• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia lanjut adalah usia yang tidak dewasa lagi, justru bisa dikatakan temuo karena sudah melewati masa-masa yang belum terlewati oleh para remaja. Pada dasarnya umur atau usia itu menjadi suatu problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri tetang meningkatnya usia, ada yang menjadi orang yang lebih taat dari sebelumnya, ada pula yang justru melakukan sesuatu yang mengecewakan semuanya tergantung pada orang itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (Al-Isawi, 2002).

Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005), fisik lansia akan mengalami perubahan alami yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomis dan medis. Perubahan akan terlihat pada jaringan dan organ tubuh antara lain, kulit menjadi kering dan berkeriput, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran juga berkurang, indera perasa menurun,

(2)

2

daya penciuman berkurang, tulang keropos, dan mudah patah, elastisitas jaringan paru-paru berkurang dan nafas menjadi pendek, otot jantung bekerja tidak efisien, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Singkatnya, masalah yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan fisik adalah rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Penurunan kondisi fisik tersebut akan ikut berpengaruh pada kondisi psikisnya.

Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan bukan merupakan suatu penyakit. Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.

Pada usia ini banyak sekali kita dapatkan orang tua itu yang belum mengerti tentang pendidikan keagamaan yang akan menjadi dasar atau

(3)

3

pedoman bagi kehidupan orang tersebut. Penulis banyak sekali melihat kalau pada usia yang sudah lanjut mereka justru masih belajar ilmu agama, kalau ditanya jawabnya adalah “lha, nek jaman mbiyen ki durung ono seng gawe ngaji nduk, nek arak ngaji ke adoh” begitu jawaban dari sebagian orang yang pernah penulis tanya. Jadi mereka mulai belajar pada usia yang sangat tidak baik untuk belajar, kata pepatah adalah seperti menulis diatas air yang akan cepat hilang. Tapi dengan umur yang seperti itu mereka belajar dengan keras dan semangat, penulis merasa kagum kepada mereka karena dengan usia yang tidak lagi muda mereka semangat untuk menimba ilmu untuk bekal ke akhirat nanti.

Dengan kemampuan yang tidak muda lagi mereka siap untuk menjalani kegiatan itu dengan semangat. Mereka siap untuk menimba ilmu yang sangat bermanfaat untuk mereka dalam keadaan apapun. Pendidikan pada usia lanjut menurut penulis memang sangat bermanfaat untuk dipelajari, karena dapat memberikan pengetahuan baru pada mereka. Pendidikan pada usia ini sangat memerlukan perhatian yang luar biasa, mereka harus sabar, telaten, teliti, menghormati serta membimbing mereka sampai mereka mengerti. Banyak sekali yang dapat diajarkan pada orang yang sudah berumur ini seperti sholat, mengaji, do‟a-do‟a dan lain sebagainya.

Menuntut ilmu itu tidaklah hanya untuk anak atau kaum muda saja, tetapi menuntut ilmu itu bisa dilakukan oleh orang yang berumur pula (tua atau lansia ). Seperti dalam sebuah hadits nabi yang berarti :

(4)

4

مِ مْ مَلامْو مَ مِو مِ مْلم مْو مَ مِ مَ مْلمِ مْاوو مُ مُلمْ مُو

(

ىقلميب هوور

)

“tuntutlah ilmu dari dalam kandungan sampai di liang lahat” "orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu, dimana kalau dibutuhkan (orang) dia membawa manfaat atau memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya atau menambah sendiri pengetahuannya” (HR. Baihaqi) (www.google/Hadist, 08 Mei 2012. 09.31).

Tetapi menuntut ilmu itu lebih diutamakan untuk kaum muda dikarenakan daya ingat kaum lansia itu sudah menurun. Lansia atau lanjut usia adalah usia yang sangat memerlukan banyak perhatian lebih dari orang yang ada disekitar dia ataupun dari orang lain.

Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa surat yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

مٍ مَ مِلمْ مُ مَو مٍ مِلمْ مُ مِمّ مُ ىمَلمَ ةٌ مَ مْ مِ مَ مُ مْلمِ امْو مَ مَلمَ نَّ مِ مَ مَمْ مِلا مِب مْ مَامَو مَ مْلمِ امْوو مُ مُلمْ مُو

(

ىبراو بو هوور

)

(5)

5

“Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina. Maka sesungguhnya mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam pria dan wanita” (HR. Ibnu Abdul Bari) (UPMA STAIN Salatiga, 2012: 22 ).

Pada masa dewasa ini, banyak kita jumpai aktivitas-aktivitas yang mengatasnamakan agama. Buktinya banyak pengajian-pengajian yang diadakan disuatu daerah, baik itu dalam acara pernikahan, khitan, ataupun ada kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Kegiatan keagamaan itupun sekarang dikemas dengan acara yang modern dan menarik, agar orang yang mengikuti aktifitas tersebut tidak merasakan jenuh. Sekarangpun banyak pengajian yang diiringi oleh alunan musik yang sering disebut dengan “rebana”. Dalam pengajian pun ada membaca sholawat Nabi bersama-sama, serta aktivitas keagamaan yang lain.

Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas keagamaan yang sering terjadi didaerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian adalah suatu kegiatan yang bisa membuat seseorang itu merasa nyaman, senang, menambah rasa taat kepada pemilik alam ini. Pengajian tidaklah harus dilakukan didalam masjid saja, pengajian juga bisa berlangsung di lapangan, rumah perseorangan, bahkan bisa juga disekolah. Pengajian itu mengajarkan kita untuk menjalin silaturahmi, karena dengan kita mengikuti suatu pengajian kita dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang sekali kita temui.

