• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PUTIH SANITASI. KOTA KOTAMOBAGU Provinsi Sulawesi Utara. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PUTIH SANITASI. KOTA KOTAMOBAGU Provinsi Sulawesi Utara. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2012"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-i-

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

Tahun 2012

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA KOTAMOBAGU

Provinsi Sulawesi Utara

Disiapkan oleh :

(2)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-ii-

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu telah dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan untuk pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu ini merupakan acuan yang akan dipakai dalam Uji Publik.guna mendapatkan masukan dan saran dari berbagai pihak terutama dari Anggota Dewan, SKPD, Camat dan Lurah/ Sangadi serta LSM terkait.

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu dalam Penentuan Area Prioritas (Priority Setting) pembangunan sanitasi dilaksanakan dengan menggunakan hasil study Environmental Health Risk Assessment (EHRA), data sekunder yang tersedia dan persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi. Dalam hal ini Bappeda, BLH, Dinas Kesehatan, Dina Tata Kota bagian Kebersihan, dan Dinas Perencanaan Umum.

Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini diharapkan sebagai dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang dijadikan acuan pemutakhiran data Buku Putih Sanitasi untuk penyusunan SSK nantinya.

Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan perbaikan dari berbagai pihak, terutama yang berpengalaman dalam bidang Sanitasi sangat kami harapkan, untuk kesempurnaan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi.

Atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu ini, kami ucapkan terima kasih dengan harapan semoga dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini bermanfaat bagi pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kota Kotamobagu.

(3)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-iii-

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Bab 1: Pendahuluan ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Landasan Gerak ... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan ... I-4 1.4 Metodologi ... I-4 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ... I-6

Bab 2: Gambaran Umum Wilayah

...

II-1

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik ... II-1 2.2 Demografi ... II-7 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah ... II-8 2.4 Tata Ruang Wilayah ... II-10 2.5 Sosial dan Budaya ... II-13 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah ... II-14

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

...

III-1

3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene ... III-1 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga ... III-1 3.1.2 Tatanan Sekolah ... III-1 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik... III-5 3.2.1 Kelembagaan ... III-5 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... III-8 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... III-14 3.2.4 “Pemetaan” Media ... III-17 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha ... III-18 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan ... III-18 3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak ... III-18 3.3 Pengelolaan Persampahan ... III-19 3.3.1 Kelembagaan ... III-19 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... III-23 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... III-30 3.3.4 “Pemetaan” Media ... III-31 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha ... III-33 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan ... III-33 3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak ... III-34 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan ... III-34 3.4.1 Kelembagaan ... III-34 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... III-37 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... III-43 3.4.4 “Pemetaan” Media" ... III-44 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha ... III-44 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan ... III-45 3.4.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak ... III-45 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi ... III-45 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih ... III-45 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga ... III-47 3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis ... III-48

(4)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-iv-

Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan

...

IV-1

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene ... IV-1 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ... IV-4 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan ... IV-6 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan ... IV-8 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi ... IV-10

Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

...

V-1

5.1 Area Beresiko tinggi dan Permasalahan Utamanya ... V-1 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini ... V-7

(5)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-v-

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Kotamobagu ... II-1 Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan ... II-2 Kondisi Air Tanah di Kota Kotamobagu ... II-2 Klimatologi dan Curah Hujan Kota Kotamobagu ... II-2 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Kotamobagu 3-5 tahun terakhir ... II-7 Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun... II-7 Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD 5 tahun terakhir ... II-8 Tabel 2.5 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir ... II-9 Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kab/Kota 5 Tahun Terakhir ... II-9 Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir ... II-9 Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kotamobagu Tahun 2012 ... II-13 Tabel 2.9 Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kota Kotamobagu ... II-13 Tabel 2.10 Jumlah Rumah per Kecamatan di Kota Kotamobagu ... II-13 Tabel 2.11 Luas dan Jumlah Penduduk Kawasan Permukiman Bermasalah di Kota Kotamobagu ... II-14 Tabel 2.12 Peraturan-Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Menyangkut Kebersihan dan Sanitasi ... II-17 Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (Tingkat Sekolah:

SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/AMK)(Toilet dan Tempat Cuci Tangan ... III-3 Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi (Tingkat Sekolah:SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan

Sampah dan Pengetahuan Higiene ... III-4 Tabel 3.3 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah ... III-5 Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Kotamobagu ... III-6 Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Domestik ... III-9 Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Medic ... III-10 Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah Bengkel ... III-11 Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kota Kotamobagu ... III-12 Tabel 3.6a Eksisting Jumlah Sarana dan Prasarana Air Limbah di Kota Kotamobagu ... III-12 Tabel 3.7 Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat ... III-15 Tabel 3.8 Kondisi Sarana MCK ... III-15 Tabel 3.9 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat ... III-16 Tabel 3.10 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kota Kotamobagu ... III-17 Tabel 3.11 Media Komunikasi yang ada di Kota Kotamobagu ... III-17 Tabel 3.12 Kerjasama Terkait Sanitasi ... III-17 Tabel 3.13 Daftar Mitra Potensial ... III-17 Tabel 3.14 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada di Kota Kotamobagu ... III-18 Tabel 3.15 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Air Limbah Domestik ... III-18 Tabel 3.16 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan ... III-21 Tabel 3.17 Peta Peraturan Persampahan di Kota Kotamobagu ... III-22 Tabel 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Domestik ... III- Tabel 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Sampah Medic ... III- Tabel 3.19 Sistem Pengelolaan Persampahan di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.20 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan ... III- Tabel 3.21 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.22 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat ... III- Tabel 3.23 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kotamobagu ... III- Tabel 3.24 Media Komunikasi yang ada di Kotamobagu ... III- Tabel 3.25 Kerjasama Terkait Sanitasi ... III- Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial ... III- Tabel 3.27 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.28 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Sampah ... III-

