• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SKEMA FAST-TRACK UNTUK DAYA SAING INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SKEMA FAST-TRACK UNTUK DAYA SAING INTERNASIONAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SKEMA FAST-TRACK

UNTUK DAYA SAING INTERNASIONAL

LATAR BELAKANG

Program pendidikan arsitektur yang diakui secara internasional adalah program pendidikan 5 tahun. Berdasarkan undang-undang pendidikan di Indonesia, pendidikan tinggi hanya dibedakan atas program sarjana (4 tahun) dan magister (2 tahun), oleh karenanya pendidikan 5 tahun tersebut dipenuhi dengan menempuh program sarjana dan magister. Dari segi waktu,

mahasiswa yang tidak ingin mendapatkan gelar magister terpaksa harus menempuh masa studi 6 tahun agar dapat menjadi arsitek profesional. Hal ini tentunya menurunkan minat mahasiswa yang ingin segera bekerja di dunia profesi setelah menyelesaikan pendidikannya.

Program Studi Magister Arsitektur telah mendapatkan akreditasi internasional dari KAAB pada tahun 2013, yang mensyaratkan bahwa pendidikan 5 tahun tersebut harus ditempuh secara menerus, dan kegiatan pembelajaran bersifat terpadu dari tingkat 1 hingga tingkat 5. Program Studi Magister Arsitektur membuka alur desain untuk mengakomodasi kebutuhan akan pendidikan arsitektur 5 tahun tersebut dengan mengadopsi skema fast track yang dimiliki ITB. Dengan demikian persyaratan akreditasi internasional dapat dipenuhi di dalam kerangka system pendidikan yang ada di Indonesia. Mahasiswa yang memiliki indeks prestasi akademik yang baik diberikan peluang untuk dapat mengikuti program magister alur desain tanpa harus melalui seleksi agar mereka dapat segera memasuki dunia profesi setelah lulus.

Namun demikian kenyataan di lapangan tidaklah semudah yang diharapkan karena metode pembelajaran studio dalam pendidikan arsitektur memiliki beban kredit yang besar (5-6 SKS) dan tidak dapat dirangkap. MK Studio Perancangan memiliki prerequisite di mana MK studio yang lebih rendah harus lulus untuk dapat mengikuti MK Studio Perancangan yang lebih tinggi. Skema fast track yang diterapkan selama ini memberikan hasil yang kurang memuaskan dan beban belajar bagi mahasiswa yang sangat tinggi karena belum sinkronnya MK program sarjana dengan MK program magister, khususnya dalam MK Studio Perancangan. Dampak nyata adalah masa studi yang tidak mungkin dipenuhi secara tepat waktu, dan belum tercapainya kompetensi pembelajaran sebagaimana yang diharapkan oleh dunia keprofesian arsitektur.

Dari data empiris didapatkan bahwa jumlah mahasiswa yang berminat untuk langsung menempuh pendidikan magister melalui program fast track semakin menurun karena beban yang tinggi, dan ekspektasi masa studi dari mahasiswa magister yang mengikuti program fast track selama 5,5 tahun tidak pernah tercapai. Kinerja mahasiswa fast track di program magister mngalami penurunan yang signifikan pada MK Studio dan baru sebagian mahasiswa yang dapat menyelesaikan program magister dengan masa studi reguler.

(2)

No Angkatan mahasiswa Nilai rata-rata Studio sem 7 Nilai rata-rata Studio sem 8 Nilai rata-rata Studio sem 9 Nilai rata-rata Studio sem 10 Masa studi 6 tahun 1 S2 2012 S1 2008 (9 org) 3.6 3.4 3 3.2 55% 45% saat ini belum menyelesaikan masa studi 2 S2 2013 S1 2009 (11 org) 3.7 3.7 3.45 3.45 Belum ada yang menyelesaikan masa studi 3 S2 2014 S1 2010 (2 org) 3.25 3.25

Untuk itu diperlukan langkah-langkah perbaikan bagi berhasilnya program fast track dengan meninjau kembali materi dan metode pembelajaran di tingkat 4 dan tingkat 5 (tahun pertama S2) yang dapat membantu mahasiswa agar dapat menempuh pendidikan dengan baik dan tepat waktu.