(6)

6

Pengajian yang ada di desa Mandisari itu terhitung banyak, contohnya setiap hari ahad atau minggu di masjid Raudhotul Mutaqin sekitar jam 06.00 sampai jam 09.00 wib ada pengajian, yang pesertanya kebanyakan lansia yang berasal dari desa mandisari dan sekitarnya. Aktivitas yang ada juga tidak hanya sebatas pengajian rutin setiap hari ahad, tetapi ada yasinan serta ada nariyahan yang beranggotakan masyarakat yang sebagian besar adalah lansia. Tidak hanya itu saja setiap kamis pahing di masjid itu juga ada pengajian, dengan pemberi pengajian tidak hanya dari desa Mandisari. Di desa ini juga ada aktivitas keagamaan yang masih menyangkut dengan tradisi dari para leluhur desa. Aktivitas keagamaan di desa ini menurut penulis sudah dapat terprogram dengan baik.

Dari permasalahan tersebut diatas mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang berjudul: “Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun 2012”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus penelitan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012 ? 2. Apakah motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan? 3. Bagaimana kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian ?

(7)

7

4. Apakah ada tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012 ?

2. Untuk mengetahui motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan

3. Untuk mengetahui kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. 4. Untuk mengetahui tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari

tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran keagaman.

(8)

8 2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca.

Dapat menambah wawasan keagamaan kepada para pembaca. b. Bagi peneliti

1) Mempunyai ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan keagamaan.

2) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan masyarakat luas, yang mempunyai karakter berbeda-beda.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2008). Sedangkan dalam kamus yang sama dalam bidang psikologi, motivasi diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.

(9)

9

Motivasi disini adalah usaha para lansia dalam memotivasi dirinya sendiri melakukan aktivitas keagamaan yang akan bermanfaat untuk dirinya dikemudian hari. Bahkan dapat bermanfaat untuk hari kemudian.

2. Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN: 1998).

Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan lansia dalam melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya (Hurlock,1996).

(10)

10

Yang dimaksud dengan lansia disini adalah sekelompok orang atau masyarakat yang sudah berumur, mereka melakukan aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain.

3. Aktivitas Keagamaan

Aktivitas keagamaan adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau orang, benda atau yang berbentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( W.J.S. Poerwodarminto, 1976: 73).

Aktivitas adalah kegiatan, sedangkan kegiatan berasal dari kata giat yang berarti rajin, bergairah, bersemangat, dan perbuatan usaha (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 10). Keagamaan dapat berarti sifat-sifat yang terdapat dalam agama; segala sesuatu mengenai agama (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 19).

Aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dilakukan oleh lansia berkaitan dengan ibadah. Dengan aktivitas keagamaan yang dilakukan agar dapat membentuk keadaannya menjadi seseorang yang mempuyai kepribadian yang tangguh dan berkembang.

Aktivitas keagamaan yang akan diteliti meliputi :

a. Melaksanakan sholat wajib dan sunnah.(tahajud, hajat, dhuha) b. Puasa wajib ataupun sunnah.

c. Membaca al-qu‟an d. Berdzikir

(11)

11

f. Memberi bantuan untuk kegiatan agama g. Mengikuti kegiatan pengajian

Sedangkan kegiatan dalam mengisi hari tua adalah : a.Cara mengisi hari tua itu sendiri.

b.Kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. c.Tujuan mereka melakukan aktivitas keagamaan.

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah penelitian kelompok manusia atau suatu objek, set, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas istimewa (Nazir, 1985: 63). Penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian dan berusaha memahami secara mendalam tentang motivasi lansia melakukan aktifitas keagamaan dalam mengisi hari tua di dusun dukuh desa Mandisari kec. Parakan kab. Temanggung.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang

(12)

12

apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain; pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2005: 9).

2. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti "kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya".

Jadi kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri karena ia bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen selain manusia mempunyai fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti.

(13)

13

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Hal ini karena sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan.

Adapun peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta akan tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti disini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehingga diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti dilapangan dilakukan dalam 3 tahap yaitu:

a. Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal lapangan penelitian.

b. Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data.

c. Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan penelitian dengan kenyataan yang ada.

Peneliti harus berusaha dapat menghindari pengaruh subjektif dan menjaga lingkungan secara alamiah agar proses sosial yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya. Disinilah pentingnya peneliti kualitatif menahan dirinya untuk tidak terlalu jauh intervensinya terhadap lingkungan yang menjadi objek penelitian.

(14)

14

3. Lokasi Penelitin

Adapun lokasi penelitian ini berada di suatu daerah yang lumayan padat yakni jumlah penduduknya 5.027 jiwa yang terdiri dari 2.269 jiwa Laki-laki dan 2.758 jiwa Perempuan. Tepatnya Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Profinsi Jawa Tengah 56254 (www.google/desa mandisari kecamatan parakan. 02 Mei 2012. 10.17)

Peneliti memilih Desa Mandisari sebagai lokasi penelitian ini disertai dengan beberapa pertimbangan: (1). Desa Mandisari dianggap memenuhi syarat sebagai objek penelitian karena di Desa ini mempunyai aktifitas keagamaan yang didalam kegiatan itu sebagian besar adalah lansia. (2). Sebagian besar warga Desa Mandisari memeluk agama islam.

Dibawah ini peta Kecamatan Parakan.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsami, 26: 129). Menurut Lofland (1984:47)

(15)

15

sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Data yang diperoleh adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan data yang diperoleh adalah hasil dari wawancara dan observasi kepada perangkat desa Mandisari dan masyarakat desa Mandisari. Adapun sumber data dalam hal ini adalah:

a. Sumber data utama (primer)

Yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu perangkat desa, Lansia dan masyarakat desa Mandisari.

(16)

16 b. Data skunder

Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Meleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsip-arsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sumber data tambahan (Moleong, 2011: 113). Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dengan mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang lansia ataupun aktivitas keagamaan yang ada di desa Mandisari, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas keagamaan yang pernah ada di desa Mandisari.