(6)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-vi-

Tabel 3.29 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan ... III- Tabel 3.30 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan ... III- Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.33 Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan/Kelurahan ... III- Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat ... III- Tabel 3.35 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.36 Media Komunikasi yang ada di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.37 Kerjasama Terkait Sanitasi ... III- Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial ... III- Tabel 3.40 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Drainase ... III- Tabel 3.41 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih (PDAM) di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.41 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih (UPTD Air Minum) di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.42 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumahan di Kota Kotamobagu ... III- Tabel 3.43 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan ... III- Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun n+1... IV- Tabel 4.2 Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013 ... IV- Tabel 4.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 ... IV- Tabel 4.4 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang Sedang Berjalan... IV- Tabel 4.5 Rencana Program dan kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun Depan (2013) ... IV- Tabel 4.5 Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang Sedang Berjalan ... IV- Tabel 4.5 Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang Sedang Berjalan ... IV- Tabel 4.7 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2013 ... IV- Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang Sedang Berjalan ... IV- Tabel 4.9 Air Bersih dan Limbah Industri Rumah Tangga ... IV- Tabel 5.1 Area Beresiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya ... V- Tabel 5.2 Penentuan Area Beresiko Menurut Skor Data Sekunder ... V- Tabel 5.3 Penentuan Area Beresiko Menurut Skor Persepsi SKPD ... V- Tabel 5.4 Analisa Penetapan Area Beresiko ... V-

(7)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-vii-

DAFTAR PETA

Peta 2.1 Peta Orientasi Kota Kotamobagu Terhadap Wilayah Provinsi Sulawesi Utara ... II-4 Peta 2.2 Peta Administrasi Kota Kotamobagu ... II-5 Peta 2.3 Peta DAS Kota Kotamobagu ... II-6 Peta 2.4 Rencana Pusat Layanan Kota Kotamobagu ... II-11 Peta 2.5 Rencana Pola Ruang Kota Kotamobagu ... II-12 Peta 3.1 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Instalasi Pengelolaan Air Limbah ... III-8 Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan ... III-25 Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Layanan Persampahan ... III- Peta 3.3 Peta Kontur Kota Kotamobagu ... III- Peta 3.3 Peta Daerah Rawan Genangan di Kota Kotamobagu ... III- Peta 3.3 Peta Sistem Drainase Existing Kota Kotamobagu ... III- Peta 5.1 Peta Area Beresiko Sanitasi ... V-3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Struktur Kelembagaan Pemerintah Kota Kotamobagu ... II-16 Gambar 3 Struktur Kelembagaan Dinas PU Daerah Kotamobagu ... III- Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Saat Ini ... V-

(8)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

-viii-

DAFTAR ISTILAH

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB : Buang Air Besar

Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAPPERMAS : Badan Pemberdayaan Masyarakat

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BLT : Bantuan Langsung Tunai

BOD : Biological Oxygen Demand

BORDA : Bremen Overseas Research and Development Agency

BPS : Badan Pusat Statistik

CI : Confidence Interval

CL : Confidence Level

CSR : Corporate Social Responsibility

CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun

DBD : Demam Berdarah Dengue

Dispenda : Dinas Pendapatan Daerah

DKP : Dinas Kebersihan dan Pertamanan

DLH : Dinas Lingkungan Hidup

DPKKD : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah

DPRK : Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten

DSCR : Debt-Service Coverage Ratio

DSS : Diagram Sistem Sanitasi

EHP : Environmental Health Project

EHRA : Environment and Health Risk Assessment

Enu : Enumerator (petugas pengumpulan data)

FGD : Focus Group Discussion

GIS : Geographical Information System

HU : Hidran Umum

IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

KFM : Kebutuhan Fisik Minimum

KK : Kepala Keluarga

KLUI : Kelompok Lapangan Usaha Industri

(9)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

.

Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target pencapaian pada tahun 2015. Tujuan Pembangunan Milenium terdapat dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangi oleh 147 kepala Negara dan pemerintahan pada UN Millennium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000. Delapan butir MGDs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator.

Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator:

 Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas  Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas

MDGs mencanangkan pada 2015 sebanyak 77,2% persen penduduk Indonesia ditargetkan telah memiliki akses air minum yang layak dan minimal 59.1 persen penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai (Status Millenium Development Goal Indonesia 2009). Secara nasional, Indonesia telah mencapai target ini, tetapi cakupan ini belum merata dan belum menggambarkan kualitas yang sebenarnya mengenai fasilitas sanitasi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kondisi ini, antara lain disebabkan lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat.

Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip:

- Berdasarkan data aktual - Berskala kota atau kabupaten

- Disusun sendiri oleh kota atau kabupaten (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut) - Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-dow

(10)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 2

Untuk menghasilkan SSK yang demikian, maka kota atau kabupaten harus mampu memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat apabila kota atau kabupaten mampu mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan SSK.

Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi.

Oleh karena itu, sesuai dengan maksud penyusunannya, maka Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu ini akan menggambarkan:

1. Status terkini situasi sanitasi di Kota Kotamobagu

2. Kebutuhan layanan sanitasi dan peluang pengembangan di masa mendatang di Kota Kotamobagu 3. Usulan/rekomendasi awal terkait peluang pengembangan layanan sanitasi, salah satunya adalah

“penetapan kawasan prioritas di Kota Kotamobagu. 1.2. Landasan Gerak

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih teknis dari adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003). Sehingga dengan definisi tersebut dapat dilihat 3 sektor yang terkait dengan sanitasi adalah sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.

Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater.

(11)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 3

Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. (Undang-Undang No. 18/2008). Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik.

Sektor terakhir yang berhubungan dengan sanitasi adalah sektor drainase lingkungan. Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di pemukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan dan biopori.

Walaupun sektor air besih/air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait dengan sanitasi, tetapi sektor air minum dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu seringkali sektor air minum disebut beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation(WATSAN) atau AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan)

Visi Kota Kotamobagu adalah KOTA KOTAMOBAGU SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

REGIONAL MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA, SEHAT, CERDAS, DAN BERBUDAYA.

