Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
STUD I PENDAHULUAN
TRANSISI
FASA
MIKROEMULSI
AIR -SYNPERONIC
NP 5 -HEPTANA
DENGAN TEKNIK
HAMBURAN
NEUTRON SUDUT KECIL
S3G
Edy Girl R. futral, Epung S. Bahruml, Indarto P!, Shahidan Radimaw
I Pusat Penelitian Sains Materi -BATAN, Serpong 2)Dept. of Nuclear Science. lJniversity Kebangsaan Malaysia
(
]
if
ABSTRAK
STUDI PENDAHULUAN TRANSISI FASA MIKROEMULSIAIR -SYNPERONICNP 5 -HEPTANA DENGAN
TEKNIK HAM BURAN NEUTRON SUDUT KECIL. Transisi rasa dalam mikroemulsi Air -Synperonic NP 5 -Heptana telah
dapat dipela;iari dengan teknik hamburan neutron sudut kecil (SANS). Perubahan rasa ini ditandai dengan terjad~~ya perubahan
struktur mise! dari struktur bola menjadi struktur lamelar atau sebaliknya. Puncak Bragg pada sekitar q = 0.1 A memberikan
informasi adanya tingkat keteraturan yang tinggi pada jarak panjang, yaitu terbentuknya struktur lamelar dengan jarak antar
lamelar, d = 62 A.
ABSTRACT
A STUDY PHASE TRANSITION OF WATER -SYNPERONIC NP 5 -HEPTANE MICROEMULSION BY
SMALL ANGLE NEUTRON SCATTERING TECHNIQUE. Phase transisition of Water -Synperonic NP5 -Hepatne
microemulsion has been investigated by small angle neutron scattering technique (SANS). The transition of spherical micelles structure to lam-t:flar structure or the other way has shown the phase transition of the microemulsion system. A Bragg peak about q = 0 I A corresponds to highly ordered long-range of micelles which is formed the lamellar structure with the average lamellar distance. d. about 62 A.
menjadi sistem gel atau kristal cair dan sebaliknya. Hal ini berdasarkan diagram rasa sistem mikroemulsi Air -Synperonic NP 5 -Heptana. Dengau mengamati transisi rasa dalam sistem mikroemulsi sebagai fungsi daTi komposisi masing-masing komponen, maka dapat diperoleh diagram rasa terner sistem mikroemulsi tersebut. .
PENDABULUAN
TEORIDASAR
Misel daD mikroemulsi adalah agregat dengan ukuran antara 0.01 -0.1 ~m yang terdiTi daTi molekul amfifilik dalam pelarut air atau organik, Gambar 1. Molekul amfifilik atau disebut juga surfaktan tersebut umumnya terdiTi daTi bagian yang suka air (hidrofilik)
alan gugus polar daD bagian yang tidak suka air (hidrofobik) daD teTikat dengan gugus polar tersebut. Pada konsentrasi yang relatif rendah, jumlah molekul
amfifilik dalam larutao baik air maupun organik rendah, terbentuk agregat yang disebut dengan misel. Bila konsentrasi surfaktan dinaikkan maka misel yang memiliki struktur bola akan mengembang daD pacta akhimya akan membentuk struktur lamelar [5,6].
Pembentukan misel daD kemampuannya melarutkan molekul lainnya seperti air atau molekul organik di samping tidak larut dalam suatu pelarut lainnya merupakan syarat daTi molekul amfifilik. Bila misel tersebut larut terhadap molekullain dalam salah satu bagiannya, maka larutao yang terjadi terdiTi daTi tiga komponen, yaitu molekul amfifilik, air daD minyak Harnburan neutron sudut kecil (SANS) merupakan
teknik yang penting da1am mempelajari material kompleks, seperti polimer. liquid crystal (kristal cair). larutan misel, mesofasa liotropik atau molekul amfifilik [I]. Hal ini disebabkan karena teknik SANS mampu mengamati strukturdengan ukuranantaraO.OOI-O.11-Ull [1,2,3]. Untuk sistem dua rasa yang mengandung unsur hidrogen cukup besar. penggantian atom H dengan D yang memiliki penampang hamburan positif akan memberikan inhomogenitas sistem sehingga akan lebih mudah diamati di dalam campuran.
