• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di Kelas III Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di Kelas III Sekolah Dasar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

di kelas III Sekolah Dasar

Penggunaan Media

Story Book

dalam Pembelajaran

Reading Comprehension

di Kelas III Sekolah Dasar

Ade Najiah

1

, Charlotte Ambat Harun

2

, Endah Silawati

2

Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru ade.najiah@student.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuaan reading comprehension siswa. Berdasarkan hasil observasi di lapangan permasalahan reading comprehension, masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami makna dalam bahasa Inggris, saat pembelajaran guru hanya menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan yang terdapat di buku tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Atas dasar tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pembelajaran reading comprehension siswa (2) meningkatkan hasil proses kegiatan belajar mengajar reading comprehension dengan menggunakan media story book. Media story book merupakan buku yang digunakan secara efektif untuk memperkenalkan awal cerita dalam beberapa point dengan konteks yang bervariasi serta menghubungkan bahasa dengan berbagai aktivitas. Sedangkan reading comprehension merupakan kegiatan membaca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dengan pemahaman yang mendalam. Metode penelitian yang telah digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model Elliot, terdapat tiga tindakan di setiap siklus. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, tes, lembar wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian yang digunakan dikelas III SD laboratorium UPI kampus Cibiru berjumlah 24 orang siswa. Penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. Berdasarkan analisis deskriptif bahwa proses pembelajaran kemampuan reading comprehension siswa masih kurang ditandai dengan , siklus I siswa mampu menjawab 5 soal pertanyaan. Pada siklus II kemampuan reading comprehension siswa sudah mulai terlihat yaitu siswa mampu menjawab 8 soal pertanyaan dan pada siklus III siswa sudah mulai mampu memahami teks bacaan ditandai dengan siswa mampu menjawab 12 soal pertanyaan Selain itu dapat terlihat berdasarkan perkembangan rerata hasil belajar siswa. Perolehan nilai pada siklus I adalah 72.9, perolehan nilai pada siklus II adalah 81.6 dan pada siklus III adalah 83.3. Dengan demikian, penggunaan media story book dapat meningkatkan kemampuan reading comprehension pada siswa kelas III sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan media story book dapat dijadikan salah satu alternatif bagi pendidik yang akan membelajarkan reading comprehension pada siswa sekolah dasar.

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Story Book, Pembelajaran Bahasa Inggris, Reading Comprehension, sekolah dasar

(2)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

di kelas III Sekolah Dasar

Penggunaan Media

Story Book

dalam Pembelajaran

Reading Comprehension

di Kelas III Sekolah Dasar

Ade Najiah

1

, Charlotte Ambat Harun

2

, Endah Silawati

2

Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru ade.najiah@student.upi.edu

ABSTRACT

This research is motivated by the problem of the low ability of reading comprehension in the third grade of elementary school students. It can be seen that many students who difficult to comprehend the meaning. Also, lesson from teacher was still focused on a single text book, whilst teaching, teacher just commanded the students to read the text in the text in the text book without gave the chance to students to give a questions. This research aims to (1) discover the students learning process of reading comprehension (2) improve the result of students learning process of reading comprehension by employing story book media. Story book is a book that is used effectively to introduce some point early in the story and in the context of a varied and linking language with various activities. This research employs classroom action research with Elliot model, in which each cycle has three actions. The document are collected through observation result, interview, field notes, test, interview sheets and documentation. The subject of this research are 24 grade III students of Laboratorium UPI Primary School, Cibiru Campus. In this research, the data analysis is conducted through quantitative, qualitative, and triangulation techniques. The results of this research are the learning process which implementation story book media started from the first cycle students were able to answer about 5 questions. In the second cycle students reading comprehension abilities have been seen that students are able to answer 8 questions and the third cycle of students has begun to understand the reading text on the mark with the students were only able to answer 12 questions. The average of reading comprehension abilities score in cycle I was 72,9. In cycle II was 81,6. In cycle III was 83.3. Therefore, used storybook media can improve reading comprehension abilities in elementary school, especially in third grade of elementary school. Therefore, the learning whish uses storybook media can be used as an alternative for educators who will facilitates about reading comprehension for students in elementary school.

