• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO. Enik Prabawani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO. Enik Prabawani"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

Enik Prabawani

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Persalinan dan melahirkan adalah kondisi fisiologis yang normal. Pada ibu post partum dapat terjadi kelelahan, perubahan peran, perubahan mood seperti kesedihan dan kecemasan karena periode post partum dikenal sebagai perubahan nyata yang membutuhkan penyesuaian dan dapat mempengaruhi fisik serta emosional mereka. Sehabis melahirkan, ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo kebanyakan dari mereka kelihatan masih lemah, letih dan cemas terhadap kondisi diri dan perawatan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

Desain penelitian ini adalah deskriptif. Menggunakan sampel penelitian sebanyak 30 orang yang diambil secara accidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan variabel penelitian tingkat kecemasan pada ibu post partum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebesar 73,3%.

Diharapkan dapat lebih memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan ibu post partum dalam menghadapi perubahan baik fisik maupun emosional kepada ibu yang mau melahirkan dan lebih meningkatkan pelayanan secara pendekatan terapeutik dalam pemberian informasi sehingga dapat mengurangi kecemasan pada ibu post partum.

Kata Kunci : Kecemasan, Post Partum.

ABSTRACT

Labor and delivery are normal physiological conditions. The post-partum may experience fatigue and mood changes such as sad feeling and anxiety as the post-partum period is known as the real changes that need adjustment and can affect their physical and emotional conditions. Following giving the births, the post-partum mothers at RS PKU Muhammadiyah Hospital of Sukoharjo looked very weak, tired, and anxious toward their self-conditions and baby conditions. The objective of this research is to investigate the description of the post-partum mothers’ anxiety level at PKU Muhammadiyah Hospital of Sukoharjo.

This research used the descriptive method. The samples of research consisted of 30 respondents and were taken by using the accidental sampling. The data of research were collected trough questionnaire with the variable of research of the post-partum mothers’ anxiety level.

The result of research shows that 73.3% of the post-partum mothers had the moderate anxiety level at PKU Muhammadiyah Hospital of Sukoharjo.

The result of this research is expected to give more descriptions of the post-partum mothers’ anxiety level in encountering the physical and emotional changes. In addition, the mothers who are going to give births are expected to improve their services with therapeutic

(2)

approach in disseminating the information so that it can decrease the post-partum mothers’ anxiety level.

Keywords : Anxiety, post partum. PENDAHULUAN

Persalinan dan melahirkan adalah kondisi fisiologis yang normal dalam kehidupan manusia. Hal ini mempunyai arti yang sangat besar dan memberi kesan mendalam bagi setiap wanita. Pada ibu post partum akan terjadi kelelahan, perubahan peran, perubahan mood seperti kesedihan dan kecemasan. Periode post partum, dikenal sebagai perubahan nyata dalam kehidupan perempuan yang membutuhkan berbagai penyesuaian (Hung, 2001). Periode post partum menciptakan banyak tantangan bagi ibu dan dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menikmati perawatan bayi mereka (Sword, 2005). Keprihatinan utama dan kecemasan perempuan dalam periode post partum adalah perawatan bayi, pemberian makanan pada bayi/nutrisi anak, merasa tidak mampu, kurangnya waktu untuk pekerjaan pribadi, kelelahan, luka payudara dan citra negatif dari tubuh mereka, kurang tidur yang dapat menyebabkan agitasi dan gangguan fisik serta emosional (Ibrahim, 2004).

Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan keterangsangan (Jatman, 2000).

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal (Hawari, 2006).

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh mereka yang sedang mengalami post partum anxiety, yaitu istirahat yang cukup, dipaksa untuk makan cukup jika kurang makan dan dianjurkan untuk mau olah raga ringan, karena selain

gerakan tubuh akan melemaskan otot, olahraga juga memacu munculnya endorphin, hormon yang berguna memunculkan kegembiraan. Usaha terakhir dapat menyuruh untuk menuangkan segala perasaan mereka pada saat itu ke dalam buku.

Kecemasan yang jika tidak segera di atasi dapat menyebabkan depresi post partum atau baby blues (Iskandar, dkk, 2007). Adapun rasa cemas dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk depresi post partum pada ibu, dimana keadaan psikosis ibu terganggu. Depresi post partum merupakan suatu keadaan psikosis mendadak. Psikosis adalah suatu kondisi gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya ketidakmampuan membedakan antara realita (kenyataan) dan khayalan (Videbeck, dkk, 2008).

Jumlah ibu post partum di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dari bulan Oktober-Desember 2014 sebesar 28 pasien. Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo pada ibu post partum melalui wawancara dari beberapa ibu yang telah melahirkan kebanyakan dari mereka kelihatan masih lemah, letih dan cemas terhadap kondisi dirinya dan perawatan bayinya. Ibu post partum hari kedua di rumah sakit dianjurkan untuk memulai beraktifitas secara bertahap. Sehubungan dengan masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang gambaran tingkat kecemasan pada ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah ibu post partum di ruang rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu post

(3)

partum pada bulan Maret – Juni 2015. Sampel penelitian sebanyak 30 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data adalah kuesioner. Berisi pertanyaan tentang identitas responden, nomor responden, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas serta pertanyaan untuk menguji tingkat kecemasan responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas lagi karena sudah menggunakan kuesioner baku dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yaitu berisi 14 pertanyaan dengan pilihan jawaban dengan kode angka yang diasosiasikan sebagai berikut : angka 0 “tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)”, angka 1 “ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)”, angka 2 “sedang (separuh dari gejala yang ada)”, angka 3 “berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada), angka 4 “sangat berat (semua gejala ada).