Bentuk daD ukuran mise], molekul amfifilik dalam sistem emulsi maupun mikroemulsi dapat dipelajari menggunakan teknik SANS [1.4] Di samping dapat mempelajari bentuk daD ukuran mikroemulsi, seperti pembentukan tetesan daD teballapisan surfaktan atau molekul amfifilik, teknik SANS dapat juga digunakan untuk melihat terjadinya pembentukan struktur dalam sistem emulsi tersebut [2,5]. Bila konsentrasi air daD minyak dalam sistem emuisi atau mikroemulsi divariasikan dapat menyebabkan terjadinya sistem dua rasa yang kontinu [4].
Dalam makalah ini akan diterangkan transisi rasa dari sistem mikroemulsi Air Synperonic NP5
-Heptana menggunakan teknik SANS. Dengan
memvariasikan komposisi ketiga komponen tersebut, sistem mikroemulsi Air -Synperonic NP 5 -Heptana akan memiliki perubahan rasa dari sistem mikroemulsi
Pro.\"iding
Pertemuan Ilmiah ,\'ains Materi III
,\'erpong, 20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
OIL
INVERTED MICELL£~
MICELLE
nt..=2dsin(8/2) (1) Dalam hamburan sudut kecil, lebih sering digunakan istilah q, yang diterjemahkan sebagai momentum transfer, yaitu :
q = ki -ks (2) ki adalah vektor gelombang datang dan ks ada1ah vektor gelombang hamburan.
ki = ks = 2 7t It.. (3) q = 2 ki sin 8/2
dan q = 'l:ks sin e 12 (4)
SO A )0 A
Mise! terinve",i (It> = 0003 ~) Mise! (Ij) ~ noos,,",)
Maka
~\~c
OJ\/'"¥
OIL '\/\.10
~~~
q = (47t/A.) sin (8 /2) (5) k merupakan vektor, besaran skalamya adalah Ikl. Maka besaran vektor g~lombang dinyatakan sebagai :
q = (4n/A.) sin (8 /2) (6) Subtitusi daTi persamaan Bragg, persamaan (1), maka hubungan q dengan ukuran atau dimensi daTi obyek adalah :
2 nIq = din atau q = 2 nn/d
(7)
D/V HICROEHULSION
WID MICROEMULSION
100 ;.
TATA KERJA
Mikroemulsi O/W(IjI = 001 mm)
100 i
Mikroemuisi W/O (oJ! = OOlmm)
Bahan
Gambar I.Gambaran sederhana struktur misel dan
mikroemulsi [4) Cuplikan mikroemulsi Air Synperonic NP5
-Heptana diperoleh daTi Dr. Shahidan Radiman daTi Department of Nuclear Physics, University Kebangsaan Malaysia. Synperonic NP5 adalah polypropylene-co-polyethylene oxide (PP-co-PEO), yaitu merupakan kopolimer blok dengan massa molekul1500. Komposisi Air -Synperonic NP5 -Heptan~ (W/S/O) yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Al : W/S/O = 23/73/4 A2 : W/S/O = 20/70/10 A3 : W/S/O = 17/67/16 A4 : W/S/O = 13/64/23 Struktur rantai PP -PEa :
[ CH2(CH3)CH]n [CH2CH20]n yang disebut dengan sistem lnikroemulsi; Secara umum,
sistem lnikroemulsi dapat dinyatakan dalam diagram rasa dengan tiga komponen, Gambar 2.