Pencapaian visi di atas dilakukan melalui misi sebagai berikut :

1. Menjadikan Kota Kotamobagu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional di kawasan Bolmong Raya berbasis jasa dengan dukungan infrastruktur, pelayanan publik yang memadai, dan didukung oleh iklim usaha yang kondusif dan kompetitif. (Aspek pertumbuhan)

2. Menjadikan Kota Kotamobagu sebagai pusat peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui program agroindustri, agrobisnis dan ekonomi kerakyatan. (Aspek pemerataan)

3. Menjadikan Kota Kotamobagu sebagai pusat pengembangan dan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. (Aspek kesejahteraan)

4. Menjadikan Kotamobagu sebagai kota yang memiliki kualitas lingkungan yang sehat dan bersih, tertata dan berkembang sebagai kota modern yang memiliki karakteristik yang khas berbasis kultur setempat. (Aspek lingkungan)

5. Menjadikan Kotamobagu sebagai kota dinamis dan kreatif yang didukung oleh masyarakat egaliter, menghargai kesetaraan gender, menghormati supermasi hukum, berkeadilan dan demokratis

(12)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 4

bersendikan FalsafahDodandian Paloko-Kinalang, serta didukung oleh pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Clean Government. (Aspek partisipasi, demokrasi, keadilan, kepastian hukum dan pemerintahan yang baik)

Penataan ruang wilayah kota Kotamobagu bertujuan untuk memaksimalkan fungsi kawasan Kotamobagu sebagai pendorong pusat pertumbuhan ekonomi sektor jasa dan perdagangan, sosial dan budaya kawasan sekitarnya dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

1.3. Maksud dan Tujuan.

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kota Kotamobagu pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping)

dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Kotamobagu yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kota Kotamobagu.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kota Kotamobagu beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kota. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di tingkat Kota.

1.4. Metodologi

A. Metode Penyusunan

Secara umum metode di dalam penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu : 1. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

(13)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 5 2. Pendalaman data Sekunder yang telah diperoleh

Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan:

 pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Kotamobagu selaku Sekretaris Pokja.

 meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi)

 diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi

3. Pengumpulan Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi : - Studi Kelembagaan dan Keuangan

- Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment) - Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)

- Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/ EHRA) - Studi Komunikasi dan Pemetaan Media

B. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam tahap ini sebagian besar berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik berupa data umum maupun data khusus yang menyangkut teknis, keuangan, kebijakan daerah dan kelembagaan, peran serta swasta dalam layanan sanitasi, dan media. Sumber data lainnya adalah LSM atau universitas yang pernah melakukan penelitian di Kota Kotamobagu.

Aspek-aspek data yang dikumpulkan sebagai dasar informasi dalam Buku Putih Sanitasi Kota adalah: a. Umum dan Teknis: Diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh anggota Pokja

Sanitasi Kota Kotamobagu. Data tersebut nantinya terutama dibutuhkan dalam diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi.

b. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: Selain diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh Pokja Sanitasi Kota, maka akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota Pokja Sanitasi Kabupaten. FGD dimaksudkan untuk membahas aspek tersebut lebih mendalam dan bersama anggota Pokja Sanitasi Kota melakukan analisis terhadap aspek kelembagaan dan peraturan. Ini nantinya harus bisa dibagi ke dalam beberapa fungsi (di antaranya fungsi perencanaan, implementasi –

(14)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 6

fisik maupun non-fisik, operasi, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi). Termasuk juga keterkaitan kerja antar SKPD dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Berdasarkan pengalaman, diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan dibantu oleh tenaga ahli sebagai nara sumber yang memahami kebijakan daerah dan kelembagaan, serta berpengalaman bekerja di bidang sanitasi. Data ini dibawa pada saat diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi.

c. Keuangan: Pokja Sanitasi Kota perlu memilah anggaran yang terkait dengan sanitasi. Penting dipahami, Pokja Sanitasi Kota harus memiliki kesamaan pemahaman dan kesepakatan bagaimana memilah data keuangan yang terkait dengan sanitasi. Selain biaya investasi infrastruktur sanitasi, perlu dicatat juga besarnya biaya operasi dan pemeliharaan dalam beberapa tahun terakhir.

d. Peran serta swasta dalam layanan sanitasi: Sebagian data diperoleh dari pihak swasta yang memiliki kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kota ataupun informasi lain yang dimiliki oleh SKPD terkait. Pada tahap ini, proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan informasi lisan atau tertulis yang dimiliki SKPD atau jika diperlukan dilakukan pencarian data secara langsung di lapangan.

e. Pemberdayaan masyarakat dan jender: Informasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dapat diperoleh melalui institusi lokal. Isu jender sudah menjadi perhatian dalam program-program Pemerintah Kota, hanya saja kaitannya dalam bidang sanitasi serta kedalaman dari isu tersebut masih bisa dipertanyakan lebih jauh. Tetapi informasi mengenai isu jender tersebut umumnya sudah tersedia.

f. Komunikasi: Informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dan jenis media yang digunakan oleh Pemerintah Kota, melalui SKPD atau lembaga lainnya (misalnya PKK), untuk penyebarluasan informasi yang berhubungan dengan sanitasi.

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi Kota Kotamobagu. Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu Tahun 2012 ini, diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat Kota. Rencana pembangunan sanitasi Kota Kotamobagu dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi.

Sanitasi erat kaitannya dengan ketersediaan air bersih yang berpengaruh pada perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat secara keseluruhan, secara garis besar Buku Putih menggambarkan kondisi existing sanitasi kota kotamobagu yang dapat menjadi informasi acuan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur sanitasi Kota Kotamobagu seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor : 01 Tahun 2009, Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dimana Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu menetapkan program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai dan

(15)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 7

sumber daya air lainnya untuk meningkatkan fungsi dan pemanfaatan sumberdaya air, keterpaduan pengelolaan berkelanjutan serta mengendalikan eksploitasi air tanah.

Penyusunan Program Strategi Pembangunan Sanitasi dan Air Minum di Kota Kotamobagu didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :

A. Undang-undang:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

B. Peraturan Pemerintah :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian

Pencemaran Air.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum.

(16)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 8

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 9. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum.

10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 11.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. C. Keputusan Presiden :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

D. Peraturan Menteri Republik Indonesia :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.

4. Permen PU No14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

E. Keputusan Menteri :

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.

3. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.

(17)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab I - 9

4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL –UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.

6. Kepmen Kimpraswil 534/2000 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman. 7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis

Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.

8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman

Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil. 11. Kepmen PU Nomor 21 tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan

persampahan.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

D. Peraturan Bupati dan Peraturan Daerah Kota Kotamobagu :

1. Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor : 01 Tahun 2009, Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

2. Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor: 04 Tahun 2012, Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan.

3. Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor: Tahun 2012, Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

4. Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor: Tahun 2012, Tentang Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.

(18)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -1

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA KOTAMOBAGU

2.1

Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

2.1.1 Kondisi Geografis

Kota Kotamobagu merupakan wilayah otonom baru yang dimekarkan dari Kabupaten Bolaang Mongondow berdasarkan UU No 4 Tahun 2007.Kotamobagu merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, terletak antara 0o 30’ – 1o 0’ Lintang Utara dan 1230 – 1240 Bujur Timur.Peta Orientasi Kota Kotamobagu dapat dilihat pada Peta 2.1.

Kota Kotamobagu dilalui 4 (empat) sungai; diantaranya yang terbesar adalah sungai Ongkag Mongondow yang bermuara di Inobonto bergabung dengan ongkag Dumoga. Sungai- sungai lain adalah Sungai Kotobangon, Sungai Gogagoman, Sungai Moayat (Irigasi Moayat di Desa Poyowa Besar) dan beberapa sungai kecil lainnya.Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kota Kotamobagu dapat dilihat pada tabel 2.1 dan peta DAS 2.3.

Tabel 2.1 : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Kotamobagu

Nama DAS Luas (Ha) Debit rata-rata (m3/dtk)

Bansian 42,6 0,64 Agoan 38,0 0,48 Katulidan 57,6 0,85 Ampera 83,6 1,02 Tumubui 28,8 0,54 Pangi 32,4 0,48 Motoboi 52,0 0,48 Tangaton 33,5 0,58 Lombiawan 67,9 0,89 Dayanan 16,0 0,27 Yantaton 48,4 0,75 Kope 36,0 0,25

Sumber :Buku Data dan Analisa RTRW Kota Kotamobagu 2011

2.1.2 Administratif

Kota Kotamobagu secara administratif terbagi kedalam 4 kecamatan yang terdiri dari 15 desa dan 18 kelurahan seperti terlihat pada table 2.2. Luas keseluruhan Kota Kotamobagu mencapai 13,122 Ha dengan batas – batas wilayah meliputi :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Passi Timur & Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow - Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow - Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

(19)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -2

Tabel 2.2 : Nama, luas wilayah per - Kecamatan dan jumlah kelurahan

Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas

Wilayah % Terhadap Total Luas Wilayah

Kotamobagu Barat 6 Kelurahan 3,23 Ha 24,62

Kotamobagu Timur 6 Kelurahan 4 Desa 1,718 Ha 13,09

Kotamobagu Selatan 3 Kelurahan 6 Desa 7,018 Ha 53,48

Kotamobagu Utara 3 Kelurahan 5 Desa 1,156 Ha 8,81

Luas Total 13,122 Ha 100

Sumber : Bappeda Kota Kotamobagu Tahun 2011

2.1.3 Kondisi Fisik

- Hidrologi

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai komponen-komponen siklus hidrologi yang ada di kawasan Kota Kotamobagu :

a. Air Permukaan

Pada umumnya keberadaan air permukaan atau air tanah di Kotamobagu kualitasnya terbilang cukup baik, sehingga dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM dan usaha perikanan.Namun demikian tingkat pelapukan batuan yang ada diwilayah Kota Kotamobagu terjadi cukup tinggi yang diikuti dengan laju perubahan penutupan lahan oleh pembangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah yang berakibat pada tingginya run off, hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya muka air tanah dimusim kemarau.Air Tanah.

Permukaan air tanah yang ada di Kota Kotamobagu termasuk tinggi berkisar antara 1 m sampai 15 m dari permukaan tanah. Hal ini lebih dipengaruhi oleh letak ketinggian daerah tersebut.Air tanah ini juga dimanfaatkan oleh sebagian penduduk Kota Kotamobagu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari dan dari segi kwalitas, masih memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air minum.

Tabel Kondisi Air Tanah Kota Kotamobagu

Nama Kecamatan Tinggi Permukaan Air

Tanah (m)

Kotamobagu Barat 1-5

Kotamobagu Timur 1-10

Kotamobagu Selatan 1-5

Kotamobagu Utara 10 -15

Sumber :Dinas PU Kota Kotamobagu 2011 - Kondisi Umum Iklim dan Curah Hujan

Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara maka secara umum Kota Kotamobagu juga beriklim tropis yang dipengaruhi angin muson.Pada bulan November sampai bulan April bertiup angin barat yang menurunkan hujan.Sebaliknya angin tenggara yang bertiup dari bulan Mei sampai Oktober mendatangkan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (165,0 mm) dan terendah jatuh pada bulan Mei. Rata – rata curah hujan yang terjadi antara 2.000 – 2.400 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 90 – 120 hari.

(20)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -3

Suhu udara rata-rata adalah 25,20C.Suhu udara maksimal rata – rata tercatat 30,40C dan suhu udara minimum rata-rata 22,00C. Kelembapan udara tercatat 73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur Kota Kotamobagu juga dipengaruhi oleh ketinggian di atas permukaan laut.

Tabel Klimatologi dan Curah Hujan Kota Kotamobagu

Nama Kecamatan Udara Suhu Iklim Kelembaban Curah Hujan

Kotamobagu Barat 25,00C Tropis 73,4% 2000-2400 mm/tahun Kotamobagu Timur Kotamobagu Selatan Kotamobagu Utara

Sumber :Buku Data dan Analisa RTRW Kota Kotamobagu 2011

- Kondisi Topografi

Kota Kotamobagu memiliki ketinggian yang bervariasi.Desa yang tertinggi adalah Desa MoyagTodulan dengan ketinggian 650M dari permukaan laut, selanjutnya Desa MoyagTampoan dengan ketinggian 635M. Hal ini akibat tekstur alam Kota Kotamobagu yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit.

(21)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -4

Peta 2.2 PetaOrientasi Kota Kotamobagu terhadap Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

(22)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -5

Peta 2.2 Peta Administrasi Kota Kotamobagu

(23)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -6

Peta 2.3 Peta DAS Kota Kotamobagu

(24)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -7

2.2 Demografi

Penduduk Kota Kotamobagu pada tahun 2011 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kotamobagu adalah 107.459 jiwa. Sebagian besar penduduk Kota Kotamobagu tergolong usia muda (<35 tahun). Selama Periode 2000 – 2010 rata – rata pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar 2,14 %. Persebaran penduduk di Kota Kotamobagu dapat dikatakan kurang merata. Di Kecamatan Kotamobagu Selatan misalanya, Kecamatan yang luasnya mencakup 53,48 % dari seluruh wilayah Kota Kotamobagu hanya dihuni oleh 26,08 % dari penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 3,99 orang per hektar.