RASIONAL

Skema fast track yang ada memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengambil MK S2 pada saat tingkat 4 dengan harapan mahasiswa pada tahun ke 5 dapat menyelesaikan 2 MK Studio Perancangan Arsitektur. Setelah kedua MK Studio berakhir mahasiswa dapat menyelesaikan tesis desain pada semester pendek berikutnya sehingga program magister dapat diselesaikan dalam 5,5 tahun.

Pembelajaran Studio Perancangan yang ada menuntut mahasiswa untuk dapat bekerja mandiri, mulai dari merumuskan permasalahan desain hingga mendapatkan solusinya. Hingga saat ini silabus MK Studio Perancangan dirancang dengan meningkatkan kompleksitas dan cakupan substansi sejalan dengan bertambahnya tahun. Perubahan kurikulum yang dilaksanakan pada tahun 2013 belum berhasil mengatasi lonjakan pengetahuan dan tuntutan pembelajaran dari tahun ke 4 ke tahun ke 5 karena metode pembelajaran skema fast track terlewat dari perhatian pada saat penyusunan kurikulum 2013. Selain itu, administrasi dan mekanisme pengelolaan program yang memisahkan program sarjana dari program magister kurang mendukung keesinambungan program 5 tahun pendidikan arsitektur.

(3)

Berlandaskan pada Student Performance Criteria dari badan akreditasi KAAB, maka ada 3 kriteria pokok yang menjadi acuan dalam upaya meningkatkan efektifitas kesinambungan pembelajaran MK Studio S1 dan S2, yaitu kriteria: Desain, Teknologi, dan Konteks Budaya. Dua kriteria lainnya: Komunikasi dan Praktek Profesi diperkenalkan melalui interaksi dengan

kegiatan perancangan oleh professional. Kompetensi desain sepenuhnya merupakan tujuan dari MK Studio perancangan, sedangkan MK Teknologi dan Konteks Budaya merupakan pendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran MK Studio Perancangan. Oleh karena itu, inovasi

pembelajaran akan difokuskan pada MK Studio Perancangan semester 7 – 8 – 9 – 10 yang menjadi beban berat mahasiswa (‘bottle neck’) sekaligus jalur penghubung (MK Desain merupakan tulang punggung dari pembelajaran arsitektur) yang krusial bagi kesinambungan Progam Sarjana dan Magister Arsitektur.

TUJUAN

Usulan inovasi pembelajaran ini ditujukan untuk menyempurnakan keterpaduan penyelenggaran pendidikan yang ada melalui:

 sinkronisasi proses pembelajaran program sarjana dan magister, khususnya pada MK Studio Perancangan dan MK pendukung Studio Perancangan

 metode pembelajaran yang reponsif terhadap permasalahan global dan kompetensi internasional

DESKRIPSI PROGRAM YANG DIUSULKAN

I

KEGIATAN 1. PENGEMBANGAN METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN

YANG TERPADU

MK Studio merupakan muara dan aplikasi dari beberapa MK lain, di mana substansi dari berbagai MK perlu ditinjau dan dibahas secara komprehensif agar proses pembelajaran menjadi efektif. Permasalahan yang umum terjadi adalah Studio Perancangan yang bersifat komprehensif kurang didukung oleh MK lainnya sehingga kegiatan di Studio menjadi lambat dan tidak terjadi pengendapan pengetahuan dari tingkat-tingkat di bawahnya. Untuk

mengatasi permasalah ini diperlukan langkah nyata yang dapat mengkoordinasikan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan Studio Perancangan dan memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini melandaskan pada kinerja individual dosen. Kerja kelompok dalam proses belajar-mengajar merupakan persoalan kunci dalam peningkatan efektifitas pembelajaran.

