indonesia sebagai perdamaian dunia dibawah mandat PBB merupakan realisasi dari amanat UUD 1945 dan merupakan bagian penggunaan soft power dari politik luar negeri Indonesia untuk memperkuat diplomasi pertahanan Indonesia dipentas internasional.

PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap diplomasi pertahanan dalam bidang Peace Keeping Operation (PKO)

antara lain kerjasama-kerjasama yang telah dilakukan dalam bidang PKO baik didalam n e g e r i , l u a r n e g e r i m a u p u n d a l a m pelaksanaan misi PKO Indonesia.

Kegiatan kerjasama yang pertama yaitu yang dilaksanakan didalam negeri berupa pelatihan bersama yang sudah berjalan antara lain dengan Australia

(GARUDA KOOKABURRA), kerjasama

dengan Amerika Serikat (UNMO T3, UNLOG, TOT MEDICAL RESPONSE,

UNSOC), kerjasama dengan UN Agency

(OCHA) dan kerjasama Kanada (CIMIC

OPERATOR, PSO, UNSOC).

Kerjasama-kerjasama yang telah dibangun dan dilaksanakan tersebut sangat berpengaruh positif dalam membangun hubungan baik (Defense diplomacy for c o n fi d e n c e b u i l d i n g m e a s u r e , Te o r i Diplomasi Pertahanan, Idil Syawfi), juga dapat menurunkan terjadinya konflik atau ketegangan di kawasan seperti sengketa

perbatasan di wilayah Laut Tiongkok

12

Selatan.

Kerjasama-kerjasama PKO yang dilaksanakan di dalam negeri (PMPP TNI) juga berdampak pada pengembangan kemampuan personel PKO Indonesia (Defense diplomacy for defense capabilities, Teori Diplomasi Pertahanan Idil Syawfi), yaitu melalui peningkatan skill dengan belajar dari keunggulan negara-negara lain. Sebagaimana yang dikatakan Mayor Inf Reza (Kasi Kerjasama Internasional PMPP TNI) sebagai berikut:

'”Dalam kerjasama kita melihat ada keunggulan yang dimiliki negara lain seperti Kanada, mereka expert dalam hal tataran strategis, Amerika di level taktis, bidang inilah kita pelajari, bukan mereka lebih baik, tapi kita tidak boleh puas dengan apa yang kita capai, sehingga dapat kita gunakan untuk mengefektifkan yang sudah kita kerjakan,”

Kerjasama-kerjasama di atas juga berdampak pada penguatan industri p e rta h a n a n d a l a m n e g e ri In d o n e si a (Indonesian Defense diplomacy for defense Industry, Teori Diplomasi Pertahanan Idil Syawfi), dimana kegiatan tersebut dapat mempromosikan alat peralatan serta kendaraan produksi industri pertahanan Indonesia yang digunakan saat latihan, serta mendapat masukan dalam penyempurnaan-nya dari peserta negara lain, hal ini berujung pada penguatan kapabilitas pertahanan

12 Idil Syafwi, Aktifitas Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam

Pemenuhan Tujuan-Tujuan

Pertahanan Indonsia (2003-2008) (Jakarta: Universitas Indonesia, 2009)

(7)

Kerjasama bidang PKO yang kedua adalah melalui pengiriman personel TNI untuk mengikuti baik seminar, pelatihan maupun kursus di luar negeri, kegiatan ini berjalan sesuai dengan permintaan negara penyelenggara, adapun yang sudah berjalan adalah Bangladesh (TRAIN THE

st

TRAINERS, UNLOG), Brasil (ECM OF 21 I A P T C) , G e r m a n y (U N M O C) , I n d i a (UNLOG), Italia (CMP), Malaysia (CIMIC), Mongolia (UNMO), Selandia Baru (AAPTC), Kamboja (APCN), Thailand (PDT), Jepang (CIMIC), dan Swedia (POC COURSE).