Sementara di Kecamatan Kotamobagu Timur yang memiliki luas 13,09 % dari luas Kota Kotamobagu hanya dihuni oleh 24,53 % penduduk Kota Kotamobagu dengan tingkat kepadatan 15.340,51 % orang per hektar. Berikut tabel jumlah penduduk beberapa tahun terakhir dan proyeksi 5 tahun akan datang.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Kotamobagu 3-5 Tahun Terakhir

Kecamatan Jumlah Penduduk

2008 2009 2010 2011 Kotamobagu Utara 24.923 25.289 25.404 15.396 Kotamobagu Selatan 25.080 25.449 25.565 28.030 Kotamobagu Timur 33.500 33.992 34.147 26.355 Kotamobagu Barat 14.130 14.338 14.404 37.678 Kotamobagu 97.633 99.068 99.519 107.459 Sumber :RPIJM Kota Kotamobagu 2011

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun

Kecamatan Penduduk Jumlah

Luas Daerah (Ha) Kepadatan Penduduk Per Ha % Penduduk Kecamatan Terhadap Penduduk Kota

Proyeksi Jumlah Penduduk Pada Tahun Perencanaan 2012 2013 2014 2015 2022 Kotamobagu Utara 15.396 1,156 13.318,33 14,33 15.977 16.276 16.580 16.890 19.229 Kotamobagu Selatan 28.030 7,018 3,99 26,08 29.369 30.062 30.771 31.497 37.084 Kotamobagu Timur 26.355 1,718 15.340,51 24,53 27.414 27.960 28.516 29.084 33.084 Kotamobagu Barat 37.678 3,23 11.665,01 35,06 39.354 40.220 41.105 42.009 48.921 Kotamobagu 107.459 13,122 40.327,84 100,00 112.114 114.517 116.973 119.481 138.620

Sumber :Data BPS, Sensus 2010 dan Perhitungan luas peta digital

- Rumus perhitungan proyeksi kepadatan penduduk adalah : Proyeksi jumlah penduduk tahun (n+X)=Pn*(1+r)x (jiwa)

Dimana : n = tahun penyusunan SSK r = tingkat pertumbuhan

X = horizon waktu perencanaan jangka panjang (15 tahun)

(25)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -8

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu terus mengalami peningkatan dari 6,61% pada tahun 2006 menjadi 7,83% pada tahun 2007, 7,61% tahun 2008 dan selanjutnya pada tahun 2009 meningkat lagi manjadi 7,88%. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Kotamobagu tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah sebesar 7,00% pertahunnya. Dengan pertimbangan ini Angka proyeksi APBD diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7% yang merupakan angka moderat, sehingga menjadi angka minimal yang mungkin dapat capai. Maka untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, 2011 – 2015, penerimaan daerah diperkirakan akan tumbuh positif dengan rata-rata 7,00% pertahun. Selama 2008–2010 perkembangan penerimaan total Kota Kotamobagu tumbuh dengan rata-rata 72,56% pertahun. Dimana, Pendapatan Asli Daerah tumbuh dengan besaran 196,31%, total Dana Perimbangan tumbuh 76,71%, dan total Pendapatan Lain yang Sah tumbuh dengan 3,08% pertahun dengan pola yang sangat fluktuatif. Dari PAD tersebut, bagian Pajak Daerah tumbuh dengan 511,90%, retribusi daerah tumbuh dengan 62,59%. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah tumbuh tertinggi dengan 0%, dan Pendapatan Asli Daerah Lain-lain tumbuh 389,61%. Komponen Dana Alokasi Khusus dalam Dana Perimbangan tumbuh 199,79%, dan Dana Alokasi Umum tumbuh dengan rata-rata 73,89%.

Tabel 2.4 : Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir

No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 11,285,027 1,370,864,926 6,142,246,220 8,957,373,862 9,354,639,155 2 Dana Perimbangan (Transfer) 0 114,111,890,298 297,689,180,333 314,668,997,526 361,746,623,773 3 Lain-lain Pendapatan yang sah 6,642,857,142 19,107,142,858 4,557,150,000 49,447,010,113 27,786,387,420 Jumlah Pendapatan 6,654,142,169 134,589,898,082 308,388,576,553 373,073,381,501 398,887,650,348 B Belanja 1 Belanja Tdk Langsung 1,381,456,845 78,244,922,259 104,188,567,471 139,783,117,267 264,029,231,119 2 Belanja Langsung 5,154,762,821 40,077,057,614 182,309,826,826 222,396,094,900 116,505,549,064 Jumlah Belanja 6,536,219,666 118,321,979,873 286,498,394,297 362,179,212,167 380,534,780,183 Surplus / Defisit Anggaran 117,922,503 16,267,918,209 22,190,154,831 10,894,169,334 18,278,520,165 Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

Sumber penerimaan daerah paling dominan adalah Dana Perimbangan dengan porsi rata-rata selama 2008– 2010 terhadap Total Pendapatan adalah 92,76%. Porsi PAD 2,23%, sedangkan Pendapatan Lain yang Sah rata-rata hanya 5,01%. Dari Dana Perimbangan tersebut bagian terbesar berupa Dana Alokasi Umum dengan rata-rata porsi 70,95% dari total Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil 5,19%, dan Dana Alokasi Khusus 16,63%. PAD didominasi Lain-lain Pendapatan PAD yang Sah rata-rata 0,97% disusul Retribusi Daerah dengan rata-rata 0,76%, Pajak Daerah dengan 0,51% dari total pendapatan PAD, Sementara itu Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah berperan 0,%. Bagian Lain-lain Pendapatan yang Sah dalam sumber pendapatan daerah tertinggi Penerimaan dari Provinsi dengan porsi rata-rata 1,81%. Disusul kabupaten/kota lain 1,35%.

(26)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -9

Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir

No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Air Limbah 1 DPU Pengairan 0 0 0 0 0 2 PU-CK 260.350.000 746.473.000 1.016.429.000 936.650.000 909.128.000 3 BLH 0 0 0 0 0 4 Kimtaru 0 0 0 0 0 B Persampahan 4.170.438.800 5.258.472.060 5.372.013.400 1.661.816.250 C Drainase 1.199.992.000 2.680.948.400 2.073.477.000 2.066.752.000 4.109.470.150 D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) 0 0 28.136.700 41.418.450 11.650.500

E Total Belanja Modal Sanitasi

(A s/d D) 1.460.342.000 7.597.860.200 8.376.514.760 8.416.833.850 6.692.064.900 F Total Belanja Modal Sanitasi

dari APBD murni (bukan pendamping)

0 0 0 0 0

G Total Belanja APBD 118,321,979,873 286,498,394,297 362,179,212,167 380,534,780,183 0 H Proporsi Belanja Modal

Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%)

1,23 % 2,66% 2,31% 2,21% 0

I Jumlah Penduduk 97.633 99.068 99.519 107.459 112.114

J Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I)

14.957 76.693 84.170 78.326 59.689

Sumber: Pengumpulan dan Analisa Data oleh Tim 5 POKJA PPSP Kota Kotamobagu

Tabel 2.6: Data mengenai Ruang Fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun Terakhir

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2008 - 2009 0.386 2010 0.849 2011 1.088 2012 0.93

Sumber: djpk.depkeu.go.id tahun 2012

Tabel 2.7: Data Perekonomian Umum daerah 5 tahun Terakhir

No Deskripsi 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1 PDRB harga konstan (struktur

perekonomian) (Rp.) 379.362.600.000 408.216.490.000 440.374.240.000 0 0 2 Pendapatan Perkapita

Kabupaten/Kota (Rp.)

4.426.243,88 4.464.579,84 4.612.544,54 0 0 3 Upah Minimum Regional

Kabupaten/Kota (Rp.) * 750.000 845.000 905.500 1.000.000 1.080.000

4 Inflasi (%) 0 0 0 0 0

5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,83 7,61 7,78 0 0

(27)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -10

2.4 Tata Ruang Wilayah

2.4.1. Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Kotamobagu meliputi:

a. peningkatan akses ke fasilitas pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kota yang merata dan berhierarki;

b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu, merata dan berkeadilan di seluruh wilayah kota;

c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

d. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup;

e. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya;

f. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan;

g. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam;

h. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian regional dan nasional; dan i. peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara.

2.4.2 Kawasan Rawan Bencana

Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah, Kota Kotamobagu mengkategorikan kawasan rawan bencana atas beberapa kategori berikut :

a. Kawasan rawan gempa bumi;

Kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah kota.

b. Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan;

Kawasan rawan gerakan tanah dan patahan yang melintasi Kelurahan Molinow, Mogolaing, Sinindian, Tumubui, Kobo Besar dan Motoboi Besar, seluas kurang lebih 628 Hektar.

c. Kawasan rawan longsor

Kawasan rawan longsor terletak di kelurahan Moyag seluas kurang lebih 273 hektar.

d. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi.

Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi meliputi kawasan di Kelurahan Moyag dan Moyag Todulan di Kecamatan Kotamobagu Timurseluas kurang kebih 322 Hektar.

(28)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -11

Peta 2.4 Rencana Pusat Layanan Kota Kotamobagu

(29)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -12

Peta 2.5 Rencana Pola Ruang Kota Kotamobagu

(30)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -13

2.5

Sosial dan Budaya

2.5.1 Pendidikan

Arah kebijakan umum pembangunan Kota Kotamobagu diantaranya adalah meningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan layanankesehatan dan pendidikan.Peningkatan mutu pendidikan yang baik tercermin pada jumlah sarana dan prasaran pendidikan yang memenuhi standar nasional, tersedianya tenaga pengajar yang berkualitas, mengembangkan kerjasama dan kemitraan sekolah unggulan, Pemberian insentif dan beasiswa (sekolah lanjut) kepada guru dan siswa berperastasi, Penguatan KBK (kurikulum berbasis kompetensi) dan muatan lokal (mulok), meningkatan pendidikan informal & nonformal (pelatihan, kursussingkat, magang) yang bermutu dan dapat dijangkau masyarakat luas dan berkembangnya pendidikan ketrampilan berstandar regional.Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Kotamobagu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kota Kotamobagu Tahun 2010

Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Kotamobagu Timur 20 4 - - - - - Kotamobagu Selatan 20 3 1 2 - 1 1 Kotamobagu Barat 18 4 4 5 5 1 1 Kotamobagu Utara 10 2 3 - - - - Total 68 13 8 7 5 2 2

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Kantor Kementrian Agama Kota Kotamobagu

2.5.2 Jumlah KK Penduduk Miskin

Jumlah KK penduduk miskin yang ada di Kota Kotamobagu saat ini terbanyak terdapat di Kecamatan Kotamobagu Timur dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel2.9 Jumlah KK Miskin per Kecamatan di Kota Kotamobagu

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Kotamobagu Timur 1.948

Kotamobagu Selatan 688

Kotamobagu Barat 367

Kotamobagu Utara 3.917

Sumber : Kecamatan dalam Angka 2010

2.5.3 Jumlah Rumah / KK

Jumlah Rumah / KK terbanyak di Kecamatan Kota Kotamobagu Barat, hal ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel2.10 Jumlah Rumahper Kecamatandi Kota Kotamobagu

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Kotamobagu Timur 6494

Kotamobagu Selatan 6218

Kotamobagu Barat 8331

Kotamobagu Utara 3153

(31)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -14

2.5.4 Permukiman Bermasalah

Permukiman bermasalah yang ada di wilayah Kota Kotamobagu meliputi :

- Permukiman Kumuh

Meliputi permukiman kumuh di Kelurahan Gogagoman (1,19 Ha), Kelurahan Molinow (0,1 Ha), Kelurahan Mongkonai Barat (5,4 Ha), Kelurahan Kotamobagu (± 4 Ha)

- Permukiman di daerah sesar

Meliputi permukiman di Kelurahan Mogolaing, Sinindian, Tumoboi, Kobo Besar.

Tabel2.11 Luas dan Jumlah Penduduk Kawasan Permukiman Bermasalah di Kota Kotamobagu

No Permukiman Bermasalah Luas (Ha) Jumlah Penduduk

A Permukiman Kumuh

Kelurahan Gogagoman 1,19 429,00

Kelurahan Molinow 0,10 66,00

Kelurahan Mongkonai Barat 0,10 32,00

Kelurahan Kotamobagu 4,00 1.673

Kws Bantaran Sungai - -

B Permukiman di Daerah Sesar

Kelurahan Mogolaing 1,3 7.495

Kelurahan Sinindian 7,5 2.285

Kelurahan Tumoboi 1,4 2.215

Kelurahan Kobo Besar 11 1.412

Total Luas 26,59 15.607

Sumber : BAPPEDA Kota Kotamobagu Tahun 2011

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

Dalam Struktur Kelembagaan Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu terdapat beberapa Dinas, Badan, Kantor dan Sekretariat daerah yang di bawahi oleh Walikota dan Wakil Walikota sebagai Kepala Pemerintahan Daerah serta Sekretaris Daerah yang membawahi di Bidang Sekretariat Daerah. Berdasarkan SK Walikota No. 127 Tahun 2011 tertulis beberapa SKPD dan Bagian yang terlibat dalam Tim POKJA AMPL/PPSP Kota Kotamobagu, serta akan dijelaskan beberapa SKPD yang terkait langsung (bertanggung jawab) dalam hal kondisi sanitasi Kota Kotamobagu. Berikut pada bagan 2.1 Struktur Kelembagaan Pemerintah Kota Kotamobagu.Adapun SKPD yang terkait adalah :

2.6.1 BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Bappeda Kota Kotamobagu khususnya pada Bidang Perencanaan Wilayah, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu merupakan Tim di Bidang Teknis sekaligus Anggota Sekretariat POKJA dan beberapa bidang di Bappeda bertindak sebagai Tim Monitoring dan Evaluasi.Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada Bab 3.

2.6.2 Dinas Pekerjaan Umum (PU)

Dinas PU Daerah Kota Kotamobagu khususnya pada Bidang Cipta Karya, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu merupakan Tim di Bidang Teknis sekaligus Anggota Sekretariat POKJA. Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada Bab 3.

(32)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -15 2.6.3 UPTD Air Minum Dinas PU

UPTD Air Minum Dinas PU Daerah Kota Kotamobagu, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu, merupakan Tim di Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan. Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada Bab 3.

2.6.4 Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu, merupakan Tim di Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan serta Kepala Dinas selaku anggota Tim Koordinasi/Pengarah dalam POKJA AMPL, PPSP

Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu juga merupakan Koordinator Tim EHRA, berdasarkan SK Sekretaris Daerah No 47 Tahun 2012 tentang Pembentukan Tim Studi Environment Health Risk Assesment (EHRA), Program PPSP Kota Kotamobagu. Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada pada Bab 3.

2.6.5 Badan Lingkungan Hidup (BLH)

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu, terlibat dalam POKJA sebagai anggota Tim Koordinasi/Pengarah POKJA AMPL, PPSP daerah Kota Kotamobagu.Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada Bab 3.

Selain itu Staf Badan Lingkungan Hidup Kota Kotamobagu juga terlibat sebagaiAnggota Tim EHRA, berdasarkan SK Sekretaris Daerah No. 47 .Tahun 2012 tentang Pembentukan Tim Studi Environment Health Risk Assesment (EHRA), Program PPSP Kota Kotamobagu.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ini, Badan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan hidup

b. Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah serta melaksanakan pelayanan umum dibidang lingkungan hidup

d. Penyelenggaraan ketatausahaan, rumah tangga dan keuangan badan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan fungsinya 2.6.6 Dinas Tata Kota

Kepala Dinas Tata Kota Kota Kotamobagu, berdasarkan SK Walikota No 127 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja ( POKJA) AMPL, PPSP Daerah Kota Kotamobagu, terlibat dalam POKJA sebagai anggota Tim Koordinasi/Pengarah POKJA AMPL, PPSP daerah Kota Kotamobagu.

Selain itu Staf Dinas Tata Kota Kota Kotamobagu juga terlibat sebagai Anggota Tim EHRA, berdasarkan SK Sekretaris Daerah No. 47 Tahun 2012 tentang Pembentukan Tim Studi Environment Health Risk Assesment (EHRA), Program PPSP Kota Kotamobagu.Bagan struktur organisasi dan Tupoksi dapat dilihat pada Bab 3.

(33)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -16

(34)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -17

Kelembagaan pemerintahan Kota Kotamobagu yang terlibat langsung dengan Pembangunan sanitasi permukiman bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Target Indonesia adalah pada tahun 2014: Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan), pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang berwawasan lingkungan, serta pengurangan genangan di sejumlah kota.

Berikut table Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Sanitasi.

Tabel. 2.12 Peraturan-Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Menyangkut Kebersihan dan Sanitasi

NO Produk Hukum

1. Peraturan Daerah Kota Kotamobagu Nomor: 04 Tahun 2012, Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan.

2. Perda No. 25 Tahun 2008 tentang pengelolaan persampahan / kebersihan dan retribusi pelayanan atasnya.

3. Perwako No.27 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah

4. SK Walikota No. 94 Tahun 2010 Tnetang penunjukkan saudara Prof. Dr. Boby Polii, Msc dan Saudara Drs. Hamdi Gugule, Msi sebagai Tenaga Ahli Pendamping Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos bagi Ibu-ibu Tim Penggerak PKK Kota Kotamobagu

5. SK Walikota Kotamobagu No. 18 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi kebersihan dan Penghijauan Kota Kotamobagu

6. SK Walikota No. 139 Tahun 2010 tentang pembentukan komisi penilai analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).

7. SK Walikota Kotamobagu No. 06 Tahun 2010 tentang Jumpa Moposad

8. SK Walikota Kotamobagu No. 73 Tahun 2010 Tentang pembagian lokasi binaan kebersihan dan keindahan lingkungan

Sumber :Profil Adipura Tahun 2011

Sebagai kesimpulan setelah melihat ringkasan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Kotamobagu terkait diatas, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa instansi yang bertanggung jawab atas Pembangunan, Ketersediaan, Penanganan dan Pelayanan atas pembangunan dan pengelolaan sangat berkaitan erat dengan masalah sanitasi dan perilaku hidup bersih masyarakat dapat dilihat pada bagan 2.2 di bawah. 6 unsur penting terkait dalam pengelolaan sanitasi adalah penataan ruang, air bersih, drainase, persampahan, limbah dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Ketersediaan air bersih, pelayanan persampahan, kondisi drainase, treatmentair limbah dan tingkat kesadaran/perilaku hidup bersih masyarakat akan menjadi dasar dalam penentuan masterplan sanitasi yang nantinya akan bermuara pada perencanaan penataan ruang dalam sebuah kota/daerah, karena kaitannya dengan program pembangunan infrastruktur/ sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat.

(35)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab II -18

Dari struktur di atas ada beberapa SKPD yang tupoksinya terkait langsung dengan sanitasi, seperti yang tergambarkan pada diagram berikut ini :

WALIKOTA BAPPEDA Bidang Perencanaan Wilayah BPMD, PP & KB Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa BAG. HUMAS SETDA Pemberitaan DINAS PU

Bidang Cipta Karya

DINAS TATA KOTA

Bidang Kebersihan dan Pertamanan

BLH Bidang Tata Lingkungan & Kajian Dampak Lingkungan

DINAS KESEHATAN

Bidang Promosi Kesehatan & Penyehatan Lingkungan

Keterangan :

Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama)

Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Mitra)

(36)

Buku Putih Sanitasi Kota Kotamobagu

2012

Bab III -1

BAB III

PROFIL SANITASI WILAYAH

3.1 PHBS dan Promosi Higiene

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku kesehatanyang dilakukan atas kesadaran pada diri individu di dalam keluarga maupun dimasyarakat, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dilingkungannya.

Instansi yang berwenang dalam hal Promosi Kesehatan dan PHBS adalah Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, Dinas Kesehatan telah melaksanakan beberapa program PHBS dan Promkes yang kegiatannya telah danggarkan dalam dana BOK dan Puskesmas tiap kecamatan selaku penanggung jawab dana BOK tersebut.

3.1.1 Tatanan Rumah Tangga

PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS guna memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta beperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Berdasarkan data hasil Survey EHRA pada 400 responden di seluruh wilayah kajian EHRA di Kota Kotamobagu, didapatkan kesimpulan kondisi dari 5 aspek utama dalam PHBS yaitu baru sebesar 40,8% masyarakat yang sadar akan CTPS (cuci tangan pakai sabun) dilima waktu penting,sebagian besar yaitu 60,8% kondisi lantai dan dinding jamban masyarakat bebas dari tinja, kondisi jamban masyarakat sebagian besar (73%) cukup bersih dan bebas dari kecoa ataupun lalat, kemudian kesadaran masyarakat atas ketersediaan sabun di dalam jamban/kamar mandi sudah cukup baik yaitu sebesar 79%, namun kesadaran PHBS masyarakat dalam hal perilaku buang air besar masih kurang terbukti berdasarkan hasil survey terdapat 63,8% masyarakat Kota Kotamobagu yang masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS).

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat akan PHBS relatif masih kurang terutama dalam hal perilaku buang air besar.

3.1.2 Tatanan Sekolah

Kondisi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Promosi Higiene Kota Kotamobagu di dalam tatanan sekolah masih kurang karena baru sebagian sekolah-sekolah di Kota Kotamobagu yang melaksanakan program kegiatan PHBS seperti CTPS dan Sikat Gigi dari Dinas Kesehatan, hal ini juga dikarenakan posting Anggaran APBD untuk menunjang pelaksanaan kegiatan PHBS sangat rendah mengingatkesadaran siswa-siswi sekolah dalam hal sanitasi dan kesehatan sangatlah penting.

Pada Bab 2 telah di uraikan jumlah sekolah di Kota Kotamobagu SD (68), SLTP (13), SMA (8), SMK (7), MI (5), MTs (2) dan MA (2), dari keseluruhan sekolah yang ada oleh Pokja diambil 3 SD, 1 MI, 4 SMP dan 3 SMA untuk di rekap seperti terlihat pada table 3.1 dan 3.2 menunjukan kondisi fasilitas dan sarana sanitasi di sekolah-sekolah yang data-datanya mewakili Tingkat Sekolah baik SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK di Kota Kotamobagu.

Ini menunjukkan bahwa kondisi fasilitas sekolah baik swasta maupun negeri jumlah siswa dan guru terbanyak berada di SMKN 1, rata – rata sumber air bersih memakai PDAM, memiliki wc berdasarkan pengelompokan guru, siswa laki-laki, siswa perempuan; untuk tempat kencing dan

Gambar

Tabel Kondisi Air Tanah Kota Kotamobagu  Nama Kecamatan  Tinggi Permukaan Air
Tabel Klimatologi dan Curah Hujan  Kota Kotamobagu
Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat menghasilkan produk dengan rasio H/C yang lebih tinggi dan sejalan dengan meningkatnya nilai kalor produk [Goudarian dkk., 2000].Perbandingan sifat

Dengan memperhatikan adanya masalah dalam sistem keamanan parkir dan juga pembayaran PKB, maka tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan E-STNK itu sendiri yang selanjutnya

Perhitungan rancangan evaporator I chiller tidak jauh berbeda, karena dalam siklus tertutup pendinginan, menganut teori kesetimbangan energi yaitu bahwa panas yang diserap

Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru bidang studi matematika untuk menggunakan penerapan model Quantum Teaching sehingga dapat menvariasikan model

Pengetahuan: penguasaan ekspresi-ekspresi dan aspek- aspek kebahasaan yang relevan untuk mengungkapkan dan merespon ucapan simpati Keterampilan: keterampilan

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh pernyataan dari variabel penerapan standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil dan menengah (SAK EMKM) adalah

Untuk menguji hipotesis pertama hingga ketiga peneliti menggunakan uji t, uji t menggambarkan pengaruh suatu independen kepada variabel dependen dengan dianggap

Kepatuhan menuntut adanya perubahan perilaku yang dipengaruhi positif oleh rasa percaya yang terbentuk sejak awal dan berkelanjutan terhadap tenaga kesehatan, penguatan dari