Keywords : Classroom action research, storybook, learning english, reading comprehension, primary school

(3)

Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di kelas III Sekolah Dasar Di era globalisasi saat ini, bahasa yang

digunakan oleh masyarakat semakin berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa digunakan dalam berkomunikasi dan menyampaikan suatu maksud tertentu, serta mendapatkan suatu informasi. Selain itu manusia dituntut dapat menguasai berbagai keterampilan bahasa misalnya penguasaan akan bahasa asing. Ashari (2012) mengemukakan bahwa terdapat 6 bahasa resmi yang diakui oleh perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Arab, China, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Berdasarkan keterangan tersebut, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa resmi yang diakui oleh PBB. Negara Indonesia menginginkan generasi mudanya untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris mulai diberlakukan pada jenjang SMP dan SMA sejak tahun 1967. Menurut Ishanah (dalam Ananthia, 2010 hlm 2). Tahun 1975 mata pelajaran bahasa Inggris resmi masuk ke dalam kurikulum nasional. Akan tetapi kemampuan bahasa Inggris generasi muda Indonesia tidak cukup kompeten dengan belajar bahasa Inggris selama 6 tahun dijenjang SMP dan SMA. Oleh karena itu, sejak tahun 1994 pemerintah mulai memberlakukan mata pelajaran bahasa Inggris disekolah dasar sebagai muatan lokal. Akan tetapi pemberlakuan penerapan mata pelajaran bahasa Inggris bukanlah tanpa masalah. Kompetensi guru yang tidak sesuai dengan konteks pengajaran bahasa Inggris untuk anak SD kerap kali menjadi permasalahan utama, hal tersebut membuat pembelajaran bahasa Inggris di SD tidak bermakna.

Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing sangat baik untuk dikenalkan sejak dini yaitu usia sekolah dasar. Pada usia tersebut, anak sangat mudah memahami dan meniru apa yang telah dipelajarinya

(Brewster, Ellis & Girard, 2002). Dengan potensi tersebut anak dapat menguasai bahasa Inggris secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pa-penelitian pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas IIIG, SD laboratorium UPI Kampus Cibiru, kegiatan belajar bahasa Inggris masih perlu adanya perbaikan adapun pembelajaran bahasa Inggris yang ajarkan di SD laboratorium UPI kampus Cibiru yaitu dengan teknik menerjemahkan atau grammar-tranlation method (GTM).

Aktivitias pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar SD laboratorium, masih kurangnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa belum bisa mendapatkan pengalaman yang optimal dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas.

Melihat proses belajar yang dilakukan, terdapat masalah yang muncul yakni masih kurangnya pengembangan materi ajar dan pengemasan materi ajar tersebut ke dalam bentuk penggunaan media yang menarik. Trilling dan Fadel (2009) meng-ungkapkan bahwa keterampilan berbahasa dan berkomunikasi merupakan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21. Maka dari itu pembelajaran bahasa Inggris hendaknya mendorong siswa untuk berkomukasi baik bersama guru maupun teman. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa tulisan yang distimulus oleh materi ajar.

Selain itu pembelajaran Bahasa Inggris juga disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat membantu tercapainya pemahaman siswa tentang materi yang diberikan. Pembelajaran bukan hanya berfokus pada pendekatan dan metode saja, namun yang tak kalah penting adalah materi dari pembelajaran itu sendiri. Setelah tujuan pembelajaran disusun, maka materi ajar merupakan elemen selanjutnya yang dipikirkan secara matang. Maka dari itu materi pembelajaran Bahasa Inggris

(4)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

di kelas III Sekolah Dasar disesuaikan dengan tepat karena materi

ajar berpengaruh besar terhadap pengalaman belajar siswa. Salah satu materi ajar yang dapat diberikan dalam pembelajaran bahasa Inggris yakni reading comprehension. Banyaknya manfaat yang terkandung dalam story book dapat menjadi salah satu cara memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya makna.

Namun media pembelajaran bahasa Inggris yang belum tersedia membuat siswa belum dapat memaknai pembelajaran Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang masih dalam tahap operasional konkrit membutuhkan media untuk membantunya belajar. Selama ini, media pembelajaran lebih banyak digunakan dalam pembelajaran sains. Berbeda dengan pembelajaran bahasa yang seringkali kurang mengoptimalkan penyajian media pembelajaran terutama untuk siswa usia sekolah dasar. Padahal media pembelajaran bukan hanya dibutuhkan dalam pembelajaran sains saja namun juga dalam pembelajaran bahasa. Disamping itu, aktivitas pembelajaran masih kurang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yang suka bermain dan aktif bergerak secara fisik. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Inggris hendaknya memungkinkan siswa dapat bermain sambil belajar.