5. Proses pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi atau Pengamatan

Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Hadi, 1990: 131). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan masyarakat muslim desa Mandisari sehingga dapat diperoleh informasi tentang motivasi lansia

(17)

17

melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Aktivitas masyarakat yang sesuai dengan norma agama yang berlaku, motivasi lansia melakukan aktivitas yang bermanfaat dalam mengisi hari tua mereka.

b. Interview atau Wawancara

Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik (Surakhmad, 1985: 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang keagaman masyarakat, tentang motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua, yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah perangkat desa Mandisari, Lansia dan masyarakat desa Mandisari.

c. Dokumentasi

Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran keagamaan masyarakat, motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Arsip-arsip yang digunakan itu seperti jadwal pengajiannya, kegiatan informan, nama informan.

(18)

18

6. Analisis Data

Dalam menanalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (1989:324) Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan(credibility), keteralihan(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya menggunakan tiga unsur, yaitu:

a. Kepercayaan (credibility)

Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada

(19)

19

beberapa tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: tekhnik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.

b. Ketergantungan (dependability)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen pembimbing.

c. Kepastian (confirmability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

8. Tahap-tahap Penelitian

Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

(20)

20 a. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian (Moleong, 2011: 127).

1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa desa Mandisari dalah salah satu daerah yang memiliki lansia yang cukup banyak, daerah yang taat pada agama, serta mempunyai aktifitas keagamaan yang terjadwal.

2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1) Pengumpulan data

Mengadakan observasi langsung ke desa Mandisari dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni: a) Wawancara dengan kepala desa Mandisari.

b) Wawancara dengan masyarakat atau informan.

c) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan.

(21)

21

d) Menela‟ah teori-teori yang relevan. 2) Mengidentifikasi data

Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

c. Tahap Akhir Penelitian

Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya.

G.Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi :

Latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

(22)

22

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi :

A. Aktivitas Keagamaan yang meliputi: 1. Pengertian Aktivitas Keagamaan. 2. Aspek Aktivitas Keagaman. B. Lansia.

1. Pengertian Lansia. 2. Lansia dan Ciri-cirinya.

3. Pendidikan yang Perlu dilaksanakan pada Lansia. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN:

Paparan Data:

A. Gambaran Umum Desa Mandisari. 1. Kondisi Desa.

2. Kondisi Pemerintahan Desa. 3. Visi, Misi dan Potensi Desa. B. Hasil Penelitian.

1. Aktivitas Keagamaan dalam mengisi hari tua pada Lansia.

2. Kesiapan para Lansia dalam menghadapi kematian. 3. Tujuan dan Kendala yang dialami dalam mengisi

(23)

23

BAB IV : ANALISIS DATA yang berisi tentang:

A. Analisis Aktivitas Keagamaan Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia.

B. Analisis Kesiapan Para Lansia Dalam Mengadapi Kematian.

C. Analisis Tujuan Dan Kendala Kendala Yang Dialami Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia.

BAB V : PENUTUP, meliputi: A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup

(24)

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang membuat kita melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka memperoleh apa-apa yang kita inginkan. Motivasi ini bisa timbul dari dua arah yakni dari dalm diri sendiri (indogen) dan dari luar diri sendiri (exogen). Sementara dilihat dari bentuknya, motivasi dapat bersifat materiil (benda) misalnya uang dan barang dan bisa juga bersifat nonmateriil (bukan benda) misalnya dorongan moriil (Trisnayadi, 2007: 34). Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti “menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi berkembang. Sedangkan Imron (1996) menjelaskan motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation” yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi, kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Imron, 1996). Motif adalak keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan-melakukan aktivitastertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 2002). Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai „tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu‟(Copley, 1985). Hampir senada Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu

(25)

25

manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut.

Dari berbagai pendapat mengenai motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang

Motivasi merupakan salah satu aspek yang sanggat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku dalam mengisi hari tua. Motivasi adalah suatu pokok, yang menjadi dorongan untuk bekerja, yaitu suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah tujuan yang dapat dilihat dari sikapnya terhadap pekerjaan.

Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa berpendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaab pendapat tersebut umumnya didasarkan atas penelitian tentang perilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.

1. Jenis motivasi

a. Motif Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif dasar atau motif-motif bawaan. Motif-motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari biologis atau jasmani manusia yang tibul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang.

(26)

26 b. Motif sekunder

Morif sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, oleh beberapa ahli disebut juga motivasi sosial. Lingdren (dalam Agustin Wirdiyati, 2006: 62) menyatakan bahwa motivasi sosial adalah motivasi yang dipelajari dan bahwa lingkungan individu memegang peran yang penting.

2. Sifat motivasi

Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas jika tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. misalnya seorang lansia melakukan pengajian untuk mencari ilmu sebagai bekal dalam menjalani hari-hari agar selalu dijalan Allah. b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan diluar perbuatan yang dilakukan. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku itu. Misalnya

(27)

27

seorang lansia melakukan aktivitas karena malu dengan tetangganya yang dapat selalu pergi mengaji padahal orang tersebut sudah lebih tua.

Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkat yang paling dasar dan secara hirarkis menuju kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, menurut Maslow jika kebutuhan yang lebih rendah tingkatnya telah terpenuhi, maka kebutuhan yang berada ditigkat atasnya akan muncul dan minta agar dapat terpenuhi. Oleh karena itu kebutuhan-kebutuhan menusia tersebut secara berjenjang dan secara terus menerus ingin dipenuhi. Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan tersebut adalah:

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological needs)

2. Kebutuhan keamanan dan rasa terjamin (Safety or security needs) 3. Kebutuhan sosial (Social needs )

4. Kebutuhan ego (Esteem needs)

Kebutuhan-kebutuhan menurut Maslow harus terpenuhi, sebab kebutuhan yang telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi active motivator. Jika kebutuhan tersebut tidak menjadi active motivator, maka usaha manusia hanya bertahan pada level sebelumnya, dan tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan hal penting untuk meningkatkan motivasi seseorang termasuk dalam konteks motivasi dalam melakukan aktivitas keagamaan. Seseorang yang lama kebutuhannya

(28)

28

tidak terpenuhi, bisa menjadi penyebab timbulnya sikap-sikap destruktif, menentang dan bahkan frustasi.