(4)

SASARAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatkan efektifitas dari materi dan proses pembelajaran MK Studio Perancangan dan MK pendukungnya, agar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan teoritis yang diajarkan pada Mata Kuliah untuk

menyelesaikan persoalan praktis dan nyata dalam tugas studio. Selain itu, kegiatan ini ditujukan untuk memberikan alternatif bagi pengembangan diri mahasiswa yang sesuai dengan kemampuan dan minat pribadi. Kegiatan ini mencakup:

 pengembangan pilihan jalur studi bagi mahasiswa untuk langsung menyelesaikan program S2 alur desain dalam 5,5 tahun atau menyelesaikan S1 dalam 4 tahun

 pengembangan skema fast track yang memungkinkan mahasiswa memilih bidang minat dalam tugas studio sejak semester 7/8 sesuai dengan bidang minat KK

 pengembangan proses pembelajaran terpadu antara studio S1 dan S2 yang dapat memacu proses belajar merancang mahasiswa

Kegiatan ini dirancang dalam beberapa workshop dosen yang melibatkan Komisi Pendidikan S1 dan S2, dan Kelompok Keahlian dalam memetakan dan menyelesaikan hambatan substansial bagi sinergi antara MK Studio dan MK pendukung, dan dalam mengarahkan pengelolaan berbagai MK agar dapat bersinergi. Peran Komisi Pendidikan diperlukan untuk dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang meliputi berbagai Mata Kuliah dan Kelompok Keahlian. Untuk meningkatkan relevansi pendidikan bagi keprofesian maka praktisi arsitektur dan/ atau dosen universitas mancanegara akan diundang untuk membahas tantangan keprofesian dan rumusan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

KELUARAN

Kegiatan workshop akan menghasilkan:

1. Strategi dan konsep pendidikan menerus 5 tahun dan skema fast track 2. Strategi dan konsep keterpaduan proses pembelajaran S1 dan S2 3. Pengembangan knowledge-based architectural design

4. Pengembangan sinergi metode pembelajaran MK Studio Perancangan dan MK pendukungnya

(5)

II

KEGIATAN 2. PENGEMBANGAN METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN

PERANCANGAN ARSITEKTUR YANG BERBASISKAN PENGETAHUAN

(

KNOWLEDGE-BASED ARCHITECTURAL DESIGN

)

Dalam perjalanan sejarahnya pendidikan arsitektur dikembangkan dari pengalaman praktek profesi seorang arsitek dan dari pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. Dengan

meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kompleksitas proyek arsitektur maka pola pendidikan tersebut tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan. Keahlian merancang kini banyak dibangun melalui proses pembelajaran yang berbasiskan pada ilmu

pengetahuan. Pendidikan arsitektur yang semula ‘project-based dan skilled-based’

mendapatkan tantangan untuk dikembangkan juga sebagai ‘knowledge-based’ agar dapat memanfaatkan kemajuan di bidang sains dan teknologi yang pesat. Selain itu

pengembangan metode dan proses pembelajaran arsitektur yang ‘knowledge-based’ akan meningkatkan kesetaraan dan daya saing dengan program studi arsitektur mancanegara yang rata-rata telah menerapkan pendekatan ini.

(6)

SASARAN

Kegiatan ini ditujukan untuk merubah paradigm dosen dan pembimbing studio dalam mengajar, yang semula berorientasi pada ‘skilled-based’ dan pengalaman pribadi menjadi pendekatan ‘knowledge-based’ yang lebih objektif, agar mahasiswa dapat mengembangkan minat dan kekhasan pribadinya secara mandiri dan mengikuti