Analisa univariat terdiri dari usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dan tingkat kecemasan ibu post partum. Distribusi frekuensi variabel penelitian dihitung dengan rumus persentase yaitu

Keterangan : X: Persentase

F : Frekuensi hasil pencapaian N: Jumlah seluruh sampel HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo dengan sampel 30 orang, dengan karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden No Karakteristik Responden Jml % 1. Usia (Tahun) 20-30 23 76,7 31-40 7 23,3 2. Pendidikan SMA/SMK 19 63,3 Pendidikan Tinggi 11 36,7 3. Pekerjaan IRT 10 33,3 Pegawai Swasta 13 43,3 PNS 1 3,3 Wiraswasta 6 20,0 4. Paritas Primipara 14 46,7 Multipara 16 53,3 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden, usia terbanyak pada posisi antara 20 – 30 tahun yaitu sejumlah 23 orang (76,7%). Lebih dari separuh responden berpendidikan SMA/SMK yaitu sejumlah 19 orang (63,3%). Ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta menempati posisi terbanyak yaitu 13 orang (43,3%) dan ibu dengan multipara merupakan responden terbanyak yakni 53,3% (16 orang).

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan Jumlah (n) Persentase (%) Ringan 8 26,7 Sedang 22 73,3 Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden ibu post partum mengalami tingkat kecemasan sedang sejumlah 22 orang (73,3%).

Tabel 3

Tabel Silang Tingkat Kecemasan Dengan Karakteristik Responden Karakteristik Responden Tingkat Kecemasan Ringan Sedang Jml % Jml % Usia (Tahun) 20-30 6 20 17 56,7 31-40 2 6,7 5 16,7 Pendidikan SMA/K 7 23,3 12 40 PT 1 3,3 10 33,3 Pekerjaan IRT 2 6,7 8 26,7 Pegawai 3 10 10 33,3 X = F/N x 100%

(4)

Swasta PNS 0 0 1 3,3 Wiraswasta 3 10 3 10 Paritas Primipara 0 0 14 46,7 Multipara 8 26,7 8 26,7

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecemasan sedang dialami pada ibu post partum yang berusia antara 20-30 tahun sebanyak 17 orang (56,7%), berpendidikan SMA/SMK sebanyak 12 orang (40%), pegawai swasta sebanyak 10 orang (33.3%) dan primipara sebanyak 14 orang (46,7%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakteristik ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo menunjukkan bahwa sebagian besar berusia antara 20-30 tahun yakni 76,7% (23 orang) sedangkan sisanya 23,3% berusia antara 31-40 tahun sejumlah 7 orang. Usia ibu post partum rata-rata berada pada rentang 20-30 tahun secara teoritis merupakan usia produktif untuk melahirkan, dengan demikian dari sisi kemampuan fisiologis maupun psikologis sudah cukup mapan dalam arti memiliki kematangan dalam kepribadian akan lebih sukar mengalami stres atau kecemasan.

Sebanyak 19 orang ibu post partum berpendidikan SMA/SMK (63,3 %) sedangkan 36,7% berpendidikan tinggi. Tingkat pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pendidikan yang telah diperoleh, dalam arti luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dengan segala bentuk interaksi individu di lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Tingkat pendidikan menengah berpengaruh pada kecemasan ibu post partum, hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang kurang kemampuan ibu dalam menjalankan peran barunya tidaklah optimal sehingga akan membuat stres atau cemas.

Hasil penelitian tingkat kecemasan ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo menunjukkan dominan kategori kecemasan sedang yakni 73,3% sedangkan

lainnya 26,7% mengalami tingkat kecemasan yang ringan.

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh, perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas normal (Hawari, 2006).

Menurut Stuart ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya cemas. Respon fisiologis seseorang yang mengalami kecemasan sedang adalah sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, diare, gelisah. Respon kognitif: lapang persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.

Respon perilaku dan emosi: meremas tangan, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak (Stuart, 2007). Wanita post partum sering cemas karena harus banyak melakukan penyesuaian, antara lain: tanggung jawab bertambah, kehadiran anggota keluarga baru yang harus diurus, jadwal tidur yang kacau, sehingga membebani ibu baik secara fisik dan psikologis.