Kerjasama-kerjasama di atas sangat berpengaruh positif dalam meningkatkan hubungan baik dengan negara-negara lain, yang merupakan bagian dari Peningkatan

I n d o n e s i a n D e f e n s e d i p l o m a c y f o r 13

confidence building measures. Disamping hal tersebut, pengiriman personel keluar n e g e r i j u g a b e r d a m p a k p o s i t i f b a g i peningkatan kemampuan PKO Indonesia (Indonesian Defense diplomacy for defense capabilities). Personel yang telah mengikuti pelatihan, kursus atau seminar terkait PKO

di negara lain, setelah kembali wajib mentransferkan ilmunya kepada personel T N I y a n g l a i n . I l m u t e r s e b u t d a p a t dikembangkan di PMPP dalam rangka membentuk kader yang lebih banyak dan mumpuni sehingga terwujud kemandirian instruktur PKO Indonesia.

Indonesia secara material baik dalam tataran internal dan eksternal.

Kerjasama PKO di dalam negeri juga dapat mencapai kepentingan Indonesia yang bernilai strategis, karena dengan mendatangkan peserta dari berbagai negara, baik dari negara-negara anggota Asean maupun negara-negara benua lainnya. Melalui kegiatan tersebut akan dapat memberikan pesan moral kepada peserta bahwa TNI (Indonesia) sangat profesional dalam tugasnya, memiliki integritas yang tinggi, toleran, menghormati HAM, sangat kooperatif dan bersahabat. Hal ini akan dapat menjadi kontra terhadap isu n e g a ti f te rh a d a p u p a ya -u p a ya ya n g d i b a n g u n o l e h k e l o m p o k y a n g menghembuskan isu disintegrasi di Papua, yang aktif mencari dukungan dari negara-negara lain terhadap perjuangannya, dengan selalu mendiskreditkan Indonesia dan TNI mengenai permasalahan HAM Papua di mata dunia internasional, sehingga kegiatan kerjasama PKO tersebut akan bernilai strategis untuk kontra opini negatif di atas.

Kegiatan kerjasama PKO yang telah berhasil dilaksanakan didalam negeri di atas, masih memiliki beberapa kelemahan seperti PKO Indonesia masih belum mampu secara mandiri melakukan kegiatan kursus yang melibatkan negara-negara lain, dan masih mengandalkan pembiayaan dari

(8)

Kegiatan pengiriman personel keluar negeri juga dapat dijadikan sebagai wahana peningkatan Indonesian Defense diplomacy f o r d e f e n s e I n d u s t r y d e n g a n m e m p r o m o s i k a n p r o d u k s i i n d u s t r i pertahanan Indonesia dalam pengadaan p e r l e n g k a p a n d a n k e n d a r a a n P K O ,

s e h i n g g a d a p a t m e n i n g k a t k a n pengembangan industri pertahanan dalam negeri dengan memperluas jangkauan ekspor produksi PT. PINDAD.

Kegiatan kerjasama di atas walaupun sudah berjalan baik, namun masih menemui kendala yang salah satunya adalah terkait kebijakan akomodasi dan administrasi yang b e r b e d a - b e d a d i a n t a r a n e g a r a penyelenggara latihan. Hal ini berpengaruh kepada peserta latihan dalam menentukan standar latihan. Untuk menyikapi persoalan tersebut, maka perlu diadakan kesepakatan diantara negara penyelenggara agar dicapai suatu kesamaan terkait akomodasi dan administrasi bagi peserta latihan.

Adapun kerjasama ketiga yang berpengaruh didalam diplomasi pertahanan adalah pengiriman PKO Indonesia ke daerah misi sebagai salah satu bentuk kerjasama multinasional. Kegiatan PKO

Indonesia yang sedang berjalan saat ini antara lain penugasan UNIFIL LEBANON

(1296), UNAMID (820), MINUSCA (215),

MONUSCO (191), IMT FHILIPINA (6),

UNISFA ABYEI (3), UNHQ NY (1), UNMISS

(4), MINURSO WESTERN SAHARA (6) yang total terdiri dari 2840 personel TNI.