perkembangan jaman. Selama ini proses belajar-mengajar perancangan arsitektur belum dirumuskan secara objektif sehingga perkembangan kemampuan merancang mahasiswa sangat dipengaruhi oleh gaya pribadi dosen yang membimbingnya. Kemampuan pribadi mahasiswa tidak mengalami perkembangan yang signifikan selama proses belajar karena kurang efektifnya proses belajar-mengajar. Mahasiswa hanya belajar melalui proses trial and error, dan masa studi yang terbatas tidak memberikan kesempatan mahasiswa mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Kegiatan ini dirancang untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang ada dengan membangun pengetahuan merancang mahasiswa yang konstruktif dari program sarjana ke program magister; melalui proses pembelajaran yang sistematik dan interaktif, namun tanpa mengabaikan kepekaan pribadi dan intuisi mahasiswa. Kegiatan ini mencakup:

 pengembangan kemampuan mahasiswa berpikir kritis dalam menyelesaikan persoalan perancangan arsitektur

 pengembangan ketrampilan mahasiswa merancang arsitektur dengan metode-metode yang ilmiah dan/ atau bantuan teknologi mutakhir (BIM, computational design)

 penerapan prinsip perancangan yang mengacu pada standar internasional HSSE (Health Safety Security Environment) dan isu kebencanaan (gempa, tsunami) untuk Indonesia

Kegiatan ini dimanfaatkan pula untuk regenerasi dosen pengampu MK Studio Perancangan dalam mengikuti perkembangan proses pembelajaran yang bertaraf internasional. Kegiatan ini tidak terpisahkan dari kegiatan 1 dan tetap berada dalam koordinasi dengan Komisi Pendidikan. Kegiatan 2 terutama ditujukan untuk mengelola peralihan dari metode pembelajaran yang ada sekarang menuju metode pembelajaran baru yang lebih kolaboratif dan interaktif.

KELUARAN

Kegiatan ini difokuskan pada penyusunan modul dan metode pembelajaran dari: 1. MK Studio Perancangan semester 7 – 8 – 9 – 10 (AR 4090, AR 4099, AR 5190 AR

5290)

2. MK pendukung Studio untuk aspek Teknologi dan Konteks Budaya (sinergi antara AR 5121 dan AR 5141)

(7)

dengan menyempurnakan silabus dan meningkatkan intensitas interaksi dosen-mahasiswa dan dosen-praktisi-dosen-mahasiswa dalam MK Studio. Untuk pengkayaan dan relevansi materi ajar dengan praktek profesi maka proses penyusunan modul akan mengundang praktisi, dosen tamu, dan ahli pendidikan.

3. Pelaksanaan modul pembelajaran pada semester berjalan (Semester I dan II 2015-2016).

III

KEGIATAN 3. PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORATIF

(LINTAS-DISIPLIN DAN LINTAS-BUDAYA) DALAM STUDIO

PERANCANGAN, DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING

INTERNASIONAL

Pengetahuan untuk merancang arsitektur kini semakin meluas cakupan dan keterkaitannya dengan disiplin lain, di mana arsitek membutuhkan kerjasama dengan berbagai bidang keahlian seperti struktur, mekanikal, elektrikal, lanskap, dan perencana. Dalam

mengerjakan proyek desain yang kompleks, arsitek tidak dapat lagi bekerja sendiri dan memerlukan kerja kolaborasi dengan pakar lain. Mahasiswa arsitektur memerlukan proses pembelajaran yang memperkenalkan kerja lintas disiplin ini dalam studio perancangan arsitektur, dan bekerja dalam kelompok yang menjadi karakter dari keprofesian arsitektur. Selain itu bidang keprofesian arsitektur tidak lagi dibatasi oleh batas Negara atau wilayah. Dengan semakin mudahnya konektivitas jaringan transportasi serta keberadaan teknologi informasi dan komunikasi, profesi arsitek dapat menjangkau bidang pekerjaan dan proyek-proyek di luar wilayah domisilinya. Untuk itu mahasiswa arsitektur perlu dibekali

pengetahuan dan kepekaan akan keragaman konteks budaya dari suatu karya desain dan metode computational design agar dapat menanggapi terbukanya pasar global.

Pengetahuan tentang dampak kebencanaan bagi perancangan arsitektur perlu diberikan perhatian khusus karena hal tersebut dapat menjadi nilai unggulan dari lulusan dalam menanggapi persaingan global.