Terhadap pelaksanaan pembelajaran yang tepat waktu. Selain itu patokan waktu ini menghindari dari kelebihan atau kekurangan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Apabila terdapat waktu yang tersisa guru dapat menyiasati dengan memberikan permainan atau lagu dalam pelaksanaan pembelajaran. Pelaksaanaan pembelajaran yang baik itu, karena disesuaikan oleh waktunya dengan tepat. Ytreberg (2003) memberikan pendapat bahwa apabila ketika aktivitas menyita waktu, guru dapat mempertimbangkan lagi

apakah kegiatan tersebut penting atau tidak. Pada pembelajaran selanjutnya guru dapat menambah atau mengurangi pembelajaran tersebut atau menggantinya dengan pembelajaran yang lebih variatif.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pengelolaan keadaan ruangan. Pengelolaan keadaan ruangan ini perlu diperhatikan oleh guru karena pengelolaan baik tentu saja pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana baik pula. Philips (2008) mengemukakan bahwa guru harus memastikan kursi dan meja siswa tertata dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, guru juga harus memperhatikan classroom layout. Tata letak serta pengaturan tempat duduk siswa merupakan hal yang sangat penting untuk kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru dapat menyesuaikan aktivitas yang diberikan dengan pengaturan tempat duduk siswa. (Scott dan Ytreberg, 2003). Selain itu guru dapat melaksanakan tempat duduk dengan cara lesehan dan guru dapat menjelaskan didepan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain itu pengaturan tempat duduk pun dapat dilakukan dengan menggunakan posisi huruf U. Pengaturan tersebut dapat memudah siswa untuk lebih memperhatikan guru dan memudahkan untuk melihat media pembelajaran.

Dalam penggunaan story book ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam penggunaanya karena media story book ini dapat memiliki kelebihan dan efektifitas yang baik pula karena media story book ini berpengaruh terhadap pembelajaran siswa agar dalam pembelajaran siswa dapat dilakukan secara bermakna. Dalam penggunaan media story book ini memberikan pengaruh terhadap penggunaan media visual. Karena penggunaan media story book ini akan berpengaruh terhadap imajinasi siswa yang secara tidak langsung sedikit-demi sedikit akan mempengaruhi

(5)

Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di kelas III Sekolah Dasar akan pengaruh perkembangan imajinasi

siswa menjadi lebih baik dan memberikan gambaran tentang latihan yang akan berpengaruh media gambar terhadap imajinasi siswa.

Dapat dilihat bahwa story book ini memiliki banyak sekali keunggulan, yang dapat mempermudah siswa, diantaranya siswa dapat berfikir luas tentang penemuan-penemuan yang baru, dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dengan penemuannya yang baru, membantu siswa dalam hal memandang dunia nyata dari sudut pandang dirinya sendiri, dalam hal ini siswa mampu mendeskripsikan dunianya dengan melihat sudut pandang dirinya sendiri, ini menimbulkan pemikiran yang baru untuk siswa dalam hal menemukan suatu arti, dan imajinasi sendiri membantu siswa mengetahui terhadap kebudayaan dan membantu siswa untuk berbagi pengalaman dengan orang lain, yang dapat dilakukan dari cerita yang disajikan, serta dapat menghubungkan subjek lain dalam pembelajaran disekolah ini, merupakan sebagian kelebihan dari story book . Tidak hanya itu dengan penggunaan media story book ini siswa diharapkan dapat mengembangkan suatu pemikiran yang lebih kreatif lagi tidak hanya dari bahan bacaan saja namun dengan story book menjadikan salah satu media yang lebih kreatif lagi.

Dalam penggunaan story book ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam penggunaanya karena media story book ini dapat memiliki kelebihan dan efektifitas yang baik pula karena media story book ini berpengaruh terhadap pembelajaran siswa agar dalam pembelajaran siswa dapat dilakukan secara bermakna. Dalam penggunaan media story book ini memberikan pengaruh terhadap penggunaan media visual.