Pengiriman PKO Indonesia ke daerah misi telah dapat meningkatkan hubungan baik, menumbuhkan rasa saling percaya antar negara-negara sesama kontributor

P K O, s e h i n g g a P K O I n d o n e s i a mendapatkan pengakuan dari negara lain (Defense diplomacy for confidence building

measure), bentuk kegiatan kerjasama yang

dilakukan antara lain latihan bersama (Joint Operation), Work shop, Work Community, Kunjungan kerja (Visiting), seminar, pentas budaya, pertandingan persahabatan dan lain-lain,

K e g i a t a n - k e g i a t a n t e r s e b u t d i atas sangat berpengaruh bagi mencapai

keberhasilan PKO Indonesia didaerah misi. Seperti yang diungkapkan Mayor Inf Reza (Kasi Kerjasama PMPP TNI) sebagai berikut:

”Kita memiliki kemampuan berdiplomasi dengan masyarakat internasional dan negara-negara lain, misal salah satu kejadian di sentral Afrika jalan di blokade tidak ada yang boleh lewat, kecuali Indonesia, kita memiliki kemampuan diplomasi dalam merebut hati dan pikiran mereka (rakyat di daerah misi), kita kesana membawa perubahan yang lebih baik pada mereka, mereka melihat Indonesia bekerja s e r i u s , m e m b a n g u n j a l a n m e r e k a , m e m b a n g u n j e m b a t a n , p e n d i d i k a n , kesehatan tanpa ada tujuan lain-lain, kita murni kesana untuk kemanusiaan.”

Kerjasama-kerjasama PKO di daerah misi juga dapat meningkatkan kapasitas kemampuan, pengetahuan dan pengalaman personel PKO Indonesia yang diperoleh melalui kerjasama pelatihan dengan negara-negara sesama PKO atau UNIFIL. Dengan

(9)

Indonesia dalam menyelesaikan tugas mencapai lebih dari 90% dari setiap tugas yang diberikan oleh UN. Hal ini telah mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain dan penduduk di daerah misi. Salah satu bukti PKO Indonesia diakui oleh PBB adalah PBB meminta PKO Indonesia (TNI) dan Jepang untuk menulis Buku Manual Zeni, hal ini karena dianggap PKO

Indonesia berhasil dalam misi Zeni yang merupakan bagian dari operasi perdamaian di Afrika. Hal ini merupakan pengakuan bagi kompi Zeni Indonesia yang mendorong negara-negara lain untuk meningkatkan kerjasama bidang PKO dengan Indonesia.

Kedua, keunggulan moral dan nilai budaya personel PKO Indonesia. Nilai-nilai budaya dan moral yang dimiliki oleh PKO

Indonesia seperti jiwa prularisme, toleransi, ramah dan bersahabat telah menjadi faktor utama dalam keberhasilan merebut hati dan pikiran masyarakat didaerah operasi (winning the heart and mind of the people), disamping itu sampai saat ini PKO Indonesia hampir tidak pernah melakukan pelanggaran sekecil apapun yang dapat dipertahankan sampai sekarang. Kolonel Adityawarman, Kasubdit Rahkomput Kersin Kemhan, menyampaikan bahwa, “Kita memiliki kemampuan diplomasi yang baik, karena memiliki modal berupa nilai-nilai budaya yang dapat merangkul masyarakat di daerah misi.”

Ketiga, fasilitas PKO Indonesia sangat terdukung dengan ketersediaan Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan dengan demikian,personel PKO Indonesia memiliki

pengalaman yang lebih baik selama penugasan yang dapat ditransferkan kepada personel TNI yang lain.