(8)

Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan ketrampilan bekerja dalam kelompok di antara mahasiswa, dengan bidang disiplin lain, budaya lain melalui teknologi informasi dan komputasi. Selain itu, melalui kegiatan ini mahasiswa dilatih untuk mengenal lingkungan kerja profesional dan proses merancang yang menangani permasalahan nyata di praktek profesi. Kegiatan ini mencakup:

 pengembangan proses pembelajaran perancangan arsitektur melalui rekan mahasiswa (peer learning) antara mahasiswa arsitektur S1 dan S2

 pengembangan kelembagaan dan mekanisme studio kolaboratif dengan universitas nasional/ internasional

 pengembangan kelembagaan dan mekanisme studio interaktif dengan praktisi/ konsultan arsitektur dan disiplin lain

KELUARAN

Kegiatan ini terdiri atas:

1. Pelaksanaan metode belajar-mengajar dari MK Studio semester 7 – 8 – 9 – 10 (AR 4090, AR 4099, AR 5190 AR 5290) yang melibatkan kerja kelompok antara

mahasiswa S1 dan S2, dosen pembimbing dan dosen tamu dari praktisi arsitektur. 2. Perintisan dan realisasi kerjasama institusional dengan Program Studi Arsitektur

mancanegara untuk joint-studio

3. Perintisan dan realisasi kerjasama institusional dengan konsultan arsitektur untuk studio interaktif

Rencana penggalangan kerjasama akan dilakukan dengan beberapa perguruan tinggi di Australia, Asia dan ASEAN. Kerjasama dengan praktisi akan dibangun dengan beberapa konsultan arsitektur nasional dan internasional di Bandung, Jakarta dan Bali. Keterlaksanaan kegiatan ini memerlukan peningkatan sarana dan prasarana teknologi digital dan pengarsipan tugas mahasiswa, yang menjadi catatan dari KAAB untuk continuous improvement. Terkait dengan kegiatan ini adalah perlengkapan tele-conference bagi penyelenggaran joint studio antar universitas mancanegara, dan perbaikan sarana pengarsipan materi ajar dan tugas maket mahasiswa yang ditandai kurang baik oleh KAAB. Keterbatasan dan ketidak-stabilan jaringan internet di ITB perlu ditingkatkan dengan prasarana di luar ITB apabila kerjasama internasional ini akan direalisasikan.

Kegiatan ini tidak terpisahkan dari kegiatan 2 dan berada dalam koordinasi dengan Komisi Pendidikan. Kegiatan 3 terutama dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi dan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan keprofesian dan persaingan internasional.

(9)

INDIKATOR KINERJA

No Indikator utama Satuan Base line Akhir

1 Nilai rata-rata mahasiswa fast track dalam MK Studio Perancangan

Nilai rata-rata per semester

3.0 3,5

2 Jumlah peminat fast track Org/th 2 15

3 Masa studi mahasiswa fast track semester 13 11 4 Prosentase peserta magister AR ITB/ AR non ITB persen 10 75 5 Jumlah kegiatan kolaboratif internasional Kegiatan/th - 2 6 Jumlah keikutsertaan mahasiswa dalam

sayembara desain arsitektur nasional/ internasional

(10)

No Indikator tambahan Satuan Base line Akhir

1 Keterlibatan praktisi dalam MK Studio Kegiatan 2 6 2 Keterlibatan mitra nasional/ internasional dalam

MK Studio

Kegiatan 2 4

3 Prosentase mahasiswa fast track cum laude persen - 20

JADWAL PELAKSANAAN

No KEGIATAN 2015 2016

1-3 4-6 7-9 10-12 1-3 4-6

1 PENGEMBANGAN METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN YANG TERPADU

1.1. Workshop Komisi Pendidikan-dosen Strategi dan konsep pendidikan menerus 5 tahun

Pengembangan skema fast track Koordinasi proses

belajar-mengajar Pengembangan metode pembelajaran Pengelolaan MK terpadu Pengembangan kelembagaan 1.3. Workshop dosen