Dapat dilihat bahwa storybook ini memiliki banyak sekali keunggulan, yang dapat mempermudah siswa, diantaranya siswa dapat berfikir luas tentang penemuan-penemuan yang baru, dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dengan penemuannya yang baru, membantu siswa dalam hal memandang dunia nyata dari sudut pandang dirinya sendiri, dalam hal ini siswa mampu mendeskripsikan dunianya dengan melihat sudut pandangdirinya sendiri, ini menimbulkan pemikiran yang baru untuk siswa dalam hal menemukan suatu arti, dan imajinasi sendiri membantu siswa mengetahui terhadap kebudayaan dan membantu siswa untuk berbagi pengalaman dengan orang lain, yang dapat dilakukan dari cerita yang disajikan, serta dapat menghubungkan subjek lain dalam pembelajaran disekolah ini, merupakan sebagian kelebihan dari story book . Tidak hanya itu dengan penggunaan media story book ini siswa diharapkan dapat mengembangkan suatu pemikiran yang lebih kreatif lagi tidak hanya dari bahan bacaan saja namun dengan story book menjadikan salah satu media yang lebih kreatif lagi.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pencapaian hasil belajar ini merupakan bagian terpenting setelah melakukan suatu pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran ini dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan prilaku siswa yang dipertunjukkan setelah pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Bloom (dalam halimah 2012) membagi hasil belajar pada tiga bagian yaitu kognitif, afektif, dan psikomor. Dalam bagian pertama kognitif merupakan kemampuan siswa dalam pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, serta evaluasi. Ranah

(6)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

di kelas III Sekolah Dasar afektif merupakan pertunjukkan sikap siswa

saat maupun setelah proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan bagian psikokomotor merupakan kemampuan siswa berkaitan dengan gerakan tubuh siswa.

Selain itu hasil belajar dapat diketahuai setelah melakukan suatu evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran menyatakan sejauh mana kemampuan siswa setelah melaksanakan suatu pembelajaran Grolund (dalam setiamihardja, 2012) menyatakan bahwa suatu proses sistematik dalam pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah Bagaimana proses pembelajaran reading comprehension di kelas III Sekolah Dasar dengan menggunakan media story book di SD laboratorium ?

Bagaimana hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar dalam pembelajaran reading comprehension dengan menggunakan media storybook di SD laboratorium?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakanm maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran reading comprehension di kelas III SD Laboratorium UPI kampus Cibiru dengan menggunakan media story book. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas III SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru dalam pembelajaran reading comprehension .

METODE

Adapun desain yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah desain Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) atau yang biasa di kenal dengan Classroom Action Research.

Kurt Lewin (dalam Abidin, 2011) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilakukan secara berulang demi tercapainya perbaikan dan mendapatkan hasilnya. Berdasarkan model yang dibentuk Lewin, John Elliott mendesain penelitian yang dilakukan dalam beberapa siklus dimana dalam setiap siklusnya terdiri pula dari beberapa tindakan. Peneliti memilih model ini karena untuk satu tema dalam pembelajaran tidak dapat dilakukan dalam satu kali tindakan. Terutama dalam pembelajaran writing.

Penelitian ini dilakukan di SD laboratorium UPI Kampus Cibiru di kelas III sekolah dasar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Subjek penelitian adalah siswa kelas III tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 orang yang terdiri dari 11 siswa dan 13 siswi. Disamping siswa, guru mata pelajaran Bahasa Inggris diikut-sertakan sebagai observer. Guru tersebut dipilih menjadi observer karena sangat memahami kondisi kelas dengan baik.

PROSES DAN PEMBAHASAN

Proses pembelajaran diukur dengan kemampuan reading siswa. Pada siklus I, siswa sangat aktif dan bersemangat saat mengikuti kegiatan membaca cerita melalui penggunaan media story book dengan judul “want some”. Siswa sangat sekali antusias ketika guru memperkenalkan songs kepada siswa. Siswa melihat story book tersebut sangat antusias mengikuti suatu pembelajaran dengan menggunakan media story book. Dalam pelaksanaan tempat duduk siswa sangat sekali tertib namun terdapat beberapa siswa masih ribut dan sulit untuk dikondisikan. Dan sangat aktif dalam pembelajaran. Siswa harus diberikan perhatian dulu, siswa baru tertib, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

(7)

Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di kelas III Sekolah Dasar salam dan greetings dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Inggris. Siswa sangat sekali senang saat menyanyikan lagu dengan bersama-sama. Lirik lagu yang akan dinyanyikan telah ditulis dipapan tulis. Guru terlebih dahulu memberikan contoh cara menyanyikan lagu “fruits”. Siswa memperhatikan dengan seksama dan sesekali ikut menggerakkan badannya. Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan menyanyikan lagu tersebut. Siswa dapat melihat lirik lagu pada papan tulis dan guru pun ikut bernyanyi serta membimbing siswa melakukan gerakan. Siswa terlihat sangat bersemangat saat menyanyikan lagu, sehingga guru meminta siswa mengulang satu kali lagi lagu yang dinyanyikan.