Dibawah ini akan penulis kemukakan beberapa motivasi yang dimungkinkan dapat mendorong kita untuk bertindak.

1. Motivasi dari dalam diri sendiri

Motivasi dari dalam diri antara lain dapat berupa pikiran positif dan bersikap optimistis dalam menjalani hidup dan kehidupan, misalnya:

a. Aku ingin maju

b. Aku ingin hidup lebih baik

c. Orang lain dapat selalu melakukan aktivitas keagamaan dengan baik, kenapa aku tidak. Padahal Allah telah memberi bekal yang sama, seperti mata, kaki, telinga, dll.

d. Tidak ada kata putus asa dalam hidupku

e. Kegagalanku adalah kesuksesanku yang tertunda

f. Akan ku berikan yang terbaik untuk orang lain, supaya aku juga mendapatkan yang terbaik pula untuk hidupku.

g. Memberi lebih baik dari pada menerima. 2. Motivasi dari luar diri sendiri

Motivasi yang datangnya dari luar diri sendiri tersebut dapat berupa benda (materiil) dan nonbenda (nonmateriil). Motivasi yang berwujud benda salah satunya berbentuk uang. Sebagaiman kita ketahui bahwa hampir setiap aktivitas manusia memerlukan uang. Dalam unsur-unsur menejemen (tools of management) pun uang menempati urutan kedua

(29)

29

(manusia, uang, materiil, metode, mesin, pasar). Namun demikian, uang bukan merupakan hal yang utama.

B. Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia merupakan periode terakhir dari kehidupan manusia. Karena usia ini berlangsung setelah masa dewasa dan selanjutnya sampai meninggal dunia, serta pada masa ini orang akan lebih pasrah kepada Tuhan mereka untuk bekal di akhirat nanti.

Lansia adalah Proses menua (aging) yaitu proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan lansia dalam melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya (Hurlock,1996).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan

(30)

30

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Menurut Ernawati, lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

Lanjut usia itu ditandai dengan semakin menurunnya kemampuan dan kekuatan fisik, psikis atau mental. Akibat dari semakin menurunnya kondisi-kondisi tersebut akan timbulnya berbagai hambatan atau rintangan yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Islam mengajarkan kepada pemeluknya menjalani hidup dengan baik secara istiqomah dan apabila meninggal itu kelak husnul khatimah, seperti do‟a yang sering dibaca oleh umat islam yaitu :

و مِفِمَوً مَنمَ مَح مَيمْ نُّ او مِفِ مَنمِتمَو مَننَّ بمَر

لآ

مَر ننَّاو مَاومَ مَ مَنمِ مَوً مَنمَ مَحمِ مَ مِ

Artinya : Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa neraka (Uhbiyati, 2009: 171).

(31)

31

Memperhatikan permasalahan sebagaimana diungkapkan diatas, maka pembahasan tentang pendidikan pada lanjut usia dalam perspektif pendidikan islam sangat penting dan perlu diketahui semua orang tua.

2. Lansia dan ciri-cirinya

DR. Sarlito W Sarwono membagi kehidupan tua menjadi tiga periode, yaitu:

a. Tahap Virilitas (40-55 tahun)

Tahap ini adalah masa kritis dan dikenal dengan istilah “remaja kedua”. Pada tahap ini proses penuaan melanda, berbagai penyakit mulai menyerang seperti diabetes, tekanan darah tinggi, rematik. Pada tahap ini perubahan fisik juga mulai terjadi.

Sebagai reaksi untuk menolak datangnya masa tua ini, seorang pria melakukan perbuatan-perbuatan yang sering disebut “remaja kedua”, seperti:

1) Ia lebih senang berdandan 2) Suka mengagumi diri sendiri

3) Minta banyak perhatian orang-orang sekitar 4) Cepat marah dan tersinggung seperti remaja b. Tahap Prasenium (55-65 tahun)

Usia ini merupakan usia pensiun. Pada tahap ini seseorang kehilangan pekerjaannya, status sosialnya, fasilitas, materi, anak-anak dan lain sebagainya. Teman-teman jarang datang sehingga mereka merasa kesepian. Kesehatan semakin menurun. Pada tahap ini bisa

(32)

32

menyebabkan depresio (tekanan jiwa) dan apatio (lebih senang dan melamun) jika setiap orang tidak mempersiapkan dirinya untuk menghadapi tahap ini.

c. Tahap senectus (diatas 65 tahun)

Orang-orang yang sukses dalam tahapan virilitas biasanya tenang ketika memasuki tahap yang terakhir ini. Kondisi kesehatan mereka tidak banyak terganggu, sehingga usia mereka bertambah panjang. Yang penting adalah bahwa pada tahap ini seorang harus bisa melihat dunianya dari sudut positif dan dari segi baik-baiknya (Uhbiyati, 2009: 172).

Menurut Prof. Dr Saparinah Sadli, istilah usia melewati umur 40 tahun wanita mengalami beberapa hal antara lain :

1) Dalam diri wanita ditinjau dari teori psikoanalisa terjadinya perubahan psikologi yang disebut juga perubahan kehidupan. Perubahan itu meliputi perubahan jasmani (mudah menjadi gemuk, lebih cepat capai, haid mulai tidak teratur, dan lain sebagainya), perubahan dalam gaya hidup, dan peranannya, dan sering kali perubahan persepsi orang lain mengenai dirinya. 2) Perubahan lain adalah datangnya menopause yang merupakan

suatu manifestasi kemampuan reproduksinya telah berakhir (Uhbiyati, 2009: 174).

(33)

33

Menurut Elisabeth B. Hurlock, pada lansia terjadi perubahan-perubahan fungsi indra, kemampuan motorik dan mental. Perubahan fungsi indra antara lain :

1) Penglihatan

Ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensifitas terhadap warna. Orang pada usia lanjut biasanya menderita presbyobia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas.