Kerjasama PKO juga berpengaruh terhadap peningkatan dan pengembangan industri pertahanan Indonesia, contohnya adalah penyempurnaan produksi Panser Anoa dan alat perlengkapan PKO Indonesia yang sesuai standar UN di daerah misi. Kemandirian industri pertahanan tersebut sangat mendukung keberhasilan operasi serta meningkatkan bargaining position

Indonesia dimata dunia internasional. Reza Wiranataatmadja, Kepala Operasi Pasukan Pemeliharaan PBB di Kemenlu menyatakan bahwa:

”Industri pertahanan kita sudah sesuai dengan standar PBB dan ini terus kita kembangkan, kita bisa mempromosikan produksi industri pertahanan, seperti pada PA (Panser Anoa) tahun pertama di Afrika banyak kekurangan, akhirnya di evaluasi oleh PT. Pindad apa saja yang lemah, sekarang sudah bagus, dengan produksi PA (Panser Anoa) khusus di medan gurun.”

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kerjasama-kerjasama yang telah dilakukan baik didalam negeri, luar negeri maupun dalam misi PKO hanya merupakan salah satu dari faktor yang berpengaruh terhadap diplomasi pertahanan melalui

PKO, dimana masih ada faktor-faktor lain y a n g j u g a m e m p e n g a r u h i d i p l o m a s i pertahanan, yaitu:

Pertama, profesionalisme personel

(10)

a d a n y a P u s a t M i s i P e m e l i h a r a a n Perdamaian (PMPP TNI) di kawasan Peace and Security Center Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang merupakan Fasilitas PKO

terbesar di Asia Tenggara, hal ini dapat menimbulkan efek indepedensi dibidang pertahanan serta menurunkan tingkat ketergantungan dalam hal pelatihan PKO

Indonesia terhadap negara lain.

Keempat, anggaran, pelaksanaan diplomasi pertahanan tidaklah berjalan sendirian, tetapi bersinergi dengan kegiatan lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh Liotta-LIoyd bahwa salah satu instrument yang penting dalam diplomasi pertahanan adalah kemampuan anggaran. Instrument ini sangat berpengaruh signifikan dalam diplomasi pertahanan, PMPP TNI sendiri belum mampu menyelenggarakan kursus mandiri karena anggaran yang belum terdukung, kerjasama PKO yang berjalan selama ini dengan Amerika atau Kanada dengan mereka sebagai penyokong dana, sebagaimana yang dikatakan oleh Kolonel inf Taufik, Direktur Kerjasama Internasional PMPP TNI, dibawah ini

” A s p e k y a n g b e r p e n g a r u h s a n g a t menentukan adalah anggaran, dana sangat diperlukan dalam keberhasilan pelaksanaan diplomasi pertahanan.”

Disamping itu Indonesia masih belum mampu menyiapkan pasukan siaga (stand

by force) yang sangat penting dalam

membuka peluang peningkatan pengiriman

PKO Indonesia semakin besar, yang berdampak pada peningkatan bargaining position Indonesia dimata internasional.

Kelima, Media. Publikasi terhadap pelaksanaan kegiatan kerjasama PKO

Indonesia sangatlah penting, karena dengan publikasi yang baik maka setiap kegiatan kerjasama PKO Indonesia dapat diketahui oleh publik secara utuh, sehingga dapat m e m b e n t u k o p i n i y a n g b a i k d a n mendapatkan dukungan publik secara luas. H a m p i r s e m u a i n s t a n s i t e r k a i t b a i k Kementerian Luar negeri, Kementerian Pertahanan, maupun PMPP TNI sendiri m e n g a k u i b a h w a d a r i s i s i p u b l i k a s i pelaksanaan PKO Indonesia masih kurang. Padahal menurut Liotta-LIoyd media merupakan instrument yang sangat penting

14

didalam diplomasi pertahanan. Disamping itu, hubungan antara pelaksanaan misi p e r d a m a i a n d a n m e d i a t i d a k d a p a t dipisahkan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Lina Maria Holguin sebagai berikut:

The relationship between media and modern peacekeeping operation is interdependent one. Peacekeeper need media to get the story out, but the media need the peacekeepers to

15

get the story.