Hamburan sudut kecil merupakan teknik
Tata Kerja
w-
-
01-(iambar 2. Diagram rasa pembentukan sistem mikroemulsi
air-surfaktan-minyak [5J
pengamatan
yang berkaitan pada fenomena difraksi,
sehingga berkaitan erat dengan difraksi Bragg yang
dinyatakan da!am persamaan
Bragg:
Cuplikan dimasukkan ke dalam sel yang terbuat dari bahan quartz berukuran 2.0 x 2.0 cm, dengan tebal cuplikan I rom. Sel tersebut ditempatkan pada dudukan cuplikan (sample holder) di dalam kamar cuplikan (sample chamber) daTi spektrometer hamburan neutron sudut kecil.
Kondisi pengukuran cuplikan dengan spektrometer hamburan neutron sudut kecil :
Data basil percobaan diolah dengan program reduksi data SANS dari Prof. Kell Mortensen, RISO -Demnark. kemudian diplot dengan program grafik Ia:>R
(b) I~I
Gambar 4. Profil /lamburan sudut kecil Al (W/S/O 73/4Xa)dua dimensi (b) satu dimen.~i, X
..~ ..,.",
/"""';-"M"~-'""""'."'T
TlHE .,~:,,".28!;,£. "',.
~"T .Pf'O-I""-.'-!"";-1.mt-S3
fu.1.
." ..~.
Data hasil pengukuran pada posisi detektor 1.5 meter. Gambar 4 sampai dengan Gambar 7 dapat ditunjukkan bahwa cuplikan sistem mikroemulsi Air -Synperonic NP5 -Heptana memberikan fenomena hamburan sudut kecil. gambar (a). Secara kualitatif dapat ditunjukkan bahwa pola hamburan sudut kecil dari cuplikan memberikan puncak difraksi dengan
"*'"
DO",.'",,'-""'"
.".'0"'-" ,- .L7;";",.
TI"'. ""
C.;o~Hf .='--""'-'.-53 .,..L SO"-L ~ -.-' '"'"~
,~.
n~
;
(a)~
'M 129mu
Z9 ow RUt ~- .-.0--." o-~-,.--~ <I""'no] , 1St: ' ..J 1281 (b) 291~
~..
~
({co])(yamhar :\ Profit hamhuran ~udut kecil ~el quartz kosong
(a) dU:I dimen~i (h) ~atu dimen~i. X ~ 64
326 .25 "v .70 .is .00 76 50 25
.
;If
:
-200..,. 2~ 07" ..00 ,~ .~ 75..
OS 0Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
I
~
,20; .-1S..
..
.
~
(iamhar 6. Profil hamburan "udut kecil A3 (W/S/O = 17/67/16) (a) dua dimen"i (b) "atu dimensi, X
~
0.05 0.10 0.15 0.20
Gambar 8. Kurva I terhadap q cuplikan mikroemulsi
Air. Synperonic NP5 .Heptana
..oe
c.,.,-"...
,...
l=e
~
Diagram rasa untuk sistem mikroemulsi Air -Synperonic NP5 -Heptana, Gambar 9, terdiri daTi tiga daerah yaitu daerah dua rasa, daerah rasa gel atau kristal cair dan daerah satu rasa atau mikroemulsi. Dalam percobaan, cuplikan yang digunakan adalah Al : W/S/O = 23/73/4, A2 : W/S/O = 20/70/10, dan A3 : W/S/O = 171 67/16 berada dalam rasa gel atau kristal cair dengan sistem mikroemulsi O/W. Sedangkan cuplikan A4 : W/S/O so 131 64/23 berada dalam rasa mikroemulsi dengan sistem mikroemulsi W/O. Cuplikan A3 : W/S/O= 17/67/16 berada dekat pada daerah transisi rasa gel atau kristal cair menjadi satu rasa atau lnikroemulsi atau sebaliknya.
Gambar 7 Profil bamburan !;udut kecil A4 (W/S/O = 13/641 23) (a) dua dimen!;i (b) satu dimensi. X = 64
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sain.\' Materi III
Serpong, 20 -21 Oktoher 1998
ISSN1410-2897
,... 1 ..~
I
1
I
(W/O) \(;:Go,... dIM fOIa
~
~
,-
V",-- ti..,.-AO-CGamhar 9. Diagram rasa
NP5 -Heptana
mikroemulsi Air -Synperonic Gambar 10. Skema sederhana perubahan sifat larutan dari
sistem air-surfaktan-minyak [5 )
KESIMPULAN
Pada cuplikan A3 : W/S/O = 17/67/16 memberikan puncak Bragg yang sangat tajam atau sempit. Hal ini disebabkan karena pada komposisi tersebutstruktur bola yang dimiliki oleh misel dalam si~te~ mikroemulsi O~ maupun W 10 akan berubah menJadi struktur lamelar. Adanya tingkat keteraturan yang tinggi pada jarak panjang dalam struktur lamelar akan meningkatkan hasil penjumlahan gelombang-gelombang neutron yang dihamburkan dan dinyatakan dalam faktor struktur S( q). Setelah terjadi inversi dari sistem mikroemulsi O/W menjadi W 10 atau sebaliknya, maka struktur lamelar akan berubah menjadi misel dengan struktur bola kembali. Berkurangnya tingkat keteraturan yang tinggi padajarak panjang akan memberikan puncak Bragg yang lebar.
Secara teoritis, salah satu faktor yang menyebabkan teljadinya inversi darisistem emulsi WIO menjadi O/W adalah perubahan konsentrasi atau komposisi dari air atau minyak (5]. Dalam rasa yang kaya dengan air. maka akan sistem merniliki sistem emulsi 01 W. Di mana minyak akan terdispersi dalarn air atau rninyak
menjadi rasa diskontinu daD air sebagai rasa kontinu. Demikian pula sebaliknya bila sistem berada dalarn rasa yang kaya minyak, Garnbar 10. Hal ini dapat dibuktikan bahwapadacuplikan AI: W/S/O= 23ml4 bera.dadalarn rasa yang lebih kaya dengan air dibanding rasa minyak, sehingga sistem emulsinya adalah O/W. Sedangkan pada cuplikan A4 : W/S/O = 13/64/23 berada dalarnfasayang lebih kaya dengan minyak dibanding air. maka sistem emulsinya adalah W 10.
Teknik SANS dapat mengamati trnnsisi fasa sistem mikroemulsi Air -Synperonic NP5 -Heptana dari fasa gel atau kristal cair (sistem emulsi O/W) ke fasa mikroemulsi (sistem emulsi W/O) atau sebaIiknya.
Misel dengan struktur lamelar akan memberikan puncak Bragg yang tajam, karena struktur lamelar ini memberikan tingkat keteraturan yang tinggi pada jarak panjang dalam suatu sistem emul~\ Puncak Bragg ~ada momentum transfer, q = 0.1 A akan membenkan infromasi mengenaijarak antar lamelar, d = 62 A.
DAFTARPUSTAKA
[1 J. KELL MORTENSEN, Neutron News, Vol. 7, No.4 (1996),31.-35.
[2J. P. S. GOYAL, ,S'mallAng/eNeutron &attering, RCN IAEA Workshop on Small Angle Neutron Scattering, Bhabha Atomic Research Center, Bombay India, 17 -25 April 1995.
[3J. JULIA S. lllGGINS, HENRI C. BENOIT, Polymers and Neutron ,S'cattering, Clarendon Press -Oxford, 1994.
[4J. S. H. CHEN,Ann. Rev. Phys. Chem., 37 (1986),351-399.
[5]. ARllIUR W. ADAMSON, Physical Chemistry of .S'urfaces, John Wiley & Sons, Inc., 1990.
[6J. DUNCAN J. SHAW, Intoduction to Colloid and ,S'urface Chemistry, Butterworths, 1980.
[7]. ODIAN, PrinciplesofPo/ymerization, John Wiley & Sons, Inc., 1991.