2) Pendengaran

Orang yang berusia lanjut kehilangan kemampuan untuk mendengarkan bunyi nada tinggi, yang mengakibatkan matinya rumah sipout dalam telingga (chochia).

3) Perasa

Perubahan dalam alat perasa pada lansia adalah sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf perasa yang terletak dilidah dan dipermukaan bagian dalam pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin banyak gejala bertambahnya usia manusia.

4) Penciuman

Daya penciuman pada lansia menjadi kurang tajam sejalan dengan pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagiannya

(34)

34

lagi karena semakin tebalnya bulu rambut pada hidung (Hurlock, 1996: 380)

3. Pendidikan yang perlu dilaksanakan pada lansia.

Untuk mempertahankan kehidupan mereka agar hidup tenang dan bahagia. Baik secara individu atau berkelompok dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Guna memelihara kesehatan ia harus melaksanakn pola hidup sehat, baik dalam hal makan, bekerja maupun istirahat.

b. Ia harus melakukan olah raga secara rutin.

c. Mempelajari dan mendalami ajaran agama agar keyakinan agama semakin teguh dan amaliyahnya semakin meningkat kualitas maupun kuantitas.

d. Rajin menghadiri majlis-majlis taklim baik selaku nara sumber maupun peserta atau jamaah majlis taklim.

e. Menempuh hidup model tasawuf sesuai dengan kemampuan yaitu melaksanakan takholli, tahalli, tajalli.

Takholli adalah mengosongkan diri dari sikap hidup tidak baik dan sifat tercela serta kemaksiatan dalam segala bentuknya. Termasuk ke dalam takholli ini adalah mengendalikan hawa nafsu, hal ini karena hawa nafsu merupakan pendorong atau penyebab utama dari segala sifat yang tidak baik ataupun maksiat.

(35)

35

Tahalli adalah menghiasi diri, yaitu dengan jalan membiasakan diri dengan sikap dan sifat serta perbuatan yang baik.Tahalli ini ada tujuh macam, yaitu :

1) Taubah

Yaitu rasa penyesalan yang sungguh-sungguh dalam hati disertai permohonan apapun serta meninggalkan segala perbuatan yang dapat menuju kepada dosa.

2) Khauf dan raja‟

Khauf berarti cemas atau khawatir karena merasa banyak berbuat salah sehingga Allah akan murka padanya.

Raja‟ adalah harapan untuk mendapatkan ampunan dan anugerah dari Allah SWT.

3) Zuhud

Adalah sikap melepaskan diri dari rasa ketergantungan terhadap kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat

4) Al faqr

Yaitu tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dimiliki. 5) Shoba

Keadan jiwa yang kokoh, stabil dan konsekuen dalam pendirian, jiwanya tidak tergoyahkan, bagaikan gunung yang terpaku di bumi. Walau bagaimanapun berat tantangan yang dihadapi, pantang mundur dan tak kenal menyerah.

(36)

36 6) Ridho

Maksudnya adalah menerima dengan lapang dada hati terbuka, apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima dan melaksanakan ketentuan-ketentuan agama maupun yang berkenaan dengan nasib dirinya.

7) Muqorobah

Maksudnya adalah perasaan bahwa Allah selalu memandang kepada satu sikap mawas diri dan muroqobah.

Tajalli adalah terungkapnya nur ghoib bagi hati manusia pengamal tasawuf. Tajalli ini meliputi empat tahap yaitu:

1) Munajat

Melapangkan diri kepada Allah atas segala aktifitas yang dilakukan, yang baik maupun yang jelek. Dalam munajat itu, disampaikan segala keluhan, mengadukan nasib dengan kalimat yang mudah.

2) Memperbanyak wirid dan dzikir

Wirid (bentuk jamaknya aurad) berarti bacaan-bacaan dzikir, do‟a-do‟a atau amalan-amalan lain yang dibiasakan membacanya atau mengamalkannya. Biasanya dzikir, do‟a-do‟a atau amalan-amalan itu biasanya dilakukan setelah shalat, baik shalat wajib ataupun sunnah.

Dzikir itu ingat, yang dimaksud ingat adalah ingat kepada Allah SWT. Dzikir itu ada tiga tingkatan yaitu :

(37)

37

a) Dzikir lisan disebut juga didzikir naifisbat, yaitu ucapan-ucapan la ilaha ilallah.

b) Dzikir qalbu yaitu lidah berdzikir diikuti hadirnya hati, hal itu terus dilakukan tanpa disadari, sehingga mulut mengucap sendiri kalimah Allah...Allah.

c) Dzikir sirr disebut juga dzikir isyarat dan nafs yaitu berbunyi Hu...Hu...Hu...

Dampak dzikir ini bagi kehidupan adalah :

(1) Memperlunak hati seseorang sehingga ia cenderung untuk bersedia menerima dan mengikutinya.

(2) Membangkitkan kesadaran bahwa Allah Maha Pengatur dan berkeyakinan bahwa apa yang ditetapkan-Nya adalah baik, hanya mungkin manusia yang tidak mampu menangkapnya.

(3) Meningkatkan mutu apa yang dikerjakan karena Allah tidak menilai suatu perbuatan dari segi lahirnya saja tetapi dia menilainya dari segi motif dan keikhlasannya.

(4) Memelihara diri dari godaan setan karena setan hanya dapat menggoda dan menipu orang yang lalai kepada Allah.

(5) Memelihara diri dari berbuat kemaksiatan karena selama ingat kepada Allah ia tidak akan berbuat sesuatu yang dilarangnya.

(38)

38

3) Dzikrul maut untuk mengingat mati

Ingat kepada kematian kapan dan dimana pun adalah suatu hal yang sangat penting. Orang sufi berkeyakinan bahwa ingat kepada kematian dan hidup kembali diakhirat termasuk rangkaian aktivitas rohani yang perlu dibina. Setiap saat seseorang perlu untuk mengingat kematian, dengan kita mengingat kematian akan timbul rasa untuk menyiapkan diri menghadap-Nya. Kesadaran akan datangnya maut merupakan pendorong bagi seseorang untuk bekerja keras untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang merugikan dirinya. Dampaknya adalah mengingatkan seseorang kepada peristiwa yang akan dihadapi dialam barzah.