Menurut pendapat peneliti dengan melihat hasil pengelolaan data penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden dengan rentang usia 31-40 tahun hanya mengalami tingkat kecemasan ringan. Sedangkan responden yang berpendidikan menengah cenderung mengalami kecemasan sedang. Ibu post partum yang bekerja sebagai pegawai swasta mengalami rasa cemas sedang. Adapun ibu post partum dengan paritas primipara semua responden mengalami tingkat cemas sedang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden faktor-faktor yang mempengaruhi rasa cemas ibu post partum

(5)

adalah tidak mengetahui bagaimana cara mengasuh bayi baru lahir terutama bagi ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan, tidak mengetahui cara perawatan tali pusat, takut memandikan, mengganti popok dan tidak bisa membedong bayinya. Responden merasa cemas ketika ASI nya tidak keluar dan merasa risih saat bayinya rewel.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada 30 responden didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Karakteristik ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo : a. Berusia antara 20 - 40 tahun. b. Mempunyai tingkat pendidikan

menengah (SMA/K) sampai pendidikan tinggi.

c. Jenis pekerjaan yang ada kebanyakan bekerja sebagai pegawai swasta (53,3%).

d. Paritas (kehamilan) ibu didapatkan hampir seimbang antara primipara dan multipara.

2. Sebagian besar ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo mengalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebesar 73,3%.

3. Penjabaran tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik ibu post partum di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo adalah sebagian besar ibu yang berusia antara 20-30 tahun, berpendidikan menengah (SMA/K), pegawai swasta dan paritas primipara mengalami tingkat kecemasan sedang. Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka saran peneliti sebagai berikut:

1. Bagi ibu post partum

Agar ibu pasca melahirkan dapat mengetahui tentang kecemasan post partum dan lebih maksimal mempersiapkan diri menjadi seorang ibu sehingga kecemasan post partum tidak terjadi.

2. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo

Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi khususnya pelayanan pada ibu post partum sehingga ibu merasa tenang dan terbantu.

3. Bagi perawat

Diharapkan lebih meningkatkan perawatan pada ibu post partum yang mengalami kecemasan dengan menggunakan pendekatan terapeutik. 4. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan masukan untuk pengembangan pendidikan serta sebagai bahan bacaan yang dapat menambah referensi perpustakaan. 5. Bagi peneliti lain

Dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat melanjutkan penelitian dengan menggali lebih dalam tentang kecemasan yang di alami oleh ibu post partum.

6. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan peneliti tentang gambaran tingkat kecemasan pada ibu post partum.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Gangguan Kecemasan Sering Menghantui Wanita Yang Baru Saja Melahirkan. Diakses Januari 2015, dari http://health.detik.com/…/gangguan-kecemasan-seringmenghan…

Handayani,A.(2010).Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna. KTI.Universitas Sumatra Utara.

Harniati,Vera.(2007).Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Post Partum di Ruang Bugenvil Rumah

(6)

Sakit Umum Daerah Purbalingga. Universitas Diponegoro Semarang. Hidayat, A.A (2003). Pengantar konsep

dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hawari, D.(2006).Manajemen Cemas dan Depresi.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hung CH.(2001).Predictors of postpartum women's health status. J Nurs Scholarsh 36(4):345-51.

Ibrahim C. (2004). Perawatan Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Bhratara.

Iskandar, Suhandi, Sugi. (2007).Post Partum Blues. Diakses tanggal 12

Februari 2015, dari

http://www.mitrakeluarga.net/kemay oran/kesehatan005.html

Jatman,D.(2000).PsikologiJawa.Yogyakar ta:Yayasan Bentang Budaya.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :Rineka Cipta

Post partum Anxiety: An Ignored Problem. Diakses Januari 2015,dari http://www.kristen-mcclure therapist .com/postpartumanxiety.html

Rahayu, dkk.(2012).Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu Post Partum Yang Mengalami Luka Jahit Perineum

Dengan Motivasi Dalam

Pelaksanaan Ambulasi Dini Di Ruang Cempaka RSUD Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan. Stuart, G. W.( 2007).Buku Saku

Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC

Sword W, Watt S(2005). Learning needs of postpartum women: does socioeconomic status matter? 32(2): 86-92.

Videbeck, Sheila L.(2008).Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden   No  Karakteristik  Responden  Jml  %  1.  Usia (Tahun)  20-30  23  76,7  31-40  7  23,3  2

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan Cemas Menyeluruh merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan adanya kekhawatiran berlebih dan tidak terkendali sehingga Cognitive Behavior Therapy

Kecemasan menurut Syarif (2002) dikemukakan sebagai penyakit kecemasan yakni merasa sempit dan penyakit ketakutan, yang juga diartikan sebagai perasaan sempit, disertai

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan. ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang

Kecenderungan depresi merupakan tinggi rendahnya kemungkinan seseorang mengalami gangguan perasaan yang ditandai dengan adanya kesedihan yang mendalam dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan paritas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kelahiran multipara 17 (56,7%) responden, berdasarkan

Kecemasan yang normal, hal ini ditandai paling sering sebagai perasaan tidak.. menyenangkan, rasa ketakutan, sering disertai dengan gejala otonom seperti

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk melihat hubungan tingkat kecemasan dengan onset laktasi pada

Kecemasan atau yang sering disebut dengan “anxiety” merupakan suatu gangguan psikologis, dimana seseorang dengan gangguan kecemasan akan memiliki ciri seperti ketakutan atau