• Tidak ada hasil yang ditemukan

THERMOGRAVIMETRIC STUDY OF DECOMPOSITION KINETICS OF UNSATURATED POLYESTER WITH KAOLIN AND SAWDUST AS FILLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THERMOGRAVIMETRIC STUDY OF DECOMPOSITION KINETICS OF UNSATURATED POLYESTER WITH KAOLIN AND SAWDUST AS FILLER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

THERMOGRAVIMETRIC STUDY OF DECOMPOSITION KINETICS OF UNSATURATED POLYESTER WITH KAOLIN AND SAWDUST AS FILLER

Muhammad Sholeh*, Sugihartono, Supraptiningsih

1

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166, Indonesia

*Penulis korespondensi. Telp.: +62 274 512929, 563939, Fax.: + 62 274 563655 e-mail: muhammad-sholeh@kemenperin.go.id

ABSTRACT

Thermogravimetric studies have been conducted on unsaturated polyester with kaolin and sawdust as filler to get a decomposition reaction kinetics based on first order kinetics model. Samples were made with formulation of polyester resin 100 phr, filler (sawdust or kaolin) 10 phr and catalyst 6 mL. Samples were tested by thermogravimetric analyzer. The results showed that degradation of the polyester occurs in three stages. The char oxidation stage can’t fitted by first order reaction.

(2)

STUDI TERMOGRAVIMETRI KINETIKA DEKOMPOSISI POLIESTER TIDAK JENUH DENGAN BAHAN PENGISI KAOLIN DAN SERBUK GERGAJI

Muhammad Sholeh*, Sugihartono, Supraptiningsih

1

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166, Indonesia

*Penulis korespondensi. Telp.: +62 274 512929, 563939, Fax.: + 62 274 563655 e-mail: muhammad-sholeh@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Telah dilakukan studi termogravimetri terhadap poliester tidak jenuh dengan bahan pengisi kaolin dan serbuk gergaji untuk mendapatkan kinetika reaksi dekomposisi berdasarkan model kinetika reaksi order satu. Sampel dibuat dengan formulasi poliester resin 100 phr, filler (serbuk gergaji atau kaolin) 10 phr dan katalis 6 mL. Sampel selanjutnya diuji dengan thermogravimetric analyzer. Hasil yang diperoleh yaitu degradasi poliester terjadi dalam tiga tahapan. Tahap oksidasi arang tidak tepat didekati dengan reaksi order 1.

(3)

PENDAHULUAN

Poliester tidak jenuh banyak digunakan dalam berbagai produk, antara lain bagian pesawat, kapal, gedung, aksesoris kendaraan bermotor dan lain-lain (Nadilah et al., 2003; Kandare et al., 2008). Bahan ini memiliki sifat mekanis dan kimia yang baik serta harganya relatif murah. Poliester tidak jenuh dibuat dengan mereaksikan asam dikarboksilat jenuh dan tidak jenuh dengan glikol dilanjutkan curing dengan stirena (Vargas et al., 2015).

Bahan pengisi dapat ditambahkan ke dalam polimer untuk memberikan sifat-sifat tertentu yang diinginkan atau untuk mengurangi harga produk. Yuniari (2007) telah melakukan kajian komposit plastik daur ulang dengan bahan pengisi serbuk kayu. Nurhajati et al. (2003) menyatakan bahwa komposit sampah plastik fleksibel dan serbuk gergaji dapat digunakan sebagai penutup lantai. Dholakiya et al. (2005) meneliti penggunaan kaolin sebagai bahan pengisi poliester tidak jenuh. Mereka mendapatkan hasil bahwa sifat mekanis dan elektris komposit yang dihasilkan dipengaruhi oleh perlakuan permukaan dan konsentrasi bahan pengisi. Ahmed et al. (2013) menyatakan bahwa poliester tidak jenuh dengan bahan pengisi kaolin memiliki sifat mekanis dan elektris yang baik untuk dipakai sebagai bahan isolator.