4) Tafakkur

Artinya adalah berfikir, memikirkan, merenungkan dan meditasi. Dalam islam manusia diperintahkan untuk memikirkan dan merenungkan mahluk Allah, alam semesta dengan segala fenomenanya, sebaliknya manusia dilarang memikirkan zat Allah (Uhbiyati, 2009: 182).

C. Aktivitas Keagamaan

1. Pengertian Aktivitas Keagamaan

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, sedangkan keagamaan adalah system atau yang berhubungan dengan agama (Suharso dan Ningsih, 2005: 19), kesimpulan aktivitas keagamaan adalah suatu

(39)

39

kegiatan dan rutinitas baik lahiriah maupun batiniyah yang terwujud dalam bentuk ibadah. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang agama maka berikut ini penulis paparkan pengertian agama dari berbagai pendapat para ahli. Penulis berharap dapat memperoleh pengertian tentang aktivitas keagamaan yang menjadi sentral dalam pembahasan skripsi ini.

Istilah agama dalam bahasa inggris disebut religion dan dalam bahasa arab disebut al-din. Ketiga istilah antara agama, religion, dan al-din akan penulis paparkan, yaitu:

a. Agama

Secara definitif, ada beberapa pengertian agama menurut Harun Nasution: 1) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan

ghoib yang harus dipatuhi.

2) Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

3) Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

4) Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.

b. Religion

Menurut vergilius verm dalam bukunya yang berjudul encyclopedia of religion menjelaskan tentang definisi religion sebagai berikut

(40)

40

“A religion is a set of a setmeanings and behavior having reverence to the individuals who are or chould be religious. Again religion is generic terms revering to all conseivable religions, formal or informal”.

Pengertian agama tersebut berarti seperangkat makna dan kelakuan yang berasal dari individu yang religius. Agama adalah istilah umum yang merujuk pada semua agama yang dapat ditangkap baik formal maupun informal.

c. Al-Din

Al-Din merujuk pada ayat al-qur‟an pada surat At-Taubat ayat 33, yaitu:

              

Artinya : “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai” (Qur‟an terjemah, Depag RI).

Dari beberapa pengertian tentang agama diatas dapat dimengerti bahwa agama merupakan suatu risalah dan peraturan-peraturan tuhan yang diperuntukan kepada manusia melalui seorang utusan yang menjadi piliha-Nya. Nabi besar Muhammadlah yang menyusun bagaimana kehidupan islami itu berlangsung sesuai dengan firman-firman Allah yang ada pada al-Qur‟an yang memberikan pengertian-pengertian penting yang

(41)

41

diperlukan oleh manusia dalam menjalankan roda kehidupan keluarga islami. Menjalankan syariat-Nya disebut juga aktivitas keagamaan yang merupakan segala perilaku, aktivitas atau kegiatan yang dilakukan atas dasar tuntutan agama islam dan tidak bertentangan dengan niat dan tujuan yang baik, yaitu untuk mencari ridho Allah dan untuk kemaslahatan diri sendiri dan orang lain.

Aktivitas keagamaan itu sangatlah penting bagi semua orang terutama bagi orang tua atau lansia. Aktivitas yang mereka lakukan semata-mata hanya mencari ridho Allah, mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan mengisi hari tua mereka.

2. Aspek aktivitas keagamaan

Aktivitas keagamaan secara khusus menyangkut pengalaman keagamaan yang berbentuk perbuatan atau suatu amalan dalam bentuk aspek ibadah mahdloh atau ritualistik. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan aspek tersebut :

a. Aspek ritualistik

Ibadah berasal dari bahasa arab namun sudah menjadi istilah umum dan masuk ke dalam bahasa indonesia. Ibadah adalah penghambaan dari dalam arti dan hakikatnya, (Al-Maududi, 1975: 105) Artinya bahwa ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya atau dengan kata lain segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan

(42)

42

keselarasan hidup baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.

Adapun ibadah secara khusus biasa dikaitkan dengan amal perbuatan yang bersifat ritual yang mempunyai pola dan tata cara yang baku sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ibadah semacam ini sering disebut saja dengan ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, haji. Kendati berbagai aktivitas dalam aspek kehidupan ini merupakan ibadah (dalam arti umum sebagaimana disebut diatas), diluar ibadah ritual itu biasa disebut muamalah. Aspek ibadah ritual atau khusus antara lain :

1) Ibadah Shalat

Dalam ajaran islam aspek ritualitas ada yang wajib dan ada yang sunnah. Kewajiban shalat tegas diperintahkan oleh al-qur‟an tetapi perintah itu bersifat umum. Tentang dalil dari pada cara dan waktu melakukannya berdasar atas petunjuk dan sunnah Nabi (Razak, 1989: 230). Shalat adalah tiangnya agama, itu karena begitu pentingnya ibadah shalat, ia merupakan kewajiban yang bersifat universal, perintah shalat sudah diturunkan kepada manusia sejak manusia ada di dunia. Bagi orang yang meninggalkan shalat disejajarkan dengan kecelakaan yang diderita oleh orang yang mendustakan al-qur‟an dan Rasulullah. Bahkan Nabi menyatakan bahwa perbedaan yang membatasi antara orang mukmin dan orang kafir adalah shalat. Dan orang yang meninggalkan shalat disebut

(43)

43

sebagai orang yang ingkar. Perintah shalat dengan sighat amar “aqimul al-salah” serta didukung oleh keterangan yang menyatakan keutamaan ibadah shalat dan ancaman meninggalkan shalat baik dalam al-qur‟an ataupun as-sunnah menjadi dasar akan wajibnya shalat, maka manakala shalat itu dilakukan secara tekun dan continue menjadi alat pendidikan rohani manusia yang efektif, memperbaharui dan memelihara jiwa serta memupuk kesadaran (Razak, 1989: 230).