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa kelemahan yang masih ditemukan dalam diplomasi pertahanan melalui PKO

Indonesia seperti: publikasi media yang masih kurang, anggaran yang belum terdukung sepenuhnya, dukungan publik dan politik yang masih belum optimal, s e h i n g g a u p a y a - u p a y a y a n g d a p a t

14

Robert Magindaan, Meningkatkan Peran Diplomasi Pertahanan : Perspektif NKRI, 2010

15

Lina Maria Holguin, The Media in Modern Peacekeeping, Peace Review, Dec 1998; 10,4 ProQuest Sociology, page 640

(11)

politik yang lebih besar.

Contohnya adalah seperti yang dilakukan oleh Negara Korea Selatan (South

Korea) yang telah mengembangkan dan

meningkatkan keterlibatan negara dan rakyatnya dalam misi PKO sebagai bagian dari hak negara dan rakyatnya dalam menciptakan perdamaian global, melalui program “World Friends Korea” serta diloloskannya Undang-Undang percepatan partisipasi Korea Selatan dalam UN PKO,

y a n g b e r d a m p a k p a d a p e n i n g k a t a n ketertarikan rakyat Korea dalam bergabung dalam UN Programs, termasuk dukungan t e r h a d a p P K O . S e b a g a i m a n a y a n g nyatakan oleh Torence Roehrig sebagai berikut:

”World Friends Korea atau kata Korea Sahabat Dunia telah menjadi salah satu program international Korsel yang terkenal. Pada tahun 2013, organisasi ini diharapkan akan mengirim 20.000 relawan sejak

16

berdirinya pada tahun 2009.

Ketiga, Merevitalisasi pemanfaatan nilai strategis kerjasama melalui PKO

Indonesia, menjadikan kerjasama PKO di dalam negeri untuk dapat mencapai kepentingan nasional Indonesia yang bersifat strategis. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan pesan moral pada peserta latihan dari negara lain bahwa TNI (Indonesia) sangat profesional dalam tugasnya. TNI juga memiliki integritas yang tinggi, toleran, menghormati HAM, sangat dilakukan dalam meningkatkan diplomasi

pertahanan PKO tersebut antara lain:

P e r t a m a, M e m b e n t u k T i m Independen Media PKO Indonesia. Tim Independen Media PKO Indonesia yang diisi oleh sumber daya yang profesional, diharapkan bermarkas di Gedung Media Center PMPP TNI. Tugas utama tim adalah m e m p u b l i k a s i k a n s e m u a k e g i a t a n kerjasama bidang PKO Indonesia baik di dalam negeri, luar negeri maupun di daerah misi, dengan menggunakan berbagai saluran yaitu media cetak, media elektronik, dan media online. Contoh salah satu tugas tim tersebut adalah memproduksi film tentang PKO untuk publik sebagai sarana u n t u k m e m p e r l u a s p e n g e t a h u a n masyarakat mengenai apa yang telah dilakukan oleh PKO Indonesia.

Kedua, Mendorong dan membuka seluas-luasnya keterlibatan setiap warga negara Indonesia (civilian) untuk terlibat misi perdamaian global melalui United Nations (UN) programs, yang mana selama ini masih didominasi oleh TNI. Upaya ini dalam mengatasi kurangnya dukungan publik dan politik terhadap pelaksanaan kegiatan PKO

Indonesia, keterlibatan sipil Indonesia didalam personel peace keeper, ataupun sebagai sukarelawan UN programs akan menarik masyarakat secara luas untuk lebih mengenal kegiatan misi perdamaian tersebut, yang berdampak pada ketertarikan media masa untuk mempublikasikan kegiatan tersebut secara luas, sehingga membuka dukungan baik dari publik maupun

16

Torence Roehrig, South Korea, Foreign Aid, and UN Peacekeeping: Contributing to International Peace and Security as a Middle Power, Korea Observer, Winter 2013; 44, 4; ProQuest Social Science Journals P. 632

(12)

dan politik yang masih belum optimal s e h i n g g a u p a y a - u p a y a y a n g d a p a t dilakukan dalam meningkatkan diplomasi pertahanan PKO tersebut antara lain membentuk tim independen media PKO

Indonesia, mendorong dan membuka seluas-luasnya keterlibatan setiap warga negara sipil Indonesia untuk terlibat misi perdamaian global melalui United Nations (UN) programs, merevitalisasi pemanfaatan nilai strategis kerjasama dalam PKO

Indonesia guna mencapai kepentingan n a s i o n a l y a n g l e b i h l u a s , s e p e r t i mempromosikan Indonesia dan kontra opini negatif yang dibangun oleh kelompok tertentu di forum internasional.

REKOMENDASI

Mohon dapatnya pemerintah dalam hal ini Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan P e r d a m a i a n ( P K M P P ) a g a r d a p a t menjembatani dan membuka kesempatan keterlibatan sipil Indonesia dalam UN

Programs, membentuk Tim Independen

Media PKO Indonesia yang bertugas mempublikasikan semua kegiatan PKO baik melalui media elektronik, online, media massa maupun pembuatan film PKO untuk publik serta merevitalisasi peran strategis PKO dalam mencapai kepentingan nasional yang lebih luas.

kooperatif dan bersahabat. Pesan moral ini akan dapat mengkontra isu negatif di forum internasional yang dibangun oleh kelompok tertentu, seperti gerakan dari masyarakat Papua, yang aktif mencari dukungan dari n e g a r a - n e g a r a l a i n t e r h a d a p perjuangannya.

Keempat, Menjadikan kerjasama dibidang PKO dalam mencapai kepentingan nasional yang lebih luas, kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama atau MOU

dengan kementerian pariwisata, dimana p a s u k a n P K O I n d o n e s i a a k a n mempromosikan wisata Indonesia melalui berbagai kegiatan seperti pentas seni,

ceremony, latihan, seminar dan lain-lain. KESIMPULAN

Diplomasi pertahanan melalui PKO

Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor kerjasama yang dilakukan baik di dalam, di luar negeri dan melalui pengiriman PKO

Indonesia ke daerah misi, serta faktor lain yaitu profesionalisme, keunggulan moral dan nilai budaya, fasilitas PKO, anggaran dan dukungan media.

Diplomasi pertahanan dalam PKO

I n d o n e s i a m a s i h m e m i l i k i b e b e r a p a kelemahan antara lain publikasi media yang masih kurang, anggaran yang belum terdukung sepenuhnya, dukungan publik

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alizer Faizullaev 2014. In Theory Diplomatic I n t e r a c t i o n s a n d N e g o t i a t i o n s, (Negotiation Journal July) p.275

Amitav Acharya. 2001. Constructing a Security Community in South East Asia and the Problem of Regional

Power (New York:Routledge)

Andrew Cottey and Anthony Fosrter.2004. ”Chapter 1: Strategic Engagement Defence Diplomacy as a means of Conflict Prevention”, dalam aldephi papers, 44:345, New York:Routledge. Edy Sunarwondo.2008. KGB Indonesia

Amanah UUD 1945. Jakarta: Smart

Institute

Eva Johansson.2007. Peacekeeping in a Turbulent Worl: Experiences of Recent Peace Operations from a Swedish perspective, International review of sociology, Vol. 17, No. 1 March.

Evan A Lesmana. 2011. Indonesia's Rising Regional and Global Profile: Does Size R e a l l y M a t t e r? C o n t e m p o r a r y Southeast Asia Vol 33, No.2.

Idil Syawfi. 2009. Aktifitas Diplomasi P e r t a h a n a n I n d o n e s i a d a l a m P e m e n u h a n T u j u a n - T u j u a n

Pertahanan Indonsia (2003-2008).

Jakarta: Universitas Indonesia.

K.J Holsti. 1987. Politik Internasional: suatu kerangka analisis (Bandung:

Pedoman Ilmu Jaya.

Mohammad Soelhi.2011. Diplomasi Praktek Komunikasi Internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nugroho Wisnu Murti, Nugroho, dkk. 2008.

Diplomasi dalam Aksi. Bandung:CV

Angkasa.

Parulian Simamora. 2013. Peluang & Tantangan Diplomasi Pertahanan

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rechard Ned Lebow. 2007. Coercion, c o o p e r a t i o n , a n d E t h i c s i n international Relations. New York: Routledge.

Robert Magindaan, Meningkatkan Peran

Diplomasi Pertahanan: Perspektif

NKRI

R o n M a t t h e w s d a n J h o n Tr e d d n i k, ” I n t r o d u c t i o n : ' M a n a g i n g t h e Revolution in Military Affairs. New York: Palgrave MacMilan

S e b e l a s D i p l o m a t I n d o n e s i a , 2 0 0 8 .

Diplomasi Dalam Aksi, CV. Angkasa. S.L.Roy.1991. Diplomasi. Jakarta; Rajawali

Pers.

Sugiono. 1998. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sukawarsini Djelantik. 2007. Diplomasi Antara Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Timothy D. Hoyt. 2007. Military Industry and Regional Defense Polcy: India, Iraq, Israel. New York: Routledge.

(14)

Mayor Inf Mulyadi; dilahirkan di Blangkejeren, pada tanggal 11 Januari 1977; Riwayat pendidikan umum yang pernah ditempuh adalah SD (1990); SMP (1993); SMU (1996); S1 (2001). Selanjutnya Riwayat Pendidikan Militer sebagai berikut : Sepa PK TNI (2002); Sesarcab If (2002); Para (2002); Raider (2003); Suspajas (2006); Suspa Intel Ter (2007); Diklapa II If (2012); Suskibi (2013). Penugasan yang pernah diikuti yaitu : Dalam Negeri Oplihkam Aceh Darmil II (2004-2005); dan Luar Negeri Garuda XXII/C Libanon (2008); Satgas Pamtas RI-PNG (2013). Kemudian pengalaman jabatan dimulai dari jabatan Danton III Kipan A Yonif 600/R (2003); Danton I Kipan A Yonif 600/R (2006); Danton Pimu Kima Yonif 600/R (2007); Dankiban Yonif 600 R (2008); Danramil 0910-03/MLN (2009); Pasiterdim 0904/TNG (2011); Pasi Bhakti TNI Siterrem 172/PWY (2012); PJS. Pasioprem 172/PWY (2014); dan sekarang menjabat Kadep Tiknik Rindam XVII/CEND (Dik Seskoad).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bertambahnya jumlah siswa, maka BPK PENABUR Cicurug memiliki kepercayaan diri sebagai sekolah yang diakui perkembangannya, walaupun daya saing dengan sekolah negeri

Berdasarkan dari latar belakang dan batasan masalah yang telah disebutkan tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini antara lain mampu menganalisa perubahan profil benda

Hal ini juga membuktikan bahwa potensi Pajak Reklame yang dapat diraih kota Bandung sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal karena masih banyak

Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas Penyelenggaraan Pengkoordinasian, Pemantauan dan evaluasi serta Penyelenggaraan Pemberdayaan Perempuan dari segi pembinaan

Penelitian ini menguji tentang pengaruh desentralisasi fiskal, karakteristik pemerintah daerah, jumlah anggota legislatif DPRD terhadap tingkat korupsi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

KUHP Pasal 286 KUHP Pasal 286 : Persetubuhan dengan : Persetubuhan dengan seorang perempuan dalam keadaan pingsan seorang perempuan dalam keadaan pingsan atau tak berdaya.. atau