Setelah itu guru meminta siswa duduk kembali dan bersikap tertib karena siswa menjadi sedikit gaduh setelah melakukan apersepsi. Setelah semua siswa memperhatikan guru, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menggali kemampuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab terlebih dahulu tentang “what fruits do you like ?”.Serta guru menghubungkan pertanyaan antara pertanyaan dengan adjective yang ada pada lagu. Kemudian guru memperlihatkan story book di atas meja yang terdapat di kelas IIIG, Siswa merasa penasaran dengan buku yang dibawa dan ingin cepat-cepat melihat storybook tersebut. Guru meminta siswa menjawab “Are you ready ?”. Siswa secara serempak menjawab “Yes Iam ready”. Saat mendengar kalimat “It’s story time“. Hal ini bertujuan agar semua siswa bersemangat dan fokus untuk memperhatikan guru yang akan memulai cerita. Guru menunjukkan bagian depan story book dan meminta siswa untuk menyebutkan “What fruits do you like?”. Lalu guru mengajak siswa memprediksi isi story book yang akan dibaca. Dan siswa menjawab “grapes,

melons, pears, strawberries, jackfruits, pineapple, manggosteens”. Lalu guru meminta siswa secara bersama – sama. Kegiatan membaca story book disertai dengan tanya jawab mengenai “What fruits do you like?”. Selain itu guru meminta siswa bertanya. Siswa terlihat fokus menyimak cerita pada story book. Terlebih dahulu guru bertanya mengenai materi yang akan diajarkan. Karena siswa tidak bisa menjawab ketika guru bertanya mengenai materi. Selanjutnya guru memberikan lembar evaluasi dengan siswa mampu menjawab 5 soal isian dari 7 soal isian tentang fruits.

Pada kegiatan siklus ke II ini, kegiatan dilakukan dengan tema yang berbeda dan buku yang berbeda adapun buku yang digunakan yaitu dengan tema “Myfamily”. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung terdapat siswa yang mengaku, belum terlalu memahami isi dari cerita yang dibacakan. Saat pelaksanaan membaca isi cerita, yang dilakukan masih saja ada beberapa siswa yang kurang memahami isi dari cerita tersebut. Namun saat pelaksanaan pembelajaran siswa sangat sekali antusias saat membacakan cerita, siswa sebelum diintruksikan oleh guru siswa sangat sekali bersemangat untuk membacakan isi dari cerita tersebut. Namun saat guru bertanya tentang apa yang di baca oleh guru “ Apakah siswa memahami isi dari cerita tersebut ?” dan kebanyakn siswa menjawab tidak terlalu paham. Guru mencoba untuk selalu memberikan arahan dan memberikan pengetahuan kepada siswa untuk siswa paham apa yang dibacanya yaitu dengan gesture dan mimik muka saat membacakan isi dari cerita tersebut. Guru mencoba untuk memberikan pemahaman kepada siswa seperti tetap memberikan songs kepada siswa, pelaksanaan tersebut dilaksanakan dengan mimik muka dan gesture tubuh yang diperlihatkan kepada siswa. Saat pembagian

(8)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

di kelas III Sekolah Dasar lembar evaluasi pada siklus II ini siswa

hanya mampu menjawab 8 soal pertanyaan dari 10 soal pertanyaan yang harus dipahami tentang myfamily.

Selanjutnya pada siklus III proses pembelajaran lebih menekankan terhadap pembuatan produk yaitu mini story book . Pembelajaran awal seperti biasa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan story book yaitu dengan judul “Naila’s Schedule” pembelajaran dilakukan dengan memberikan songs terlebih dahulu selain itu barulah guru mulai memberikan cerita kepada siswa dengan menggunakan buku baru dan cerita yang ada didalamnya .Dan pada kegiatan akhir guru senantiasa selalu memberikan arahan dengan baik. Dan sebelumnya guru memberikan soal kepada

siswa hanya mampu menjawab soal 12 pertanyaan dari 15 soal pertanyaan tentang schedule time.

Pada kegitan pembuatan mini story book ini siswa sgata sekali sekali menggmbar dan mewarnai mini story book tersebut. Setelah di kategorikan dan dan presentasikan nilai yang paling tertinggi yaitu pada aspek mewarnai dan menggmbar. Ini membuktikan bahwa anak sangat senang sekali dala kegiatan mewarnai.

Kemampuan reading comprehension siswa sangat sekali baik dan menjadi lebih baik, lebih jelas, dan logis. Siswa juga sudah mulai terbiasa dan tidak kaku dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

Berdasarkan proses belajar yang sudah dijelaskan diatas, rerata proses belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 1. Diagram Nilai Rerata Proses Belajar Siswa

Berdasarkan diagram 4.9 di atas, rata-rata nilai keterampilan proses belajar reading comprehension siswa pada siklus I sebesar 72.9. Hal ini terjadi karena siswa masih belum terbiasa belajar dengan menggunakan story book . Oleh sebab itu nilai rata-rata untuk siklus I masih rendah. Rata-rata nilai keterampilan proses pembelajaran reading comprehension siswa Rata-rata nilai keterampilan reading comprehension pada siklus II adalah 81.6. Hal tersebut berarti rata-rata nilai keterampilan reading comprehension siswa mengalami peningkatan. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata keterampilan reading comprehension siswa. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh oleh siswa menunjukan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa sudah mulai terbiasa mengerjakan soal evaluasi reading comprehension yang dilakukan pada setiap siklus di tindakan 3. Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan media story book dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran bahasa Inggris aspek reading comprehension.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada pembelajaran reading comprehension di kelas III sekolah dasar dengan menggunakan media story book, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses

(9)

Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension di kelas III Sekolah Dasar pembelajaran reading comprehension di

kelas III SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Hal ini berdasarkan hasil perolehan rata-rata nilai evaluasi yang terus megalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilan proses pembelajaran reading comprehension siswa diperoleh sebesar 72,9. Siklus II nilai rata-rata keterampilan proses sains mengalami kenaikan menjadi 81,6. Pada siklus III kembali mengalami kenaikan menjadi 83.3.

REFERENSI

Abidin, Y.(2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD.Bandung: Rizqi Press Ashari , K.2012.Bahasa resmi yang diakui oleh PBB. Retrieved On :

http://www.kompasiana.com/khasan ashari/mengenal-enam-bahasa-resmi-pbb_5519a15ba333114819b659b0 Brewter,J.Ellis.G and Girard, D.202. The Primary English Teacher

Guide.London:Penguin

Philips, S.(2008).Young learners.Oxford: Oxford University Press

Scott A.W and Ytreberg.L.2003.Teaching English to Children.United State of .

America.Longman Group Slattery,Marry and Willis

Jane.2009.English for Primary Teachers.New York : Oxford

University Press.

Triling, B. Dan Fadel, C. (2009).

21௦௧century skills: learning for life

in our times. San Fransisco:Jossey- Bass

Yasyin, S.(1997).Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya.Amanah Surabaya

Wragg, E.C(2001). Class management in primary school. United states of America: RouthledgeFalmer.

(10)

Ade Najiah, Charlotte Ambat Harun M.Pd, Endah Silawati M.Pd Penggunaan Media Story Book dalam Pembelajaran Reading Comprehension

Gambar

Gambar  1.  Diagram  Nilai  Rerata  Proses  Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

'Kembali' Tampil layar Menu Evaluasi.. Setelah menggunakan aplikasi pembelajaran matematika untuk kelas III Sekolah Dasar ini apakah :. a. Kamu merasa kesulitan menggunakan

PENGEMBANGAN MEDIA WAYANG BEBER BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR Universitas

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media audio visual di kelas III Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulul Albab dimulai dengan melakukan persiapan yang dilakukan guru

siswa dalam mengungkapkan pemahaman siswa terhadap cerita yang dibaca. Pada siklus II dan III kegiatan setelah membaca tidak hanya mengisi story map namun ditambahkan

Pada penelitian pengembangan ini menghasilkan prosedur pembuatan produk berupa media pembelajaran flashcard pada tema peduli lingkungan sosial kelas III sekolah dasar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pengembangan media big book dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 sekolah dasar dapat disimpulkan

Kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Karanganyar adalah tingkatan kelas yang sudah dapat menguasai mouse dan keyboard dengan baik.Sehingga diperlukan media pembelajaran yang

Problematika dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas III sekolah dasar terbagi menjadi empat, diantaranya 1 media pembelajaran yang terbatasa pada buku teks dari Kementerian