Segala yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya adalah baik semua. Shalat merupakan amal sholeh yang utama, yang diibaratkan sebagai tiangnya agama, konstruksi yang menopang suatu bangunan amal sholeh. Allah SWT telah berfirman dalam Qs. Al-Ankabuut : 48               

Artinya : Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)(Qur‟an terjemah, Depag RI).

Shalat sebagai amal sholeh, dari segi pembinaan hubungan vertikal (Hablun min Allah) telah jelas. Shalat dalam kehidupan itu diistilahkan dengan dzikrullah (menginggat Allah). Namun dari

(44)

44

segi hubungan horisontal mempunyai dampak positif terhadap sesama manusia, tidaklah sedikit yang telah diketahui oleh orang mukmin yang khusuk melakukan shalat. Sebelum shalat dilakukan, hendaklah membersihkan diri dari dua hadas (hadas besar dengan cara mandi besar dan hadas kecil dengan wudlu) kemudian baru shalat. Pada usia lanjut shalat merupakan aktivitas keagamaan yang menurut mereka adalah hal yang perlu dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Shalat itu tidak hanya shalat lima waktu saja tetapi juga shalat sunnah yang bisa dilaksanakan oleh setiap orang. Shalat sunnah itu hampir sama dengan shalat wajib yang lima waktu itu, perbedaannya adalah niat dalam shalat itu sendiri. Banyak sekali macam-macam shalat sunnah itu antara lain shalat dhuha, shalat tahajjud, shalat hajad dan masih banyak lagi macam-macam sholat sunnah.

2) Puasa

Puasa juga sering disebut Shiyam atau Shaum berasal dari bahasa arab. Secara lughawi shiyam atau shaum berarti berpantang atau menahan diri dari sesuatu (

مٍ نَّلاو مِ مَ مُا مَ مْ

مَو مِمْ

).

Dalam pengertian syar‟i, puasa digambarkan dalam al-qur‟an yaitu Qs. Al-baqarah : 187 yang berbunyi

     

(45)

45                                                                    

Artinya : Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah

(46)

46

ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf (I'tikaf ialah berada dalam mesjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah) dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa (Qur‟an terjemah, Depag RI).

Sebagai menahan hawa nafsu dari makan, minum, dan hubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Dengan kata lain puasa atau shiyam adalah suatu ibadah kepada Allah SWT. Dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dan lain-lain perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna nilai dari pada puasa semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Puasa adalah ibadah yang terdapat hampir pada seluruh agama, baik pada agama samawi ataupun ardhi (agama budaya). Oleh karena itu ibadah puasa itu telah dikenal oleh umat-umat terdahulu dan orang-orang agama budaya pada masa itu. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al-baqarah : 183 yang berbunyi:              



(47)

47

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qur‟an terjemah, Depag RI).

Puasa dalam agama Islam mengandung nilai rohani yang bertugas untuk melatih disiplin rohani, melatih terhadap batasan-batasan yang telah ditentukan yaitu untuk menahan diri dari hawa nafsu.

Untuk melaksanakan puasa secara benar dan sah, terdapat beberapa syarat dan rukun yang dianjurkan kepada syara‟ yaitu: a) Syarat-syarat wajib puasa yaitu islam, baligh dan berakal, suci

dari haidl dan nifas (bagi kaum perempuan), kuasa (ada kekuatan)

b) Syarat sahnya puasa yaitu islam, tamyiz (orang-orang atau anak yang dapat membedakan antara yang baik dan buruk), suci dari hadats dari nifas serta tidak didalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa yaitu di bulan ramadhan.

c) Rukun puasa adalah sebagai berikut niat untuk mengerjakan puasa dan menahan diri dari makan, minum dan segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. d) Sunnat puasa adalah menyegerakan berbuka bila waktu telah tiba, makan sahur dan mengakhirkanya, berbuka dengan makanan yang manis seperti kurma atau lainya dan minum air, berdo‟a ketika berbuka, memberikan makanan untuk orang yang berbuka puasa, memperbanyak sedekah selama bulan

(48)

48

ramadhan, memperbanyak membaca al-qur‟an dan mempelajarinya serta mengajarkan kepada orang lain.

e) Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, bersenggama mengadakan hubungan seksual, sengaja mengeluarkan sperma, keluar darah haidl atau nifas, gila (Al Aziz S, 2005: 295-299).

Dari keterangan diatas kita dapat belajar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan puasa. Puasa itu tidak hanya puasa wajib saja tetapi juga ada puasa sunnah yang dianjurkan oleh agama islam seperti

a) Puasa pada hari senin dan kamis

Pada hari senin dan kamis disunnahkan berpuasa. b) Puasa pada tengah bulan qamariyah

Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 pada bulan qamariyah. Puasa pada hari-hari tersebut disebut puasa haidl. c) Puasa pada bulan sya‟ban

Setiap bulan sya‟ban kita dianjurkan oleh Nabi SAW untuk mengerjakan puasa.

d) Puasa pada tanggal 10 Muharram atau Asyura

Pada setiap tanggal 10 Muharram, kita dianjurkan untuk mengerjakan ibadah puasa.

(49)

49

Puasa pada hari „arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan bagi umat islam untuk dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah kecuali orang yang sedang menunaikan ibadah haji. Orang yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan berpuasa pada hari arafah.

f) Puasa Syawal

Rasulullah SAW menganjurkan agar umat islam mengerjakan ibadah puasa selama 6 hari pada bulan Syawal.

Pada lansia puasa wajib bisa diganti dengan fidyah jika orang tersebut tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa. Bagi yang mampu diharapkan untuk dapat menunaikan ibadah puasa yang wajib itu. Puasa Ramadhan hanya terjadi satu kali dalam setahun. Puasa merupakan salah satu dari rukun islam yang lima. Dengan kita berpuasa kita akan semakin dekat dengan Tuhan pencipta alam ini.

3) Zakat

Zakat menurut lughah (bahasa), berarti nama‟ : kesuburan, thaharah : keberkatan, dan berarti juga tazkiyah tathier: mensucikan (ash-shiddieqy, 1984: 24).

Pengertian zakat menurut syara‟ ialah pemberian suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya (Darajat, 1982: 229).

(50)

50

Al Mawardi dalam kitab Al-Hawi menjelaskan pengertian zakat sebagai berikut :

مُ مَ نَّزامَو

:

ةٌ مْسمِو

مَ مِلِ

مٍ مَ مْ مُلمْمَ مٍ مَ مِ مَ مِا مٍ مَ مْ مُلمْمَ مٍا مُ مْومُو ىمَلمَ مٍ مْ مُلمْمَ مٍا مَ مْ مِ مٍ مَ مِ مْ

Artinya : Zakat itu nama atau sebutan bagi pengambilan sesuatu yang tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu untuk diberikan kepada golongan orang tertentu.

Dalam al-qur‟an juga sering disebutkan kata zakat seperti dalam Qs. Al-Baqarah: 43

















Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk).

Qs. Al-Baqarah: 110





































(51)

51

Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.(Qur‟an Terjemah, Departemen Agama)

Zakat merupakan salah satu rukun islam yang mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari tujuan dan fungsi zakat dalam meningkatkan martabat hidup manusia dan masyarakat. Zakat mempunyai tujuan yang banyak antara lain:

a) Hubungan manusia dengan Allah

Dalam hal ini zakat sebagai sarana beribadah kepada Allah, sebagaimana sarana-sarana lain yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Semakin taat seseorang kepada perintah serta larangan Allah maka ia semakin dekat dengan Allah.

b) Hubungan manusia dengan dirinya

Dalam hal ini zakat merupakan salah satu cara untuk memberantas pandangan hidup matrealistis, dengan melaksanakan zakat manusia di didik untuk melepaskan sebagian harta bendanya dan sedikit demi sedikit menghilangkan pandangan hidupnya yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup. Dalam hal ini zakat berfungsi untuk mensucikan jiwa pemiliknya.

c) Hubungan manusia dengan manusia lain

Pada hal ini zakat dapat berperan untuk mengecilkan jurang kemiskinan yang ada dimasyarakat, karena orang yang

(52)

52

mampu berzakat akan berzakat dan orang yang kurang mampu akan mendapatkan zakat yang bisa bermanfaat untuknya. d) Hubungan manusia dengan harta benda

Pada hubungan ini zakat bermanfaat untuk mensucikan harta yang dimiliki. Dengan zakat Allah akan melimpahkan rizkinya kepada mereka yang mau untuk berzakat. Zakat sangat penting dilaksanakan. Selain kita menjalankan rukun islam, kita juga dapat memperoleh ilmu dari berzakat. Zakat merupakan aktivitas keagamaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Kegiatan zakat juga dapat memberikan rasa tenang kepada diri sendiri karena kita merasa nyaman dan telah memberikan apa yang menjadi hak orang lain yang Allah titipkan kepada kita.

4) Berdo‟a

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan lepas dari kata do‟a. Karena menurut penulid do‟a itu sudah menjadi kebutuhan kita. Walau hanya memuji apa yang Allah miliki itu sudah temasuk do‟a kepada Allah. Do‟a bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dalam keadaan apa saja. Do‟a itu seperti dzikir kepada Allah.

Orang yang berdo‟a, lebih-lebih jika bersinambuangan, sadar atau tidak, sesungguhnya telah mendidik dirinya agar senantiasa dekat dengan Allah SWT dan melindungi diri serta

(53)

53

bermohon kepada-Nya (Tafsir, 2002: 22). Dengan berdo‟a seseorang telah memiliki cita-cita sekaligus berusaha untuk menjadi baik dan shaleh.

Berdoa itu adalah hak setiap manusia yang percaya dan yakin akan kekuasaan Tuhan mereka. Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berdo‟a kepada Allah. Sesuai dengan Qs. Al-mu‟min : 60 yang berbunyi :





























Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".

Allah menentukan apa saja yang Ia kehendaki. Manusia hanya bisa berusaha dan berdo‟a terhadap sesuatu. Oleh karena itu kita sebagai manusia sebaiknya tetap berdo‟a dan berusaha atas apa yang kita inginkan.

b. Aspek konsekuensial

Aspek konsekuensial adalah aspek yang menjelaskan apakah efek ajaran islam terhadap etos kerja, hubungan interpersonal, kepedulian

Gambar

Tabel  berikut  adalah  nama-nama  lurah  atau  kepala  desa  yang  pernah  memimpin  desa  mandisari  mulai  tahun  1928  s/d  sekarang  berdasarkan sumber yang diketahui:

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan antara guru PNS dan guru honorer terkait dengan pekerjaan nya adalah guru honorer bekerja fleksibel, dari segi tunjangan atau gaji yang didapatkan guru

Berdasarkan paparan di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan kajian lebih dalam mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh bimbingan rohani Islam

Menurut Kopcsynski, (1999), dalam Behn, (2003) untuk membandingkan kriteria kinerja diperlukan indikator yang mewakili kesamaan dalam ukuran organisasi, praktek pelayan yang sama,

Rheingold, menjelaskan komunitas virtual adalah bentuk agregasi sosial (bergabungnya bagian yang terpisah) yang muncul dari Internet ketika banyak orang melakukan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan wawasan pemahaman dibidang Hukum Perumahan dalam hal mengenai peran Badan Pemberdayaan

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan bahwa kinerja karyawan bagian penjualan (sales)/ agen asuransi dalam hal menyelesaikan pekerjaan dengan cepat

Dalam beberapa kejadian gempa bumi di kota besar di Indonesia, seperti di Aceh, Jogja dan Padang, telah dijumpai bahwa kerusakan bangunan dan besarnya korban jiwa yang terjadi tidak

Setiap data pada ETS Tiket yang sudah diberikan oleh karyawan dan telah diverifikasi oleh petugas (teknisi) akan masuk dalam proses penanganan masalah melalui