Koordinasi materi ajar 1.4. Workshop dosen-praktisi

Pengembangan materi ajar Koordinasi proses belajar-mengajar

2 PENGEMBANGAN METODE DAN PROSES PEMBELAJARAN PERANCANGAN

ARSITEKTUR YANG BERBASISKAN PENGETAHUAN

(11)

AR 4090

2.2. Pengembangan modul pembelajaran AR 4099

2.3. Pengembangan modul pembelajaran AR 5190

2.4. Pengembangan modul pembelajaran AR 5290

2.5. Pengembangan sinergi materi ajar AR 5121 & AR 5141

3 PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORATIF (LINTAS-DISIPLIN DAN

LINTAS-BUDAYA) DALAM STUDIO PERANCANGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING INTERNASIONAL

3.1. Pelaksanaan pembelajaran AR 4090 3.2. Pelaksanaan pembelajaran AR 4099 3.3. Pelaksanaan pembelajaran AR 5190 3.4. Pelaksanaan pembelajaran AR 5290 3.5. Pengembangan dan pelaksanaan

sistem studio kolaboratif & interaktif 3.6. Pengembangan infrastruktur dan

sistem dokumentasi proses pembelajaran

(12)

PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

SUMBER DANA YANG DIBUTUHKAN

No Komponen Biaya Rupiah

1 Pengembangan metode dan proses pembelajaran yang terpadu dan kolaboratif

1.1. Strategi dan konsep pembelajaran terpadu

a Koordinasi metode dan proses pembelajaran & kompetensi pendidikan 5 tahun (HH)

40.000.000 b Koordinasi & Sinergi pembelajaran (Komisi Pendidikan S1 & S2) 20.000.000

c Pengembangan metode pembelajaran (Komisi Pendidikan S1 & S2)

20.000.000 1.2. Sinergi Pembelajaran AR 5141 & AR 5121 (LT) 20.000.000 1.3. Pengembangan metode pembelajaran AR 4090 (ASW) 20.000.000 1.4. Pengembangan metode pembelajaran AR 4099 (AW) 20.000.000 1.5. Pengembangan metode pembelajaran AR 5190 (AI) 20.000.000 1.6. Pengembangan metode pembelajaran AR 5290 (Fir) 20.000.000 1.7. Pengembangan sistem studio kolaboratif dan interaktif (TY) 15.000.000 1.8. Pengembangan sistem dokumentasi proses pembelajaran (DK) 5.000.000

Subtotal 200.000.000

(13)

2.1 Dosen tamu/ Pembimbing praktisi

4 pembimbing @ 4 bln @ 2.500.000 40.000.000

8 dosen tamu @ 2.500.000 20.000.000

2.2 Digitalisasi/animasi modul pembelajaran & tugas mahasiswa dan pembuatan maket tugas dengan laser cutter

Honor 2 teknisi @ 18 bulan @ 1.500.000 54.000.000

Subtotal 114.000.000

3 Peningkatan fasilitas dan infrastruktur

3.1 Sewa server di luar ITB 3 semester 9.000.000 3.2 Renovasi ruang arsip tugas mahasiswa (R. basement) 20.000.000 3.3 Perlengkapan (lemari) untuk pengarsipan maket studio 50.000.000

Subtotal 79.000.000

4 Pelaksanaan Workshop

4.1 Konsumsi: 20 org @ 10 pertemuan @ 50.000 10.000.000 4.2 Honor nara sumber: 6 @ 2.500.000 15.000.000

Subtotal 25.000.000

5 Pengembangan Kerjasama Kelembagaan

5.1 Transportasi DN/ LN: 4 kali @ 2 orang @ 5.000.000 40.000.000 5.2. Akomodasi 4 kali @ 2 orang @ 2 malam @1.500.000 24.000.000 4.3. Uang harian 4 kali @ 2 orang @ 3 hari @ 750.000 18.000.000