Informasi stabilitas termal bahan polimer diperlukan untuk mengetahui rentang suhu bahan tersebut dapat dipakai tanpa mengalami degradasi. Analisis termogravimetri menjadi salah satu analisis termal yang utama digunakan dalam mengkarakterisasi bahan polimer (Ferreira et al., 2006). Analisis termal poliester tidak jenuh dengan bahan pengisi kaolin dan serbuk gergaji belum ada di literatur. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan studi termogravimetri komposit tersebut dan mendapatkan kinetika reaksi berdasarkan model kinetika reaksi order satu (Zhou et al., 2006).

BAHAN DAN METODE Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah poliester resin (tidak jenuh), limbah industri penggergajian berupa serbuk kayu jati (saw dust), kaolin, dan katalis. Poliester resin, kaolin, dan katalis diperoleh dari salah satu toko bahan kimia di

(4)

Yogyakarta, sedangkan serbuk kayu jati (saw dust) diperoleh dari industri mebel di yogyakarta.

Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas timbangan digital merek Mettler Toledo AB 204-S, oven merek Memmert U 30 780682, gelas ukur, gelas plastik, cetakan, saringan ukuran 200 mesh, pengaduk, amplas, sarung tangan, dan Thermogravimetric Analyzer merek Perkin Elmer Tipe Diamond.

Metode Penelitian

Serbuk kayu jati (saw dust) dan kaolin masing-masing diayak dengan menggunakan saringan yang berukuran 200 mesh. Serbuk kayu yang lolos saringan kemudian dikeringkan dalam oven hingga kadar air 10 -12%. Serbuk kayu yang telah dikeringkan dan kaolin yang lolos saringan digunakan sebagai bahan pengisi poliester.

Formula pembuatan sampel sebagai berikut: poliester resin 100 phr, filler (serbuk gergaji atau kaolin)10 phr dan katalis 6 mL. Ditimbang poliester resin, serbuk kayu dan kaolin masing-masing sesuai formula. Kemudian poliester resin dituangkan kedalam gelas plastik, selanjutnya ditambah filler (serbuk gergaji atau kaolin) sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tercampur merata. Setelah poliester resin dan filler tercampur, ditambahkan katalis dan diaduk lagi hingga katalis tercampur merata. Segera setelah katalis tercampur merata, adonan dituang kedalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam. Sampel selanjutya diuji dengan thermogravimetric analyzer. Analisis termogravimetri (TG) dilakukan pada kecepatan pemanasan 5°C/menit dalam aliran udara 200 mL/menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurva termogravimetri dari komposit poliester tidak jenuh terlihat pada Gambar 1. Dekomposisi termal dimulai pada suhu ~170oC dengan kecepatan hilangnya massa tertinggi antara 250-350oC. Kandungan kaolin dan serbuk gergaji sedikit menurunkan ketahanan poliester terhadap suhu. Hal ini ditunjukkan dengan bergesernya degradasi ke suhu yang lebih rendah. Residu dekomposisi termal poliester dan

(5)

sebesar 8%. Residu poliester-kaolin lebih besar dari yang lain karena kaolin merupakan senyawa anorganik yang mengandung lebih sedikit bahan volatil.

Kurva termogravimetri diferensial pada Gambar 2 memperlihatkan bahwa degradasi tidak terjadi dalam satu tahapan. Hal ini sesuai dengan penemuan Kandare et al. (2008) dan Tibiletti et al. (2011), yaitu degradasi terjadi dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu hilangnya air melalui dehidrasi, tahap kedua yaitu rusaknya rantai polistirena dan poliester membentuk arang, dan tahap ketiga yaitu oksidasi arang (Kandare et al., 2008). Persentase hilangnya massa pada berbagai tahapan terlihat pada Tabel 1.

Gambar 1. Grafik penurunan massa terhadap suhu dari poliester (P0), poliester-kaolin (PK), poliester-serbuk gergaji (PS).

(6)

Gambar 2. Grafik massa derivatif terhadap suhu dari poliester (P0), poliester-kaolin (PK), poliester-serbuk

Kinetika reaksi didekati dengan reaksi order satu sebagai berikut (Zhou et al., 2006):

1 x

RT E Aexp dt dx         (1)

Tabel 1. Prosentase hilangnya massa pada tiap tahapan degradasi

Sampel Tahap Rentang suhu

(oC) Hilangnya massa (%) Poliester I II III 170-230 230-430 430-510 7 87 96 Poliester-kaolin I II III 130-260 260-425 425-500 11 84 92 Poliester-serbuk gergaji I II III 120-240 240-420 420-500 10 88 96

A adalah pre-exponential factor, E adalah energi aktivasi, T adalah temperature, t adalah waktu, x adalah konversi reaksi yang dihitung dengan persamaan berikut:

f 0 t 0 W W W W x    (2)

(7)

W0 adalah massa awal sampel, Wt adalah massa pada waktu t atau T and Wf adalah

massa di akhir reaksi. Pada kecepatan pemanasan (H) konstan, persamaan (1) dapat dimanipulasi menghasilkan persamaan berikut (Zhou et al., 2006):

RT E E 2RT 1 HE AR ln T x) -ln(1 -ln 2                     (3)

Asumsi reaksi order 1 berlaku bila sisi kiri diplotkan dengan 1/T menghasilkan garis lurus. Dari slope –E/R, nilai energi aktivasi (E) dapat diperoleh. Nilai A dapat diperoleh dengan memasukkan nilai temperatur saat Wt=(W0+Wf) /2 pada intersep

persamaan (3).

Hasil regresi linier pada Gambar 3 menunjukkan bahwa degradasi tahap pertama dan kedua dapat digambarkan dengan persamaan (3), namun tahap ketiga yaitu oksidasi arang tidak tepat didekati dengan reaksi order 1. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai R2 yang diperoleh yaitu sebesar 0,0587 dan 0,5293 untuk sampel poliester dan poliester-kaolin. Nilai E dan A terangkum pada Tabel 2. Degradasi sampel poliester pada tahap I dan poliester-serbuk gergaji pada tahap III tidak diperoleh nilai pre-exponential factor yang mempunyai arti secara fisis karena nilainya negatif.

(8)

(b)

(c)

Gambar 3. Grafik regresi linier model matematis dari poliester (a), poliester-kaolin (b), poliester-serbuk gergaji (c).

(9)

Tabel 2. Parameter kinetika degradasi poliester dan campurannya dengan kaolin serta serbuk gergaji.

Sampel Tahap Rentang

suhu (oC) E (kJ/mol) A (menit-1) Poliester I II III 170-230 230-430 430-510 7,43 89,56 - - 2,56.108 - Poliester-kaolin I II III 130-260 260-425 425-500 14,17 79,86 - 2,38.10-1 1,06.106 - Poliester-serbuk gergaji I II III 120-240 240-420 420-500 9,61 79,40 6,37 1,59.10-1 5,62.105 - KESIMPULAN

Kandungan kaolin dan serbuk gergaji sedikit menurunkan ketahanan poliester terhadap suhu. Hal ini ditunjukkan dengan bergesernya degradasi ke suhu yang lebih rendah. Residu poliester-kaolin lebih besar dari yang lain karena kaolin merupakan senyawa anorganik yang mengandung lebih sedikit bahan volatil. Degradasi poliester terjadi dalam tiga tahapan yaitu hilangnya air melalui dehidrasi, rusaknya rantai polistirena dan poliester membentuk arang, dan oksidasi arang. Tahap oksidasi arang tidak tepat didekati dengan reaksi order 1.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik atas fasilitas penelitian yang diberikan, serta kepada seluruh Tim Pokja Penelitian 1866.001.001.013 Tahun 2014 atas bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, N. M., Tawfik, M. E., & Ward, A. A. 2013. Characterization of a polymer composite from treated kaolin and unsaturated polyester based on PET waste. Polymer Composites, 34(8), 1223-1234.

(10)

Dholakiya, B. Z., Patel, J. V., & Patel, K. D. 2005. Kaolin filled unsaturated polyester resin based electrical laminates. Chemical engineering world, 40(7), 80-85. Ferreira, J. M., Errajhib, O. A. Z., & Richardson, M. O. W., 2006. Thermogravimetric

analysis of aluminised E-glass fibre reinforced unsaturated polyester composites. Polymer Testing, 25, 1091–1094.

Kandare, E., Kandola, B. K., Price, D., Nazare, S., & Horrocks, R. A. 2008. Study of the thermal decomposition of flame-retarded unsaturated polyester resins by thermogravimetric analysis and Py-GC/MS. Polymer Degradation and Stability, 93(11), 1996-2006.

Nadilah, S., Winursito, I., Wahyuni, S., Budiasih, S., & Purwanti, C. M. H., 2003. Poliester tak jenuh sebagai bahan baku pembuatan helm pengaman. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 19(1), 25-31.

Nurhajati, D. W., Yuniari, A., Herminiwati, H., Lestari, S. B. P., 2003. Komposit dari sampah plastik fleksibel dan serbuk gergaji, Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 19(1), 7-12.

Tibiletti, L., Longuet, C., Ferry, L., Coutelen, P., Mas, A., Robin, J. J., & Lopez-Cuesta, J. M. 2011. Thermal degradation and fire behaviour of unsaturated polyesters filled with metallic oxides. Polymer Degradation and Stability, 96(1), 67-75.

Vargas, M. A., Vázquez, H., & Guthausen, G. 2015. Non-isothermal curing kinetics and physical properties of MMT-reinforced unsaturated polyester (UP) resins. Thermochimica Acta, 611, 10-19.

Yuniari, A. 2007. Kajian komposit plastik daur ulang dengan serbuk kayu untuk bahan bangunan, Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 23(1), 41-46.

Zhou, L., Wang, Y., Huang, Q., & Cai, J. 2006. Thermogravimetric characteristics and kinetic of plastic and biomass blends co-pyrolysis. Fuel Processing Technology, 87(11), 963-969.

Gambar

Gambar 1.  Grafik  penurunan  massa  terhadap  suhu  dari  poliester  (P0),  poliester- poliester-kaolin (PK), poliester-serbuk gergaji (PS)
Gambar 2.  Grafik massa derivatif terhadap suhu dari poliester (P0), poliester-kaolin  (PK), poliester-serbuk
Gambar 3. Grafik  regresi  linier  model  matematis  dari  poliester  (a),  poliester-kaolin  (b), poliester-serbuk gergaji (c)
Tabel 2.  Parameter  kinetika  degradasi  poliester  dan  campurannya  dengan  kaolin  serta serbuk gergaji

Referensi

Dokumen terkait

- Laporan Keuangan Publikasi diterbitkan guna memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan pembagian kerja

hidup di kawasan Taman Nasional Alas Purwo khususnya di sungai Segara Anakbelum banyak dilakukan, Oleh karena itudilakukan penelitian mengenai konsumsi oksigen oleh beberapa jenis

Undang Undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa. Undang undang no 16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata

Namun kegunaan Orchidaceae yang lain masih sangat terbatas yaitu hanya sedikit dari ribuan spesies anggrek ini yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional, dan

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang dapat dipindahtangankan dalam waktu dekat..

Dimana dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang digunakan, variabel- variabel tersebut yaitu Kualitas informasi, Pengalaman sebelumnya, Keamanan dan

Mengacuh pada kesimpulan dari hasil penelitian bahwa petani padi sawah di Desa Wosu Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali masih perlu peningkatan produksi