Subtotal 82.000.000 Total 500.000.000

KEBERLANJUTAN

Kekhasan dan keunikan pembelajaran arsitektur adalah pada MK Studio Perancangan Arsitektur. Perkembangan sains dan teknologi mengakibatkan proses belajar-mengajar dalam MK ini memerlukan perbaikan terus menerus yang tidak hanya mencakup substansi pembelajaran melainkan juga sumber daya. Selain pemutakhiran materi ajar, proses regenerasi dan aktualisasi diri dari dosen pengampu dan pembimbing perlu dikembangkan menjadi bagian dari agenda continuous improvement. Kegiatan hibah ini merupakan salah satu dari agenda tersebut di mana inovasi pembelajaran merupakan hasil kesepakatan dari seluruh stakeholders dari Program Studi. Kegiatan hibah menjadi pemacu dan pendorong agar proses perbaikan dapat terus berlangsung dan efektif, serta diikuti oleh seluruh staf akademik. Oleh karena itu Komisi Pendidikan dalam hal ini terlibat dalam kegiatan hibah ini agar inovasi pembelajaran yang dikembangkan sinkron dengan proses belajar-mengajar secara keseluruhan dan sejalan dengan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan pengendalian mutu pembelajaran.

(14)

Inovasi pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan hibah ini akan segera diterapkan pada MK terkait, dan kemudian dievaluasi efektifitasnya melalui kinerja mahasiswa peserta skema fast track. Kegiatan hibah ini akan memberikan dampak yang berkelanjutan karena rancangan kegiatan merupakan bagian dari memenuhi proses akreditasi internasional yang mensyaratkan lebih banyak mahasiswa S2 yang mengikuti proses pembelajaran menerus dari S1. Dengan semakin banyaknya peserta Program Magister Arsitektur alur desain dari lulusan S1 ITB maka dapat disarankan bahwa program ini merupakan kelanjutan program S1 dan tidak menerima mahasiswa dari perguruan tinggi lain. Dengan demikian kegiatan hibah ini akan memberikan dampak positif dengan terbukanya peluang untuk pengajuan pendirian Program Studi Arsitektur 5 tahun yang mandiri sebagai pendidikan profesi, di mana seleksi mahasiswa dilakukan sejak tingkat 1. Perwujudan usulan ini akan memberikan pengakuan atas pendidikan profesi selain pendidikan akademik yang berorientasi riset, walaupun keduanya tetap berbasiskan ilmu pengetahuan. Hadirnya lulusan pendidikan profesi dengan mutu pembelajaran bertaraf internasional akan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan keprofesian di Indonesia, yang hingga saat ini belum siap menghadapi persaingan global secara umum, dan pasar bebas ASEAN secara khusus.

Referensi

Dokumen terkait

Informasi/Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) (Studi Kasus: Pemda Kabupaten Sumba Barat)” dengan baik tanpa ada

Berdasarkan hasil penelitian Whatsapp grup PKK RT 04 RW XXIII Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang Semarang mematuhi prinsip kesantunan berbahasa.Adapun maksim

Hak – hak dasar tersebut antara lain: (1) terpenuhinya kebutuhan untuk pangan; (2) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam

ISO 9001 menekankan penggunaan Plan-DO-Check-Act (PDCA) Cycle untuk diterapkan di seluruh sistemnya dan pada sistem manajemen mutu secara keseluruhan. Preventive action yang

Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji-t) menunjukkan bahwa (i) terdapat pengaruh kepuasan pekerjaan itu sendiri terhadap kinerja, (ii) terdapat pengaruh kepuasan

Sementara itu, sektor pertanian yang merupakan sektor strategis di Jawa Tengah memiliki kontribusi terhadap perekonomian yang menurun dari tahun ke tahun, agar

Summary Data from three published studies of genetic variation at 18 microsatellite loci in water buffalo populations in China (18 swamp type, two river type), Nepal (one wild,

Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud